UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray ...digilib.unila.ac.id/54598/3/SKRIPSI TANPA...

39
UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F. DI LABORATORIUM (Skripsi) Oleh TRI SENO SAPOETRO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray ...digilib.unila.ac.id/54598/3/SKRIPSI TANPA...

UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAIINSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F.

DI LABORATORIUM

(Skripsi)

Oleh

TRI SENO SAPOETRO

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAIINSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F.

DI LABORATORIUM

Oleh

TRI SENO SAPOETRO

Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama polifag yang menyerang banyak

jenis tanaman. Hama ini tersebar luas dari subtropis sampai daerah tropis dengan luas serangan

terus berkembang dari tahun ke tahun. Serangan ulat grayak di Indonesia dapat mencapai 80%.

Pengendalian umumnya menggunakan insektisida kimia sintetik yang memiliki sifat yang negatif

bagi lingkungan. Untuk itu perlu dikembangkan insektisida botani yang memanfaatkan tanaman

sebagai sumbernya.Salah satunya menggunakan tanaman kipahit yang memiliki kandungan

kimia yang dapat menyebabkan gangguan aktifitas makan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh ekstrak kipahit terhadap kematian dan perkembangan ulat grayak serta

mengetahui konsentrasi ekstrak yang efektif untuk pengendalian.Penelitian ini dilaksanakan pada

Januari 2018 – Agustus 2018 bertempat di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Hama

Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Percobaan ini disusun dalam Rancangan

Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan. Pada percobaan ini

Tri Seno Sapoetro

perlakuan konsentrasi ekstrak daun kipahit terdiri atas enam konsentrasi dan tiga ulangan: P0

(0%), P1 (1%), P2 (2%), P3 (3%), P4 (4%) dan P5 (5%). Setiap satuan percobaan menggunakan 10

ekor Spodoptera litura instar 3-4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kipahit

berpengaruh nyata terhadap kematian S. litura pada 60 - 120 jsa dengan kematian tertinggi

sebesar 93,33% terjadi pada konsentrasi 5% pada 120 jsa. Selain itu, uji toksisitas menunjukan

nilai LC50 ekstrak daun kipahit pada pengamatan 96, 108, dan 120 jam adalah 2,06%, 2,24%, dan

2,89%. Selanjutnyanilai LT50 pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% adalah 140,53 jam, 149, 16

jam, 98,25 jam, 98,25 jam dan 69,73 jam.Hasil penelitian tetang abnormalitas (larva, pupa, dan

imago) menunjukkan data tertinggi pada larva adalah 93,33% dengan konsentrasi 5%,

selanjutnya pada pupa adalah 40% terjadi pada konsentrasi 1% dan 2%, serta pada imago adalah

13,33% yang terjadi di konsentrasi 2% dan 3%.

Kata kunci: Insektisida botani, kipahit, ulat grayak

UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAIINSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F.

DI LABORATORIUM

Oleh

Tri Seno Sapoetro

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung, Kota Bandar lampung pada 09 September

1994, sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Dasiman dan Ibu

Wainap. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 3 Semplak Bogor

pada tahun 2006, kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 6 Bogor

diselesaikan pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10

Bogor pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Undangan yaitu Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memilih minat Hama

Penyakit Tumbuhan dalam bidangnya. Penulis melaksanakan praktik umum di

Balai Penelitian Sertifikasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

(BPTP) Provinsi Lampung. Pada Januari 2017 penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Rukti Endah, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten

Lampung Tengah. Penulis juga aktif di Organisasi Persatuan Mahasiswa

Agroteknologi (PERMA AGT) Fakultas Pertanian Universitas Lampung sebagai

anggota senior, serta aktif sebagai anggota dari Zoom Universitas Lampung dan

merupakan anggota Pengusaha Muda dan Saham indonesia. Padatahun 2017,

penulis melaksanakan magang di Home Industri Risol Comel.

Bissmillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Berkat rahmat dan karunia – Nya

Kupersembahkan karya ini untuk

Kedua orang tuaku tercinta

Bapak Dasiman

Ibu Wainap

Yang senantiasa dalam sujudnya selalu mendoakanku, selalu mengasihi,

menyayangi, mengajarkan untuk selalu bersyukur dan memberikan motivasi

disetiap langkahku

Untuk Kakak-kakaku

Nur Eka Novi Eliyanti S. H.

Nur Dwi Juliyanti S. T.

Yang selalu memberikan motivasi kepadaku

Serta untuk keluarga besar, saudara, sahabat, dan teman – teman yang selaluberperan dalan kehidupanku

Serta almamater yang kubanggakan

Universitas Lampung

Semoga karya ini bermanfaat

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin

Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman - tanamannya hanya tumbuh

merana. Demikianlah kami mengulangi tanda - tanda kebesaran (kami)

bagi orang-orang yang bersyukur.

(Q.S Al- A’raf : 58)

“Siapa yang menghendaki kebahagiaan hidup dunia, harus dengan ilmu,

dan yang menghendaki kebahagiaan akhirat harus dengan ilmu, dan

barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia & akhirat)

juga harus dengan ilmu”.

