Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

39
UJIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA UNIVERSITAS HANG TUAH – RSAL DR. RAMELAN SURABAYA Nama : Daylan Oscar Hermawan NIM : 2010.04.0.0022 Penguji : DR.dr. Tuti Herwini, Sp.KJ dr. Sadya Wendra, Sp.KJ I. IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. Winarmi Umur : 36 tahun Tempat tanggal lahir : Kediri, 2 Maret 1979 Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SMA Agama : Islam Status : Menikah Suku bangsa : Ayah : Jawa Ibu : Jawa Bangsa : Ayah : Indonesia Ibu : Indonesia Bahasa : Bahasa Indonesia Alamat rumah : Jln. Golf VI No. 61, Surabaya Tanggal Pemeriksaan : 22 September 2015 1

description

Skizofrenia simplek

Transcript of Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Page 1: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

UJIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

UNIVERSITAS HANG TUAH – RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

Nama : Daylan Oscar Hermawan

NIM : 2010.04.0.0022

Penguji : DR.dr. Tuti Herwini, Sp.KJ

dr. Sadya Wendra, Sp.KJ

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Winarmi

Umur : 36 tahun

Tempat tanggal lahir : Kediri, 2 Maret 1979

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Status : Menikah

Suku bangsa : Ayah : Jawa

Ibu : Jawa

Bangsa : Ayah : Indonesia

Ibu : Indonesia

Bahasa : Bahasa Indonesia

Alamat rumah : Jln. Golf VI No. 61, Surabaya

Tanggal Pemeriksaan : 22 September 2015

Autoanamnesa

Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 22 September 2015

pukul 16:00 WIB di Jln. Golf VI No. 61, Surabaya.

1

Page 2: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Heteroanamnesa

Heteroanamnesa dengan Tn.Wiranata (suami penderita) pada

tanggal 22 September 2015 pukul 16.00 WIB di rumah

penderita Jln. Golf VI No.61, Surabaya.

II. ANAMNESIS

a. Keluhan Utama

Sering diam tidak mau bicara dan bingung.

b. Keluhan Tambahan

Malas beraktivitas, mendengar bisikan yang menyuruh pasien mati,

merasa curiga, dan pernah marah.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 22 September 2015

pukul 17.00 WIB di rumah penderita Jln. Golf VI No.61, Surabaya

Pemeriksa mendatangi rumah penderita di Jalan Golf VI No.61

pada hari Selasa, tanggal 22 September 2015 pukul 15.30 WIB.

Ketika itu rumah penderita tampak sepi dari luar, hanya tampak dua

buah sepeda motor di teras rumah penderita. Kemudian pemeriksa

mengetok rumah penderita 3x namun tidak ada jawaban dari dalam,

kemudian pemeriksa menelepon suami penderita untuk memberitahu

bahwa pemeriksa sudah ada di teras penderita. Beberapa saat

kemudian suami penderita membukakan pintu rumahnya bersama

istrinya yang tak lain adalah penderita. Keduanya mempersilahkan

pemeriksa masuk dan duduk di ruang tamunya.

Setelah duduk, pemeriksa menanyakan bagaimana kondisi

penderita sekarang, pemeriksa juga menanyakan bagaimana

perasaan penderita sekarang. Kemudian penderita menjawab

dengan tidak menatap mata pemeriksa. Penderita menjawab bahwa

dirinya sehat dan perasaannya biasa saja dan bingung. Kemudian

penderita diam kembali. Suami penderita yang lebih banyak

menjawab dan bercerita . Selama suami penderita bercerita panjang

lebar, penderita hanya terlihat diam saja dan seperti melamun. Afek

2

Page 3: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

dan emosi penderita tampak dangkal. Penderita waktu itu

menggunakan baju yang rapi. Mengenakan kerudung berwarna

merah dengan motif gambar bunga dan baju terusan berwarna krem.

Kemudian pemeriksa memuji penderita bahwa penampilannya hari

ini cantik sekali. Dan penderita hanya tersenyum ketika itu.

Pemeriksa kemudian menanyakan berapa kali penderita mandi

dalam sehari, penderita menjawab mandi dua kali dengan suara

sangat pelan sekali dan kemudian tersenyum dan diam kembali.

Pemeriksa juga menanyakan apakah pederita sholat dan berapa

waktu sholatnya, penderita menjawab bahwa dirinya sholat dan

hanya dua sampai tiga kali sholatnya.

Kemudian pemeriksa bertanya tentang silsilah keluarga

penderita. Penderita menjawab bahwa dirinya merupakan anak

terakhir dari tiga bersaudara. Dua kakaknya perempuan semua.

Penderita berkata jarak antar saudaranya tidak jauh. Penderita dan

kakak keduannya berjarak lima tahun. Penderita mengaku akur

dengan kedua kakaknya. Menurut keterangan suaminya, penderita

anak yang paling cantik diantara kedua kakaknya. Ketika

dikonfirmasi tentang hal itu, penderita hanya tersenyum. Selama

pemeriksa bertanya , jawaban penderita sangat singkat dan lebih

banyak diam. Pemeriksa bertanya tentang kehidupan kakak-kakak

penderita. Penderita menjawab tidak tahu. Penderita hanya tahu

sekarang kedua kakaknya ada di Kediri. Pemeriksa juga bertanya

tentang ayah dan ibu penderita. Pemeriksa bertanya keberadaan

ayah dan ibu penderita, pemeriksa juga bertanya tentang keadaan

orangtua penderita. Penderita menjawab kedua orang tuanya

berada di Kediri dan dalam keadaan yang sehat. Pemeriksa

bertanya tentang nama dan umur orang tua penderita. Penderita

menjawab dengan benar nama kedua orang tuanya dan umur

keduanya. Nama ayah penderita Abdul Hadi berusia 68 tahun dan

nama ibu penderita Siti Muslimah berusia 65 tahun.

