ukm

73
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Puskesmas (2) Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian (2) Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 1. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. 2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. 3. Penanggungjawab Penyelenggaraan 5

description

public health

Transcript of ukm

Page 1: ukm

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Puskesmas(2)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian(2)

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),

puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis

operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit

pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan

di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan yang optimal.

3. Penanggungjawab Penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kesehatan Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya

sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota sesuain dengan kemampuannya.

4. Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu

puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,

dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau

5

Page 2: ukm

RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional

bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan/Kota.

2.1.2 Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan

yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang

hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.(2)

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapi mencakup 4 indikator

utama yakni:(2)

a. Lingkungan sehat

b. Perilaku sehat

c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada

visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya

Kecamatan Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat

serta wilayah kecamatan setempat.(2)

2.1.3 Misi(2)

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendunkung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional

Misi tersebut adalah:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatn di wilayah

kerjanya. Puskesmas akan selalu mengerakkan pembangunan sektor

lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan

aspek kesehatan, yakni pembangunan yang tidak menimbulkan

dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap

lingkungan dan perilaku masyarakat.

6

Page 3: ukm

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap

keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya

makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan

pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup

sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standart dan memuaskan

masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta

meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau

oleh seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan

menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan

puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang

bersangkutan.

2.1.4 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas

agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka

mewujudkan Indonesia Sehat 2015.(2)

2.1.5 Fungsi Puskesmas(2)

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

7

Page 4: ukm

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan

dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung

pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan

melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,

upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan

dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya

masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehjatan tingkat pertama yang menjadi

tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit

dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu

ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara meningkatkan

8

Page 5: ukm

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan

masyarakat lainnya.

2.2 Upaya Kesehatan Puskesmas(2)

Di dalam puskesmas terdapat upaya-upaya yang dilakukan, baik

dengan sasaran individu maupun kelompok masyarakat, upaya-upaya

kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Upaya kesehatan wajib

Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasrkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya

ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya

kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang

ada di wilayah Indonesia, yang termasuk di dalam upaya kesehatan wajib

diantaranya adalah:

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Upaya pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat

serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya

kesehatan pengembangan dipilih dari upaya kesehatan pokok puskesmas

yang telah ada, yaitu:

a. Upaya kesehatan sekolah

b. Upaya kesehatan olahraga

c. Upaya keperawatan kesehatan masyarakat

d. Upaya kesehatan kerja

9

Page 6: ukm

e. Upaya kesehatan gigi dan mulut

f. Upaya kesehatan jiwa

g. Upaya kesehatan mata

h. Upaya kesehatan usia lanjut

i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

2.3 Sekilas Profil Puskesmas Nelayan Tahun 2012

2.3.1 Visi dan Misi Puskesmas Nelayan

2.3.1.1 Visi :

Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang ramah, profesional

dan partisipatif untuk mencapai masyarakat sehat.(5)

2.3.1.2 Misi :(5)

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang ramah, profesional, dan

partisipatif untuk mencapai masyarakat sehat di wilayah Puskesmas

Nelayan

Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau dalam bentuk kesehatan promotif, preventif dan kuratif.

Membangun citra pelayanan dengan memperlakukan pengguna

layanan sebagai pusat perhatian.

Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

Meningkatkan kualitas SDM dengan Diklat.

2.3.2 Geografis dan demografi(5)

UPT PUSKESMAS Nelayan adalah salah satu dari 32 puskesmas

yang ada di kabupaten gresik.

Terletak di wilayah kecamatan Gresik.

Di Kecamatan Gresik ada 3 puskesmas, yaitu Puskesmas Nelayan,

Puskesmas Alun-alun, dan Puskesmas Industri.

10

Page 7: ukm

Data Wilayah(5)