(HR Tabrani)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi berjudul “Uji Potensi Daun Kipahit (Tithonia diversifolia A.

Gray) sebagai Insektisida Botani terhadap Larva Spodoptera litura F. di

Laboratori” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung;

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

3. Ibu Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P., selaku ketua Prodi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Lampung;

4. Bapak Pro. Dr. Ir Purnomo, M. S., selaku ketua Prodi Hama dan Penyakit

Tumbuha Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Rosma Hasibuan, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing Pertama

yang telah banyak memberikan bimbingan, diskusi, dan ilmu dalam

penyelesaian skripsi;

xiii

6. Bapak Ir. Agus M. Hariri, M. P., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama menyelesaikan skripsi ini;

7. Ibu Ir. Lestari Wibowo, M.P., selaku Dosen Pembahas yang telah

memberikan arahan, kritik, dan bimbingan yang membangun dalam penulisan

skripsi ini;

8. Ibu Dr. Supriatin, S.P., M. Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberi nasihat dan arahan kepada penulis selama proses

menjalani perkuliahan;

9. Seluruh Dosen Jurusan Agroteknologi dan dosen Fakultas Pertanian pada

umumnya yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan selama penulis

menempuh pendidikan di Universitas Lampung;

10. Kedua orang tuaku dan kakak tercinta yang telah memberikan doa, dukungan,

dan perhatian yang tulus kepada penulis;

11. Teman - teman seperjuangan dalam penelitian: Sang Aji Wirojati, Warisman

dan Safrianirmasari atas kerjasama dan bantuan selama penelitian;

12. Teman-teman terdekat: Sang Aji Wirojati, Warisman, Thion A. Indarto,

Yosep Riando Kusuma, dan Rioga Nuriqbal Tanjung atas dukungan,

semangat, dan canda tawa yang telah diberikan kepada penulis;

13. Teman-teman Agroteknologi angkatan 2013 atas persahabatan dan canda

tawa selama perkuliahan;

xiv

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis

memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan

skripsi ini.

Bandar Lampung, 27 November 2018Penulis,

Tri Seno Sapoetro

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ........................................................................... 11.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 31.3 Kerangka Pemikiran ................................................................... 41.4 Hipotesis ..................................................................................... 5

II. TINJAUN PUSTAKA2.1 Hama Ulat Grayak (S. litura) ..................................................... 6

2.1.1 Taksonomi ......................................................................... 62.1.2 Morfologi dan Metamorfosis ............................................ 7

2.2 Tanaman Kipahit (T. diversifolia) .............................................. 9

III. BAHAN DAN METODE1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 123.2 Bahan dan Alat ........................................................................... 123.3 Metode Penelitian ....................................................................... 123.4 Persiapan Penelitian ................................................................... 13

3.4.1 Pengumpulan Larva (S.litura) ........................................... 133.4.2 Perbanyakan Serangga Uji ................................................ 14

3.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 143.5.1 Pembuatan Ekstrak Daun Kipahit ( T. diversifolia ) ......... 143.5.2 Pembuatan Suspensi .......................................................... 153.5.3 Aplikasi Ekstrak Daun Kipahit (T. diversifolia)

Terhadap Larva S. litura .................................................... 163.5.4 Pengamatan ........................................................................ 163.5.5 Analisis Data ..................................................................... 17

xvi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 18

4.1.1 Mortalitas S. litura ............................................................ 194.1.2 Toksisitas Ekstrak Daun Kipahit terhadap S. litura ......... 214.1.3 Presentase S. litura Cacat ................................................. 22

4.2 Pembahasan ................................................................................ 234.2.1 Mortalitas S. litura ............................................................. 234.2.2 Perkembangan Gejala dan Perilaku S. litura yang Terekspos 24

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ..................................................................................... 27

5.2 Saran ........................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28

LAMPIRAN ................................................................................................. 31

Lampiran Tabel ............................................................................................. 32 – 57

Lampiran Gambar ......................................................................................... 58 - 61

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengaruh aplikasi konsentrasi ekstrak daun T. diversifoliaterhadap mortalitas S. litura .............................................................. 19

2. Hasil analisis probit Lethal Concentration (LC50) 120 Jam 96 jsa,108 jsa dan 120 jsa ekstrak daun kipahit terhadap S. litura. ............. 21

3. Hasil analisis probit Lethal Time (LT50) dengan berbagai konsentrasi. 22

4. Presentase jumlah Larva S. litura yang cacat, mati dan hidup ......... 22

5. Persentas jumlah S. litura yang membentuk pupa normaldan cacat serta imago terbentuk dan imago cacat ............................. 23

6. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 1 .................................................................................. 32

7. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 1 .................................................................................. 33

8. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 2 .................................................................................. 34

9. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 2 .................................................................................. 35

10. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversifoliapada ulangan 3 .................................................................................. 36

11. Presentase kematian S. litura setelah aplikasi ekstrak T. diversivoliapada ulangan 3 .................................................................................. 37

