UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap...

106
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI DETERJEN SERBUK SEBAGAI PENYUCI NAJIS MUGHALLADZAH DENGAN VARIASI TANAH KAOLIN-NANO BENTONIT SKRIPSI FIFI NUR HIDAYAH NINGSEH 1113102000078 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA OKTOBER 2017

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap...

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI DETERJEN SERBUK SEBAGAI

PENYUCI NAJIS MUGHALLADZAH DENGAN

VARIASI TANAH KAOLIN-NANO BENTONIT

SKRIPSI

FIFI NUR HIDAYAH NINGSEH

1113102000078

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2017

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI DETERJEN SERBUK SEBAGAI

PENYUCI NAJIS MUGHALLADZAH DENGAN

VARIASI TANAH KAOLIN-NANO BENTONIT

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

FIFI NUR HIDAYAH NINGSEH

1113102000078

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber yang dikutip atau yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fifi Nur Hidayah Ningseh

NIM : 1113102000078

Tanda Tangan :

Tanggal : 4 Oktober 2017

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Fifi Nur Hidayah Ningseh

NIM : 1113102000078

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi Deterjen Serbuk Sebagai Penyuci Najis Mughalladzah

dengan Variasi Tanah Kaolin-Nano Bentonit

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc., Apt

NIP. 19560106198851010001

Pembimbing II

Dr. Andria Agusta a

NIP. 196908161994031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt t

NIP. 197407302005012003

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Fifi Nur Hidayah Ningseh

NIM : 1113102000078

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi Deterjen Serbuk Sebagai Penyuci Najis Mughalladzah

dengan Variasi Tanah Kaolin-Nano Bentonit

Telah berhasil mempertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc., Apt ( )

Pembimbing II : Dr. Andria Agusta ( )

Penguji I : Hendri Aldrat, Ph.D., Apt ( )

Penguji II : Via Rifkia, M. Farm ( )

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 4 Oktober 2017

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

vi

ABSTRAK

Nama : Fifi Nur Hidayah Ningseh

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi Deterjen Serbuk Sebagai Penyuci Najis Mughalladzah

dengan Variasi Tanah Kaolin-Nano Bentonit

Deterjen tanah merupakan alternatif baru yang digunakan untuk menyucikan pakaian

dari najis mughalladzah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

deterjen serbuk yang mengandung tanah kaolin dan nano bentonit sebagai penyuci

najis mughalladzah. Tahap pertama dibuat tiga formula dengan memvariasikan tanah

kaolin dan nano bentonit sebagai berikut, yaitu : F1 (kaolin 10%), F2 (kaolin 5% :

nano bentonit 5%), dan F3 (nano bentonit 10%). Deterjen serbuk yang dihasilkan

dievaluasi sifat fisikokimianya meliputi organoleptik, pH, tinggi dan stabilitas busa,

stabilitas emulsi, kadar air, bahan tidak larut dalam air, dan daya deterjensi. Hasil uji

statistika menunjukkan variasi tanah kaolin dan nano bentonit pada ketiga formula

deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar

air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi. Namun, tidak berpengaruh secara nyata

terhadap parameter seperti pH, tinggi busa serta stabilitas emulsi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa deterjen serbuk dengan penambahan tanah nano bentonit 10%

(F3) merupakan formula terbaik, karena mempunyai karakteristik paling mendekati

standar. Selanjutnya, F3 dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dengan metode

difusi cakram. Hasil pengujian menunjukkan F3 memiliki aktivitas antibakteri pada

bakteri Staphylococcus aureus InaCC B4 dengan diameter zona hambat sebesar 10,5

mm dan tidak memiliki aktivitas antibakteri pada Escherichia coli InaCC B5.

Kata Kunci : Najis mughalladzah, deterjen serbuk, kaolin, nano bentonit, antibakteri.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

vii

ABSTRACT

Name : Fifi Nur Hidayah Ningseh

Study Program : Pharmacy

Title : Formulation of Powder Detergent For Cleansing Profane Al-

Mughalladzah by Varying Kaoline-Nano Bentonite Clay

Clay detergent is a new alternative cleansing that used to purify clothes from al-

mughalladzah profane. The aim of this study were to determine the characteristics

of detergent powder that containing kaoline and nano bentonite clay as Islamic

cleansing of al-mughalladzah profane. The first step, detergent made into three

formulas with variation of kaoline and nano bentonite clay follow as : F1 (10%

kaoline), F2 (5% kaoline : 5% nano bentonite), and F3 (10% nano bentonite).

Formulation of detergent powder then got physicochemical evaluation such as :

organoleptis, pH, high foam and it’s stability, emulsion stability, moisture content,

insoluble material in water, and detergency performance. The results of statistical

analysis showed that variation of kaoline and nano bentonite into formulations of

detergent powder have significant different on foam stability, moisture content,

insoluble material in water and detergency performance. But, there no significant

different on pH, foam height, and emulsion stability. The results of this research

showed that addition of 10% nano bentonite clay (F3) in formulation of detergent

powder was the best formula, cause have characteristics most approach standard.

Next step, F3 was analysis for antibacterial activity by disc diffusion method. The

results showed that F3 has an antibacterial activity againts Staphylococcus aureus

InCC B4 with diameter of inhibition zone is 10.5 mm, but F3 has not antibacterial

activity againts Escherichia coli InCC B5.

Keywords : Al-Mughalladzah profane, detergent powder, kaoline, nano bentonite,

antibacterial

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

kasih serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini hingga selesai. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Penyusunan

skripsi berjudul “Formulasi Deterjen Serbuk Sebagai Penyuci Najis Mughalladzah

Dengan Variasi Tanah Kaolin-Nano Bentonit” ini bertujuan untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada tingkat Strata-1 (S1)

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, banyak sekali kesulitan

yang dihadapi penulis. Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

kepada penulis, maka segala kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari

semua pihak, penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik. Maka pada

kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. M. Yanis Musdja, M. Sc., Apt dan Bapak Dr. Andria Agusta

selaku dosen pembimbing atas pengarahan, waktu, saran, dan terlebih atas

kesabaran yang diberikan kepada penulis dalam penelitian ini.

2. Bapak Dr. H. Arief Sumantri, S. KM., M. Kes, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Nurmeilis, M. Si., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

atas segala ilmu yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Pihak Kementerian Agama RI yang telah memberikan bantuan beasiswa

kepada penulis sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

ix

6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Abdul Muntholib dan Ibu Marpu’ah yang

selalu mendoakan dan memberikan limpahan kasih sayang, dan dukungan

berupa materi, motivasi dan nasihat bagi penulis. Doa yang tiada henti dari

Ayah dan Ibu selalu menjadi kekuatan penulis dalam menjalani pendidikan

ini.

7. Adik kecil penulis, Moch. Fimas Aditya yang selalu menjadi penghibur

bagi penulis, serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu mendoakan

penulis agar cepat lulus dan sukses.

8. Sahabatku tercinta, Ramaza, Zakiyatul, dan Elok yang selalu memberikan

semangat, masukan, dan saran selama penelitian hingga skripsi ini selesai.

9. Sahabat-sahabat CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya

angkatan 2013 yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, serta

kebersamaan yang tak terlupakan.

10. Sahabat seperjuangan dan seperantauan (Qurrotul Aini, Nihayatul kamila,

Abdul Karim, dan Ririn Novita) yang bersama-sama menjalani suka dan

duka selama menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Teman-teman penelitian (Ervina, Fandi, Azumary, Lulu Anisa dan Dini)

yang memberikan penulis bantuan dan dukungan selama penelitian.

12. Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2013 yang selalu menemani

di bangku perkuliahan. Terima kasih atas kebersamaan, pertemanan, serta

pengalamanan yang tak terlupakan.

13. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran, kritik dan masukan dari semua

pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

dapat menambah kelimuan, khususnya di bidang farmasi.

Jakarta, 4 Oktober 2017

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

x

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fifi Nur Hidayah Ningseh

NIM : 1113102000078

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul :

FORMULASI DETERJEN SERBUK SEBAGAI PENYUCI

NAJIS MUGHALLADZAH DENGAN VARIASI TANAH KAOLIN-

NANO BENTONIT

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan pada internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullan Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-undangan Hak Cipta.

Dengan demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini dibuat dengan

sebenarnya.

Dibuat : Jakarta

Pada tanggal : 4 Oktober 2017

Yang menyatakan,

(Fifi Nur Hidayah Ningseh)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Thaharah ......................................................................................................... 6

2.2 Najis ................................................................................................................ 6

2.3 Teknologi Nanopartikel .................................................................................. 8

2.4 Deterjen........................................................................................................... 9

2.4.1 Pengertian Deterjen ............................................................................. 9

2.4.2 Mekanisme Pembersihan Deterjen ..................................................... 9

2.4.3 Jenis Deterjen .................................................................................... 10

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

xii

2.4.4 Formula Deterjen Serbuk .................................................................. 11

2.5 Surfaktan ....................................................................................................... 13

2.5.1 Pengertian Surfaktan ......................................................................... 13

2.5.2 Klasifikasi Surfaktan ......................................................................... 14

2.6 Karakteristik Fisika-Kimia Deterjen Serbuk ................................................ 14

2.7 Tanah (Clay) ................................................................................................. 16

2.8 Komponen Pembentuk Deterjen Serbuk ...................................................... 17

2.8.1 Bentonit ............................................................................................. 17

2.8.2 Kaolin ................................................................................................ 18

2.8.3 Metil Ester Sulfonat (MES) .............................................................. 18

2.8.4 Sodium Tripolifosfat (STPP) ............................................................ 19

2.8.5 Natrium Karbonat ............................................................................. 20

2.8.6 Sodium Sulfat ................................................................................... 20

2.8.7 Carboxymethyl Cellulose (CMC) ..................................................... 20

2.8.8 Sodium Silikat ................................................................................... 21

2.8.9 Parfum ............................................................................................... 21

2.8.10 Aquades ............................................................................................ 22

2.9 Antibakteri .................................................................................................... 22

2.9.1 Bakteri Uji ......................................................................................... 22

2.9.2 Metode Pengujian ............................................................................. 23

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 24

3.1.1 Tempat Penelitian ............................................................................. 24

3.1.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 24

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 24

3.2.1 Alat Penelitian ................................................................................... 24

3.2.2 Bahan Penelitian ............................................................................... 24

3.3 Prosedur Kerja .............................................................................................. 24

3.3.1 Pembuatan Nano Bentonit ................................................................ 24

3.3.2 Formulasi Deterjen Serbuk Kaolin-Nano Bentonit .......................... 25

3.3.3 Pembuatan Deterjen Serbuk Kaolin-Nano Bentonit ......................... 25

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

xiii

3.3.4 Evaluasi Karakteristik Fisika-Kimia Deterjen Serbuk ...................... 26

3.3.5 Teknik Analisa Data ......................................................................... 28

3.3.6 Uji Aktivitas Antibakteri .................................................................. 28

3.3.7 Pengamatan dengan Mikroskop Elektron (SEM) .............................. 28

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Nano Bentonit ............................................................................ 30

4.2 Hasil Uji Pendahuluan................................................................................... 30

4.3 Hasil Formulasi Sediaan Deterjen Serbuk Tanah ......................................... 31

4.4 Evaluasi Sediaan Deterjen Serbuk Tanah ..................................................... 32

4.4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis ......................................................... 32

4.4.2 Hasil Pengukuran pH ......................................................................... 33

4.4.3 Hasil Pengukuran Tinggi Busa .......................................................... 35

4.4.4 Hasil Pengukuran Stabilitas Busa ...................................................... 36

4.4.5 Hasil Pengukuran Stabilitas Emulsi .................................................. 37

4.4.6 Hasil Pengukuran Kadar Air .............................................................. 38

4.4.7 Hasil Pengukuran Bahan Tidak Larut Air ......................................... 39

4.4.8 Hasil Pengukuran Daya Deterjensi .................................................... 41

4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri .......................................................... 42

4.6 Hasil Pengamatan Mikroskop Elektron (SEM)............................................. 44

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 46

5.2 Saran .............................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47

LAMPIRAN .......................................................................................................... 56

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Najis dan Metode Penyuciannya.................................... 8

Tabel 2.2 Komposisi Kimia Tanah ................................................................ 16

Tabel 2.3 Kandungan Mineral Monmorillonit ............................................... 17

Tabel 2.4 Kandungan Mineral Kaolin ............................................................ 18

Tabel 2.5 Karakteristik Metil Ester Sulfonat ................................................. 19

Tabel 2.6 Klasifikasi Respon Hambatan ........................................................ 23

Tabel 3.1 Formula Deterjen Bubuk Kaolin-Nano Bentonit ........................... 25

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Uji Pendahuluan Deterjen Serbuk Tanah ............... 31

Tabel 4.2 Hasil Uji Organoleptik Deterjen Serbuk Tanah ............................. 33

Tabel 4.3 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Deterjen Serbuk Tanah ................ 43

Tabel 5.1 Hasil Pengujian pH Deterjen Serbuk Tanah .................................. 70

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah .................... 70

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah ............... 70

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah ............ 70

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah ....................... 71

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah ... 71

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah ............. 71

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skematik sintesis nanomaterial ........................................................ 9

Gambar 2.2 Mekanisme pembersihan deterjen .................................................. 10

Gambar 2.3 Macam-macam fungsi komponen deterjen .................................... 13

Gambar 2.4 Struktur surfaktan ........................................................................... 13

Gambar 2.5 Struktur kimia metil seter sulfonat (MES) ..................................... 19

Gambar 2.6 Struktur kimia sodium tripolifosfat (STPP) ................................... 20

Gambar 2.7 Struktur kimia carboxymethyl cellulose (CMC) ............................ 21

Gambar 4.1 Hasil formula deterjen serbuk tanah .............................................. 33

Gambar 4.2 Diagram hasil pengujian pH deterjen serbuk tanah ....................... 34

Gambar 4.3 Diagram hasil pengujian tinggi busa .............................................. 35

Gambar 4.4 Diagram hasil pengujian stabilitas busa ......................................... 36

Gambar 4.5 Diagram hasil pengujian stabilitas emulsi deterjen serbuk tanah .. 37

Gambar 4.6 Diagram hasil pengujian kadar air deterjen serbuk tanah .............. 39

Gambar 4.7 Diagram hasil pengujian bahan tidak larut air deterjen tanah ........ 40

Gambar 4.8 Diagram hasil pengujian daya deterjensi deterjen serbuk tanah .... 41

Gambar 4.9 Hasil pengujian aktivitas antibakteri .............................................. 43

Gambar 4.10 Hasil pengamatan menggunakan mikroskop elektron (SEM) ....... 44

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian ............................................................................... 57

Lampiran 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Deterjen Serbuk Tanah .............. 58

Lampiran 3. Neraca Massa Proses Pembuatan Deterjen Serbuk Tanah ............. 59

Lampiran 4. Data Hasil Uji Pendahuluan ........................................................... 60

Lampiran 5. Data Evaluasi Tinggi Busa dan Perhitungan Stabilitas Busa ......... 62

Lampiran 6. Data Evaluasi dan Perhitungan Stabilitas Emulsi .......................... 63

Lampiran 7. Data Evaluasi dan Perhitungan Kadar Air ..................................... 64

Lampiran 8. Data Evaluasi Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah ...... 66

Lampiran 9. Data Evaluasi Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah ................ 68

Lampiran 10. Hasil Rata-rata Evaluasi dengan Standar Deviasi .......................... 70

Lampiran 11. Hasil Uji Statistik pH Deterjen Serbuk Tanah ............................... 72

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah ................ 74

Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah ............ 76

Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah ......... 78

Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah .................... 80

Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Bahan tidak larut air Deterjen Serbuk Tanah ... 82

Lampiran 17. Hasil Uji Statistik Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah .......... 84

Lampiran 18. Hasil Pengukuran Partikel Nano Bentonit ..................................... 86

Lampiran 19. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri ........................................... 87

Lampiran 20. Certificate of Analyze Bentonite .................................................... 88

Lampiran 21. Certificate of Analyze Kaoline....................................................... 89

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

xvii

DAFTAR ISTILAH

ANOVA : Analysis of Variance

CKS : Simple Dry Mixing

CMC : Carboxymethyl Cellulose

DMG : Dry Mixing Granulation

FAES : Fatty Alcohol Ether Sulfate

HEM-E3D : High Energy Mill-Elips 3 Dimentions

LAS : Linear Alkylbenzene Sulfonate

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

MES : Metil Ester Sulfonat

MHA : Mueller Hinton Agar

MUI : Majelis Ulama Indonesia

NA : Nutrient Agar

PSA : Particle Size Analyzer

SEM : Scanning Microscopy Electrone

SNI : Standar Nasional Indonesia

STPP : Sodium Tripolyphosphate

WHO : World Health Organization

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bersuci (thaharah) dalam kitab-kitab fiqh selalu menempati bab pertama

sebelum membahas bab lainnya, karena menurut ajaran Islam thaharah memiliki

peranan yang penting dalam ibadah, dan menjadi syarat sahnya ibadah (Hasanah,

2011). Thaharah merupakan bentuk ritual untuk menetapkan kesucian. Perhatian

Islam atas kesucian menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan keindahan

dan kebersihan. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah SWT mencintai orang-

orang yang selalu menjaga kesucian (Q.S Al-Baqarah : 222). Bersuci (thaharah)

yaitu membersihkan diri dari hadats dan najis sesuai syari’at Islam (Zurinal dan

Aminuddin, 2008).

Menurut mazhab Syafi’i, najis terbagi atas tiga bagian yaitu : najis ringan

(mukhaffafah), najis sedang (mutawassitah), dan najis berat (mughalladzah). Najis

mughalladzah merupakan najis yang berasal dari anjing dan babi (Sarwat, 2010).

Berbagai produk halal dapat menjadi non halal (haram) jika terkontaminasi atau

bersentuhan langsung dengan najis mughalladzah baik disengaja maupun tidak,

hal ini sering dialami oleh beberapa orang seperti dokter hewan, peneliti halal dan

farmasis. Menyucikan najis biasanya dilakukan menggunakan air, namun untuk

penyucian najis mughalladzah terdapat beberapa pendapat dalam menyucikannya.

Menurut mazhab Maliki dan Hanafi menyucikan najis muhgalladzah dari jilatan

anjing hanya dibasuh menggunakan air sebanyak 7 kali, adapun menurut mazhab

Syafi’i dan Hambali harus menggunakan campuran tanah/debu yang suci dengan

alasan adanya perintah Rasulullah SAW (Sharwat, 2010).

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam yang umumnya mengikuti

mazhab Syafi’i. Menurut mazhab Syafi’i penyucian najis mughalladzah dilakukan

menggunakan tanah/debu, yang mana di zaman modern ini dirasa merepotkan dan

memakan waktu. Hal tersebut membuat banyak peneliti mulai melakukan inovasi

untuk memudahkan masyarakat Islam dalam bersuci, termasuk membuat sediaan

sabun yang mengandung tanah/debu, sehingga saat penyucian najis mughalladzah

menjadi lebih praktis dan cepat.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Negara Thailand menjadi negara pertama yang memasarkan sediaan sabun

tanah. Produk yang dipasarkan penjualannya mencapai 6-7 kali lipat dibandingkan

sabun biasa. Negara Indonesia masih terbatas dalam meneliti tentang sabun tanah,

diantaranya ialah mahasiswa kedokteran hewan IPB yang telah memformulasikan

sabun tanah padat An-Mugh (Fizri, dkk., 2014), mahasiswa Farmasi UGM yang

memformulasikan sabun cair tanah menggunakan bentonit (Anggraini, 2014) serta

mahasiswa UIN Jakarta yang memformulasikan sabun padat bentonit (Mauliana,

2016).

