EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia · EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN...

56
EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia) 10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI STREPTOZOTOSIN SKRIPSI Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Progam Studi Farmasi Oleh : Masrial Zalukhu NIM : 138114061 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia · EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN...

  • EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)

    10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI

    STREPTOZOTOSIN

    SKRIPSI

    Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

    Progam Studi Farmasi

    Oleh :

    Masrial Zalukhu

    NIM : 138114061

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)

    10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI

    STREPOZOTOSIN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Masrial Zalukhu

    NIM : 138114061

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Untuk segala sesuatu “ADA MASANYA”

    untuk apapun dibawah langit “ADA WAKTUNYA”

    ― Pengkhotbah 3:1―

    Karya ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus

    Yang senantiasa selalu melindungi dan menopangku

    Bapak dan ibu tercinta atas segala kasih sayang yang diberikan

    Kakakku terkasih dan para sahabat yang aku sayangi atas

    segala doa dan dukungannya

    Almamaterku tercinta Uiversitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PRAKATA

    Puji dan syukur kepada Tuha Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang

    telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

    penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Efek Antidiabetes Infusa Daun Paitan

    (Tithonia Diversifolia) 10% Pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi

    Streptozotosin”.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

    Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata Dharma.

    Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, dukungan serta bantuan berbagai

    pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

    kepada :

    1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    2. Bapak drh. Sugiyono, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

    telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik selama

    proses pembuatan skripsi ini.

    3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

    memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.

    4. Ibu Dr. Yustina Hartini, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

    memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.

    5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen

    Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama ini.

    6. Ibu Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab

    Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam

    penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.

    7. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak

    Parlan, selaku laboran yang telah membantu selama penelitian.

    8. Keluarga tercinta Bapak Deliana Zalukhu dan Ibu Merina Hulu, kakak

    terkasih Marta Lisna Wati Zalukhu, Pakde Fatizaro hulu dan Bude Tuti

    yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat pada penulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    9. Rekan-rekan tim “MAN dan ATUNG yaitu Meliana, Ajeng Dwi

    Kartika Sari, Vania Jessica Ongkers, Gregorius Kevin Besari, Willy

    Sandjojo, Willy Juneidi Sine, Aloysius Alpha Dewo Suryo

    Kusharyadiatas” atas segala kerjasama, dukungan serta bantuan selama

    proses pengerjaan skripsi.

    10. Sahabat-sahabat terkasih Sari, Priska, ucil, yoke, prisil, tiwi dan Aven

    yang selalu mengasihi, mendukung dan membantu dalam berbagai

    situasi dan kondisi.

    11. Teman-teman FSM B 2013, FKK B 2013 dan Keluarga Besar Farmasi

    2013, terimakasih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.

    12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam

    menyelesaikan naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan

    satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini, oleh

    karena itu kritik dan saran yang dapat membangun sangat diharapkan dari semua

    pihak.Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi semua pihak.

    Yokyakarta, 5 Juni 2017

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR ISI

    Hal.

    HALAMAN JUDUL .................................................................. ............................i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

    PRAKATA ........................................................................................................... vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

    ABSTRAK ......................................................................................................... xiii

    ABSTRACT ....................................................................................................... xiv

    PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

    METODE PENELITIAN ...................................................................................... 3

    HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 6

    KESIMPULAN ................................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 17

    BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR TABEL

    Hal.

    Tabel I. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD) .................................... 6

    Tabel II. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14 .......................... 9

    Tabel III. Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah........................... 10

    Tabel IV. Persentase Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah ......... 11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Hal.

    Gambar 1. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD) ......................................... 7

    Gambar 2. Selisih Rerata Penurunan kadar Glukosa Darah Hari 4-14 .............. 13

    Gambar 3. Pohon paitan ..................................................................................... 18

    Gambar 4. Daun paitan ...................................................................................... 18

    Gambar 5. Serbuk daun paitan ........................................................................... 18

    Gambar 6. Proses pembuatan infusa daun paitan 10% ...................................... 18

    Gambar 7. Proses pembuatan infusa daun paitan 10% ...................................... 18

    Gambar 8. Infusa daun paitan 10% ................................................................... 18

    Gambar 9. Asam sitrat........................................................................................ 19

    Gambar 10. Natrium sitrat................................................................................... 19

    Gambar 11.Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (asam sitrat) ........................ 20

    Gambar 12. Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (natrium sitrat) ................... 20

    Gambar 13. Buffer sitarat pH 5,5 ........................................................................ 21

    Gambar 14. Streptozotosin .................................................................................. 21

    Gambar 15. Proses pemuasaan tikus sebelum diambil darah ............................. 21

    Gambar 16. Proses pengambilan darah tikus ...................................................... 21

    Gambar 17.Proses penginduksian tikus dengan streptozotosin secara i.p ......... 21

    Gambar 18. Proses pemberian infusa daun paitan 10% dan glibenklamid

    secara p.o ......................................................................................... 21

    Gambar 19.Alat sentrifuge .................................................................................. 22

    Gambar 120.Alat ukur kadar glukosa darah (Microvitalab 200) ........................ 22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Hal.

    Lampiran 1. Daun paitan dan infusa daun paitan 10% ................................. 18

    Lampiran 2. Cara pembuatan buffer sitrat pH 5,5 dan streptozotosin .......... 19

    Lampiran 3. Pengukuran kadar glukosa darah dan pemberian infusa daun

    paitan 10% ................................................................................ 21

    Lampiran 4. Alat sentrifuge dan pengukuran kadar glukosa darah .............. 22

    Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi Tithonia diversifolia

    [Hemsley] A. Gray.................................................................... 23

    Lampiran 6. Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan .......................... 24

    Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC) ................................................... 25

    Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian

    data secara statistik .................................................................. 26

    Lampiran 9. Brosur Reagen GOD-FS ........................................................... 27

    Lampiran 10. Perhitungan ............................................................................... 28

    Lampiran 11. Bagan skema kerja .................................................................... 31

    Lampiran 12. Hasil analisis uji statistik kadar glukosa darah ......................... 32

    Lampiran 13. Rata-rata kadar glukosa darah dengan standard Deviation

    (SD) .......................................................................................... 33

    Lampiran 14. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai

    kadar glukosa darah .................................................................. 35

    Lampiran 15. Hasil analisis statistika data selisish penurunan kadar glukosa

    darah hari ke (4-14) .................................................................. 38

    Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai

    selisih penurunan hari ke (4-14) ............................................... 39

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    ABSTRAK

    Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi baik

    ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon yang mengatur

    gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

    yang dihasilkan.Paitan merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan

    sebagai antidiabetes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas infusa

    daun paitan 10% sebagai antidiabetes terhadap tikus galur Wistar terinduksi

    Streptozotosin.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

    rancangan sederhana acak lengkap pola searah. 18 ekor .tikus jantan galur Wistar

    dibagi dalam 6 kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol basal,

    kelompok II sebagai kontrol pankreotoksik terinduksi streptozotosin dosis 40

    mg/kg BB, kelompok III sebagai kontrol positif diberikan glibenklamid 0,45

    mg/kg BB, kelompok III-IV sebagai kelompok perlakuan diberikan infusa daun

    paitan 10% dengan tiga peringkat dosis 2000;1000 dan 500 mg/kg BB. Pada hari

    ke-0, 4, 7 dan 14 kadar glukosa darah diukur menggunakan metode enzimatik.

