Cream Cinolon-N Fix

22
TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID “KRIM” LAPORAN PRAKTIKUM RESMI TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID “KRIM CINOLON-N” Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh mata kuliah Teknologi Sediaan Semi Solid dan Liquid Disusun oleh: Rizal Aji Mustaqiem (P2.31.39.0.13.088) Sela Dwi Agraini (P2.31.39.0.13.089) Siti Nur Fathimah (P2.31.39.0.13.090) Kelas/kelompok: IB/B14 Dosen Pengawas: Dra. Harpolia Cartika, M. Far, Apt

Transcript of Cream Cinolon-N Fix

Page 1: Cream Cinolon-N Fix

TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID “KRIM”

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI

TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID

“KRIM CINOLON-N”

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

dalam menempuh mata kuliah Teknologi

Sediaan Semi Solid dan Liquid

Disusun oleh:

Rizal Aji Mustaqiem (P2.31.39.0.13.088)

Sela Dwi Agraini (P2.31.39.0.13.089)

Siti Nur Fathimah (P2.31.39.0.13.090)

Kelas/kelompok: IB/B14

Dosen Pengawas:

Dra. Harpolia Cartika, M. Far, Apt

JURUSAN FARMASIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

2014

Page 2: Cream Cinolon-N Fix

I. Tujuan PercobaanMenentukan formula dan metode pembuatan serta evaluasi yang tepat dalam

pembuatan cream Cinolon-N dengan basis cleansing cream.

II. Latar Belakanga. Teori

Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar, (FI III hal 8). Keuntungan krim yaitu mudah menyebar rata M/A dan lebih mudah dibersihkan daripada salep. Ada 2 tipe krim, yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Krim tipe minyak dalam air stabil bila diencerkan dengan air, sedangkan krim tipe air dalam minyak akan rusak bila diencerkan dengan air. Krim tipe air-minyak mudah menjadi kering dan mudah rusak.

Krim rusak jika terganggu sistem campurannya terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu 1 bulan.

Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan anion, kation, atau non anion. Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Sebagai zat pengemulsi dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba (adeps lanae), setaseum, setilalkohol, stearilalkohol, trietanolaminil stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, polietilenglikol, sabun.

Zat pengawet yang umum digunakan yaitu Metil Paraben 0,12% hingga 0,18% atau Propil Paraben 0,02% hingga 0,05%.

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik atau tube dan ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera “Obat Luar”.

(Menurut FI IV) Krim yang dapat dicuci dengan air lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal.b. Prinsip

Dalam pembuatan krim, prinsipnya adalah reaksi penyabunan antara zat yang bersifat basa dengan asam lemak bersuhu tinggi ini akan berjalan sempurna pada suhu sekitar 70°C, pencampuran harus dilakukan di mortir panas.

Cara menyiapkan mortir panas:Siapkan mortir dan stamfer yang bersih, kemudian mortir diisi dengan air mendidih

biarkan stamfernya terendam, diamkan hingga bagian luar mortir menjadi panas, kemudian airnya dibuang dan stamfernya dilap hingga kering dan siap digunakan untuk mencampur basis krim.c. Zat Aktif

Cinolon-N 10 gram (ISO volume 47 halaman 362)Komposisi : Fluosinolon asetonid 0,25 mg ; Neomisin sulfat 5 mgIndikasi : Dermatitis yang terinfeksiKI : HipersensitivitasDosis : Oleskan pada kulit yang terinfeksi sehari 2-4x

Page 3: Cream Cinolon-N Fix

III. Preformulasi dan Permasalahan FarmasetikA. Preformulasi Zat Aktif

1) Fluosinolon Asetonidum (FI IV hal 383 ) Fluosinolon Asetonida berbentuk anhidrat atau mengandung 2 molekul air;

mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,% C24 H 30 F2 O4 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian

Serbuk hablur, putih atau praktis putih; ttidak berbau, stabil. Meleleh pada suhu 270° dengan perubahan komposisi. Kelarutan

Tidak larut dalam air; larut dalam metanol; sukar larut dalam eter dan dalam kloroform. Baku pembanding

Fluosinolon Asetonida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° Wadah dan penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik.2) Neomisin Sulfat (FI III hal 429)

Neomisina Sulfat adalah campuran garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Steptomyces fradioe. Mengandung neomisina sulfat tidak kurang dari jumlah yang setara dengan 60,0% neomisina, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian

Serbuk; putih atau putih kekuningan; hamper tidak berbau; higroskopik. Kelarutan

Mudah larut dalam 3 bagian air, dalam 1 bagian air larut perlahan-lahan; sangat sukar larut dalam etanol (95%) P dalam eter P dan dalam aseton P. Keasaman-kebasaan

pH larutan 3,3% b/v 5,0 sampai 7,5. Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, pada suhu tidak lebih dari 30° Penandaan

Pada etiket harus juga tertera:1. Jumlah UI per mg dalam wadah2. Daluwarsa

Khasiat dan penggunaan Antibiotikum.

