Tgs_Makalah UKM

48
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Disusun guna memenuhi UAS Mata Kuliah Pengorganisasian dan Pegembangan Masyarakat Oleh: Kelompok 3 1. Silces Fortina W. (062110101066) 2. Widya Febri Wirasti (072110101023) 3. Ratih Nugraheni (072110101033) 4. Syahvira S. (072110101039) FAKULTAS KESEHATAN MAYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER

Transcript of Tgs_Makalah UKM

Page 1: Tgs_Makalah UKM

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN

PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)

Disusun guna memenuhi UAS Mata Kuliah Pengorganisasian dan Pegembangan

Masyarakat

Oleh:

Kelompok 3

1. Silces Fortina W. (062110101066)

2. Widya Febri Wirasti (072110101023)

3. Ratih Nugraheni (072110101033)

4. Syahvira S. (072110101039)

FAKULTAS KESEHATAN MAYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: Tgs_Makalah UKM

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penyusunan tugas ini yang

berjudul, “Pengorganisasian dan Pengembangan Perilaku Kesehatan Masyarakat UKM

(Unit Kegiatan Mahasiswa)” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya. Tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk mampu memberikan sebuah

gambaran mengenai sebuah bentuk upaya pengorganisasian dan pengembangan

masyarakat UKM dalam hal perilaku kesehatannya.

Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

saya dalam penyusunan tugas ini:

1. Drs. Husni Abdul Gani M.S., selaku dosen pengampu mata kuliah

Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat.

2. Orang Tua dan keluarga saya yang telah mendukung saya sepenuh hati dalam

menyelesaikan tugas ini.

3. Teman-teman Fakultas Kesehatan Masyarakat semester VII yang telah

membantu saya dalam penyusunan tugas ini. Dan khususnya tema-teman

peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Penyusunan tugas ini telah disusun seoptimal mungkin, namun apabila

masih terdapat kekurangan, saya mengharapkan saran yang membangun demi

kesempurnaan tugas ini.

Jember, 01 Januari 2011

Penyusun

Page 3: Tgs_Makalah UKM

BAB I PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan

nasional kita adalah masalah kesehatan, baik kesehatan dalam arti jasmani

maupun rohani.

Page 4: Tgs_Makalah UKM

BAB II PERMASALAHAN

2.1 Telaah Organisasi UKM

Teori sebagai alat untuk menelaah organisasi, yaitu :

(Liliweri, 1997).

Mengutip pendapat Keit Davis (1990) bahwa perilaku keorganisasian

merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak

di dalam organisasi. Perilaku organisasi adalah sarana manusia memperoleh

keuntungan yang dapat diterapkan secara luas dalam perilaku organisasi-

organisasi di semua jenis organisasi. Unsur pokok perilaku organisasi, yaitu:

orang, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi beroperasi (Umar,

2008). Dengan melihat bahwa unsur organisasi terdiri atas beberapa hal di atas,

maka dapat dinyatakan dapat memunculkan berbagai perilaku yang bermacam-

macam dalam suatu organisasi termasuk didalamnya perilaku kesehatannya.

Terkait perilaku organisasi ini lebih dibahas pada UKM yang merupakan

organisasi mahasiswa. Dalam sebuah UKM tersebut juga memiliki beberapa unsur

pembentuk dari perilaku dalam sebuah organisasi yaitu : orang atau individu,

struktur organisasi, teknologi, dan lingkungan. Perilaku-perilaku organisasi yang

dibahas disini mengenai perilaku kesehatan yang terbentuk pada masyarakat

UKM yang dapat tergambar dari perilaku para anggota UKM yang sebagian besar

adalah mahasiswa. Perilaku yang tergambar dari keseharian masyarakat UKM di

masing-masing bidang UKM yang ada lebih dilihat pada sebuah perilaku yang

berkaitan erat dengan konsep kesehatan masyarakat.

Perilaku masyarakat UKM yang berkaitan erat dengan konsep kesehatan

masyarakat dapat ditemukan dalam keseharian tersebut. Selanjutnya, dapat

disesuaikan dengan berbagai indikator perilaku kesehatan masyarakat yang

semestinya. Sehingga perilaku tersebut untuk ke depannya mampu dilakukan

Penyelidikan atas organisasi

Pembentukan struktur teori yang menggambarkan cara untuk menjelaskan masalah

Gejala, masalah, peristiwa organisasi

Page 5: Tgs_Makalah UKM

sebuah pengorganisasian dan pengembangan bagi masyarakat UKM guna

meningkatkan kesadaran untuk hidup lebih sehat dalam lingkungan UKM.

2.2 Permasalahan Perilaku Kesehatan Masyarakat UKM

Perilaku kesehatan masyarakat khususnya pada Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM), yaitu:

2.2.1 Perilaku Kebersihan Diri

Mahasiswa memiliki kesempatan menyalurkan minat dan bakatnya di

berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di masing-masing

Universitas. Setiap UKM yang ada memiliki kegiatan masing-masing

sehingga menuntut kerja keras dari tiap anggota yang bergabung didalamnya.

Dengan adanya salah satu faktor itu yang menjadi alasan para anggota UKM

sering terlihat kurang memperhatikan penampilan dirinya sendiri dan terkesan

“awut-awutan” atau kurang rapi. Seringkali hal itu selalu dijadikan alasan

kurang terawatnya penampilan dan kesehatan para anggota UKM.