Sampai saat ini, produk yang ada untuk menyucikan najis mughalladzah

terbatas pada produk sabun baik berbentuk padat maupun cair dan penggunaannya

hanya pada anggota tubuh saja. Pakaian digunakan untuk menutupi bagian tubuh,

sehingga pakaian yang dikenakan juga bisa kontak dengan najis mughalladzah.

Pakaian harus dibersihkan menggunakan sabun khusus pakaian, sehingga kotoran

dan najis dapat hilang dari serat kain. Sabun khusus pakaian yang biasa digunakan

dalam kehidupan sehari-hari disebut deterjen (laundry detergent). Menurut Manik

dan Edward (1987) yang dimaksud dengan deterjen adalah deterjen sintetik yang

dibuat dari bahan-bahan kimia selain sabun.

Deterjen merupakan salah satu produk pembersih pakaian yang paling

banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Menurut data ICN (Indonesian

Commercial Newsletter), total konsumsi detergen untuk wilayah Indonesia pada

tahun 2010 mencapai 449.100 ton dan diperkirakan akan terus meningkat dengan

meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun (Hie, 2010). Menurut

Permono (2002), deterjen yang beredar di pasaran terbagi menjadi tiga jenis, yaitu

deterjen cair, deterjen serbuk, dan deterjen krim. Sejak pertama adanya deterjen

sintetik, jenis deterjen serbuk merupakan salah satu jenis deterjen yang paling

banyak digunakan (Adiandri, 2006). Dibandingkan deterjen cair, deterjen serbuk

memiliki stabilitas fisik yang baik, sehingga mudah dilakukan formulasi. Menurut

Angkatavanich (2008), formulasi deterjen cair menggunakan campuran tanah sulit

dilakukan dan sering terjadi kegagalan dalam pembuatanya, karena tanah yang

digunakan cenderung memisah sehingga terjadi pengendapan.

Berdasarkan hadits shahih, Rasulullah SAW tidak memperincikan bentuk

dan keadaan tanah yang digunakan untuk bersuci serta tidak pernah menyatakan

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lapisan tanah yang ke berapa, karena pada dasarnya tanah/pasir adalah suci (Fatwa

Malaysia, 2006). Imam Al-Sharbini dalam kitab mughni al-Muhtaj menyebutkan

semua jenis tanah sekalipun debu dan pasir boleh digunakan untuk menyucikan

najis mughalladzah (Mauliana, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa semua jenis

tanah yang ada di atas muka bumi ini dapat digunakan untuk bersuci.

Kaolin dan bentonit merupakan jenis tanah yang sering digunakan dalam

formulasi. Tidak semua jenis tanah dapat diformulasikan menjadi deterjen serbuk,

hanya tanah yang memenuhi pharmaceutical grade, sehingga didapatkan formula

yang optimal. Beberapa jenis tanah mempunyai kandungan mineral serta ukuran

partikel yang berbeda, sehingga akan berpengaruh pada sifat tanah tersebut. Sifat

tanah yang berbeda mungkin saja akan menghasilkan karakteristik deterjen serbuk

yang berbeda pula.

Kaolin mengandung banyak mineral kaolinit (Al2Si2O5(OH)4), sehingga

kaolin sering disebut sebagai lempung putih (Rowe, dkk.,2009). Kaolin memiliki

ukuran partikel yang baik yaitu 0,6 – 0,8 µm, sehingga memiliki luas permukaan

aktif besar yang dapat meningkatkan kemampuan untuk teradsorbsi ke dalam serat

pakaian (Rowe, dkk.,2009; dan Puziah, dkk.,2013). Bentonit merupakan jenis clay

yang mengandung 80% mineral monmorilonit dari kelompok smectite (Gunister,

et al., 2004). Bentonit juga mengandung mineral lain seperti kaolinit, klorit dan

komponen non-clay dalam jumlah yang cukup (Murray, 2006). Bentonit memiliki

ukuran partikel yang lebih besar antara 50 – 500 µm (Rowe, dkk.,2009). Reduksi

partikel bentonit menjadi nanopartikel diharapkan dapat memberikan keuntungan

karena ukuran partikel yang lebih kecil dapat menghasilkan luas permukaan yang

lebih besar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan bentonit dalam menyerap

kotoran (Parolo, dkk., 2010).

Pada penilitian ini tanah yang digunakan adalah kaolin dan nano bentonit.

Menurut Angkatavanich (2008) sabun dengan tanah kaolin memiliki penampilan

yang lebih baik, namun memiliki daya busa yang lebih rendah jika dibandingkan

bentonit. Sehingga pada penelitian ini dilakukan formulasi deterjen serbuk dengan

memvariasikan tanah kaolin, nano bentonit serta kombinasi kedua tanah tersebut

untuk mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik deterjen serbuk.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan penelitian mahasiswa kedokteran IPB dalam formulasi sabun

cair tanah steril (Handi, 2008) dilakukan pengujian antibakteri pada bakteri air liur

anjing (Micrococcus sp) dan menghasilkan daya hambat sebesar 17,73±0,32 mm.

Menurut Bailie, et, al., (1977) dalam air liur anjing mengandung banyak mikroba,

termasuk diantaranya adalah Staphylococcus aureus (36%) dan Escherichia coli

(14%). Sehingga pada penelitian ini juga dilakukan pengujian aktivitas antibakteri

terhadap bakteri S. aureus InaCC B4 dan E. coli InaCC B5 untuk mengetahui

aktivitas antibakteri dari deterjen serbuk tanah.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian adalah :

1. Bagaimana karakteristik deterjen serbuk dengan menggunakan variasi

tanah kaolin dan nano bentonit?

2. Apakah deterjen serbuk dengan variasi tanah kaolin dan nano bentonit

memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus InaCC B4 dan E. coli

InaCC B5?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan deterjen serbuk sebagai

penyuci najis mughalladzah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh variasi tanah kaolin dan nano bentonit terhadap

karakteristik deterjen serbuk.

2. Melihat apakah deterjen serbuk dengan variasi tanah kaolin dan nano

bentonit memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus InaCC B4

dan E. coli InaCC B5.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hasil

karakteristik deterjen serbuk tanah.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Memberikan informasi mengenai aktivitas antibakteri deterjen serbuk

dengan variasi tanah kaolin dan nano bentonit terhadap S. aureus

InaCC B4 dan E. coli InaCC B5.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Diharapkan deterjen serbuk tanah ini dapat memberikan solusi mudah

bagi masyarakat muslim untuk bersuci dari najis mughalladzah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi dalam

penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis.

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Thaharah

Menurut bahasa “thaharah” berarti bersuci. Sedang menurut syara’ berarti

membersihkan beberapa anggota badan tertentu dari hadats serta najis dengan

menggunakan sarana yang ditentukan oleh syariat Islam (Zurinal dan Aminuddin,

2008). Sarana thaharah diantaranya yaitu air atau tanah. Penggunaan debu/tanah

dilakukan sebagai pengganti apabila tidak ada air untuk bersuci (Abatasa, 2012).

2.2 Najis

Najis secara bahasa adalah “an-najasah” yang bermakna kotoran. Sedang

menurut istilah najis adalah kotoran yang dapat menghalangi kesahihan ibadah

sehingga wajib disucikan saat hendak mengerjakan ibadah (Sarwat, 2010). Najis

dibagi ke dalam tiga tingkat, yaitu (Zurinal dan Aminuddin, 2008) :

1. Najis mukhaffafah (ringan), yang termasuk najis ini adalah air kencing dari

anak laki-laki yang belum berumur dua tahun dan belum makan ataupun

minum selain air susu ibu.

2. Najis mutawasithah (sedang), yang termasuk dalam najis ini adalah semua

najis selain dari najis mukhaffafah dan najis mughallazhah, seperti darah,

bangkai (selain bangkai manusia, ikan dan belalang), semua yang keluar

dari lubang qubul dan dubur (kecuali air mani), dan khamer atau minuman

keras yang memabukkan (Rifa’i, 2006). Pada najis mutawasithah dibagi

menjadi dua, yaitu :

a. Najis hukmiyah, yaitu najis yang diyakini adanya, tetapi tidak tampak

zat dan warnanya, baunya, atau rasanya, seperti air kecing yang sudah

kering.

b. Najis „ainiyah, yaitu najis yang masih jelas zat dan warnanya, baunya,

atau rasanya.

3. Najis mughallazhah (berat), yang termasuk ke dalam najis ini yaitu anjing

atau babi beserta derivatnya.

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Para ulama menggolongkan anjing dan babi sebagai najis berat. Mazhab

Syafi’i dan Hambali menyatakan bahwa keseluruhan tubuh anjing adalah najis

berat, termasuk air liur dan keringatnya. Dan untuk mensucikannya harus dengan

mencucinya tujuh kali yang pertama kali dengan tanah. Hal ini dijelaskan dalam

hadist Nabi menurut riwayat Muslim dan Ahmad, yaitu (Sarwat, 2010) :

ات أولهنه عليه وسلهم طهىر إناء أحدكم إذا ولغ فيه الكلب أن يغسله ستع مره صلهى للاه قال رسىل للاه

ةاللتراا

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Sucinya wadah minummu yang telah

diminum anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali dan salah satunya dengan

tanah” (HR. Muslim dan Ahmad).

Pendapat tentang kenajisan seluruh tubuh anjing ini juga dikuatkan dengan

hadits lainnya (Sarwat, 2010) :

Bahwa Rasululah SAW diundang masuk ke dalam rumah salah satu kaum

dan beliau mendatangi undangan itu. Di kala kaum yang lain mengundangnya dan

beliau tidak mendatanginya. Ketika ditanyakan kepada beliau apa sebabnya beliau

tidak mendatangi undangan yang kedua, beliau bersabda, "Di rumah yang kedua

ada anjing sedangkan di rumah yang pertama hanya ada kucing. Dan kucing itu

itu tidak najis" (HR. Al-Hakim dan Ad-Daruquthuny).

Menurut mazhab Hanafi menyebutkan bahwa najis dari anjing adalah air

liur, mulut, serta kotorannya. Sedangkan mazhab Maliki menyebutkan bahwa air

liurnya saja yang najis (Sarwat, 2010). Cara penyucian najis ini menurut mazhab

Maliki dan Hanafi yaitu dicuci sebanyak tujuh kali sebagai bentuk ibadah. Hal ini

dijelaskan dalam hadis berikut (Sarwat, 2010) :

Dari Abi Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda, "Bila anjing minum dari

wadah air milikmu, harus dicuci tujuh kali (HR. Bukhari dan Muslim).

Mazhab Hanafi dan Syafi'i sepakat mengatakan bahwa babi itu najis pada

keseluruhan tubuhnya, termasuk bagian yang terlepas seperti bulu, keringat, ludah

dan kotorannya (Sarwat, 2010). Dasarnya ada dalam Al-Qur’an yaitu :

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

“Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu

yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan

itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya

semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah” (QS : al-

An’am ayat 145).

Mazhab Maliki memiliki pendapat yang berbeda karena menganggap babi

itu tidak, karena berpegang pada prinsip bahwa hukum asal semua hewan itu suci

(Sarwat, 2010).

Cara untuk menyucikan tiap najis berbeda, tergantung jenis najisnya. Cara

penyucian najis disajikan pada Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Najis dan Metode Penyuciannya

Kategori Cara Menyucikan

Fatwa MUI Fatwa Malaysia

Ringan Dengan memercikkan air di atas

daerah yang terkena najis.

Dengan memercikkan air di atas

daerah yang terkena najis.

Sedang Dengan membilas menggunakan

air sampai warna, rasa, serta bau

hilang.

Dengan membilas menggunakan

air sampai warna, rasa, serta bau

hilang. Pembilasan dilakukan 3x.

Berat Dengan cara di-sertu (dibilas 7

kali menggunakan air dan salah

satunya dicampur dengan tanah

atau penggantinya dengan daya

bersih yang sama.

Dengan dibilas menggunakan air

sebanyak tujuh kali dan salah satu

diantaranya dicampur debu/tanah

pada bilasan pertama.

[Sumber : Majelis Ulama Indonesia, 2004 dan Standar Malaysia, 2009]

2.3 Teknologi Nano Partikel

Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel dengan ukuran rata-rata 1-1000

nm (Buzea, et al., 2007). Nanopartikel memiliki nilai lebih karena nanopartikel

memiliki luas permukaan yang lebih besar dan sifat fisik yang menguntungkan,

termasuk sifat magnetik, sifat optik, sifat termal dan sifat kimia seperti reaktivitas

(Ayoup, et al., 2009).

Nanopartikel memiliki berbagai macam bentuk seperti bola (spherical),

kubik, pentagonal, dan balok (rod-shaped). Terdapat perbedaan pada sifat materi

yang berukuran nanometer dengan yang berukuran lebih besar (bulk). Perbedaan

ini terjadi pada sifat fisika, kimia serta biologinya. Perbedaan ini memberikan

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

manfaat yang sangat besar yaitu material nano lebih unggul pada berbagai bidang

terapan, termasuk biologi dan farmasi (Widyanti, 2010).

Secara umum terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam membuat

nanopartikel, yaitu top down dan bottom up. Top down merupakan pembuatan

material nano dengan memperkecil material besar menggunakan metode grinding

(penggerusan), dengan alat seperti milling. Sedangkan bottom up merupakan cara

merangkai atom-atom atau molekul dan menggabungkannya melalui reaksi kimia

(teknik sol-gel, presipitasi, serta aglomerasi fasa gas) untuk membentuk material

nano (Greiner R, 2009).

Gambar 2.1 Skematik sintesis nanomaterial dengan top down dan bottom up

(Farhani A, 2014)

2.4 Deterjen

2.4.1 Pengertian Deterjen

Deterjen didefinisikan sebagai produk pencuci/pembersih pakaian yang

mengandung komponen seperti surfaktan yang mampu menghilangkan kotoran

melalui proses fisika dan kimia terhadap unsur-unsur penyusun kotoran (Kurniati,

2008).

2.4.2 Mekanisme Pembersihan Deterjen

Kotoran berupa minyak atau lemak, tidak dapat dibersihkan hanya dengan

air (Wasitaatmaja, 1997). Agar kotoran bisa dibersihkan maka dibutuhkan zat lain

untuk menurunkan tegangan antar muka antara minyak/lemak dan air. Deterjen,

khususnya surfaktan, memiliki kemampuan yang unik untuk mengangkat kotoran.

Dengan adanya surfaktan dalam deterjen, maka proses emulsifikasi dapat terjadi

sehingga bagian polar (hidrofilik) dapat mengikat molekul air, dan bagian non

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

polar (hidrofobik) dapat mengikat molekul minyak. Bagian hidrofobik memecah

ikatan antar molekul minyak dan bagian hidofilik berperan untuk mengendorkan

kotoran dari kain dan mendispersikan kotoran dalam air (Handayani, 2009).

Gambar 2.2 Mekanisme pembersihan deterjen (Manisha, et al., 2009)

2.4.3 Jenis Deterjen

Menurut Permono (2002), deterjen serbuk sama seperti deterjen cair. Hal

yang membedakan hanya pada bentuknya yaitu bentuk serbuk dan cair. Deterjen

serbuk sendiri dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu deterjen serbuk berongga dan

padat/masif. Perbedaan ini didasarkan dalam proses pembuatannya.

1. Deterjen Sebuk Berongga

Deterjen serbuk berongga memiliki butiran yang berongga. Butiran

berongga ini dihasilkan dari proses spray drying. Kelebihan pada deterjen

serbuk berongga adalah volumenya lebih besar jika dibandingkan dengan

deterjen serbuk padat/masif. Namun dalam pembuatan diperlukan investasi

yang besar karena harga mesin spray drying yang mahal.

2. Deterjen Serbuk Padat/Masif

Deterjen serbuk padat/masif tidak memiliki rongga, karena semua

butirannya terisi oleh padatan. Butiran deterjen jenis ini merupakan hasil

proses pencampuran kering (dry mixing). Proses dry mixing dapat dibagi

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menjadi dua, yaitu dry mixing granulation (DMG) dan simple dry mixing

(CKS). Kelebihan deterjen serbuk padat/masif ini, yaitu tidak dibutuhkan

modal besar untuk pembuatanya.

2.4.4 Formula Deterjen Serbuk

Detergen diformulasikan untuk membersihkan suatu bahan tertentu yang

mengandung substrat kotoran pada kondisi pencucian yang sesuai. Pada dasarnya

semua jenis detergen serbuk mengandung komponen-komponen seperti surfaktan,

builder, filler dan, specific additives (Adami dan Moretti, 1996). Bahan tambahan

meliputi enzim, antiredeposition agent, optical brigtener, penghambat korosi, dan

parfume (Porter, 1997). Bahan tambahan tersebut digunakan untuk meningkatkan

kebersihan serta memberikan fungsi tampilan yang diinginkan.

1. Surfaktan

Surfaktan merupakan bahan yang paling penting pada deterjen dan

produk pembersih rumah tangga karena bahan ini mampu mengikat dan

mengangkat kotoran. Surfaktan anionik merupakan surfaktan paling umum

digunakan karena mempunyai daya pembusaan yang baik (Salager, 2002).

Menurut Yangxin, et al.,(2008), surfaktan nonionik juga sering digunakan,

namun dalam hard water daya deterjensinya menurun, sehingga surfaktan

ini sering dikombinasikan dengan surfaktan anionik. Sedangkan surfaktan

kationik memiliki penggunaan terbatas, karena sering berinteraksi dengan

surfaktan anionik dan daya bersihnya rendah. Surfaktan amfoterik masih

jarang penggunaanya di pasaran.

2. Builders

Kemampuan builders dalam deterjen meliputi alkalinitas, kapasitas

buffer, kompatabilitas pemutih, dan nilai ekonomis (Yangxin, et al., 2008).

Fungsi utama builders adalah untuk melembutkan air. Pelembutan air ini

dilakukan dengan kompleksasi (sodium tripolifosfat), presipitasi (natrium

karbonat), dan pertukaran ion (zeolit) (Kharkwal, et al., 2015). Builders

mempertahankan alkalinitas, untuk membersihkan kotoran yang bersifat

asam serta builders memiliki kemampuan untuk mengendalikan kesadahan

air dengan mengeliminasi ion-ion logam seperti Ca2+

dan Mg2+

dari dalam

air (Smulders, 2002).

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Zat Anti Redeposisi

Zat anti-redeposisi berfungsi untuk mempertahankan kotoran yang

tersuspensi dalam air cucian setelah penghilangan kotoran, sehingga tidak

kembali menempel pada kain. Bahan yang digunakan untuk anti redeposisi

adalah CMC (Carboxymethyl Cellulose).

