Ulasan naskah Autis Love
-
Upload
alwi-kosasih -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Ulasan naskah Autis Love
7/23/2019 Ulasan naskah Autis Love
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-naskah-autis-love 1/2
Ulasan naskah “Autis Love”
Sebagai orang yang tidak terlalu suka teenlit, saya bisa bilang novel ini
mudah dibaca. Gaya penulisannya mengalir, memberi ruang bagi pembaca
untuk turut mendalami menjadi tokoh utama dan menjadikan pikiran tokoh
utama sebagai pikiran pembaca. Ditambah bahasa yang dialektis melayumenunjukkan ciri khas kedaerahan sumateranya. Tapi, karakterisasi Ryan
terkesan tidak masuk akal dan paradoks. Banyak hal yang seolah
menunjukkan dia tidak menderita autis karena keterbukaannya, seolah-olah
dia cukup cakap berdialog tanpa keterbatasan kosakata ditambah lagi Ryan
suka membaca sastra!, dan kecenderungannya untuk akti" dalam interaksi
dan tanya ja#ab, itu pun belum termasuk pembahasan posturnya yang
digambarkan proporsional, yang sepertinya agak janggal kecuali mungkin
Ryan rutin berenang!. $ni perlu direvisi, lebih sedikit interaksi verbal dan lebih
banyak cara penyampaian nonverbal akan lebih menunjukkan bah#a Ryan
penderita autis akut terba#a hingga de#asa! bukan penderita autis yang
sudah mendekati sembuh karena kede#asaannya lagi pula, menurut
penelitian kebanyakan kasus autis yang terba#a hingga de#asa hanya
terbatas pada usia %&-%' tahun, setelah itu mengalami perubahan yang
signi(kan bertahap, berbeda halnya jika epilepsi!. Di luar itu, penggambaran
)tampan* Ryan yang klise harus dibiarkan, atau ini akan berubah dari teenlit
menjadi buku sosial.
+da beberapa hal yang terkesan aneh dan janggal, misalnya
keterkaitan hubungan darah antara Ryan dan Baim terkesan klise dan
murahan. engejutkan, tapi gampangan. alu, pembayaran a#al % juta
yang mengejutkan itu seperti tak ada artinya. Seolah penulis ingin menyuplai
kebutuhan tokoh utama agar mempermudah penceritaan selanjutnya, tapi
terkesan janggal dan lagi-lagi, klise dan murahan, terutama saat Brenda tidak
mempertanyakan pada aryati soal jumlah yang dia dan /la! rasa terlalu
besar. 0un, tak ada pembahasan lanjutan pada aryati di bab selanjutnya.
Sekaya apa pun aryati, ini tetap janggal. 0ertemuan dengan 1ranky di
bioskop tidak ada gunanya. 2anya membuat penceritaan menjadi bertele-
tele. agi pula, cara menutupnya pun terkesan terlalu terburu-buru. 1irasat
/la membuat Brenda selamat dari serangan Baim3 4lise dan dibuat-buat.
Sebaiknya /la memang sedang mampir atau mereka berdua sedang di
tempat umum. asalah keterangan #aktu agak rancu dan saling berla#anan.
lihat soal sakso"on, aryati bilang belum pernah dengar, tapi selanjutnya diabilang dulu dia pernah dengar, sebelum Ryan patah hati!. 4on5ik terlalu
lemah dan diceritakan terburu-buru disbanding bagian pembuka yang lebih
panjang. Terlebih lagi, menurut saya, kon5ik batin Brenda antara 6uda-Dedy-
Baim-Ryan di usianya yang masih dini 77 tahun!, agak kurang kuat.
0ertemuan dengan istri Dedy terlalu singkat dan tidak cepat disudahi, dan
7/23/2019 Ulasan naskah Autis Love
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-naskah-autis-love 2/2
perubahan sikap aryati di bab-bab kahir terkesan janggal, terlalu mudah,
terlalu dibuat-buat.
alu, secara teknis penceritaan, dialog penjelasan tentang autism dari
dokter terkesan terlalu teoritis dan membosankan. 8anggal karena tidak
seperti obrolan tanya ja#ab, lebih seperti membaca teks. +da lagi, dongengputri hijau yang disajikan dalam bentuk paragra" panjang, padahal tidak ada
pengaruhnya dalam alur cerita sama sekali. 9ntuk apa3 ebih baik
dipersingkat, misalnya Brenda menceritakan inti ceritanya, atau buat ada
kesinambungan, misal, kisah perjuangan dalam dongeng tersebut sebaiknya
dijadikan penguat di adegan kelak isalnya, :+ku ingin menyelamatkan
Brenda seperti 0utri 2ijau yang diselamatkan naga dari laut. alu Ryan terjun
ke dalam air dan menyelamatkan Brenda.;! Seperti halnya kisah 0utri 2ijau,
5ashback kisah terjadinya danau toba pun sama. Bertele-tele dan tidak rapi
karena terlalu diktatis. 4alau memang mau memasukkan unsur budaya batak
dan sejarahnya ke dalam cerita, sebaiknya jangan hanya sekadar tekstual,
tapi dilebur bersama dialog dan kon5iknya, atau ini akan jadi sekadar
pengganggu jalan cerita, intermeso yang terlalu panjang.
Dialog yang penggunaan bahasanya campuk aduk antara bahasa
percakapan, bahasa asing, bahasa baku, dan akses kedaerahan membuat
dialog mengalir agak janggal. Dan juga, penamaan tokoh tidak konsisten,
Reynold-Renold, 2andrian-+ndrean.
4esimpulannya, novel ini sepertinya hanya menjual istilah :autis; ke
dalam kisah romansa remaja tanpa menjadikannya inti cerita, hanya sekadar
pelengkap. $nti cerita ada di kegalauan Brenda, sementara kon5ik disajikan
terlalu cepat dan terlalu mudah selesai. Tapi, apa mau dikata3 Bukankah
memang kisah remaja harus klise3 4elemahannya, kisah ini terlalu
gampangan, kelebihannya, pembaca akan kece#a dengan buku ini S/T/+2
S//S+$ membacanya. 6a, gaya penceritaannya halus, enak dibaca, tidak
sulit untuk menamatkan %' bab naskah ini dalam beberapa jam.
Saran, akan jauh lebih baik jika karakter Ryan ditonjolkan lebih
mendalam, tokoh co#ok yang mengejar Brenda dikurangi agar "okus
penceritaannya, dan buat beberapa bab khusus menceritakan Ryan,
memposisikan sebagai Ryan dan keautisannya, kurangi bahasa verbalnya,
perbanyak nonverbal. Dengan begitu, judulnya akan lebih pas. +taumudahnya, ganti judulnya jadi :4isah Brenda;. Bagian penjelasan dokter
tentang autis dibuat lebih ringan, bagian sejarah danau toba dan putri hijau
dibuat hubungannya dengan hidup mereka. ungkin renungan, mungkin
sekadar tindakan yang mengacu pada kisah itu.