3

Page 4: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Setelah itu pemeriksa mulai bertanya mengenai anak

penderita. Pemeriksa bertanya berapa jumlah anaknya, serta

menanyakan identitas anaknya. Pemeriksa juga bertanya tentang

pendidikan anaknya. Penderita kemudian menjawab pertanyaan

pemeriksa. Penderita menjawab anaknya tiga. Anak pertama

bernama Aulia Urifatul berusia 14 tahun, anak kedua bernama

Afdal Ghazarait berusia 12 tahun, anak ketiga bernama Alqaidah

Maulidina berusia 9 tahun. Ekspresi penderita datar ketika

menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pemeriksa. Pemeriksa juga

bertanya tentang pendidikan anak-anak penderita. Penderita hanya

terdiam, dan suami penderita yang menjawab.

Kemudian pemeriksa bertanya tentang pendidikan penderita.

Penderita menjawab pendidikan terakhirnya SMA Wijaya Putra di

Surabaya, untuk SD dan SMP nya penderita bersekolah di Kediri.

Penderita berkata sewaktu itu dirinya ikut kakaknya yang pertama

tinggal di Surabaya. Ketika ditanya tentang prestasi penderita

ketika bersekolah, penderita mengaku bingung. Dan hanya

tersenyum.

Kemudian pemeriksa memberi pertanyaan kepada penderita

tentang masa pacarannya dengan suami penderita. Penderita

menjawabnya sambil tersenyum malu. Penderita menjawab bahwa

dahulu ketemu suaminya ketika duduk di bangku SMA. Pemeriksa

berkata canda bahwa pasti dulu ibu cantik sekali , sampai bapak

tertarik melihat ibu. Penderita hanya tersenyum dan tampak malu.

Saat itu raut wajah penderita tampak senang, seakan mengingat

masa lalu indahnya. Waktu itu suami penderita juga bercerita

bagaimana proses terjalinnya kisah asmara mereka. Pemeriksa

bertanya umur berapa penderita menikah dengan suaminya.

Penderita menjawab saat usia 18 tahun. Pemeriksa kembali

bercanda, wah nikah muda ya dulu bu. Penderita hanya tersenyum

dan tersipu malu.

4

Page 5: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Pemeriksa bertanya apa kegiatan penderita sehari-hari.

Penderita menjawab bahwa dirinya setiap hari menyapu, kemudian

penderita bingung mau menjawab lagi. Setelah itu penderita diam

kembali. Pemeriksa bertanya kembali tentang kegiatan penderita di

luar rumah, semisal pengajian . Penderita hanya berkata tidak.

Pemeriksa bertanya kembali, mengapa penderita tidak ikut

pengajian lagi. Penderita menjawab ,” Saya malas dengan tetangga

saya, mereka sepertinya tidak suka melihat saya, tatapan mereka

sinis”. Kemudian pemeriksa menyanggah, apakah benar seperti itu

bu, bukannya pengajian seperti itu membawa kebaikan, dan

pastinya ibu-ibu di pengajian juga baik. Penderita menjawab, saya

tidak tahu , yang saya rasakan seperti itu. Pemeriksa bertanya

kembali, apakah ibu-ibu pengajian pernah berkata kasar dan

menyakiti ibu. Penderita menjawab tidak pernah, penderita hanya

merasa seperti dikucilkan dan tatapan mereka jahat. Kemudian

pemeriksa juga bertanya apakah penderita sering masak untuk

anak-anak. Penderita terdiam sesaat dan kemudian berkata tidak.

Pemeriksa bertanya apakah ibu malas memasak, penderita

menjawab bahwa dirinya malas dan bingung.

Kemudian pemeriksa mulai menanyakan tentang halusinasi

yang dialami penderita. Pemeriksa bertanya apakah penderita

sering atau pernah mendengar suara atau bisikan di telinga yang

mengomentari, atau memerintah atau bahkan mengancam

penderita. Penderita menjawab bahwa dirinya bingung, dan hanya

menggeleng-gelengkan kepala. Setelah itu suami penderita yang

menjelaskan tentang riwayat halusinasi dengar penderita.

Kemudian pemeriksa bertanya kembali tentang halusinasi

penglihatan penderita. Pemeriksa bertanya, apakah penderita

sering atau pernah melihat hantu, atau sesuatu yang aneh.