Preformulasi Basis1) Acidum Stearicum (FI III hal 57)

Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C18 H 36O2 dan asam heksadekanoat, C16 H 32O2 .

Page 4: Cream Cinolon-N Fix

PemerianZat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat;

mirip lemak lilin Kelarutan

Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian ethanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. Suhu Lebur

Tidak kurang dari 54° Bilangan Iodium

Tidah lebih dari 4 Asam Mineral

Lebur 5 g kocok dengan air panas volume sama selama 2 menit, dinginkan, saring. Pada filtrat tambahkan 1 tetes Larutan jingga metil P; tidak terjadi warna merah. Lemak Netral atau Paraffin

1 g dan 500 mg natrium karbonat anhidrat P tambahkan pada 30 ml air dalam sebuah labu, didihkan. Larutan panas hanya boleh beropalesensi lemah. Sisa Pemijaran

Tidak lebih dari 0,1%; pengeringan dilakukan menggunakan 4 g Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik Khasiat dan Penggunaan

Zat tambahan2) Triethanolamin (TEA) (FI III hal 612)

Triethanolamin adalah campuran dari trietanolamina, dietanolamina, dan monoetanolamina. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,4% dihitung terhadap zat anhidrat sebagai trietanolamin, N (C2 H 4OH )3 .

PemerianCairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak;

higroskopik Kelarutan

Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P. Bobot Jenis

1,120 sampai 1,128 Indeks Bias

1,481 sampai 1,486 Kadar Air

Tidak lebih dari 0,5%; penetepan dilakukan dengan cara titrasi yang tertera pada penetapan kadar air; sebagai pelarut digunakan campuran 5,0 ml asam asetat glasial P dan 20 ml metanol P. Sisa Pemijaran

Tidak lebih dari 0,05% Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Page 5: Cream Cinolon-N Fix

Khasiat dan PenggunaanZat tambahan

3) Adeps Lanae (FI III hal 61) Lemak Bulu Domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu

domba Ovis aries Linne (Farm Bovidae), mengandung air tidak lebih dari 0,25. Pemerian

Zat serupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau kuning pucat, agak yembus cahaya; bau lemah dan khas Kelarutan

Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P Jarak Lebur

36° sampai 42°; penetapan dilakukan menurut cara Penetapan suhu lebur lemak, malam dan sejenisnya yang tertera pada Penetapan jarak lebur, suhu lebur, suhu beku dan jarak didih, dengan membiarkan pada suhu 15° sampai 20° selama 24 jam. Bilangan Asam

Tidak lebih dari 1,0 Bilangan Iodium

18 sampai 32; penetapan dilakukan dengan menggunakan lebih kurang 1 g Susut Pengeringan

Tidak lebih dari 0,5%; pengeringan dilakukan pada suhu 105° selama 1 jam Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk Khasiat dan Penggunaan

Zat tambahan4) Paraffinum Liquidum (FI III hal 474)

Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral; sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj. Pemerian

Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan

Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Bobot per ml 0,870 g sampai 0,890 g. Keasaman-Kebasaan

Memenuhi syarat yang tertera pada Paraffinum Solidum Kekentalan

Pada suhu 37,8° tidak kurang dari 55 cP. Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya Khasiat dan Penggunaan

Laksativum

Page 6: Cream Cinolon-N Fix

5) Aqua Destillata /Air suling (FI III hal 96) Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum

PemerianCairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.

Keasaman-KebasaanPada 10 ml tambahkan 2 tetes larutan merah metil P; tidak terjadi warna merah.

