Uji Benedit

3
Uji Benedit glukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan Benedit sehingga menjdai Cu2O yang terbentuk endapan. Semakin meningkatnya konsentrasi glukosa pada uji Benedit ini, endapan yang terjadi makin banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduksi gula mereduksi larutan benedit. Pereaksi benedit berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedit bersifat basa lemah. Percobaan dengan uji Reduksi ada perbedaan hasil reaksi yang terjadi pada ketiga tabung A,B,C karena pada tabung A yang merupakan campuran dari CuSO 4 dan NaOH tidak terdapat glukosa yang merupakan senyawa pereduksi atau gula pereduksi yang hasil reaksinya adalah adanya perubahan warna menjadi agak bening dan adanya endapan berwarna hitam. Tabung B larutannya sama dangan tabung A tapi bedanya tabung B telah ditambahkan glukosa dimana hasil reaksi yang terjadi adalah berubah warna menjadi warna kuning dan adanya endapan berwarna merah. Sedangkan pada tabung C tidak terdapat glukosa tetapi ditambahkan larutan Na-nitrat yang setelah dipanaskan tidak terjadi reaksi perubahan. Tabung C ditambahkan beberapa tetes larutan glukosa 1% dan selanjutnya dipanaskan kembali. Reaksi ini terjadi beberapa perubahan setelah dipanaskan kembali. Setelah dipanaskan dan ditambahkan glukosa terjadi perubahan warna yaitu menjadi orange dengan endapan merah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh gula pereduksi dalam glukosa (Schieberle, 2004).

description

Benedit

Transcript of Uji Benedit

Uji Beneditglukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan Benedit sehingga menjdai Cu2O yang terbentuk endapan. Semakin meningkatnya konsentrasi glukosa pada uji Benedit ini, endapan yang terjadi makin banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduksi gula mereduksi larutan benedit. Pereaksi benedit berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedit bersifat basa lemah.Percobaan dengan uji Reduksi ada perbedaan hasil reaksi yang terjadi pada ketiga tabung A,B,C karena pada tabung A yang merupakan campuran dari CuSO4 dan NaOH tidak terdapat glukosa yang merupakan senyawa pereduksi atau gula pereduksi yang hasil reaksinya adalah adanya perubahan warna menjadi agak bening dan adanya endapan berwarna hitam. Tabung B larutannya sama dangan tabung A tapi bedanya tabung B telah ditambahkan glukosa dimana hasil reaksi yang terjadi adalah berubah warna menjadi warna kuning dan adanya endapan berwarna merah. Sedangkan pada tabung C tidak terdapat glukosa tetapi ditambahkan larutan Na-nitrat yang setelah dipanaskan tidak terjadi reaksi perubahan. Tabung C ditambahkan beberapa tetes larutan glukosa 1% dan selanjutnya dipanaskan kembali. Reaksi ini terjadi beberapa perubahan setelah dipanaskan kembali. Setelah dipanaskan dan ditambahkan glukosa terjadi perubahan warna yaitu menjadi orange dengan endapan merah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh gula pereduksi dalam glukosa (Schieberle, 2004).Percobaan Uji Benedict dihasilkan warna danj lapisan berbeda tiap larutan uji. Uji Benedict didasari oleh larutan tembaga alkalis (basa) yang akan direduksi oleh karbohidrat (gula) yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Gula pereduksi beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Di gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. Gugus OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling. Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Selain Pereaksi Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif denghan pereaksi Benedict UJI BENEDICTUji Benedict ditujukan untuk identifikasi gula-gula pereduksi. Pada proses reduksi ion kupri dalam suasana basa perlu ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat, yang berfungsi untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat. Hasil dari oksidasi karbohidrat dalam larutan basa sangat kompleks dan banyak jumlahnya, dan juga belum semuanya dapat diidentifikasi. Maltosa dan laktosa memberikan uji positif dengan reagen Benedict, sedangkan larutan sukrosa tidak bereaksi karena tidak memiliki gugus aldehid atau gugus keto bebas.

Pereaksi dan bahan :Reagen Benedict : larutkan 173 g kristal natrium sitrat dan 100 g natrium karbonat anhidrat di dalam 800 mL air hangat, kemudian saring. Tambahkan kupri sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 mL air. Buat larutan menjadi 1 L dengan penambahan air.Larutan karbohidrat 1%: glukosa; fruktosa; galaktosa; maltosa; laktosa; sukrosa; dan amilum.Prosedur :Tambahkan 5 tetes larutan karbohidrat ke dalam masing masing tabung yang telah berisi reagen Benedict, kemudian kocok. Masukkan semua tabung reaksi ke dalam penangas air mendidih selama 3 menit, biarkan mendingin dan bandingkan. Amati sensitivitas dari reagen Benedict dengan mereaksikannya dengan larutan glukosa encer.