ujian plastik asri (1).docx

download ujian plastik asri (1).docx

of 22

Transcript of ujian plastik asri (1).docx

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    1/22

    1

    PRESENTASI KASUS UJIAN BEDAH PLASTIK

    SEORANG ANAK LAKI-LAKI 1 TAHUN DENGAN LABIOSCHISIS

    BILATERAL INKOMPLET

    Periode : 6-11 Oktober 2014

    Oleh:

    Nur Alfiani G99122087

    Pembimbing:

    dr. Amru Sungkar, SpB, SpBP-RE

    Oleh:

    Asri Sukawati Putri G99122020

    Pembimbing:

    dr. Amru Sungkar, SpBP

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR. MOEWARDI

    SURAKARTA

    2014

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    2/22

    2

    BAB I

    STATUS PASIEN

    A. ANAMNESIS

    I. Identitas Pasien

    Nama : An. G

    Umur : 1 Tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat : KaranganyarTanggal Masuk : 8 Oktober 2014

    Tanggal Periksa : 8 Oktober 2014

    A. Keluhan Utama

    Celah pada bibir dan langit-langit mulut

    B.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien mengeluhkan adanya celah pada gusi dan langit-langit

    mulut yang tersambung ke hidung. Keluhan dirasakan pasien sejak lahir.

    Pasien kadang tersedak jika makan atau minum, pasien kesulitan apabila

    minum menggunakan dot.

    Riwayat kehamilan ibu: riwayat penyakit selama kehamilan (-),

    obat-obatan dan jamu (-), riwayat trauma (-). Riwayat persalinan: lahir

    spontan, cukup bulan, dibantu bidan.

    C. Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat Mondok : disangkal

    Riwayat Operasi : disangkal

    D. Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat Sakit serupa : disangkal

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    3/22

    3

    E. Riwayat Gizi dan Kebiasaan

    Sehari-harinya penderita makan 3 kali sehari, dengan lauk-pauk,

    ikan, telur, sayur, tempe, dan tahu, serta susu formula. Nafsu makan

    sehari-hari baik.

    II. PEMERIKSAAN FISIK

    A. Status Generalis

    Keadaan Umum : Baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6),

    status gizi kesan cukup

    Tanda Vital

    Nadi : 92 x/menit, reguler, isi cukup, simetris

    Pernapasan : 22 x/menit

    Suhu : 36,6oC per axiler

    Kepala : mesocephal

    Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil

    isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+), hematom

    periorbita (-/-), diplopia (-/-).

    Hidung : bentuk asimetris, napas cuping hidung (-), secret (-

    ), keluar darah (-)

    Telinga : tidak ada kelainan, tragus pain (-)

    Mulut : lihat status lokalis

    Leher : Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar,

    glandula thyroid tidak membesar, kaku kuduk (-),

    gerak bebas, deviasi trakhea (-)

    Thorak :

    Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

    Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat

    Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

    Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler,

    bising (-)

    Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    4/22

    4

    Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri

    Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

    Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+)

    Suara tambahan (-/-)

    Abdomen :

    Inspeksi : Perut distended (-)

    Auskultasi : Bising usus (+) normal

    Perkusi : Timpani

    Palpasi : Nyeri tekan (-)

    Ekstremitas :

    Akral dingin Oedem

    B. Status Lokalis

    Regio Supra Labial

    Inspeksi : celah bibir (+) kanan dan kiri (bilateral)

    Regio Palatum

    Inspeksi : tampak celah pada palatum kanan dan kiri dimulai dari

    uvula

    - -

    - -

    - -

    - -

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    5/22

    5

    III. DIAGNOSIS

    Labioschisis bilateral inkomplit

    IV. PLANNING

    MRS Bangsal

    Konsul Anestesi

    Cek darah rutin, PT, aPTT, HbsAg

    Labioplasty

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    6/22

    6

    BAB II

    JAWABAN UJIAN

    1.