    Berdasarkan hasil penelitian, infusa daun paitan 10% memiliki aktivitas

    antidiabetes.Persentase penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 10%

    dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut yaitu, dosis 500 mg/kgBB

    (98,40%); 1000 mg/kgBB (98,14); dan dosis 2000 mg/kgBB (89,40%).

    Kata kunci: daun paitan, infusa, streptozotosin, kadar glukosa darah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    ABSTRACT

    Diabetes mellitus is a serious and chronic disease that occurs either when the

    pancreas does not produce enough insulin (a hormone that regulates blood sugar),

    or when the body can not effectively used the insulin produced. Paitan is one of

    the plants that can be used antidiabetic agents. This research aimed to prove the

    antidiabetic effect of paitanleaves infusion 10%.This research was purely

    experimental research with randomized complete direct sampling design.

    EighteenWistarrats were devided randomly into six treatment groups. Group I was

    basal, group II was induced streptozotocin 40 mg/kg BW , group IIIwas given

    glibenklamid 0.45 mg/kg BW, and group IV-VI were given paitanleaves infusion

    10% dosed of 2000;1000 dan 500 mg/kgBW by orally. On days 0, 4, 7 and 14

    blood glucose levels were measured using enzymatic methods.The results of this

    research showed that paitanleaves infusion 10% had an antidiabetic activity.The

    percentage of blood glucose level reduction bypaitanleaves infusion 10% from the

    highest to the lowest respectively that is, dose 500 mg / kgBB (98.40%); 1000 mg

    / kgBW (98.14%); And dose of 2000 mg / kgBB (89.40%).

    Keyword:paitan leaves, infusion, streptozotocin, blood glucose level.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    PENDAHULUAN

    Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi baik

    ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon yang mengatur

    gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

    yang dihasilkan (WHO, 2016). Berbagai keluhan yang dapat ditemukan pada

    penyandang diabetes adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat

    badan serta keluhan lain yaitu lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

    disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (PERKENI, 2011).

    Pada umumnya diabetes mellitus dibagi menjadi 2 tipe yaitu diabetes mellitus tipe

    1 dan diabetes mellitus tipe 2.Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan kurangnya

    produksi insulin didalam tubuh sehingga orang dengan penyakit diabetes mellitus

    tipe 1 membutuhkan pemberian insulin harian untuk mengatur jumlah glukosa

    didalam darah (WHO, 2016).Diabetes mellitus tipe 2 merupakan ketidakefektifan

    tubuh dalam menggunakan insulin (WHO, 2016).Faktor genetik dan pengaruh

    lingkungan yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe 2, antara lain

    obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Depkes,

    2005).

    Pada umumnya, pengobatan DM dibagi menjadi 2 yaitu pemberian

    insulin dan obat hipoglikemik oral (OHO) seperti glibenklamid. Namun, seiring

    dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan dalam berbagai aspek

    kehidupan termasuk dalam bidang kesehatan, membuat banyak masyarakat

    beralih lebih memilih pengobatan secara tradisional karena dianggap lebih

    menguntungkan dengan efek samping yang lebih kecil dan harga yang lebih

    terjangkau dibandingkan obat-obat modern. Salah satu tumbuhan yang dapat

    digunakan sebagai alternatif pengobatan DM yaitu tanaman paitan [Tithonia

    diversifolia (Hemsl.) Gray].

    Berdasarkan penelitian Olayinka, (2015) tanaman paitan memiliki

    kandungan yaitu alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, flavonoid dan fenol yang

    tersebar pada daun, batang dan akar.Komponen seperti alkaloid, saponin, tannin,

    terpenoid, dan flavonoid secara signifikan menunjukkan hasil tertinggi

    padabagian daun dibandingkan pada bagian batang dan akar, sedangkan fenol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    secara signifikan menunjukan hasil tertinggi pada akar dibandingkan dengan daun

    dan batang (Olayinka, 2015). Senyawa flavonoid dapat meningkatkan penggunaan

    glukosa di jaringan perifer dan menghambat pengangkutan glukosa melewati

    usus(Jadhav and Puchchakayala, 2011). Selain itu, flavonoid memiliki efek

    antioksidan melalui kerjanya yang menghambat pembentukan reactive oxygen

    species (ROS) dan memicu regenerasi sel β-pankreas (Thongsomdkk., 2013).

    Senyawa yang terkandung pada daun paitan yang berfungsi sebagai antidiabetes

    dapat diekstraksi menggunakan metode infusa dengan konsentrasi 10%.

    Pemilihan metode infusa ini berdasarkan cara masyarakat yang sering

    memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat dengan metode rebusan. Menurut

    Amanatie (2015), flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenol yang

    memiliki banyak gugus –OH dengan adanya perbedaan keelektronegatifan yang

    tinggi, sehingga sifatnya polar. Golongan senyawa ini mudah terekstrak dalam

    pelarut aquades yang memiliki sifat polar karena adanya gugus hidroksil,

    sehingga dapat terbentuk ikatan hidrogen.

    Penelitian Miura dkk. (2005) menunjukkan bahwa ekstrak air daun paitan

    (100, 500, 1500 mg/kg) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit

    hiperglikemik setelah 7 jam pemberian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

    oleh Prasetyo dkk. (2015) menunjukkan bahwa infusa daun paitan (250, 500, 750

    mg/kg BB) yang dibandingkan dengan metformin dosis 63 mg/kg BB

    menggunakan penginduksi aloksan dapat menurunkan kadar glukosa darah secara

    bermakna setelah 7 hari pemberian. Dosis infusa daun paitan 10% yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah 2000, 1000 dan 500 mg.kg BB dengan lama

    pemmberian 9 hari setelah tikus dinyatakan mengalami diabetes. Penginduksi

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah streptozotosin. Streptozotosin

    merupakan analog dari glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel β pankreas

    melalui transporter glukosa GLUT2 dan bersifat diabetogenik (Nugroho, 2006).

    Menurut Manik dkk. (2017) streptozotosin lebih baik dan lebih disukai dalam

    menginduksi diabetes mellitus tipe 2 dengan beberapa keuntungan jika

    dibandingkan dengan alloksan, yaitu waktu paruh lebih lama, mempertahankan

    kondisi hiperglikemia dengan durasi yang lebih lama dan lebih spesifik terhadap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    sel beta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antidiabetes

    dan berapa persen aktivitas antidiabetes infusa daun paitan 10%,

    METODE PENELITIAN

    Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalama penelitian ini adalah seperangkat alat gelas

    (beaker glass, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer, corong, pipet tetes, pengaduk),

    mortir dan stamper, spuit injeksi, spuit oral, pipa kapiler hematokrit, tabung

    effendorf, tabung reaksi, mikropipet 100µL dan 1000µL, yellow tip, blue tip, panci

    enamel, kain flannel, timbangan analitik, timbangan tikus, hot plate, sentrifuge,

    vortex, Microvitalab-200, oven, mesin penyerbuk, ayakan dengan nomor mesh

    40, gelas obyek, gelas penutup, mikroskop. Bahan yang digunakan adalah tikus

    jantan galus Wistar, daun paitan, glibenklamid, reagen GOD-FS (Diasys), asam

    sitrat, natrium sitrat, penginduksi streptozotosin (Nacalai Tesque, Japan),

    aquadest, carboxymethyl cellulose (CMC) Na 0,5%, formalin, dan eter.