Penderita juga menjawab tidak. Namun menurut penuturan

suaminya, penderita sering mengeluh mendengar bisikan-bisikan di

telinga penderita yang menyuruh penderita untuk terjun ke sungai

5

Page 6: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

jagir dan mati saja. Menurut suaminya, penderita tidak pernah

mengeluh ke suaminya tentang penglihatan yang aneh semisal

hantu dan yang lainnya. Pemeriksa juga menanyakan apakah

penderita pernah memiliki pikiran yang aneh dan tidak sesuai

dengan kenyataan. Penderita hanya diam saja kemudian hanya

menggelengkan kepala. Kemudian pemeriksa menanyakan lagi

tentang halusinasi suara yang didengar pasien, pemeriksa bertanya

darimana suara itu muncul, apakah suara itu membuat takut

penderita,dan suara itu merupakan suara perempuan atau laki-laki.

Penderita menjawab bahwa suara itu muncul di telinga penderita

dan bukan dari dalam hati atau kepalanya. Penderita sangat

bingung dan ketakutan ketika suara itu muncul, penderita berkata

bahwa suara halusinasinya tidak jelas, kadang laki-laki kadang

perempuan.

Suami penderita berkata bahwa gejala ini muncul ketika

anak pertama penderita berangkat ke pondok pesantren untuk

melanjutkan sekolah menengah pertamanya. Kemudian pemeriksa

bertanya tentang pikiran penderita ketika anaknya berangkat

mondok waktu itu. Penderita hanya menjawab bingung dan tidak

tahu. Kemudian suami penderita menjelaskan bagaimana pikiran

dan perasaan istrinya waktu itu. Pemeriksa kemudian bertanya

tentang nama presiden Indonesia sekarang, dan pemeriksa

bertanya tentang penjumlahan sederhana untuk mengetahui

intelegensi dari penderita. Penderita dapat menjawab dengan tepat

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pemeriksa. Pemeriksa

kemudian bertanya tentang kebiasaan tidur penderita. Pemeriksa

bertanya apakah penderita bisa tidur , apakah tidurnya nyenyak,

apakah sering terbangun pada malam hari, bagaimana perasaan

penderita ketika bangun pagi. Penderita menjawab jika tidak sulit

tidur, tidak sering terbangun pada malam hari, tetapi ketika bangun

tidur, penderita selalu kesiangan dan merasa bingung apa yang

harus dikerjakan setelah bangun tidur. Penderita tidak akan

6

Page 7: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

mengerjakan kegiatan rumah jika tidak disuruh suaminya. Karena

penderita bingung harus mengerjakan apa saja. Untuk kebiasaan

tidur sebelum penderita berobat di RSAL, penderita menjawab tidak

tahu dan bingung.

Heteroanamnesa dengan Tn.Wiranata (suami penderita) pada

tanggal 22 September 2015 pukul 16.00 WIB di rumah

penderita Jln. Golf VI No.61, Surabaya

Suami penderita tampak menggunakan kaos polo warna hijau

dan celana pendek warna biru, rambut pendek, dan tampak bekas

operasi pada kepala suami penderita. Suami penderita menceritakan

bahwa ia dulu pernah terkena bom saat dinas di Aceh dan harus

melakukan operasi trepanasi kepala. Namun hal ini terjadi sebelum

menikah dengan penderita. Pemeriksa kemudian mulai bertanya

mengenai keadaan penderita sekarang. Suami penderita

mengatakan bahwa penderita sekarang masih sering terdiam,

bingung dan melamun terutama setelah bangun pagi. Penderita

hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Saat suami bertanya

mengapa penderita hanya diam, penderita menjawab bahwa ia

bingung harus melakukan apa. Suami penderita mengaku, setiap ia

melihat penderita seperti itu, suami penderita langsung meminta

penderita untuk melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu

rumah, mengepel, mencuci piring ataupun memasak. Setelah itu

penderita melalukan apa yang suami penderita katakan. Saat

pemeriksa bertanya bagaimana dengan perawatan diri penderita.

Suami penderita mengatakan bahwa penderita kadang tidak mandi

jika tidak disuruh oleh suami penderita.

Kemudian pemeriksa bertanya bagaiamana dengan jadwal

sholat penderita. Suami penderita menjawab sama halnya seperti

mandi. Seringkali suami penderita harus mengingatkan penderita

untuk sholat karena penderita seringkali tidak mempunyai inisiatif

sendiri. Pemeriksa kemudian mulai bertanya bagaimana awal

7

Page 8: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

terjadinya gejala-gejala ini. Suami penderita mulai menceritakan

bahwa hal ini mulai terjadi sejak 8 bulan yang lalu pada bulan

Januari, sekitar 4 bulan setelah anak pertama mereka masuk ke

pondok pesantren untuk melanjutkan pendidikan di kelas 1 SMP.

Penderita mulai khawatir dengan anak pertamanya karena penderita

tidak terbiasa tinggal berjauhan dengan anaknya. Suami penderita

mengaku mulai saat itu penderita terus mengungkapkan kepada

suami penderita akan ketakutannya tentang hal yang belum terjadi.

Ia takut jika uang dan pakaian anaknya dicuri di pesantren, ia juga

takut anaknya mengalami tekanan yang berat di pesantren, takut jika

anaknya sakit, ia juga takut tidak bisa membiayai anaknya hingga

lulus sekolah. Suami penderita sudah menjelaskan bahwa anak

mereka di pesantren baik-baik saja, tetapi penderita tetap takut dan

khawatir akan keadaan anaknya. Suami penderita mengatakan

penderita menjadi sering melamun, tidak mau melakukan apa-apa

termasuk tidak mau melakukan pekerjaan rumah, tidak mau

mengurus anak-anaknya dan lebih sering mengurung diri di kamar.

