UENight Cream

19

Click here to load reader

description

UENight Cream

Transcript of UENight Cream

  • 1. Nama sediaan Kosmetika : Night Cream Alami (w/o)

    2. Tinjauan Pustaka :

    Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira-kira 16% berat

    badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital vserta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi

    pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Tortora, Derrickson, 2009). Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai

    perlindung, pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan (Setiabudi, 2008). Secara mikroskopis struktur kulit manusia terdiri dari : epidermis,

    dermis dan subkutis (Baumann et al., 2009). Dua struktur yaitu epidermis dan dermis saling berhubungan dibatasi dermal epidermal junction.

    1. Lapisan epidermis

    Merupakan lapisan terluar. Bervariasi ketebalannya antara 0,04 mm (kulit kelopak mata) sampai 1,5 mm (kulit telapak tangan) (Jain, 2012). Keratinosit

    atau dikenal juga dengan sebutan korneosit, adalah sel utama pada lapisan epidermis. Keratin filamen merupakan komponen utama dari keratinosit, dan berfungsi

    sebagai jaringan pendukung. Keratinosit permulaan terdapat pada basal epidermis dan di dermal-epidermal junction. Diproduksi oleh stem cell, dan ketika stem

    cell membelah, menghasilkan sel serupa, dengan lambat berpindah ke lapisan atas epidermis. Proses ini disebut keratinisasi (Baumann et al., 2009). Lapisan

    epidermis dibagi menjadi empat lapisan berdasarkan ciri-ciri bentuk sel dan protein intraseluler yaitu dari luar ke dalam stratum korneum, stratum granulosum,

    stratum spinosum, dan stratum basale (germinativum).

    2. Lapisan Dermis

    Lapisan yang tebalnya 15 40 x tebal epidermis, menganmesoderm, dibagi menjadi lapisan superfisial yaitu papila dermis dan lapisan dalam yaitu

    retikular dermis (mengandung sejumlah besar kolagen dan serat-serat elastin, pembuluh darah, saraf, limfatik, otot, pilosebasea, kelenjar apokrin dan ekrin).

  • Tujuan Pemakaian :

    Night cream ditujukan untuk menunda penuaan kulit. Penuaan kulit adalah hasil dari kedua penuaan intrinsik karena berlalunya waktu, dan ekstrinsik penuaan

    sebagai akibat dari kerusakan lingkungan, terutama karena ultraviolet (UV) iradiasi.

    Keriput dan pengurangan elastisitas merupakan ciri pada kulit yang menua. Dengan timbulnya keriput dan hilangnya elastisitas maka akan terjadi kekeringan,

    kekasaran, dan hilangnya pigmen kulit. Keriput mengganggu kualitas hidup bagi banyak orang karena mereka tidak sedap dipandang penampilannya.

    Night cream juga berfungsi untuk memberikan nutrisi pada kulit untuk memulihkannya dari stress setiap hari. Aplikasikan Night Cream sebelum tidur untuk

    membantu mengembalikan kelembaban kulit dan mendorong aktifitas sel guna memberikan aksi pemulihan optimal di malam hari. Bila kita lupa mengaplikasikan

    Night Cream sebelum tidur, maka kita menghilangkan komponen vital seperti lipid yang dibutuhkan untuk memulihkan secara optimal di malam hari. Tanpa nutrisi

    yang sesuai, kulit akan tampak kering dan letih. (

    3. Karakteristik Sediaan :

    - Tidak mudah tercucikan air

    - Bertahan dikulit untuk beberapa jam

  • - Mudah menyebar rata di kulit

    - Target pelepasan krim pada stratum corneum yang mengandung emolien.