Berbagai permasalahan yang sering muncul terkait perilaku kebersihan

diri dari tiap anggota UKM antara lain, yaitu:

a. “Jarang Mandi”

Mahasiswa yang berada dalam keanggotaan UKM tergambar sebagai

individu yang malas. Maka, seringkali dari pengalaman yang sudah ada

banyak sekali anggota UKM yang jarang mandi sehingga terlihat ‘kucel’

atau ‘lusuh’ seperti tidak merawat dirinya. Hal tersebut dikarenakan mereka

malas untuk mandi atau sekedar membersihkan diri. Perilaku tersebut juga

dapat didukung dengan adanya tugas di UKM yang menuntut untuk

diselesaikan dan membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya. Hal lain

yang dapat mendorong timbulnya perilaku tersebut yaitu karena seringnya

dalam UKM tersebut lupa waktu karena terlalu asyik berkumpul dengan

teman-teman saja.

b. “Jarang Cuci Tangan”

Perilaku ini pun sering dialami dan muncul pada masyarakat UKM.

Dimana ketika ingin makan, maka mereka langsung saja makan dengan

Page 6: Tgs_Makalah UKM

tangan tanpa memikirkan lebih dahulu kebersihan tangan mereka setelah

bekerja seharian.

c. “Jarang Ganti Baju”

Perilaku ini biasanya diikuti dari perilaku “Jarang Mandi” yang tercermin

dari masyarakat UKM. Perilaku ini mampu dilihat ketika seringnya melihat

masyarakat UKM yang mengenakan baju lusuh dan bau saat ada disekeliling

kita.

2.2.2 Perilaku Merokok dan Kebiasaan “Ngopi”

Kebiasaan lain yang sering terlihat dari para anggota UKM seperti

kebiasaan merokok yang cukup sering dilakukan. Perilaku merokok yang

sering dilakukan di dalam ruang UKM dapat mengganggu kebersihan udara

yang ada. Dan juga termasuk mengganggu para perokok pasif yang ada dalam

ruangan UKM tersebut. Hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi

perokok maupun bagi lingkungan sekitarnya. Biasanya, perilaku merokok

disertai adanya kebiasaan “ngopi bareng” atau “nongkrong” para anggota

UKM. Kebiasaan itu dinilai dapat menambah semangat mereka dalam bekerja

dan menyelesaikan berbagai tugas yang ada. Tetapi, tanpa disadari hal itu

dapat menyebabkan tumbuhnya beberapa gangguan kesehatan.

2.2.3 Perilaku Begadang atau Kurang Tidur

Aktivitas organisasi yang padat dan tugas kuliah yang menumpuk menjadi

bagian dari keseharian yang harus dijalani oleh mahasiswa UKM. Untuk

memenuhi tuntutan tersebut, tidak ada pilihan lain bagi mahasiswa selain

dituntut untuk begadang. Dimana mahasiswa UKM dalam menjalankan

kegiatan kemahasiswaannya sering kali melupakan waktu untuk beristirahat

dikarenakan kegiatan yang akan dilakukan cukup padat sekali. Aktivitas yang

padat sering menyita waktu tidur mahasiswa UKM, padahal tidur merupakan

kebutuhan dasar setiap orang yang tidak dapat diganggu pelaksanannya.

Dimana mereka harus mengubah jam biologisnya untuk memenuhi

tuntutan kewajiban untuk beristirahat (tidur). Jam biologis merupakan

Page 7: Tgs_Makalah UKM

mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara

otomatis. Jam biologis manusia sudah terprogram secara genetik untuk

menentukan waktu bangun dan tidur, setiap orang memiliki jam biologis yang

berbeda- beda tergantung umur, pekerjaan dan temperamen. Melawan jam

biologis akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Keadaan fisik yang menurun akibat begadang kadang diperparah oleh

kebiasaan mahasiswa minum stimulant seperti minuman berenergi ataupun

kopi, dimana apabila berlebihan mengkonsumsi kopi dapat mengakibatkan

insomnia karena saraf dipacu terus untuk terjaga. Efek kurang tidur secara

psikologis mengakibatkan hiperaktif, kurang mengendalikan diri dan emosi,

meningkatkan nafsu birahi, kurang gesit, lekas marah dan tersinggung.

2.2.4 Perilaku Kurangnya Menjaga Kebersihan Lingkungan UKM

Pertumbuhan dan perkembangan generasi muda pada umumnya dan

mahasiswa pada khususnya menyangkut masa depan bangsa dan negara,

terutama dalam segi pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, manusia

Pancasila, warga negara yang baik, yang bertanggungjawab terhadap

kelangsungan hidup bangsa dan negara melalui Pembangunan Nasional sesuai

dengan tahapnya.

Dalam masa pembangunan, peranan lembaga pendidikan tinggi dan

peranan kaum intelektual sangat diperlukan, khususnya dalam menggerakkan

masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia,

dan sumber daya nasional. Karena mahasiswa sebagai intelektual merupakan

potensi vital dan strategis yang mempunyai ciri tersendiri, pembangunan

mahasiswa merupakan masalah nasional yang sangat penting.

Dimana lembaga pendidikan tinggi tersebut bertanggungjawab untuk

mengembangkan kepribadian mahasiswanya yang meliputi pengembangan

daya pikir, pembangunan kekuatan penalaran atau akal ke cakrawala yang

lebih luas, dan kemampuan serta karya atau ketrampilan untuk mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dalam suatu

Page 8: Tgs_Makalah UKM

perguruan tinggi pasti terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang

bertujuan sebagai wadah mahasiswa untuk mengembangkan ketrampilannya.