1. LUAS WILAYAH : 1,79461 km2

Wilayah Dat. Rendah : 100 %

Wilayah Dat. Tinggi : 0 %

2. BATAS WILAYAH

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Aloon-Aloon

Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Industri

Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas Manyar

3. JUMLAH DESA : 4

Tlogopojok

Sukodono

Lumpur

Karang Turi

LAKI-LAKI Umur PEREMPUAN

576 >59 th 651

465 55-58 th 479

646 50-54 th 660

662 45-49 th 688

701 40-44 th 712

747 35-38 th 755

814 30-34 th 815

838 25-29 th 862

868 20-24 th 895

986 15-19 th 1008

920 10-14 th 941

861 5-9 th 857

804 0-4 th 831

11

Page 8: ukm

I 0 0

I

1200 1200

4. DATA KEPENDUDUKAN(5)

• Jumlah penduduk : 21.322 Jiwa

• Jumlah Kepala Keluarga : 4.730 KK

• Jumlah Keluarga Miskin : 1.693 Jiwa

• Jumlah Bayi ( < 1 tahun ) : 704 bayi

• Jumlah Anak Balita ( 1-4 tahun ) : 1.747 anak

• Jumlah Anak Pra Sekolah ( 5-6 tahun ) : 760 anak

• Jumlah Wanita Usia Subur : 6.076 orang

• Jumlah Pasangan Usia Subur : 12.083 orang

• Jumlah ibu hamil : 387 orang

• Jumlah ibu bersalin : 356 orang

• Jumlah ibu nifas : 356 orang

• Jumlah ibu meneteki : 704 orang

• Jumlah Usia Lanjut : 1.228 orang

• Jumlah Usia Pra Lansia : 3.551 orang

5. DATA SOSIAL EKONOMI(5)

Tabel 2.1

Data Pekerjaan Penduduk

Tlogopojok

Sukodono

Lumpur KarangTuri Jumlah

PNS 20 19 42 53 134

TNI Polri 4 1 1 10 16

Swasta 559 97 342 361 1359

Pedagang 68 326 785 903 2082

Pengemudi 42 0 0 0 42

Tukang 46 1 0 13 60

12

Page 9: ukm

Petani 0 0 6 0 6

Pensiunan 0 9 8 9 26

Nelayan 0 0 1782 0 1782

Pengusaha 8 0 0 0 8

Dokter 2 0 4 0 6

Lain-lain 1 180 27 7 215

Jumlah 750 633 2997 1356 5736

1. DATA PENDIDIKAN

Jumlah sekolah

• Taman Kanak-Kanak : 4 buah

• SD / MI : 9 buah

• SLTP / MTs : 2 buah

• SMU / MA : -

• Akademi : -

• Perguruan Tinggi : -

Jumlah murid

• Taman Kanak-Kanak : 495 murid

• SD / MI : 2.596 murid

• SLTP / MTs : 560 murid

• SMU / MA : -

• Akademi : -

• Perguruan Tinggi : -

2.3.3 Data Khusus(5)

1. DERAJAT KESEHATAN

• Jumlah Kematian Ibu : 0 orang

• Jumlah Kematian Perinatal : 0 orang

• Jumlah Kematian Neonatal : 0 orang

• Jumlah Lahir Mati : -

• Jumlah Lahir Hidup : 423 orang

• Jumlah Kematian Bayi : 3 bayi

13

Page 10: ukm

• Jumlah Kematian Balita : 2 anak

• Jumlah Kematian semua Umur : 154 orang

2. KETENAGAAN

• Dokter Spesialis : -

• Dokter Umum : 3 orang

• Dokter Gigi : 2 orang

• Dokter Mahir Jiwa : -

• Apoteker : -

• Sarjana Kesehatan Masy. : 1 orang

• Bidan : 8 orang

• Bidan Desa : 4 orang

• Perawat Kesehatan

SPK : 3 orang

D3 Keperawatan : 8 orang

• Perawat Gigi / Tehniker Gigi : 1 / - orang

• Perwat Mahir Jiwa : -

• Sanitarian / D3 Kesling : 1 / - orang

• Petugas Gizi / S1 Gizi : 1 / - orang

• Asisten Apoteker : 1 orang

• Analis Lab / D3 Lab : 2 / - orang

• Juru imunisasi / Juru Malaria : -

• Tenaga Administrasi : 3 orang

• Sopir / Penjaga : 1 / - orang

• Lain – lain : -

2.4. Air Susu ibu ( ASI )

2.4.1 Definisi ASI

Menurut PP no 33 Pasal 1 ayat 1 air susu ibu yang selanjutnya

disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.(6)

Air susu ibu adalah cairan hidup yang mengandung sel-sel darah putih,

imunoglobulin, enzim dan hormon serta protein spesifik, dan zat gizi lainnya

yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.(6)

14

Page 11: ukm

ASI adalah suatu cairan tanpa tanding ciptaan Tuhan yang memenuhi

kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan

penyakit. Keseimbangan zat-zat dalam ASI berada dalam tingkat terbaik dan

air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda.

Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang

mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan pertumbuhan sistem saraf.(6)

2.4.2 Definisi ASI Eksklusif

Menurut PP no 33 pasal 1 ayat 2 ASI eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan

atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.(6)

2.4.3 Klasifikasi ASI

2.4.3.1 Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara

dengan volume berkisar 150-300 ml/24 jam, mengandung tissue debris dan

residual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar payudara

sebelum dan setelah melahirkan. Kolostrum ini disekresi kelenjar payudara dari

hari ke-1 sampai hari ke-3 atau ke-4 dan komposisi dari kolostrum ini dari hari

ke hari selalu berubah. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan

tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar

(pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus

bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini

menyebabkan bayi yang mendapatkan ASI pada minggu pertama sering

defekasi dan feses berwarna hitam. Kolostrum lebih banyak mengandung

protein dibanding ASI matur, perbedaan dengan ASI matur dimana protein

yang utama adalah kasein di dalam kolostrum yang utama “globulin”, sehinnga

dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.(7)

2.4.3.2 Air Susu Masa Transisi / Susu Awal / Fore Milk

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang

matur. ASI ini disekresi pada hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi.

15

Page 12: ukm

Kadar protein semakin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

makin tinggi. Volume ASI juga akan meningkat.(7)

Warna ASI ini lebih bening dibanding kolostrum dan susu akhir. Apabila

bayi memperoleh susu awal lebih banyak maka semua kebutuhan akhir akan

terpenuhi, bayi tidak memerlukan air minum selain ASI sebelum berusia 6

bulan, walaupun tinggal di daerah yang beriklim panas. Jika bayi haus diberi

tambahan air minum maka bayi akan kurang memperoleh ASI.(7)

2.4.3.3 Air Susu Matur / Susu Akhir / Hind Milk

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 sampai seterusnya.

ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan

perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai

dikenakan makanan lain selain ASI. Volumenya 300-800 ml/24 jam. Dalam

susu matur terdapat anti mikrobakterial faktor yaitu (7)

- Antibodi terhadap bakteri dan virus

- Cell ( fagosit, granulosit, makrofag, limfosit T)

- Enzim ( lisosim, laktoperoksida )

- Protein ( laktoferin, B12 binding protein )

- Faktor resisten terhadap staphilococcus

- Komplemen ( C3 dan C4 )

Komposisi ASI antara lain 88,1 % mengandung air, 3.8% lemak, 0,9%

protein, 7,0% laktosa, dan 0,2% zat gizi lain. Salah satu fungsi utama air

adalah untuk mengeluarkan kelebihan bahan-bahan larut melalui air seni. Zat-

zat yang dapat larut ( misalnya sodium, potasium, nitrogen, dan klorida )

disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum

sempurna hingga usia 3 bulan, mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut

lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya. Oleh

karena ASI mengandung sedikit bahan larut, maka bayi tidak membutuhkan air

sebanyak anak-anak atau orang dewasa.(7)

2.4.4 Volume Produksi ASI

Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai

menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi

16

Page 13: ukm

lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus

bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai

usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya

selama 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu

memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu

menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi

oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.(7)

Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak

yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh

bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.(7)

Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan

mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. Akan tetapi penelitian yang

dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya

variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24

jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.(8)

Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama

sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya

dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang

berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa

kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI. (8)

Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya

dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6

bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.

Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah

pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan

lemak dalam tubuhnya, yang akan digunakan sebagai salah satu komponen

ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang

terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu

dapat meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang

kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan

akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana

17

Page 14: ukm

ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan “marasmus” pada bayi-

bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.(8)

2.4.5 Perbedaan ASI, Susu Sapi dan Susu Formula

Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Boart, National

research Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi

Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel

berikut:(7)

Tabel 2.2. Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi

Zat-zat gizi Kolostrum Asi Susu sapi

Energi (K Cal)

Protein (g)

Kasein/whey

Kasein (mg)

Laktamil bumil (mg)

Laktofein

Ig A (mg)

Laktosa (g)

Lemak (g)

Vitamin

Vit A (mg)

Vit B1 (mg)

Vit B2 (mg)

Asam nikotinmik (mg)

58

2,3

140

218

330

364

5,3

2,9

151

1,9

30

75

70

0,9

1:1,5

187

161

167

142

7,3

4,2

75

14

40

65

3,4

1:1,2

-

-

-

-

4,8

3,9

41

43

1145

18

Page 15: ukm

Vit B6 (mg)

Asam pantotenik

Biotin

Asam folat

Vit B12

Vit C

Vit D (mg)

Vit Z

Vit K (mg)

Mineral

Kalsium (mg)

Klorin (mg)

Tembaga (mg)

Zat besi (ferrum) (mg)

Magnesium (mg)

Fosfor (mg)

Potassium (mg)

Sodium (mg)

Sulfur (mg)

-

183

0,06

0,05

0,05

5,9

-

1,5

-

39

85

40

70

4

14

74

48

22

160

12-15

246

0,6

0,1

0,1

5

0,04

0,25

1,5

35

40

40

100

4

15

57

15

82

64

340

2,8

13

0,6

1,1

0,02

0,07

130

108

14

70

12

1120

145

58

30

Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat

pada tabel 1. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak

19

Page 16: ukm

protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan

sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein dalam susu sapi

yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi,

sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian

protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak

dan lebih mudah dicerna serta diserap oleh usus bayi.(7)

Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat

dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat

lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.(7)

Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus

sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat

tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan

juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.(7)

Tabel 2.3 Kandungan ASI, Susu Sapi dan Susu Formula

20

Page 17: ukm

2.4.6 Manfaat ASI (8)

1. ASI merupakan sumber gizi sempurna

ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Faktor pembentukan

sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey

(protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak dari casein

(protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan).komposisi ini

menyebabkan ASI mudah diserap oleh bayi.

2. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi sudah dibekali immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) yang

didapat dari ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar

zat ini akan turun cepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi

21

Page 18: ukm

immunoglobulin dalam jumlah yang cukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat

kadar immunoglubolin bawaan menurun, sementara produksi sendiri belum

mencukupi, bisa muncul kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Di sinilah

ASI berperan bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi

kesenjangan yang mungkin timbul. ASI mengandung zat kekebalan tubuh

yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus,

dan jamur. Colostrum (cairan pertama yang mendahului ASI) mengandung

zat immunoglobulin 10 - 17 kali lebih banyak dari ASI.

3. ASI eklusif meningkatkan kecerdasan dan kemandirian anak

Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan

cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan

pertama kehidupannya. Di dalam ASI terdapat beberapa nutrien untuk

pertumbuhan otak bayi di antaranya taurin, yaitu suatu bentuk zat putih

telur khusus, laktosa atau hidrat arang utama dari ASI, dan asam lemak

ikatan panjang - antara lain DHA dan AA yang merupakan asam lemak

utama dari ASI.

Hasil penelitian tahun 1993 terhadap 1.000 bayi prematur

membuktikan, bayi-bayi prematur yang mendapat ASI eksklusif mempunyai

IQ lebih tinggi secara bermakna yaitu 8,3 poin lebih tinggi dibanding bayi

premature yang tidak diberi ASI. Pada penelitian Dr. Riva dkk.

menunjukkan anak-anak usia 9,5 tahun yang ketika bayi mendapat ASI

eksklusif, ditemukan memiliki IQ mencapai 12,9 poin lebih tinggi

dibandingkan anak-anak yang ketika bayi tidak mendapatkan ASI.

4. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Jalinan kasih sayang yang baik adalah landasan terciptanya

keadaan yang disebut secure attachment. Anak yang tumbuh dalam

suasana aman akan menjadi anak yang berkepribadian tangguh,

percaya diri, mandiri, peduli lingkungan dan pandai menempatkan diri.

Bayi yang mendapat ASI secara eksklusif. akan sering dalam dekapan

ibu saat menyusu, mendengar detak jantung ibu, dan gerakan

22

Page 19: ukm

pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan sering merasakan

situasi seperti saat dalam kandungan: terlindung, aman dan tenteram.

2.4.7 Manfaat Menyusui Bagi Ibu

Menyusui memberi keuntungan untuk ibu, karena tidak perlu

mensterilkan botol, tidak perlu membeli susu formula, menakar dan

mencampurnya. Oleh karena menyusui bayi memerlukan ekstra kalori, maka

ibu yang ingin berat badannya kembali seperti semula dapat terbantu.

Menyusui juga merangsang uterus untuk berkontraksi kembali ke ukurannya

semula sebelum hamil sehingga membantu mengurangi perdarahan setelah

melahirkan.(8)

Menyusui ekslusif selama 6 bulan juga akan meningkatkan kadar

antibodi dalam sirkulasi darah ibu sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya

infeksi setelah lahir. Perdarahan post partum berkurang dihubungkan dengan

peningkatan konsentrasi oksitosin. Resiko kanker payudara, kanker ovarium,

dan osteoporosis pasca menopause dilaporkan juga lebih kecil pada ibu

menyusui.(8)

Selama ini dilaporkan bahwa menyusui dapat berperan sebagai satu

cara kontrasepsi, karena selama menyusui ovulasi akan tertekan sehingga

kemungkinan hamil selama menyusui sangat kecil. Ibu tidak akan mengalami

ovulasi.(8)

2.4.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam produksi ASI antara lain: (3)

1. Frekuensi Penyusuan

Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi

hormon dalam kelenjar payudara.

2. Berat Lahir

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI

yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr).

23

Page 20: ukm

Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan

lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal

yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin

dalam memproduksi ASI.

3. Umur Kehamilan

Saat melahirkan Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik

ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan

kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap

secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang

lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi

prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum

sempurnanya fungsi organ.

4. Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.

Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks

dan nyaman.

5. Konsumsi Rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat

pelepasan oksitosin.

6. Konsumsi Alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu

merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI,

namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin.

7. Pil Kontrasepsi

24

Page 21: ukm

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin

berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI, sebaliknya bila pil

hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap

volume ASI. Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin

untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.

8. Aspek gizi ibu

Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi ASI adalah

intake pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam

penggunaan zat gizi. Perubahan status gizi ibu yang mengubah

komposisi ASI dapat berdampak positif, netral, atau negatif terhadap

bayi yang disusui. Bila asupan gizi ibu berkurang tetapi kadar zat gizi

dalam ASI dan volume ASI tidak berubah maka zat gizi untuk sintesis

ASI diambil dari cadangan ibu atau jaringan ibu.

2.4.9 Alasan Tidak Menggunakan Pengganti ASI

Ketika menyusui secara eksklusif tidak lagi menjadi suatu

‘keharusan’, biasanya para ibu dengan mudahnya berpaling pada susu

formula. Oleh karena itu WHO merekomendasikan para ibu untuk

menyusui secara ekslusif selama 6 bulan, melanjutkannya dengan

pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dari bahan-bahan lokal

yang kaya nutrisi sambil tetap memberikan ASI / menyusui sampai anak

berusia 2 tahun atau lebih.(3)

Resiko pemberian susu formula untuk bayi dan anak-anak(1)

1.4.9.1. Meningkatkan resiko asma

Sebuah penelitian di Arizona, Amerika Serikat yang menggunakan

sampel 1.246 bayi sehat menunjukkan hubungan yang kuat antara

menyusui dan gangguan pernafasan pada bayi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa anak-anak di bawah umur 6 tahun yang tidak

disusui sama sekali, akan memiliki resiko gangguan pernafasan

tiga kali lebih besar dibandingkan dengan anak-anak yang disusui

25

Page 22: ukm

Penelitian pada 2.184 anak yang dilakukan oleh Hospital for Sick

Children di Toronto, Kanada menunjukkan bahwa resiko asma dan

gangguan pernapasan mencapai angka 50% lebih tinggi pada bayi

yang diberi susu formula, dibandingkan dengan bayi yang

mendapatkan ASI sampai dengan usia 9 bulan atau lebih.