4. Zat Pengalkali

Alkalinitas merupakan hal yang penting dalam formulasi deterjen

karena memiliki peran penting saat proses pembersihan. Menurut Hauthal

(1999), deterjen yang digunakan pada industri umumnya memiliki nilai pH

yang tinggi yaitu antara 9 - 11. Nilai pH yang tinggi digunakan untuk

menghasilkan sifat degreasive karena zat pengotor yang harus dibersihkan

melekat kuat pada peralatan (Hargreaves, 2003).

5. Enzim

Enzim pada produk deterjen biasa digunakan untuk meningkatkan

kemampuan deterjen dalam melepaskan kotoran dan menjaga warna kain.

Menurut Kharkwal, et al., (2015), beberapa enzim yang digunakan dalam

deterjen memiliki target yang berbeda untuk membersihkan kotoran dalam

proses pencucian, yaitu protease (mendegradasi kotoran yang berasal dari

protein), amilase (mendegradasi kotoran dari karbohidrat / pati), selulase

(melepaskan kotoran dari serat kapas), serta lipase (mendegradasi kotoran

yang berasal dari lemak). Enzim yang digunakan dalam deterjen harus

tahan terhadap sifat-sifat komponen deterjen, aktif pada PH 7 – 10 (alkali)

dan suhu yang beragam (40 – 65oC).

6. Pengisi (Filler)

Fillers berfungsi untuk memperbanyak atau memperbesar volume.

Keberadaan fillers dalam campuran deterjen serbuk semata-mata ditinjau

dari aspek ekonomis (Permono, 2002). Biasanya, zat/bahan yang berfungsi

sebagai fillers dalam deterjen serbuk adalah natrium sulfat.

7. Pewangi (fragrance)

Bahan pewangi sering ditambahkan dalam deterjen untuk menarik

perhatian konsumen. Pewangi memberikan persepsi kebersihan dan bau

yang menyenangkan selama pencucian kain (Kharkwal, et al., 2015).

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.3 Macam-macam fungsi komponen deterjen (Chopade, 2000)

2.5 Surfaktan

2.5.1 Pengertian Surfaktan

Surfaktan adalah salah satu oleokimia turunan yang merupakan senyawa

aktif penurun tegangan permukaan. Dalam satu molekulnya, surfaktan memiliki

dua gugus yang berbeda polaritasnya yaitu gugus polar dan non polar. Gugus

polar memperlihatkan afinitas yang kuat dengan pelarut polar, contohnya air,

sehingga sering disebut gugus hidrofilik. Gugus non polar biasa disebut hidrofob

atau lipofilik (Salager, 2002). Gugus hidrofobik umumnya hidrokarbon yang

terdiri atas 8 sampai 22 atom C, sedangkan gugus hidrofiliknya terdiri dari gugus

karboksilat, sulfonat, sulfat, garam ammonium kuartener (Supriyadi, 2008).

Gambar 2.4 Struktur surfaktan (Setyawan, 2009)

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada umumnya surfaktan digunakan sebagai sabun, deterjen, pembusaan,

emulsifier dan bahan adhesif yang diaplikasikan secara luas pada berbagai industri

seperti industri kosmetik, pertanian dan pangan (Aisya, et al., 2010).

2.5.2 Klasifikasi Surfaktan

Surfaktan dikelompokkan menjadi empat grup. Hal ini berdasarkan pada

molekul hidrofilik setelah terdisosiasi dalam air, antara lain (Salager, 2002 dan

Paye, et al., 2006).

1. Surfaktan anionik, surfaktan jenis ini bagian hidrofiliknya memiliki gugus

polar bermuatan negatif dan umumnya berupa sulfat (O-SO3-) dan sulfonat

(-SO3-). Surfaktan anionik sering dikombinasikan dengan surfaktan lain

(nonionik atau amfoterik) karena dapat meningkatkan kualitas pembusaan

dan mengurangi iritasi pada kulit. Contoh : sabun (RCOO-), alkil sulfat

(ROSO3-).

2. Surfaktan nonionik, surfaktan jenis ini bagian hidrofiliknya tidak memiliki

muatan dan berasal dari turunan polihidroksi atau polietoksi. Surfaktan ini

mempunyai daya pembusaan yang rendah. Contoh : acil diethanolamide

(RCON(C2H4OH)2), dan ethoksilat fatty alkohol (R(OC2H4)nOH).

3. Surfaktan kationik, surfaktan jenis ini bagian hidrofiliknya mempunyai

muatan positif dan umumnya merupakan senyawa amonium. Surfaktan ini

memiliki daya deterjensi dan daya suspensi yang rendah. Contoh : garam

alkyl dimethyl benzylammonium (RN+(CH3)2CH2C6H5).

4. Surfaktan amfoterik/zwitterionik, surfaktan jenis ini bagian hidrofiliknya

memiliki muatan positif atau negatif, tergantung pada pH larutan. Pada pH

>7, surfaktan bersifat anionik, sedangkan pada pH < 7, surfaktan bersifat

kationik. Contoh : alkylbetaine (RN+(CH3)2CH2COO

-).

2.6 Karakteristik Fisika-Kimia Deterjen Serbuk

1. Organoleptis

Kenampakan atau organoleptis suatu produk sangat penting, karena

bisa mempengaruhi minat konsumen (Wijana, 2009). Berdasarkan standar

yang telah ditetapkan oleh SNI 06-4594 (1998), deterjen serbuk memiliki

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bentuk granula atau serbuk, homogen, bebas dari bahan asing dan tidak

boleh menimbulkan bau berlebih.

2. Nilai pH

Detergen bekerja efektif pada suasana basa atau alkali karena dapat

menetralkan kotoran, mendegradasi kotoran berlemak, dan pH tinggi juga

membantu kotoran tetap tersuspensi dalam larutan (Adiandri, 2006). Nilai

pH pada 1% larutan detergen bubuk dalam air harus berkisar antara 9.5

sampai 11.0 (SNI 06-4594-1998).

3. Kadar air

Kadar air dapat mempengaruhi tekstur detergen bubuk. Pengukuran

kadar air bertujuan agar dapat mengontrol kualitas detergen serbuk yang

dihasilkan. Prinsip pada penetapan kadar air adalah mengeringkan sampel

dalam oven pada suhu 100oC-105

oC sampai diperoleh berat tetap. Menurut

Permono (2002), kadar air ideal untuk detergen berkisar antara 5-6 %.

4. Bobot Jenis

Bobot jenis berhubungan dengan kerataan suatu bahan, semakin rata

bahan campuran tersebut maka pengukuran bobot jenis secara berulang

akan diperoleh bobot jenis yang sama atau hampir sama (Permono, 2002).

Bobot jenis deterjen tipe reguler berkisar antara 0.35 sampai 0.55 g/ml

(Adami dan Moretti, 1996).

5. Stabilitas Emulsi

Suatu sistem emulsi, pada dasarnya adalah sistem yang tidak stabil,

karena masing-masing dari partikel cenderung bergabung dengan partikel

lainnya (Adiandri, 2006). Kekuatan lapisan antar muka (interfacial film)

merupakan sifat yang penting untuk membentuk stabilitas emulsi (Suryani,

dkk., 2000).

6. Bahan tidak Larut dalam Air

Pengukuran bahan tidak larut dalam air dilakukan untuk mengetahui

kemampuan kelarutan deterjen serbuk di dalam air dan kandungan benda

asing yangterdapat dalam detergen serbuk yang dihasilkan. Menurut SNI-

06-4594-1998, jumlah bahan tidak larut dalam air tidak boleh lebih dari

1% (Chasani, dkk.,2013).

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Kadar Fosfat

Kadar fosfat merupakan jumlah total fosfor, baik berupa partikulat

maupun terlarut, anorganik maupun organik pada sediaan deterjen. Fosfor

anorganik (soluble reactive phosphorus), misalnya ortofosfat. Keberadaan

fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen dapat

menstimulir ledakan pertumbuhan alga di perairan (Effendi, 2006). Kadar

fosfor total pada perairan alami jarang melebihi 1 mg/l (Boyd, 1988).

8. Tinggi dan Stabilitas Busa

Busa yang dihasilkan produk deterjen serbuk harus stabil agar dapat

bertahan lama saat proses pencucian. Stabilitas busa merupakan penurunan

volume busa terhadap waktu. Stabilitas busa dapat dipengaruhi oleh jenis

surfaktan, suhu dan laju drainase (Stubenrauch, et al., 2003).

9. Daya Deterjensi

Daya deterjensi adalah jumlah kotoran yang bisa dilepaskan oleh

deterjen dari substrat (permukaan padat). Deterjensi akan menurun dengan

meningkatnya kesadahan air. Fenomena ini berlaku untuk semua surfaktan

(Salmiah, et al., 2001).

2.7 Tanah (Clay)

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang tersusun atas 50% padatan

dan 50% (Hanafiah, 2005). Clay merupakan suatu kelompok mineral yang berasal

dari hasil pelapukan kimiawi. Mineral clay menjadi unsur utama dari tanah dan

menyusun hampir 40% batuan sedimen. Unsur-unsur yang terdapat dalam tanah

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Komposisi Kimia Tanah

No Elemen Unsur Konsentrasi (%)

1 O Oksigen 44,6

2 Si Silikon 27,7

3 Al Alumunium 13

4 Fe Besi 5

5 Ca Kalsium 3,59

6 K Kalium 2,6

7 Mg Magnesium 2,09

[Sumber : Foth 1984 dalam Handi 2008]

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan struktur dan komposisi kimianya, clay digolongkan menjadi 3

kelompok utama, yaitu (WHO, 2005) :

1. Kandite, merupakan clay yang memiliki struktur dua lembar lapisan T-O,

satu lapisan silika tetrahedral dan satu alumina oktahedral. Contoh clay jenis

ini adalah kaolinite.

2. Smectite, memiliki struktur T-O-T, satu lapisan alumina silikat yang diapit

antara dua lapisan silika tetrahedral. Contoh umum kelompok ini adalah

montmorillonit.

3. Illite, memiliki struktur yang mirip dengan muscotive namun mengalami

defesiensi alkali dengan sedikit subtitusi Al pada tetrahedral Si.

2.8 Komponen Pembentuk Deterjen Serbuk

2.8.1 Bentonit

Bentonit merupakan tanah liat (clay) alami golongan smektit dioktahedral

yang mengandung sekitar 80% monmorilonit (Mg2Al10Si24O60(OH)12) (Gunister,

et al., 2004). Tabel 2.3 menunjukkan kandungan mineral dalam monmorillonit.

Berdasarkan kandungan alumunium silikat hydrous, bentonit dibedakan menjadi 2

golongan yaitu activated clay dan fuller's Earth. Sedang berdasarkan tipenya,

bentonit dibagi 2 yaitu Na-bentonit dengan pH 8,5-9,8 yang dapat mengembang

dengan baik di dalam air, dan Ca-Bentonit yang memiliki pH 4-7 namun daya

mengembangnya kurang baik (Herlina, 1999).

Tabel 2.3 Kandungan Mineral Monmorillonit

No Senyawa Kimia Konsentrasi (%)

1 SiO2 51,41

2 Al2O3 19,76

3 Fe2O3 0,83

4 MgO 3,22

5 CaO 1,62

6 Na2O 0,11

7 K2O 0,04

8 H2O+ 7,99

9 H2O- 14,18

[Sumber : Mineral Data Publishing, 2001]

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bentonit berupa butiran halus, berwarna coklat, terasa licin bila diraba dan

dapat menyerap air (Rowe et al., 2009). Bentonit tidak larut dalam air, akan tetapi

mengembang sampai 12 kali volume air (Depkes Ri, 1995).

2.8.2 Kaolin

Kaolin adalah aluminium silikat hidrat alam yang telah dimurnikan dengan

pencucian. Sebagian besar kaolin mengandung kaolinit (Al2Si2O5(OH)4), sehingga

kaolin biasanya disebut sebagai lempung putih (Nidya, 2008). Kandungan mineral

kaolin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Kandungan Mineral Kaolin

No Senyawa Kimia Konsentrasi (%)

1 SiO2 45,8

2 Al2O3 39,55

3 Fe2O3 0,57

4 MgO 0,18

5 CaO 0,14

6 Na2O 0,41

7 K2O 0,03

8 H2O+ 13,92

9 H2O- 0,17

[Sumber : Mineral Data Publishing, 2001]

Kaolin memiliki bentuk berupa serbuk ringan, putih, bebas dari butiran

kasar, tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan licin. Kaolin praktis tidak larut

dalam etanol (95%), air, dietil eter, pelarut organik lainnya, asam encer dingin,

dan larutan alkali hidroksida (Rowe et al., 2009).

2.8.3 Metil Ester Sulphonate (MES)

Metil ester sulfonat (MES) termasuk ke dalam golongan surfaktan anionik,

karena memiliki muatan negatif pada gugus hidrofiliknya (Smulders, 2002). MES

diproduksi dari bahan minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak sawit, minyak

kedelai, lemak tallow serta minyak inti sawit. Setiap bahan menghasilkan MES

dengan karakteristik yang berbeda. Karakteristik MES dapat dilihat pada Tabel

2.5. MES yang digunakan untuk detergen serbuk memiliki atom karbon C16-18.

Menurut Hui (1996), MES digunakan sebagai pengganti dari linear alkylbenzene

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sulfonate (LAS) dan fatty alcohol ether sulfate (FAES). MES memiliki daya

detergensi yang lebih tinggi dibandingkan LAS dan alkohol sulfat (C12 AS), serta

MES terbiodegradasi lebih cepat bila dibandingkan dengan LAS (Watkins, 2001).

Tabel 2.5 Karakteristik Metil Ester Sulfonat Produksi Chemiton Corp. Inc.

Hasil Reaksi Sulfonasi

Minyak

Kelapa

(C12-14)

Minyak

Inti Sawit

(C8-18)

Stearin

Sawit

(C16-18)

Lemak

Tallow

(C16-18)

Minyak

Kedelai

(C18)

α-MES 71.5 69.4 83 77.5 75.7

di –salt 2.1 1.8 3.5 5.2 6.3

Metanol 0.48 0.6 0.07 - 0.03

Hidrogen peroksida 0.1 0.04 0.13 0.15 0.05

Air 14 15.2 2.3 2.9 1.4

Petroleum eter terekstrak 2.6 2.7 2.4 4.8 7.2

Natrium karboksilat 0.2 0.2 0.3 0.3 0.5

Natrium sulfate - 1.8 1.5 2.3 2.4

Natrium metil sulfat 8 8.4 7.2 7.7 2.5

10% pH 5 5.3 5.3 5.4 5.8

Klett color, 5% active 30 310 45 180 410

[Sumber : Purwanto, 2006]

Gambar 2.5 Struktur kimia metil ester sulfonat (MES)

(Cox dan Weerasoriya, 2001).

2.8.4 Sodium Tripoliphosphate (STPP)

Sodium tripolyphospate (STPP) biasanya digunakan sebagai builder dalam

deterjen (Yangxin, et al., 2008). STPP sebagai builders dapat meningkatkan efek

deterjensi. Kombinasi antara builders dan surfaktan menunjukkan efek sinergis

pada daya deterjensi sediaan deterjen (Smulders, 2002). STPP digunakan karena

memiliki kelarutan yang baik dan karakteristik ion-sequestering. Ion-sequestering

adalah sebagai reaksi untuk membentuk senyawa kompleks (Smulders, 2002).

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.6 Struktur kimia sodium tripolifosfat (Chopade, 2000).

2.8.5 Natrium Karbonat

Dalam penggunaan domestik, natrium karbonat biasa digunakan sebagai

water softener. Natrium karbonat juga digunakan untuk mengurangi kesadahan air

melalui presipitasi dengan ion-ion kalsium dan magnesium. Natrium karbonat

memberikan alkalinitas yang tinggi dengan nilai pH antara 9-11 (Smulders, 2002).

Natrium karbonat memiliki bentuk padat, serbuk, atau kristal serbuk dan

granul, berwarna putih dan tidak berbau. Natrium karbonat larut dalam air panas

dan gliserol, larut sebagian dalam air dingin, tidak larut dalam aseton dan alkohol.

Dalam sediaan farmasi natrium karbonat biasanya digunakan sebagai agen

alkalizing (Rowe, et al., 2009). Natrium karbonat, baik dalam bentuk anhydrous

maupun hydrated, telah lama digunakan sebagai builders dalam pembersih untuk

bahan tenun atau kain (Lynn, 2005).

2.8.6 Natrium Sulfate

Sodium sulfate merupakan senyawa anorganik yang banyak dibutuhkan

dalam berbagai industri, seperti dalam industri kertas dan deterjen. Dalam deterjen

serbuk sodium Sulfate digunakan sebagai fillers (pengisi) yang dapat menambah

kuantitas atau dapat memadatkan sehingga produk terlihat lebih banyak. Sodium

sulfate ini tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci (Nugroho dkk,

2004). Deterjen biasanya mengandung sekitar 50 - 75% sodium sulfate. Sodium

sulfate memiliki bentuk hablur tidak berwarna atau berbentuk granul berwarna

putih. Sodium sulfat larut dalam 1,5 bagian air, dalam gliserin, dan tidak larut

dalam etanol (Depkes RI, 1995).

2.8.7 Carboxymethil Cellulose (CMC)

Carboxymethyl cellulose (CMC) telah banyak digunakan pada industri cat,

detergen, tekstil, kertas serta makanan. CMC dapat berfungsi sebagai pengental,

penstabil emulsi atau suspensi dan bahan pengikat (Arum Wijatani, et al., 2005).

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut Manoi (2006), bahwa jumlah CMC yang diijinkan adalah berkisar dari

0,5 - 3,0%. Menurut Paristya, dkk., (2013), menyatakan bahwa penambahan CMC

yang berlebih bisa menurunkan daya deterjensi. Hal ini dikarenakan CMC adalah

senyawa polimer organik polar.

CMC berbentuk powder (serbuk) berwarna putih yang mudah larut dalam

air dingin maupun air panas. CMC memeiliki sifat mudah menyerap air (Kamal,

2010). Menurut Imerson (1992), pH sediaan CMC menjadi pertimbangan dalam

penggunaannya, jika pH <1, larutan tidak homogen karena terbentuk endapan;

larutan CMC 1% dengan pH 7,0 – 8,5 tidak terlalu berpengaruh terhadap

viskositas CMC. Pada pH < 3 viskositas CMC naik karena terbentuknya gel yang

sedikit larut, sedang pada pH di >10 viskositas CMC sedikit berkurang.

Gambar 2.7 Struktur kimia karboksimetil Selulosa (CMC)

(Kamal, 2010).

2.8.8 Sodium Silikat

Sodium silikat merupakan salah satu jenis mineral silikat yang memiliki

manfaat yang cukup luas dalam dunia industri. Sodium silikat dapat menguraikan

lemak dan membuatnya larut dalam air. Selain itu, sodium silikat juga membantu

membentuk lapisan pelindung pada material logam untuk menghambat terjadinya

perkarata (Fauzan, dkk., 2013).

2.8.9 Parfume

Parfum berperan penting dalam hal ketertarikan konsumen pada deterjen.