12. Hasil analisis probit Lethal Concentration (LC50) ekstrak daunkipahit terhadap S. litura ................................................................... 38

13. Hasil analisis probit Lethal Time (LT50) ekstrak daunkipahit terhadap S. litura ................................................................... 39

xviii

14. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 36 Jsa................... 40

15. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 48 Jsa................... 40

16. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 60 Jsa ........... 40

17. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 72 Jsa................... 40

18. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 84 Jsa................... 41

19. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 96 Jsa................... 41

20. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 108 Jsa................. 41

21. Hasil Analisi Ragam Mortalitas Spodoptera litura 120 Jsa................. 41

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tanaman T. diversifolia ........................................................................ 10

2. Denah tata letak percobaan ................................................................... 13

3. Pembuatan ekstrak daun kipahit dengan Rotary evaporator ................ 15

4. Peningkatan presentase mortalitas S. litura yang diaplikasi ekstrakdaun kipahi selama percobaan 120 jam ................................................ 20

5. Larva S. litura yang di uji dengan T. diversifolia ................................. 25

6. Pupa yang terekspos ekstrak daun T. diversifolia ................................ 26

7. Imago yang terekspos ekstrak daun T. diversifolia .............................. 26

8. Proses pengumpulan larva S. litura di lapangan .................................. 58

9. Proses rearing larva S. litura ................................................................ 59

10. Proses pembuatan larutan ekstrak kipahit ............................................ 60

11. Proses pembuatan pasta dan proses pengujian terhadap ulat grayakinstar 3 ................................................................................................. 61

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulat grayak (Spodoptera litura F. ) merupakan salah satu hama polifag yang

menyerang banyak jenis tanaman pangan, buah-buah, dan sayur-sayuran. Hama

umumnya menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat

ini bersembunyi di bawah tanaman, mulsa atau dalam tanah. Hama ini tersebar

luas di daerah dengan iklim panas dan lembap dari subtropis sampai daerah tropis

dengan luas serangan terus berkembang dari tahun ke tahun (Kalshoven, 1981).

Kerusakan dan kehilangan hasil akibat serangan ulat grayak ditentukan oleh

populasi hama, fase perkembangan serangga, fase pertumbuhan tanaman, dan

varietas tanaman. Serangan pada varietas rentan menyebabkan kerugian yang

sangat signifikan. Di Malaysia serangan S. litura dapat menimbulkan kerusakan

sebesar 10 - 30% pada tanaman kedelai dan sedangkan pada komoditi kubis

serangan ulat grayak dapat menyebabkan penurunan produksi lebih kurang 70%

(Cahyono, 2001), serta kehilangan hasil kedelai akibat ulat grayak dilaporkan

lebih dari 90% di Amerika. Untuk di Indonesia, tingkat serangan ulat grayak

tersebut dapat mencapai 80% setiap tahunya (Marwoto & Suharsono, 2008)

2

Pengendalian terhadap S. litura pada tingkat petani pada umumnya menggunakan

insektisida kimia sintetis yang dapat menyebabkan dampak negatif seperti

kematian organisme non target, resistesi hama target dan menimbulkan efek

residu pada tanaman serta lingkungan sekitar. Melihat dampak yang ditimbulkan

dari penggunaan pestisida kimia secara terus - menerus tersebut maka akhir-akhir

ini muncul konsep back to nature yang mengangkat pengendalian hama

menggunakan pestisida non kimia, salah satunya adalah penggunaan pestisida

botani yang merupakan pemanfaatan tanaman sebagai sumber pestisida. Salah

satu alasan pengembangan insektisida nabati ini adalah murah dan mudah

pembuatannya sehingga petani bisa melakukan sendiri (Sudarmo, 1991).

Pengendalian hama menggunakan bahan alami mulai banyak dilakukan, salah

satunya menggunakan tanaman kipahit ( T. diversifolia ) sebagai insektisida

botani (Petrus dkk., 2014). T. diversifolia memiliki kandungan bahan aktif

terutama di bagian daun adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, dan

fenolik. Bagian daun ini yang mempunyai sifat sebagai bioaktif yang bisa

digunakan sebagai insektisida botani (Hendra dkk., 2013).

Bahan aktif pada insektisida botani tersebut mampu menyebabka gangguan

aktifitas makan dengan mengurangi nafsu makan, sehingga hama tersebut

menolak makan serta menyebabkan penghambatan pertumbuhan larva (Afifah

dkk., 2015). Selain mengganggu aktifitas makan bahan aktif dari kipahit ini dapat

juga mengganggu proses peletakan telur dan merusak perkembangan telur, serta

mampu menghambat reproduksi. Kandungan bahan aktif saponin dalam daun

3

kipahit mampu menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa hingga kematian

pupa (Hendra dkk., 2013).