Para peneliti di Australia Barat melakukan penelitian terhadap 2602

anak-anak untuk melihat peningkatan resiko asma dan gangguan

pernafasan pada 6 tahun pertama. Anak-anak yang tidak

mendapatkan ASI beresiko 40% lebih tinggi terkena asma dan

gangguan pernafasan dibandingkan dengan anak-anak yang

mendapatkan ASI eksklusif sekurangnya 4 bulan. Para peneliti ini

merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif sekurangnya 4

bulan untuk mengurangi resiko terkena asma dan gangguan

pernafasan

Para ahli melihat pada 29 penelitian terbaru untuk mengevaluasi

dampak ‘melindungi’ terhadap asma dan penyakit pernapasan

atopik lainnya yang diberikan oleh ASI. Setelah menggunakan

kriteria penilaian yang ketat, terdapat 15 penelitian yang memenuhi

persyaratan untuk dievaluasi, dan ke-15 penelitian tersebut

menunjukkan manfaat/efek melindungi yang diberikan oleh ASI dari

resiko asma. Para ahli menyimpulkan, tidak menyusui atau

memberikan ASI pada bayi akan meningkatkan resiko asma dan

penyakit pernafasan atopik

2.4.9.2 Meningkatkan resiko alergi(1)

Anak-anak di Finlandia yang mendapatkan ASI lebih lama memiliki

resiko lebih rendah untuk terkena penyakit atopik, eksim, alergi

makanan dan gangguan pernafasan karena alergi. Pada usia 17

tahun, resiko gangguan pernafasan karena alergi pada mereka

yang tidak mendapatkan ASI (atau mendapat ASI dalam jangka

waktu pendek) adalah 65%, sementara pada mereka yang disusui

lebih lama hanya 42%

26

Page 23: ukm

Bayi yang memiliki riwayat asma/gangguan pernafasan karena

memiliki riwayat alergi dari keluarganya, diteliti untuk penyakit

dermatitis atopik dalam tahun pertama kehidupannya. Menyusui

eksklusif selama tiga bulan pertama diakui dapat melindungi bayi

dari penyakit dermatitis

Pengaruh dari konsumsi harian ibu akan vitamin C dan E pada

komposisi anti-oksidan di ASI sebagai zat yang melindungi bayi dari

kemungkinan terkena penyakit atopik diteliti. Makanan yang

dikonsumsi oleh ibu yang menderita penyakit atopik dipantau

selama 4 hari, kemudian diambil sampel ASI dari ibu yang memiliki

bayi dengan usia 1 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

konsumsi vitamin C sehari-hari pada makanan ibu dapat

meningkatkan kadar vitamin C pada ASI. Semakin tinggi kadar

vitamin C pada ASI dapat menurunkan risiko terkena penyakit

atopik pada bayi

2.4.9.3 Meningkatkan resiko infeksi saluran pernapasan(1)

Anak-anak di Brazil yang tidak disusui/mendapatkan ASI beresiko

16,7 kali lebih tinggi terkena pneumonia dibandingkan anak-anak

yang semasa bayinya disusui secara eksklusif

Untuk menentukan faktor-faktor resiko dalam mendeteksi ISPA

pada balita, sebuah rumah sakit di India membandingkan 201

kasus dengan 311 kunjungan pemeriksaan. Menyusui adalah salah

satu dari sekian faktor yang dapat menurunkan tingkat risiko ISPA

pada balita

Beberapa sumber yang digunakan untuk meneliti hubungan antara

menyusui dan resiko ISPA pada bayi yang lahir cukup bulan.

Analisis dari data-data yang diteliti menunjukkan pada negara-

negara berkembang, bayi yang diberikan susu formula mengalami

3 kali lebih sering gangguan pernafasan yang membutuhkan

perawatan intensif di rumah sakit, dibandingkan dengan bayi yang

diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih

27

Page 24: ukm

2.4.9.4 Meningkatkan resiko infeksi dari susu formula yang

terkontaminasi(1)

Pada kasus tercemarnya susu formula dengan Enterobacter

Sakazakii di Belgia, ditemukan 12 bayi yang menderita Necrotizing

Enetrocolitis (NEC) dan 2 bayi yang meninggal setelah

mengkonsumsi susu formula yang tercemar bakteri tersebut

Sebuah kasus di Amerika Serikat menyebutkan bahwa seorang

bayi berusia 20 hari meninggal dunia karena menderita panas,

tachyardia¸dan mengalami penurunan fungsi pembuluh darah

setelah diberikan susu formula yang tercemar bakteri E-Sakazakii

di NICU

2.4.9.5 Meningkatkan infeksi saluran pencernaan(1)

Tujuh ratus tujuh puluh enam bayi dari New Brunswick, Kanada,

diteliti untuk mengetahui hubungan antara pernapasan dan

penyakit gastrointestinal dengan menyusui selama enam bulan

pertama kehidupan.  Meskipun angka pemberian ASI ekslusif

rendah, hasil menunjukkan efek perlindungan yang signifikan

terhadap total penyakit selama enam bulan pertama

kehidupan. Bagi mereka yang disusui ASI , insidensi infeksi

gastrointestinal adalah 47 per persen lebih rendah; tingkat penyakit

pernapasan adalah 34 persen lebih rendah daripada mereka yang

tidak disusui.

Perbandingan antara bayi yang menerima ASI terutama selama 12

bulan pertama kehidupan dan bayi yang secara eksklusif diberikan

susu formula atau disusui ASI selama selama tiga bulan atau

kurang, menemukan bahwa penyakit diare dua kali lebih tinggi

untuk bayi yang diberikan susu formula dibandingkan mereka yang

disusui ASI.

Dukungan menyusui di Belarus secara signifikan mengurangi

insiden infeksi gastrointestinal sampai dengan 40 persen

28

Page 25: ukm

2.4.10 Cara Perawatan Payudara

Perawatan payudara dilakukan 2x sehari sebelum mandi. Berikut ini

adalah langkah-langkah perawatan payudara yang baik dan benar: (3)

1. Sediakan alat-alat sebagai berikut : handuk, kapas, minyak kelapa, bedak

talk dan dua waskom, masing-masing berisi air hangat dan air dingin.

2. Oleskan minyak kelapa ke payudara dengan kapas. Dengan kedua tangan

urutlah kedua payudara yaitu dari tengah ke samping kemudian ke

bawah, dari tengah ke samping kemudian ke bawah, dari tengah ke

samping kemudian ke bawah, kemudian dari pangkal payudara ke arah

putting susu.

3. Ketuk-ketuklah sekeliling puting dengan ujung-ujung ruas jari.

4. Tarik-tariklah puting susu keluar, terutama kalau putting susu kecil dan

letaknya masuk ke dalam agar terbentuk puting susu sehingga

memudahkan bayi untuk menyusui

5. Mandikanlah payudara dengan air hangat, kemudian dengan air dingin

berganti-ganti beberapa kali. Keringkanlah dengan handuk bersih bila

perlu beri bedak talk.

6. Pakailah kutang atau BH yang sesuai besarnya dengan pertumbuhan

payudara. Ingat jangan bersihkan puting dengan sabun atau alkohol

karena menyebabkan puting lecet/sakit.