Mahasiswa itu sendiri berkedudukan sebagai subyek atau pelaku yang

turut serta memikul tanggung jawab kegiatan dengan suatu semangat

kekeluargaan, kegotongroyongan serta musyawarah mufakat dalam setiap

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun sebagaian mahasiswa yang terlibat

dalam kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa itu sendiri masih belum menyadari

sepenuhnya mengenai tanggung jawab yang yang harus dipukulnya. Hal ini

terlihat dari kondisi lingkungan UKM yang masih belum terjamin

kebersihannya. Dimana banyak kita lihat kondisi ruangan UKM yang biasanya

dijadikan tempat berkumpul anggota UKM juga dijadikan sebagai tempat

penyimpanan barang. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa mahasiswa

UKM masih belum menerapkan perilaku kebersihan lingkungan di sekitar

UKM itu sendiri. Dimana dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

lingkungan UKM masih belum bisa dinyatakan lingkungan yang sehat,

sehingga dibutuhkan suatu upaya dari para mahasiswa UKM itu sendiri untuk

selalu menjaga dan melestarikan kebersihan ruangan serta lingkungan di

sekitar UKM demi terwujudnya kondisi lingkungan yang bersih dan sehat.

Page 9: Tgs_Makalah UKM

BAB III KAJIAN TEORI

3.1 Konsep Perilaku Kesehatan

3.1.1 Definisi Perilaku

Sarwono (1993) mendefinisikan perilaku sebagai suatu yang dilakukan

individu satu dengan yang lain dan sesuatu tersebut bersifat nyata. Walgito

(1994) mendefinisikan perilaku atau aktivitas ke dalam pengertian yang luas

yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak

(innert behavior), demikian pula aktivitas – aktivitas tersebut disamping

aktivitas motoris juga termasuk aktivitas emosional dan kognitif.

Chaplin (1999) memberikan pengertian perilaku dalam dua arti. Pertama

perilaku dalam arti luas didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami

seseorang. Kedua perilaku didefinisikan dalam arti sempi yaitu segala sesuatu

yang mencakup reaksi yang dapat diamati.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala

sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam menaggapi stimulus lingkungan,

yang meliputi aktivitas motoris, emosional dan kognitif.

3.1.2 Batasan Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup yang

bersangkutan. Dimana menurut Skinner seorang ahli psikologis

menyimpulkan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap suatu stimulus atau rangsangan dari luar. Respon menurut Skinner

dibagi menjadi :

a. Respondent respon ( reflexive)

Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan atau stimulus

tertentu, yang menimbulkan respon-respon yang relatif tetap (Notoatmodjo,

2005).

b. Operant respons (instrumental respons)

Respon yang timbul menjadi berkembang kemudian diikuti oleh stimulus

atau rangsangan tertentu (Notoatmodjo, 2005).

Page 10: Tgs_Makalah UKM

Berdasarkan bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dibagi

menjadi dua yaitu :

a. Perilaku tertutup

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert), dimana respon atau reaksi terhadap stimulus masih terbatas

pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi

pada orang yang menerima stimlus dan belum dapat diamati jelas oleh orang

lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior

(Notoatmodjo, 2005).

b. Perilaku terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau

dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata

atau praktek (practice) (Notoatmodjo, 2005).

3.1.3 Perilaku Kesehatan

Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner (1938), maka perilaku

kesehatan adalah suatu proses seseorang (organisme) terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan adalah semua

aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable)

maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup

mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain,

meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena

masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Dari batasan ini, perilaku kesehatan

dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintanance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana

Page 11: Tgs_Makalah UKM

sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3

aspek:

1) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,

serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

2) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan

sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan

relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supayaa

mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

3) Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat

memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya

kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini

sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan

minuman.

(Notoatmodjo, 2003).

b. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan

Kesehatn, atau sering disebut Perilaku Pencarian Pengobatan (health

seeking behavior)

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari

mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri

(Notoatmodjo, 2003).

c. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

atau sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaiman seseorang

mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatan sendiri,

keluarga atau masyarakat. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan

tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Page 12: Tgs_Makalah UKM

3.1.4 Determinan Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan

respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan. Hl ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi

beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang

membedakan respons stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.

Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini

sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku

seseorang.

(Notoatmodjo, 2003).

3.2 Unit Kegiatan Mahasiswa

Manusia modern adalah manusia organisasi. Manusia organisasi adalah

manusia yang mempunyai kemauan, kemampuan untuk bekerjasama dalam suatu

wadah yang disebut organisasi. Manusia mulai sadar hanya melalui kerja sama

dalam organisasi, dia akan memperoleh hasil karya yang efektif dan efisien,

karena itu manusia sangat membutuhkan organisasi (Liliweri, 1997). Setiap

kegiatan mahasiswa harus berlandaskan atas azas manfaat, edukatif, saling

menghargai, ketertiban, kemandirian, persatuan dan kesatuan, serta menjunjung

tinggi hak azasi manusia, nilai bermasyarakat, dan nilai akademis.