    ANAMNESIS

    a. Gejala yang di alamai:

    - Terbentuknya celah di bibir

    - Kesulitan anak dalam menghisap, reflek menghisapnya tidak

    seperti orang normal

    - Gangguan pertumbuhan gigi

    -

    Infeksi telinga berulang

    - Gangguan berbicara

    b. Apakah kemungkinan penyebab labioschisis pada Kecelakaan lalu

    lintas :

    - Apakah terdapat riwayat keluarga yang mengalami keluhan

    yang sama

    -

    Apakah ibu mengalami sakit selama kehamilan

    -

    Adakah penyulit selama kehamilan

    - Apakah ibu meminum obat-obatan tertentu atau jamu

    tradisional selama hamil

    - Bagaimana asupan gizi ibu saat hamil

    - Apakah ibu rutin memeriksakan kehamilannya selama hamil

    2.PEMERIKSAAN FISIK

    Terdapat celah di bibir, dapat berupa :

    a. Komplit : Celah terbentuk sempurna hingga menembus dasar hidung

    ataupun bagian dari palatum lunak dan keras tidak menyatu.

    b. Inkomplit : Celah terbentuk tidak sempurna hanya sebagian

    kecil saja

    Dan berdasarkan lokasi/ jumlah kelainan :

    a. Unilateral : Bila terdapat celah pada satu sisi

    b.

    Bilateral : Bila terdapat dua celah langsung pada kedua si

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    7/22

    7

    3.

    DIAGNOSIS

    Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ditemukan celah pada bibir,

    langit-langit, bibir dan langit-langit

    4.RENCANA PENATALAKSANAAN

    Idealnya, anak dengan labioschisis ditatalaksana oleh tim labio-

    palatoschisis yang terdiri dari spesialistik bedah mulut dan maksilofasial,

    terapis bicara dan bahasa, dokter gigi, ortodonsi, psikolog, dan perawat

    spesialis. Perawatan dan dukungan pada bayi dan keluarganya diberikan sejak

    bayi tersebut lahir sampai berhenti tumbuh pada usia kira-kira 18 tahun.

    Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada saat usia anak 3 bulan.

    Ada tiga tahap penatalaksanaan labioschisis yaitu :

    a.

    Tahap sebelum operasi

    Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh

    bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari

    keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia yang memadai.

    b.

    Tahap operasi

    Usia optimal untuk operasi bibir sumbing (labioplasty) adalah usia

    3 bulan. Usia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada

    usia 5-6 bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut

    maka pengucapan huruf bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau

    dilakukan operasi pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang

    sempurna. Bila gusi terbelah, kelainannya menjadi

    labiognatopalatoschizisis. Koreksi gusi dilakukan pada usia 8-9 tahun

    dan bekerja sama dengan ahli ortodonsi.

    c. Tahap setelah operasi

    Tahap selanjutnya adalah tahap setelah operasi, penatalaksanaanya

    tergantung dari tiap-tiap jenis operasi yang dilakukan, biasanya dokter

    bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua pasien

    misalnya setelah operasi bibir sumbing, luka bekas operasi dibiarkan

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    8/22

    8

    terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus untuk

    memberikan minum bayi

    5.

    EDUKASI, PENYULUHAN, DAN PENCEGAHAN SEKUNDER

    Edukasi, penyuluhan, dan pencegahan sekunder yangdapat dilakukan

    adalah dengan menyarankan ibu hamil untuk menghindari factor-faktor resiko

    seperti merokok, konsumsi alcohol, konsumsi obat-obatan diluar ketentuan

    dokter, konsumsi jamu-jamuan, serta untuk rutin memeriksakan kandungannya

    selama hamil. Asupan gizi ibu saat hamil juga harus diperhatikan, dicukupi

    kebutuhan vitamin dan mineralnya.

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    9/22

    9

    BAB III

    TINJUAN PUSTAKA

    A. Pendahuluan

    Labioschisis atau cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu kondisi

    dimana terdapatnya celah pada bibir atas diantara mulut dan hidung.