Pada dasarnya, jenis parfum untuk deterjen dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu

parfum umum dan parfum eksklusif. Parfum umum memiliki aroma yang sudah

dikenal oleh konsumen, sedangkan parfum eksklusif digunakan produsen deterjen

serbuk karena aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain

yang menggunakannya (Permono, 2002).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.10 Aquades

Aquadest merupakan air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan,

pertukaran ion, atau osmosis terbalik (Rowe, et al., 2006). Aquades mempunyai

peran yang penting dalam hampir seluruh formulasi. Menurut Hargreaves (2003),

secara umum air dikelompokkan menjadi 3, yaitu: soft water (<100 mg/LCaCO3),

medium hard water (100 - 400 mg/LCaCO3) dan hard water (>400 mg/L CaCO3).

2.9 Antibakteri

Antibakteri merupakan senyawa kimia yang dihasilkan organisme hidup,

termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik yang dalam konsentrasi

rendah dapat menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih

mikroorganisme (Siswandono dan Soekardjo, 1995).

2.9.1 Bakteri Uji

1. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif dengan ciri

yaitu non motil, tidak membentuk spora dan bersifat aerob atau anaerob

fakultatif. S. aureus memiliki bentuk bulat dengan diameter 0,7-1,2 μm,

tersusun atas kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur,

tidak berkapsul, dinding selnya mengandung dua komponen utama yaitu

peptidoglikan dan asam teikoat. Bakteri ini dapat tumbuh pada berbagai

media dan tumbuh pada suhu optimum yaitu 37oC, pH optimum untuk

pertumbuhannya adalah 7,4. Koloni pada perbenihan padat berwarna abu–

abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan

berkilau (Atikah, 2011).

S. aureus merupakan bakteri patogen paling umum untuk infeksi

pada kulit. Infeksi tersebut seperti peradangan supuratif, nekrosis, jerawat,

dan abses (Razak A, et al., 2013).

2. Escherichiac coli

Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif berukuran 0,4-0,7

μm x 1,4 μm, yang berbentuk batang pendek dan tidak berspora, ada yang

memiliki kapsul ada pula yang tidak berkapsul, bergerak aktif tetapi

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

beberapa ada yang tidak bergerak. Beberapa strain E. coli menghasilkan

enterotoksin, karena sifat gen yang dibawa dalam plasmid. Strain E. coli

yang menyebabkan diare mempunyai pili sebagai medium untuk melekat

pada epitel intestin (Jawetz dkk., 1995).

2.9.2 Metode Pengujian

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode

pengenceran. Metode difusi dilakukan dengan mengukur diameter zona bening

yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh

suatu senyawa antibakteri. (Hermawan, dkk., 2007). Menurut Greenwood (1995)

klasifikasi respon penghambatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6 Klasifikasi Respon Hambatan

Diameter zona bening Respon hambatan pertumbuhan

> 20 mm Kuat

16 – 20 mm Sedang

10 – 15 mm Lemah

≤ 10 mm Tidak ada

[Sumber : Hariana, 2007]

Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan pada

pengujian antibakteri. Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode

silinder, lubang/sumuran dan cakram kertas. Metode cakram kertas merupakan

cara yang paling sering digunakan. Cara ini dilakukan menggunakan suatu kertas

cakram (paper disc) yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antibakteri.

Kertas cakram diletakkan pada lempeng agar yang telah diinokulasikan mikroba

uji, kemudian diinkubasi pada waktu dan suhu tertentu sesuai dengan kondisi

optimum dari mikroba uji. Pada umumnya, hasil yang diperoleh dapat diamati

setelah masa inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37oC (Jawetz, et al., 1995).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Kimia

Obat Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, InaCC Mikrobiologi LIPI Cibinong, Zoologi LIPI Cibinong,

dan Nanotech Herbal Puspitek Serpong.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung pada bulan Maret – Agustus 2017

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Penelitian

Timbangan analitik, hot plate, oven, pH meter, spektrofotometer uv-vis,

mesh 18, spatula, batang pengaduk, labu erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi,

mikroskop elektron, vortex, gelas ukur, magnetic stirrer, kaca arloji, pinset, cawan

penguap, kertas saring, aluminium foil, plastic wrap, dan kertas perkamen.

3.2.2 Bahan Penelitian

Kaolin, bentonit, natrium karbonat, natrium sulfat, natrium silikat, metil

ester sulfonat (MES), natrium tripolifosfat, CMC, Nutrient Agar, Mueller-Hinton

Agar, Staphylococcus aureus InaCC B4, Eschericia coli InaCC B5, xylene, kain

putih (25 cm2), deterjen komersial, kecap, parfum dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Nano Bentonit

Proses pembuatan nano bentonit dilakukan di Nanotech Herbal Indonesia.

Pembuatan nano bentonit dilakukan menggunakan tabung (jar) bal mill HEM-

E3D dengan kecepatan 1000 rpm selama 30 menit. Selanjutnya dilakukan analisis

partikel nano bentonit (PSA).

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.2 Formulasi Deterjen Serbuk Tanah Kaolin dan Bentonit

Tabel.3.1 Formula Deterjen Serbuk dengan Variasi Tanah Kaolin-Nano Bentonit

(Matheson, 1996 dengan modifikasi)

Bahan Formula Deterjen Serbuk Tanah (%)

Fungsi F0 F1 F2 F3

MES 20 20 20 20 Surfaktan

STPP 15 15 15 15 Builder

Na2CO3 15 15 15 15 Pengalkali

Nano bentonit - - 5 10 Bahan aktif

Kaolin - 10 5 - Bahan aktif

CMC 3 3 3 3 Zat Antirediposisi

Na Silicate 6 6 6 6 Penghambat korosi

Parfume 1 1 1 1 Pengaroma

Na Sulphate 20 20 20 20 Pengisi

Aquades 20 10 10 10 Pelarut

Keterangan : F0/kontrol negatif (tanpa tanah); F1 (kaolin 10%); F2 (kaolin 5% : nano

bentonit 5%); F3 (nano bentonit 10%).

3.3.3 Pembuatan Deterjen Serbuk Tanah Kaolin-Nano Bentonit (Adiandri,

2006 dan Parthiban, 2014 dengan modifikasi).

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian bahan dihitung

dan ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Pertama-tama aquades dimasukkan ke

dalam gelas beker 500 mL, lalu dipanaskan di atas hot plate pada suhu 60oC. MES

ditambahkan ke dalam gelas beker dan diaduk dengan magnetic stirrer pada 150

rpm hingga larut. Bahan lainnya seperti natrium karbonat, STPP, natrium silikat,

dan natrium sulfat ditambahkan secara perlahan ke dalam gelas beker, lalu diaduk

hingga homogen. Pencampuran bahan dilakukan pada suhu 60oC selama 30 menit.

Kemudian CMC, kaolin, dan nano bentonit ditambahkan ke dalam gelas beker dan

diaduk. Kemudian ditambahkan parfum secukupnya. Setelah campuran homogen,

dilakukan proses pengeringan menggunakan oven pada suhu 80oC selama 6 jam.

Setelah pengeringan, deterjen serbuk kasar disortasi menggunakan mesh No. 18,

kemudian dilakukan evaluasi pada deterjen serbuk.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.4 Evaluasi Karakteristik Fisika-Kimia Deterjen Serbuk

1. Organoleptis

Pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk, warna dan bau

dari deterjen serbuk yang dihasilkan (Adiandri, 2006).

2. Derajat Keasaman (pH)

Derejat keasaman diukur denga menggunakan alat pH meter. Alat

tersebut disiapkan dan dikalibrasi terlebih dahulu. Pada proses kalibrasi

dilakukan menggunakan larutan buffer. Lalu elektroda dibilas dengan air

bebas CO2 yang memiliki pH antara 6,5 sampai 7,0. Selanjutnya elektroda

dicelupkan ke dalam 1 gram sampel deterjen serbuk yang telah dilarutkan

pada 10 mL air. Nilai pH dibaca pada pH-meter, pembacaan dilakukan

setelah angka stabil. Elektroda kemudian dibilas kembali dengan air bebas

CO2 (Adiandri, 2006).

3. Tinggi Busa dan Stabilitas Busa

Sebanyak 5 mL larutan deterjen serbuk 0,1% dimasukan ke dalam

tabung reaksi dan dikocok sebanyak 30 kali, kemudian diukur tinggi busa

yang terbentuk. Selanjutnya diamkan selama 5 menit lalu diukur kembali

tinggi busa. Nilai tinggi busa ialah tinggi busa pada menit ke-0. Sedangkan

nilai stabilitas busa diperoleh dari selisih tinggi busa pada menit ke-0 dan

ke-5. (Safitri, 2009)

Rumus Stabilitas Busa (%) =Tinggi busa akhir

Tinggi busa awal x 100%

4. Stabilitas Emulsi

Air dan xylene digunakan untuk mengukur stabilitas emulsi dengan

perbandingan campuran air-xylene adalah 3:2. Dalam campuran air-xylene

ditambahkan 10% deterjen serbuk, kemudian dikocok dengan vortex mixer

selama 5 menit. Selanjutnya pemisahan emulsi air-xylene diukur setelah

24 jam. Penetapan stabilitas emulsi dilakukan berdasarkan asumsi bahwa

sistem emulsi yang sempurna bernilai 100% (Bastian, 2012).

Stabilitas Emulsi (%) =Ting gi (Keseluruhan −Pemisahan )

Tinggi Keseluruhanx 100%

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Penetapan Kadar Air

Cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven suhu 105oC

dan didinginkan dalam desikator. Sampel yang akan dianalisa dimasukkan

ke dalam cawan sebanyak 3 gram. Lalu sampel dikeringkan dalam oven

pada suhu 105oC selama 6 jam dan didinginkan dalam desikator selama 15

menit. Pengeringan dilakukan sampai bobot tetap. Rumus yang digunakan

untuk mengukur kadar air adalah sebagai berikut (Permono, 2002) :

% Kadar Air = W2

W1 x 100%

Keterangan :

W1 = berat sampel (gram)

W2 = selisih berat sampel sebelum dan sesudah pengeringan (gram)

6. Bahan tidak larut dalam air

Deterjen serbuk ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan dalam

250 mL aquades. Kemudian sampel disaring menggunakan kertas saring.

Sampel lalu dikeringkan sampai bobot tetap dalam oven pada suhu 105°C.

Hitung jumlah persen bahan tidak larut dalam air dengan menggunakan

rumus berikut (Adiandri, 2006) :

Bahan Tidak Larut Air (%) =K1−K2

Wsx 100%

Keterangan :

K1 = bobot kertas saring yang telah dikeringkan

K2 = bobot kertas saring awal

Ws = bobot sampel awal

7. Daya Deterjensi

Deterjensi dilakukan untuk mengetahui kemampuan deterjen dalam

pembersihan kotoran dari suatu kain. Sampel sebanyak 1% dilarutkan

dalam 100 mL aquades sebagai larutan pencucian. Pengukuran dilakukan

menggunakan spektrofotometer uv-vis (λ = 450 nm). Nilai absorbansi

dicatat sebagai T1, dengan aquades sebagai standar. Kain putih bersih (25

cm2) direndam selama 30 menit pada larutan pencucian. Laruran rendaman

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dari kain bersih diukur absorbansinya kemudian dikurangi dengan T1 dan

dinyatakan sebagai OD (Original Dirt).

Kain putih dengan ukuran yang sama direndam pada larutan kecap

dengan konsentrasi 10% selama 30 menit, kemudian ditiriskan selama 30

menit. Setelah itu dilakukan pencucian dengan merendamnya di dalam

larutan pencucian selama 30 menit. Nilai absorbansi rendaman kain kotor

dinyatakan sebagai T2. Daya deterjensi dihitung dengan persamaan :

Daya Deterjensi = T2-T1-OD

(Lynn, 1996 dalam Timurti, 2009).

3.3.5 Teknik Analisa Data

Data dari beberapa formula hasil evaluasi diuji secara statistik dengan

analisa varian satu arah (one way ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji

Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95% (ɑ=0,05) untuk mengetahui perbedaan

yang bermakna antara formula hasil pengujian. Data yang tidak terdistribusi

normal dan tidak homogen, dilanjutkan dengan analisis statistik non parametrik

yaitu uji Kruskal Wallis (Mauliana, 2016).

3.3.6 Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Bakteri yang Terdapat dalam Air

Liur Anjing.

Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan di InaCC Bidang Mikrobiologi

LIPI, Cibinong. Pengujian antibakteri dilakukan menggunakan teknik difusi kertas

cakram. Bakteri yang digunakan adalah bakteri gram negatif yaitu E. coli InaCC

B5 dan gram positif yaitu S. aureus InaCC B4.

3.3.7 Pengamatan dengan Mikroskop Elektron (SEM)

Pengamatan menggunakan mikroskop elektron dilakukan di Zoologi LIPI,

Cibinong. Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari morfologi

sel akibat penggunaan senyawa antibakteri. Sampel yang digunakan adalah bagian

disekitar zona bening dari hasil pengujian antibakteri. Preparasi sediaan dilakukan

dalam dua tahap, yaitu : melakukan fiksasi untuk mematikan sel tanpa mengubah

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

struktur sel. Selanjutnya proses preparasi sampel dengan menambahkan beberapa

reagen kimia pada suhu 4°C (Lyman, et al., 1992).

Sampel

Sampel

+ larutan tannic acid 2%, direndam beberapa jam.

disentrifus buang supernatan

+ caccodylate buffer, direndam 10 menit.

disentrifus buang supernatan

Sampel + osmium tetra oksida 1%, direndam 1 jam.

disentrifus buang supernatan

Sampel + alkohol 50 % , direndam 10 menit

disentrifus buang supernatan

Sampel + alkohol 70 %, alkohol 80 %, alkohol 95 %, alkohol absolut

direndam 10 menit disentrifus buang supernatan

Sampel + t-butanol, direndam 10 menit

disentrifus buang supernatan

Sampel + disuspensikan dalam butanol dalam potongan cover slip.

dibuat ulasan pada cover slip dikeringkan.

Sampel + dilakukan pengamatan pada sampel yang telah kering.

pengamatan digunakan SEM tipe JSM-5000

Sampel + larutan glutaraldehid, direndam beberapa jam.

disentrifus buang supernatan

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Nano Bentonit

Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi bentonit menjadi nano bentonit.

Pembuatan nano bentonit dilakukan di Nanotech Herbal Indonesia, Serpong. Proses

ini dilakukan dengan metode top down secara grinding menggunakan tabung (jar)

bal mill HEM-E3D. Proses grinding dilakukan selama 30 menit dengan kecepatan

1000 rpm untuk mendapatkan bentonit dengan ukuran nano. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa ukuran partikel bisa mempengaruhi sifat fisik bahan, dimana

ukuran partikel yang kecil memiliki sifat yang lebih menguntungkan dibandingkan

dengan ukuran yang lebih besar (Ayoup, et al., 2009).

Berdasarkan hasil pengukuran diameter partikel dengan particle size analyser

didapatkan rata-rata ukuran diameter partikel dari nano bentonit adalah 275,1 nm.

Hasil pengukuran nano bentonit menggunakan particle size analyser terdapat pada

lampiran 17. Rentang ukuran nanopartikel adalah 1-1000 nm (Buzea, et al., 2007).

4.2 Hasil Uji Pendahuluan

Pada uji pendahuluan, dilakukan perbandingan konsentrasi tanah kaolin dan

nano bentonit. Perbandingan konsentrasi yang digunakan meliputi (kaolin : nano

bentonit) 1:9, 3:7, 5:5, 7:3, dan 9:1 dengan total konsentrasi tanah yang digunakan

adalah 10%. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan konsentrasi

tanah kaolin dan nano bentonit dengan hasil evaluasi terbaik, dimana perbandingan

tersebut akan dipilih untuk formulasi deterjen serbuk selanjutnya.

Pada pengujian ini, dibuat lima formula (lampiran 4). Selanjutnya dilakukan

evaluasi fisik seperti uji viskositas, tinggi busa dan stabilitas busa. Pada pengujian

viskositas dilakukan dengan alat viskometer Haake 6+ dan spindel R3, sedangkan

pengujian tinggi dan stabilitas busa menggunakan vortex selama 2 menit dengan

kecepatan konstan. Data viskositas pada semua rpm dan perhitungan stabilitas busa

dapat dilihat pada lampiran 4. Sementara hasil rata-rata dari pengujian viskositas,

tinggi dan stabilitas busa dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Hasil Rata-rata Evaluasi Uji Pendahuluan Deterjen Serbuk Tanah

Formula Viskositas

(cPs)

Tinggi Busa

(cm)

Stabilitas Busa

(%)

FKB1 1860 1,933 89,61

FKB2 1820 1,667 87,88

FKB3 1460 2,107 88,81

FKB4 1460 2,133 87,55

FKB5 1250 2,167 80,01

Keterangan : FKB1 (kaolin 1% : nano bentonit 9%); FKB2 (kaolin 3% : nano bentonit 7%);

FKB3 (kaolin 5% : nano bentonit 5%); FKB4 (kaolin 7% : nano bentonit 3%); dan FKB5

(kaolin 9% : nano bentonit 1%).

Berdasarkan hasil pengujian, FKB3 (kaolin 5% : nano bentonit 5%) menjadi

formula terbaik. FKB3 memiliki nilai viskositas yang baik yaitu sebesar 1460 cPs

dan memiliki tinggi busa serta stabilitas busa yang baik dengan nilai tinggi busa

2,11 cm dan stabilitas busa 88,81%. FKB3, FKB4 dan FKB5 menunjukkan nilai

viskositas sesuai rentang yaitu 500 – 2000 cPs pada kecepatan 20 rpm.

4.3 Hasil Formulasi Sediaan Deterjen Serbuk Tanah

Pada penelitian ini bahan aktif yang diformulasikan menjadi deterjen serbuk

ialah tanah kaolin dan nano bentonit. Selanjutnya, dilakukan variasi tanah kaolin

dan nano bentonit untuk mendapatkan deterjen serbuk tanah dengan karakteristik

terbaik. Formula dasar deterjen serbuk dalam penelitian ini diambil dari formula

Matheson (1996) dengan modifikasi yaitu penambahan kaolin dan nano bentonit.

Menurut Fatwa dari Komite Islam Bangkok di Thailand konsentrasi tanah yang

digunakan sebagai samak najis mughalladzah adalah 0,05-95% (Dahlan, 2010).

Menurut Angkatavanich (2008), tanah yang digunakan tidak < 10%. Sedangkan

MUI belum memiliki standar tentang jumlah tanah yang digunakan. Oleh karena

itu, pada penelitian konsentrasi tanah yang ditambahkan adalah 10% agar dapat

memenuhi syarat sebagai penyuci najis mughalladzah.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan deterjen serbuk tanah yaitu

surfaktan, builders, filler, antiredeposition agent, zat pengalkali, zat penghambat

korosi, dan parfum. Surfaktan sebagai bahan utama bertanggung jawab atas sifat

deterjensi. Surfaktan yang digunakan untuk pembuatan deterjen serbuk ini adalah

metil ester sulfonat. Menurut Salager (2002) MES merupakan surfaktan anionik

yang banyak digunakan karena memiliki daya pembusaan dan daya pembersihan

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang baik. Builders berfungsi untuk meningkatkan efisiensi kinerja surfaktan.