Langkah-langkah pengurutan payudara diatas tampak pada gambar

dibawah ini:

29

Page 26: ukm

Gambar 2.1 Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke

bawah(3)

Gambar 2.2 Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping

kemudian ke atas3)

Gambar 2.3 Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping

kemudian ke bawah(3)

30

Page 27: ukm

Gambar 2.4 Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting(3)

2.4.11 Cara menyusui yang baik dan benar

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusui : (3)

1. Posisi badan ibu dan badan bayi

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang

tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

1) Ibu duduk, berdiri atau berbaring santai.

2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.

3) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.

4) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah

payudara ibu.

5) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.

6) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam

satu garis dengan leher dan lengan bayi.

7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan

pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

Gambar 2.5 Posisi menyusui sambil berdiri yang benar(3)

31

Page 28: ukm

Gambar 2.6 Posisi menyusui sambil duduk yang benar(3)

Gambar 2.7 Posisi menyusui sambil rebahan yang benar(3)

2. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu(3)

1) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain

menopang dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara

dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), di belakang

areola (kalang payudara).

2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex)

dengan cara:

(1) Menyentuh pipi dengan puting susu.

32

Page 29: ukm

(2) Menyentuhkan sisi mulut bayi dengan putting susu

3) Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar

dan lidah ke bawah.

4) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara

menekan bahu belakang bayi bukan bagian belakang kepala.

5) Posisikan putting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-

hadapan dengan hidung bayi.

6) Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit mulut

bayi.

7) Usahakan sebag ian besar areola (kalang payudara) masuk ke

mulut bayi, sehingga putting susu berada diantara pertemuan

langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang

lunak (palatum molle).

8) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan

gerakan memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus latiferus

yang terletak dibawah kalang payudara.

9) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,

payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

10) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan

hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.

Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari

payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu.

11) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-

elus bayi.

33

Page 30: ukm

Gambar 2.8 Cara memegang payudara(3)

Gambar 2.9 Cara merangsang mulut bayi(3)

Gambar 2.10 Perlekatan benar(3)

3. Tanda-tanda posisi menyusui yang benar(3)

1) Tubuh bagian depan bayi menepel pada tubuh ibu.

2) Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

34

Page 31: ukm

3) Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar

payudara (payudara bagian bawah)

4) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan

bayi.

5) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka.

6) Sebagian besar areola tidak tampak.

7) Bayi menghisap dalam dan perlahan dan diberi jeda untuk bayi

bernafas.

8) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.

9) Terkadang terdengar suara bayi bernafas.

10) Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.

Gambar 2.11 Teknik menyusui yang benar(3)

1. Tanda-tanda posisi menyusu yang salah(3)

1) Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara.

2) Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi

terputar.

3) Sebagian besar daerah areola masih terlihat.

4) Bayi menghisap sebentar-bentar.

5) Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu.

35

Page 32: ukm

6) Kadang-kadang bayi minum berjam-jam.

7) Puting ibu lecet dan sakit.

Gambar 2.12 Perlekatan salah(3)

2.4.12 Lama dan frekuensi menyusui

Waktu atau lama menyusui tidak perlu dibatasi dan frekuensi tidak

perlu dijadwal. Susuiah sesuai kebutuhan bayi biasanya 8-10 kali sehari,

termasuk menyusui waktu malam hari.(3)

2.4.13 Cara menghentikan bayi menyusu

Apabila bayi selesai disusui tapi mulutnya masih melekat pada putting

susu ibu, maka ibu dapat menekan sudut mulut bayi dengan jari atau tekan

dagu bayi dan bayi akan melepas putting dengan perlahan.(3)

2.4.14 Cara menyendawakan bayi

Letakkan bayi tegak lurus pada bahu dan topang kepala bayi atau

letakkan bayi pada pangkuan ibu dan perlahan-lahan diusap belakangnya

sampai bersendawa. Kalau bayi sudah tertidur baringkan miring ke kanan

atau tengkurap. Udara akan keluar dengan sendirinya.(3)

36

Page 33: ukm

Gambar 2.13 Menyendawakan dengan meletakkan bayi pada bahu ibu(3)

Gambar 2.14 Menyendawakan dengan meletakkan bayi tengkurap pada

pangkuan ibu.(3)

2.4.15 Cara mengosongkan payudara

Menurut Depkes, 2005 langkah-langkah mengosongkan payudara

adalah sebagai berikut: (3)

1. Mengosongkan payudara secara manual (dengan tangan atau dengan

pompa ASI)

2. Menyiapkan perlengkapan untuk mengeluarkan ASI

1) Sediakan cangkir, gelas dengan mulut culup lebar.

2) Cuci cangkir, gelas dengan air dan sabun dan keringkan.

3) Rendam cangkir, gelas pada air mendidih.

4) Gelas diangkat apabila pada saat akan mengeluarkan ASI.

37

Page 34: ukm

3. Mengeluarkan ASI(3)

1) Cuci tangan ibu sehinga bersih.

2) Duduk dengan santai dan pegang mangkok dekat payudara ibu.

3) Letakkan jari jempol diatas areola di bawah puting pada bagian

berlawanan.

4) Tekan jempol dan ibu jari ke arah pangkal payudara.

5) Tekan bagian areola di sekitar puting, tekan dan lepas, tekan dan lepas.

6) Ubah posisi jari-jari pada areola dan tekan dengan cara yang sama.

7) Keluarkan ASI dari payudara yang satu selama sekurang-kurangnya 3-5

menit sampai ASI berkurang, kemudian ulangi pada payudara lainnya.

8) Jangan menekan pada putting, karena tidak akan mengeluarkan ASI

Pengeluaran ASI memakan waktu 20-30 menit

Gambar 2.15 Mengosongkan payudara dengan tangan(3)

2.4.16 Cara menyimpan ASI di rumah dan di tempat kerja

Menurut Depkes, 2001 cara menyimpan ASI di rumah adalah sebagai

berikut: (6)

1. ASI yang disimpan di udara kamar/luar akan tahan 6 – 8 jam pada suhu

26° C atau lebih rendah.

38

Page 35: ukm

2. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu tahan 24 jam.

3. ASI yang disimpan di lemari es di tempat buah dibagian paling dalam

dimana tempat terdingin tahan 2 – 3 x 24 jam (4°C atau lebih rendah)

4. ASI yang disimpan di freezer yakni lemari es dengan satu pintu, tahan 2

minggu.

5. ASI yang disimpan di freezer yang mempunyai pintu terpisah sendiri,

tahan 3 bulan.

6. ASI yang disimpan di deep freezer (-18°C atau lebih rendah) akan tahan

6–12 bulan

Sebelum diminumkan dengan sendok atau gelas plastik, ASI dapat

dihangatkan didalam mangkok berisi air hangat. Jangan dihangatkan di atas

api karena beberapa zat kekebalan dan enzim dapat berkurang.(6)

2.4.17 Hambatan Menyusui dan Cara Mengatasi

Berikut ini adalah hambatan dalam menyusui dan cara mengatasinya(1)

1. Puting susu datar/terbenam.

Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau perlu dengan bantuan

pompa susu.

2. Puting lecet dan nyeri.

Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara mengisap

yang salah, puting susu belum meregang (belum siap untuk disusui),

dan hisapan bayi sangat kuat.

