UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray ...digilib.unila.ac.id/54598/3/SKRIPSI TANPA...
Transcript of UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray ...digilib.unila.ac.id/54598/3/SKRIPSI TANPA...
UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAIINSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F.
DI LABORATORIUM
(Skripsi)
Oleh
TRI SENO SAPOETRO
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAIINSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F.
DI LABORATORIUM
Oleh
TRI SENO SAPOETRO
Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama polifag yang menyerang banyak
jenis tanaman. Hama ini tersebar luas dari subtropis sampai daerah tropis dengan luas serangan
terus berkembang dari tahun ke tahun. Serangan ulat grayak di Indonesia dapat mencapai 80%.
Pengendalian umumnya menggunakan insektisida kimia sintetik yang memiliki sifat yang negatif
bagi lingkungan. Untuk itu perlu dikembangkan insektisida botani yang memanfaatkan tanaman
sebagai sumbernya.Salah satunya menggunakan tanaman kipahit yang memiliki kandungan
kimia yang dapat menyebabkan gangguan aktifitas makan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ekstrak kipahit terhadap kematian dan perkembangan ulat grayak serta
mengetahui konsentrasi ekstrak yang efektif untuk pengendalian.Penelitian ini dilaksanakan pada
Januari 2018 – Agustus 2018 bertempat di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Hama
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Percobaan ini disusun dalam Rancangan
Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan. Pada percobaan ini
Tri Seno Sapoetro
perlakuan konsentrasi ekstrak daun kipahit terdiri atas enam konsentrasi dan tiga ulangan: P0
(0%), P1 (1%), P2 (2%), P3 (3%), P4 (4%) dan P5 (5%). Setiap satuan percobaan menggunakan 10
ekor Spodoptera litura instar 3-4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kipahit
berpengaruh nyata terhadap kematian S. litura pada 60 - 120 jsa dengan kematian tertinggi
sebesar 93,33% terjadi pada konsentrasi 5% pada 120 jsa. Selain itu, uji toksisitas menunjukan
nilai LC50 ekstrak daun kipahit pada pengamatan 96, 108, dan 120 jam adalah 2,06%, 2,24%, dan
2,89%. Selanjutnyanilai LT50 pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% adalah 140,53 jam, 149, 16
jam, 98,25 jam, 98,25 jam dan 69,73 jam.Hasil penelitian tetang abnormalitas (larva, pupa, dan
imago) menunjukkan data tertinggi pada larva adalah 93,33% dengan konsentrasi 5%,
selanjutnya pada pupa adalah 40% terjadi pada konsentrasi 1% dan 2%, serta pada imago adalah
13,33% yang terjadi di konsentrasi 2% dan 3%.
Kata kunci: Insektisida botani, kipahit, ulat grayak
UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAIINSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F.
DI LABORATORIUM
Oleh
Tri Seno Sapoetro
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Teluk Betung, Kota Bandar lampung pada 09 September
1994, sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Dasiman dan Ibu
Wainap. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 3 Semplak Bogor
pada tahun 2006, kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 6 Bogor
diselesaikan pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10
Bogor pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Undangan yaitu Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memilih minat Hama
Penyakit Tumbuhan dalam bidangnya. Penulis melaksanakan praktik umum di
Balai Penelitian Sertifikasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
(BPTP) Provinsi Lampung. Pada Januari 2017 penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Rukti Endah, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten
Lampung Tengah. Penulis juga aktif di Organisasi Persatuan Mahasiswa
Agroteknologi (PERMA AGT) Fakultas Pertanian Universitas Lampung sebagai
anggota senior, serta aktif sebagai anggota dari Zoom Universitas Lampung dan
merupakan anggota Pengusaha Muda dan Saham indonesia. Padatahun 2017,
penulis melaksanakan magang di Home Industri Risol Comel.
Bissmillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
Berkat rahmat dan karunia – Nya
Kupersembahkan karya ini untuk
Kedua orang tuaku tercinta
Bapak Dasiman
Ibu Wainap
Yang senantiasa dalam sujudnya selalu mendoakanku, selalu mengasihi,
menyayangi, mengajarkan untuk selalu bersyukur dan memberikan motivasi
disetiap langkahku
Untuk Kakak-kakaku
Nur Eka Novi Eliyanti S. H.
Nur Dwi Juliyanti S. T.
Yang selalu memberikan motivasi kepadaku
Serta untuk keluarga besar, saudara, sahabat, dan teman – teman yang selaluberperan dalan kehidupanku
Serta almamater yang kubanggakan
Universitas Lampung
Semoga karya ini bermanfaat
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin
Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman - tanamannya hanya tumbuh
merana. Demikianlah kami mengulangi tanda - tanda kebesaran (kami)
bagi orang-orang yang bersyukur.
(Q.S Al- A’raf : 58)
“Siapa yang menghendaki kebahagiaan hidup dunia, harus dengan ilmu,
dan yang menghendaki kebahagiaan akhirat harus dengan ilmu, dan
barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia & akhirat)
juga harus dengan ilmu”.