Builders yang digunakan adalah sodium tripolifospat karena dapat menghilangkan

dan mengendapkan kotoran dengan mengeliminasi ion-ion logam seperti Ca2+

dan

Mg2+

dalam air (Smulders, 2002). CMC berfunsgi sebagai antiredeposition agent

untuk mempertahankan kotoran dalam air cucian agar tidak kembali menempel

pada kain. Natrium karbonat berfungsi sebagai zat pengalkali karena memiliki pH

11,4 (Rowe, et al.¸ 2009). pH tinggi bersifat degreasive untuk mengikis kotoran

(Smulders, 2002). Natrium sulfat berfungsi sebagai fillers untuk memperbanyak

volume deterjen serbuk (Permono, 2002). Natrium silikat berfungsi sebagai zat

penghambat korosi dengan membentuk lapisan pelindung pada logam sehingga

menghambat terjadinya perkaratan (Fauzan, dkk., 2013).

Pada penelitian ini, deterjen serbuk diproduksi menggunakan sistem drying

mixing granulation melalui proses pencampuran, aglomerasi, serta pengeringan.

Dasar pertimbangan digunakannya sistem ini adalah komponen yang digunakan

sebagian besar berupa partikel padat sehingga tidak memungkinkan menggunakan

sistem pengering spray drying, tidak dibutuhkan modal besar dan rendemen yang

dihasilkan lebih banyak karena prosesnya tidak terlalu rumit. Neraca massa proses

pembuatan deterjen serbuk dapat dilihat pada lampiran 3.

Sediaan deterjen serbuk dibuat dalam tiga formula dengan memvariasikan

tanah kaolin, nano bentonit, dan kombinasi keduanya seperti berikut : F1 (kaolin

10%); F2 (kaolin 5% : nano bentonit 5%); dan F3 (nano bentonit 10%). Ketiga

formula tersebut, dilakukan evaluasi fisikokimia berupa organoleptis, pH, tinggi

dan stabilitas busa, stabilitas emulsi, kadar air, bahan tidak larut air serta daya

deterjensi. Dari hasil evaluasi tersebut, dipilih formula terbaik dari deterjen serbuk

tanah. Selanjutnya dilakukan uji antibakteri untuk melihat aktivitasnya terhadap

bakteri Staphylococcus aureus InaCC B4 dan Escherichia coli InaCC B5.

4.4 Hasil Evaluasi Sediaan Deterjen serbuk Tanah

4.4.1 Hasil Pengamatan Organoleptik

Hasil pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati bentuk,

warna, dan aroma dari sediaan deterjen serbuk tanah. Berdasarkan standar

yang ditetapkan SNI 06-4594 (1998), deterjen serbuk harus memiliki bentuk

granula atau serbuk, homogen, dan tidak menimbulkan bau berlebih. Hasil

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pengamatan menunjukkan penambahan variasi tanah tidak mempengaruhi

bentuk, homgenitas dan aroma deterjen serbuk, namun dapat mempengaruhi

warna dari deterjen serbuk tanah yang dihasilkan. Deterjen serbuk tanah

yang menggunakan kaolin mempunyai warna putih, dan yang menggunakan

nano bentonit mempunyai warna coklat.

Tabel 4.2 Hasil Uji Organoleptik Deterjen Serbuk Tanah

Formula Bentuk Homogenitas Warna Aroma

F1 Granul Homogen Putih Ocean fresh

F2 Granul Homogen Coklat Ocean fresh

F3 Granul Homogen Coklat Ocean fresh

Keterangan : F1 (kaolin 10%), F2 (kaolin 5% : nano bentonit 5%), F3 (nano bentonit

10%).

Gambar 4.1 Hasil formula deterjen serbuk tanah.

4.4.2 Hasil Pengukuran pH

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran nilai pH untuk mengetahui

derajat keasaman detergen serbuk yang dihasilkan. Detergen bekerja efektif

pada suasana basa karena dapat menetralkan kotoran dan membantu kotoran

tetap tersuspensi dalam larutan (Adiandri, 2006). Berdasarkan SNI 06-4594-

1998 nilai pH larutan 1% detergen bubuk dalam air harus berkisar antara 9.5

samapi 11.0.

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2 Diagram hasil pengukuran pH deterjen serbuk tanah

Hasil pengujian pH deterjen serbuk menunjukkan nilai pH berkisar

antara 9,95 – 9,99 dengan pH yang dihasilkan bersifat basa. Nilai pH ini

sudah masuk pada kisaran yang ditetapkan oleh SNI. Dari ketiga formula

deterjen serbuk yang diuji, deterjen serbuk tanah memiliki pH yang lebih

rendah dari pH deterjen serbuk komersil yang memiliki nilai sebesar 10,542.

Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap pH formula deterjen serbuk

tanah dengan komersial menunjukkan nilai sig <0,05, yang berarti terdapat

perbedaan signifikan antara pH keduanya. Dengan demikian, penambahan

jenis tanah dapat menurunkan nilai pH, walaupun pengaruhnya masih belum

diketahui. Penurunan nilai pH, juga disebabkan oleh penggunaan surfaktan

MES yang bersifat asam karena memiliki nilai pH 4,2. Penambahan MES ke

dalam deterjen serbuk tanah menyebabkan konsentrasi peningkatan ion H+,

sehingga menyebabkan penurunan pH sediaan (Fauziah, 2010).

Deterjen serbuk yang menggunakan tanah kaolin menghasilkan nilai

pH yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah nano bentonit (Gambar

4.2). Hal ini mungkin disebabkan oleh pH suspensi kaolin yang berada pada

rentang asam sampai netral yaitu 4,0 – 7,5 (Rowe, et al., 2009). Berdasarkan

hasil analisis statistik dengan one way ANOVA, perbedaan nilai pH tanah

kaolin dan nano bentonit menunjukkan nilai sig >0,05 yang berarti jenis

tanah tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pH deterjen. Hal

9

9,5

10

10,5

11

F1 F2 F3 Komersial

Der

aja

t K

easa

ma

n (

pH

)

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

0

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ini mungkin disebabkan oleh penggunaan natrium karbonat sebagai agen

pengalkali untuk adjust pH dengan alkalinitas yaitu antara 9 – 11 (Smulders,

2002).

4.4.3 Hasil Pengukuran Tinggi Busa

Pengukuran tinggi busa adalah pengujian untuk melihat kemampuan

deterjen menghasilkan busa (Saputri, dkk., 2014 dalam Mauliana, 2016).

Tinggi busa menjadi parameter yang penting pada formulasi deterjen serbuk

karena konsumen lebih menyukai deterjen dengan busa yang banyak. Belum

terdapat standar mengenai tinggi busa pada deterjen. Oleh karena itu,

sebagai pembanding akan dilakukan pengujian tinggi busa terhadap deterjen

komersial. Pengujian ini dilakukan dengan melihat tinggi busa pada tabung

reaksi.

Gambar 4.3 Diagram hasil pengujian tinggi busa deterjen serbuk tanah

Pada hasil penelitian, deterjen serbuk tanah menunjukkan nilai tinggi

busa yang lebih besar dari pada deterjen komersial yaitu antara 4,73 – 4,90

cm, sedang nilai tinggi busa deterjen komersil yaitu 4,30 cm. Sehingga

dapat disimpulkan kualitas pembusaan deterjen serbuk tanah lebih baik dari

deterjen komersial. Pembusaan deterjen serbuk ini diduga dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti penggunaan surfaktan (MES) dan penambahan tanah

kaolin dan nano bentonit. MES merupakan surfaktan anionik yang memiliki

daya pembusaan yang tinggi (Salager, 2002), sedang tanah kaolin dan nano

3,5

4

4,5

5

5,5

6

F1 F2 F3 Komersial

Tin

gg

i B

usa

(cm

)

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

0

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bentonit memiliki kemampuan ion-exchange, sehingga dapat mengikat mg2+

dan Ca2+

dalam air untuk meningkatkan pembusaan (Alexandre dan Dubois,

2000).

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan one-way ANOVA pada

tanah kaolin dan nano bentonit tidak memberikan pengaruh secara nyata

terhadap tinggi busa deterjen serbuk tanah dengan nilai signifikansi yang

diperoleh yaitu 0,145 (sig >0,05). Jika data tersebut dibandingkan dengan

tinggi busa deterjen komersial maka diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,036

(sig <0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara semua formula

deterjen serbuk tanah dengan deterjen komersial.

4.4.4 Hasil Pengukuran Stabilitas Busa

Stabilitas busa merupakan kemampuan busa untuk tetap berada pada

larutan deterjen (Timurti, 2009). Pada pengukuran stabilitas busa dilakukan

dengan membandingkan tinggi busa akhir (t5) dengan tinggi busa awal (t0).

Persyaratan stabilitas busa pada deterjen serbuk juga belum ada, sehingga

perlu dilakukan pengujian pada deterjen komersial.

Pada hasil pengujian stabilitas busa deterjen serbuk tanah diperoleh

rata – rata nilai yaitu 78,18 – 83,00%, sedang hasil pengujian stabilitas busa

deterjen komersial diperoleh nilai 82,96%. Data perhitungan stabilitas busa

dapat dilihat pada lampiran 5.

Gambar 4.4 Diagram hasil pengujian stabilitas busa deterjen serbuk tanah

70

75

80

85

90

95

100

F1 F2 F3 Komersial

Sta

bil

ita

s B

usa

(%

)

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan hasil uji statistik one-way ANOVA pada stabilitas busa

deterjen serbuk tanah menunjukkan nilai signifikansi 0,898 (sig>0,05) yang

berarti tidak ada perbedaan bermakna pada stabilitas busa antara F1, F2 dan

F3. Pengujian statistik one-way ANOVA juga dilakukan terhadap deterjen

komersial dan menunjukkan hasil signifikansi 0,717 (sig>0,05) yaitu tidak

ada perbedaan bermakna antara formula deterjen serbuk dengan komersial.

Dari diagram di atas terlihat bahwa nilai stabilitas busa pada deterjen

serbuk dan deterjen komersil tidak berbeda signifikan. Kestabilan busa yang

ada pada deterjen serbuk tanah diduga karena adanya surfaktan MES, dan

CMC (foam stabilizer) dalam sediaan. Surfaktan mempertahankan stabilitas

busa dengan teradsorpsi ke dalam daerah antarfase dan mengikat gelembung

gas (Ware, et al., 2007). Sedangkan CMC dengan menguatkan dinding pada

gelembung busa dan memperlambat aliran air, sehingga busa yang terbentuk

menjadi lebih padat dan stabil (Sangamithra, et al., 2015). Selain itu, nano

bentonit juga berperan dalam stabilitas busa deterjen serbuk tanah dimana

partikel nano bentonit menghalangi pertukaran gas antar gelembung busa

melalui mekanisme difusi (Erasov, et al., 2015).

4.4.5 Hasil Pengukuran Stabilitas Emulsi

Stabilitas emulsi merupakan salah satu parameter yang perlu dianalisa

pada sediaan deterjen. Pada pengujian stabilitas emulsi ini dilakukan dengan

melihat stabilitas emulsi setelah 24 jam.

Gambar 4.5 Diagram hasil pengujian stabilitas emulsi deterjen serbuk

tanah

60

65

70

75

80

F1 F2 F3 Komersial

Sta

bil

ita

s E

mu

lsi

(%)

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

0

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nilai stabilitas emulsi menggunakan air-xylen berkisar antara 67,78 -

69,44%. Sedangkan nilai stabilitas emulsi detergen komersial yaitu 71,11%.

Dari pengamatan terlihat bahwa stabilitas emulsi deterjen serbuk tanah lebih

rendah jika dibandingkan dengan deterjen komersial. Perhitungan stabilitas

emulsi terdapat pada lampiran 6.

Hasil uji statistik kruskal wallis yang dilakukan pada semua formula

deterjen serbuk (F1, F2, F3) menunjukkan nilai sig >0,05 yaitu 0,110 yang

berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar formula. Berbeda dengan

hasil uji statistik kruskal wallis antara formula deterjen serbuk tanah dengan

deterjen komersial, terlihat ada perbedaan bermakna pada stabilitas emulsi

antara F1 dan F2 dengan deterjen komersial (sig <0,05), namun tidak ada

perbedaan bermakna antara F3 dengan komersial (sig >0,05).

Perbedaan yang tidak signifikan antara F1, F2, dan F3 pada formula

deterjen serbuk tanah diduga karena adanya penambahan MES 20%. MES

dapat menurunkan tegangan antara air-xylene yang memiliki nilai kepolaran

berbeda. Hal ini dikarenakan MES akan membentuk ikatan yang kuat pada

gugus hidrofiliknya dengan molekul-molekul polar dalam formulasi deterjen

(Timurti, 2009). MES yang digunakan pada formula deterjen diduga tidak

murni (impurities), sehingga nilai stabilitas emulsi formula deterjen serbuk

tanah lebih rendah dibandingkan deterjen komersial.

Pada gambar 4.5 menunjukkan nilai stabilitas emulasi F3 lebih tinggi

dari pada nilai stabilitas emulasi F1. Hal ini dikarenakan F3 mengandung

nano bentonit yang memiliki fungsi sebagai emulsion stabillizer (Rowe, et

al., 2009). Bentonit dapat meningkatkan viskositas. Peningkatan viskositas

ini diduga bisa meningkatkan stabilitas emulsi melalui penghambatan proses

coalessence (bersatunya misel-misel) (Waistra, 1996).

4.4.6 Hasil Pengukuran Kadar Air

Berdasarkan hasil pengujian, ketiga formula memiliki kadar air lebih

besar dari komersial dengan nilai yang dihasilkan berturut-turut adalah F1

8,00%, F2 8,44% dan F3 9,10 %. Nilai kadar air deterjen komersial adalah

5,23%. Perhitungan kadar air dapat dilihat pada lampiran 7.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.6 Diagram hasil pengujian kadar air deterjen serbuk tanah

Dari data diatas terlihat nilai kadar air detergen serbuk tanah berada

diluar standar. Menurut Permono (2002), standar kadar air yang ideal untuk

deterjen serbuk adalah 5 – 6 %. Kadar air yang tinggi dapat mempengaruhi

tekstur detergen serbuk. Selain itu, juga dapat meningkatkan pertumbuhan

mikroorganisme sehingga dapat mempengaruhi masa penyimpanan deterjen.

Berdasarkan hasil analisi statistik menggunakan one-way ANOVA,

nilai kadar air pada semua formula detergen serbuk tanah menunjukkan nilai

signifikansi 0,014 (sig <0,05) yang berarti terdapat perbedaan secara nyata

pada semua formula. Berdasarkan hasil analisis kruskal wallis antara semua

formula deterjen serbuk tanah dengan komersial juga menunjukkan nilai sig

<0,05 yaitu 0,019 yang berarti terdapat perbedaan yang nyata antara formula

deterjen serbuk tanah dengan komersial. Hal ini mungkin disebabkan oleh

sifat kaolin dan nano bentonit yang dapat menjerap air (Rowe, et al., 2009).

Berdasarkan gambar 4.6 terlihat bahwa deterjen serbuk dengan tanah

nano bentonit mengandung kadar air lebih tinggi dibandingkan kaolin. Hal

ini dapat disebabkan oleh adanya kandungan kadar air dari nano bentonit.

Menurut Rowe, et al., (2009), bentonit memilki kandungan kadar air yang

tinggi yaitu 5-12%, sedangkan kaolin hanya memiliki kadar air sebesar 1%.

4.4.7 Hasil Pengukuran Bahan Tidak Larut Air

Pengukuran bahan tidak larut dalam air dilakukan untuk mengetahui

kemampuan kelarutan detergen serbuk dalam air dan kandungan benda

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

F1 F2 F3 Komersial

Ka

da

r A

ir (

%)

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

asing yang terdapat dalam detergen serbuk yang dihasilkan. Menurut SNI-

06-4594-1998, jumlah bahan tidak larut dalam air tidak boleh >1%.

Gambar 4.7 Diagram hasil pengujian bahan tidak larut air deterjen serbuk

tanah

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai bahan tidak

larut air berkisar antara 8,63 – 4,37%. Dengan jumlah tertinggi terdapat

pada penambahan kaolin 10% dan yang terendah terdapat pada penambahan

nano bentonit 10%, sedangkan untuk jumlah bahan tidak larut air deterjen

komersial adalah 1,83%. Perhitungan nilai bahan tidak larut dalam air dapat

dilihat pada lampiran 8. Keberadaan bahan tidak larut air dapat disebabkan

oleh adanya bahan yang tidak larut dalam air seperti natrium sulfat, natrium

karbonat, kaolin dan nano bentonit. Natrium sulfat larut dalam 1,5 bagian

air. Natrium karbonat sebagian larut dalam air dingin. Kaolin dan bentonit

praktis tidak larut dalam air, namun bentonit dapat mengembang pada 12

kali volume air (Rowe, et al., 2009).

Berdasarkan hasil analisis statistik one-way ANOVA yang dilakukan

pada semua formula (F1, F2, dan F3) menunjukkan nilai signifikansi 0,000

(sig <0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna terhadap nilai bahan

tidak larut air pada semua formula deterjen serta hasil analisis statistik one-

way ANOVA pada formula deterjen serbuk tanah dengan deterjen komersial

juga menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (sig <0,05) yang berarti

juga terdapat perbedaan secara bermakna.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

F1 F2 F3 Komersial

Ba

ha

n T

ida

k L

aru

t A

ir (

%)

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan gambar 4.7 menunjukkan bahwa deterjen serbuk tanah

dan deterjen komerial tidak memenuhi nilai SNI. Secara umum, nilai bahan

tidak larut air semakin turun seiring naiknya konsentrasi nano bentonit. Hal

tersebut dapat dikarenakan tanah bentonit yang digunakan memiliki ukuran

nano yaitu sebesar 275,1 nm. Bentuk nanopertikel memiliki banyak manfaat

termasuk meningkatkan suatu kelarutan bahan (Widyanti, 2010). Menurut

Chasani, dkk., (2013), bahan tidak larut air yang tinggi pada deterjen serbuk

akan menjadi residu pada mesin cuci. Sehingga dibutuhkan penelitian lebih

lanjut untuk melihat apakah ukuran nano pada bentonit dapat mempengaruhi

kerusakan pada mesin cuci.

4.4.8 Hasil pengukuran Daya Deterjensi

Pengujian daya deterjensi dilakukan untuk mengetahui kemampuan

pembersihan deterjen dalam menghilangkan kotoran pada kain. Pengujian

ini dilakukan dengan mengukur absorbansi dari larutan deterjen 1% dalam

air menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 450 nm.

Data perhitungan daya deterjensi dapat dilihat pada lampiran 9.

Hasil pengujian menunjukkan nilai absorbansi deterjen serbuk tanah

berkisar antara 0,466 – 0,587, sedangkan nilai absorbansi deterjen komersial

adalah 0,437. Data hasil pengujian tertera pada gambar 4.8 berikut ini :

Gambar 4.8 Diagram hasil pengujian daya deterjensi deterjen serbuk tanah

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

F1 F2 F3 Komersial

Da

ya

Det

erje

nsi

(A

bs)

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa nilai absorbansi serbuk tanah

memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada dengan deterjen komersial. Nilai

absorbansi yang tinggi menunjukkan bahwa daya deterjensi semakin baik.

Komponen yang berperan penting pada daya deterjensi adalah surfaktan.

Pada penelitian ini digunakan surfaktan metil ester sulfonat karena memiliki

daya deterjensi yang tinggi dengan resiko iritasi yang rendah. Selain itu,

komponen lain seperti builders juga dapat meningkatkan daya deterjensi

melalui ion-sequestering (Smulders, 2002).