Cara mengatasinya:

1) Mulai menyusui pada putting yang tidak sakit

2) Susui sebelum bayi sangat lapar agar hisapannya tidak terlalu

kuat.

39

Page 36: ukm

3) Perbaiki cara menghisap, bibir bayi menutup areola diantara

gusi atas dan bawah.

4) Jangan bersihkan puting dengan sabun atau alcohol.

5) Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari putting setelah

selesai menyusui. Letakkan jari kelingking di sudut mulut bayi.

6) Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting setelah selesai

menyusui.

7) Biarkan puting kering sebelum memakai BH.

8) Kalau lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas.

9) Usahakan bayi menghisap sampai areola mamae.

3. Payudara bengkak.(1)

Sekitar hari ketiga sampai keempat sering terasa penuh atau tegang disertai

rasa nyeri.

Cara mengatasinya:

1) Susukan bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan.

2) Keluarkan ASI dengan pompa atau dengan tangan bila ASI melebihi

kebutuhan bayi.

3) Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat

4) Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal payudara

4. Saluran ASI tersumbat.(1)

Akibat payudara membengkak dan pemakaian BH yang ketat dapat

mengakibatkan penyumbatan saluran ASI.

Cara mengatasinya:

1) Keluarkan ASI dengan tangan/pompa.

40

Page 37: ukm

2) Kompres air hangat sebelum menyusui, kompres air dingin

setelah menyusui

5. Radang payudara(1)

Radang pada payudara dapat disebabkan oleh karena radang yang dapat terjadi

pada 1 – 3 minggu setelah melahirkan.

Tanda-tandanya adalah:

1) Kulit payudara nampak lebih merah.

2) Payudara mengeras.

3) Nyeri dan berbenjol-benjol

Cara mengatasinya:

1) Tetap menyusui bayi.

2) Bila disertai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam dan

menghilangkan rasa nyeri.

3) Bila tidak berhasil segera rujuk ke Puskesmas.

4) Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur.

6. Payudara abses(1)

Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk sementara

payudara yang abses jangan disusukan. Rujuk ke Puskesmas.

7. Produksi kurang/ let-down reflex berkurang(1)

Berkurangnya produksi ASI disebabkan karena reflex menghisap berkurang dan

keadaan emosi ibu.

Cara mengatasinya:

1) Ibu perlu memperhatikan suasana emosi ibu. Hindarkan rasa khawatir yang

berlebihan.

41

Page 38: ukm

2) Ibu perlu menjaga ketenangan pikiran.

3) Cukup istirahat dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan

menyusui bayinya.

2.4.18 Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care terdiri dari 10 T, yaitu:(9)

1. Ukur tinggi badan dan timbang berat badan Ibu.

2. Nilai status gizi buruk.

3. Tensi. Tekanan darah ibu hamil dipantau dengan baik untuk mencegah

terjadinya pre-eklampsi / eklampsi.

4. Tinggi fundus uteri, untuk menilai usia kehamilan ibu.

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.

6. Tetanus toksoid. Status imunisasi tetanus Ibu diperhatikan, apabila belum

pernah imunisasi sebaiknya sebelum hamil diberikan imunisasi tetanus,

untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi.

7. Tes laboratorium. Ibu sebelum hamil dan saat hamil tes apakah dirinya

terkena penyakit menular seksual atau penyakit yang lainnya apa tidak

untuk mencegah terjadinya abortus, lahir premature, IUFD (intra uterine

fetal death), maupun bayi lahir cacat). Hal ini terdiri dari : syphilis,

HIV/AIDS, hepatitis B/C, herpes, tiroid

8. Tablet Fe. Setiap ibu hamil diberikan tablet Fe yang diminum 1x/hari.

9. Temu Wicara. Temu wicara mengenai kondisi kesehatan maupun

rencana persalinan ibu hamil.

10.Tatalaksana kasus. Dilakukan terapi pada kasus-kasus ibu hamil yang

mempersulit.

2.5 Dasar Hukum Tentang ASI Eksklusif

a. UU no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (lihat lampiran)

b. UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (lihat lampiran)

42

Page 39: ukm

c. UU no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

d. PP no 24 tahun 1976 tentang Cuti PNS (lihat lampiran)

e. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan

Nomor : 48/MEN.PP/XII/2008, Nomor: PER.27/MEN/XII/2008 dan

Nomor: 1177/MENKES/PB/XII/2008 tentang Peningkatan Pemberian

Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja.

f. PP no 33 tahun 2012 tentang pemberian pemberian ASI Eksklusif

2.6 Kesetaraan Gender

Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran,

fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang

merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai

dengan perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri.(9)

Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi dan posisi bagi laki-

laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya

sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan

politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan, keamanan sosial

dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan yang dampaknya

seimbang.(9)

Komitmen dan kepedulian kita semua dalam mendorong upaya

diterapkannya 10 langkah menyusui yang responsif gender harus

diwujudkan dalam langkah konkret. Pemberian ASI tidak hanya menjadi

persoalan ibu dan bayi. Suami, keluarga, masyarakat, lembaga

masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, dunia usaha,

media massa dan pemerintah harus bekerja sama dan berperan serta aktif

untuk memberikan dukungan bagi tercapainya tujuan menyusui yang

responsif gender

Beberapa langkah konkret yang diharapkan dilakukan oleh pihak

terkait dalam mendukung penerapan sepuluh langkah menyusui yang

responsif gender: (9)

a. Suami

43

Page 40: ukm

- Memperhatikan asupan gizi bagi istri yang menyusui

- Membantu mengerjakan pekerjaan rumah yang menjadi tugas istri sehari-hari

- Menciptakan kondisi, situasi, suasana yang tenang, nyaman, penuh kasih sayang dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri ibu untuk menyusui

- Memberikan waktu bagi istri untuk beristirahat yang cukup

- Terlibat dalam pemberian ASI, dengan memberikan ASI perahan kepada bayi

- Terlibat dan memberikan dukungan dalam KP-ASI

- Memberikan dukungan dalam melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini

- Siap Antar dan Jaga (SIAGA) dalam mengatasi kesulitan dalam menyusui

b. Keluarga

- Memberikan dukungan psikologis bagi ibu menyusui yang mengalami

kesulitan dalam memberikan ASI

- Menciptakan kondisi, situasi, suasana yang tenang, nyaman, penuh kasih

sayang dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri ibu untuk menyusui

- Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran ibu, ayah dan

keluarga tentang besarnya manfaat ASI bagi bayi, ibu, keluarga,

masyarakat dan negara. Karena keberhasilan dan kelancaran ibu dalam

menyusui memerlukan kondisi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan

- Terlibat dan memberikan dukungan dalam Kelompok Pendukung ASI

- Memprioritaskan asupan gizi yang optimal bagi ibu hamil dan selama

menyusui

- Menghapus mitos yang tidak mendukung keberhasilan ibu dalam

menyusui termasuk larangan memakan suatu jenis makanan tertentu

yang sebenarnya nilai gizinya sangat diperlukan

c. Masyarakat

- Revitalisasi Posyandu dan forum PKK untuk mengefektifkan pemberian

layanan informasi mengenai pentingnya dukungan bagi ibu menyusui.