Penderita tidak mau mandi, sholat ataupun makan. Penderita sering

tidak memberikan respon jika diajak berbincang dengan suami

penderita.

Penderita juga tidak mau keluar rumah dan mengikuti kegiatan di

luar rumah, padahal sebelumnya penderita masih sering mengikuti

arisan, pengajian , dan acara “Go Green” atau bersih bersih

kampung yang rutin diadakan di kompleks perumahannya. Penderita

juga mengatakan kepada suami penderita bahwa ia sering

mendengar bisikan-bisikan di telingannya yang memintanya untuk

mati dengan cara terjun ke sungai. Pemeriksa kemudian bertanya

apakah penderita pernah menceritakan bahwa ia sering melihat

sesuatu yang aneh, suami penderita mengatakan tidak pernah.

Karena khawatir dengan kondisi penderita, suami penderita

membawa penderita ke poli jiwa RSAL 6 bulan yang lalu dan

8

Page 9: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

penderita dirawat di bagian Kesehatan Jiwa selama 1 minggu.

Setelah keluar dari RSAL, suami penderita mengaku keadaan

penderita tidak sepenuhnya membaik. Penderita masih sering

tampak bingung dan melamun. Namun suami penderita selalu

mengajak penderita untuk kembali berbincang dan meminta

penderita untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Suami

penderita juga mengaku senang karena kedua anaknya yang

walaupun masih kecil (kelas 3 dan 6 SD) masih sering menemani

penderita dan mengajak penderita berbincang. Suami penderita juga

sering mengajak penderita jalan-jalan keluar naik sepeda motor

untuk menenangkan pikiran, dan suami penderita sering meminta

penderita untuk bersosialisasi dengan tetangga-tetangganya dan

mulai mengikuti kembali kegiatan komplek. Suami penderita juga

seringkali mengingatkan penderita untuk tetap semangat, dan selalu

berpikir positif karena penderita masih memiliki suami dan anak-anak

yang sangat menyayangi penderita. Pada saat suami penderita

mengatakan hal tersebut, suami penderita mengaku bahwa

penderita langsung menangis dan pelan-pelan mau melakukan apa

yang suami penderita katakan.

Pemeriksa kembali bertanya, apakah penderita pernah bekerja

sebelumnya. Suami penderita mengatakan bahwa penderita pernah

bekerja sebagai pegawai di suatu percetakan. Suami penderita

mengatakan bahwa penderita ingin bekerja karena ingin membantu

ekonomi keluarga. Suami penderita juga menyetujuinya karena

merasa kasihan melihat penderita yang seringkali bingung di rumah

harus melalukan apa jika suaminya pergi bekerja dan anak-anaknya

pergi ke sekolah. Namun karena pegawai lain di percetakan tersebut

mengatakan bahwa mereka tidak suka dengan sifat penderita yang

suka melamun di tempat kerja dan tidak aktif, penderita akhirnya

dikeluarkan dari tempat kerja tersebut. Setelah itu suami penderita

meminta kepada penderita untuk mencoba bekerja sebagai juru

masak di RS Gunung Sari. Suami penderita juga telah meminta

9

Page 10: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

tolong dengan pegawai di sana untuk membantu penderita dan

selalu mendukung penderita karena penderita tidak dalam keadaan

sehat. Namun selang beberapa lama bekerja di sana, penderita

dikeluarkan dengan alasan penderita kurang aktif dalam bekerja. Hal

ini membuat beban pikiran penderita semakin bertambah. Suami

penderita mengatakan bahwa setelah hal tersebut terjadi, penderita

semakin sering mendengar bisikan-bisikan yang memintanya untuk

mati. Terkadang penderita bertanya kepada suami penderita apakah

ia harus mati. Suami penderita selalu mengatakan kepada penderita

untuk mengabaikan bisikan-bisikan tersebut dan selalu berpikir

bahwa penderita masih sangat dibutuhkan di keluarganya.

Pemeriksa kemudian bertanya apakah ibu Winarmi kapan

dirawat di RSAL. Suami penderita menjawab istrinya dirawat di

RSAL 2x. Yang pertama pada bulan April, selama 1 minggu,

kemudian yang kedua pada bulan Mei selama 22 hari. Pemeriksa

bertanya mengapa waktu itu hanya dirawat selama 1 minggu,

apakah waktu itu ibu mau pulang paksa. Suami penderita

mengiyakan hal itu, karena merasa kasian terhadap istrinya. “Setelah

keluar dari RSAL, apakah istri bapak rutin minum obat ? ”, tanya

pemeriksa. Suami penderita mengatakan bahwa penderita tidak

teratur dalam minum obat. Lalu pemeriksa bertanya apakah

setelahnya penderita pernah dirawat inap di bagian jiwa lagi. Suami

penderita menjawab pernah. Hal itu berawal sekitar 3 bulan yang

lalu, keluarga besar penderita menyarankan agar suami penderita

membawa penderita ke dukun karena takut jika penderita seperti ini

karena dirasuki oleh roh jahat. Suami penderita akhirnya

menyetujuinya dan membawa penderita ke dukun di Jember. Namun

setelah dari sana, tidak membaik tetapi penderita menjadi

mengamuk dan tidak terkontrol. Penderita kemudian langsung

dibawa kembali ke RSAL dan dirawat di bagian Kesehatan Jiwa

selama 22 hari pada bulan Mei sampai Juni. Setelah keluar dari

RSAL, suami penderita mengatakan penderita masih sering

10

Page 11: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

melamun dan tampak bingung, tetapi sudah bisa diajak komunikasi

dan bisa melakukan pekerjaan rumah jika disuruh suami. Jika diajak

bercanda, kadang menanggapi dan kadang hanya diam saja.