    4. Rancangan Modifikasi Formula

    Nama formula standar :

    water in oil emulsions

    (Harrys Cosmeticology p 55) /lampiran 4.1

    Formula Pembanding : Merk Sari Ayu Modifikasi terhadap formula :

    Standar night cream (w/o)

    Nama

    Bahan

    Fungsi Konsentrasi Nama

    Bahan

    Fungsi Konsentrasi Nama

    Bahan

    Fungsi Konsentrasi

    Lazim Terpili

    h

    Lazim Terpil

    ih

    Lazim Terpilih

    Beeswax

    (M)

    Stiffening agent

    (pengental) 16%

    Beeswax

    (M)

    Pengental

    (stiffening

    agent)

    5-20% 5%

    Mineral

    Oil

    Pelembut

    (emolient) 50%

    Mineral

    Oil

    Emolient.

    ( HPE 6th

    ,p.445)

    Mineral oil

    (M)

    Pelembut

    (Emolient) 1-32% 40%

    Borax Emulsifyng

    agent 0,8%

    Borax

    Emulsifyng

    agent 0,8%

    Propylene

    Glycol

    Antimicrobial

    preservative;

    disinfectant;

    humectant;

    plasticizer;

    solvent;

    stabilizing

    agent; water-

    miscible

    cosolvent.

    ( HPE 6th

    ,p.592)

    Propilen

    Glycol (M)

    Anti mikroba,

    disenfectan,

    plasticizer,

    solvent,

    stabilizer for

    vitamin, water

    visible

    cosolvent

    5%

  • Water (A) Solvent

    (pelarut) 33,2% Water

    Solvent

    ( HPE 5th

    ,p.802)

    Water (A) Pelarut

    Perfume,

    preservati

    ve

    Pengawet, anti

    mikroba q.s.

    Methylpar

    aben

    Antimikroba

    ( HPE 6th

    ,p.441)

    Nipagin (A) Pengawet 0,02-

    0,03% 0,02

    Propylpara

    ben

    Antimikroba,

    Pengawet.

    ( HPE 6th

    ,p.596)

    Nipasol (A) Pengawet 0,01-

    0,6% 0,18

    Allantoin Bahan aktif Allantoin Bahan aktif 2%

    Olea

    Europaea

    (olive)

    fruit Oil

    (Pelarut)

    Solvent

    Olium

    olivae

    (M)

    (Pelarut)

    Solvent 10%

    Parafin wax

    (M)

    Pengental

    (stiffening

    agent)

    5-10% 10%

    Vitamin E

    Perawatan kulit

    Efek terapi

    sebagai bahan

    aktif

    0,05%

    Vitamin C

    Antioksidan,

    memberi efek

    terapi

    0,1%

    Lanolin

    Alcohol

    Emulsifying

    agent; ointment

    base. ( HPE

    6th

    ,p.382)

    Glyceryl

    Stearate

    Emulsyfing

    agent

    Phenoxyet

    hanol

    Antimikroba.

    ( HPE 6th

    ,p.488)

    Ethylparab Antimikroba.

  • en ( HPE 6th

    ,p.270)

    Butylpara

    ben

    Antimikroba,

    Pengawet

    ( HPE 6th

    ,p.83)

    Sosium

    Lactate

    Antimicrobial

    preservative;

    buffering agent;

    emulsifying

    agent;

    flavoring agent;

    humectants

    ( HPE 6th

    ,p.650)

    Hibiscus

    Rosa

    Sinensis

    Flower

    Extract

    Pewangi,

    antioksidan

    PEG-40

    Hydrogen

    ated

    Castor Oil

    Emulsifying

    agent;

    solubilizing

    agent; wetting

    agent.

    ( HPE 6th

    ,p.542)

    PEG-100

    Stearate

    Emulsifiying

    agent

    BHT

    Antioxidant.

    ( HPE 6th

    ,p.75)

    Tocophery

    l Acetat

    Antioksidan

    (HPE 6th

    31)

    Stearyl

    Alcohol

    Stiffening agent.

    ( HPE 6th

    ,p.700)

    Avocado

  • (Persea

    Gratissima

    ) Oil

    Triethylex

    anoin

    (trioctanoi

    n)

    Squalane

    Cetearyl

    Alcohol Emolient

    PEG-20

    Stearate Ointment base

    Aluminiu

    m Starch

    Octenylsu

    ccinate

    Zinc

    Oxide

    Panthenol

    Lactic

    Acid

    Acidifying

    agent; acidulant.