Berdasarkan uraian di atas tanaman kipahit merupakan salah satu tanaman yang

berpotensi untuk dikembangkan sebagai insektisida botani karena keberadaannya

melimpah di alam sehingga mudah dalam mendapatkan sumbernya. Oleh karena

itu perlu dilakukan pengujian toksisitas ekstrak daun kipahit terhadap

pertumbuhan dan perkembangan ulat grayak, maka dapat dirumuskan suatu

masalah yaitu :

1. Bagaimana toksisitas ekstrak daun kipahit ( T. diversifolia ) terhadap

pertumbuhan dan perkembangan S. litura ?

2. Berapa konsentrasi ekstrak daun kipahit yang efektif dalam menimbulkan

mortalitas S. litura

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh ekstrak daun kipahit (T.diversifolia) terhadap kematian

S. litura.

2. Mengetahui pengaruh ekstrak daun kipahit (T.diversifolia) terhadap

perkembangan S. litura di Laboratorium.

3. Mengetahui konsentrasi ekstrak daun kipahit yang efektif dalam

mengendalikan S. litura

4

1.3 Kerangka pemikiran

Spodoptera litura memiliki sifat “polifag ” (makan berbagai jenis tanaman)

merupakan hama utama pada berbagai jenis tanaman yang mempunyai nilai

ekonomi yang penting. Ulat grayak menyerang dengan cara memakan bagian

daun mulai dari tepi hingga bagian atas atau bawahnya bahkan hingga tersisa

epidermis atau tulang daunnya saja. Hama ini sering mengakibatkan penurunan

produktivitas bahkan kegagalan panen dikarenakan menyebabkan daun menjadi

robek, terpotong- potong dan berlubang (Sudarmo,1991).

Menurut Marwoto & Suharsono (2008) kehilangan hasil kedelai akibat ulat

grayak dilaporkan lebih dari 80% di Jepang, sedangkan di Amerika mencapai

90%. Untuk di Indonesia, tingkat serangan ulat grayak tersebut dapat mencapai

80%. Untuk mengendalikan hama ini para petani masih banyak menggunakan

insektisida kimia, walaupun mereka tahu bahwa penggunaan insektisida kimia

dapat menimbulkan efek dan dampak negatif bagi manusia serta lingkungan

sekitar maka dari itu perlu adanya alternatif penggantinnya. Salah satu alternatif

yang bisa digunakan dalam pengendalian hama ini antara lain yaitu penggunaan

bahan-bahan alami yang dikembangkan oleh para peneliti antara lain tanaman

kipahit sebagai insektisida botani (Petrus dkk., 2014 ).

Kipahit memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai

pestisida botani terutama pada bagian daunnya yang memiliki kandungan

senyawa aktif seperti alkaloid, tannin, flavonoid, terpenoid, dan saponin yang di

mana kandungan senyawa aktif ini memiliki fungsi sebagai racun perut, racun

5

kontak dan menghambat indera perasa pada larva S. litura (Sari dkk., 2013).

Berdasarkan Pangihutan dkk, (2016) ekstrak daun kipahit dengan konsentrasi 5%

yang diujikan pada Callosobruchus maculatus mampu menyebabkan kematian

hingga 95% pada 72 JSA. Melihat potensi daun kipahit tersebut untuk

dimanfaatkan sebagai insektisida, maka dari itu penelitian ini dilakukan pengujian

pengaruh ekstrak daun kipahit terhadap hama S. litura.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

disusun hipotesis sebagai berikut :

1. Aplikasi pestisida botani ekstrak daun kipahit ( T. diversifolia ) mampu

menyebabkan kematian terhadap S. litura.

2. Aplikasi ekstrak daun kipahit bersifat menghambat perkembangan terhadap

S. litura.

3. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kipahit maka semakin efektif dalam

mengendalikan S. litura.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

2.1.1 Taksonomi

Ulat grayak ( S. litura ) merupakan salah satu hama daun yang penting karena

hama ini bersifat polifag atau mempunyai kisaran inang yang luas meliputi

kedelai, kacang tanah, kubis, ubi jalar, kentang, dan lain-lain. Hama ini

menyebabkan daun menjadi robek dan berlubang disebabkan bagian epidermisnya

rusak. Bila tidak segera diatasi maka daun tanaman di areal pertanian akan habis

serta menyebabkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen (Tengkano

& Suharsono, 2005).

Klasifikasi ulat grayak ( S. litura ) menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai

berikut :

Kingdom : AnimaliaDivisio : ArthropodaKelas : InsektaOrdo : LepidopteraFamili : NoctuidaeGenus : SpodopteraSpesies : Spodoptera litura

7

2.1.2 Morfologi dan Metamorfosis Spodoptera litura.

Hama ulat grayak (S. litura.) merupakan serangga yang mengalami metamorfosis

sempurna (holometabola). Metamorfosis S. litura terdiri atas empat stadia yaitu

telur, ulat (larva), kepompong (pupa) dan ngengat (imago) (Marwoto &

Suharsono, 2008).

1. Telur

Imago betina S. litura meletakkan telur pada malam hari, telur berbentuk bulat

sampai bulat lonjong telur diletakkan secara berkelompok di atas permukaan

daun tanaman. Dalam satu kelompok jumlah telur 30-100 butir, jangka waktu

telur menetas adalah 2-4 hari. Kelompok telur ditutupi oleh benang-benang

halus yang berwarna putih, kemudian telur berubah menjadi kehitam - hitaman

pada saat akan menetas. Telur umumnya menetas pada pagi hari (Fattah &

Ilyas, 2016).