3.2.1 Definisi Unit Kegiatan Mahasiswa

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merupakan kelengkapan nonstruktural

pada perguruan tinggi dan bernaung di jajaran Pemerintahan Mahasiswa

(PEMA), berfungsi sebagai wadah yang merencanakan, melaksanakan, dan

mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler di tingkat perguruan tinggi yang

Page 13: Tgs_Makalah UKM

bersifat penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, kerohanian,

kesejahteraan mahasiswa, serta pengabdian pada masyarakat.

a. Penalaran dan Keilmuan

Kegiatan ini dimanfaatkan oleh mahasiswa yang ingin memperdalam

pengetahuannya di bidang bahasa, komputer (software dan hardware),

penelitian, dan lainnya yang dibimbing para dosen yang berpengalaman di

bidangnya masing-masing.

b. Minat dan Kegemaran

Kegiatan minat dan kegemaran mahasiswa yang terangkum dalam

kegiatan mahasiswa.

c. Kerohanian

Berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan mahasiswa yang berasal

dari berbagai agama dan keyakinan yang berbeda-beda.

d. Olahraga

3.3 Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

3.3.1 Pengorganisasian Masyarakat

Masyarakat dapat digambarkan sebagai sebuah jaringan (kerja) dari orang.

Hubungan keterkaitan antar mereka mungkin adalah karena tempat tinggal

mereka (seperti perumahan atau lingkungan tinggal), pekerjaan (seperti

masyarakat pekerja tambang), latar belakang etnis (seperti masyarakat orang

Asia) atau faktor lainnya yang mempunyai kesamaan. Orang-orang dalam

jaringan itu, bersatu dengan dasar pengalaman atau kebutuhan yang sama, dan

mengidentifikasikan diri mereka pada masyarakat yang mereka rasa sesuai.

Jaringan bisa berbentuk formal maupun informal (Ewless, 1994).

Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat

dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas

dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk

berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi

berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang

berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong (Anonim, 2009).

Page 14: Tgs_Makalah UKM

Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses,

masyarakat serta berfungsinya masyarakat, yaitu:

a. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan proses

yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses

yang tidak disadari oleh masyarakat.

b. Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu

kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula

diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan

bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi.

c. Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan

keberhasilan mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat

bekerja, membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan

oleh seluruh masyarakat, serta melakukan usaha-usaha/kampanye untuk

menggolkan rencana tersebut.

(Anonim, 2009).

Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek

perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung

(inderect). Perencanaa yang bersifat langsung mengandung langkah-langkah

Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta menggunakan

nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas

(Anonim, 2009).

Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan

adanya orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah

dalam masyarakat yang jika diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya

maka akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat berupa badan

perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk menampung apa yang

direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai efek

samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini

(Anonim, 2009).

Page 15: Tgs_Makalah UKM

Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Spesific content objective approach

Seseorang atau badan/lembaga yang telah merasakan adanya kepentingan

nagi masyarakat dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi

kebutuhan yang dirasakan.

b. General content objective approach

Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkoordinir berbagai usaha dalam

wadah tertentu.

c. Proses objective approach

Penggunaannya agar timbul prakarsa dari masyarakat, timbul kerjasama

dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat sendiri

mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam

melakukan usaha mengatasi masalah.

(Anonim, 2009).

Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat

terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan

ahli. (Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan

untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan

cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh

petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan

mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai

ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-

bidang yang dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain (Anonim,

2009), yaitu:

a. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka

dan mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya

antara petugas dan masyarakat.

Page 16: Tgs_Makalah UKM

b. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-

sumber alam yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan

tenaga ahli yang dapat dimintakan bantuan.

c. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan

metode dan teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat

dipindahkan, dimengerti dan diamalkan oleh masyarakat.

d. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan

dengan masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.

e. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan

lingkungannya.

f. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills)

tertentu yang dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh.

g. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

3.3.2 Pengembangan Masyarakat

Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang

merupakan suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat

perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial

ekonomi rendah yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan,

ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya mengakibatkan

produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah selanjutnya

membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya (Anonim,

2009).

Pengembangan masyarakat berkaitan dengan kegiatan guna mendorong

dan mendukung masyarakat agar mau menyampaikan kebutuhan mereka dan

untuk mendukung mereka dalam kegiatan bersama mereka. Tujuan utamanya

adalah untuk mengembangkan potensi masyarakat. Kegiatan pengembangan

masyarakat lebih dari sekedar partisipasi masyarakat. Hal ini berarti bekerja

dengan orang-orang agar mereka bisa mengenali masalah kesehatan mereka

Page 17: Tgs_Makalah UKM

sendiri, serta untuk mendukung dan membantu mereka dalam gerkana

bersama mereka (Ewless, 1994).

Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika

masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan;

b. Pertinggi mutu potensi yang ada;

c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada;

d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

(Anonim, 2009).

Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya

terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk

berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.

Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-

program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya

(Bhattacarya).

Unsur-unsur program pengembangan masyarakat, yaitu:

a. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan

menyeluruh (total needs) dari masyarakat yang bersangkutan.

b. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)

c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau

organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan,

bahan ataupun dana

d. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan,

kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan,

kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat.

(Anonim, 2009).

Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat menurut Mezirow, ada

3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :

a. Program integratif, memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-

dinas teknis.

Page 18: Tgs_Makalah UKM

b. Program adaptis, fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada

salah satu kementerian.

c. Program proyek, dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu

dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan.

(Anonim, 2009).