44

Page 41: ukm

- Memberikan perhatian khusus kepada ibu menyusui, sehingga terbangun

empati dan simpati dari masyarakat kepada ibu yang menyusui.

- Terlibat dan memberikan dukungan melalui KP-ASI di lingkungannya.

- Menjadikan menyusui sebagai sebuah gerakan/budaya yang merupakan

suatu bentuk ibadah.

- Menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan

menyusui.

- Melakukan advokasi di tingkat kelompok masyarakat dan pemangku

kepentingan untuk mendukung Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan

Menyusui.

- Menggencarkan kampanye tentang pentingnya Peningkatan Pemberian

ASI.

- Meluruskan persepsi masyarakat tentang mitos, stigma serta stereotipe

yang kurang mendukung pemberian ASI Eksklusif.

- Mensosialisasikan bahwa pemberian ASI merupakan salah satu bentuk

ibadah.

d. Tempat kerja / Dunia Usaha / Perusahaan

- Memberikan cuti hamil dan melahirkan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

- Menyediakan fasilitas ruang menyusui/ruang ASI yang memenuhi standar

kesehatan.

- Memberikan kesempatan bagi tenaga kerja perempuan yang sedang

menyusui untuk menyusui/memerah ASI selama waktu kerja di tempat

kerja.

- -Mengelola CSR (Community Sosial Responsibilities) untuk memberikan

dukungan pada upaya menyusui.

e. Ruang Publik

- Mengupayakan didirikannya ruang ASI/Ruang Menyusui di ruang publik

(pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, bandara, pelabuhan).

f. Pemerintah

- Menyusun kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan penerapan sepuluh

langkah menuju keberhasilan menyusui.

45

Page 42: ukm

- Melakukan sosialisasi, pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui.

- Menyediakan anggaran untuk pelaksanaan penerapan sepuluh langkah

menuju keberhasilan menyusui.

- Melakukan pembinaan dan upaya peningkatan kapasitas bagi stakeholder

strategis mengenai pemberian ASI.

- Memastikan Rumah Sakit di Indonesia telah mengikuti konsep

BFHI/Sayang Bayi dan telah melaksanakan sepuluh langkah menuju

keberhasilan menyusui.

2.7 Penyuluhan Kesehatan

a. Pengertian

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah

atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun

masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,

tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara

perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan.

b. Sasaran

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,

klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan

kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga

yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga

dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk

dan sebagainya. Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan

pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok

masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,

kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah,

pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran

46

Page 43: ukm

masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat

nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain.

c.Materi/pesan

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan

dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,

sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi

yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak

terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya

menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk

menarik perhatian sasaran.

d. Metode

Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode

yang dikemukakan antara lain :

1. Metode penyuluhan perorangan (individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku

baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku

atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara

lain :

a. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap

masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu

penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan

kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

b. Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali

informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau

belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang

47

Page 44: ukm

sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran

yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode penyuluhan kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk

kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran

penyuluhan. Metode ini mencakup :

a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.

Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.

1).Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah

adalah :

a. Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai

materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus

mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik.

Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan

mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.

b. Pelaksanaan

Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah

dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai sasaran

penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang

meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu- ragu dan gelisah. Suara

hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh

peserta. Berdiri di depan /dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan

menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin.

2). Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari

seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

48

Page 45: ukm

b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.

Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah

pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

3. Metode penyuluhan massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang

sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti

tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,

tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan

disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh

massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung,

biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah

ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien

dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan di majalah atau koran, bill board yang

dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya (Notoatmodjo 2007).

Alat Bantu dan Media Penyuluhan

Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalam

menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi

untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo,

2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada

pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin

banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan

semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat

peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada

suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Secara terperinci, fungsi alat peraga

adalah untuk menimbulkan minat sasaran, mencapai sasaran yang lebih banyak,

membantu mengatasi hambatan bahasa, merangsang sasaran untuk melaksanakan

pesan kesehatan, membantu sasaran untuk belajar lebih banyak dan tepat,

merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain,

mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran, mendorong keinginan orang

untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya memberikan pengertian

49

Page 46: ukm

yang lebih baik, dan membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Pada garis

besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :

a. Alat bantu lihat

Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu

terjadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan

misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi,

tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.

b. Alat bantu dengar

Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada waktu

proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita

suara dan lain-lain.

c. Alat bantu lihat-dengar

Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran pada

waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lain-lain.

Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan

pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat

meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke

arah positif terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media

karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami,

sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan

untuk mengadopsinya ke perilaku yang positif.

Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan

penyuluhan kesehatan antara lain adalah :

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Media dapat memperjelas informasi.

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.

f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.

g. Media dapat memperlancar komunikasi.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini dibagi

menjadi 3 yakni :

50

Page 47: ukm

a. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran

sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam

media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik),

rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang

mengungkapkan informasi kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak

antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa

kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat

meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat

menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.

b. Media elektronik

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan

didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk

dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti

halnya media cetak, media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih

mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka,

mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan

diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini

adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk

produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan

berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk

mengoperasikannya.

c. Media luar ruang

Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak

maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan

televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami,

lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut

sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan

jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi,

sedikit rumit, perlu alat canggih untuk produksinya, persiapan matang,

peralatan selalu berkembang dan berubah, memerlukan keterampilan

penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya. Media penyuluhan

kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau

pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran,

51

Page 48: ukm

sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan

pesan yang disampaikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor

penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.

1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang

akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang

digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan

kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton

sehingga membosankan.

2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit

menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah

sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena

lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat

kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi

lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan

perilaku.

3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai

dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan

keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah

sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda

yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa

yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

Negosiasi

Negosiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses

tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna

mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya. Ada juga

yang berpendapat bahwa negosiasi adalah proses perundingan dua belah pihak

atau lebih yang masing-masing memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh pihak lainnya

untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Ibarat sebuah persahabatan, negosiasi memerlukan trik dan strategi. Sifat

manusia umumnya tidak mau kalah, tidak mau dipaksa dan tidak mau ditindas. Oleh

52

Page 49: ukm

karena itu win-win solution adalah jalan dan pilihan terbaik.

Mengetahui cara bernegosiasi yang benar sangat menguntungkan posisi kita

dibidang sosial, lebih-lebih dibidang bisnis. Menurut pakar Negosiasi, Arbono

Lasmahadi ( 2005 ), upaya negosiasi diperlukan apabila :

1. Kita tidak mempunyai pilihan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah

yang kita hadapi atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.

2. Kita tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksakan suatu hasil yang kita

inginkan.

3. Terjadi konflik antar pihak-pihak, yang masing-masing pihak tidak mempunyai

cukup kekuatan atau mempunyai kekuasaan yang terbatas untuk

menyelesaikannya secara sepihak.