Pada hasil analisis statistik, terdapat perbedaan yang signifikan (sig

<0,05) antara semua formula (F1, F2, dan F3) dengan nilai sig 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa variasi tanah berpengaruh nyata terhadap peningkatan

daya deterjensi. Pada hasil uji statistik F2 dan F3 dengan deterjen komersial

didapatkan nilai sig <0,05, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan.

Sedangkan hasil statistik F1 dengan deterjen komersial menunjukkan nilai

sig >0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan gambar 4.8 terlihat bahwa deterjen serbuk dengan tanah

nano bentonit mempunyai daya deterjensi lebih tinggi dibandingkan kaolin.

Hal ini diduga karena bentonit yang berukuran nano. Menurut Mierzwa, dkk

(2013), penambahan nanoclay dapat menambah sudut kontak, sehingga bisa

meningkatkan kemampuan nano bentonit dalam menyerap kotoran (Parolo,

dkk., 2010).

4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri

Pengujian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antibakteri F3 (nano bentonit

10%) terhadap Staphylococcus aureus InaCC B4 dan Escherichia coli InaCC B5.

Pengujian ini dilakukan menggunakan metode difusi cakram, dan sebagai kontrol

negatif digunakan deterjen serbuk tanpa tanah (F0). Berdasarkan hasil penelitian,

didapatkan hasil berupa zona hambat pada S. aureus InaCC B4 dan tidak ada zona

hambat pada E.coli InaCC B5. Hasil rata-rata diameter zona hambat dapat dilihat

pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Sabun Cair Tanah

Sampel

Diameter Zona Hambat (mm)

E. coli InaCC B5

gram (-)

S. aureus InaCC B4

gram (+)

F0 / kontrol negatif 0 0

F3 0 10,5 Keterangan : FM0 (Formula tanpa tanah), F3 (Nano bentonit 10%)

Berdasarkan klaifikasi Greenwood, F3 (nano bentonit 10%) memiliki respon

hambatan yang lemah pada bakteri S. aureus InaCC B4 dan tidak memiliki respon

hambatan pada bakteri E. coli InaCC B5. Bakteri gram negatif diduga memiliki

ketahanan yang lebih besar terhadap F3 (nano bentonit 10%). Hal ini disebabkan

karena bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang lebih kompleks (Hart dan

Shears, 2004).

Gambar 4.9 Hasil pengujian aktivitas antibakteri (a) Bakteri E. coli InaCC B5

dengan penambahan F3 (nano bentonit 10%); (b) Bakteri S. aureus InaCC B4

dengan penambahan F3 (nano bentonit 10%); (c) Bakteri E. coli InaCC B5 tanpa

penambahan tanah (F0); dan (d) Bakteri S. aureus InaCC B4 tanpa penambahan

tanah (F0).

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada gambar 4.9 terlihat F3 hanya memberikan zona hambat pada bakteri S.

aureus InaCC B4. Hal ini menunjukkan F3 kurang sensitif pada E. coli InaCC B5.

Kemungkinan dibutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi agar dapat menghasilkan

zona hambat terhadap E. coli InaCC B5. Pada kontrol negatif (F0) terlihat tidak

memberikan zona hambat pada S. aureus InaCC B4 maupun E. coli InaCC B5

sehingga aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus InaCC B4 diduga dari tanah

nano bentonit dalam formula deterjen serbuk.

Aktivitas antibakteri pada S. aureus InaCC B4 diduga akibat dari mineral

montmorillonit. Monmorillonit merupakan mineral yang terdapat dalam bentonit

yaitu sekitar 80% (Gunister, et al., 2004). Sifat khusus montmorillonit adalah

dapat membentuk gel tiksotropik, menyerap air dalam jumlah besar, dan memiliki

kapasitas tukar kation yang tinggi yaitu 70–120 meq/100 g. Kapasitas pertukaran

kation ini memungkinkan mineral untuk mengikatkat ion anorganik dan organik

misalnya protein (WHO, 2005). Mineral monmorillonit dapat menghambat bakteri

S. aureus InaCC B4 dengan pertukaran ion logam pada mineral monmorillonit

seperti Cu 2+

, Al3+

, dan Si4+

dengan protein pada dinding bakteri, sehingga dapat

menyebabkan kematian pada bakteri (Magana, et al., 2008).

4.6 Hasil Pengamatan Mikroskop Elektron (SEM)

Pengamatan SEM digunakan untuk mempelajari pola perubahan morfologi

dan struktur sel bakteri. Pengujian dilakukan untuk melihat kerusakan terhadap sel

bakteri S. aureus InaCC B4 akibat penggunaan deterjen serbuk tanah. Data hasil

pengujian SEM dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Hasil pengamatan menggunakan mikroskop elektron (SEM)

(a) Staphylococcus aureus yang tidak diberi perlakukan (kontrol) dan

(b) Staphylococcus aureus yang diberi deterjen serbuk tanah (F3).

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan hasil SEM terlihat bahwa sel normal S. aureus berbentuk bulat

dan tersusun seperti anggur dengan permukaan yang licin (Jawetz, 1980) (Gambar

4.10 (a)). Pengaruh penggunaan F3 (nano bentonit 10%) menyebabkan S. aureus

mengalami perubahan morfologi seperti bentuk sel menjadi tidak beraturan dan

permukaannya tidak rata karena terdapat tonjolan pada dinding sel (Gambar 4.10

(b)). S. aureus adalah bakteri gram positif yang memiliki lapisan peptidoglikan

tebal. Menurut Gilbert (1984) tonjolan kecil pada permukaan sel S. aureus terjadi

akibat dari peptidoglikan tidak mampu untuk menahan tekanan intraseluler yang

tinggi.

Mekanisme kerusakan dinding sel bakteri disebabkan oleh interaksi dengan

montmorillonit. Menurut Magana, et al., (2008) mekanisme kerusakan ini terjadi

melalui pertukaran ion dari komponen nano bentonit, yaitu montmorillonit dengan

komponen bakteri. Pertukara ion terjadi antara permukaan dinding bakteri yang

bermuatan negatif dengan permukaan monmorillonit yang bermuatan positif.

Hasil dari pertukaran ion ini adalah terjadi keterikatan antara dinding sel bakteri

dengan monmorillonit sehingga sel bakteri dapat mengalami plasmolisis.

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

46 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Semua formula deterjen serbuk tanah memiliki organoleptik yang sama.

Namun terdapat perberbedaan pada warna, dimana F2 dan F3 berwarna

coklat sedangkan F1 berwarna putih.

2. Semua formula deterjen serbuk tanah telah memenuhi standar, kecuali

pada parameter kadar air dan bahan tidak larut air.

3. Formula yang menunjukkan karakteristik terbaik adalah formula yang

menggunakan nano bentonit 10% (F3).

4. F3 memiliki aktivitas antibakteri yang lemah pada S. aureus InaCC B4.

Namun, tidak memiliki aktivitas antibakteri pada E. coli InaCC B5.

5. Pada pengamatan menggunakan SEM, terdapat perubahan morfologi

yang cukup signifikan pada bakteri S. aureus InaCC B4.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan optimasi formula deterjen serbuk untuk mengurangi

kadar air dan bahan tidak larut air deterjen serbuk tanah.

2. Membuat standar khusus SNI pada bahan tidak larut air dalam sediaan

deterjen serbuk penyuci najis mughalladzah karena terkandung tanah

yang tidak larut air.

3. Melakukan pengujian karakteristik kimia deterjen serbuk seperti bobot

jenis, serta kadar fosfat untuk mengetahui kadar pencemaran deterjen

serbuk terhadap perairan.

4. Melakukan pengujian aktivitas antibakteri deterjen serbuk tanah pada

bakteri E. coli dan S. aureus menggunakan konsentrasi yang berbeda.

5. Melakukan pengujian aktivitas antibakteri deterjen serbuk tanah pada

bakteri dalam air liur anjing dengan metode swab.

6. Melakukan pengujian aktivitas antibakteri deterjen serbuk tanah pada

jenis bakteri lain yang terdapat dalam air liur anjing.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Abatasa, 2012. Thaharah adalah Ritual. http://m.pustaka.abatasa.co.id/pustaka/

detail/fiqih/najis-dan-tingkatannya/thaharah-adalah-ritual.html [24-01-2017]

Adami, I dan F. Moretti. 1996. Drying and agglomeration processes for

traditional and concentrated detergent powders. In: Soap and Detergent: A

Theotritical an Practical Review. Spitz, L. (Ed.). AOAC Press, Champaign,

Illinois.

Adiandri, R.S., 2006, Kajian Pengaruh Konsentrasi Metanol dan Lama Reaksi

pada Proses Pemurnian Metil Ester Sulfonat terhadap Karakteristik

Detergen Serbuk. [Tesis] Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.

Aisyah Siti, Suryani A, Sunarti, T Candra, 2010, Produksi Surfaktan Alkil

Poliglikosida (Apg) Dan Aplikasinya Pada Sabun Cuci Tangan Cair, J. Tek.

Ind. Pert. Vol. 20 (2):159-165.

Alexandre, M., dan Dubois, P., 2000, Polymer-layered Silicate Nanocomposites :

Preparation, Properties and Uses of A New Class of Materials, Journal of

Materials Science and Engineering 28: 1-63

Ali Sadeghian Maryan, dan Majid Montazer. 2014. Natural and organo-

montmorillonite as antibacterial nanoclays for cotton garment. Journal of

Industrial and Engineering Chemistry. Iran : Elsevier Publishing.

Anggraeni, I.N., 2014. Optimasi Formula Sabun Bentonit Penyuci Najis

Mughalladzah dengan Kombinasi Minyak Kelapa (Coconut Oil) dan

Minyak Kelapa Sawit (Palm Oil) Menggunakan Simplex Lattice Design,

Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Angkatavanich J, W Dahlan, U Nimmannit, V Sriprasers, N. Sulongkood. 2008,

Development of clay liquid detergent for Islamic cleansing and the stability

study, International Journal of Cosmetics Science (31); 131-141,

Chulalongkorn University, Bangkok

Asad, Md. Abdullah., Shantanu Kar., Mohammad Ahmeduzzaman dan Md.

Raquibul Hassan. 2013. Suitability of Bentonite Clay : an analytical

approach, International Journal of Earth Science. 2013; 2 (3): 88-95.

Bangladesh : Science Publishing Group.

ASTM D1331. 2000. Standard Test Methods for Surface and Interfacial Tension

of Solutions of Surface-Active Agents. Annual Book of ASTM Standards,

Vol 15.04. Easton, MD, USA.

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Atikah, Nur. 2015. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum

americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans.

[skripsi], Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ayoup, M., Ghrair, J.I., and Thilo, S., 2009, Preparation and Characterization,

Water Air Soil Pollut, Journal of Nanoparticulate Zeolitic Tuff for

Immobilizing Heavy Metals in Soil, 203: 155.

Aziz, Syaikhul. 2011. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun dan Umbi

Bakung Putih (Crinum asiaticum L.) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat.

[skripsi], Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Badan Standarisari Nasional. 1998. SNI 06-4594-1998 : Deterjen serbuk dan

Pencuci Sintetik untuk Rumah Tangga. BSN, Jakarta.

W. E. Bailie, E. C. Stowe, And A. M. Schmitt. 1977. Aerobic Bacterial Flora of

Oral and Nasal Fluids of Canines with Reference to Bacteria Associated

with Bitest. Joujrnal Of Clinical Microbiology,Vol 7 No.2. Manhattan,

Kansas.

Bastian F., SuryaniA, dan SunartiT. C. 2012. Peningkatan Kecerahan Pada

Proses Sintesis Surfaktan Nonionik Alkil Poliglikosida (Apg) Berbasis

Tapioka Dan Dodekanol. Reaktor, Vol. 14 No. 2,Hal. 143-150

Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing.

Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama, USA. 359.

Buzea, C., Blandino, I.I.P, dan Robbie, K., 2007, Nanomaterial and nanoparticles

: sources and toxicity, Biointerphases, 2: MR170– MR172

Chasani M, Purwati, Senny W, dan Bina L, 2013, Formulasi Deterjen Berbahan

Aktif Etil Ester Sulfonat dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia cattapa)

dengan Penambahan Enzim Papain. Jurnal vol.4, No.2, Fakultas Saintek,

UNSOED, Purwakarta.

Chopade SP, Nagarajan K. Ion exchange-Detergent formulations 2000; 3: 2560-7.

Cox, M. F. dan U. Weerasoriya. 2001. Methyl Ester Ethoxylates. Editor : Floyd

E.Friedli. Marcel Dekker, Inc. USA.

Dahlan, Winai. 2010. Najis Cleansing Clay Liquid Soap. Bangkok : Patent

Cooperation Treaty (PTC).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi

IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisius

Erasov V. S., M. Yu. Pletnev, and B. V. Pokidko. 2015. Stability and Rheology of

Foams Containing Microbial Polysaccharide and Particles of Silica and

Bentonite Clay. Colloid Journal, Vol. 77, No. 5, p. 614–621. Moscow :

Russia

Farhani, A Nisa, 2014, Kombinasi Teknik Top Down Dan Bottom Up Dalam

Pembuatan Nanokristalin Hidoksiapatit Dari Batu Gamping, [skripsi],

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Bogor.

Fatwa Malaysia. 2006. Hukum Melakukan Samak Najis Mughallazah dengan

Sabun Tanah Liat. http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-kebangsaan/hukum-

melakukan-samak-najis-mughallazah-menggunakan-sabun-tanah-liat,

diakses pada [16-01-2017].

Fauzan A, 2013, Sintesis Natrium Silikat dari Lumpur Lapindo sebagai Inhibitor

Korosi, Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 2, Fakultas Teknologi Industri,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

Greiner R, 2009,Current and projected applications of nanotechnology in the food

sector. Journal of Brazillian Society of Food and Nutrition 34 (1): 243-260.

Gunister, E. et al. 2004. Effect of Sodium Dodecyl Sulfate on Flow and

Electrokinetic Properties of Na-activated Bentonite Dispersions.

https://www.researchgate.net/publication/225149098_Effect_of_sodium

dodecyl_sulfate_on_flow_and_electrokinetic_properties_of_Na_activated_

bentonite_dispersions diakses pada [18-01-2017].

Hanafiah, K.A 2005. Dasar-Dasar llmu Tanah. PT Raja Garafindo Persada.

Jakarta.

Handayani A.P. 2009. Pengaruh Peningkatan Kosentrasi Ekstrak Etanol 96% Biji

Alpukat (Perseae americana Mill) Terhadap Formulasi Sabun Padat

Transparan. [skripsi], Fakultas Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Handi, A. 2008. Tanah Steril Dan Sabun Calr Tanah Steril Sebagai Bahan

Antimikroba Terhadap Air Llur Anjing. [skripsi], Fakultas Kedokteran

Hewan IPB, Bogor.

Handrayani, L., Aryani R., Indra. 2015. Liquid Bath Soap Formulation and

Antibacterial Activity Test Against Staphylococcus aureus of Kecombrang

(Etlingera elatior [Jack] R. M. Sm.) Flos Extract. Pharmaceutical

Technology. ISSN 9-772476-969006: 17-22.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hargreaves, T. 2003. Chemical Formulation : An Overview Surfactant-based

Preparation Used in Everyday Life. Cambridge : RSC Paperbacks.

https://www.scribd.com/document/290948947/Chemical-Formulation

diakses pada [02-02-2017].

Hariana, Arief. 2007.Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Hasanah, U. 2011. Perilaku Bersuci Masyarakat Islam: Etika Membersihkan

Najis (Studi di Masyarakat Pulo Gerbang Jakarta timur). [skripsi], Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hauthal, H. G. 1999. Types and Typical Ingredients of Detergents. Di dalam Guy

Broze (Eds). 1999. Handbook of Detergents Part C: Analysis. Marcel

Dekker, New York.

Herlina, 1999, Pembuatan Karakteristik dan Uji Aktivitas Stuktur Bentonit pada

Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah,Yogyakarta : Universitas Gadjah

Mada.

Hermawan, A., Hana, W dan Wiwiek T. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih

(Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli dengan Metode Diffusi Disk. Surabaya : Universitas

Airlangga.

Hie, Bernat. 2010. Adsorpsi Surfaktan Kationik (HDTMA-Br) dan Anionik (SDS)

pada Polyelectrolyte Bilayer-Modified Zeolite (PEB-MZ) Serta Uji

Kestrabilan Interaksi Polielektrolit-Surfaktan, Fakultas MIPA, UI, Depok.

Hui, Y.H. 1996. Bailey‟s Industrial Oil and Fat Product. Vol. 3. A Wiley-

Interscience Publication. John Wiley & Sons, Inc. United State.

Fauziah, Ika Nuriyana. 2010. Formulasi Deterjen Cair: Pengaruh Konsentrasi

Dekstrin Dan Metil Ester Sulfonat (MES). Skripsi. Bogor : Fakultas

Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Imerson, A. (Ed)., 1992, Thickening and Gelling Agent form Food, Blackie

Akademic & Proffesional, Glasgow.

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A. 1995. Medical Microbiology. USA:

McGrraw Hill.

Jauhari, Lendra Tantowi. 2010. Seleksi dan Identifikasi Kapang Endofit Penghasil

Antimikroba Penghambat Pertumbuhan Mikroba Patogen [skripsi] Program

Studi Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kamal, Netty., 2010, Pengaruh Bahan Aditif Carboxyl Methyl Cellulose (CMC)

Terhadap Beberapa Parameter Pada Larutan Sukrosa,Jurnal Teknologi

Vol. I, Edisi 17, Teknik Kimia, ITENAS, Bandung.

Kharkwal H, Anu Keshwani, Bhanu Malhotra, 2015, Natural Polymer Based

Detergents For Stain Removal,International Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences, Vol.4 Issue.4: 490-508.

Kurniati, Elly., 2008, Penurunan Konsentrasi Detergent Pada Limbah Industri

Laundry Dengan Metode Pengendapan Menggunakan Ca(OH)2, Jurnal

Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 1 No. 1, Surabaya.

Llewellyn, D. T., & Hudd, R. C. (1998). Steels: Metallurgy andapplications.

London: Reed Educationaland Professional Publishing Ltd.

Lyman, C. Fiori, and E. Lifshin. 1992. Scanning electron microscopy and X-ray

microanalysis : A text for biologist, materials Scientist, and cytologists, 2nd

ed. Plemun Press, New York, New York, 820 p.

Lynn, J.L. 2005. Detergents and Detergency. Didalam Fereidoon S. (Eds.) 2005.

Baileys Industrial Oil and Fat Products From Oil and Fats.New Jersey : John

Wiley & Sons.

Magaňa, S.M., Quintana, P., Aguilar, D.H., Toledo, J.A., Ángeles-Chávez, C.,

Cortés, M.A.,Léon, L., Freile-Pelegrın, Y., López, T., Torres Sánchez,

R.M., 2008. Antibacterial activity of montmorillonites modified with silver.

Journal of Molecular Catalysis A: Chemical 281 (2008) 192–199.

Majelis Ulama Indonesia (MUI). 2003. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4

Tahun 2003 Tentang Standardisasi Fatwa Halal. Jakarta : Majelis Ulama

Indonesia Komisi Fatwa.