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan

masyarakat ini sebagai berikut :

a. Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang

dihadapi secara perorangan atau kelompok.

b. Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya

menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.

c. Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk

melaksanakan usaha perbaikan tersebut.

d. Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat

sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

(Anonim, 2009).

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat, yaitu:

a. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri.

b. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja.

c. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun.

d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(Anonim, 2009).

3.4 Pengorganisasian dan Pengembangan Perilaku Kesehatan Masyarakat

UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)

3.4.1 Perilaku Kebersihan Diri (Hygiene Personal)

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan

dalam kehidupan sehari – hari karena kebersihan akan mempengaruhi

kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi

oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal yang sangat berpengaruh itu

Page 19: Tgs_Makalah UKM

diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan dan persepsi orang

terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan (Anonim, 2008).

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya peroranagan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan

adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Anonim, 2008).

A. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada

kuku (Anonim, 2008).

2) Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial

(Anonim, 2008).

B. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat UKM Pada Masalah

Personal Hygiene

1) Melalui sebuah proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin

pula merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat.

Proses ini diharapkan adanya kesadaran dari diri masyarakat UKM

untuk mengetahui pentingnya menjaga kebersihan diri atau personal

hygiene dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mampu mewujudkan

kehidupan pribadi menuju ke arah derajat kesehatan yang lebih baik.

2) Melalui sebuah kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang

besar tadi.

Proses pengorganisasian masyarakat untuk mengubah perilaku

kesehatannya menjadi lebih baik lebih didasarkan adanya kebutuhan

Page 20: Tgs_Makalah UKM

yang sama dan merupakan kebutuhan bersama mengenai kesehatan

dalam kelompok UKM tersebut.

3) Melalui sebuah proses untuk mengajak orang-orang yang

mempunyai inisiatif dan dapat bekerja.

Proses melalui sebuah upaya membuat rencana kerja yang dapat

diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta

melakukan usaha-usaha/kampanye untuk melaksanakan rencana

tersebut dan tercapai tujuannya.

3.4.2 Perilaku Merokok dan Kebiasaan “Ngopi”

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang dihasilkan dari

tanaman Nicotiana tabacum. Rokok merupakan salah satu adiktif yang bila

digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu maupun

masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan

rokok bagi kesehatan (PP No. 81 tahun 1999). Poerwadarminta (1995)

mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok adalah

gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Perilaku merokok

merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan

menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh

orang–orang disekitarnya. Merokok merupakan suatu perilaku yang sangat

tidak dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari karena dapat menimbulkan

gangguan kesehatan baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.

Perilaku merokok pada masyarakat UKM seringkali diikuti dengan

perilaku “ngopi” khas anak muda di UKM-UKM tersebut. Kopi termasuk

minuman yang digemari oleh pria dan wanita. Minuman yang bisa

mengurangi rasa kantuk ini sangat umum di masyarakat Indonesia. Bahkan,

gerai-gerai kopi sudah menjamur di berbagai sudut kota, hingga di mall.

A. Kandungan Zat Dalam Rokok dan Kopi

Menurut Nashr (2008) rokok dapat diibaratkan sebagai pabrik kimia,

dimana dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar

4000 bahan kimia berbahaya, beberapa diantaranya yaitu;

Page 21: Tgs_Makalah UKM

1) Nikotin, adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang

terdapat dalam Nicotiana tabacum (Nashr, 2008).

2) Karbon monoksida, merupakan gas yang mengurangi

kemampuan sel-sel darah merah untuk mengangkut oksigen (Nashr,

2008).

3) Nitrogen oksida, berpengaruh terhadap bulu-bulu halus

yang meliputi bronkial dan merangsang bulu-bulu tersebut (Nashr,

2008).

4) Gas amoniak, menyebabkan terbentuknya lapisan

berwarna kuning pada permukaan lidah dan mengganggu kelenjar

pengecap dan perasa yang ada pada permukaan lidah (Nashr, 2008).

Di dalam kopi terkandung kafein, yang merupakan senyawa kimia

alkaloid yang dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus molekul

C8H10N4O2. Jumlah kandungan kafein dalam kopi adalah 1-1,5%,

sedangkan pada teh 1-4,8%.

B. Dampak Merokok dan Minum Kopi Terhadap Kesehatan

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas

dan partikel. Partikel yang dibebaskan selama merokok sebanyak 5 x 109

pp. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida,

hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa

hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin,

benzopiren, fenol, dan kadmium (Tandra, 2003).

1) Dampak Terhadap Paru - Paru

Pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan

segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya

penyakit obstruksi paru menahun (PPOM), termasuk emfisema paru-

paru, bronkitis kronis, dan asma (Tandra, 2003). Partikel asap rokok,

seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan

karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker.

Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker

Page 22: Tgs_Makalah UKM

paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering (Tandra,

2003).

2) Dampak Terhadap Jantung

Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan

kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga)

menjadi 16 persen (peringkat pertama) (Tandra, 2003). Merokok

menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung

tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner,

merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer

(Tandra, 2003). Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga

merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut

jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta

menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu

kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya (Tandra, 2003).

3) Dampak Terhadap Penyakit Jantung Koroner

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati

mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4

kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini

meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis

dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula

darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK (Tandra, 2003).