2. Larva

Larva S. litura mempunyai titik hitam berbentuk kalung atau bulan sabit yang

berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi

lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna

hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan dan hidup

berkelompok. Beberapa hari kemudian, larva menyebar dengan menggunakan

benang sutera dari mulutnya. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara

bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip

ulat tanah, perbedaan hanya pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap

dengan garis punggung warna gelap memanjang (Hendrival dkk., 2013).

8

Perkembangan larva instar awal terutama menyebar ke bagian pucuk-pucuk

tanaman dan membuat lubang gerekan pada daun kemudian masuk ke dalam

kapiler daun, stadium larva berkisar 9-14 hari. Larva instar akhir bergerak dan

menjatuhkan diri ke tanah dan setelah berada di dalam tanah larva tersebut

memasuki pra pupa dan kemudian berubah menjadi pupa didalam tanah

(Marwoto & Suharsono, 2008).

3. Pupa

Pupa S. litura berwarna cokelat muda dan pada saat akan menjadi imago

berubah menjadi cokelat kehitam-hitaman. Pupa memiliki panjang 9-12 mm,

pupa berada di dalam tanah dengan kedalaman ± 1 cm, dan sering dijumpai

pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering atau di bawah partikel

tanah. Pupa berkisar 5-8 hari bergantung pada ketinggian tempat di atas

permukaan laut (Jacobson, 1975).

4. Imago

Imago memliki panjang berkisar 10-14 mm dengan jarak rentangan sayap 24-

30 mm. Sayap depan berwarna putih keabu-abuan, pada bagian tengah sayap

depan terdapat tiga pasang bintik-bintik yang berwarna perak. Sayap belakang

berwarna putih dan pada bagian tepi berwarna cokelat gelap dengan permukaan

sayap yang kasar (Marwoto & Suharsono, 2008).

9

2.2 Tanaman Kipahit (Tithonia diversifolia)

Klasifikasi tanaman kipahit (T. diversifolia) menurut Hutapea (1994) sebagai

berikut:

Kingdom : PlantaeSub kingdom : ViridiplantaeDivisi : TracheophytaSub divisi : SpermatophytinaKelas : MagnoliopsidaOrdo : AsteralesFamili : AsteraceaeGenus : TithoniaSpesie : Tithonia diversifoliaNama lokal : Kipahit dan Paitan

Tanaman kipahit merupakan jenis obat-obatan dengan batang berbentuk bulat,

berkayu dan berwarna hijau, batang kipahit mengandung lignin yang tinggi dan

sering digunakan sebagai kayu bakar. Tajuk tanaman ini mudah dipangkas dan

cepat untuk rimbun kembali. Tanaman ini mempunyai bunga yang manjemuk dan

terletak di ujung ranting. Tangkai bunga ini berbentuk bulat dan kelopak bunga

berbentuk tabung serta memiliki bulu-bulu yang halus dengan warna kelopak

bunga yang hijau serta mahkota berwarna kuning terang. perakaran dari tanaman

ini cukup dalam dan tanaman ini pertumbuhannya cukup cepat sehingga tanaman

ini biasa ditanaman pada perkarangan sebagai tanaman hias serta tanaman obat

dan sebagai tanaman pencegah erosi di lahan miring (Gambar 1)

( Ditjenbun, 1994).

10

Gambar 1. Tanaman kipahit (a) Bunga kipahit (www. Wikipedia.com /Tithonia/diversfolia) (b.) Daun kipahit (Sapoetro, 2018).

T. diversifolia merupakan tanaman obat tradisional berbagai negara berdasarkan

penelitian dari Sulistijowati & Gunawan (2001) merupakan obat anti-inflamasi

pengurang rasa sakit serta sebagai anti malaria maupun diare dan diabetes. Hal ini

dikarenakan mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (Heyne, 1987).

Daun dari T. diversifolia mengandung sedikitnya 12 senyawa terpenoida. 14

senyawa flavonoida, saponin dan gula yang biasa digunakan dalam ilmu

kedokteran sebagai obat diabetes dan lepra (Hendra dkk.,2013). Dalam bidang

pertanian daun dari T. diversifolia sedang dalam pengembangan sebagai pestisida

botani menurut Widari (2005) hasil fitokimia simplisia daun T. diversifolia

menunjukan terdapat senyawa kimia yang berperan sebagi racun bagi serangga

antara lain: flavonoid menghambat atau mengganggu sistem pernapasan serangga,

Tanin dapat bereaksi dengan protein dan menimbulkan masalah pada aktivitas

enzim di dalam tubuh serangga sehingga semakin tinggi tanin maka proses kerja

dari enzim di dalam serangga semakin terganggu, Saponin yang dapat merusak

saraf serangga dan mengakibatkan nafsu makan berkurang dan akhirnya mati

(Widari, 2005).