    ( HPE 6th

    ,p.355)

    Fragrance

    Rhetinyl

    Palmitate

    Caprylic

    Triglyceri

    de

    Dimethico

    ne

    Trideceth-

    9

  • Bisabolol

    Glyceryl

    Polymetha

    crylate

    Bentuk sediaan dasar : emulsi

    Tipe Emulsi : water in oil W/O (air dalam

    minyak)

    Alasan/HLB : karena krim malam dirancang

    untuk tertinggal dikulit selama beberapa jam

    dan tetap walaupun digosok kuat, oleh karena

    itu harus terdiri dari fase minyak yang cukup

    besar yang akan menyebar dengan mudah

    tanpa menghilang dan tanpa meninggalkan

    garis di pakaian.

    (Harrys cosmeticology p 60) / lampiran 5.3

    Bentuk Sediaan dasar : Krim

    Tipe emulsi : W/O

    Bentuk sediaan dasar : Night Cream

    Tipe Emulsi : water in oil W/O (air dalam

    minyak)

    Alasan/HLB : memiliki nilai HLB sebesar 4-6

    yang menunjukkan bahwa emulgator tersebut

    lebih mudah larut dalam minyak. Karena nilai

    HLB menunjukkan perbandingan antara

    kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil,

    dimana semakin besar harga HLB maka semakin

    banyak kelompok yang suka air sehingga

    emulgator akan lebih mudah larut dalam air,

    begitupun sebaliknya

    (https://www.academia.edu/5920849/Pembuatan_

    Emulsi) / lampiran 4.11

  • Penjelasan Terhadap formula Modifikasi

    Modifikasi bahan aktif Modifikasi bahan tambahan penyusun basis

    Nama bahan aktif yang diganti : Ekstrak Rosa Sinensis

    Alasan :

    Karena kadar yang diperlukan untuk menjadi antioksidan cukup besar

    *Bahan tambahan yang diganti : Perfume, preservative

    Alasan : -

    Nama bahan pengganti : Vitamin C dan Vitamin E

    (Alissya swastika dkk, 2013) /lampiran 4.4)

    Alasan :

    Vitamin C memfasilitasi pengurangan prekursor teroksidasi untuyk vitamin E,

    inhibitor peroksida lemak (penyebab karsinogenik) yang paling ampuh, sehingga

    vitamin C dan vitamin E bersifat non-karsinogenik. Kemudian kombinasi vitamin

    antioksidan muncul untuk menjadi sinergis. Pada tingkat molekuler, vitamin C

    membantu meregenerasi vitamin E dari bentuk teroksida, sehingga meningkatkan

    kapasitas antioksidan.

    (Kartini Nauli dkk, 2013) /lampiran 2.1

    *Bahan tambahan pengganti : nipagin dan nipasol

    (HPE 5th p 467, 629) /lampiran 4.5 dan 4.8

    Alasan : sebagai antimikrobial, anti kapang, anti jamur, dan memiliki

    PH 4-8

    (HPE 5th p 467) /lampiran 4.5

    Konsentrasi terpilih : Vitamin E 1% dan Vitamin C 0,02 *Konsentrasi terpilih : 0,02 dan 0,018 %

  • Alasan :

    Karena vitamin C dan E memiliki daya antioksidan yang kuat dengan nilai IC50

    masing-masing 8,27 g/ml dan 3,09 g/ml

    (Kartini Nauli dkk, 2013) /lampiran 2.1

    Alasan : masuk rentang dalam konsentrasi lazim penggunaan nipagin

    nipasol sebagai pengawet. Tidak mutagenik, Tidak teratogenik,

    non carsenogenik. Selain itu Propylparaben (0,02% b / v) bersama-

    sama dengan Methylparaben (0.18% b / v) telah digunakan dalam

    berbagai formulasi farmasi parenteral. (HPE 5th p 467) /lampiran 4.5

    5. Matrik (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi

    No Nama bahan

    Sifat Kimia

    (pustaka)

    Sifat fisika

    (pustaka) Kadar

    fungsi Nilai HLB Alasan dipakai

    dalam formula PH stabilitas

    Pemerian

    kelarutan Lazim Terpilih

    1.