    Kelainan ini dapat berupa takik kecil pada bagian bibir yang berwarna

    sampai pada pemisahan komplit satu atau dua sisi bibir memanjang dari

    bibir ke hidung.Celah pada satu sisi disebut labioschisis unilateral, dan jika

    celah terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis bilateral.

    Labioschisis atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan

    yang menjadi masalah tersendiri di kalangan masyarakat, terutama

    penduduk dengan status sosial ekonomi yang lemah. Akibatnya operasi

    dilakukan terlambat dan bahkan dibiarkan sampai dewasa. Fogh Andersen

    di Denmark melaporkan kasus bibir sumbing dan celah langit-langit

    1.47/1000 kelahiran hidup. Hasil yang hampir sama juga dilaporkan oleh

    Woolf dan Broadbent di Amerika Serikat serta Wilson untuk daerah

    Inggris. Neel menemukan insiden 2.1/1000 penduduk di epang.

    Insiden bibir sumbing di Indonesia belum diketahui secara pasti.

    Insidensinya 1004 pasien bibir sumbing diantara 3 juta penduduk.

    Penelitian untuk bibir sumbing dengan atau tanpa celah pada langit-langit,

    menggambarkan patologi yang sesuai dengan klasifikasi tingkat keparahan

    distorsi bibir, hidung, langit-langit primer dan sekunder. Penerapan

    klasifikasi tingkat keparahan bibir sumbing dapat digunakan untukpemilihan pengobatan atau operasi.

    B. Definisi

    Labioschisis atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan

    yang menjadi masalah tersendiri di kalangan masyarakat, terutama

    penduduk dengan status sosial ekonomi yang lemah.Akibatnya operasi

    dilakukan terlambat dan malah dibiarkan sampai dewasa. Labioschisis atau

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    10/22

    10

    cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu kondisi dimana terdapatnya celah

    pada bibir atas diantara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat berupa takik

    kecil pada bagian bibir yang berwarna sampai pada pemisahan komplit

    satu atau dua sisi bibir memanjang dari bibir ke hidung.

    Celah pada satu sisi disebut labioschisis unilateral, dan jika celah

    terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis bilateral. Bibir sumbing

    dengan atau tanpa celah pada langit-langit, merupakan kelainan kongenital

    yang paling umum pada kepala dan leher di dunia.Penelitian epidemiologi

    untuk pencegahan terjadinya bibir sumbing masih sedikit namun teknik

    bedah untuk merepairbanyak dilakukan.

    C. Embriologi

    Pembentukkan bibir atas melalui rangkaian proses sebagaimana

    berikut :

    2. Sisi lateral bibir atas, dibentuk oleh prominensi maksila kiri dan

    kanan.

    3.

    Sisi medial (philtrum) dibentuk oleh fusi premaksila dengan

    prominensi nasal.

    4.

    Ketiga prominensi ini kemudian mengalami kontak membentuk

    seluruh bibir atas yang utuh.

    5. Gangguan dari faktor multigenetik dan faktor lingkungan bisa

    menyebabkan proses pembentukan bibir atas tidak sempurna seterusnya

    membentuk celah.

    D. Etiologi

    Etiologi bibir sumbing dan celah langit-langit adalah

    multifaktorial.Selain faktor genetik juga terdapat faktor non genetik atau

    lingkungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir

    sumbing dan celah langit-langit adalah usia ibu waktu melahirkan,

    perkawinan antara penderita bibir sumbing, defisiensi Zn waktu hamil dan

    defisiensi vitamin B6.

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    11/22

    11

    Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa labioschisis muncul

    sebagai akibat dari kombinasi faktor genetik dan faktor-faktor lingkungan.