Pemeriksa kemudian bertanya bagaimana sifat penderita

sebelumnya, suami penderita mengatakan bahwa penderita

merupakan orang yang tertutup. Seringkali memendam masalahnya

sendiri dan tidak memiliki wadah yang tepat untuk mencurahkan isi

hatinya karena penderita juga tidak memiliki teman dekat.

Saat pemeriksa bertanya bagaimana hubungannya dengan

anak-anaknya. Suami penderita mengatakan bahwa sebelum sakit

penderita sangat dekat dengan ketiga anaknya. Anak-anaknya lebih

cenderung dekat dengan penderita dibandingkan dengan suami

penderita. Penderita rajin membuatkan sarapan untuk anak-anaknya

dan selalu memperhatikan apa yang dilakukan anak-anaknya.

Pemeriksa bertanya bagaimana dengan kedua orang tua penderita.

Suami penderita mengatakan bahwa kedua orang tua penderita

berada di Kediri. Dahulu saat kedua orang tua penderita masih aktif

bekerja sebagai pegawai suatu pabrik, kedua orang tuanya sering

mengunjungi penderita di Surabaya. Namun semenjak pensiun,

kedua orang tua penderita jarang datang ke Surabaya.

Suami penderita mengatakan bahwa penderita sangat dekat

dengan kedua orang tuanya dan orang tuanya sering menceritakan

sambil bersendau gurau bagaimana masa kecil penderita kepada

suami penderita. Penderita semasa kecilnya tinggal bersama kedua

orang tuanya dan kedua kakaknya. Penderita termasuk anak yang

dimanja karena merupakan anak bungsu. Penderita juga saat

bersekolah SD sampai SMP memiliki prestasi yang cukup

memuaskan. Ibu penderita mengatakan bahwa penderita merupakan

anak paling cantik diantara kakaknya sehingga ibu penderita

mengatakan bahwa suami penderita sangat beruntung bisa menikah

dengan penderita.

11

Page 12: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Saat SMA, penderita ikut dengan kakak pertama penderita ke

Surabaya dan bersekolah di SMA Wijaya Putra. Saat di sanalah

penderita bertemu dengan suami penderita yang merupakan marinir

yang sedang bertugas di Surabaya. Setelah penderita lulus sekolah,

suami penderita melamar penderita dan menikah. Saat itu umur

penderita adalah 18 tahun. Setelah penderita menikah, kakak

pertama penderita kembali pindah ke Kediri. Saat ditanyakan lagi

mengenai hubungannya dengan saudara kandung yang lain, suami

penderita mengatakan bahwa penderita sekarang tidak terlalu dekat

dengan kakak-kakaknya. Dan hanya berhubungan melalui telepon.

Penderita merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dan jarak

umur dengan kakak kedua adalah 5 tahun. Kedua kakaknya juga

berada di Kediri. Saat penderita bertanya apakah ada keluarga

penderita yang sakit seperti ini, suami penderita mengatakan tidak

ada. Namun suami penderita mengatakan bahwa kakak kedua

penderita sering kerasukan. Dan jika kerasukan, kakak penderita

mengamuk dan marah-marah. Hal itu terjadi beberapa kali. Dan

kakak penderita hanya dibawa ke dukun saja. Pemeriksa bertanya

apakah penderita dulu pernah merokok, minum alkohol dan

mengkonsumsi obat-obat terlarang seperti narkoba, suami penderita

mengatakan tidak pernah. Dan suami penderita juga mengaku

bahwa penderita sebelumnya taat dengan agama sehingga menjauhi

hal-hal tersebut. Setelah selesai berbincang-bincang, pemeriksa

meminta tanda tangan dan foto bersama penderita dan suami

penderita. Kemudian pemeriksa meminta izin untuk pulang.

Pemeriksa kemudian dihantar oleh suami penderita hingga keluar

dari rumah.

1. Riwayat Gangguan Sebelumnya:

a. Riwayat Gangguan Psikiatrik :

Penderita pernah dirawat di:

- RSAL dr. Ramelan : Pada bulan April 2015 selama 1

minggu (pulang paksa)

12

Page 13: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

- RSAL dr Ramelan : Pada Bulan Mei 2015 selama 22 hari

b. Riwayat Gangguan Medik

- Riwayat pembedahan : disangkal

- Trauma kepaila, penyakit SSP, tumor, kejang : disangkal

- Hipertensi : disangkal

- Penyakit jantung : disangkal

- Diabetes melitus : disangkal

- Asma : disangkal

- Gastritis : disangkal

- Alergi : disangkal

- Asam urat : disangkal

c. Riwayat Penggunaan Obat-obatan Terlarang dan Alkohol

- Penderita tidak pernah memakai obat-obatan terlarang dan

alkohol.