(HR Tabrani)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi berjudul “Uji Potensi Daun Kipahit (Tithonia diversifolia A.
Gray) sebagai Insektisida Botani terhadap Larva Spodoptera litura F. di
Laboratori” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di
Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung;
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung;
3. Ibu Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P., selaku ketua Prodi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Lampung;
4. Bapak Pro. Dr. Ir Purnomo, M. S., selaku ketua Prodi Hama dan Penyakit
Tumbuha Fakultas Pertanian Universitas Lampung;
5. Ibu Prof. Dr. Ir. Rosma Hasibuan, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing Pertama
yang telah banyak memberikan bimbingan, diskusi, dan ilmu dalam
penyelesaian skripsi;
xiii
6. Bapak Ir. Agus M. Hariri, M. P., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama menyelesaikan skripsi ini;
7. Ibu Ir. Lestari Wibowo, M.P., selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan arahan, kritik, dan bimbingan yang membangun dalam penulisan
skripsi ini;
8. Ibu Dr. Supriatin, S.P., M. Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberi nasihat dan arahan kepada penulis selama proses
menjalani perkuliahan;
9. Seluruh Dosen Jurusan Agroteknologi dan dosen Fakultas Pertanian pada
umumnya yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Lampung;
10. Kedua orang tuaku dan kakak tercinta yang telah memberikan doa, dukungan,
dan perhatian yang tulus kepada penulis;
11. Teman - teman seperjuangan dalam penelitian: Sang Aji Wirojati, Warisman
dan Safrianirmasari atas kerjasama dan bantuan selama penelitian;
12. Teman-teman terdekat: Sang Aji Wirojati, Warisman, Thion A. Indarto,
Yosep Riando Kusuma, dan Rioga Nuriqbal Tanjung atas dukungan,
semangat, dan canda tawa yang telah diberikan kepada penulis;
13. Teman-teman Agroteknologi angkatan 2013 atas persahabatan dan canda
tawa selama perkuliahan;
xiv
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
skripsi ini.
Bandar Lampung, 27 November 2018Penulis,
Tri Seno Sapoetro
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ........................................................................... 11.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 31.3 Kerangka Pemikiran ................................................................... 41.4 Hipotesis ..................................................................................... 5
II. TINJAUN PUSTAKA2.1 Hama Ulat Grayak (S. litura) ..................................................... 6
2.1.1 Taksonomi ......................................................................... 62.1.2 Morfologi dan Metamorfosis ............................................ 7
2.2 Tanaman Kipahit (T. diversifolia) .............................................. 9
III. BAHAN DAN METODE1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 123.2 Bahan dan Alat ........................................................................... 123.3 Metode Penelitian ....................................................................... 123.4 Persiapan Penelitian ................................................................... 13
3.4.1 Pengumpulan Larva (S.litura) ........................................... 133.4.2 Perbanyakan Serangga Uji ................................................ 14
3.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 143.5.1 Pembuatan Ekstrak Daun Kipahit ( T. diversifolia ) ......... 143.5.2 Pembuatan Suspensi .......................................................... 153.5.3 Aplikasi Ekstrak Daun Kipahit (T. diversifolia)
Terhadap Larva S. litura .................................................... 163.5.4 Pengamatan ........................................................................ 163.5.5 Analisis Data ..................................................................... 17
xvi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 18
4.1.1 Mortalitas S. litura ............................................................ 194.1.2 Toksisitas Ekstrak Daun Kipahit terhadap S. litura ......... 214.1.3 Presentase S. litura Cacat ................................................. 22
4.2 Pembahasan ................................................................................ 234.2.1 Mortalitas S. litura ............................................................. 234.2.2 Perkembangan Gejala dan Perilaku S. litura yang Terekspos 24
V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ..................................................................................... 27
5.2 Saran ........................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28
LAMPIRAN ................................................................................................. 31
Lampiran Tabel ............................................................................................. 32 – 57
Lampiran Gambar ......................................................................................... 58 - 61
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengaruh aplikasi konsentrasi ekstrak daun T. diversifoliaterhadap mortalitas S. litura .............................................................. 19
2. Hasil analisis probit Lethal Concentration (LC50) 120 Jam 96 jsa,108 jsa dan 120 jsa ekstrak daun kipahit terhadap S. litura. ............. 21
3. Hasil analisis probit Lethal Time (LT50) dengan berbagai konsentrasi. 22
4. Presentase jumlah Larva S. litura yang cacat, mati dan hidup ......... 22
5. Persentas jumlah S. litura yang membentuk pupa normaldan cacat serta imago terbentuk dan imago cacat ............................. 23
6. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 1 .................................................................................. 32
7. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 1 .................................................................................. 33
8. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 2 .................................................................................. 34
9. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 2 .................................................................................. 35
10. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 3 .................................................................................. 36
11. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversivoliapada ulangan 3 .................................................................................. 37
12. Hasil analisis probit Lethal Concentration (LC50) ekstrak daunkipahit terhadap S. litura ................................................................... 38
13. Hasil analisis probit Lethal Time (LT50) ekstrak daunkipahit terhadap S. litura ................................................................... 39
xviii
14. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 36 Jsa................... 40
15. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 48 Jsa................... 40
16. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 60 Jsa ........... 40
17. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 72 Jsa................... 40
18. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 84 Jsa................... 41
19. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 96 Jsa................... 41
20. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 108 Jsa................. 41
21. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 120 Jsa................. 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tanaman T. diversifolia ........................................................................ 10
2. Denah tata letak percobaan ................................................................... 13
3. Pembuatan ekstrak daun kipahit dengan Rotary evaporator ................ 15
4. Peningkatan presentase mortalitas S. litura yang diaplikasi ekstrakdaun kipahi selama percobaan 120 jam ................................................ 20
5. Larva S. litura yang di uji dengan T. diversifolia ................................. 25
6. Pupa yang terekspos ekstrak daun T. diversifolia ................................ 26
7. Imago yang terekspos ekstrak daun T. diversifolia .............................. 26
8. Proses pengumpulan larva S. litura di lapangan .................................. 58
9. Proses rearing larva S. litura ................................................................ 59
10. Proses pembuatan larutan ekstrak kipahit ............................................ 60
11. Proses pembuatan pasta dan proses pengujian terhadap ulat grayakinstar 3 ................................................................................................. 61
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ulat grayak (Spodoptera litura F. ) merupakan salah satu hama polifag yang
menyerang banyak jenis tanaman pangan, buah-buah, dan sayur-sayuran. Hama
umumnya menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat
ini bersembunyi di bawah tanaman, mulsa atau dalam tanah. Hama ini tersebar
luas di daerah dengan iklim panas dan lembap dari subtropis sampai daerah tropis
dengan luas serangan terus berkembang dari tahun ke tahun (Kalshoven, 1981).
Kerusakan dan kehilangan hasil akibat serangan ulat grayak ditentukan oleh
populasi hama, fase perkembangan serangga, fase pertumbuhan tanaman, dan
varietas tanaman. Serangan pada varietas rentan menyebabkan kerugian yang
sangat signifikan. Di Malaysia serangan S. litura dapat menimbulkan kerusakan
sebesar 10 - 30% pada tanaman kedelai dan sedangkan pada komoditi kubis
serangan ulat grayak dapat menyebabkan penurunan produksi lebih kurang 70%
(Cahyono, 2001), serta kehilangan hasil kedelai akibat ulat grayak dilaporkan
lebih dari 90% di Amerika. Untuk di Indonesia, tingkat serangan ulat grayak
tersebut dapat mencapai 80% setiap tahunya (Marwoto & Suharsono, 2008)
2
Pengendalian terhadap S. litura pada tingkat petani pada umumnya menggunakan
insektisida kimia sintetis yang dapat menyebabkan dampak negatif seperti
kematian organisme non target, resistesi hama target dan menimbulkan efek
residu pada tanaman serta lingkungan sekitar. Melihat dampak yang ditimbulkan
dari penggunaan pestisida kimia secara terus - menerus tersebut maka akhir-akhir
ini muncul konsep back to nature yang mengangkat pengendalian hama
menggunakan pestisida non kimia, salah satunya adalah penggunaan pestisida
botani yang merupakan pemanfaatan tanaman sebagai sumber pestisida. Salah
satu alasan pengembangan insektisida nabati ini adalah murah dan mudah
pembuatannya sehingga petani bisa melakukan sendiri (Sudarmo, 1991).
Pengendalian hama menggunakan bahan alami mulai banyak dilakukan, salah
satunya menggunakan tanaman kipahit ( T. diversifolia ) sebagai insektisida
botani (Petrus dkk., 2014). T. diversifolia memiliki kandungan bahan aktif
terutama di bagian daun adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, dan
fenolik. Bagian daun ini yang mempunyai sifat sebagai bioaktif yang bisa
digunakan sebagai insektisida botani (Hendra dkk., 2013).
Bahan aktif pada insektisida botani tersebut mampu menyebabka gangguan
aktifitas makan dengan mengurangi nafsu makan, sehingga hama tersebut
menolak makan serta menyebabkan penghambatan pertumbuhan larva (Afifah
dkk., 2015). Selain mengganggu aktifitas makan bahan aktif dari kipahit ini dapat
juga mengganggu proses peletakan telur dan merusak perkembangan telur, serta
mampu menghambat reproduksi. Kandungan bahan aktif saponin dalam daun
3
kipahit mampu menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa hingga kematian
pupa (Hendra dkk., 2013).
Berdasarkan uraian di atas tanaman kipahit merupakan salah satu tanaman yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai insektisida botani karena keberadaannya
melimpah di alam sehingga mudah dalam mendapatkan sumbernya. Oleh karena
itu perlu dilakukan pengujian toksisitas ekstrak daun kipahit terhadap
pertumbuhan dan perkembangan ulat grayak, maka dapat dirumuskan suatu
masalah yaitu :
1. Bagaimana toksisitas ekstrak daun kipahit ( T. diversifolia ) terhadap
pertumbuhan dan perkembangan S. litura ?