Pada 10 ml tambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol P; tidak terjadi warna biru. Besi, Tembaga dan Timbal

Pada 100 ml tambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida P; cairan tetap jernih dan tidak berwarna Kalsium

Pada 100 ml tambahkan 2 ml larutan amonium oksalat P; tidak terjadi kekeruhan. Klorida

Pada 10 ml tambahkan 1 ml larutan perak nitrat P; biarkan selama 5 menit, cairan jernih tidak berwarna. Nitrat

Tuangkan hati-hati 5 ml di atas 5 ml latutan difenilamina P; tidak terjadi warna biru pada bidang batas. Sulfat

Pada 10 ml tambahkan 1 ml larutan barium klorida P; biarkan selama 5 menit; cairan jernih tidak berwarna. Karbondioksida

Pada 25 ml tambahkan 25 ml larutan kalsium hidroksida P; biarkan selama 5 menit; larutan jernih. Zat Teroksidasi

Didihkan 100 ml dengan 10 ml asam sulfat encer P; dan 0,5 ml kalium permanganoat 0,01 N, warna tidak hilang. Sisa Penguapan

Tidak lebih dari 0,001% b/v; penguapan dilakukan di atas tangas air hingga kering. Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik6) Methylis Parabenum /Nipagin M (FI III hal 378)

Metil Paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8 H 8 03. Pemerian

Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan

Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Suhu Lebur

125° sampai 128°

Page 7: Cream Cinolon-N Fix

Keasaman-kebasaanLarutkan 200 mg dalam 250 ml air bebas karbondioksida P panas, dinginkan,

netralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator larutan merah metil P; diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml. Sisa Pemijaran

Tidak lebih dari 0,1% Penetapan Kadar

Timbang saksama 100 mg, didihkan dengan 50 ml natrium hidroksida 1 N selama 30 menit, sambil mengganti kehilangan air karena penguapan Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik Khasiat dan Penggunaan

Zat tambahan; zat pengawetB. Permasalahan Farmasetik

1. Zat Aktif Fluosinolon asetonid harus dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol 96% karena tidak

larut dalam air Neomisin sulfat merupakan zat antibakteri, sehingga:

Harus ditambahkan nipagin karena neomisin sulfat merupakan zat antibakteri Sediaan cream harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus

cahaya untuk menghindari kontaminasi.2. Basis Cream

Hasil leburan dari acidum stearic, paraffin liquid, dan adeps lanae harus segera diaduk di dalam mortir panas agar terbentuk basis yang baik dan tidak pecah

Pengadukan basis tidak boleh terlalu lama karena basis dapat menjadi mengembang. Hal itu dapat terjadi karena sifat basis sama seperti soda kue

Pemberian air panas sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit dengan tujuan agar air panas dengan adeps lanae dapat menyatu dengan baik dan agar basis tidak terlalu encer.

IV. Metodaa. Formula

Cinolon-NTiap gram mengandung1. Fluosinolon asetonid 0,25 mg2. Neomisin sulfat 5 mg3. Basis : Cleansing cream (FMS hal 101)

R/ Acid Stearic 145Triaethanolum 15Adip. Lanao 30Paraf. Liq 250Aq. dest 550Nipagin q.sM.f. cream

Page 8: Cream Cinolon-N Fix

S.U.Eb. Penimbangan

a) Untuk 10 kemasan : 10 gram×10=100 gram

1) Fluosinolon asetonid :0,25 mg ×10=2,5 mg× 10=25 mg=0,025 gram

2) Neomisin sulfat : 5 mg ×10=50 mg ×10=500 mg=0,5 gram

3) Nipagin : 0,1 %100 %

× 100 gram=0,1 gram

Pengenceran Fluosinolon asetonid Fluosinolon = 50 mg Timbang basis cream untuk pengenceran ad 1000 mg, sehingga: Basis cream untuk pengenceran ¿1000 mg−50 mg=950 mg.

Hasil pengenceran ¿25 mg50 mg

×1000 mg=500 mg

Sisa pengenceran ¿1000 mg−500 mg=500 mg

4) BasisPenambahan 3 gram karena terdapat pengenceran. Setiap 1 tube beratnya 10

gram, sehingga 10 tube beratnya 100 gram.Berat basis keseluruhan ¿100 gram+3 gram=103 gram

Berat tiap kandungan basis ¿103− (0,5+0,5+0,1 gram )=101,9 gram

Acid Stearic : 145990

× 101,9=14,92 ≈ 15

TEA : 15

990× 101,9=1,54≈ 1,5

Adeps lanae : 30

990× 101,9=3,08≈ 3

Paraf liq : 250990

× 101,9=25,7≈ 26

Aquadest : 550990

× 101,9=56,6≈ 57

c. Alat dan Bahana. Mortir dan stamferb. Cawan uapc. Waterbathd. Kompore. Batang pengadukf. Pipetg. Beaker glassh. Gelas ukuri. Pinsetj. Tubek. Plastikl. Perkamenm. Timbangann. Anak timbangan