4) Dampak Terhadap Penyakit Lain

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau

stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko

kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan

perokok (Tandra, 2003). Penyakit-penyakit yang timbul akibat

merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga

terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau

kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi

perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan

Page 23: Tgs_Makalah UKM

penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak

sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan

meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah (Tandra,

2003).

Kafein bekerja dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin

dalam sel syaraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin. Sehingga

ada beberapa dampak akibat kebiasaan minum kopi, yaitu:

1) Minum kopi ternyata dapat meningkatkan resiko terkena stroke.

2) Meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh

darah.

3) Kafein juga dapat menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit kepala,

merasa tegang dan cepat marah.

4) Pada wanita hamil juga disarankan tidak mengkonsumsi kopi dan

makanan yang mengandung kafein. Hal ini karena kafein dapat

meningkatkan denyut jantung. Pada janin dapat menyerang plasenta dan

masuk dalam sirkulasi darah janin. Dampak terburuknya, bisa

menyebabkan keguguran.

C. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat UKM Pada Masalah

Perilaku Merokok dan “Ngopi”

Untuk menuju pembangunan masyarakat yang lebih baik dengan

memperbaiki perilaku kesehatan masyarakat UKM ke arah lebih baik

maka diperlukan kesadaran diri dari masyarakat itu sendiri. Sehingga

selanjutnya mampu dikembangkan melalui berbagai program-program

pengembangan oleh pemerintah untuk memajukan pembangunan

masyarakat.

3.4.3 Perilaku Begadang atau Kurang Tidur

Orang yang begadang baik itu karena tugas ataupun kesulitan untuk tidur

harus selalu mengatur jam biologisnya untuk memenuhi tuntutan kewajiban.

Jam biologis merupakan mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh

Page 24: Tgs_Makalah UKM

yang bekerja secara otomatis. Melawan jam biologis akan berdampak buruk

bagi kesehatan. Irama terjaga dan tidur yang biasa tampaknya menimbulkan

pengaruh stabilisasi pada kesehatan psikologis dan fisik kita.

Keadaan fisik yang menurun akibat begadang kadang diperparah oleh

kebiasaan mahasiswa minum stimulant seperti minuman berenergi ataupun

kopi. Kalau berlebihan bisa mengakibatkan insomnia karena saraf dipacu

terus untuk terjaga. Minuman berenergi tidak dianjurkan untuk diminum

saat begadang. Hal tersebut disebabkan oleh rasa masam dalam minuman

yang dapat memicu penyakit maag dan pemanis buatan yang dalam jangka

waktu lama akan menimbulkan kanker. Efek kurang tidur secara psikologis

mengakibatkan hiperaktif, kurang mengendalikan diri dan emosi,

meningkatkan nafsu birahi, kurang gesit, lekas marah dan tersinggung.

A. Efek Negatif Begadang atau Kurang Tidur

1) Kurang Konsentrasi

Waktu tidur akan terpaksa terpangkas karena harus menyelesaikan

tugas kuliah maupun tugas organisasi untuk bagi mahasiswa UKM

sehingga dapat menimbulkan kelelahan. Saat sedang kelelahan, hal

yang wajar jika sering salah membedakan informasi yang penting

dan kurang penting. Bukan itu saja, begadang atau kurang tidur juga

menyebabkan daya konsentrasi menjadi lemah dan menjadi sering

lupa, walaupun dengan hal-hal yang sangat sederhana (Anonim,

2010).

2) Selalu lapar

Penelitian menunjukkan, kurang tidur bisa mengganggu kadar gula

darah dan menyebabkan tubuh memproduksi sedikit leptin, hormon

pengendali nafsu makan, dan menghasilkan lebih banyak ghrelin,

kebalikan dari leptin. Karena faktor perubahan biologis ini, maka

wajar apabila orang yang begadang masih merasa lapar walaupun

orang tersebut baru saja makan (Anonim,2010).

3) Gampang sakit

Page 25: Tgs_Makalah UKM

Ini adalah tanda yang paling sering dijumpai. Orang yang

kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena infeksi. Berbagai

penelitian menunjukkan, mereka yang cukup istirahat memiliki

sistem imun yang lebih kuat. Tidaklah mengherankan, sakit kronis

seperti masalah punggung atau arthritis bisa saja terjadi bila kita

sering melakukan aktivitas tidur yang buruk. Dalam sebuah studi

dari John Hopkins Behavioral Sleep Medicine Program, direktur

Michael Smith, PhD, membangunkan orang dewasa muda yang

sehat selama 20 menit setiap jam selama 8 jam selama 3 hari

berturut-turut. Hasilnya, mereka memiliki toleransi sakit yang lebih

rendah, dan mudah mengalami nyeri (Anonim,2010).

4) Gampang menangis atau depresi

Tanpa waktu tidur yang cukup, emosi akan cenderung menjadi tidak

stabil. Studi juga menunjukkan, saat kita kurang tidur, kita lebih

sering merasa sedih karena otak lebih banyak menyimpan memori

negatif daripada ingatan yang membahagiakan. Tidak heran jika

orang yang kurang tidur terlihat seperti orang depresi

(Anonim,2010).

5) Ceroboh

Para ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan

motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering

gugup, menabrak atau menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan

refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi

terlihat seperti orang ceroboh (Anonim,2010).