Manik. dan Edward. 1987. Sifat-sifat Detergen dan Dampaknya Terhadap

Perairan. Oceana, Jakarta.

Manisha M. P Muthuprasanna. Prabha S. 2009. A Review. Basics and Application

of Surfactans. International Journal of PharmaTech Research. Vol. 1 No.4

pp. 1354-1365

Matheson, K.L. 1996. Surfactant Raw Materials : Classification, Syntesis, uses. In

Soap and Detergent, A Theoritical and Practical Review. USA : AOCS

Press.

Mauliana. 2016. Formulasi Sabun Padat Bentonit dengan Variasi Konsentrasi

Asam Stearat dan Natrium Lauril Sulfat. [skripsi], Program Studi Farmasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Miyado. 2003. Prosedur karakterisasi dan identifikasi Aktinomisetes. Puspita L;

penerjemah. Dalam : Training Course on Identification of Bacteria. Bogor

Mughniyah, Muhammad Jawad. 2015. Fiqih Lima Mazhab. Jakarta : Lentera.

Mujib, Abdul. 1994. Kamus Istilah Fiqh. Jakarta : Pustaka Firdaus.

Murray, H.H, 2006, Bentonite applications, in: Applied Clay Mineralogy :

Occurrences, Processing and Applications of Kaolins, Bentonites,

Palygorskitesepiolite, and Common Clays, vol. 2, Elsevier, Amsterdam.

Nidya, Chitraningrum, 2008., Sifat Mekanik dan Termal Pada Bahan Nano

komposit Epoxy-Clay Tapanuli. Depok : Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam,Universitas Indonesia.

Nisa’, Fakhrun. 2016. Formulasi Sabun Cair Minyak Nilam (Pogostemon cablin

Benth.) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923.

[skripsi], Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Paristya,Wiedy., Arnelli, dan B. Cahyono., 2013, Formulasi Larutan Detergen

Dari Natrium Dodesil Sulfat Dan Sintesis Natrium Dodesil benzena

Sulfonat, Jurnal, Vol 1, No 1, Universitas Diponegoro, Semarang.

Parolo, M E., Avena, M.J., Pettinari, G., Zajonkovsky, I., Valles, J.M. & Baschini,

M.T. (2010). Antimicrobial properties of tetracycline and minocycline-

montmorillonites. Applied Clay Science, 49: 194-199.

Patterson, R. (2009). Laundry Product Research. Diakses pada [13-07-2017], dari

http://www.lanfaxlabs.com.au/index.html

Paye, Marc, Andre O. Barel dan H.I. Maibach. 2006. Handbook of Cosmetic

Science and Technology, 2nd Ed. New York: CRC Press.

Permono. Ajar. 2002 . Membuat detergen serbuk, Penebar swadaya. Jakarta.

Pelczar, M. J dan Chan,E.S.C. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1. UI Press.

Jakarta.

Porter, M.R. 1997. Anionic Detergent. Lipid Technologies and Applications.

Frank D.G and Ferd B.P (Ed.) Marcel Dekker, Inc., New York.

Purnamawati, D. 2006. Kajian Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat

terhadap Mutu Sabun Transparan. Institut Pertanian Bogor.

Purwanto S, 2006, Penggunaan Surfaktan Metil Ester Sulfonat Dalam Formula

Agen Pendesak Minyak Bumi, Institut Pertanian Bogor.

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Puziah Hashim, Norrahimah Kassim, Dzulkifly Mat Hashim, Hamdan Jol. 2013.

Study on the Requirement of Clay for Islamic Cleansing in Halal Food

Industry, The Online Journal of Science and Technology. Selangor,

Malaysia : Faculty of Agriculture University Putra Malaysia.

Ramadhan, Aditya. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa-senyawa Hasil

Modifikasi Struktur Etil p-Metoksisinamat Melalui Reaksi Esterifikasi

terhadap Bakteri Gram Negatif dan Gram Positif. UIN SyarifHidayatullah

Jakarta.

Razak, A., Djamal, A., Revilla, G. 2013. Uji Daya Hambat Air Perasan Buah

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) terhadap Pertumbuhan Bakteri S.

aureus Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas.

Rifa’i, Mohammad. 2006. Risalah Tuntutan Shalat lengkap. Semarang: PT. Kraya

Toha Putra.

Rowe Raymond C, Paul J Sheskey, dan Sian c Owen. 2009. Handbook of

Pharmaceutical Excipients, 6th ed. London: Pharmaceutical Press.

Safitri, Devy. 2009. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Pada Formulasi Sabun Padat

Transparan dengan Lendir Lidah Buaya (Aloe barbadensis Mill.). Program

Studi Farmasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Salager, J.L. 2002. Surfactants Types and Uses. Version 2. FIRP Booklet #E300-

A: Teaching Aid in Surfactant Science & Engineering in English.

Universidad De Los Andes, Mérida-Venezuela.

Salmiah, A.,R. Awang dan R. Ghazali. 2001. Properties of Sodium Soap Derived

From Palm–Based Dihydroxystearic Acid. J. Palm Research. Vol 13 (2):33-

38. Malaysian Palm Oil Board, Kuala Lumpur.

Sangamithra,A. V. Sivakumar, K. Kannan and Swamy Gabriela John. 2015.

Foam-Mat Drying of Muskmelon. International journal of Food Technology.

Kongu Engineering College, Tamil Nadu, India.

Sarwat, Ahmad, Lc. 2010. Fiqh Thaharah. Jakarta : DU Center Press. Hal 64

Setyawan, Yulis. H. 2009. Teknologi Surfaktan “Rekayasa Proses Agroindustri”.

Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Silaban, Lowysa Wanti. 2009. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri

dari Kulit Buah Sentul (Sandoricum koethape (Burm. f.) Merr) terhadap

Beberapa Bakteri Secara In Vitro. Fakultas Farmasi Universitas Sumatra

Utara.

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Siswandono, dan B. Soekardjo.,1995, Kimia Medisinal I, Airlangga University

Press Surabaya.

Siwayanan, P. Aziz R. et al.,2014. Characterization of Phosphate-Free Detergent

Powders Incorporated with Palm C16 Methyl Ester Sulfonate (C16MES)

and Linear Alkyl Benzene Sulfonic Acid (LABSA). Journal Surfactant

Detergent 17:871–880. Faculty of Chemical Engineering : Malaysia.

SM. (2009). Malaysian Standard MS 1500 Halal Food - Production, preparation,

handling and storage. General Guidelines. In Standards Malaysia (Eds.),

Shah Alam: SIRIM Berhad.

Smulders, E (2002), Laundry Detergents, Wiley-VCH Verlag GmbH, Weinheim,

Germany.

Stubenrauch, C., Takiezsi, A.V. Kuristov., K. Exerowd, dan D.Tailer. 2003.

Tenside Surfactants Detergents: A New Experimental Technique to

Measure the Drainage and Life Time of Foam. Hanser, Deutschland-

Muchen.

Sulistiyani TR. 2006. Isolasi dan karakterisasi aantibiotik dari isolat

aktinomisetes tanah Pulau Timor Bagian Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institute Pertanian Bogor.

Supriyadi, Andi. 2008. Modifikasi Zeolit Clinoptilolite dengan (Poly) Allylamine

Hydrochloride) dan Poly (Stirene Sulfonate) sebagai Adsorben Surfaktan.

Skripsi. Universitas Indonesia.

Suryani, A., I. Sailah dan E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi

Industri Pertanian. IPB, Bogor.

Trimurti, B., C. Fauziah, dan Kristin, 2009, Aplikasi Enzim Protease dalam

Formulasi Deterjen Cair Berbasis Metil Ester Sulfonat (MES) yang Ramah

Lingkungan,Jurnal, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.

Waistra, P. 1996. Encyclopedia of Emulsion Technology. Tire Dekkel Inc., New

York.

Wasitaatmaja, S, M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik medik. Jakarta: UI Press.

Watkins, C. 2001. Surfactant and Detergent : All Eyes are on Texas. Inform

12:1152-1159.

WHO (World Health Organization). 2005. Bentonite, Kaolin, And Selected Clay

Minerals. Geneva : Environmental health criteria ; 231

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Widyanti, AL., 2010, Pembuatan Sensor Elektrokimia Berbasis Emas Nano

partikel Untuk Kuantisasi Rasa Pedas Secara Voltameter Siklik, [skripsi],

Universitas Institut Tekhnologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Wujana, S., Mustaniroh, S.A., dan wahyuningrum, I. 2005. Pemanfaatan Minyak

Goreng Bekas untuk Pembuatan Sabun: Kajian Lama Penyabunan dan

Konsentrasi Dekstrin, Jurnal Teknologi Pertanian, vol 6 (3). Malang: FTP.

Wijatani, Arum., Ummah K, dan Tjahjani., 2005, Karakterisasi Karboksimetil

Selulosa (CMC) Dari Eceng Gondok (Eichornia Crassipes Mart), Jurnal,

Departemen Kimia, Fakultas MIPA Universitas Surabaya, Surabaya.

Yangxin, Y.U., Jin, ZHAO., Bayly, A.E.,2008. Development of Surfactan and

Builder in Detergent Formulations. Chinese Journal of Chemical

Enggineering. 16(4) 517-527.

Zurinal dan Aminuddin, 2008. Fiqh Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

LAMPIRAN

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Alur Penelitian

Studi Literatur

Uji Pendahuluan (perbandingan kosentrasi tanah

kaolin dan nano bentonit)

Pembuatan deterjen serbuk tanah

Evaluasi

Sifat Fisiko-Kimia

Kualitas Deterjen

Perbandingan konsetrasi

terpilih

Analisis data dengan one-way ANOVA

Formula dengan

karakteristik terbaik

Pengamatan menggunakan SEM

Uji aktivitas antibakteri

Organoleptis

pH

Tinggi busa

Stabilitas busa

Stabilitas emulsi

Kadar air

Bahan tidak larut air

Daya Deterjensi

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Deterjen Serbuk Tanah

Proses Pencampuran

Suhu : 60oC

Waktu : 30 menit

Kecepatan: 150 rpm

MES

Natrium karbonat

Aquades

Natrium Sulfat

Natrium silikat STPP

Homogenisasi

Sediaan I

Parfum

CMC

Nano Bentonit

Kaolin

Pengeringan dengan oven

Suhu : 80oC selama 6 jam

Deterjen serbuk

kasar

Sortasi (Mesh 18)

Deterjen serbuk

Evaluasi

Loss weight

Loss weight

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Neraca Massa Proses Pembuatan Deterjen Serbuk Tanah

Perhitungan dan penimbangan bahan

*Sediaan dibuat sebanyak 200 gram

Bahan

Penimbangan Bahan

F1 F2 F3

% gram % gram % gram

MES 20 40 20 40 20 40

STPP 15 30 15 30 15 30

Na2CO3 15 30 15 30 15 30

Nano Bentonit - - 5 10 10 20

Kaolin 10 20 5 10 - -

CMC 3 6 3 6 3 6

Na Silicate 6 12 6 12 6 12

Parfume 1 2 1 2 1 2

Na Sulphate 20 40 20 40 20 40

Aquades 10 20 10 20 10 20

Total 100 200 100 200 100 200

Keterangan : F1 (kaolin 10%), F2 (kaolin 5% : nano bentonit 5%), F3 (nano bentonit 10%).

Perhitungan neraca massa pembuatan deterjen serbuk

Rumus Rendemen = Berat akhir (gram )

Berat awal (gram )x 100%

F1 (Kaolin 10%)

1. Berat sediaan awal : 200 gram

2. Berat setelah pengeringan : 180,6 gram

3. Berat setelah sortasi : 175,8 gram

F2 (Kaolin 5% : Nano bentoni 5%)

1. Berat sediaan awal : 200 gram

2. Berat setelah pengeringan :179,6 gram

3. Berat setelah sortasi : 176,5 gram

F3 (Nano bentonit 10%)

1. Berat sediaan awal : 200 gram

2. Berat setelah pengeringan : 182,3 gram

3. Berat setelah sortasi : 178,4 gram

175,8 gram

200 gram x 100% = 87,90%

176,5 gram

200 gram x 100% = 88,25%

178,4 gram

200 gram x 100% = 89,20%

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Data Hasil Uji Pendahuluan

Formula Uji Pendahuluan (Perbandingan Kombinasi Kaolin-Nano Bentonit)

Bahan

Formula Uji Pendahuluan

FKB1 FKB2 FKB3 FKB4 FKB5

% % % % %

MES 20 20 20 20 20

Nano Bentonit 9 7 5 3 1

Kaolin 1 3 5 7 9

Aquades q.s q.s q.s q.s q.s

Total 100 200 100 200 100

Perhitungan Tinggi dan Stabilitas Busa

Formula Uji ke- 1 Uji ke- 2 Uji ke- 3

Kaolin : Nano bentonit (1 : 9)

t0 2,1 cm 1,9 cm 1,8 cm

t5 1,9 cm 1,7 cm 1,6 cm

Stabilitas busa 90,48% 89,47% 88,89%

Kaolin : Nano bentonit (3 : 7)

t0 1,9 cm 1,5 cm 1,6 cm

t5 1,7 cm 1,3 cm 1,4 cm

Stabilitas busa 89,47% 86,67% 87,50%

Kaolin : Nano bentonit (5:5)

t0

t5

2,0 cm

1,8 cm

1,9 cm

1,7 cm

2,3 cm

2,0 cm

Stabilitas busa

90,00% 89,47% 86,96%

Kaolin : Nano bentonit (7 : 3)

t0 2,3 cm 2,0 cm 2,1 cm

t5 2,0 cm 1,8 cm 1,8 cm

Stabilitas busa 86,95% 90% 85,71%

Kaolin : Nano bentonit (9 : 1)

t0 2,1 cm 2,2 cm 2,2 cm

t5 1,7 cm 1,7 cm 1,8 cm

Stabilitas busa 80,95% 77,27% 81,82%

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Data Viskositas Uji Pendahuluan Semua Rpm

Formula Rpm Cp % Torque

Kaolin : Nano bentonit

(1 : 9)

10 3170 20,5

12 2190 23,4

20 2050 32,3

30 1860 43,0

50 1120 52,1

60 880 64,0

100 660 64,0

Kaolin : Nano bentonit

(3 : 7)

10 2940 12,9

12 2200 14,8

20 2180 22,0

30 1820 42,0

50 890 51,9

60 730 63,5

100 580 63,5

Kaolin : Nano bentonit

(5:5)

10 2590 31,7

12 2480 36,0

20 1950 43,9

30 1460 44,0

50 880 54,0

60 730 63,5

100 620 63,5

Kaolin : Nano bentonit

(7 : 3)

10 2590 17,7

12 2080 21,6

20 1950 25,9

30 1460 36,0

50 880 43,9

60 750 62,0

100 440 62,9

Kaolin : Nano bentonit

(9 : 1)

10 2050 22,0

12 1860 29,7

20 1480 36,0

30 1250 43,9

50 880 52,1

60 730 64,0

100 440 64,1

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Data Evaluasi Tinggi Busa dan Perhitungan Stabilitas Busa

Rumus stabilitas busa (%) = Tinggi busa akhir

Tinggi busa awal x 100%

Percobaan ke-

Formula

F1 F2 F3 Komersial

t0 t5 t0 t5 t0 t5 t0 t5

1 4,8 3,8 4,8 3,9 5 4,1 4,2 3,5

2 4,7 3,9 4,7 3,9 4,8 3,9 4,5 3,7

3 4,7 3,9 4,9 4 4,9 4,1 4,2 3,5

Keterangan t0= tinggi busa awal; dan t5 = tinggi busa setelah 5 menit

Perhitungan Stabilitas Busa (%)

F1 (Kaolin 10%) F2 (Kaolin 5% + Nano bentint 5%)

Uji ke-1 : 3,8

4,8x 100% = 79,17%

Uji ke-2 : 3,9

4,7x 100% = 82,99%

Uji ke-3 : 3,9

4,7x 100% = 82,99%

Uji ke-1 : 3,9

4,8x 100% = 81,25%

Uji ke-2 : 3,9

4,7x 100% = 82,99%

Uji ke-3 : 4

4,9x 100% = 81,63%

F3 (Nano bentonit 10%) Komersial

Uji ke-1 : 4,1

5x 100% = 82,00%

Uji ke-2 : 3,9

4,8x 100% = 81,25%

Uji ke-3 : 4,1

4,9x 100% = 83,67%

Uji ke-1 : 3,5

4,2x 100% = 83,33%

Uji ke-2 : 3,7

4,5x 100% = 82,22%

Uji ke-3 : 3,5

4,2x 100% = 83,33%

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Data Evaluasi dan Perhitungan Stabilitas Emulsi

Rumus stabilitas emulsi (%) = Tinggi (keseluruhan −pemisahan )

Tinggi keseluruhan x 100%

Percobaan ke-

Formula

F1 F2 F3 Komersial

t0 t24 t0 t24 t0 t24 t0 t24

1 6 2 6 1,9 6 1,8 6 1,7

2 6 1,9 6 1,9 6 1,8 6 1,7

3 6 1,9 6 1,9 6 1,9 6 1,8

Keterangan t0= tinggi awal; dan t5 = tinggi pemisahan setelah 24 jam

*Perbandingan air dan xylen = 3 : 2 dalam 5 mL

*Konsentrasi deterjen serbuk = 10%, maka 10% x 5mL = 0,5 gram

Perhitungan Stabilitas Emulsi (%)

F1 (Kaolin 10%) F2 (Kaolin 5% + Nano bentint 5%)

Uji ke-1 : 6−2

6x 100% = 66,67%

Uji ke-2 : 6−1,9

6x 100% = 68,33%

Uji ke-3 : 6−1,9

6x 100% = 68,33%

Uji ke-1 : 6−1,9

6x 100% = 68,33%

Uji ke-2 : 6−1,9

6x 100% = 68,33%

Uji ke-3 : 6−1,9

6x 100% = 68,33%

F3 (Nano bentonit 10%) Komersial

Uji ke-1 : 6−1,8

6x 100% = 70,00%

Uji ke-2 : 6−1,8

6x 100% = 70,00%

Uji ke-3 : 6−1,9

6x 100% = 68,33%

Uji ke-1 : 6−1,7

6x 100% = 71,67%

Uji ke-2 : 6−1,7

6x 100% = 71,67%

Uji ke-3 : 6−1,8

6x 100% = 70,00%

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Data Evaluasi dan Perhitungan Kadar Air

Rumus Kadar air (%) = W2

W1 x 100%

Keterangan :

W1 = berat sampel (gram)

W2 = selisih berat sebelum dan setelah pengeringan (gram)

Formula Perlakuan

ke-

Data Evaluasi Kadar Air

Berat - a Berat – b W2 (a-b)

F1

1 27,80 27,55 0,25

2 32,90 32,67 0,23

3 31,60 31,36 0,24

F2

1 56,70 56,45 0,25

2 56,60 56,34 0,26

3 57,10 56,85 0,25

F3

1 17,00 16,72 0,28

2 15,80 15,54 0,26

3 16,30 16,02 0,28

Komersial

1 38,80 38,63 0,17

2 40,90 40,75 0,15

3 40,10 39,95 0,15

Keterangan a = berat sebelum pengeringan; dan b = berat setelah pengeringan.