Page 9: Cream Cinolon-N Fix

o. Sudip

d. Prosedur Pembuatan1. Setarakan timbangan, siapkan alat dan bahan obat yang digunakan2. Timbang bahan obat3. Percobaan TEA (1 g = 40 tetes)

Sehingga: 40 x 1,5 g = 60 tetes4. Cawan ditara , timbang paraffin liquid + asam stearic + adeps lanae. Lalu leburkan

pada waterbath5. Panaskan mortir6. Setelah mortir panas, buang air panas lalu lap kering7. Masukkan TEA ke dalam mortir panas tersebut. Tambahkan nipagin + air panas ¼

nya ditambah hasil leburan.8. Tambahkan sisa air panas sedikit demi sedikit9. Aduk hingga basis cream terbentuk, lalu keluarkan dan tempatkan pada cawan10. Timbang 950 mg basis untuk melakukan pengenceran. Masukkan ke dalam mortir11. Masukkan fluosinolon 50 mg aduk ad homogen12. Setelah homogen timbang massa tersebut sebanyak 500 mg sebagai hasil

pengenceran, dan sisanya (500 mg) dimasukkan ke dalam pot plastik13. Gerus neomisin di dalam mortir, lalu masukkan basis yang terdapat di dalam cawan.

Setelah itu masukkan hasil pengenceran aduk ad homogen14. Setelah cream jadi, cream dibagi menjadi 10 bagian ( 1 bagian = 10 g )15. Masukkan 5 bagian cream ke dalam tube dengan dilapisi plastik karena kandungan

yang terdapat di dalam cream dapat bereaksi dengan lapisan bagian dalam tube16. Masukkan sisa 5 bagian cream tersebut ke dalam pot plastik ( 1 bagian = 10 g )

untuk diujie. Hasil Evaluasi

1. Uji organoleptis

Bentuk Warna BauSetengah

padatPutih Adeps lanae

2. Uji Homogenitas

Uji HomogenitasKeterangan

Tidak ada partikel (homogen)

3. Uji pH

Page 10: Cream Cinolon-N Fix

pH = 7 (bersifat basa)4. Uji dengan kertas lakmus

Bersifat basa: Lakmus merah→biru

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan krim cinolon-n dan

evaluasinya.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat,

berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian

luar.

Fluocinolone acetonide berbentuk anhidrat atau mengandung 2 molekul air: mengandung

tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C24 H30 F2 O4.

Neomycine sulfate adalah campuran garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh

biakan Streptomyces fradioe, mengandung neomycine sulfate tidak kurang dari jumlah yang setara

dengan 60,0% neomisin, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Nipagin berbentuk serbuk hablur, putih, hampir tidak berbau, hampir tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutannya larut dalam 500

bagian air, dlam 20 bagian air mendidih, dlam 3,5 bagian etanol ( 95%) p dan dalam 3 bagian

aseton p : mudah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida : larut dalam 60

bagian gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan

larutan tetap jernih.

Asam stearat / Acidum stearicum/ Asam oktadekanoat merupakan zat padat keras

mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin.

Kelarutan asam stearat mudah larut dalam benzene, carbon tetrachloride, kloroform dan

eter. Larut dalam etanol 95%, hexane dan propilenglikol. Praktis tidak larut dalam air. Asam

stearat merupakan bahan yang stabil terutama dengan penambahan antioksidan. Sebaiknya

disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat kering dan sejuk. Digunakan sebagai

emulsifying agent; solubilizing agent; tablet and capsule lubricant (1-3%).

Trietanolamin (TEA) memiliki sinonim Daltogen/ Tealan/ Trietilolamin,

trihidroksitrietilamin / Tris(hidroksi)etilamin. Merupakan cairan kental, jernih, dengan bau

Page 11: Cream Cinolon-N Fix

ammonia, tidak berwarna hingga kuning pucat. Kelarutannya campur dengan air, metanol,

etanol (95%), dan aseton. Larut dalam kloroform, larut dalam 24 bagian benzen dan 63

bagian eter

pH = 10,5 untuk larutan aqueous 0,1 N. Kegunaan dalam formulasi terutama digunakan

sebagai pH adjusting agent. Kegunaan lain yaitu sebagai buffer, pelarut, humektan, dan

polimer plasticizer. Digunakan pada konsentrasi 2-4%.