    Di Amerika Serikat dan bagian barat Eropa, para peneliti melaporkan

    bahwa 40% orang yang mempunyai riwayat keluarga labioschisis akan

    mengalami labioschisis. Kemungkinan seorang bayi dilahirkan dengan

    labioschisis meningkat bila keturunan garis pertama (ibu, ayah, saudara

    kandung) mempunyai riwayat labioschisis. Ibu yang mengkonsumsi

    alcohol dan narkotika, kekurangan vitamin (terutama asam folat) selama

    trimester pertama kehamilan, atau menderita diabetes akan lebih

    cenderung melahirkan bayi/ anak dengan labioschisis.

    Bayi yang terlahir dengan labioschisis harus ditangani oleh klinisi

    dari multidisiplin dengan pendekatan team-based(dokter spesialis bedah

    mulut, spesialis anak dan spesialis anestesi), agar memungkinkan

    koordinasi efektif dari berbagai aspek multidisiplin tersebut. Selain

    masalah rekonstruksi bibir yang sumbing, masih ada masalah lain yang

    perlu dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara, gigi-geligi dan

    psikososial. Masalah-masalah ini sama pentingnya dengan rekonstruksi

    anatomis, dan pada akhirnya hasil fungsional yang baik dari rekonstruksi

    yang dikerjakan juga dipengaruhi oleh masalah-masalah tersebut. Dengan

    pendekatan multidisipliner, tatalaksana yang komprehensif dapat

    diberikan, dan sebaiknya kontinyu sejak bayi lahir sampai

    remaja.Diperlukan tenaga spesialis bidang kesehatan anak, bedah plastik,

    THT, gigi ortodonti, serta terapis wicara, psikolog, ahli nutrisi dan

    audiolog.

    Menurut Mansjoer dan kawan-kawan, hipotesis yang diajukan

    antara lain:

    1. Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa

    embrional dalam hal kuantitas (pada gangguan sirkulasi feto-

    maternal) dan kualitas (defisiensi asam folat, vitamin C, dan Zn)

    2. Penggunaan obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi

    hormonal

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    12/22

    12

    3.

    Infeksi, terutama pada infeksi toxoplasma dan klamidia.

    4. Faktor genetik

    Kelainan ini terjadi pada trimester pertama kehamilan,

    prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm pada daerah

    tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (prosesus nasalis dan

    maksilaris) pecah kembali.

    Vitamin B-6 memiliki peran vital dalam metabolisme asam

    amino.Defisiensi vitamin B-6 tunggal telah terbukti dapat menyebabkan

    langit-langit mulut sumbing dan kelainan defek lahior lainnya pada tikus

    percobaan.Dan Miller (1972) menunjukkan bahwa pemberian vitamin B-6

    dapat mencegah terjadinya celah orofasial.

    Salah satu penyebab terjadinya celah orofasial ialah heterogenitas,

    sebanyak sekitar 20% menyertai sindrom yang disebabkan mutasi yang

    spesifik.Namun juga terjadinya celah orofasil juga berhubungan dengan

    asam folat dan multivitamin lainnya.Beberapa mungkin memiliki etiologi

    karena asam folat, namun sebagian lagi tidak, sehingga menyulitkan untuk

    mencari efeknya.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bustami dan kawan-kawan

    diketahui bahwa alasan terbanyak anak penderita labioschisis terlambat

    (berumur antara 5-15 tahun) untuk dioperasi adalah keadaan sosial

    ekonomi yang tidak memadai dan pendidikan orang tua yang masih

    kurang.

    Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi sebagai salah satu kegiatan

    pokok Puskesmas juga dilaksanakan sesuai dengan pola pelayanan

    Puskesmas tersebut. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut terutama

    ditujukan kepada golongan rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan

    mulut yaitu: ibu hamil/menyusui, anak pra sekolah dan anak sekolah dasar

    serta ditujukan pada keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah di

    pedesaan dan perkotaan. Dengan penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di

    Puskesmas ini diharapkan tercapainya keadaan kesehatan gigi masyarakat

    yang layak (optimum).