    Beeswax (M)

    (HPE 6th p 780)

    /lampiran 5.6

    Potongan

    coklat atau

    kuning yang

    halus. fraktur

    bentuk non-

    kristalin dan

    bau yang khas

    samar. Lilin

    menjadi

    lembut dan

    lentur saat

    dihangatkan

    Densitas : 0,95-

    0,969

    Titik leleh : 61-

    65oC

    5-20% 10% Sebagai

    stiffening

    agent

    9

    PH = 8

    Stabilitas :

    larutan cair

    stabil selama 4

    tahun pada

    suhu ruang,

    larutan cair

    pada PH 8 atau

    diantaranya

    jarang

    terhidrolisis.

    2.

    Mineral Oil

    (M)

    (HPE 6th p 445)

    Stabilitas :

    Terlindung

    dari cahaya

    dan disimpan

    Transparan,

    tidak berwarna,

    cairan kental,

    tidak berasa

    1-32% 25% emolient 9-12

    Sebagai bahan

    tambahan

    dalam

    formulasi

  • /lampiran 4.3 ditempat

    kering

    dan tidak

    berbau.

    Kelarutan :

    praktis tidak

    larut dalam

    etanol, gliserin

    dan air. Larut

    dalam aseton,

    benzen,

    kloroform,

    bercampur

    dengan volatile

    0,1 dan minyak

    campuran

    topikal,

    bersifat

    sebagai

    emolient.

    Masuk dalam

    fase minyak

    3.

    Borax (A)

    (HPE 6th p

    633)/lampiran

    5.7

    Berat molekul :

    381,37

    Na2B4O7. 10

    H2O

    Kelarutan :

    1:1 gliserin

    1:1 boiling

    water

    1:16 water

    Tidak larut

    dalam etanol

    dan dietil eter

    Densitas : 1,73

    g/cm3

    0,2% Emulsying

    agent -

    Karena sodium

    borat

    4.

    Olium olivae

    (M)

    (HPE 6th p 470)

    /lampiran 5.8

    Stabilitas :

    ketika dingin

    menjadi keruh

    pada suhu 10o

    dan massa

    seperti

    Jernih, tidak

    berwarna,

    kuning

    kehijauan,

    cairan

    berminyak.

    10% Pelarut

    (Solven) 7

    Dapat sebagai

    emolien dan

    menyejukkan

    yang radang,

    melembutkan

    kulit serta

  • mentega

    hampir 00

    Kelarutan :

    larut dalam

    etanol,

    bercampur

    dengan eter,

    klorofrom,

    petrolium light

    sebagai pelicin,

    tidak

    menyebabkan

    iritasi dan non

    toxic

    5.

    Water (A)

    (HPE 5th p 802)

    /lampiran 5.9

    Titik didih :

    100o

    Cairan

    jernih,tidak

    berwarna, tidak

    berbau, tidak

    mempunyai

    rasa

    - - Sebagai

    pelarut

    (solvent)

    - Pelarut inert

    6.

    Nipagin (A)

    (HPE 6th p 441)

    /lampiran 4.5

    PH : 4-8

    larut air pada

    ph 8 atau

    diantaranya

    jarang

    terhidrolisis

    Pemerian :

    hablur kecil,

    tidak

    berwarna/sebuk

    halus putih,

    tidak berbau

    khas lemah,

    punya sedikit

    rasa terbakar.

    Densitas :

    1,352 g/cm3

    Kelarutan :

    etanol (1:2) ;

    etanol 95%

    (1:3) ; eter

    (1:10)

    0,015 0,3 0,02 Sebagai pongawet

    -

    Tidak

    mutagenik,

    Tidak

    teratogenik,

    non

    carsenogenik

  • 7.

    Nipasol (A)

    (HPE 6th p 596)

    /lampiran 5.10

    aktivitas

    antimikroba

    antara pH 4-8.