Adeps Lanae atau lemak bulu domba merupakan zat serupa lemak, liat, lengket;

kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya; bau lemah dan khas. Praktis tidak

larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95 %) P; mudah larut dalam kloroform dan

dalam eter P, berkhasiat sebagai zat tambahan, zat pengikat (Anonim, 1979)

Parafin liquid merupakan minyak cair kental tidak berwarna, tidak berbau, tidak

berasa . Larut dalam aseton, benzen, kloroform, carbon disulfida eter dan petroleum eter,

tidak bercampur dengan minyak menguap dan lemak pada, praktis tidak larut dalam etanol

95%, gliserin dan air.

Aquades merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Dapat bercampur

dengan pelarut polar. Memiliki kegunaan sebagai pelarut.

Dalam praktik, kami melakukan pembuatan sediaan krim cinolon-n berdasarkan

formula yang telah kami buat sebelumnya. Untuk membuat formula tersebut langkah

pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, alat yang dipergunakan

untuk pembuatan sediaan krim ini adalah becker glass, batang pengaduk, spatula logam,

mortir dan stamper, kaca arloji, cawan porselen, neraca analitik, alat evaluasi sediaan.

Sedangkan bahan yang dipergunakan adalah fluocinolone acetonide, neomycine

sulfate , nipagin, aquadest, asam stearat, triethanolamin, lemak bulu domba, parafin cair,

dan aquadest .

Setelah alat dan bahan siap, langkah kedua adalah menimbang bahan sesuai dengan

perhitungan yang ada, dimana fluocinoloe acetonide ditimbang sebanyak 25mg, neomycine

sulfate 500 mg, nipagin 100 mg. Semua bahan ini ditimbang untuk 10 pembuatan krim

cinolon-n. Karena terdapat bahan obat yang tidak dapat ditimbang yaitu fluocinolone

acetonide 25 mg karena batas penimbangan yaitu 50 mg maka basis krim kami tambahkan

untuk melakukan pengenceran. Sehingga kami menimbang untuk basis krim menjadi: asam

stearat 15 g, TEA 1,5 g, lemak bulu domba 3 g, parafin cair 26 g, aquadest 57 g.

Langkah ketiga, setelah penimbangan bahan adalah praktikan membuat basis krim

terlebih dahulu, pembuatan basis dengan cara melebur dengan cawan porselen bahan –

Page 12: Cream Cinolon-N Fix

bahan seperti asam stearat, trietanolamin, lemak bulu domba, parafin cair, dan sebagian

aquades diatas water bath. Aduk sampai mencair dan homogen. Kemudian masukan ke

dalam mortir panas gerus dengan air panas sampai terbentuk basis krim.

Kemudian langkah keempat adalah memulai pembuatan krim cinolon-n. Kita

membuat pengenceran terlebih dahulu dari fluocinolone acetonide dengan cara kita

menimbang fluocinolone acetonide sebanyak 50 mg kemudian ditambahkan basis krim

sampai beratnya 1000 mg, kemudian digerus sampai homogen, dari campuran tersebut

ditimbang kembali 500mg (hasil pengenceran) kemudian ditambahkan neomycie sulfate

gerus sampai homogen. Tambahkan basis krim ke dalam lumpang gerus sampai homogen

kemudian tambahkan nipagin yang sudah dilarutkan ke dalam lumpang gerus sampai

homogen. Tempatkan pada wadah (tube) yang sesuai menjadi 5 sediaan krim yang masing-

masing sediaan mempunyai berat 10 g. Dimana sisa sediaan digunakan untuk proses

evaluasi.

Langkah kelima, adalah evaluasi sediaan. Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah

evaluasi organoleptis, homogenitas, keasaman (PH)

Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan cara

mengamati sediaan krim dilihat dari bentuk, warna, dan bau dari sediaan krim cinolon-n

yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar mengetahui sediaan yang dibuat sesuai

dengan standar krim yang ada, dalam arti sediaan krim tersebut stabil dan tidak

menyimpang dari standar krim.

Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar

mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan krim yang baik harus

homogen dan bebas dari pertikel- partikel yang masih mengumpal. Cara kerja pada uji ini

yaitu dengan mengoleskan sedikit sediaan krim di kaca objek dan amati adakah partikel

yang masih menggumpal atau tidak tercampur sempurna. Jika tidak berarti larutan

dikatakan homogen.

Evaluasi ketiga yaitu uji keasaman (PH).