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    13/22

    13

    E. Klasifikasi

    Labioschisis diklasifikasikan berdasarkan lengkap/ tidaknya celah

    yang terbentuk:

    a. Komplit : Celah terbentuk sempurna hingga menembus dasar

    hidung ataupun bagian dari palatum lunak dan keras tidak menyatu.

    b. Inkomplit : Celah terbentuk tidak sempurna hanya sebagian

    kecil saja

    Dan berdasarkan lokasi/ jumlah kelainan :a. Unilateral : Bila terdapat celah pada satu sisi

    b. Bilateral : Bila terdapat dua celah langsung pada

    kedua sisi

    F. Manifestasi Klinis

    Manifestasi klinis dari kelainan labioschisis yang paling sering

    timbul yaitu masalah asupan makanan. Adanya labioschisis memberikan

    kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibu atau

    dot.Tekanan lembut pada pipi bayi dengan labioschisis mungkin dapat

    meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang

    ditemukan adalah reflex hisap dan reflek menelan pada bayi dengan

    labioschisis tidak sebaik bayi normal, dan bayi dapat menghisap lebih

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    14/22

    14

    banyak udara pada saat menyusu. Memegang bayi dengan posisi tegak

    lurus mungkin dapat membantu proses menyusu bayi. Menepuk-nepuk

    punggung bayi secara berkala juga dapat membantu.Bayi yang hanya

    menderita labioschisis atau dengan celah kecil pada palatum biasanya

    dapat menyusui, namun pada bayi dengan labioplatoschisis biasanya

    membutuhkan penggunaan dot khusus.Dot khusus (cairan dalam dot ini

    dapat keluar dengan tenaga hisapan kecil) ini dibuat untuk bayi dengan

    labio-palatoschisis dan bayi dengan masalah pemberian makan/ asupan

    makanan tertentu.

    Masalah Dental Anak yang lahir dengan labioschisis mungkin

    mempunyai masalah tertentu yang berhubungan dengan kehilangan,

    malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada arean dari celah bibir yang

    terbentuk. Infeksi telinga anak dengan labio-palatoschisis lebih mudah

    untuk menderita infeksi telinga karena terdapatnya abnormalitas

    perkembangan dari otot-otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan

    tuba eustachius. Gagnguan berbicara Pada bayi dengan labio-palatoschisis

    biasanya juga memiliki abnormalitas pada perkembangan otot-otot yang

    mengurus palatum mole. Saat palatum mole tidak dapat menutup ruang/

    rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada

    yang lebih tinggi (hypernasal quality of peech). Meskipun telah dilakukan

    reparasi palatum, kemampuan otot-otottersebut diatas untuk menutup

    ruang/ rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali

    sepenuhnya normal. Anak mungkin mempunyai kesulitan untuk

    menproduksi suara/ kata "p, b, d, t, h, k, g, s, sh, and ch", and terapi bicara

    (speech therapy) biasanya sangat membantu.

    G. Penatalaksanaan

    Idealnya, anak dengan labioschisis ditatalaksana oleh tim labio-

    palatoschisis yang terdiri dari spesialistik bedah mulut dan maksilofasial,

    terapis bicara dan bahasa, dokter gigi, ortodonsi, psikolog, dan perawat

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    15/22

    15

    spesialis. Perawatan dan dukungan pada bayi dan keluarganya diberikan sejak

    bayi tersebut lahir sampai berhenti tumbuh pada usia kira-kira 18 tahun.

    Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada saat usia anak 3 bulan.