2. Riwayat Penyakit Keluarga

a. Riwayat Psikiatri

- Kakak kedua penderita sering kerasukan kemudian marah-

marah.

b. Riwayat Gangguan Medik

- Hipertensi : disangkal

- Diabetes mellitus : disangkal

- Asma : disangkal

- Penyakit jantung : disangkal

- Alergi : Ibu (-)

Ayah (-)

3. Riwayat Hidup dan Riwayat Sosial

a. Riwayat Pendidikan

13

Page 14: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

- SD Banjaran 2 Kediri (6 tahun lulus)

- SMP Negeri 1 Kediri (3 tahun lulus)

- SMA Wijaya Putra Surabaya (3 tahun lulus)

b. Riwayat Pekerjaan

Penderita pernah bekerja sebagai pegawai percetakan

Penderita pernah bekerja sebagai juru masak di RS Gunung

Sari

c. Riwayat Keluarga

SILSILAH KELUARGA

Penderita anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya

adalah perempuan.. Penderita dibesarkan dan diasuh oleh orang tua

kandung. Keluarga penderita termasuk keluarga yang harmonis dan

tidak terdapat permasalahan yang berarti. Penderita adalah anak

yang rajin, tetapi pemalu. Penderita sering dimanja oleh kedua orang

tuanya. Penderita merupakan anak paling cantik diibandingkan

kedua kakaknya.

a. Ayah kandung penderita

Nama : Tn. Abdul Hadi

Usia : 68 tahun

Pekerjaan : Mantan pegawai Pabrik Gudang Garam

Kediri (Pensiun)

b. Ibu kandung penderita

Nama : Ny.Siti Muslimah

Usia : 65 tahun

14

1 2 3

AyahIbu

Page 15: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Pekerjaan : Mantan pegawai Pabrik Gudang Garam

Kediri (Pensiun)

c. Saudara Pertama

Nama : Ny. Wahyuni

Usia : 43 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

d. Saudara Kedua

Nama : Ny. Wulan

Usia : 41 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

e. Suami penderita

Nama : Tn Wiranata

Usia : 43 tahun

Pekerjaan : Anggota marinir TNI AL

Pangkat : Kopral Kepala

f. Anak pertama penderita

Nama : Aulia Urifatul

Usia : 14 tahun

Pekerjaan : Siswi kelas 2 MTS Al-Hikmah Kediri

g. Anak kedua penderita

Nama : Afdal Gazha Faid

Usia : 12 tahun

Pekerjaan : Siswa kelas 6 SD Hangtuah 7 Surabaya

h. Anak ketiga penderita

Nama : Alqaidah Maulidina

Usia : 9 tahun

Pekerjaan : Siswi kelas 3 SD Hangtuah 7 Surabaya

d. Faktor penyebab

- Faktor premorbid : Kepribadian penderita

tertutup ,pemalu, dan immature.

15

Page 16: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

- RTTGJ : Penderita adalah anak yang paling

bungsu, dan paling dimanja oleh ibunya. Penderita juga

merupakan anak yang paling cantik diantara saudaranya

- Faktor keturunan : Kakak kedua penderita sering

kesurupan.

e. Faktor pencetus

Penderita khawatir terhadap anak pertama penderita yang

sekolah mondok di Kediri

Penderita juga tertekan dengan kondisi ekonominya.

Penderita tidak teratur minum obat

f. Faktor organik : Disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN PSIKIATRI

1. Status Interna

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Vital sign

- Tekanan darah : 130/90mmHg

- Nadi : 88 x/min, reguler

- Respiratory rate : 20 x/min

- Suhu : 36,2oC, axillar

Kepala/Leher

- A/I/C/D : -/-/-/-

- Pembesaran KGB : (-)

- Pembesaran tyroid : (-)

Thorax

- Jantung

Inspeksi : IC tidak tampak

Palpasi : IC teraba tidak kuat angkat

16

Page 17: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Perkusi : batas jantung kanan SL ICS IV

batas jantung kiri MCL ICS IV

Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop(-)

- Paru

Inspeksi : normochest, gerak nafas simetris

Palpasi : gerak nafas simetris, fremitus raba

: simetris

Perkusi : sonor l sonor

Auskultasi : vesikuler, ronkhi(-), wheezing(-)

Abdomen

Inspeksi : datar, simetris

Palpasi : nyeri tekan (-)

: hepar / lien / ren tidak teraba

Perkusi : tympani seluruh kuadran

Auskultasi : bising usus normal

Ekstremitas

Akral hangat keempat ekstremitas

+ +

+ +

Oedema pada keempat ekstremitas

- -

- -

2. Status Neurologi

Kesadaran : GCS 4-5-6

Refleks Fisiologis : dalam batas normal

Refleks Patologis : ekstremitas bawah (-)

:ekstremitas atas (-)

Meningeal Sign : (-)

Motorik : normotonus, turgor baik

17

Page 18: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Mata : gerakan mata normal, pupil isokor

refleks cahaya +/+

refleks kornea +/+

3. Status Psikiatri

Kesan Umum : Penderita menggunakan jilbab berwarna

merah dengan motif bunga serta menggunakan baju terusan

berwarna krem, badan agak gemuk dan tidak terlalu tinggi,

wajah tampak sesuai usia.