(A) (B)

11

Berdasarkan penelitian Mokodompit dkk. (2013), pestisida nabati Tithonia

diversifolia dapat menyebabkan hama wereng batang coklat mengalami kematian

pada konsentrasi 1% setelah 7 hari setelah aplikasi (hsa) dan konsentrasi 0,5

mengalami gangguan makan setelah 7 hari setelah aplikasi (hsa) dan berdasarkan

penelitian Pangihutan dkk. (2016) ekstrak daun kipahit dengan konsentrasi 5%

yang diujikan pada Callosobruchus maculatus mampu menyebabkan kematian

hingga 95% pada 72 JSA. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak daun T. diversifolia

tidak sepenuhnya langsung dapat membunuh tetapi mempunyai sifat menghambat

daya makan larva wereng batang coklat yang pada akhirnya berakibat pada

kematian. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa T. diversifolia

merupakan salah satu sumber insektisida botani yang cukup potensial untuk

dikembangkan karena memiliki lebih dari satu sifat pestisida, selain hal tersebut

ketersedian bahan mentah yang melimpah karena tanaman kipahit mudah ditanam

dan cepat pertumbuhannya (Mokodompit dkk., 2013).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2018 – Agustus 2018 bertempat di

Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Hama Tanaman Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan yaitu daun kipahit (Tithonia diversifolia), detergen, daun

bayam-bayaman, daun talas, ethanol, air aquades, madu, dan Spodoptera litura

instar I-VI. Alat yang digunakan yaitu toples, strimin, pipet ukur, timbangan,

blender, hand sprayer ukuran 10 ml, magnetic stirrer, rotary evaporator, gelas

Erlenmeyer 2 L, corong, alat tulis, mikroskop, dan kertas saring.

3.3 Metode Penelitian

Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari

6 perlakuan dan 3 ulangan. Pada percobaan ini perlakuan konsentrasi ekstrak daun

kipahit terdiri atas enam konsentrasi dan tiga ulangan: P0 (0%), P1 (1%), P2 (2%),

P3 (3%), P4 (4%) dan P5 (5%). Setiap satuan percobaan menggunakan 10 ekor

Spodoptera litura instar 3 - 4 dengan demikian terdapat 18 satuan. Homogenitas

ragam antar perlakuan diuji dengan Uji Bartlett. Jika asumsi terpenuhi dilakukan

uji sidik ragam dan analisis probit. Apabila perlakuan menunjukan perbedaan

13

nyata terhadap perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan BNT

dengan setiap pengujian menggunakan taraf nyata yaitu 5%. Serta untuk

menentukan nilai toksisitas dan mengetahui pengaruh perlakuan semua data

analisis menggunakan perangkat program SAS (9.1.3 SP4) dengan tata letak

perlakuan (Gambar 2).

Blok 1 Blok 2 Blok 3

U1 0% U2 0% U3 0%U1 1% U2 1% U3 1%U1 2% U2 2% U3 2%U1 3% U2 3% U3 3%U1 4% U2 4% U3 4%U1 5% U2 5% U3 5%

Gambar 2. Denah tata letak percobaan.

3.4 Persiapan Penelitian

3.4.1 Pengumpulan Larva Spodoptera litura

Larva S. litura diambil dari lahan pertanaman kubis di daerah Kabupaten

Tanggamus dan tanaman jagung di daerah Metro. Setelah didapatkan larva

dipisahkan berdasarkan ukuran (Instar) dan dipelihara di dalam toples plastik

dengan diberi makan daun talas serta daun bayam - bayaman. Larva berbentuk

silindris, berwarna hijau relatif tidak berbulu dan mempunyai lima pasang proleg

serta mempunyai ciri khas yaitu titik hitam berbentuk kalung atau bulan sabit

yang berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada

sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning (Hendrival dkk., 2013).

U

14

3.4.2 Perbanyakan Serangga Uji

Larva yang sudah di kumpulkan direaring di dalam toples dengan diberi makan

daun talas hingga instar II lalu pada instar III – IV diberi makan daun bayam liar

sampai menjadi pupa. Pupa selanjutnya dipindah ke toples lain hinga menjadi

imago. Imago diberi makan dengan madu 10% yang dicampur air 1 sedok sampai

dengan imago memiliki telur. Telur selanjutnya diriring hingga instar III.

Instar III dipilih karena pada instar ini diharapkan memberikan data homogen

untuk meminimalkan pengaruh lain selain perlakuan serta pada instar ini ulat pada

puncak aktifnya makan sehingga diharapkan perlakuan bisa menghasilkan data

yang akurat.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Pembuatan Ekstrak Daun kipahit

Daun kipahit (T. diversifolia) diambil dari lahan lalu dibersihkan dan dikeringkan

selama satu minggu. Setelah itu Daun kipahit dihaluskan dengan blender. Serbuk

halus daun kipahit sebanyak 100 gram dan 1 gram detergen ditambahkan dengan

ethanol sampai 1000 ml lalu diaduk dalam erlemnyer 2 L menggunakan alat

magnetik stirrer selama 1 jam. Ekstrak disaring menggunakan corong yang

dialasi kertas saring, kemudian ampas ditambahkan ethanol sampai 1000 ml dan

disaring kembali. Kemudian hasil ekstrak pertama disatukan dengan ekstrak

kedua selanjutnya dilakukan penguapan melalui rotary evaporator (Gambar 3)

pada suhu 45oC-50oC dengan kecepatan 100 rpm. Setelah mendapatkan ekstrak

daun kipahit, ekstrak diangin - anginkan dan setelah kering dikerik sehingga

menjadi pasta yang siap digunakan.