    Ada tiga tahap penatalaksanaan labioschisis yaitu :

    i. Tahap sebelum operasi

    Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan

    tubuh bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari

    keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia yang memadai. Patokan

    yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi berat badan lebih dari 10

    pounds atau sekitar 4-5 kg , Hb lebih dari 10 gr %, usia lebih dari 10

    minggu, dan Leukosit < 10.000 ul, jika bayi belum mencapai rule of ten

    ada beberapa nasehat yang harus diberikan pada orang tua agar kelainan

    dan komplikasi yang terjadi tidak bertambah parah. Misalnya memberi

    minum harus dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik susu dapat

    memancar keluar sendiri dengan jumlah yang optimal artinya tidak terlalu

    besar sehingga membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga membuat

    asupan gizi menjadi tidak cukup serta menghindari adanya infeksi saluran

    telinga, jika dot dengan besar lubang khusus ini tidak tersedia bayi cukup

    diberi minum dengan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi

    setengah duduk atau tegak untuk menghindari masuknya susu melewati

    langit-langit yang terbelah.

    Selain itu celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan

    plester khusus non alergenik untuk menjaga agar celah pada bibir menjadi

    tidak terlalu jauh akibat proses tumbuh kembang yang menyebabkan

    menonjolnya gusi kearah depan (protrusio pre maxilla) akibat dorongan

    lidah pada prolabium,karena jika hal ini terjadi tindakan koreksi pada saat

    operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang didapat

    tidak sempurna. Plester non alergenik tadi harus tetap direkatkan sampai

    waktu operasi tiba.

    ii.

    Tahap sewaktu operasi

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    16/22

    16

    Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasi, pada saat ini yang

    diperhatikan adalah soal kesiapan tubuh si bayi menerima perlakuan

    operasi, hal ini hanya bisa diputuskan oleh dokter spesialis anak dan

    spesialis anestesi.Usia optimal untuk operasi bibir sumbing (labioplasty)

    adalah usia 3 bulan. Usia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir

    dimulai pada usia 5-6 bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia

    tersebut maka pengucapan huruf bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau

    dilakukan operasi pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang sempurna.

    Bila gusi terbelah, kelainannya menjadi labiognatopalatoschizisis. Koreksi

    gusi dilakukan pada usia 8-9 tahun dan bekerja sama dengan ahli

    ortodonsi.

    Bibir sumbing bilateral

    Straight line Repair

    Metode ini digunakan untuk bibir sumbing minimal.Operasi ini

    merupakan metode operasi yang paling sederhana dan tertua.Dari segi

    kosmetik hasilnya kurang baik.

    Kekurangannya ialah jika digunakan pada bibir sumbing yang

    lebih luas, maka akan mengorbankan terlalu banyak jaringan normal dan

    dapat merusak bentuk dari cupids bow, serta penutupan dengan cara ini

    cenderung menyebabkan kontraksi yang menghasilkan suatu lekukan

    deformitas pada vermilion.

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    17/22

    17

    iii.

    Tahap setelah operasi.

    Tahap selanjutnya adalah tahap setelah operasi, penatalaksanaanya

    tergantung dari tiap-tiap jenis operasi yang dilakukan, biasanya dokter

    bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua pasien

    misalnya setelah operasi bibir sumbing, luka bekas operasi dibiarkan

    terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus untuk

    memberikan minum bayi. Banyaknya penderita bibir sumbing yang datang

    ketika usia sudah melebihi batas usia optimal untuk operasi, membuat

    operasi hanya untuk keperluan kosmetika saja sedangkan secara fisiologis

    tidak tercapai, fungsi bicara tetap terganggu seperti sengau dan lafalisasi

    beberapa huruf tetap tidak sempurna, tindakan speech terapi pun tidak

    banyak bermanfaat.

    Cara menyusui bagi ibu yang memiliki anak dengan bibir sumbing:

    a. Memberi tahu ibu kepentingan ASI untuk bayinya,

    b.

    Usaha untuk menutup celah atau bibir sumbing agar bayi dapat

    memegang puting dan areola dalam mulutnya waktu menyusui (jari

    ibu atau plak gigi yg khusus atau obturator), kadang-kadang

    payudara ibu menutup celah itu.

    c. Memerah susu dan memberikan kepada anaknya menggunakan

    cangkir atau sendok teh.