    Propylparaben

    telah

    digunakan

    dengan

    Methylparaben

    dalam

    persiapan

    parenteral, dan

    digunakan

    dalam

    kombinasi

    dengan

    paraben lain

    dalam topikal

    dan oral

    formulasi.

    Pemerian :

    putih, kristal,

    tidak berbau,

    dan tidak

    berasa

    Kelarutan :

    Water 1 in

    4350 at 158C

    1 in 2500

    1 in 225 at

    808C

    Propylene

    glycol 1 in 3.9

    Acetone Freely

    soluble

    Ethanol (95%)

    1 in 1.1

    0,01-0,6 0,18 Sebagai

    pengawet

    Propylparaben

    (0,02% b / v)

    bersama-sama

    dengan

    Methylparaben

    (0.18% b / v)

    telah

    digunakan

    dalam berbagai

    formulasi

    farmasi

    parenteral

    8.

    Propilen Glycol

    (HPE 6th p 592)

    /lampiran 5.11

    Propylene

    glycol stabil

    secara kimiawi

    saat

    dicampur

    dengan etanol

    (95%),

    gliserin, atau

    air; larutan air

    Tidak dapat

    Pemerian :

    tidak berwarna,

    kental, berbau

    praktis

    cair, dengan

    manis, rasa

    sedikit pedas

    menyerupai

    gliserin

    kelarutan :

    15% 5%

    Anti mikroba,

    disenfectan,

    plasticizer,

    solvent,

    stabilizer for

    vitamin, water

    visible

    cosolvent

    banyak

    digunakan

    sebagai

    pelarut,

    ekstraktan,

    dan pengawet

    dalam berbagai

    parenteral dan

    nonparenteral

    formulasi

    farmasi.

  • bercampur

    dengan zat

    pengoksidasi

    seperti

    potassium

    permanganat

    Sedikit larut

    dalam aceton,

    kloroform air,

    larut dalam 1:6

    eter

    Propylene

    glycol juga

    digunakan

    dalam

    kosmetik dan

    makanan

    industri

    sebagai

    pembawa

    untuk

    emulsifier dan

    sebagai

    pembawa rasa

    di

    preferensi

    untuk etanol,

    karena

    kurangnya

    volatilitas

    menyediakan

    lebih

    seragam rasa.

    9. Allantoin

    PH : 5,5

    Pemerian :

    putih, tidak

    berbau, tidak

    berasa, serbuk

    kristal.

    Kelarutan :

    larut dalam 1:

    130 air

    1: 500 alkohol

    2%

    Untuk

    menstimulasi

    pertumbuhan

    sel dan

    meningkatkan

    pembangunan

    ulang jaringan

    granulasi yang

    utuh.

    Meningkatkan

    kesejukan,

    pembersihan

    dan tindakan

    penyembuhan

  • Larut dalam air

    panas dan

    alkohol panas

    Praktis tidak

    larut dalam eter

    Mempercepat

    pertumbuhan

    sel baru dalam

    proses

    penyembuhan

    10. Vitamin E

    Tidak stabil

    terhadap

    cahaya dan

    udara terutama

    dalam suasan

    alkali

    Kelarutan :

    tidak larut

    dalam air,

    sukar larut

    dalam l,arutan

    alkali, larut

    dalam etanol

    dan minyak

    nabati.

    Tidak berbau

    berasa

    1%

    1,4 gr unit (1

    mg vit E 1,4

    gr unit d-

    tokoferol)

    Perawatan

    kulit

    Efek terapi

    sebagai bahan

    aktif

    11. Vitamin C

    Pemerian :

    kristal tidak

    berwarna,

    putihserbuk

    kristal kuning,

    pucat, dengan

    rasa asam

    Kelarutan :

    larut dalam

    1:3-3,5 air

    1: 25 alkohol

    1:10 metil

    alkohol

    0,02%

    Antioksidan,

    memberi efek

    terapi

    M = Fase minyak A= Fase air

  • a. Bentuk sediaan Dasar

    b. Bentuk : Krim (FI IV p 6)

    c. Definisi :

    Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

    (FI IV p 6) /lampiran V.1

    d. Persyaratan Umum :

    - Kandungan air 60%

    - Untuk pemakaian luar

    - Disimpan dalam wadah tertutup baik

    - Dapat tercucikan oleh air

    (FI III p 8) /lampiran V.2

    e. Bentuk sediaan kosmetik terpilih

    a. Bentuk : night cream w/o

    b. Definisi :

    krim yang digunakan pada malam hari untuk memperbaiki kulit yang mengandung pelembab, vitamin maupun pemutih.