6) Antibodi menjadi lemah

Penelitian menemukan, pada pria yang kurang tidur akan mengalami

kegagalan untuk menjaga respon imun atau kekebalan tubuh secara

normal setelah menerima suntikan flu. Mereka yang kurang tidur,

antibodi yang bekerja setelah dilakukan vaksinasi hanya bisa

bertahan paling lama 10 hari. Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi

kondisi tubuh kita (Anonim,2010).

Page 26: Tgs_Makalah UKM

7) Rentan terserang diabetes

Penelitian yang dilakukan Universitas Chicago, AS, yang meneliti

sejumlah orang selama 6 hari, mendapatkan kondisi ini bisa

mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni hormon yang

membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel.

Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam penelitian 6

hari ini menemukan, terjadi proses metabolisme gula yang tidak

semestinya. Akibatnya bisa menyebabkan timbulnya diabetes

(Anonim,2010).

8) Stres meningkat

Studi yang dilakukan Universitas Chicago juga menemukan

‘menutup mata’ kurang dari 7 jam bisa meningkatkan produksi

kortisol atau hormon stres. Bahkan pada sore dan malam hari dapat

meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan glukosa darah

sehingga bisa memicu terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan

diabetes tipe 2 (Anonim,2010).

9) Memicu rasa gelisah

Rasa gelisah setiap malam pasti akan terus menghantui mereka yang

memiliki kualitas tidur buruk. Reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang

lebih kronis lagi, perasaaan bahagia tidak akan menghampiri hidup

mereka yang kurang tidur. Tidur dan suasana hati diatur oleh zat

kimia otak yang sama. Hal ini dapat meningkatkan risiko

pengembangan depresi, tapi mungkin hanya bagi mereka yang sudah

rentan terhadap penyakit (Anonim,2010).

10) Tampak lebih tua

Mereka yang kurang tidur biasanya memiliki kulit yang pucat dan

wajah lelah. Lebih buruk lagi, peningkatan kadar kortisol dapat

memperlambat produksi kolagen yang memicu terjadinya keriput

lebih cepat (Anonim,2010).

B. Dampak Bagi Kesehatan

1) Begadang Memicu Kanker Prostat dan Payudara

Page 27: Tgs_Makalah UKM

Sebuah riset yang berlangsung dari 1987 oleh ahli kanker Steve

Richards menunjukkan korelasi antara kerja malam (begadang) dan

kemungkinan menderita kanker. Orang-orang yang bekerja di malam

hari (begadang) hingga pagi hari ternyata memiliki

ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem

kekebalan tubuh khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang

seharusnya dihancurkan oleh sel-sel imun (Handoyo, 2007).

Bila pemaksaan tidak tidur ini dilakukan satu-dua kali, tubuh masih

dapat memberikan toleransi tetapi saat menjadi kebiasaan, siklus

tubuh yang diatur oleh jam biologis otak (circadian time clock) akan

berubah dari default (pagi-sore) menjadi sore-pagi. Ini membuat

kekebalan tubuh menurun di pagi hari dimana bibit penyakit dan

bahan-bahan karsinogenik bertebaran di udara akibat perubahan suhu

dan angin (Handoyo, 2007).

2) Begadang Menurunkan Sistem Imun

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem yang

diperlukan oleh manusia untuk melawan berbagai berjuta-juta

bakteri, microba, racun, virus dan parasit yang menyerang ke tubuh.

Sistem imun yang kita miliki akan meningkat lebih pesat disaat kita

tidur, misalnya dengan cara membuang racun yang ada ditubuh kita

saat tubuh sedang tidak bekerja (tidur). Waktu malam hari adalah

saat untuk pembuangan zat- zat tidak berguna atau beracun (de-

toxin) di bagian sistem antibodi sehingga apabila tidak dimanfaatkan

secara baik (dengan tidur yang puas), maka kerja organ-organ dalam

melakukan detoxin akan tidak efektif. Hal ini akan diperparah

apabila kita mengisi jam-jam tersebut dengan mengkonsumsi

makanan (Mudafiq, 2010).

Jadi, sesekali begadang akan mengganggu kerja organ imun dalam

membentuk sistem imun yang ada di tubuh kita. Efek begadang pada

terhadap orang yang sudah terbiasa ternyata justru lebih parah.

Terlalu sering begadang memungkinkan jam biologis kita berubah.

Page 28: Tgs_Makalah UKM

Jam biologis yang kita miliki akan mengalah dengan kebiasaan kita

tersebut dan menciptakan siklus tubuh dan organ-organ yang baru.

Hal tersebut bukanlah hal yang menguntungkan (Mudafiq, 2010).

Sebuah riset telah dilangsungkan oleh ahli kanker Steve Richards.

Hasilnya menunjukkan korelasi antara kerja malam dan

kemungkinan menderita kanker. Orang-orang yang bekerja di malam

hari hingga subuh atau pagi hari ternyata memiliki

ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem

kekebalan tubuh khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang

seharusnya dapat dihancurkan oleh sel-sel imun (Mudafiq, 2010).

3) Begadang Penyebab Utama Liver

Tidur terlalu larut atau begadang, dan bangun terlalu siang adalah

penyebab utama seseorang menderita kerusakan liver (hati). Liver

adalah penyakit hati menahun dan kronis yang ditandai dengan

proses peradangan (hepatitis), nekrosis (kematian jaringan) hati,

penambahan jaringan ikat (yang batasnya tidak jelas) yang ditandai

dengan terbentuknya gumpalan-gumpalan dan pembengkakan kecil

jaringan (nodus) yang dapat mengganggu susunan dan fungsi hati

(Anonim, 2010).