    Penyiapan Daun paitan

    Daun paitan didapatkan dari CV. Merapi Farma Herbal Yogyakartaypada

    bulan Oktober 2016.Daun paitan yang telah didapatkan dicuci dengan air

    mengalir kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 30-40˚C selama 2

    hari. Daun paitan yang telah kering diserbuk dengan mesin penyerbuk kemudian

    diayak dengan ayakan nomor mesh 40. Serbuk yang digunakan pada penelitian ini

    adalah serbuk yang berada diantara ayakan nomor mesh 40.

    Pembuatan Infusa Daun paitan

    Serbuk daun paitan yang telah ditimbang sebanyak ±10 g, dimasukkan ke

    dalam panci enamel dan dibasahi dengan pelarut aquades sebanyak dua kali bobot

    serbuk daun paitan yang telah ditimbang yaitu 20 mL.serbuk dan aquades yang

    telah dicampur didalam pancil enamel ditambahkan dengan pelarut aquades

    sebanyak 100 mL, kemudian dipanaskan menggunakan penangas air selama 15

    menit terhitung saat suhunya 90˚C. Hasil infusa disaring selagi panas

    menggunakan kain flannel, untuk mendapatkan hasil perasan infusa 100 mL dapat

    ditambahkan aquades melalui ampasnya hingga didapat 100 mL (Prasetyo dkk.,

    2016).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Peringkat Dosis Infusa

    Tiga peringkat dosis infusa daun paitan ditentukan berdasarkan

    berdasarkan volume maksimal pemberian yaitu 2000, 1000 dan 500 mg/kg BB.

    Perlakuan hewan uji

    Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health

    Research Ethics Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada University.

    Pada penelitian ini digunakan sebanyak 18 ekor tikus yang dibagi secara acak

    kedalam 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor

    tikus. Hewan uji kemudian diadaptasikan dengan lingkungan sekiar selama 3 hari.

    Kelompok I (Basal) tidak diberi perlakuan apapun, kelompok II (Pankreotoksik)

    diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB secara intraperitoneal dan tidak

    diberi terapi, kelompok III (Kontrol positif) diinduksi dengan streptozotosin 40

    mg/kg BB secara intraperitoneal dan diterapi dengan glibenklamid 0,45 mg/kg

    BB, kelompok IV-VI diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB secara

    intraperitoneal dan diterapi dengan infusa daun paitan dengan tiga peringkat dosis

    yaitu 2000; 1000; dan 500 mg/kg BB. Sebelum hewan uji diinduksi dan dilakukan

    pengukuran kadar glukosa darah, terlebih dahulu tikus dipuasakan selama 8-12

    jam dengan tetap memberi minum.

    Penetapan dan Pengukuran Kadar Glukosa Darah

    Kadar glukosa darah tikus ditetapkan secara enzimatis dengan reagen

    GOD-PAP Dyasis dan diukur dengan menggunakan mikrovitalab 200.Sampel

    darah tikus diambil melalui plexus retro orbitalis pada mata kemudian disentrifuge

    pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit.Serum yang terbentuk diambil

    sebanyak 10 µL dan ditambahkan reagen sebanyak 1000 µL kemudian

    divortex.Campuran tersebut didiamkan selama operating time 10 menit dan

    serapannya dibaca dengan mikrovitalab 200.Kadar glukosa darah dinyatakan

    dalam mg/dL. Pengukuran kadar glukosa darah tikus dilakukan pada hari ke 0, 4,

    7, dan 14.

    Persiapan dan Pembuatan Tikus Diabetes

    Hewan percobaan diinduksi menjadi diabetes dengan menggunakan

    streptozotosin 40 mg/kg BB yang dilarutkan dalam buffer sitrat pH 5.5. Pada hari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    ke 1 tikus diinduksi dengan streptozotosin secara intraperitoneal. Pada hari ke 4

    setelah penyuntikan kadar glukosa darah tikus kembali diukur dan tikus dikatakan

    diabetes apabila kadar glukosa darah >200 mg/dL (Soviana dkk., 2014).

    Analisis Data

    Data kadar glukosa darah dihitung dengan menggunakan Mean±SD dan

    persentase penurunan kadar glukosa darah dihitung menggunakan rumus :

    % Penurunan hari ke-14 = 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡(4−0)−𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡(4−14)

    𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡(4−0) x 100%

    (Fahri dkk., 2005)

    Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui

    distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa semua kelompok

    memiliki distribusi normal (p>0,05). Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan

    menggunakan levene test untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang

    sama atau tidak. Data mempunyai varian yang sama apabila p>0,05. Analisis

    dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan jika

    p

  • 6

    serbuk yang baik adalah memiliki kandungan air

  • 7

    V = Infusa Daun Paitan 10% Dosis 1000 mg/kg BB

    VI = Infusa Daun Paitan 10% Dosis 500 mg/kg BB

    Gambar 1. Rerata kadar glukosa darah antar waktu

    Pengukuran kadar glukosa darah pada hari ke-0 bertujuan untuk melihat apakah

    kadar glukosa darah tikus sebagai subyek uji berada dalam batas normal sebelum

    diberi perlakuan. Menurut Wolfensohn dan Maggie (2003) kadar glukosa darah

    tikus normal adalah 50-135 mg/dL. Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 1 pada

    hari ke-0 menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus pada kelompok basal,

    pankreotoksik, positif, infusa daun paitan dosis 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB

    memiliki kadar dengan Mean±SD secara berturut-turut, yaitu 75,67 3,51; 82,67

    6,51; 82,00 4,00; 86,67± 9,29; 75,33 ± 11,02; 96,00 ± 11,14. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus pada semua kelompok perlakuan

    pada hari ke-0 berada dalam batas normal.

    Tikus pada kelompok pankreotoksik, positif dan infusa daun paitan 10%

    dosis 2000, 1000, 500 mg/kg BB kemudian diinduksi dengan streptozotosin dosis

    40 mg/kg BB secara intraperitoneal. Streptozotosin merupakan analog dari

    glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel β pankreas melalui transporter

    glukosa GLUT2. Aktivitas alkilasi STZ dihubungkan dengan gugus nitrosourea.

    Nitrosourea bersifat lipofilik dan diserap jaringan melalui membran plasma

    dengan proses yang cepat. STZ akan terakumulasi dalam sel β pankreas melalui

    transporter glukosa GLUT2 dan berikatan dengan carbon-2 dari glukosa. Hal ini

    menyebabkan terjadinya perpindahan gugus metal dari STZ ke molekul DNA

    sehingga terjadi alkilasi DNA (Lenzen, 2008). Streptozotosin juga mampu

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    Kontro Basal KontrolPankreotoksik

    Kontrol Positif Infusa 10%2000 mg/kg BB

    Infusa 10%1000 mg/kg BB

    Infusa 10% 500mg/kg BB

    H-0

    H-4

    H-7

    H-14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    membangkitkan oksigen reaktif yang mempunyai peran tinggi dalam kerusakan

    sel β pankreas. Pembentukan anion superoksida karena aksi STZ dalam

    mitokondria dan peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal ini, STZ

    menghambat siklus Krebs dan menurunkan konsumsi oksigen mitokondria.

    Produksi ATP mitokondria yang terbatas selanjutnya mengakibatkan pengurangan

    secara drastis nukleotida sel β pankreas (Nugroho, 2006). Sedangkan buffer sitrat

    yang digunakan sebagai pelarut tidak memberikan efek terhadap penginduksian

    (Sellamuthu et al, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tokan

    (2014), setelah 3 hari penginduksian streptozotosin kadar glukosa darah tikus

    mengalami kenaikan. Tikus dinyatakan diabetes apabila kadar glukosa darah >200

    mg/dL (Soviana dkk, 2014). Pada Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa

    pada hari ke-4 terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada kelompok

    pankreotoksik, positif, infusa daun paitan dosis 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB

    jika dibandingkan dengan grafik kadar glukosa darah tikus pada hari ke-0.