F1 : Kaolin 10%

F2 : Kaolin 5% + Nano bentonit 5%

F3 : Nano bentonit 5%

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

*Berat sampel = 3 gram

Perhitungan Kadar Air (%)

F1 (Kaolin 10%) F2 (Kaolin 5% + Nano bentint 5%)

Uji ke-1 : 0,25

3x 100% = 8,33%

Uji ke-2 : 0,23

3x 100% = 7,67%

Uji ke-3 : 0,24

3x 100% = 8,00%

Uji ke-1 : 0,25

3x 100% = 8,33%

Uji ke-2 : 0,26

3x 100% = 8,67%

Uji ke-3 : 0,25

3x 100% = 8,33%

F3 (Nano bentonit 10%) Komersial

Uji ke-1 : 0,28

3x 100% = 9,33%

Uji ke-2 : 0,26

3x 100% = 8,67%

Uji ke-3 : 0,28

3x 100% = 9,33%

Uji ke-1 : 0,17

3x 100% = 5,67%

Uji ke-2 : 0,15

3x 100% = 5,00%

Uji ke-3 : 0,15

3x 100% = 5,00%

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Data Evaluasi Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah

Rumus Bahan tidak larut air (%) = K1−K2

Ws x 100%

Keterangan :

K1 = berat kertas saring setelah pengeringan

K2 = berat kertas saring awal

Ws = berat sampel

Formula Perlakuan

ke-

Data Evaluasi Bahan Tidak Larut Air

k1 k2 k1 - k2

F1

1 0,846 0,764 0,082

2 0,851 0,766 0,085

3 0,856 0,764 0,092

F2

1 0,854 0,785 0,069

2 0,816 0,752 0,064

3 0,826 0,765 0,061

F3

1 0,795 0,746 0,049

2 0,792 0,749 0,043

3 0,801 0,762 0,039

Komersial

1 0,763 0,745 0,018

2 0,742 0,721 0,021

3 0,744 0,728 0,016

Keterangan k1= berat kertas saring setelah pengeringan; dan k2 = berat kertas

sebelum pengeringan.

Keterangan F1 : Kaolin 10%

F2 : Kaolin 5% + Nano bentonit 5%

F3 : Nano bentonit 5%

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

*Berat sampel = 1 gram

Perhitungan Bahan Tidak Larut Air (%)

F1 (Kaolin 10%) F2 (Kaolin 5% + Nano bentint 5%)

Uji ke-1 : 0,082

1x 100% = 8,20%

Uji ke-2 : 0,085

1x 100% = 8,50%

Uji ke-3 : 0,092

1x 100% = 9,20%

Uji ke-1 : 0,069

1x 100% = 6,90%

Uji ke-2 : 0,064

1x 100% = 6,40%

Uji ke-3 : 0,061

1x 100% = 6,10%

F3 (Nano bentonit 10%) Komersial

Uji ke-1 : 0,049

1x 100% = 4,90%

Uji ke-2 : 0,043

1x 100% = 4,30%

Uji ke-3 : 0,039

1x 100% = 3,90%

Uji ke-1 : 0,018

1x 100% = 1,80%

Uji ke-2 : 0,021

1x 100% = 2,10%

Uji ke-3 : 0,016

1x 100% = 1,60%

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Data Evaluasi Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah

Rumus Daya deterjensi = T2 − OD − T1

Keterangan :

T1= Absorbansi larutan deterjen 1%

OD = Absorbansi larutan deterjen rendaman kain bersih – T1

T2 = Absorbansi larutan deterjen rendaman kain kotor

Formula Perlakuan

ke-

Data Evaluasi Bahan Tidak Larut Air

T1 OD T2

F1

1 15,524 0,119 16,103

2 15,455 0,186 16,128

3 15,393 0,264 16,109

F2

1 15,680 0,163 16,348

2 15,760 0,060 16,364

3 15,784 0,199 16,514

F3

1 10,131 0,567 11,276

2 10,521 0,222 11,342

3 10,695 0,293 11,573

Komersial

1 6,954 0,033 7,426

2 6,784 0,151 7,382

3 6,892 0,102 7,418

Keterangan F1 : Kaolin 10%

F2 : Kaolin 5% + Nano bentonit 5%

F3 : Nano bentonit 5%

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

*Berat sampel = 1 gram

*Konsentrasi larutan deterjen = 1% dalam 100 mL, maka 1% x 100 mL =1gr

Perhitungan Daya Deterjensi (Abs)

F1 (Kaolin 10%) F2 (Kaolin 5% + Nano bentint 5%)

Uji ke-1 : 16,103 – (0,119 + 15,524)

= 0,460

Uji ke-1 : 16,128 – (0,186 + 15,455)

= 0,487

Uji ke-1 : 16,109 – (0,264 + 15,393)

= 0,452

Uji ke-1 : 16,348 – (0,163 + 15,680)

= 0,505

Uji ke-1 : 16,364 – (0,060 + 15,760)

= 0,544

Uji ke-1 : 16,514 – (0,199 + 15,784)

= 0,531

F3 (Nano bentonit 10%) Komersial

Uji ke-1 : 11,276 – (0,567 + 10,131)

= 0,578

Uji ke-1 : 11,342 – (0,222 + 10,521)

= 0,599

Uji ke-1 : 11,573 – (0,293 + 10,695)

= 0,585

Uji ke-1 : 7,426 – (0,033 + 6,954)

= 0,439

Uji ke-1 : 7,382 – (0,151 + 6,784)

= 0,447

Uji ke-1 : 7,418 – (0,1029 + 6,892)

= 0,424

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Rata-rata Evaluasi Dengan Standar Deviasi

Tabel 5.1 Hasil Pengujian pH Deterjen Serbuk Tanah

Pengukuran pH Deterjen Serbuk Tanah

Formula F1 F2 F3 Komersial

Uji ke-1 9,946 9,993 9,998 10,586

Uji ke-2 9,935 9,954 9,984 10,552

Uji ke-3 9,971 9,942 9,988 10,489

Rata-rata±SD 9,950±0,18 9,963±0,03 9,990±0,01 10,542±0,05

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah

Pengukuran Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah (cm)

Formula F1 F2 F3 Komersial

Uji ke-1 4,80 4,80 5,00 4,20

Uji ke-2 4,70 4,70 4,80 4,50

Uji ke-3 4,70 4,90 4,90 4,20

Rata-rata±SD 4,73±0,05 4,80±0,10 4,90±0,10 4,30±0,17

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah

Pengukuran Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah (%)

Formula F1 F2 F3 Komersial

Uji ke-1 79,17 81,25 82,00 83,33

Uji ke-2 82,99 82,99 81,25 82,22

Uji ke-3 82,99 81,63 83,67 83,33

Rata-rata±SD 81,72±1,97 81,96±0,91 82,31±1,24 82,96±1,34

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah

Pengukuran Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah (%)

Formula F1 F2 F3 Komersial

Uji ke-1 66,67 68,33 70,00 71,67

Uji ke-2 68,33 68,33 70,00 71,67

Uji ke-3 68,33 68,33 68,33 70,00

Rata-rata±SD 67,78±0,96 68,33±0,00 69,44±0,96 71,11±0,96

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah

Pengukuran Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah (%)

Formula F1 F2 F3 Komersial

Uji ke-1 8,33 8,33 9,33 5,67

Uji ke-2 7,67 8,67 8,67 5,00

Uji ke-3 8,00 8,33 9,33 5,00

Rata-rata±SD 8,00±0,33 8,44±0,19 9,10±0,38 5,23±0,32

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah

Pengukuran Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah (%)

Formula F1 F2 F3 Komersial

Uji ke-1 8,20 6,90 4,90 1,80

Uji ke-2 8,50 6,40 4,30 2,10

Uji ke-3 9,20 6,10 3,90 1,60

Rata-rata±SD 8,63±0,51 6,47±0,40 4,37±0,50 1,83±0,25

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah dengan

Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis

Pengukuran Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah (Abs)

Formula F1 F2 F3 Komersial

Uji ke-1 0,460 0,505 0,578 0,439

Uji ke-2 0,487 0,544 0,599 0,447

Uji ke-3 0,452 0,531 0,585 0,424

Rata-rata±SD 0,466±0,02 0,527±0,02 0,587±0,01 0,437±0,01

Keterangan F1 : Kaolin 10%

Keterangan F2 : Kaolin 5% + Nano bentonit 5%

Keterangan F3 : Nano bentonit 10%

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil Uji Statistik pH Deterjen Serbuk Tanah

Uji Normalitas pH Deterjen Serbuk Tanah

Test of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

pH ,193 9 ,200* ,906 9 ,289

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas pH Deterjen Serbuk Tanah

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,629 2 6 ,151

Uji One-Way ANOVA pH Deterjen Serbuk Tanah

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,002 2 ,001 3,301 ,108

Within Groups ,002 6 ,000

Total ,005 8

Uji Tukey pH Deterjen Serbuk Tanah

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 -,012333 ,015658 ,724 -,06038 ,03571

3,000 -,039333 ,015658 ,101 -,08738 ,00871

2,000 1,000 ,012333 ,015658 ,724 -,03571 ,06038

3,000 -,027000 ,015658 ,272 -,07504 ,02104

3,000 1,000 ,039333 ,015658 ,101 -,00871 ,08738

2,000 ,027000 ,015658 ,272 -,02104 ,07504

Uji Normalitas pH Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Test of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

pH ,418 12 ,000 ,644 12 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Uji Kruskal Wallis pH Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Test Statisticsa,b

pH

Chi-Square 8,436

Df 3

Asymp. Sig. ,038

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Keterangan : Asymp.Sig <0,05 maka berbeda signifikan.

Keterangan : Asymp.Sig>0,05 maka berbeda tidak signifikan.

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah

Uji Normalitas Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Tinggi Busa .189 9 .200* .950 9 .687

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,211 2 6 ,816

Uji One-Way ANOVA Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,042 2 ,021 2,714 ,145

Within Groups ,047 6 ,008

Total ,089 8

Uji Tukey Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 -,066667 ,072008 ,645 -,28761 ,15427

3,000 -,166667 ,072008 ,129 -,38761 ,05427

2,000 1,000 ,066667 ,072008 ,645 -,15427 ,28761

3,000 -,100000 ,072008 ,404 -,32094 ,12094

3,000 1,000 ,166667 ,072008 ,129 -,05427 ,38761

2,000 ,100000 ,072008 ,404 -,12094 ,32094

Uji Normalitas Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Tinggi Busa ,276 12 ,012 ,853 12 ,040

a. Lilliefors Significance Correction

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Uji Kruskal Wallis Tinggi Busa Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Test Statisticsa,b

TinggiBusa

Chi-Square 8,542

Df 3

Asymp. Sig. ,036

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Keterangan : Asymp.Sig <0,05 maka berbeda signifikan.

Keterangan : Asymp.Sig>0,05 maka berbeda tidak signifikan.

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah

Uji Normalitas Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Stabilitas Busa ,211 9 ,200* ,907 9 ,294

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,632 2 6 ,151

Uji One-Way ANOVA Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,530 2 ,265 ,110 ,898

Within Groups 14,480 6 2,413

Total 15,010 8

Uji Tukey Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 -,240000 1,268402 ,981 -4,13180 3,65180

3,000 -,591000 1,268402 ,889 -4,48280 3,30080

2,000 1,000 ,240000 1,268402 ,981 -3,65180 4,13180

3,000 -,351000 1,268402 ,959 -4,24280 3,54080

3,000 1,000 ,591000 1,268402 ,889 -3,30080 4,48280

2,000 ,351000 1,268402 ,959 -3,54080 4,24280

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Uji Normalitas Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

StabilitasBusa ,223 12 ,103 ,881 12 ,092

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Stabilitas Busa Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,324 3 8 ,077

Uji One-Way ANOVA Stabilitas Busa dengan Deterjen Komersil

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 2,643 3 ,881 ,461 ,717

Within Groups 15,302 8 1,913

Total 17,945 11

Uji Tukey Stabilitas Busa dengan Deterjen Komersil

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 -,240000 1,129250 ,996 -3,85626 3,37626

3,000 -,591000 1,129250 ,951 -4,20726 3,02526

4,000 -1,246000 1,129250 ,698 -4,86226 2,37026

2,000 1,000 ,240000 1,129250 ,996 -3,37626 3,85626

3,000 -,351000 1,129250 ,989 -3,96726 3,26526

4,000 -1,006000 1,129250 ,810 -4,62226 2,61026

3,000 1,000 ,591000 1,129250 ,951 -3,02526 4,20726

2,000 ,351000 1,129250 ,989 -3,26526 3,96726

4,000 -,655000 1,129250 ,935 -4,27126 2,96126

4,000 1,000 1,246000 1,129250 ,698 -2,37026 4,86226

2,000 1,006000 1,129250 ,810 -2,61026 4,62226

3,000 ,655000 1,129250 ,935 -2,96126 4,27126

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah

Uji Normalitas Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Stabilitas Emulsi ,352 9 ,002 ,780 9 ,012

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Kruskal Wallis Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah

Test Statisticsa,b

StabilitasEmulsi

Chi-Square 4,413

Df 2

Asymp. Sig. ,110

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Uji Normalitas Stabilitas Emulsi Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Stabilitas Emulsi ,294 12 ,005 ,867 12 ,059

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Kruskal Wallis Stabilitas Emulsi F1 dan F2 Deterjen serbuk Tanah dengan

Komersil

Test Statisticsa,b

StabilitasEmulsi

Chi-Square 8,690

Df 3

Asymp. Sig. ,034

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Uji Kruskal Wallis Stabilitas Emulsi F3 Deterjen serbuk Tanah dengan Komersil

Test Statisticsa,b

StabilitasEmulsi

Chi-Square 2,722

Df 1

Asymp. Sig. ,099

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Keterangan : Asymp.Sig <0,05 maka berbeda signifikan.

Keterangan : Asymp.Sig>0,05 maka berbeda tidak signifikan.

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah

Uji Normalitas Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KadarAir ,186 9 ,200* ,926 9 ,441

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,845 2 6 ,475

Uji One-Way ANOVA Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1,873 2 ,936 9,513 ,014

Within Groups ,591 6 ,098

Total 2,463 8

Uji Tukey Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 -,444333 ,256152 ,268 -1,23028 ,34161

3,000 -1,110000* ,256152 ,012 -1,89595 -,32405

2,000 1,000 ,444333 ,256152 ,268 -,34161 1,23028

3,000 -,665667 ,256152 ,090 -1,45161 ,12028

3,000 1,000 1,110000* ,256152 ,012 ,32405 1,89595

2,000 ,665667 ,256152 ,090 -,12028 1,45161

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Uji Normalitas Kadar Air Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KadarAir ,241 12 ,053 ,820 12 ,016

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Kruskal Wallis Kadar Air Deterjen serbuk Tanah dengan Komersil

Test Statisticsa,b

KadarAir

Chi-Square 9,904

df 3

Asymp. Sig. ,019

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Keterangan : Asymp.Sig <0,05 maka berbeda signifikan.

Keterangan : Asymp.Sig>0,05 maka berbeda tidak signifikan.

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah

Uji Normalitas Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BLTA ,150 9 ,200* ,948 9 ,663

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,127 2 6 ,883

Uji One-Way ANOVA Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 27,309 2 13,654 60,240 ,000

Within Groups 1,360 6 ,227

Total 28,669 8

Uji Tukey Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 2,166667* ,388730 ,003 ,97394 3,35940

3,000 4,266667* ,388730 ,000 3,07394 5,45940

2,000 1,000 -2,166667* ,388730 ,003 -3,35940 -,97394

3,000 2,100000* ,388730 ,004 ,90727 3,29273

3,000 1,000 -4,266667* ,388730 ,000 -5,45940 -3,07394

2,000 -2,100000* ,388730 ,004 -3,29273 -,90727

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Uji Normalitas Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BahanTidakLarutAir ,138 12 ,200* ,937 12 ,464

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,579 3 8 ,645

Uji One-Way ANOVA Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah dengan

Komersil

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 76,076 3 25,359 136,459 ,000

Within Groups 1,487 8 ,186

Total 77,562 11

Uji Tukey Bahan Tidak Larut Air Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 2,166667* ,351979 ,001 1,03951 3,29383

3,000 4,266667* ,351979 ,000 3,13951 5,39383

4,000 6,800000* ,351979 ,000 5,67284 7,92716

2,000 1,000 -2,166667* ,351979 ,001 -3,29383 -1,03951

3,000 2,100000* ,351979 ,002 ,97284 3,22716

4,000 4,633333* ,351979 ,000 3,50617 5,76049

3,000 1,000 -4,266667* ,351979 ,000 -5,39383 -3,13951

2,000 -2,100000* ,351979 ,002 -3,22716 -,97284

4,000 2,533333* ,351979 ,000 1,40617 3,66049

4,000 1,000 -6,800000* ,351979 ,000 -7,92716 -5,67284

2,000 -4,633333* ,351979 ,000 -5,76049 -3,50617

3,000 -2,533333* ,351979 ,000 -3,66049 -1,40617

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Hasil Uji Statistik Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah

Uji Normalitas Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

DayaDeterjensi ,160 9 ,200* ,936 9 ,543

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,775 2 6 ,502

Uji One-Way ANOVA Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,022 2 ,011 38,985 ,000

Within Groups ,002 6 ,000

Total ,024 8

Uji Tukey Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 -,060333* ,013703 ,011 -,10238 -,01829

3,000 -,121000* ,013703 ,000 -,16305 -,07895

2,000 1,000 ,060333* ,013703 ,011 ,01829 ,10238

3,000 -,060667* ,013703 ,011 -,10271 -,01862

3,000 1,000 ,121000* ,013703 ,000 ,07895 ,16305

2,000 ,060667* ,013703 ,011 ,01862 ,10271

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan...

Uji Normalitas Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

DayaDeterjensi ,179 12 ,200* ,918 12 ,269

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,784 3 8 ,536

Uji One-Way ANOVA Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,040 3 ,013 54,662 ,000

Within Groups ,002 8 ,000

Total ,042 11

Uji Tukey Daya Deterjensi Deterjen Serbuk Tanah dengan Komersil

Multiple Comparisons

(I) Formula (J) Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,000 2,000 -,060333* ,012789 ,007 -,10129 -,01938

3,000 -,121000* ,012789 ,000 -,16195 -,08005

4,000 ,029667 ,012789 ,172 -,01129 ,07062

2,000 1,000 ,060333* ,012789 ,007 ,01938 ,10129

3,000 -,060667* ,012789 ,006 -,10162 -,01971

4,000 ,090000* ,012789 ,000 ,04905 ,13095

3,000 1,000 ,121000* ,012789 ,000 ,08005 ,16195

2,000 ,060667* ,012789 ,006 ,01971 ,10162

4,000 ,150667* ,012789 ,000 ,10971 ,19162

4,000 1,000 -,029667 ,012789 ,172 -,07062 ,01129

2,000 -,090000* ,012789 ,000 -,13095 -,04905

3,000 -,150667* ,012789 ,000 -,19162 -,10971

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Hasil Pengukuran Partikel Nano Bentonit

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Certificate of Analyze Bentonite

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI ......deterjen serbuk berpengaruh secara nyata terhadap parameter stabilitas busa, kadar air, bahan tidak larut air, dan daya deterjensi.

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Certificate of Analyze Kaoline