2. Berapa konsentrasi ekstrak daun kipahit yang efektif dalam menimbulkan
mortalitas S. litura
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh ekstrak daun kipahit (T.diversifolia) terhadap kematian
S. litura.
2. Mengetahui pengaruh ekstrak daun kipahit (T.diversifolia) terhadap
perkembangan S. litura di Laboratorium.
3. Mengetahui konsentrasi ekstrak daun kipahit yang efektif dalam
mengendalikan S. litura
4
1.3 Kerangka pemikiran
Spodoptera litura memiliki sifat “polifag ” (makan berbagai jenis tanaman)
merupakan hama utama pada berbagai jenis tanaman yang mempunyai nilai
ekonomi yang penting. Ulat grayak menyerang dengan cara memakan bagian
daun mulai dari tepi hingga bagian atas atau bawahnya bahkan hingga tersisa
epidermis atau tulang daunnya saja. Hama ini sering mengakibatkan penurunan
produktivitas bahkan kegagalan panen dikarenakan menyebabkan daun menjadi
robek, terpotong- potong dan berlubang (Sudarmo,1991).
Menurut Marwoto & Suharsono (2008) kehilangan hasil kedelai akibat ulat
grayak dilaporkan lebih dari 80% di Jepang, sedangkan di Amerika mencapai
90%. Untuk di Indonesia, tingkat serangan ulat grayak tersebut dapat mencapai
80%. Untuk mengendalikan hama ini para petani masih banyak menggunakan
insektisida kimia, walaupun mereka tahu bahwa penggunaan insektisida kimia
dapat menimbulkan efek dan dampak negatif bagi manusia serta lingkungan
sekitar maka dari itu perlu adanya alternatif penggantinnya. Salah satu alternatif
yang bisa digunakan dalam pengendalian hama ini antara lain yaitu penggunaan
bahan-bahan alami yang dikembangkan oleh para peneliti antara lain tanaman
kipahit sebagai insektisida botani (Petrus dkk., 2014 ).
Kipahit memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai
pestisida botani terutama pada bagian daunnya yang memiliki kandungan
senyawa aktif seperti alkaloid, tannin, flavonoid, terpenoid, dan saponin yang di
mana kandungan senyawa aktif ini memiliki fungsi sebagai racun perut, racun
5
kontak dan menghambat indera perasa pada larva S. litura (Sari dkk., 2013).
Berdasarkan Pangihutan dkk, (2016) ekstrak daun kipahit dengan konsentrasi 5%
yang diujikan pada Callosobruchus maculatus mampu menyebabkan kematian
hingga 95% pada 72 JSA. Melihat potensi daun kipahit tersebut untuk
dimanfaatkan sebagai insektisida, maka dari itu penelitian ini dilakukan pengujian
pengaruh ekstrak daun kipahit terhadap hama S. litura.
1.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Aplikasi pestisida botani ekstrak daun kipahit ( T. diversifolia ) mampu
menyebabkan kematian terhadap S. litura.
2. Aplikasi ekstrak daun kipahit bersifat menghambat perkembangan terhadap
S. litura.
3. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kipahit maka semakin efektif dalam
mengendalikan S. litura.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)
2.1.1 Taksonomi
Ulat grayak ( S. litura ) merupakan salah satu hama daun yang penting karena
hama ini bersifat polifag atau mempunyai kisaran inang yang luas meliputi
kedelai, kacang tanah, kubis, ubi jalar, kentang, dan lain-lain. Hama ini
menyebabkan daun menjadi robek dan berlubang disebabkan bagian epidermisnya
rusak. Bila tidak segera diatasi maka daun tanaman di areal pertanian akan habis
serta menyebabkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen (Tengkano
& Suharsono, 2005).
Klasifikasi ulat grayak ( S. litura ) menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : AnimaliaDivisio : ArthropodaKelas : InsektaOrdo : LepidopteraFamili : NoctuidaeGenus : SpodopteraSpesies : Spodoptera litura
7
2.1.2 Morfologi dan Metamorfosis Spodoptera litura.
Hama ulat grayak (S. litura.) merupakan serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna (holometabola). Metamorfosis S. litura terdiri atas empat stadia yaitu
telur, ulat (larva), kepompong (pupa) dan ngengat (imago) (Marwoto &
Suharsono, 2008).
1. Telur
Imago betina S. litura meletakkan telur pada malam hari, telur berbentuk bulat
sampai bulat lonjong telur diletakkan secara berkelompok di atas permukaan
daun tanaman. Dalam satu kelompok jumlah telur 30-100 butir, jangka waktu
telur menetas adalah 2-4 hari. Kelompok telur ditutupi oleh benang-benang
halus yang berwarna putih, kemudian telur berubah menjadi kehitam - hitaman
pada saat akan menetas. Telur umumnya menetas pada pagi hari (Fattah &
Ilyas, 2016).
2. Larva
Larva S. litura mempunyai titik hitam berbentuk kalung atau bulan sabit yang
berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi
lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna
hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan dan hidup
berkelompok. Beberapa hari kemudian, larva menyebar dengan menggunakan
benang sutera dari mulutnya. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara
bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip
ulat tanah, perbedaan hanya pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap
dengan garis punggung warna gelap memanjang (Hendrival dkk., 2013).
8
Perkembangan larva instar awal terutama menyebar ke bagian pucuk-pucuk
tanaman dan membuat lubang gerekan pada daun kemudian masuk ke dalam
kapiler daun, stadium larva berkisar 9-14 hari. Larva instar akhir bergerak dan
menjatuhkan diri ke tanah dan setelah berada di dalam tanah larva tersebut
memasuki pra pupa dan kemudian berubah menjadi pupa didalam tanah
(Marwoto & Suharsono, 2008).
3. Pupa
Pupa S. litura berwarna cokelat muda dan pada saat akan menjadi imago
berubah menjadi cokelat kehitam-hitaman. Pupa memiliki panjang 9-12 mm,
pupa berada di dalam tanah dengan kedalaman ± 1 cm, dan sering dijumpai
pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering atau di bawah partikel
tanah. Pupa berkisar 5-8 hari bergantung pada ketinggian tempat di atas
permukaan laut (Jacobson, 1975).
4. Imago
Imago memliki panjang berkisar 10-14 mm dengan jarak rentangan sayap 24-
30 mm. Sayap depan berwarna putih keabu-abuan, pada bagian tengah sayap
depan terdapat tiga pasang bintik-bintik yang berwarna perak. Sayap belakang
berwarna putih dan pada bagian tepi berwarna cokelat gelap dengan permukaan
sayap yang kasar (Marwoto & Suharsono, 2008).
9
2.2 Tanaman Kipahit (Tithonia diversifolia)
Klasifikasi tanaman kipahit (T. diversifolia) menurut Hutapea (1994) sebagai
berikut:
Kingdom : PlantaeSub kingdom : ViridiplantaeDivisi : TracheophytaSub divisi : SpermatophytinaKelas : MagnoliopsidaOrdo : AsteralesFamili : AsteraceaeGenus : TithoniaSpesie : Tithonia diversifoliaNama lokal : Kipahit dan Paitan
Tanaman kipahit merupakan jenis obat-obatan dengan batang berbentuk bulat,
berkayu dan berwarna hijau, batang kipahit mengandung lignin yang tinggi dan
sering digunakan sebagai kayu bakar. Tajuk tanaman ini mudah dipangkas dan
cepat untuk rimbun kembali. Tanaman ini mempunyai bunga yang manjemuk dan
terletak di ujung ranting. Tangkai bunga ini berbentuk bulat dan kelopak bunga
berbentuk tabung serta memiliki bulu-bulu yang halus dengan warna kelopak
bunga yang hijau serta mahkota berwarna kuning terang. perakaran dari tanaman
ini cukup dalam dan tanaman ini pertumbuhannya cukup cepat sehingga tanaman
ini biasa ditanaman pada perkarangan sebagai tanaman hias serta tanaman obat
dan sebagai tanaman pencegah erosi di lahan miring (Gambar 1)
( Ditjenbun, 1994).
10
Gambar 1. Tanaman kipahit (a) Bunga kipahit (www. Wikipedia.com /Tithonia/diversfolia) (b.) Daun kipahit (Sapoetro, 2018).
T. diversifolia merupakan tanaman obat tradisional berbagai negara berdasarkan
penelitian dari Sulistijowati & Gunawan (2001) merupakan obat anti-inflamasi
pengurang rasa sakit serta sebagai anti malaria maupun diare dan diabetes. Hal ini
dikarenakan mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (Heyne, 1987).
Daun dari T. diversifolia mengandung sedikitnya 12 senyawa terpenoida. 14
senyawa flavonoida, saponin dan gula yang biasa digunakan dalam ilmu
kedokteran sebagai obat diabetes dan lepra (Hendra dkk.,2013). Dalam bidang
pertanian daun dari T. diversifolia sedang dalam pengembangan sebagai pestisida
botani menurut Widari (2005) hasil fitokimia simplisia daun T. diversifolia
menunjukan terdapat senyawa kimia yang berperan sebagi racun bagi serangga
antara lain: flavonoid menghambat atau mengganggu sistem pernapasan serangga,
Tanin dapat bereaksi dengan protein dan menimbulkan masalah pada aktivitas
enzim di dalam tubuh serangga sehingga semakin tinggi tanin maka proses kerja
dari enzim di dalam serangga semakin terganggu, Saponin yang dapat merusak
saraf serangga dan mengakibatkan nafsu makan berkurang dan akhirnya mati
(Widari, 2005).
(A) (B)
11
Berdasarkan penelitian Mokodompit dkk. (2013), pestisida nabati Tithonia
diversifolia dapat menyebabkan hama wereng batang coklat mengalami kematian
pada konsentrasi 1% setelah 7 hari setelah aplikasi (hsa) dan konsentrasi 0,5
mengalami gangguan makan setelah 7 hari setelah aplikasi (hsa) dan berdasarkan
penelitian Pangihutan dkk. (2016) ekstrak daun kipahit dengan konsentrasi 5%
yang diujikan pada Callosobruchus maculatus mampu menyebabkan kematian
hingga 95% pada 72 JSA. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak daun T. diversifolia
tidak sepenuhnya langsung dapat membunuh tetapi mempunyai sifat menghambat
daya makan larva wereng batang coklat yang pada akhirnya berakibat pada
kematian. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa T. diversifolia
merupakan salah satu sumber insektisida botani yang cukup potensial untuk
dikembangkan karena memiliki lebih dari satu sifat pestisida, selain hal tersebut
ketersedian bahan mentah yang melimpah karena tanaman kipahit mudah ditanam
dan cepat pertumbuhannya (Mokodompit dkk., 2013).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2018 – Agustus 2018 bertempat di
Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Hama Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu daun kipahit (Tithonia diversifolia), detergen, daun
bayam-bayaman, daun talas, ethanol, air aquades, madu, dan Spodoptera litura
instar I-VI. Alat yang digunakan yaitu toples, strimin, pipet ukur, timbangan,
blender, hand sprayer ukuran 10 ml, magnetic stirrer, rotary evaporator, gelas
Erlenmeyer 2 L, corong, alat tulis, mikroskop, dan kertas saring.
3.3 Metode Penelitian
Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari
6 perlakuan dan 3 ulangan. Pada percobaan ini perlakuan konsentrasi ekstrak daun
kipahit terdiri atas enam konsentrasi dan tiga ulangan: P0 (0%), P1 (1%), P2 (2%),
P3 (3%), P4 (4%) dan P5 (5%). Setiap satuan percobaan menggunakan 10 ekor
Spodoptera litura instar 3 - 4 dengan demikian terdapat 18 satuan. Homogenitas
ragam antar perlakuan diuji dengan Uji Bartlett. Jika asumsi terpenuhi dilakukan
uji sidik ragam dan analisis probit. Apabila perlakuan menunjukan perbedaan
13
nyata terhadap perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan BNT
dengan setiap pengujian menggunakan taraf nyata yaitu 5%. Serta untuk
menentukan nilai toksisitas dan mengetahui pengaruh perlakuan semua data
analisis menggunakan perangkat program SAS (9.1.3 SP4) dengan tata letak
perlakuan (Gambar 2).
Blok 1 Blok 2 Blok 3
U1 0% U2 0% U3 0%U1 1% U2 1% U3 1%U1 2% U2 2% U3 2%U1 3% U2 3% U3 3%U1 4% U2 4% U3 4%U1 5% U2 5% U3 5%
Gambar 2. Denah tata letak percobaan.
3.4 Persiapan Penelitian
3.4.1 Pengumpulan Larva Spodoptera litura
Larva S. litura diambil dari lahan pertanaman kubis di daerah Kabupaten
Tanggamus dan tanaman jagung di daerah Metro. Setelah didapatkan larva
dipisahkan berdasarkan ukuran (Instar) dan dipelihara di dalam toples plastik
dengan diberi makan daun talas serta daun bayam - bayaman. Larva berbentuk
silindris, berwarna hijau relatif tidak berbulu dan mempunyai lima pasang proleg
serta mempunyai ciri khas yaitu titik hitam berbentuk kalung atau bulan sabit
yang berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada
sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning (Hendrival dkk., 2013).
U
14
3.4.2 Perbanyakan Serangga Uji
Larva yang sudah di kumpulkan direaring di dalam toples dengan diberi makan
daun talas hingga instar II lalu pada instar III – IV diberi makan daun bayam liar
sampai menjadi pupa. Pupa selanjutnya dipindah ke toples lain hinga menjadi
imago. Imago diberi makan dengan madu 10% yang dicampur air 1 sedok sampai
dengan imago memiliki telur. Telur selanjutnya diriring hingga instar III.
Instar III dipilih karena pada instar ini diharapkan memberikan data homogen
untuk meminimalkan pengaruh lain selain perlakuan serta pada instar ini ulat pada
puncak aktifnya makan sehingga diharapkan perlakuan bisa menghasilkan data
yang akurat.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pembuatan Ekstrak Daun kipahit
Daun kipahit (T. diversifolia) diambil dari lahan lalu dibersihkan dan dikeringkan
selama satu minggu. Setelah itu Daun kipahit dihaluskan dengan blender. Serbuk
halus daun kipahit sebanyak 100 gram dan 1 gram detergen ditambahkan dengan
ethanol sampai 1000 ml lalu diaduk dalam erlemnyer 2 L menggunakan alat
magnetik stirrer selama 1 jam. Ekstrak disaring menggunakan corong yang
dialasi kertas saring, kemudian ampas ditambahkan ethanol sampai 1000 ml dan
disaring kembali. Kemudian hasil ekstrak pertama disatukan dengan ekstrak
kedua selanjutnya dilakukan penguapan melalui rotary evaporator (Gambar 3)
pada suhu 45oC-50oC dengan kecepatan 100 rpm. Setelah mendapatkan ekstrak
daun kipahit, ekstrak diangin - anginkan dan setelah kering dikerik sehingga
menjadi pasta yang siap digunakan.
15
Gambar 3. Pembuatan ekstrak daun kipahit dengan Rotary evaporator(Sapoetro, 2018).
3.5.2 Pembuatan Suspensi
Suspensi didapatkan dengan mencampurkan 1% padatan pasta 10 gram kipahit
ditambahkan air aquades sampai dengan 1000 ml dan diaduk hingga rata sehingga
dapat diaplikasikan. Hal tersebut dikerjakan sampai tersedia konsentrasi 0%, 1%,
2%, 3%, 4% dan 5% selanjutnya masing – masing suspensi dimasukan ke dalam
hand sprayer modifikasi dengan volume 10 ml.
3.5.3 Aplikasi Ekstrak Daun kipahit (Titonia diversifolia) terhadap LarvaSpodoptera litura.
Sebelum uji sesungguhnya dilakukan uji pendahuluan dengan menggunakan 3
perlakuan dengan konsentrasi 0% (kontrol), 2,5%, dan 5% dengan 2 ulangan
selanjutnya masing-masing ulanga diisi 10 ekor larva instar III. Larva uji
dipindahkan ke dalam toples uji dengan diberikan pakan daun bayam-bayaman
yang selanjutnya diaplikasikan dengan meyemprot suspensi kipahit kepada
Spodoptera litura dengan menggunakan hand sprayer modifikasi dengan volume
semprot 0,5-1,0 ml.
Selanjutnya berdasarkan uji pendahuluan maka dilakukan uji sesungguhnya
menggunakan 6 perlakuan yaitu 0% (kontrol), 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% dengan 3
16
ulangan selanjutnya masing-masing ulanga diisi 10 ekor larva instar III. Larva uji
dipindahkan ke dalam toples uji dengan diberikan pakan daun bayam - bayaman
yang selanjutnya diaplikasikan dengan meyemprot suspensi kipahit kepada
Spodoptera litura dengan menggunakan hand sprayer modifikasi dengan volume
semprot 0,5-1,0 ml.
3.5.4 Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap 12 jam sekali hingga 2 minggu atau hingga
terbentuk pupa dan imago. Data hasil pengamatan terasebut dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
M(%)= X100A. Mortalitas (tingkat kematian ulat).
Mortalitas (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah ulat yang mati.
B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.
B. Persentase ulat cacat.
Ulat Cacat (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah ulat yang cacat.
B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.
C. Persentase pupa terbentuk
Pupa (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah pupa terbentuk.
B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.
17
D. Persentase pupa cacat.
Imago Cacat (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah pupa yang cacat.
B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.
E. Persentase imago terbentuk.
Imago (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah imago terbentuk.
B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.
F. Persentase imago cacat.
Imago Cacat (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah imago yang cacat.
B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.
3.5.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dihitungan toksisitas ekstrak daun kipahit terhadap S. litura
dalam nilai Lethal Consentration (LC50) dan Lethal Time (LT50) dengan analisi
probit menggunakan perangkat SAS (9.1.3 SP4). Pengamatan pendukung
dilakukan dengan mengamati perilaku hama dan gejala larva S. litura yang
terekspose oleh ekstrak kipahit.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan uji potensi daun kipahit (T. diversivolia) terhadap S. litura
disimpulkan sebagai berikut :
1. Aplikasi ekstrak daun kipahit berpengaruh nyata terhadap kematian S. litura
pada 60 JSA-120 JSA dengan kematian tertinggi pada 60 JSA dengan
konsentrasi 5% adalah .36,67% sedangkan pada 120 JSA sebesar 93,33%.
2. Aplikasi ekstrak daun kipahit pada pengamatan 96, 108 dan 120 jam setelah
aplikasi memiliki daya bunuh 50% serangga uji (LC50) pada konsentrasi
2,06%, 2,24 dan 2,89%. Selain itu ekstrak daun kipahit memiliki kecepatan
membunuh 50% serangga uji (LT50) pada 140,53 Jam untuk perlakuan
konsentrasi 1%, 149,16 jam untuk 2%, 98,25 jam untuk 3%, 98,25 jam untuk
4% dan 69,73 jam untuk 5%.
3. Aplikasi ekstrak daun kipahit berpengaruh terhadap perkembangan S, litura
yaitu menyebabkan kecacatan pada larva, pupa dan imago.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di lapangan
untuk mengetahui pengaruh esktrak daun kipahit terhadap S. litura.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, F., Rahayu Y.S., & Faiza U. 2015. Efektivitas Kombinasi Filtrat DaunTembakau (Nicotiana tabacum) dan Filtrat Daun Paitan (Tithoniadiversifolia) Sebagai Pestisida Nabati Hama Walang Sangit (Leptocorisaoratorius) padaTanaman Padi. Lentera Bio. 4(1): 25-31.
Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta. 126 hlm.
Ditjenbun. 1994. Pedoman Pengenalan Pestisida botani. Direktorat BinaPerlindungan Tanaman Perkebunan. Jakarta.
Fattah, A. & Ilyas A,2016. Siklus Hidup Ulat Grayak (Spodoptera litura F ) danTingkat Serangan pada Beberapa Varietas Unggul Kedelai di SulawesiSelatan. Balai Pengakajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. 824-832hlm.
Grainge, M. & Ahmed S. 1988. Handbook of Plants with Pest-ControlProperties. John Wiley & Sons. Inc. Canada. 470 hlm.
Hasibuan, R. 2012. Insektisida Pertanian. Lembaga Penelitian UniversitasLampung. Bandar Lampung. 149 hlm.
Hendrival & Khaidir. 2012. Toksisitas ekstrak daun Lantana camara L. terhadaphama Plutella xylostella L. Jurnal Floratek.7: 45 -56.
Hendra, W., Salbiah D., & Sutikno A. 2013. Penggunaan Ekstrak Daun Paitan(Tithonia diversifolia Grey) untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun (Aphisgossypii Glover) pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). LaporanPenelitian. Universitas Riau.
Hendrival, Latifah, & Hayu R. 2013. Perkembangan Spodoptera litura F.(Lepidoptera : Noctuidae) pada Kedelai. Jurnal Floratek. 8: 88-100.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Diterjemahkan oleh BadanLitbang Pertanian. Yayasan Saran Wanajaya. Jakarta.
Hutapea, J.K. 1994. Inventaris Tumbuhan Obat Indonesia. Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan. Jakarta. 297 hlm.
Jacobson, M. 1975. Insecticide from Plants : A Review of the Literature1954-1971. USDA Agric. Handbook No. 461 : 138 hlm.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised andtranslated by P.A. van der Laan. Ichtiar Baru-van Hoeve. Jakarta. 710 hlm.
Marwoto & Suharsono. 2008. Strategi dan Komponen Teknologi PengendalianUlat Grayak (Spodoptera litura) Pada Tanaman Kedelai. Balai PenelitianTanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Jurnal Litbang Pertanian 27(4) 2008.
Mokodompit, T.A., Koneri R., Siahaan P., & Tangapo A. M. 2013. Uji Ekstrakdaun Tithonia diversifolia Sebagai Penghambat Daya Makan Nilaparvatalugens Stal. pada Oryza sativa L. Bios logos. 3(2): 50-56.
Nurhudiman, Hasibuan R., Hariri A. M., & Purnomo. 2018. Uji PotensiBabadotan (Argeratum conyzoides L.) sebagai Insektisida Botani terhadapHama (Plutella xylostella L.) di Laboratorium. Jurnal Agrotropika. 6(2): 91–98.
Petrus, Ismaya, & Parawansa N. R. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun KembangBulan (Tithonia diversifolia) terhadap Pengendalian Hama Plutella xylostellapada Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem. 10 (2): 162-169.
Pangihutan, S. J. C., Rochman N., & Mulyaningsih Y. 2016. Daya InsektisidaEkstrak Daun Kipahit (Tithonia diversifolia) dan Tembeleka (Lantanacamara L.) terhadap Hama Gudang Callosobruchus maculatus F. JurnalAgronida. 2(1): 1-9.
Sari, M., Lubis L., & Pangestiningsih Y. 2013. Uji Efektivitas BeberapaInsektisida Nabati untuk Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)(Lepidoptera: Noctuidea) di laboratorium. Jurnal Online Agroekoteknologi.1 (3): 560-569.
Sudarmo, S. 1991. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.Kanisius. Yogyakarta. 51 hlm.
Sulistijowati, A. & Gunawan D. 2001. Efek Ekstrak Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia A. Gray) terhadap Candida albicans Serta ProfilKromatografinya. Cermin Dunia Kedokteran. 130: 32-36.
Tengkano, W. & Suharsono. 2005. Ulat Grayak Spodoptera litura Fabricius(Lepidoptera : Noctuidae) pada Tanaman Kedelai dan Pengendalianya.Buletin Palawija. 10: 43–52.
Widari. 2005. Isolasi Senyawa Flavonoid dari Daun Kembang Bulan (Tithoniadiversifolia (Hemsley) A. Gray). Skripsi. Departemen Farmasi FMIPA USU,Medan.
Yunita, E. A., Suprapti N. H., & Hidayat J. W. 2009. Pengaruh Ekstrak DaunTeklan (Eupatorium riparium Reg.) terhadap Mortalitas dan PerkembanganLarva Aedes aegypti. BIOMA. 11(1) : 11 – 17.