    Mean±SD kadar glukosa darah pada kelompok pankreotoksik, positif, infusa daun

    paitan dosis 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB, yaitu 469,67 10,02; 461,33

    14,64; 563 ± 299.04; 506,67 ± 221,85; 381,00 ± 49,67. Hasil tersebut

    menunjukkan bahwa tikus mengalami hiperglikimia dan perlakuan dilanjutkan

    sesuai kriteria dari masing-masing kelompok yang sudah ditentukan.

    Tabel II. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-7

    Kelompok I II III IV V VI

    I - BTB BB BB BB BTB

    II BTB - BTB BTB BTB BTB

    III BB BTB - BTB BTB BB

    IV BB BTB BTB - BTB BTB

    V BB BTB BTB BTB - BTB

    VI BTB BTB BB BTB BTB -

    Keterangan :

    BB = Berbeda Bermakna (p0,05)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah hari ke-7 kelompok kontrol

    basal, pankreotoksik, positif, infusa daun paitan 10% 2000, 1000, dan 500 mg/kg

    BB pada Gambar 1 dan Tabel 1 secara berturut-turut, yaitu 82,33 11,06;

    232,33 20,98; 380,67 23,96; 320,67 ± 162,77; 315,67 ± 59,88; 198,67 ±

    108,77. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada kelompok

    basal tetap pada batas normal. Kelompok basal digunakan untuk mengetahui

    kadar glukosa darah normal tikus. Sedangkan pada kelompok kontrol

    pankreotoksik kadar glukosa darah mengalami penurunan yang seharusnya tidak

    terjadi penurunan karena tidak diberi terapi. Kontrol pankreotoksik bertujuan

    sebagai gambaran populasi hewan uji yang mengalami hiperglikemia. Menurut

    penelitian Tokan (2014) penurunan kadar glukosa darah yang terjadi pada

    kelompok kontrol pankreotoksik mungkin disebabkan karena kerusakan sel β

    pankreas yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin tidak rusak secara

    permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang mengandung sel β prekusor

    mengalami regenerasi. Sel yang tidak terpengaruh oleh streptozotosin sebagai

    penginduksi nekrosis, akan menunjukkan terjadinya peningkatan mitosis,

    apoptosis dan hipertrofi. Hipertrofi diduga berhubungan dengan peningkatan

    massa sel β yang mengalami kematian sel dan hal ini merupakan mekanisme

    regulasi yang berkaitan dengan angka mitosis, sehingga dapat mempertahankan

    jumlah sel islet yang cukup. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan adanya

    transdiferensiasi atau perubahan dari sel non β menjadi sel penghasil insulin

    (Damasceno dkk., 2014). Berdasarkan hasil uji LSD kadar glukosa darah pada

    hari ke-7 kelompok kontrol positif, infusa daun paitan 10% dosis 2000 dan 1000

    mg/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna (p200 mg/dL. Sedangkan infusa daun paitan dosis 500 mg/kg

    BB menunjukkan hasil uji LSD yang berbeda tidak bermakna (p>0,05) jika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    dibandingkan dengan kontrol basal. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar

    glukosa darah yang dihasilkan oleh infusa daun paitan 10% dosis 500 mg/kg BB

    hampir mencapai kadar glukosa normal tikus pada kelompok basal dengan rata-

    rata penurunan kadar glukosa darah yang dihasilkan dibawah 200 mg/dL.

    Sedangkan pada kelompok infusa daun paitan 10% dosis 2000 dan 1000 mg/kg

    BB menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (p>0,05) jika dibandingkan

    dengan kelompok kontrol positif yang diberikan glibenklamid. Hal ini

    menunjukkan bahwa infusa daun paitan dosis 2000 dan 1000 mg/kg BB mampu

    menurunkan kadar glukosa darah setara dengan kelompok yang diberikan

    glibenklamid. Namun kadar glukosa darah yang dihasilkan belum mencapai kadar

    glukosa normal jika dibandigkan dengan kelompk basal. Jika kelompok infusa

    daun paitan 10% dosis 500 mg/kg BB dibandingkan dengan kontrol postif

    glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB, menunjukkan hasil yang berbeda bermakna

    (p0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar

    glukosa darah yang antara tiga peringkat dosis infusa daun paitan 10% pada hari

    ke-7 memiliki aktivitas yang sama. Sehingga berdasarkan hasil yang didapatkan

    perlakuan masih dilanjutkan sampai hari ke-13 karena sebagian besar dari semua

    kelompok memiliki rata-rata kadar glukosa darah masih >200 mg/dL, kemudian

    kadar glukosa darah kembali diukur pada hari ke-14. Glibenklamid digunakan

    sebagai kontrol positif karena glibenklamid merupakan salah satu obat pilihan

    bagi penderita diabetes mellitus tipe 2. Glibenklamid merupakan obat golongan

    sulfonilurea generasi kedua yang bekerja dengan merangsang sel beta pankreas

    untuk melepaskan insulin yang tersimpan sehingga bermanfaat pada pasien yang

    masih masih mampu mensekresi insulin (Sudoyo, 2009). Berdasarkan penelitian

    yang dilakukan oleh Tokan (2014), pada kelompok kontrol negatif yang diberikan

    CMC Na 0,5% memiliki kadar glukosa darah yang tidak berbeda bermakna

    dengan kontrol basal serta tidak mengalami perubahan patologi sel islet

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    langerhans secara struktural dengan persentase kerusakan sebesar 0%. Hal

    tersebut membuktikan bahwa CMC Na 0.5% sebagai pelarut glibenklamid yang

    digunakan dalam penelitian ini tidak mempengaruhi kadar glukosa darah pada

    tikus.

    Tabel III. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14

    Kelompok I II III IV V VI

    I - BB BTB BB BTB BTB

    II BB - BB BTB BB BB

    III BTB BB - BB BTB BTB

    IV BB BTB BB - BB BB

    V BTB BB BTB BB - BTB

    VI BTB BB BTB BB BTB -

    Keterangan :

    BB = Berbeda Bermakna (p0,05)

    Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah hari ke-14 kelompok

    kontrol basal, pankreotoksik, positif, infusa daun paitan 10% 2000, 1000, dan 500

    mg/kg BB pada Gambar 1 dan Tabel 1 secara berturut-turut, yaitu 95,00

    10,15; 146,33 20,82; 102,00 7,94; 137,33 ± 8,69; 83,33 ± 20,21; 100,67 ±

    21,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada kelompok

    basal tetap pada batas normal sedangkan pada kelompok kontrol pankreotoksik

    kadar glukosa darah mengalami penurunan sampai hari ke-14 yang seharusnya

    tidak terjadi penurunan karena tidak diberi terapi. Hal ini mungkin disebabkan

    karena kerusakan sel β pankreas yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin

    tidak rusak secara permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang

    mengandung sel β prekusor mengalami regenerasi (Tokan, 2014). Sel yang tidak

    terpengaruh oleh streptozotosin sebagai penginduksi nekrosis, akan menunjukkan

    terjadinya peningkatan mitosis, apoptosis dan hipertrofi. Hipertrofi diduga

    berhubungan dengan peningkatan massa sel β yang mengalami kematian sel dan

    hal ini merupakan mekanisme regulasi yang berkaitan dengan angka mitosis,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    sehingga dapat mempertahankan jumlah sel islet yang cukup. Bahkan beberapa

    penelitian menunjukkan adanya transdiferensiasi atau perubahan dari sel non β

    menjadi sel penghasil insulin (Damasceno dkk., 2014). Berdasarkan hasil uji LSD

    kadar glukosa darah pada hari ke-14 kelompok kontrol positif, infusa daun paitan

    dosis 1000 dan 500 mg/kgBB menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna

    (p>0,05) jikadibandingkan dengan kelompok basal. Hal ini menunjukkan bahwa

    pemberian glibenklamid dan infusa daun paitan 10% dosis 1000 dan 500

    mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang terinduksi

    streptozotosin. Penurunan kadar glukosa yang dihasilkan sebanding dengan kadar

    glukosa normal tikus pada kelompok basal. Sedangkan pada kelompok infusa

    daun paintan dosis 2000 mg/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna

    (p

  • 13

    Tabel V. Persentase Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah

    Kelompok Hari Ke 4-14

    Kontrol Positif 94,73 %

    Infusa Daun Paitan 10% Dosis 2000 mg/kg

    BB 89,36 %

    Infusa Daun Paitan 10% Dosis 1000 mg/kg

    BB 98,14%

    Infusa Daun Paitan 10% Dosis 500 mg/kg BB 98,36 %

    Gambar 2. Selisih Rerata Penurunan kadar Glukosa Darah Hari 4-14

    Tabel VI. Hasil Uji LSD Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah Hari ke

    4-14

    Kelompok I II III IV

    I - BTB BTB BTB

    II BTB - BTB BTB

    III BTB BTB - BTB

    IV BTB BTB BTB -

    Berdasarkan Tabel IV, persentase selisih penurunan kadar glukosa darah dari

    yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut yaitu, infusa daun paitan 10%

    dosis 500 mg/kgBB (98,36%); 1000 mg/kg BB (98,14%); kontrol positif

    (94,73%); dan infusa daun paitan 10% dosis 2000 mg/kgBB (89,36%). Hasil uji

    LSD perbandingan antar semua kelompok pada persentase penurunan kadar

    gluosa darah menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini menunjukkan

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    Positif infusa 10% 2000 mg/kgBB

    infusa 10% 1000 mg/kgBB

    infusa 10% 500 mg/kgBB

    Selisih Penurunan Hari 4-14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    bahwa kelompok kontrol positif, infusa daun paitan 10% dosis 2000, 1000, dan

    500 mg/kg BB memiliki persentase aktivitas penurunan kadar glukosa darah yang

    sama antar semua kelompok.

    Dosis 500 mg/kg BB pada penelitian ini dipilih sebagai dosis efektif,

    karena dosis tersebut merupakan dosis terkecil infusa daun paitan 10% dengan

    persentase tertinggi dalam menurunkan kadar glukosa darah. Dosis efektif

    merupakan dosis terkecil infusa daun paitan 10% yang dapat menimbulkan efek

    antidiabetes. Apabila dosis 500 mg/kg BB dikonversi ke dalam dosis manusia

    maka didapatkan dosis 6.05 g/70 kg BB.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis infusa daun

    paitan 10% memiliki aktivitas sebagai antidiabetes, namun kemampuan yang

    dihasilkan sebagai antidiabetes berbeda-beda. Senyawa yang bertanggung jawab

    sebagai antidiabetes dari infusa daun paitan 10% ini adalah flavonoid. Pada

    penderita diabetes, hiperglikemia menyebabkan terjadinya peningkatan reactive

    oxygen species (ROS), peningkatan stress oksidataif dan kurangnya antioksidan

    merupakan awal mula terjadinya komplikasi. Flavonoid berperan penting

    melindungi dari kerusakan oksidatif pada penderita diabetes mellitus. Flavonoid

    memiliki efek antioksidan melalui kerjanya yang menangkap radikal bebas akibat

    stres oksidatif, menghambat pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan

    memicu regenerasi sel β-pankreas (Thongsom, dkk., 2013). Selain itu, senyawa

    flavonoid dapat meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan perifer dan

    menghambat pengangkutan glukosa melewati usus (Jadhav and Puchchakayala,

    2011).

    KESIMPULAN

    Infusa daun paintan 10% memiliki aktivitas antidiabetes.Persentase selisih

    penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 10% dari yang tertinggi sampai

    yang terendah berturut-turut yaitu, dosis 500 mg/kgBB (98.36%); 1000 mg/kgBB

    (98.14); dan dosis 2000 mg/kgBB (89.36%).

    SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan uji histopatologi

    untuk penelitian selanjutnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol.5,

    Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, 1-3.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2014, Persyaratan Mutu Obat

    Tradisional, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

    Indonesia, Jakarta, 11.

    Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Ed. 3, Salemba

    Medika, Jakarta, 53-58, 85-105.

    Damasceno, D. C., Netto, A. O., Iessi, I. L., Gallego, F. Q., Corvino, S. B.,

    Dallaqua, B., Sinzato, Y. K., Bueno, A., Calderon, I. M. P., and

    Rudge1, M. V. C., 2014, Streptozotocin-Induced Diabetes Models:

    Pathophysiological Mechanisms and Fetal Outcomes, BioMed Research

    International, Brazil, pp. 3.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pharmaceutical Care untuk

    Penyakit Diabtes Mellitus, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan

    Klinik Direktorat Jenderal, 13-19.

    Fahri, C., Sutarno, dan Listyawati, S., 2005.Kadar Glukosa dan Kolesterol Total

    DarahTikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik Setelah

    Pemberian EkstrakMetanol Akar Meniran (Phyllanthus niruri L.).

    Biofarmasi, 3(1): 4.

    Jadhav, R., and Puchchakayala, G., 2011, Hypoglycemic and Antidiabetic

    Activity of Flavonoids: Boswellic Acid, Ellagic Acid, Quercetin, Rutin

    on Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2 Diabetic Rats,

    International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, India,

    4(2), 251-256.

    Lenzen, S., 2008, The Mechanisms of Alloxan- and Streptozotocin-induced

    Diabetes, Diabetologia, Vol. 51, pp. 216-226.

    Islam, M., Rupeshkumar , M., and Reddy, K. B., , 2017, Streptozotocin Is More

    Convenient Than Alloxan For The Induction Of Type 2 Diabetes,

    International Journal of Pharmacological Research, India, 7(01), pp.8.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Miura, T., Nosaka, K., Ishii, H., dan Ishida, T., 2005, Antidiabetic Effect of

    Nitobegiku, The Herb Tithonia diversifolia, in KK-Ay Diabetic Mice,

    Pharmaceutical Society of Japan, Japan, 28(11), 2152-2154.

    Nugroho, A.D., 2006, Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi dan

    Mekanisme Aksi Diabetogenik, Review, 7 (4), 381-382.

    Olayinka, Raiyemo, B.U., Alex, D., Etejere, Obukohwo, E., 2015, Phytochemical

    and Proximate Copmposition of Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray,

    16(1), 196-197.

    PERKENI, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabtes Melitus Tipe

    2 di Indonesia , Perkeni, Jakarta, 6-7, 21-25.

    Prasetyo, A., Denashurya, T.G., Putri, W.S., Ilmiawan, M.I., 2016, Perbandingan

    Efek Hipoglikemik Infusa Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia

    (Hamsley) A. Gray) dan Metformin pada Tikus yang Diinduksi

    Aloksan, IAI, Indonesia, 91-94.