    H. Prognosis

    Kelainan labioschisis merupakan kelainan bawaan yang dapat

    dimodifikasi/ disembuhkan. Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini

    melakukan operasi saat usia masih dini, dan hal ini sangat memperbaiki

    penampilan wajah secara signifikan. Dengan adanya teknik pembedahan yang

    makin berkembang, 80% anak dengan labioschisis yang telah ditatalaksana

    mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang baik.Terapi bicara yang

    berkesinambungan menunjukkan hasil peningkatan yang baik pada masalah-

    masalah berbicara pada anak labioschisis.

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    18/22

    18

    I. Pencegahan

    1. Menghindari merokok

    Ibu yang merokok mungkin merupakan faktor risiko lingkungan

    terbaik yang telah dipelajari untuk terjadinya celah orofacial.Ibu yang

    menggunakan tembakau selama kehamilan secara konsisten terkait dengan

    peningkatan resiko terjadinya celah-celah orofacial.Mengingat frekuensi

    kebiasaan kalangan perempuan di Amerika Serikat, merokok dapat

    menjelaskan sebanyak 20% dari celah orofacial yang terjadi pada populasi

    negara itu.

    Lebih dari satu miliar orang merokok di seluruh dunia dan hampir

    tiga perempatnya tinggal di negara berkembang, sering kali dengan adanya

    dukungan public dan politik yang relatif rendah untuk upaya pengendalian

    tembakau. Banyak laporan telah mendokumentasikan bahwa tingkat

    prevalensi merokok pada kalangan perempuan berusia 15-25 tahun terus

    meningkat secara global pada dekade terakhir. Diperkirakan bahwa pada

    tahun 1995, 12-14 juta perempuan di seluruh dunia merokok selama

    kehamilan mereka dan, ketika merokok secara pasif juga dicatat, 50 juta

    perempuan hamil, dari total 130 juta terpapar asap tembakau selama

    kehamilan mereka.

    2. Menghindari alkohol

    Peminum alkohol berat selama kehamilan diketahui dapatmempengaruhi tumbuh kembang embrio, dan langit-langit mulut sumbing

    telah dijelaskan memiliki hubungan dengan terjadinya defek sebanyak

    10% kasus pada sindrom alkohol fetal (fetal alcohol syndrome). Pada

    tinjauan yang dipresentasikan di Utah Amerika Serikat pada acara

    pertemuan konsensus WHO (bulan Mei 2001), diketahui bahwa

    interpretasi hubungan antara alkohol dan celah orofasial dirumitkan oleh

    bias yang terjadi di masyarakat. Dalam banyak penelitian tentang

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    19/22

    19

    merokok, alkohol diketemukan juga sebagai pendamping, namun tidak ada

    hasil yang benar-benar disebabkan murni karena alcohol.

    3.

    Memperbaiki Nutrisi Ibu

    Nutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester I

    kehamilan sangat penting bagi tumbuh kembang bibir, palatum dan

    struktur kraniofasial yang normal dari fetus.

    a. Asam Folat

    Peran asupan folat pada ibu dalam kaitannya dengan celah orofasial

    sulit untuk ditentukan dalam studi kasus-kontrol manusia karena folat dari

    sumber makanan memiliki bioavaibilitas yang luas dan suplemen asam folat

    biasanya diambil dengan vitamin, mineral dan elemen-elemen lainnya yang

    juga mungkin memiliki efek protektif terhadap terjadinya celah orofasial.Folat

    merupakan bentuk poliglutamat alami dan asam folat ialah bentuk

    monoglutamat sintetis.Pemberian asam folat pada ibu hamil sangat penting

    pada setiap tahap kehamilan sejak konsepsi sampai persalinan.Asam folat

    memiliki dua peran dalam menentukan hasil kehamilan. Satu, ialah dalam

    proses maturasi janin jangka panjang untuk mencegah anemia pada kehamilan

    lanjut. Kedua, ialah dalam mencegah defek kongenital selama tumbuh

    kembang embrionik.Telah disarankan bahwa suplemen asam folat pada ibu

    hamil memiliki peran dalam mencegah celah orofasial yang non sindromik

    seperti bibir dan/atau langit-langit sumbing.