Kontak : Mata (+) tidak adekuat, Verbal (+)

lancar,relevan.

Kesadaran : berubah

Disorientasi W/T/O : -/-/-

Afek/Emosi : Dangkal

Proses berfikir

Bentuk : Non-realistik

Arus : Miskin ide dan kata - kata

Isi : Waham curiga (+) Waham kejaran (+)

Persepsi : Halusinasi dengar (+)

Halusinasi optik (-)

Halusinasi olfaktori (-)

Halusinasi taktil (-)

Ilusi (-)

Kemauan

Perawatan diri : Menurun

Sosial : Menurun

Pekerjaan : Menurun

Psikomotor : Menurun

Intelegensi : Kesan cukup

IV. RESUME

18

Page 19: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Seorang penderita wanita berumur 36 tahun, sudah menikah,

memilik 3 anak. Penderita merupakan anak bungsu dari 3

bersaudara yang semuanya adalah perempuan. Menurut penuturan

suaminya, penderita merupakan anak yang paling cantik diantara

saudaranya. Penderita merupakan orang yang pendiam dan

tertutup jika memiliki masalah.

Penderita menjawab pertanyaan pemeriksa dengan kontak

mata yang tidak adekuat. Penderita lebih banyak diam saja dan

seperti melamun. Raut wajah penderita tampak dangkal. Suami

penderita mengatakan bahwa penderita sekarang masih sering

terdiam, bingung dan melamun terutama setelah bangun pagi.

Penderita hanya diam, pandangannya kosong dan tidak melakukan

apa-apa. Setiap ia melihat penderita seperti itu, suami penderita

langsung meminta penderita untuk melakukan pekerjaan rumah

seperti menyapu rumah, mengepel, mencuci piring ataupun

memasak. Setelah itu penderita melakukan apa yang suami

penderita katakan.

Penderita kadang tidak mandi jika tidak disuruh oleh suami

penderita. Seringkali suami penderita harus mengingatkan

penderita untuk sholat karena penderita seringkali tidak mempunyai

inisiatif sendiri.

Penderita merasa teman pengajiannya tidak suka dengan

penderita, menurut penderita, tatapan ibu-ibu pengajian sinis dan

tampak jahat seperti ingin mengucilkan dan memusuhi penderita.

Pemeriksa sudah mengatakan bahwa ibu-ibu pengajian harusnya

baik dan tidak mungkin berbuat jahat terhadap penderita. Namun

penderita berkata tetap curiga jika melihat ibu-ibu pengajian.

Menurut suami penderita, penderita tidak mau berbicara dan

tidak mau beraktivitas sekitar 8 bulan yang lalu. Sewaktu itu

penderita mulai diam ketika anak pertama penderita berangkat

mondok ke Kediri. Penderita selalu bilang kepada suami penderita

19

Page 20: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

bahwa dirinya sangat takut dan khawatir kepada anak penderita

yang mondok. Penderita takut anaknya kelaparan, uang dan

bajunya dicuri. Penderita sering memendam masalahnya sendiri

dan cenderung memikirkan masalah tersebut berlarut-larut

sehingga membuatnya menjadi sulit tidur.

Penderita juga sering khawatir dengan masalah ekonomi

keluarga. Penderita takut tidak bisa membiayai sekolah anak-

anaknya sampai selesai. Penderita ingin sekali membantu suami

dengan bekerja juga.

Penderita mengatakan kepada suami penderita bahwa ia

sering mendengar bisikan-bisikan di telingannya yang memintanya

untuk mati dengan cara terjun ke sungai atau melompat dari

jembatan. Penderita juga sering mengatakan berulang kali bahwa

semua orang termasuk tetanggannya dan keluarganya sekarang

tidak menyukai dirinya dan mau menjauhi dirinya karena dia sakit.

Suami penderita dan anak-anak penderita seringkali mengingatkan

penderita untuk tetap semangat, dan selalu berpikir positif karena

penderita masih memiliki suami dan anak-anak yang sangat

menyayangi penderita.

Penderita pernah dua kali diberhentikan dari pekerjaannya

karena kurang aktif dalam bekerja. Setelah hal tersebut terjadi,

penderita semakin sering mendengar bisikan-bisikan yang

memintanya untuk mati. Penderita merupakan orang yang tertutup.

Seringkali memendam masalahnya sendiri dan tidak memiliki

wadah yang tepat untuk mencurahkan isi hatinya karena penderita

juga tidak memiliki teman dekat. Penderita juga termasuk orang

yang pemalu, tidak mudah akrab dengan orang-orang yang baru

dikenalnya. Kakak kedua penderita sering kerasukan. Dan jika

kerasukan, kakak penderita mengamuk dan marah-marah.

Penderita pernah rawat inap di Pav VI RSAL Dr. Ramelan

Surabaya sebanyak dua kali. Penderita tidak teratur minum obat

setelah rawat inap yang pertama pada bulan April 2015. Pada

20

Page 21: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

waktu itu penderita hanya dirawat selama 1 minggu karena pulang

paksa. Setelah itu penderita kurang teratur minum obat. Satu bulan

kemudian , penderita diajak suami ke dukun di Jember. Kemudian

penderita marah-marah tanpa kontrol sepulang dari Jember

sehingga penderita dibawa lagi ke RSAL dan dirawat selama 22

hari.

Faktor penyebab

- Faktor premorbid : Kepribadian penderita tertutup ,

pemalu, dan immature.

- RTTGJ : Penderita adalah anak yang paling

bungsu, dan paling dimanja oleh ibunya. Penderita juga

merupakan anak yang paling cantik diantara saudaranya

- Faktor keturunan : Kakak kedua penderita sering

kesurupan.

Faktor pencetus

Penderita khawatir terhadap anak pertama penderita yang

sekolah mondok di Kediri

Penderita juga tertekan dengan kondisi ekonominya.

Penderita tidak teratur minum obat.

Status Psikiatri

Kesan Umum : Penderita menggunakan jilbab berwarna

merah dengan motif bunga serta menggunakan baju terusan

berwarna krem, badan agak gemuk dan tidak terlalu tinggi,

wajah tampak sesuai usia.

Kontak : Mata (+) tidak adekuat, Verbal (+)

Jawaban penderita singkat – singkat, lancar, relevan.

Kesadaran : berubah

Disorientasi W/T/O : -/-/-

Afek/Emosi : Dangkal

21

Page 22: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

Proses berfikir

Bentuk : Non-realistik

Arus : Miskin ide dan kata - kata

Isi : Waham Curiga (+) Waham Kejaran (+)

Persepsi : Halusinasi dengar (+)

Halusinasi optik (-)

Halusinasi olfaktori (-)

Halusinasi taktil (-)

Ilusi (-)

Kemauan

Perawatan diri : Menurun

Sosial : Menurun

Pekerjaan : Menurun

Psikomotor : Menurun

Intelegensi : Kesan cukup

V. DIAGNOSIS

Diagnosis Multiaksial

Axis I : F20.69 Skizofrenia Simpleks Periode pengamatan

kurang dari satu tahun

Axis II : Ciri kepribadian Skizoid, immature

Axis III : -

Axis IV : Masalah dengan primary support group (anak

pertama penderita) dan masalah ekonomi

Axis V : GAF 60-51

VI. TERAPI

1. Somatoterapi

- Risperidone 2 x 2 mg tab (1-0-1)

- Clozapine 100mg tab ¼ - 0 - ¼

- Trihexylpenidril 25mg tab 1-0-1

2. Psikoterapi

22

Page 23: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

- Menyarankan penderita minum obat yang diberikan dokter

secara teratur.

- Menyarankan penderita supaya rajin kontrol ke poli jiwa

3. Sosioterapi

- Menyarankan keluarga penderita berkomunikasi dengan

baik, sabar dan mengerti kondisi penderita.

- Menyarankan keluarga untuk dapat merayu penderita agar

mau meminum obat dan memberikan perhatian lebih.

VII. MONITORING

- Perkembangan penderita pada masa pengobatan

- Keteraturan minum obat

- Efek samping obat

VIII. PROGNOSA

Kepribadian premorbid : Pendiam ,tertutup, dan immature

jelek

Faktor pencetus : Masalah keluarga, ekonomi, dan

pekerjaan jelek

Faktor organik : Tidak ada baik

Faktor keturunan : Kakak kedua penderita sering

kerasukan kemudian marah - marah jelek

Jenis penyakit :Skizofren simpleks periode pengamatan

kurang dari satu tahun jelek

Onset usia : Tua baik

Onset timbulnya : kronis jelek

Onset pengobatan : minum obat tidak teratur jelek

Kesimpulan : malam / buruk

IX. USUL DAN SARAN

1.Diberi terapi tambahan injeksi Sikzonoate

23

Page 24: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

2. Menyarankan agar kakak kedua penderita dibawa kontrol ke poli

Jiwa .

Prosedur injeksi Sikzonoate

Inj. Sikzonoate Disensitisasi

Sensitisasi:

Haloperidol oral 2x5mg selama 2 minggu

Bila tidak ada EPS

Injeksi Haloperidol Decanoas I pada minggu ke 2

2 x 5 mg 1 bulan

Injeksi Haloperidol Decanoas II

2 x 2,5 mg 1 bulan

Injeksi Haloperidol Decanoas III

1 x 2,5 mg 1 bulan

Injeksi Haloperidol Decanoas IV Haloperidol oral stop

Injeksi Haloperidol Decanoas V dilanjutkan tiap bulan

Tahun I : 1bulan 1x, injeksi sebanyak 12x dalam 1 tahun

Tahun II : 2bulan 1x, injeksi sebanyak 6 x dalam 1 tahun

Tahun III : 3bulan 1x, injeksi sebanyak 4 x dalam 1 tahun

Tahun IV : 4bulan 1x, injeksi sebanyak 3 x dalam 1 tahun

Tahun V dan seterusnya: 6bulan 1x, injeksi sebanyak 2 x dalam 1

tahun

24

Page 25: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

X. DENAH RUMAH

25

Page 26: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

XI. FOTO

(Foto pemeriksa dengan penderita dan suami penderita)

(Foto depan rumah penderita)

26

Page 27: Ujian Jiwa Skizofrenia Simpleks

(Kondisi dapur dan ruang makan rumah penderita)

(Kondisi gudang rumah penderita)

27