    Soviana, E., Rachmawati, B., dan W, N. S., 2014, Pengaruh Suplementasi β-

    Carotene terhadap Kadar Glukosa Darah dan Kadar Malondialdehida

    pada Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi Streptozotocin, Jurnal

    Gizi Indonesia, 2 (2), 43-35.

    Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., Siti, S., 2009, Buku Ajar

    Penyakit Dalam, Interna Publishing Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, 1887-

    1888.

    Thongsom, M., Chunglok, W., Kuanchuea, dan R., Tangpong, J., 2013,

    Antioxidant and Hypoglycemic Effects of Tithonia diversifolia Aqueous

    Leaves Extract in Alloxan-Induced Diabetic Mice, Advanced in

    Enviromental Biology, Thailand, 7(9), 211-2125.

    Tokan, I.R., 2014. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis

    (Park.)Foesberg pada Tikus Terinduksi Streptozotosin. Skripsi, Fakultas

    Farmasi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    Wolfenshon, S., and Maggie, L., 2003, Handbook of Labolatory Animal

    Mangemant and Welfar.3rd

    ed., Blackwell Publishing. USA, p. 246.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    World Health Organization, 2016, Global Report On Diabetes, Genewa : World

    Health Organization, 11.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daun paitan dan infusa d aun paitan 10%

    Gambar 3. Pohon paitan

    Gambar 6. Proses pembuatan infusa

    daun paitan 10%

    Gambar 7. Proses pembuatan infusa

    daun paitan 10%

    Gambar 8. Infusa daun

    paitan 10%

    Gambar 5. Serbuk daun

    paitan

    Gambar 4. Daun paitan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Lampiran 2. Cara pembuatan buffer sitrat pH 5,5 dan streptozotosin

    Gambar 9. Asam sitrat Gambar 10. Natrium sitrat

    Gambar 11. Proses pembuatan

    buffer sitrat pH 5,5

    (asam sitrat)

    Gambar 12. Proses pembuatan

    buffer sitrat pH 5,5

    (natrium sitrat)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Gambar 13. Buffer sitarat

    pH 5,5, Gambar 14. Streptozotosin

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Lampiran 3. Pengukuran kadar glukosa darah dan pemberian infusa daun paitan

    10%

    Gambar 15. Proses pemuasaan tikus

    sebelum diambil darah

    Gambar 16. Proses pengambilan

    darah tikus

    Gambar 17. Proses penginduksian

    tikus dengan

    streptozotosin secara

    i.p

    Gambar 18. Proses pemberian

    infusa daun paitan

    10% dan glibenklamid

    secara p.o

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Lampiran 4. Alat sentrifuge dan pengukuran kadar glukosa darah

    Gambar 19. Alat sentrifuge

    (Thermorex)

    Gambar 20. Alat ukur kadar

    glukosa darah

    (Microvitalab 200)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi Tithonia diversifolia [Hemsley] A.

    Gray

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Lampiran 6.Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data

    secara statistik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Lampiran 9. Brosur Reagen GOD-FS

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Lampiran 10. Perhitungan

    a. Konsentrasi Streptozotosin

    Perhitungan konsentrasi streptozotosin berdasarkan dosis yang digunakan

    yaitu 40 mg/kg BB, volume maksimal pemberina secara i.p, dan berat badan

    maksimal yang digunakan dalam penelitian.

    Dosis streptozotosin : 40 mg/kgBB

    Berat badan tikus : 200 g

    Volume maksimal : 5 ml

    D x BB = C x V

    C = D ×BB

    V =

    40mg

    kgBB x 200 g

    5 ml = 1,6 mg/ml

    b. Dosis Glibenklamid

    Dosis glibenklamid yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dosis

    hasil konversi dari dosis manusia sebesar 5 mg dengan berat badan 70 kg.

    Nilai konversi berat badan manusia (70 kg ) ke tikus (200 g) = 0.018

    Dosis glibenklamid = 5 mg x 0.018

    = 0,09 mg/200gBB tikus

    = 0,45 mg/kgBB tikus

    c. Dosis infusa daun paitan 10%

    Tiga peringakan dosis infusa daun paitan 10% yang digunakan pada penelitian

    ini ditentukan dari konsentrasi infusa daun paitan 8%, volume pemberian

    maksimal secara p.o dan menggunakan berat badan maksimal sesuai dengan

    kriteria penelitian ini.

    Konsentrasi : 8% 80 g/mL

    Volume pemberian : 5 ml

    Berat badan tikus : 200 g

    D x BB = C x V

    D = C x V

    BB =

    80g

    ml x 5 ml

    200 g = 2000 mg/kgBB

    Dosis 2000 mg/mL sebagai peringkat dosis 1, untuk menetukan dosis peringkat

    2 maka dosis peringkat 1 dibagi dua dan untuk menentukan dosis peringkat 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    maka dosis peringkat 2 dibagi dua. Sehingga didapatkan peringkat dosis yaitu :

    2000; 1000; 500 mg/kgBB.

    d. Konversi dosis dari tikus ke manusia

    Faktor konversi dari tikus 200 g ke manusia 70 kg adalah 60.5.

    Rumus :

    Dosis manusia = dosis tikus 200gBB × faktor konversi

    i. Dosis I (2000 mg/kg BB)

    Dosis Tikus = 2000 mg/kg BB

    = 400 mg / 200gBB Tikus

    Dosis manusia = 400 mg/ 200gBB × 60.5

    = 24.200 mg / 70kgBB Manusia

    = 24.2 g / 70kgBB manusia

    ii. Dosis II

    Dosis Tikus = 1000 mg/ kg BB

    = 200 mg / 200gBB Tikus

    Dosis manusia = 200 mg/ 200gBB × 60.5

    = 12.100 mg / 70kgBB manusia

    = 12.1 g / 70kgBB manusia

    iii. Dosis III

    Dosis Tikus = 500 mg/ kg BB

    = 100 mg / 200gBB Tikus

    Dosis manusia = 100 mg/ 200gBB × 60.5

    = 6.050 mg / 70kgBB manusia

    = 6.05 g / 70kgBB manusia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    e. Perhitungan persentase penurunan kadar glukosa darah tikus

    % penurunan hari 4-14 = penurunan post−perlakuan

    penurunan pra−perlakuanx 100%

    Keterangan : Pra-perlakuan = Rerata kadar glukosa darah tikus hari ke-4

    dikurangi hari ke-0

    Post-perlakuan = Rerata kadar glukosa darah tikus hari ke-4

    dikurangi hari ke-14

    Positif = 359.33

    379.33x 100% = 94.73%

    Infusa dosis 2000 mg/kg BB = 425.67

    476.33x 100% = 89.36%

    Infusa dosis 1000 mg/kg BB = 423.33

    431.33x 100% = 98.14%

    Infusa dosis 500 mg/kg BB = 280.33

    285.00x 100% = 98.36%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Lampiran 11.Bagan Skema Kerja

    Induksi STZ 40 mg/kgBB i.p.