Evaluasi keempat yaitu uji stabilitas dengan dilakukan dengan cara mendiamkan krim

selama 3 hari dalam suatu suhu yang berbeda yaitu:

Suhu dingin dilakukan menggunakan lemari pendingin

Suhu kamar

Suhu panas berlebih dilakukan menggunakan oven

Evaluasi keempat yaitu uji dengan kertas lakmus untuk mengetahui sifat kimia dari

krim cinolon-n.

Page 13: Cream Cinolon-N Fix

Berdasarakan masing – masing uji diperoleh hasil sebagai berikut :

Uji organoleptis sediaan krim cinolon-n yaitu bentuknya setengah padat, bau : Adeps

lanae, warna : putih.

Uji homogenitas, hasil yang diperoleh adalah krim cinolon-n yang dibuat adalah

homogen, tidak terdapat partikel yang menggumpal.

Uji keasaman (PH) menggunakan kertas untuk mengukur pH dengan memasukan

kertas tersebut ke dalam sediaan krim. Hasil yang diperoleh ialah krim cinolon-n berpH 7

(basa).

Uji stabilitas dengan menempatkan sediaan krim cinolon-n dalam berbagai suhu

selama tiga hari. Hasil yang diperoleh:

Suhu dingin : putih, bau adeps lanae

Suhu kamar : putih, bau adeps lanae

Suhu panas berlebih : putih, bau adeps lanae

Uji dengan kertas lakmus menghasilkan warna biru pada lakmus merah yang

menandakan bahwa krim cinolon-n bersifat basa.

Pada praktikum pembuatan dan sediaan krim cinolon-n ini menggunakan zat aktif

fluocinolone acetonide dan neomycin sulfate yang mana berkhasiat sebagai antibiotik.

Bahan tambahan lainya yang digunakan adalah nipagin yang mana berkhasiat sebagai

pengawet (anonim, 1979). Bila dalam resep krim diencerkan (dilarutkan) dalam air, dapat

pula ditumbuhi jamur. Untuk mencegah krim tidak menjadi busuk ditambah nipagin sebagai

pengawet (Moh. Anief, 1998). Maksud busuk disini adalah agar krim tidak cepat rusak dan

krim menjadi awet. Penambahan nipagin yang dianjurkan adalah 0,1% - 0,2% (Moh. Anief,

1998. Hal 112)

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan krim adalah :

1. Kelarutan

Perhatikan kelarutan dari zat aktif yang akan dipakai dalam pembuatan. Apakah

mudah larut, atau sukar larut.

2. Kestabilan

Perhatikan zat aktif yang digunakan apakah stabil dan dapat digunakan dalam pembuatan sediaan. Zat aktif yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan adalah zat tersebut tidak mengalami perubahan fisika ataupun kimia bila dilarutkan dalam pelarut. Karena dalam hal pembuatan sediaan setengah padat (krim) ada pelarut-pelarut tertentu yang digunakan.

Page 14: Cream Cinolon-N Fix

VI. KESIMPULAN1. Mahasiswa dapat membuat sediaan krim dengan menggunakan formula buatan sendiri.2. Krim adalah sediaan bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air

tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.3. Krim cinolon-n yang dibuat bentuknya setengah padat, bau adeps lanae, warna sediaan

putih, krim tersebut homogen, tipe krim tersebut adalah air dalam minyak (w/o).4. Dalam pembentukan emulsi, pemanasan bahan, dan penggerusan pada lumpang sering

menjadi masalah dalam pembentukan krim cinolon-n ini, sehingga harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati.

5. Dalam pembuatan krim cinolon-n harus memperhatikan kestabilan dan kelarutan zat aktif.

6. Penyimpanan krim cinolon-n dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera “obat luar”.

VII. DAFTAR PUSTAKA1. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI2. Anonim. 1997. Farmakope Indonesia ediai IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI3. Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI press4. Ikatan Sardjana Farmasi Indonesia. 1968. Cetakan ketiga Formularium Medicamentorum Selectum. Jawa Timur5. Ikatan Sardjana Farmasi Indonesia. 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia volume 47. Jakarta6. Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press7. Soetopo dkk. 2002. Ilmu Resep Teori. Jakarta: Departemen Kesehatan

VIII. ETIKET (Terlampir)

Page 15: Cream Cinolon-N Fix

a) Etiket Tube

b) Brosur

LAMPIRAN

Page 16: Cream Cinolon-N Fix

c) Etiket Dus

Page 17: Cream Cinolon-N Fix