ukdi fifi

4
Pendahuluan Sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, setiap dokter harus melampirkan sertifikat kompetensi sebagai salah satu syarat untuk mengurus registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Kewajiban itu juga harus dipenuhi oleh dokter yang baru lulus dari FK/PSPD yang juga harus melakukan registrasi di KKI. Sertifikat kompetensi diperoleh melalui uji kompetensi yang diatur oleh Kolegium Ilmu masing-masing. Memahami situasi dan kondisi masa peralihan sebelum pemberlakuan program internship, diperlukan program uji kompetensi pada masa transisi yang tidak memberatkan peserta uji sekaligus tidak menyalahi syarat uji kompetensi yang telah digariskan. Uji kompetensi dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya ujian tulis, portfolio, OSCE yang memerlukan persiapan khusus untuk melaksanakannya. Menyadari hal itu, maka Komite Bersama menyepakati bentuk uji kompetensi dalam rangka sertifikasi dokter lulusan baru FK/PSPD sebelum program internship dilakukan melalui ujian tulis. Walaupun bentuk itu belum sempurna dan ideal untuk disebut uji kompetensi, namun dapat diterima sebagai upaya menjembatani tuntutan undang-undang dan kesiapan semua pengandil (stake holder) Tujuan Tujuan Uji Kompetensi Dokter Indonesia adalah untuk memberikan informasi berkenaan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi sebagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter dapat mengurus pengajuan surat ijin praktek dokter atau “medical license” Standar Kelulusan Mengingat Uji kompetensi ini sangat menentukan bagi karier seorang dokter dan akan dijadikan acuan kompetensi secara nasional, maka proses penentuan standar kelulusan harus dilakukan dengan melibatkan komponen yang dapat mewakili pemegang kebijakan seperti para pendidik dari fakultas kedokteran, dokter yang melakukan praktik, organisasi profesi, depkes atau unsur pemerintah dan masyarakat. Metode yang dipakai adalah PAP atau criterion reference dengan menggunakan panel expert judge. Seseorang dapat mendaftarkan dirinya untuk menjadi panel expert judge , namun kemudian dipilih oleh badan pelaksana dengan kriteria merupakan ahli di bidang kedokteran dan menguasai teknik standard setting dengan memperhatikan keterwakilan stakeholder. Untuk memberikan keseimbangan antara standar kompetensi yang bersifat mutlak dan pertimbangan proporsi kelulusan uji kompetensi maka metode yang akan digunakan adalah Hofstee Method. Materi ujian Sesuai dengan tujuan dari Uji Kompetensi ini. Maka materi yang diujikan harus sesuai dengan kompetensi atau standard profesi yang dibutuhkan oleh dokter Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek – aspek lain sehingga dapat menjamin sifat komprehensifnya. Berkenaan tujuan dari ujian ini adalah untuk mengetahui atau menguji kompetensi seorang dokter, maka ujian akan menitikberatkan pada prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar dan klinik yang sangat penting di dalam praktek klinik di masyarakat maupun di dalam pendidikan kedokteran tahap pascasarjana, dengan mengutamakan penguasaan prinsip – prinsip dasar mekanisme timbulnya penyakit, “Clinical Reasoning”, serta “Critical Thinking” dalam kerangka pemecahan masalah / Problem solving. Keseluruhan soal yang dikembangkan harus bersifat terintegrasi dan menguji secara utuh kompetensi yang dibutuhkan seorang dokter dalam menghadapi berbagai permasalahan kesehatan dan klinis yang akan dihadapinya. Secara lebih rinci komposisi materi ujian disusun berdasarkan berbagai tinjauan yang akan menjamin sifat komprehensif dari ujian. Jenis atau tipe soal ujian Jenis atau tipe soal ujian adalah berupa soal pilihan berganda dengan lima pilihan jawaban soal. Soal terdiri ”stem” soal yang berbentuk skenario (”vignette”), pertanyaan, dan lima pilihan jawaban dengan satu jawaban benar. Jumlah soal-soal ujian seluruhnya adalah 200 soal. Garis besar kompetensi materi ujian 1. Tinjauan 1 a. Ketrampilan dasar klinis (10 – 20%) b. Aplikasi biomedis, behavior, clinical, & epidemiologi pada kedokteran keluarga (40 – 60%) c. Komunikasi efektif (10 – 20%) d. Manajemen masalah kesehatan primer (10– 20%) e. Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi (2 – 5%) f. Profesionalisme, moral, dan etika praktik kedokteran (5 – 10%) g. Kesadaran, pemeliharaan, dan pengembangan personal (5 – 10%) 2. Tinjauan 2 a. Kognitif (20 – 40%) b. Procedural knowledge (20 – 40%) c. Konatif (20 – 40%) 3. Tinjauan 3 a. Recall (5 – 10%) b. Reasoning (90 – 95%) 4. Tinjauan 4 :

Transcript of ukdi fifi

Page 1: ukdi fifi

Pendahuluan

Sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, setiap dokter harus melampirkan sertifikat kompetensi sebagai salah satu syarat untuk mengurus registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Kewajiban itu juga harus dipenuhi oleh dokter yang baru lulus dari FK/PSPD yang juga harus melakukan registrasi di KKI. Sertifikat kompetensi diperoleh melalui uji kompetensi yang diatur oleh Kolegium Ilmu masing-masing. Memahami situasi dan kondisi masa peralihan sebelum pemberlakuan program internship, diperlukan program uji kompetensi pada masa transisi yang tidak memberatkan peserta uji sekaligus tidak menyalahi syarat uji kompetensi yang telah digariskan. Uji kompetensi dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya ujian tulis, portfolio, OSCE yang memerlukan persiapan khusus untuk melaksanakannya.

Menyadari hal itu, maka Komite Bersama menyepakati bentuk uji kompetensi dalam rangka sertifikasi dokter lulusan baru FK/PSPD sebelum program internship dilakukan melalui ujian tulis. Walaupun bentuk itu belum sempurna dan ideal untuk disebut uji kompetensi, namun dapat diterima sebagai upaya menjembatani tuntutan undang-undang dan kesiapan semua pengandil (stake holder) Tujuan Tujuan Uji Kompetensi Dokter Indonesia adalah untuk memberikan informasi berkenaan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi sebagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter dapat mengurus pengajuan surat ijin praktek dokter atau “medical license” Standar Kelulusan Mengingat Uji kompetensi ini sangat menentukan bagi karier seorang dokter dan akan dijadikan acuan kompetensi secara nasional, maka proses penentuan standar kelulusan harus dilakukan dengan melibatkan komponen yang dapat mewakili pemegang kebijakan seperti para pendidik dari fakultas kedokteran, dokter yang melakukan praktik, organisasi profesi, depkes atau unsur pemerintah dan masyarakat. Metode yang dipakai adalah PAP atau criterion reference dengan menggunakan panel expert judge. Seseorang dapat mendaftarkan dirinya untuk menjadi panel expert judge , namun kemudian dipilih oleh badan pelaksana dengan kriteria merupakan ahli di bidang kedokteran dan menguasai teknik standard setting dengan memperhatikan keterwakilan stakeholder. Untuk memberikan keseimbangan antara standar kompetensi yang bersifat mutlak dan pertimbangan proporsi kelulusan uji kompetensi maka metode yang akan digunakan adalah Hofstee Method. Materi ujian Sesuai dengan tujuan dari Uji Kompetensi ini.

Maka materi yang diujikan harus sesuai dengan kompetensi atau standard profesi yang dibutuhkan oleh dokter Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek – aspek lain sehingga dapat menjamin sifat komprehensifnya. Berkenaan tujuan dari ujian ini adalah untuk mengetahui atau menguji kompetensi seorang dokter, maka ujian akan menitikberatkan pada prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar dan klinik yang sangat penting di dalam praktek klinik di masyarakat maupun di dalam pendidikan kedokteran tahap pascasarjana, dengan mengutamakan penguasaan prinsip – prinsip dasar mekanisme timbulnya penyakit, “Clinical Reasoning”, serta “Critical Thinking” dalam kerangka pemecahan masalah / Problem solving. Keseluruhan soal yang dikembangkan harus bersifat terintegrasi dan menguji secara utuh kompetensi yang dibutuhkan seorang dokter dalam menghadapi berbagai permasalahan kesehatan dan klinis yang akan dihadapinya. Secara lebih rinci komposisi materi ujian disusun berdasarkan berbagai tinjauan yang akan menjamin sifat komprehensif dari ujian. Jenis atau tipe soal ujian Jenis atau tipe soal ujian adalah berupa soal pilihan berganda dengan lima pilihan jawaban soal. Soal terdiri ”stem” soal yang berbentuk skenario (”vignette”), pertanyaan, dan lima pilihan jawaban dengan satu jawaban benar. Jumlah soal-soal ujian seluruhnya adalah 200 soal.

Garis besar kompetensi materi ujian

1. Tinjauan 1a. Ketrampilan dasar klinis (10 – 20%)b. Aplikasi biomedis, behavior, clinical, & epidemiologi pada kedokteran keluarga (40 – 60%)c. Komunikasi efektif (10 – 20%)d. Manajemen masalah kesehatan primer (10– 20%)e. Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi (2 – 5%)f. Profesionalisme, moral, dan etika praktik kedokteran (5 – 10%) g. Kesadaran, pemeliharaan, dan pengembangan personal (5 – 10%)

2. Tinjauan 2a. Kognitif (20 – 40%)b. Procedural knowledge (20 – 40%)c. Konatif (20 – 40%)

3. Tinjauan 3a. Recall (5 – 10%)b. Reasoning (90 – 95%)

4. Tinjauan 4 :Proses normal dan patologi

a. Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi (15 – 25%)b. Kelainan genetik dan kongenital (15 – 25%)c. Penyakit Infeksi dan Imunologi (15 – 25%)d. Penyakit neoplasma (15 – 25%)e. Penyakit akibat trauma atau kecelakaan (15 – 25%) 5. Tinjauan

5. Tinjauan 5:Organ dan Sistem

a. Saraf dan perilaku (Neurobehaviour) (5 – 15%)b. Kepala dan leher (Head and Neck) (5 – 15%)c. Endokrin dan Metabolisme (Endocrine and Metabolism) (5 – 15%)d. Saluran cerna, hepatobilier, dan pankreas (Gastrointestinal, hepatobilier and pancreas)(5 – 15%)e. Saluran pernafasan (Respiratory) (5 – 15%) f. Ginjal dan saluran kemih (Urogenital)(5 – 15%)g. Jantung, pembuluh darah dan sistem limfatik (Cardiovascular and limfatik) (5 – 15%)h. Darah dan sistem kekebalan tubuh (Hematoimmunology) (5 – 15%)i. Kulit, otot, tulang dan jaringan lunak (Dermatomusculoskeletal) (5 – 15%)j. Reproduksi (Reproductive) (5 – 15%)

6. Tinjauan 6

Page 2: ukdi fifi

a. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (20-30%)b. Penapisan/Diagnosis (20-30%)c. Manajemen/Terapi (20-30%)d. Rehabilitasi (10-20%)

7. Tinjauan 7a. Individu (20 – 40%)b. Keluarga (20 – 40%)c. Msyarakat (20 – 40%)

Contoh soal

Seorang perempuan berusia 32 tahun yang menderita diabetes mellitus tipe 1 mengalami gagal ginjal progresif dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Dialisis belum dilakukan pada pasien ini. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda-tanda abnormalitas. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin = 9 g/dl, hematokrit = 28 %, dan MCV 94 mm3. Apus darah tepi menunjukkan sel-sel eritrosit normositer dan normokromik.

Manakah jawaban di bawah ini yang paling mungkin sebagai penyebab kondisi pasien tersebut?

A. Perdarahan akutB. Leukemia limfositik kronikC. Anemia SideroblastD. Defisiensi erythropoietinE. Defisiensi enzim eritrosit

Pelaksanaan Uji Coba dan Ujian Peserta

Dokter baru, yaitu seluruh lulusan fakultas kedokteran sesudah tanggal 29 April 2007

Terdapat 3 klasifikasi peserta yaitu:

Peserta Uji Coba (Try Out)

Adalah mahasiswa yang telah menjalani seluruh kepaniteraan dan mahasiswa yang diperkirakan lulus dokter dan mengikuti uji kompetensi pada bulan Oktober 2007

Peserta UjianAdalah peserta yang memenuhi persyaratan sebagai berikut• Memiliki ijazah dokter/tanda lulus dari fakultas kedokteran atau Program Studi PendidikanDokter (PSPD)• Sudah menjalani angkat sumpah dokter yang dibuktikan dengan sertifikat angkat sumpah• Mendaftarkan diri ke panitia pelaksana program sertifikasi dokter• Membayar biaya ujian sesuai ketentuan yang berlaku

Peserta Ujian Ulang

Adalah peserta yang gagal di ujian pertama dan mendaftar kembali untuk mengikuti ujian ulang pertama. Peserta harus menyertakan nomor ujian yang telah dimiliki ketika mendaftar ulang o Mengulang dengan modul: adalah peserta ujian yang gagal pada 2 kali ujian dan mendaftar kembali untuk mengikuti ujian modul

WaktuUji Coba : Tgl (Sesuai jadwal dari KBUKDI) Jam 08.00-12.00 WIBUjian : Tgl 31 (Sesuai jadwal dari KBUKDI) Jam 08.00-12.00 WIB

Prosedur Pendaftaran Uji Coba1. Kandidat/peserta dapat mendaftar melalui:a. Fakultas Kedokteran/Program Studi Pendidikan Dokter di seluruh Indonesiab. Sekretariat KBUKDI: Jl. Samratulangi No. 29 Jakarta 10350, Telp 021-3908435,3922923 fax: 021-3908435, email: [email protected]

2. Membayar biaya Uji Coba Rp. 250.000 yang disetorkan ke rekening KBUKDI di BankBNI cabang UI Depok dengan nomor rekening 0120595477 atas nama SugitoWonodirekso, Dr

Prosedur Pendaftaran Ujian

1. Kandidat/peserta dapat mendaftar melalui:a. Fakultas Kedokteran/Program Studi Pendidikan Dokter di seluruh Indonesiab. Sekretariat KBUKDI: Jl. Samratulangi No. 29 Jakarta 10350, Telp/fax 021-3908435,email: [email protected]

2. Membayar biaya sertifikasi dan registrasi dengan rincian:a. Rp. 300.000 untuk biaya sertifikasi per kali ujian yang disetorkan ke rekening KBUKDIdi Bank BNI cabang UI Depok dengan nomor rekening 0120595477 atas nama SugitoWonodirekso, Drb. Rp. 250.000 untuk biaya pengurusan STR yang disetorkan ke rekening KonsilKedokteran Indonesia di Bank BNI cabang Melawai Raya, Kebayoran Baru, JakartaSelatan, no rekening 93.20.5556 atas nama Konsil Kedokteran Indonesiac. Peserta mengambil borang pendaftaran di FK/PSPD terdekat atau sekretariatKBUKDI, dengan menunjukkan bukti pembayaran biaya pendaftaran ujian danpengurusan STR.

Page 3: ukdi fifi

d. Formulir yang telah diisi dan kelengkapan dokumen lainnya dimasukkan ke dalamamplop coklat ukuran A4 dan diserahkan ke panitia pendaftaran di FK/PSPD terdekatatau sekretariat KBUKDI

Tempat DAFTAR LOKASI UJIAN DAN FK PESERTA

1. FK. Unsyiah : FK Unsyiah, FK Univ. Abulyatama2. FK USU : FK USU, FK UISU, FK UMI3. FK Unand : FK Unand, FK. Unbrah, FK Unri4. FK Unsri : FK Unsri, FK Unja, FK Univ. Malahayati, FK Unlam5. FK UKI : FK UKI, FK Untar, FK UPN6. FK UI : FK UI, FK. Atmajaya, FK Yarsi, FK UMJ, FK UIN7. FK Trisakti : FK Trisakti, FK UPH, FK Ukrida8. FK Unud : FK Unud, FK Unram, FK UAA9. FK UKM : FK Unpad, FK UKM, FK Unjani, FK Unisba10. FK Undip : FK Undip, FK Unissula, FK Unsoed11. FK UGM : FK UGM, FK UMY, FK UII, FK UNS, FK UMS12. FK Unair : FK Unair, FK UWK, FK Hang Tuah13. FK Unibraw : FK Unibraw, FK UMM, FK UIM, FK Unej14. FK Unlam : FK Unlam, FK Unmul15. FK Unhas : FK Unhas, FK UMI16. FK Unsrat : FK Unsrat17. FK Untan : FK Untan18. FK Uncen : FK Uncen

Catatan: Untuk efisiensi biaya penyelenggaraan ujian, jika peserta di satu lokasi ujian sangat sedikit, ≤ 10, akan dipertimbangkan untuk digabung ke lokasi lain. Penggabungan ini akan diberitahukan secara langsung kepada setiap peserta.

Itu semua Info Introductionnya, tapi sebenarnya selain hal di atas, saya mo nyampain, bahwa uji kompetensi sesungguhnya adalah di hadapan masyarakat dan Alloh tentunya,bukan di hadapan KB UKDI,Kolegium Dokter or Konsil Kedokteran karena yang kita hadapin nanti belum tentu 200 soal UKDI yang kita ikutin sehingga saya ingin kasih semangat buat semua untuk terus belajar dan meresapi dan memperbanyak ilmu yang kita miliki.Buat yang masih dan akan CoAss jangan hanya menjalani rutinitas (follow up,visite,dimarahin,jaga,kondite??) tapi resapi ilmu yang ada di dalamnya baik ilmu medik ataupun filosofi di dalamnya. Dan kalau ilmu tersebut diresapi insya Alloh 200 soal UKDI bahkan ujian yang sebenarnya di masyarakat pasti bisa dibereskan.Medicine is longlife study!!!

SEMANGAT!!!