    Kontrol (P) Kelompok IV-VI

    Kelompok VI Diterapi

    Infusa daun

    paitan 10%

    500mg/kgBB

    mg/kgBB

    Hari ke-0

    Diukur kadar glukosa darah

    Hari ke-1

    Kontrol basal

    Kontrol(+)

    18 ekor tikus dipuasakan selama 8-12 jam

    Hari ke-4

    Diukur kadar glukosa darah >200 mg/dL

    Kontrol

    basal Tanpa

    perlakuan

    apapun

    Kontrol (+) Diberi

    glibenklamid

    0,45 mg/kg BB

    Kelompok V Diterapi

    Infusa daun

    paitan 10%

    1000mg/kgB

    B

    1000 mg/kgBB

    Kelompok IV Diterapi

    Infusa daun

    paitan 10%

    2000mg/kgBB

    Kontrol P Induksi STZ 40 mg/kgBB

    hari ke-1

    Hari ke-7 dan ke-14

    Diukur kadar glukosa darah

    Di uji statistik

    Hari ke-5 sampai ke-13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Lampiran 12. Hasil analisis statistika data Kadar Glukosa Darah

    Tests of Normality

    Kelompok KGD infusa

    10%

    Kolmogorov-Smirnova

    Shapir

    o-Wilk

    Statisti

    c df Sig.

    Statisti

    c

    Delta KGD

    Infusa 10%

    Basal .229 3 . .981

    Pankreotoksik .301 3 . .912

    Positif .237 3 . .977

    Infusa Dosis Tinggi

    (2000 mg/kg BB) .335 3 . .859

    Infusa Dosis Tinggi

    (1000 mg/kg BB) .231 3 . .980

    Infusa Dosis Tinggi

    (500 mg/kg BB) .321 3 . .882

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Lampiran 13. Rata-rata kadar glukosa darah dengan standard Deviation (SD)

    Descriptives

    N

    Mea

    n

    Std.

    Deviat

    ion

    Std.

    Erro

    r

    95%

    Confidence

    Interval for

    Mean Min

    imu

    m

    Lower

    Bound

    Upper

    Bound

    KGD

    Infusa

    10% H0

    Basal 3

    75.6

    7 3.512

    2.02

    8 66.94 84.39 72

    Pankreotoksik 3

    82.6

    7 6.506

    3.75

    6 66.50 98.83 76

    Positif 3

    82.0

    0 4.000

    2.30

    9 72.06 91.94 78

    Infusa Dosis

    Tinggi (2000

    mg/kg BB)

    3 86.6

    7 9.292

    5.36

    4 63.59 109.75 79

    Infusa Dosis

    Tinggi (1000

    mg/kg BB)

    3 75.3

    3 11.015

    6.36

    0 47.97 102.70 68

    Infusa Dosis

    Tinggi (500

    mg/kg BB)

    3 96.0

    0 11.136

    6.42

    9 68.34 123.66 84

    Total 18

    83.0

    6 9.979

    2.35

    2 78.09 88.02 68

    KGD

    Infusa

    10% H4

    Basal 3

    96.0

    0 2.000

    1.15

    5 91.03 100.97 94

    Pankreotoksik 3

    469.

    67 10.017

    5.78

    3 444.78 494.55 460

    Positif 3

    461.

    33 14.640

    8.45

    2 424.97 497.70 448

    Infusa Dosis

    Tinggi (2000

    mg/kg BB)

    3 563.

    00

    299.04

    3

    172.

    653

    -

    179.87

    1305.8

    7 220

    Infusa Dosis

    Tinggi (1000

    mg/kg BB)

    3 506.

    67

    221.84

    8

    128.

    084 -44.43

    1057.7

    7 278

    Infusa Dosis

    Tinggi (500

    mg/kg BB)

    3 381.

    00 49.669

    28.6

    76 257.62 504.38 324

    Total 18

    412.

    94

    202.60

    9

    47.7

    55 312.19 513.70 94

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    KGD

    Infusa

    10% H7

    Basal 3

    82.3

    3 11.060

    6.38

    6 54.86 109.81 72

    Pankreotoksik 3

    232.

    33 20.984

    12.1

    15 180.21 284.46 216

    Positif 3

    380.

    67 23.965

    13.8

    36 321.13 440.20 353

    Infusa Dosis

    Tinggi (2000

    mg/kg BB)

    3 320.

    67

    162.77

    1

    93.9

    76 -83.68 725.01 134

    Infusa Dosis

    Tinggi (1000

    mg/kg BB)

    3 315.

    67 59.878

    34.5

    70 166.92 464.41 247

    Infusa Dosis

    Tinggi (500

    mg/kg BB)

    3 198.

    67

    108.76

    7

    62.7

    97 -71.53 468.86 129

    Total 18

    255.

    06

    123.18

    1

    29.0

    34 193.80 316.31 72

    KGD

    Infusa

    10% H14

    Basal 3

    95.0

    0 10.149

    5.85

    9 69.79 120.21 84

    Pankreotoksik 3

    146.

    33 20.817

    12.0

    19 94.62 198.04 123

    Positif 3

    102.

    00 7.937

    4.58

    3 82.28 121.72 96

    Infusa Dosis

    Tinggi (2000

    mg/kg BB)

    3 137.

    33 8.963

    5.17

    5 115.07 159.60 127

    Infusa Dosis

    Tinggi (1000

    mg/kg BB)

    3 82.3

    3 19.399

    11.2

    00 34.14 130.52 60

    Infusa Dosis

    Tinggi (500

    mg/kg BB)

    3 100.

    67 21.008

    12.1

    29 48.48 152.85 80

    Total 18

    110.

    61 27.240

    6.42

    1 97.06 124.16 60

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Lampiran 14.Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai kadar

    glukosa darah

    Test of Homogeneity of Variances

    Levene

    Statistic df1 df2 Sig.

    KGD Infusa 10% H0 1.611 5 12 .231

    KGD Infusa 10% H4 6.322 5 12 .004

    KGD Infusa 10% H7 7.323 5 12 .002

    KGD Infusa 10%

    H14 1.248 5 12 .347

    ANOVA

    Sig.

    KGD Infusa 10% H0 Between Groups .077

    Within Groups

    Total

    KGD Infusa 10% H4 Between Groups .034

    Within Groups

    Total

    KGD Infusa 10% H7 Between Groups .012

    Within Groups

    Total

    KGD Infusa 10% H14 Between Groups .002

    Within Groups

    Total

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Post Hoc Test (LSD)

    Kadar Glukosa Darah Hari ke-7

    (I) Kelompok KGD infusa 10%

    (J) Kelompok KGD infusa 10%

    Mean Difference

    (I-J) Std. Error Sig.

    95% Confidence Interval

    Lower Bound

    Upper Bound

    Basal Pankreotoksik -150.000 69.159 .051 -300.69 .69

    Positif -298.333* 69.159 .001 -449.02 -147.65

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -238.333* 69.159 .005 -389.02 -87.65

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    -233.333* 69.159 .006 -384.02 -82.65

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    -116.333 69.159 .118 -267.02 34.35

    Pankreotoksik Basal 150.000 69.159 .051 -.69 300.69

    Positif -148.333 69.159 .053 -299.02 2.35

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -88.333 69.159 .226 -239.02 62.35

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    -83.333 69.159 .251 -234.02 67.35

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    33.667 69.159 .635 -117.02 184.35

    Positif Basal 298.333* 69.159 .001 147.65 449.02

    Pankreotoksik 148.333 69.159 .053 -2.35 299.02

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    60.000 69.159 .403 -90.69 210.69

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    65.000 69.159 .366 -85.69 215.69

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    182.000* 69.159 .022 31.31 332.69

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    Basal 238.333* 69.159 .005 87.65 389.02

    Pankreotoksik 88.333 69.159 .226 -62.35 239.02

    Positif -60.000 69.159 .403 -210.69 90.69

    Infusa Dosis Sedang(1000 mg/kg BB)

    5.000 69.159 .944 -145.69 155.69

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    122.000 69.159 .103 -28.69 272.69

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    Basal 233.333* 69.159 .006 82.65 384.02

    Pankreotoksik 83.333 69.159 .251 -67.35 234.02

    Positif -65.000 69.159 .366 -215.69 85.69

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -5.000 69.159 .944 -155.69 145.69

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    117.000 69.159 .116 -33.69 267.69

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    Basal 116.333 69.159 .118 -34.35 267.02

    Pankreotoksik -33.667 69.159 .635 -184.35 117.02

    Positif -182.000* 69.159 .022 -332.69 -31.31

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -122.000 69.159 .103 -272.69 28.69

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    -117.000 69.159 .116 -267.69 33.69

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Post Hoc Test (LSD)

    Kadar Glukosa Darah Hari ke-14

    Multiple Comparisons

    (I) Kelompok KGD infusa 10%

    (J) Kelompok KGD infusa 10%

    Mean Difference (I-J)

    Std. Error Sig.