    b. Vitamin B-6

    Vitamin B-6 diketahui dapat melindungi terhadap induksi terjadinya

    celah orofasial secara laboratorium pada binatang oleh sifat teratogennya,

    demikian juga kortikosteroid, kelebihan vitamin A, dan

    siklofosfamid.Deoksipiridin, atau antagonis vitamin B-6, diketahui

    menginduksi celah orofasial dan defisiensi vitamin B-6 sendiri cukup untuk

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    20/22

    20

    membuktikan terjadinya langit-langit mulut sumbing dan defek lahir lainnya

    pada binatang percoban.Namun penelitian pada manusia masih kurang untuk

    membuktikan peran vitamin B-6 dalam terjadinya vitamin B-6.

    c. Vitamin A

    Asupan vitamn A yang kurang atau berlebih dikaitkan dengan

    peningkatan resiko terjadinya celah orofasial dan kelainan kraniofasial

    lainnya. Hale adalah peneliti pertama yang menemukan bahwa defisiensi

    vitamin A pada ibu menyebabkan defek pada mata, celah orofasial, dan defekkelahiran lainya pada babi. Penelitian klinis manusia menyatakan bahwa

    paparan fetus terhadap retinoid dan diet tinggi vitamin A jugadapat

    menghasilkan kelainan kraniofasial yang gawat.Pada penelitian prospektif

    lebih dari 22.000 kelahiran pada wanita di Amerika Serikat, kelainan

    kraniofasial dan malformasi lainnya umum terjadi pada wanita yang

    mengkonsumsi lebih dari 10.000 IU vitamin A pada masa perikonsepsional.

    4.

    Modifikasi Pekerjaan

    Dari data-data yang ada dan penelitian skala besar menyarankan

    bahwa ada hubungan antara celah orofasial dengan pekerjaan ibu hamil

    (pegawai kesehatan, industri reparasi, pegawai agrikulutur).Teratogenesis

    karena trichloroethylene dan tetrachloroethylene pada air yang diketahui

    berhubungan dengan pekerjaan bertani mengindikasikan adanya peran dari

    pestisida, hal ini diketahui dari beberapa penelitian.namun tidaksemua.Maka sebaiknya pada wanita hamil lebih baik mengurangi jenis

    pekerjaan yang terkait. Pekerjaan ayah dalam industri cetak, seperti pabrik

    cat, operator motor, pemadam kebakaran atau bertani telah diketahui

    meningkatkan resiko terjadinya celah orofasial.

    5. Suplemen Nutrisi

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    21/22

    21

    Beberapa usaha telah dilakukan untuk merangsang percobaan pada

    manusia untuk mengevaluasi suplementasi vitamin pada ibu selama

    kehamilan yang dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan.Hal ini

    dimotivasi oleh hasil baik yang dilakukan pada percobaan pada

    binatang.Usaha pertama dilakukan tahun 1958 di Amerika Serikat namun

    penelitiannya kecil, metodenya sedikit dan tidak ada analisis statistik yang

    dilaporkan.Penelitian lainnya dalam usaha memberikan suplemen

    multivitamin dalam mencegah celah orofasial dilakukan di Eropa dan

    penelitinya mengklaim bahwa hasil pemberian suplemen nutrisi adalah

    efektif, namun penelitian tersebut memiliki data yang tidak mencukupi

    untuk mengevaluasi hasilnya.Salah satu tantangan terbesar dalam

    penelitian pencegahan terjadinya celah orofasial adalah mengikutsertakan

    banyak wanita dengan resiko tinggi pada masa produktifnya.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/27/2019 ujian plastik asri (1).docx

    22/22

    22