4. Keberhasilan kita dipengaruhi oleh kekuasaan atau otoritas dari pihak lain.

Advokasi

Pengertian

Menurut JHU 1999 , advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan

publik melalui macam-macam bentuk komuikasi persuasif. Advokasi adalah usaha

mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai macam bentuk komunikasi

persuasif, seperti dikutip UNFPA dan BKKBN, mengungkapkan bahwa, “Advocacy is

a combination on individual and social action design to gain political commitment,

policy support, social acceptance and systems support for particular healrh goal or

programme”. Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi kegiatan individu

dan sosial yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan,

penerimaan sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan

tertentu.

1. Advokasi Kesehatan

Adalah advokasi yang dilakukan untuk memperoleh komitmen atau dukungan

dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung pengembangan lingkungan dan

perilaku sehat (Maulana, 2007).

2. Tujuan

Menurut Departemen Kesehatan RI (2007), tujuan advokasi adalah sebagai

berikut:

53

Page 50: ukm

Tujuan Umum

Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa

kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan,

maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.

Tujuan Khusus

1. Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran.

2. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.

3. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan

menerima perubahan.

4. Adanya tindakan/perbuatan/kegiatan nyata (yang diperlukan).

5. Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)

3. Sasaran dan Pelaku dalam Advokasi

Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang diharapkan dapat

memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya para pengambil

keputusan dan penentu kebijakan di pemerintah, lembaga perwakilan rakyat,

mitra di kalangan pengusaha atau swasta, badan penyandang dana, media

massa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan. Semuanya bukan hanya

berpotensi mendukung, tetapi juga mentang atau berlawanan atau merugikan

kesehatan.

Pelaku Advokasi adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan

memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut. Pelaku

advokasi dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta, perguruan tinggi,

organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh. Diharapkan mereka

memahamipermaalahan kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi khusunya

melakukan pendekatan persuaif, dapat dipercaya, dan sedapat mungkin dihormati

atau setidaknya tidak tercela khusunya di depan kelompok sasaran.

4. Pendekatan dan Langkah dalam Advokasi

Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah pendekatan persuasif,

secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan, yang memungkinkan tukar pikiran

secara baik (free choice). Menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima

pendekatan utama dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja

sengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa, dan

54

Page 51: ukm

membangun kapasitas. Strategi advokasi dilakukan melalui pembentukan koalisi,

pengembangan jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan forum, dan

kerjasama bilateral.

a. Langkah-langkah Pokok dalam Advokasi (Menurut Maulana, 2007)

1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi.

2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran

3. Siapkan dan kemas bahan informasi.

4. Rencanakan teknik atau cara kegiatan operasional.

5. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut.

Negosiasi dan lobi

Dalam advokasi terdapat dua bentuk, yaitu formal dan informal. Bentuk

formalnya disebut negosiasi sedangkan bentuk informalnya disebut lobi. Proses lobi

tidak terikat oleh waktu dan tempat, serta dapat dilakukan secara terus-menerus

dalam jangka waktu panjang sedangkan negosiasi tidak, negosiasi terikat oleh waktu

dan tempat (Maulana, 2007). Pengertian negosiasi adalah proses interaksi antara

dua pihak atau lebih yang perlu terlibat secara bersama-sama untum mendapat hasil

akhir, yang pada awalnya mempunyai sasaran berbeda, berusaha menunakan

argumen dan persuasi untuk menghilangkan atau mengurangi perbedaan.

Proses Negosiasi

Pihak yang memiliki program (pihak pertama) menyampaikan maksud dengan

kalimat santun, jelas, dan terinci.

Pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap

menghargai maksud pihak pertama.

Pemilik program mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan

meyakinkan mitra bicara disertai dengan alasan yang logis.

Pada akhirnya terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program

atau maksud negosiasi.

Kemampuan-kemampuan dasar bernegosiasi

1. Ketajaman pikiran / kelihaian

2. Sabar

3. Kemampuan beradaptasi

55

Page 52: ukm

4. Daya tahan

5. Kemampuan bersosialisasi

6. Konsentrasi

7. Kemampuan berartikulasi

8. Memiliki selera humor

Sosialisasi

Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat setiap

manusia menjadi selaras dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Seorang

anak dikatakan telah melakukan sosialisasi dengan baik, apabila ia bukan hanya

menampilkan kebutuhannya sendiri saja, tetapi juga memerhatikan kepentingan dan

tuntutan orang lain.

Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar

individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial

sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau

perilaku masyarakatnya.

Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan

berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan

keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga,

kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu

mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan

menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan

peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.

Manusia lahir ke dunia sebagai bayi yang penuh dengan segala macam

kebutuhan fisik. Kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat nilai

dan sikap, kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan

konsep yang mendalam, serta konsisten dengan dirinya. Setiap orang memperoleh

semua itu melalui suatu proses belajar yang kita sebut sebagai sosialisasi, yakni

proses belajar yang mengubahnya menjadi seorang pribadi yang manusiawi.

Sosialisasi adalah suatu proses di mana seseorang menghayati (internalize) norma-

norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah ‘diri’ yang unik. Definisi

sosialisasi ialah proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi

suatu bagian dari suatu masyarakat, sebagian adalah proses mempelajari peran.

56

Page 53: ukm

Pengertian sosialisasi menurut para ahli:

1 Soerjono Soekanto

Sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan

pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang

di sekitarnya.

2. Peter L. Berger

Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi

anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam

masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan

yang berlaku dalam masyarakat.

3. Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan

menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir

kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

4. Koentjaraningrat

Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa

kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan

menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat

sekitarnya.

5. Irvin L. Child

Sosialisasi adalah segenap proses yang menuntut individu

mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang diyakini kebenarannya

dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya.

6. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sosialisasi artinya suatu proses belajar seorang anggota masyarakat

untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.

7. Bruce J. Cohen

Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara

kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun

kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai

anggota.

8. Paul B. Horton

57

Page 54: ukm

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta

memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan

membentuk kepribadiannya.

9. Prof. Dr. Nasution, S.H.

Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial

(sebagai warga masyarakat yang dewasa).

10. Sukandar Wiraatmaja

Sosialisasi adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan

memperoleh sikap, pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui

oleh masyarakat.

11. Jack Levin dan James L. Spates

Sosialisasi adalah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan ke

dalam kepribadian individu.

12. John C. Macionis

Sosialisasi adalah pengalaman sosial seumur hidup di mana individu

dapat mengembangkan potensinya dan mempelajari pola-pola kehidupan.

Berdasarkan pengertian sosialisasi yang dikemukakan di atas, dapat

ditarik beberapa kesimpulan berikut.

Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk

memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan suatu tindakan

sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.

Sosialisasi ditempuh seorang individu secara bertahap dan

berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.

Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses

pembudayaan, yaitu suatu proses belajar seorang individu untuk belajar

mengenal, menghayati, dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya

terhadap sistem adat dan norma, serta semua peraturan dan pendirian yang

hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.

58