Pola tidur dalam artian, tidur terlalu larut malam atu suka begadang

dan bangun terlalu siang. Penyebab lainnya yakni, tidak buang air,

baik buang air besar maupun kecil di pagi hari, serta kebiasaan tidak

makan pagi atau makan berlebihan. Pemicu lainnya adalah suka

mengkonsumsi masakan mentah atau sangat matang. Padahal

mengonsumsi makanan seperti itu dapat menambah beban hati.

Selain itu, seseorang mudah terserang penyakit ini, juga karena

banyak mengonsumsi obat-obatan, bahan pengawet, zat tambahan,

zat pewarna, dan pemanis buatan. Dengan mengubah gaya hidup

dapat membantu anda memperbaiki hati. Caranya dengan melakukan

pola makan teratur yang disuplai dengan makanan bergizi seperti

salad, buah-buahan, atau jus dan banyak mengonsumsi air mineral,

Page 29: Tgs_Makalah UKM

serta menjaga pola tidur. Pola hidup teratur dapat mengurangi

pembatasan asupan gula yang akhirnya dapat mencegah kelebihan

kolesterol yang terjadi dalam hati (Anonim, 2010).

C. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat UKM Pada Masalah

Perilaku “Begadang”

Melalui sebuah proses penyadaran diri pada masyarakat UKM tersebut

bahwa terlalu sering ‘begadang” dalam sehari-hari tidak begitu baik

berdampak bagi tubuh dan kesehatan. Serta dapat pula melalui sebuah

peningkatan pengetahuan masyarakat UKM mengenai pentingnya

menjaga kebugaran tubuh dengan menjaga sirkulasi tubuh ini melalui

perilaku mengatur kerja tubuh. Sehingga diharapkan masyarakat UKM

menjadi lebih terorganisasi lebih baik dalam bekerja dan mengurangi

kebiasaan ‘begadang”.

3.4.4 Perilaku Kurangnya Menjaga Kebersihan Lingkungan UKM

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya,

debu, sampah, dan bau. Kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri

patogen, dan bahan kimia berbahaya (Wikipedia,2010). Manusia perlu

menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau,

tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit

bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan lingkungan adalah

kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum.

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.

Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu

usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia

agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum

bagi manusia yang hidup di dalamnya. Usaha memperbaiki atau

Page 30: Tgs_Makalah UKM

meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke masa dan dari

masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat,

dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang paling mutakhir

(modern). Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan

yang dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan

kamar bedah di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan

berbeda dengan kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu.

A. Dampak Kurangnya Menjaga Kebersihan Lingkungan UKM

Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan

perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan

masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok), membersihkan

kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan

lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan

membersihkan jalan di depan rumah dari sampah. Ruang lingkup

kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan,

pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan

sampah, pembuangan air kotor (air limbah). Jika beberapa aspek

mengenai kesehatan lingkungan tersebut kurang diterapkan dalam sebuah

lingkungan UKM, maka dapat menimbulkan beberapa dampak

kesehatan, yaitu:

1) Sebagai tempat bersarangnya berbagai vektor penyakit

2) Mengganggu nilai estetika dalam sebuah ruangan UKM

3) Terlihat kotor

4) Mengganggu kenyamanan penghuni UKM

B. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat UKM Pada Maslah

Kebersihan Lingkungan

Berbagai upaya pengorganisasian pada masyarakat UKM perlu dilakukan

guna mengarahkan perilaku kebersihan masyarakat UKM menjadi lebih

baik. Sebuah upaya persuasi dapat diberikan pada seluruh masyarakat

anggota UKM tersebut. Upaya persuasi tersebut dapat diberikan oleh

salah satu anggota ataupun pimpinan UKM tersebut yang sadar akan

Page 31: Tgs_Makalah UKM

kebersihan lingkungan pada anggotanya. Selanjutnya, diharapkan mampu

memupuk kesadaran dari masyarakat UKM lainnya untuk berperilaku

sama dengan anggota lainnya.

BAB IV KESIMPULAN

Page 32: Tgs_Makalah UKM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Begadang Penyebab Utama Liver. [Serial online]. http://www.anchaznet.com/2010/02/begadang-penyebab-utama-liver.html (23 Desember 2010).

Anonim. 2010. Dampak (Efek) Negatif Akibat Sering Begadang/ Kurang Tidur. [Serial online]. http://www.adipedia.com/dampak-efek-negatif-akibat-sering-begadang-kurang-tidur/ (23 Desember 2010).

Anonim. 2010. Kebersihan. [Serial online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan (23 Desember 2010).

Anonim. 2010. Manfaat dan Bahaya Kopi. [Serial online]. http://gugling.com/manfaat- dan -bahaya-kopi.html (31 Desember 2010).

Anonim, 2009. JTPtunimus Pustaka [Serial online] http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-faradisayu-5538-3-babii.pdf (31 Desember 2010).

Ewless, Linda et al.,1994.Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis Edisi Kedua Edisi Terjemahan.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Liliweri, Alo.1997.Sosiologi Organisasi. Bandung.PT Citra Aditya Bakti.Mudafiq. 2010. Begadang Menurunkan Sistem Imun. [Serial online]

http://student.umm.ac.id/2010/04/11/begadang-menurunkan-sistem-imun/ (23 Desember 2010).

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Umar, Husein.2008.Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.