15

Gambar 3. Pembuatan ekstrak daun kipahit dengan Rotary evaporator(Sapoetro, 2018).

3.5.2 Pembuatan Suspensi

Suspensi didapatkan dengan mencampurkan 1% padatan pasta 10 gram kipahit

ditambahkan air aquades sampai dengan 1000 ml dan diaduk hingga rata sehingga

dapat diaplikasikan. Hal tersebut dikerjakan sampai tersedia konsentrasi 0%, 1%,

2%, 3%, 4% dan 5% selanjutnya masing – masing suspensi dimasukan ke dalam

hand sprayer modifikasi dengan volume 10 ml.

3.5.3 Aplikasi Ekstrak Daun kipahit (Titonia diversifolia) terhadap LarvaSpodoptera litura.

Sebelum uji sesungguhnya dilakukan uji pendahuluan dengan menggunakan 3

perlakuan dengan konsentrasi 0% (kontrol), 2,5%, dan 5% dengan 2 ulangan

selanjutnya masing-masing ulanga diisi 10 ekor larva instar III. Larva uji

dipindahkan ke dalam toples uji dengan diberikan pakan daun bayam-bayaman

yang selanjutnya diaplikasikan dengan meyemprot suspensi kipahit kepada

Spodoptera litura dengan menggunakan hand sprayer modifikasi dengan volume

semprot 0,5-1,0 ml.

Selanjutnya berdasarkan uji pendahuluan maka dilakukan uji sesungguhnya

menggunakan 6 perlakuan yaitu 0% (kontrol), 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% dengan 3

16

ulangan selanjutnya masing-masing ulanga diisi 10 ekor larva instar III. Larva uji

dipindahkan ke dalam toples uji dengan diberikan pakan daun bayam - bayaman

yang selanjutnya diaplikasikan dengan meyemprot suspensi kipahit kepada

Spodoptera litura dengan menggunakan hand sprayer modifikasi dengan volume

semprot 0,5-1,0 ml.

3.5.4 Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap 12 jam sekali hingga 2 minggu atau hingga

terbentuk pupa dan imago. Data hasil pengamatan terasebut dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

M(%)= X100A. Mortalitas (tingkat kematian ulat).

Mortalitas (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah ulat yang mati.

B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.

B. Persentase ulat cacat.

Ulat Cacat (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah ulat yang cacat.

B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.

C. Persentase pupa terbentuk

Pupa (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah pupa terbentuk.

B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.

17

D. Persentase pupa cacat.

Imago Cacat (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah pupa yang cacat.

B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.

E. Persentase imago terbentuk.

Imago (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah imago terbentuk.

B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.

F. Persentase imago cacat.

Imago Cacat (%) = X 100Keterangan : A: Jumlah imago yang cacat.

B: Jumlah ulat dalam satu satuan percobaan.

3.5.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dihitungan toksisitas ekstrak daun kipahit terhadap S. litura

dalam nilai Lethal Consentration (LC50) dan Lethal Time (LT50) dengan analisi

probit menggunakan perangkat SAS (9.1.3 SP4). Pengamatan pendukung

dilakukan dengan mengamati perilaku hama dan gejala larva S. litura yang

terekspose oleh ekstrak kipahit.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uji potensi daun kipahit (T. diversivolia) terhadap S. litura

disimpulkan sebagai berikut :

1. Aplikasi ekstrak daun kipahit berpengaruh nyata terhadap kematian S. litura

pada 60 JSA-120 JSA dengan kematian tertinggi pada 60 JSA dengan

konsentrasi 5% adalah .36,67% sedangkan pada 120 JSA sebesar 93,33%.

2. Aplikasi ekstrak daun kipahit pada pengamatan 96, 108 dan 120 jam setelah

aplikasi memiliki daya bunuh 50% serangga uji (LC50) pada konsentrasi

2,06%, 2,24 dan 2,89%. Selain itu ekstrak daun kipahit memiliki kecepatan

membunuh 50% serangga uji (LT50) pada 140,53 Jam untuk perlakuan

konsentrasi 1%, 149,16 jam untuk 2%, 98,25 jam untuk 3%, 98,25 jam untuk

4% dan 69,73 jam untuk 5%.

3. Aplikasi ekstrak daun kipahit berpengaruh terhadap perkembangan S, litura

yaitu menyebabkan kecacatan pada larva, pupa dan imago.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di lapangan

untuk mengetahui pengaruh esktrak daun kipahit terhadap S. litura.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, F., Rahayu Y.S., & Faiza U. 2015. Efektivitas Kombinasi Filtrat DaunTembakau (Nicotiana tabacum) dan Filtrat Daun Paitan (Tithoniadiversifolia) Sebagai Pestisida Nabati Hama Walang Sangit (Leptocorisaoratorius) padaTanaman Padi. Lentera Bio. 4(1): 25-31.

Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta. 126 hlm.

Ditjenbun. 1994. Pedoman Pengenalan Pestisida botani. Direktorat BinaPerlindungan Tanaman Perkebunan. Jakarta.

Fattah, A. & Ilyas A,2016. Siklus Hidup Ulat Grayak (Spodoptera litura F ) danTingkat Serangan pada Beberapa Varietas Unggul Kedelai di SulawesiSelatan. Balai Pengakajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. 824-832hlm.

Grainge, M. & Ahmed S. 1988. Handbook of Plants with Pest-ControlProperties. John Wiley & Sons. Inc. Canada. 470 hlm.

Hasibuan, R. 2012. Insektisida Pertanian. Lembaga Penelitian UniversitasLampung. Bandar Lampung. 149 hlm.

Hendrival & Khaidir. 2012. Toksisitas ekstrak daun Lantana camara L. terhadaphama Plutella xylostella L. Jurnal Floratek.7: 45 -56.

Hendra, W., Salbiah D., & Sutikno A. 2013. Penggunaan Ekstrak Daun Paitan(Tithonia diversifolia Grey) untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun (Aphisgossypii Glover) pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). LaporanPenelitian. Universitas Riau.

Hendrival, Latifah, & Hayu R. 2013. Perkembangan Spodoptera litura F.(Lepidoptera : Noctuidae) pada Kedelai. Jurnal Floratek. 8: 88-100.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Diterjemahkan oleh BadanLitbang Pertanian. Yayasan Saran Wanajaya. Jakarta.

Hutapea, J.K. 1994. Inventaris Tumbuhan Obat Indonesia. Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan. Jakarta. 297 hlm.

Jacobson, M. 1975. Insecticide from Plants : A Review of the Literature1954-1971. USDA Agric. Handbook No. 461 : 138 hlm.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised andtranslated by P.A. van der Laan. Ichtiar Baru-van Hoeve. Jakarta. 710 hlm.

Marwoto & Suharsono. 2008. Strategi dan Komponen Teknologi PengendalianUlat Grayak (Spodoptera litura) Pada Tanaman Kedelai. Balai PenelitianTanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Jurnal Litbang Pertanian 27(4) 2008.

Mokodompit, T.A., Koneri R., Siahaan P., & Tangapo A. M. 2013. Uji Ekstrakdaun Tithonia diversifolia Sebagai Penghambat Daya Makan Nilaparvatalugens Stal. pada Oryza sativa L. Bios logos. 3(2): 50-56.

Nurhudiman, Hasibuan R., Hariri A. M., & Purnomo. 2018. Uji PotensiBabadotan (Argeratum conyzoides L.) sebagai Insektisida Botani terhadapHama (Plutella xylostella L.) di Laboratorium. Jurnal Agrotropika. 6(2): 91–98.

Petrus, Ismaya, & Parawansa N. R. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun KembangBulan (Tithonia diversifolia) terhadap Pengendalian Hama Plutella xylostellapada Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem. 10 (2): 162-169.

Pangihutan, S. J. C., Rochman N., & Mulyaningsih Y. 2016. Daya InsektisidaEkstrak Daun Kipahit (Tithonia diversifolia) dan Tembeleka (Lantanacamara L.) terhadap Hama Gudang Callosobruchus maculatus F. JurnalAgronida. 2(1): 1-9.

Sari, M., Lubis L., & Pangestiningsih Y. 2013. Uji Efektivitas BeberapaInsektisida Nabati untuk Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)(Lepidoptera: Noctuidea) di laboratorium. Jurnal Online Agroekoteknologi.1 (3): 560-569.

Sudarmo, S. 1991. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.Kanisius. Yogyakarta. 51 hlm.

Sulistijowati, A. & Gunawan D. 2001. Efek Ekstrak Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia A. Gray) terhadap Candida albicans Serta ProfilKromatografinya. Cermin Dunia Kedokteran. 130: 32-36.

Tengkano, W. & Suharsono. 2005. Ulat Grayak Spodoptera litura Fabricius(Lepidoptera : Noctuidae) pada Tanaman Kedelai dan Pengendalianya.Buletin Palawija. 10: 43–52.

Widari. 2005. Isolasi Senyawa Flavonoid dari Daun Kembang Bulan (Tithoniadiversifolia (Hemsley) A. Gray). Skripsi. Departemen Farmasi FMIPA USU,Medan.

Yunita, E. A., Suprapti N. H., & Hidayat J. W. 2009. Pengaruh Ekstrak DaunTeklan (Eupatorium riparium Reg.) terhadap Mortalitas dan PerkembanganLarva Aedes aegypti. BIOMA. 11(1) : 11 – 17.