    ( Harrys Cosmeticology 7th ed. P.60) /lampiran V.3

    c. Persyaratan Umum :

    - penampilan menarik

    - permukaan halus

    - homogen

    - bebas partikel kasar

    - tidak berbahaya secara dermatologi

  • - tidak mengiritasi kulit

    - mudah dioleskan secara merata ditubuh

    ( petunjuk praktikum kosmetik, p 6) /lampiran 5.10

    6. Susuna formula ( 1 Formula dan 1 Batch )

    No Nama

    Bahan Sinonim

    Bahan

    Pengganti

    Konsentrasi 1 Resep

    (30 gr)

    1 Batch

    (90 gr) Pelarut

    Awal Modifikasi

    1 Beeswax (

    M)

    Cera flava, yellow

    beeswax, Apifil - 5-16% 16% 4,8 gr 14,4 gr

    2 Mineral Oil

    (M)

    Paraffin liquidum,

    liquid petrolatum,

    white mineral oil,

    paraffin oil

    - 1-32% 40% 0,24 gr 36 gr

    3 Oleum

    Olive (M)

    Olive oil, olivae

    oleum raffinatum,

    pure olive oil

    - - 10% 3 gr 9 gr

    4 Borax (A)

    Sodium borate,

    sodium biborate

    decahydrate

    - 0,3% 0,8% 0,24 gr 0,72 gr 5 ml air panas

  • 5 Water (A)

    Purified water,

    aqua purificata,

    hydrogen oxide

    - 32,8% 20% Perhitungan

    sisa air

    6

    Pengawet -

    Nipagin q.s 0,18% 0,054 gr 54

    mg 0,162 gr

    Dilarutkan 1 gr

    propilen glikol

    7 Nipasol q.s 0,02% 0,006 gr 6

    mg 0,018 gr

    Pengenceran

    Nipasol : 50

    mg dalan 3 gr

    propilen glikol

    Lalu ambil

    1,08 gr

    8 Propilen

    Glikol (A)

    Antimikroba,

    desinfectan,

    plasticizer,

    solvent, stabilizer

    for vitamin, water

    visible cosolvent-

    - 15% 5% 1,5 gr

    4,5 gr

    Untuk

    melarutkan

    nipagin,

    nipasol

    (4,5-3-1 =

    0,5 gr)

  • 9 Allantoin

    (A) Allantoin - 0,1-0,2% 0,06 gr 0,18 gr

    Dilarutkan

    dengan

    propilen glikol

    10 Vitamin E Alphatocoperol

    1-5%

    (cosmetic for

    the skin: open

    review)

    1% 0,3 gr 0,9 gr

    Dilarutkan

    dengan oleum

    olive

    11 Vitamin C Asam Askorbat 0,02% 0,02% 0,006 gr 0,018 gr

    Dilarutkan

    dalam air

    panas 5 ml

    Total 65,898 gr 10 ml

    Pengenceran Nipasol

    Nipasol : 50 mg dalam 3 gr propilen glikol

    Lalu ambil 1,0588 gr

    a. Untuk 1 resep : 30 gr

    Dosis sekali pakai = 1 gr ( 1x aplikasi area wajah = 1gr )/ (lampiran 1.1)

    Dosis sehari pakai = 1 x 1 gr = 1

    Dosis sediaan = 1 x 30 = 30 gram untuk 30 hari

    b. Untuk 1 Bets : 90 gr

  • Perhitungan sisa air :

    90 gr 65,898 gr 10 ml = 14,102 ml