    95% Confidence Interval

    Lower Bound

    Upper Bound

    Basal Pankreotoksik -51.333* 12.898 .002 -79.44 -23.23

    Positif -7.000 12.898 .597 -35.10 21.10

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -42.333* 12.898 .007 -70.44 -14.23

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    12.667 12.898 .345 -15.44 40.77

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    -5.667 12.898 .668 -33.77 22.44

    Pankreotoksik Basal 51.333* 12.898 .002 23.23 79.44

    Positif 44.333* 12.898 .005 16.23 72.44

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    9.000 12.898 .499 -19.10 37.10

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    64.000* 12.898 .000 35.90 92.10

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    45.667* 12.898 .004 17.56 73.77

    Positif Basal 7.000 12.898 .597 -21.10 35.10

    Pankreotoksik -44.333* 12.898 .005 -72.44 -16.23

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -35.333* 12.898 .018 -63.44 -7.23

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    19.667 12.898 .153 -8.44 47.77

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    1.333 12.898 .919 -26.77 29.44

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    Basal 42.333* 12.898 .007 14.23 70.44

    Pankreotoksik -9.000 12.898 .499 -37.10 19.10

    Positif 35.333* 12.898 .018 7.23 63.44

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    55.000* 12.898 .001 26.90 83.10

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    36.667* 12.898 .015 8.56 64.77

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    Basal -12.667 12.898 .345 -40.77 15.44

    Pankreotoksik -64.000* 12.898 .000 -92.10 -35.90

    Positif -19.667 12.898 .153 -47.77 8.44

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -55.000* 12.898 .001 -83.10 -26.90

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    -18.333 12.898 .181 -46.44 9.77

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    Basal 5.667 12.898 .668 -22.44 33.77

    Pankreotoksik -45.667* 12.898 .004 -73.77 -17.56

    Positif -1.333 12.898 .919 -29.44 26.77

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -36.667* 12.898 .015 -64.77 -8.56

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    18.333 12.898 .181 -9.77 46.44

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Lampiran 15. Hasil analisis statistika data selisih penurunan kadar glukosa darah

    hari ke (4-14)

    Tests of Normality

    Kelompok KGD infusa 10%

    Shapiro-Wilka

    df Sig.

    Delta KGD Infusa

    10%

    Basal 3 .739

    Pankreotoksik 3 .424

    Positif 3 .706

    Infusa Dosis Tinggi (2000

    mg/kg BB) 3 .264

    Infusa Dosis Tinggi (1000

    mg/kg BB) 3 .730

    Infusa Dosis Tinggi (500 mg/kg

    BB) 3 .330

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai

    selisih penurunan hari ke (4-14)

    Test of Homogeneity of Variances

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    Delta KGD Infusa 10% 6.761 5 12 .003

    ANOVA

    Sig.

    Delta KGD Infusa 10% Between Groups .020

    Within Groups

    Total

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Post Hoc Test

    (I) Kelompok KGD infusa 10%

    (J) Kelompok KGD infusa 10%

    Mean Difference

    (I-J) Std. Error Sig.

    95% Confidence Interval

    Lower Bound

    Upper Bound

    Basal Pankreotoksik -98.667

    127.364

    .454 -376.17 178.84

    Positif -372.000

    *

    127.364

    .013 -649.50 -94.50

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -438.333*

    127.364

    .005 -715.84 -160.83

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    -437.000*

    127.364

    .005 -714.50 -159.50

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    -293.000*

    127.364

    .040 -570.50 -15.50

    Pankreotoksik Basal 98.667

    127.364

    .454 -178.84 376.17

    Positif -273.333

    127.364

    .053 -550.84 4.17

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -339.667*

    127.364

    .021 -617.17 -62.16

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    -338.333*

    127.364

    .021 -615.84 -60.83

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    -194.333 127.36

    4 .153 -471.84 83.17

    Positif Basal 372.000

    *

    127.364

    .013 94.50 649.50

    Pankreotoksik 273.333

    127.364

    .053 -4.17 550.84

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -66.333 127.36

    4 .612 -343.84 211.17

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    -65.000 127.36

    4 .619 -342.50 212.50

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    79.000 127.36

    4 .547 -198.50 356.50

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    Basal 438.333

    *

    127.364

    .005 160.83 715.84

    Pankreotoksik 339.667

    *

    127.364

    .021 62.16 617.17

    Positif 66.333

    127.364

    .612 -211.17 343.84

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    1.333 127.36

    4 .992 -276.17 278.84

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    145.333 127.36

    4 .276 -132.17 422.84

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    Basal 437.000

    *

    127.364

    .005 159.50 714.50

    Pankreotoksik 338.333

    *

    127.364

    .021 60.83 615.84

    Positif 65.000

    127.364

    .619 -212.50 342.50

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -1.333 127.36

    4 .992 -278.84 276.17

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    144.000 127.36

    4 .280 -133.50 421.50

    Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)

    Basal 293.000

    *

    127.364

    .040 15.50 570.50

    Pankreotoksik 194.333

    127.364

    .153 -83.17 471.84

    Positif -79.000

    127.364

    .547 -356.50 198.50

    Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)

    -145.333 127.36

    4 .276 -422.84 132.17

    Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)

    -144.000 127.36

    4 .280 -421.50 133.50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    BIOGRAFI PENULIS

    Penulis skripsi dengan judul “Efek Antidiabetes Infusa

    Daun Paitan (Tithonia Diversifolia) 10% Pada Tikus

    Jantan Galur Wistar Terinduksi Streptozotosin” yang

    memiliki nama lengkap Masrial Zalukhu, lahir di Holi,

    13 Mei 1996. Penulis merupakan putri kedua dari dua

    bersaudara pasangan Bapak Deliana Zalukhu dan Ibu

    Merina Hulu.Pendidikan formal yang ditempuh penulis

    yaitu pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri 1

    Salo’o Hilina’a (2001-2007), pendidikan Sekolah

    Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lolomoyo (2007-2010) dan pendidikan

    Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sedayu (2010-2013).Penulis

    melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

    (2013). Semasa menempuh pendidikan sarjana penulis aktif dalam berbagai

    kepanitiaan antara lain menjadi anggota divisi Konsumsi Donor Darah (2014),

    sebagai koordinator dana dan usaha pada 3 ON 3 (2015), anggota divisi Medis

    INSADHA (2015), dan anggota divisi Humas Sanata Dharma Championship

    (2015). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Biokimia (2015)

    dan asisten pratikum Mikrobiologi (2017).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI