ucup

30
TRAUMA DAN KEBUTAAN STEP 1 1. Hifema : Terkumpulnya darah di bilik mata anterior di daerah antara kornea dan iris. STEP 7 1. Mengapa mata kanannya kabur setelah beberapa saat terkena kock dan VOD 3/60 disertai injeksi cilier +? Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti ronggaorbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam ataumengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak, saraf mata dan rongga orbita .Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberi penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Bagian orbita yang merupakan organ visera yang berhadapan langsung dengan dunia luar adalah kornea, sehingga kornea rentan untuk terkena trauma maupun infeksi. Sehingga menimbulkan edema kornea, Edema superfisial dan aberasi kornea dapat hilang dalam beberapa jam. Edemainterstisial adalah edema yang terjadi di substania propria yang membentuk kekeruhan seperticincin dengan batas tegas berdiameter 2 – 3 mm. Lipatan membrana Bowman membentuk membran seperti lattice. Membrana descement bila terkena trauma dapat berlipat atau robek dan akan tampak sebagai kekeruhan yang berbentuk benang. Bila endotel robek maka akanterjadi inhibisi humor aquous ke dalam stroma kornea, sehingga kornea menjadi edema. Bilarobekan endotel kornea ini kecil, maka kornea akan jernih kembali dalam beberapa hari tanpaterapi.Deposit pigmen sering terjadi di permukaan posterior kornea, disebabkan oleh adanyasegmen iris yang terlepas ke depan. Laserasi kornea dapat terjadi di setiap

description

modul mata

Transcript of ucup

TRAUMA DAN KEBUTAANSTEP 11. Hifema : Terkumpulnya darah di bilik mata anterior di daerah antara kornea dan iris.

STEP 71. Mengapa mata kanannya kabur setelah beberapa saat terkena kock dan VOD 3/60 disertai injeksi cilier +?Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti ronggaorbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam ataumengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak, saraf mata dan rongga orbita .Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberi penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.Bagian orbita yang merupakan organ visera yang berhadapan langsung dengan dunia luar adalah kornea, sehingga kornea rentan untuk terkena trauma maupun infeksi. Sehingga menimbulkan edema kornea, Edema superfisial dan aberasi kornea dapat hilang dalam beberapa jam. Edemainterstisial adalah edema yang terjadi di substania propria yang membentuk kekeruhan seperticincin dengan batas tegas berdiameter 2 3 mm. Lipatan membrana Bowman membentuk membran seperti lattice. Membrana descement bila terkena trauma dapat berlipat atau robek dan akan tampak sebagai kekeruhan yang berbentuk benang. Bila endotel robek maka akanterjadi inhibisi humor aquous ke dalam stroma kornea, sehingga kornea menjadi edema. Bilarobekan endotel kornea ini kecil, maka kornea akan jernih kembali dalam beberapa hari tanpaterapi.Deposit pigmen sering terjadi di permukaan posterior kornea, disebabkan oleh adanyasegmen iris yang terlepas ke depan. Laserasi kornea dapat terjadi di setiap lapisan kornea secara terpisah atau bersamaan, tetapi jarang menyebabkan perforasi.Gambaran klinis Edema kornea dapat meberikan keluhan berupa penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat. Kornea akan terlihat keruhdengan uji plasedo yang positif.Sumber : Bruce, Chris, dan Anthony. 2006. Lecture Notes : Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta :Penerbit Erlangga2. Apa interpretasi dari kornea udem + dan hifema 1/3 inferior ?Definisi Hifema Terkumpulnya darah dibilik mata anterior (depan) yaitu daerah di antara kornea dan iris yang terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Darah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang dan bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih Mikrohifema terjadi ketika sel darah merah hanya terdeteksi secara mikroskopik. Namun pada makrohifema atau yang biasa disebut dengan hifema, lapisan darah pada bilik mata depan dapat dideteksi bahkan tanpa bantuan pemeriksaan slit lamp. Komplikasi pada hifema lebih banyak terjadi daripada mikrohifema. Walaupun darah yang terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan penglihatan, darah tersebut dapat mengisi seluruh bilik mata atau hanya bagian bawah bilik mata depan. Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul dibawah bilik mata depan dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Hifema sering disebabkan oleh trauma tumpul, trauma bedah, discrasia darah (hemofilia), tumor intra kranial dan banyak pada usia muda

Penyebab atau etiologi hifema Trauma tumpul pada mata: banyak terjadi karena cedera olah raga, jatuh, atupun perkelahian Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan-robekan jaringan iris, korpus siliaris dan koroid dimana jaringan tersebut mengandung banyak pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan perdarahan yang berada di kamera anterior dan akan tampak dari luar timbunan darah karena gaya berat yang akan berada di bagian terendah Tumor mata (retinoblastoma) Prosedur pembedahan yang salah (trabekuloplasty dan iridectomy) Penyakit sickle cell Pertumbuhan abnormal pembuluh darah mata (contohnya juvenile xanthogranuloma) Neovaskularisasi iris Neovaskularisasi disebabkan oleh iskemi pada segmen posterior yang sering dikaitkan dengan penyakit neovaskular pada diabetes. Terjadi akibat proliferasi sel endotel pembuluh darah. Pembuluh darah yang baru ini mudah sekali untuk pecah

Proses perjalanan penyakitPatofisiologi :Trauma tumpul menyebabkan kompresi bola mata, disertai peregangan limbus, dan perubahan posisi dari iris atau lensa. Hal ini dapat meningkatkan tekanan intraokuler secara akut dan berhubungan dengan kerusakan jaringan pada sudut mata. Perdarahan biasanya terjadi karena adanya robekan pembuluh darah, antara lain arteri-arteri utama dan cabang-cabang dari badan siliar, arteri koroidalis, dan vena-vena badan siliar.Inflamasi yang parah pada iris, sel darah yang abnormal dan kanker mungkin juga bisa menyebabkan perdarahan pada COA. Trauma tumpul dapat merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Gaya-gaya kontusif akan merobek pembuluh darah iris dan merusak sudut COA. Tetapi dapat juga terjadi secara spontan atau pada patologi vaskuler okuler. Darah ini dapat bergerak dalam ruang COA, mengotori permukaan dalam kornea. Perdarahan pada bilik mata depan mengakibatkan teraktivasinya mekanisme hemostasis dan fibrinolisis. Peningkatan tekanan intraokular, spasme pembuluh darah, dan pembentukan fibrin merupakan mekanisme pembekuan darah yang akan menghentikan perdarahan. Bekuan darah ini dapat meluas dari bilik mata depan ke bilik mata belakang. Bekuan darah ini biasanya berlangsung hingga 4-7 hari. Setelah itu, fibrinolisis akan terjadi. Setelah terjadi bekuan darah pada bilik mata depan, maka plasminogen akan diubah menjadi plasmin oleh aktivator kaskade koagulasi. Plasmin akan memecah fibrin, sehingga bekuan darah yang sudah terjadi mengalami disolusi. Produk hasil degradasi bekuan darah, bersama dengan sel darah merah dan debris peradangan, keluar dari bilik mata depan menuju jalinan trabekular dan aliran uveaskleral. Perdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut perdarahan primer. Perdarahan primer dapat sedikit dapat pula banyak. Perdarahan sekunder biasanya timbul pada hari ke 5 setelah trauma. Perdarahannya biasanya lebihhebat daripada yang primer. Oleh karena itu seseorang dengan hifema harus dirawat sedikitnya 5 hari. Dikatakan perdarahan sekunder ini terjadi karena resorpsi daribekuan darah terjadi terlalu cepat sehingga pembuluh darah takmendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali.Penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari COA dalam bentuk sel darah merah melalui sudut COA menuju kanal schlem sedangkan sisanya akan diabsorbsi melalui permukaan iris. Penyerapan pada iris dipercepat dengan adanya enzim fibrinolitik di daerah ini.Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea, menyebabkan kornea menjadi bewarna kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisi kornea, yang hanya dapat ditolong dengan keratoplasti. Imbibisio kornea dapat dipercepat terjadinya oleh hifema yang penuh disertai glaukoma. Adanya darah pada bilik mata depan memiliki beberapa temuan klinis yang berhubungan. Resesi sudut mata dapat ditemukan setelah trauma tumpul mata. Hal ini menunjukkan terpisahnya serat longitudinal dan sirkular dari otot siliar. Resesi sudut mata dapat terjadi pada 85 % pasien hifema dan berkaitan dengan timbulnya glaukoma sekunder di kemudian hari. Iritis traumatik, dengan sel-sel radang pada bilik mata depan, dapat ditemukan pada pasien hifema. Padakeadaan ini, terjadi perubahan pigmen iris walaupun darah sudah dikeluarkan. Perubahan pada kornea dapat dijumpai mulai dari abrasi endotel kornea hingga ruptur limbus. Kelainan pupil seperti miosis dan midriasis dapat ditemukan pada10 % kasus. Tanda lain yang dapat ditemukan adalah siklodialisis, iridodialisis, robekan pupil, subluksasi lensa, dan ruptur zonula zinn. Kelainan pada segmen posterior dapat meliputi perdarahan vitreus, jejas retina (edema, perdarahan, dan robekan), dan ruptur koroid. Atrofi papil dapat terjadi akibat peningkatan tekanan intraokular.

Hifema dapat terjadi sesudah suatu trauma tembus ataupun tumpul pada mata, akan tetapi dapat juga terjadi secara spontan. Secara umum dianggap bahwa hifema berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar. Mungkin juga berasal dari pembuluh darah di kornea atau limbus karena terbentuknya neovaskularisasi pada bekas luka operasi atau pada rubeosis iridis. Trauma tumpul yang mengenai mata berupa benturan atau pukulan dan lain sebagainya, dapat menyebabkan kompresi bola mata, disertai peregangan limbus, dan perubahan posisi dari iris atau lensa Hal ini dapat meningkatkan tekanan intraokuler secara akut dan berhubungan dengan kerusakan jaringan pada sudut mata. Perdarahan biasanya terjadi karena adanya robekan pembuluh darah,antara lain arteri-arteri utama dan cabang-cabang dari badan siliar, arterikoroidalis, dan vena-vena badan siliar sehingga mengakibatkan perdarahan dalam bilik mata depan

Sedangkan pada neovaskularisasi pada bekas luka operasi atau pada robeosis iridis, ruptura bisa terjadi secara spontan karena rapuhnya dinding pembuluh darah. Darah ini dapat bergerak dalam ruang COA, mengotori permukaan dalam kornea Perdarahan pada bilik mata depan (COA) mengakibatkan teraktivasinya mekanisme hemostasis dan fibrinolisis. Peningkatan tekanan intraokular, spasme pembuluh darah, dan pembentukan fibrin merupakan mekanisme pembekuan darah yang akan menghentikan perdarahan. Bekuan darah ini dapat meluas dari bilik mata depan ke bilik mata belakang. Bekuan darah ini biasanya berlangsung hingga 4-7 hari. Setelah itu, fibrinolisis akan terjadi. Setelah terjadi bekuan darah pada bilik mata depan, maka plasminogen akan diubah menjadi plasmin oleh aktivator kaskade koagulasi. Plasmin akan memecah fibrin, sehingga bekuan darah yang sudah terjadi mengalami disolusi Produk hasil degradasi bekuan darah, bersama dengan sel darah merah dan debris peradangan, keluar dari bilik mata depan menuju jalinan trabekular dan aliran uveaskleral Perdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut perdarahan primer. Perdarahan primer dapat sedikit dapat pula banyak. Perdarahan sekunder biasanya timbul pada hari ke 5 setelah trauma. Perdarahannya biasanya lebih hebat daripada yang primer. Oleh karena itu seseorang dengan hifema harus dirawat sedikitnya 5 hari. Dikatakan perdarahan sekunder ini terjadi karena resorpsi dari bekuan darah terjadi terlalu cepat sehingga pembuluh darah tak mendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali. Darah dalam bilik mata depan akan diserap sehingga akan menjadi jernih kembali. Darah pada hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk sel darah merah melalui kanalis Schlemm dan permukaan depan iris. Penyerapan melaui permukaan depan iris ini dipercepat dengan adanya kegiatan enzim fibrinolitik yang berlebihan di daerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat penumpukkan hemosiderin pada COA, hemosiderin dapat masuk ke lapisan kornea, menyebabkan kornea menjadi berwarna kuning, dan disebut hemosiderosis atau imbibisi kornea. Imbibisi kornea dapat dipercepat terjadinya, disebabkan oleh hifema yang penuh disertai glaukoma, dimana glukoma ini terjadi karena adanya darah dalam COA dapat menghambat aliran cairan bilik mata oleh karena unsur-unsur darah menutupi COA dan trabekula, sehingga terjadi glaukoma sekunder, glukoma ini bisa juga menyebabkan rasa sakit pada mata. Darah pada hifema bisa berasal dari badan siliar, yang mungkin dapat masuk ke dalam badan kaca (corpus vitreum). Sehingga pada punduskopi gambaran pundus tidak tampak, dan ketajaman penglihatan menurunnya lebih banyak. Bila hifema sedikit, ketajaman penglihatan mungkin masih baik dan tekanan intraokular masih normal. Sedangkan perdarahan yang mengisi setengah COA dapat menyebabkan gangguan visus dan kenaikan tekanan intraocular Zat besi di dalam bola mata dapat menimbulkan sederosis bulbi yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan ptisis bulbi dan kebutaan. Hifema dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar (corpus ciliaris ).Pasien akan mengeluh sakit, disertai epifora dan blefarospasme. Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis Resesi sudut mata dapat ditemukan setelah trauma tumpul mata. Hal ini menunjukkan terpisahnya serat longitudinal dan sirkular dari otot siliar. Resesi sudut mata dapat terjadi pada 85 % pasien hifema dan berkaitan dengan timbulnya glaukoma sekunder di kemudian hari. Iritis traumatik, dengan sel-sel radang pada bilik mata depan, dapat ditemukan pada pasien hifema. Pada keadaan ini, terjadi perubahan pigmen iris walaupun darah sudah dikeluarkan Perubahan pada kornea dapat dijumpai mulai dari abrasi endotel kornea hingga ruptur limbus. Kelainan pupil seperti miosis dan midriasis dapat ditemukan pada10 % kasus. Tanda lain yang dapat ditemukan adalah siklodialisis, iridodialisis, robekan pupil, subluksasi lensa, dan ruptur zonula zinn. Kelainan pada segmen posterior dapat meliputi perdarahan vitreus, jejas retina (edema, perdarahan, dan robekan), dan ruptur koroid. Atrofi papil dapat terjadi akibat peninggian tekanan intraokular

Klasifikasi hifema Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi: Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen anterior bola mata. Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan prosedur operasi mata). Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier,sehingga pembuluh darah pecah. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya juvenile xanthogranuloma). Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma). Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu: Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2. Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi menjadi beberapa grade (Sheppard) Grade pada hifema ini ditentukan oleh banyaknya perdarahan dalam bilik mata depan bola mata, yaitu: Tingkat 1: kurang dari volume bilik mata depan yang terlihat. Tingkat 2: sampai dari volume bilik mata depan yang terlihat Tingkat 3: sampai dari volume bilik mata depan yang terlihat Tingkat 4: pengisian sempurna dari bilik mata depan yang terlihat. (Eight ball hifema)GRADEANTERIOR CHAMBER FILLINGDIAGRAMBEST PROGNOSIS FOR 20/50 VISION OR BETTER

- Microhyphema- Circulating red blood cell by slitlamp exam only

- 90 percent

- I- Kurang dari 33 percent

- 90 percent

- II- 33-50 percent

- 70 percent

- III- Lebih dari 50 percent

- 50 percent

- IV- 100 percent

- 50 percent

Gejala klinik hifema Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan epifora(pengaliran air mata yang berlebihan ke pipi) dan blefarospasme (kelopak mata berkedip tidak terkendali). Penglihatan pasien kabur dan akan sangat menurun, ini karena darah menggangu media refraksi yang sangat berperan pada proses penglihatan. Terdapat penumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Selain itu, dapat terjadi peningkatan tekanan intraocular, sebuah keadaan yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya glaucoma. Glukoma ini terjadi karena adanya darah dalam COA dapat menghambat aliran cairan bilik mata oleh karena unsur-unsur darah menutupi COA dan trabekula, sehingga terjadi glaukoma sekunder, glukoma ini bisa juga menyebabkan rasa sakit pada mata. Pada hifema karena trauma, jika ditemukan penurunan tajam penglihatan segera maka harus dipikirkan kerusakan seperti luksasi lensa (Putusnya penggantung lensa menyebabkan lensa masuk kedalam badan kaca atau vitreus), ablasio retina (kelainan retina dimana lapisan kerucut dan batang terpisah dari lapisan sel epitel pigmen), oedem macula (pembengkakan pada makula, daerah dekat pusat retina mata).

Selain itu akibat darah yang lama berada di kamera anterior akan mengakibatkan pewarnaan darah pada dinding kornea dan kerusakan jaringan kornea. Kadang-kadang terlihat iridoplegia (kelumpuhan sphincter dari iris sehingga pupil menjadi lebar/ midriasis) dan iridodialisis (keadaan dimana iris terlepas dari pangkalnya sehingga bentuk pupil tidak bulat dan pada pangkal iris terdapat lubang) Terdapat pula tanda dan gejala yang relative jarang: penglihatan ganda, edema palpebra, midriasis (dilatasi atau pelebaran pupil berlebihan), anisokor pupil (perbedaan diameter pupil kanan dan kiri) dan sukar melihat dekat.Sumber : Ilyas, Sidarta.2009.Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Jakarta : FKUI press Ilyas, Sidarta. 2002 Trauma Tumpul Mata :Ilmu Penyakit Mata.Jakarta : Sagung Seto, Hal: 263-6. Vaughan, Daniel, G. 2000. Trauma:Oftamologi Umum edisi ke-14.Jakarta : Widya Medika. Hal: 380,384.

Injeksi siliarMelebarnya pembuluh darah peri kornea (a. siliar anterior) atau injeksi siliar atau injeksiperikornea terjadi akibat radang kornea, tukang kornea, benda asing pada kornea, radangjaringan uvea, glaucoma, endoftalmitis ataupun panoftalmitisInjeksi siliar ini mempunyai tanda-tanda Berwarna lebih ungu, dibanding dengan injeksi konjungtival Pembuluh darah tidak tampak

Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena menempel eratdengan jaringan perikornea. Kemerahan paling pada disekitar kornea, dan berkurang kea rah forniks Dengan tetes adrenalin 1:1000 tidak menciut. Hanya lakrimasi Terdapat fotofobia Sakit tekan di sekitar kornea Pada penyakit tertentu dapat menyebabkan pupil iregulerInjeksi SiliarMata merah yang disebabkan injeksi siliar atau injeksi konjungtival dapat memberikangejala bersama-sama dengan keluhan tambahan seperti: Penglihatan menurun Terdapat atau tidak terdapatnya secret Terdapat peningkatan tekanan bola mata pada keadaan tertentu,Mata merah dapat dibagi menjadi mata merah dengan visus normal ataupun mata merahdengan visus terganggu akibat keruhnya media penglihatan bersama-sama mata yangmerah.Sumber : Ilmu penyakit mata, Sidharta ilyasodemBagian orbita yang merupakan organ visera yang berhadapan langsung dengan dunia luar adalah kornea, sehingga kornea rentan untuk terkena trauma maupun infeksi. Sehingga menimbulkan edema kornea, Edema superfisial dan aberasi kornea dapat hilang dalam beberapa jam. Edemainterstisial adalah edema yang terjadi di substania propria yang membentuk kekeruhan seperticincin dengan batas tegas berdiameter 23 mm. Lipatan membrana Bowman membentukmembran seperti lattice. Membrana descement bila terkena trauma dapat berlipat atau robekdan akan tampak sebagai kekeruhan yang berbentuk benang. Bila endotel robek maka akanterjadi inhibisi humor aquous ke dalam stroma kornea, sehingga kornea menjadi edema. Bilarobekan endotel kornea ini kecil, maka kornea akan jernih kembali dalam beberapa hari tanpaterapi.Deposit pigmen sering terjadi di permukaan posterior kornea, disebabkan oleh adanyasegmen iris yang terlepas ke depan. Laserasi kornea dapat terjadi di setiap lapisan kornea secara terpisah atau bersamaan, tetapi jarang menyebabkan perforasi.Gambaran klinis Edema kornea dapat meberikan keluhan berupa penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat. Kornea akan terlihat keruhdengan uji plasedo yang positif.PenatalaksanaanPengobatan yang diberikan adalah larutan hiertonik seperti NaCL 5% atau larutangaram hipertonik 28%, glukosa 40% dan larutan albumin. Bila terjadi peninggian tekananbola mata maka dapat diberikan asetozolamida. Dapat diberikan lensa kontak lembek untukmenghilangkan rasa sakit dan memperbaiki tajam penglihatan.a. Erosi korneaErosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapatmengakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea.Gambaran klinisPada erosi pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea yangmempunyai serat sensibel yang banyak, mata berair, fotofobia dan penglihatan akanterganggu oleh media yang keruh.Pada korne akan terlihat adanya defek efitel kornea yang bila diberi fuorosein akan berwarnahijau.PenatalaksanaanAnestesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan danmenghilangkan rasa sakit yang sangat. Anestesi topikal diberikan dengan hati-hati karenadapat menambah kerusakan epitel.Epitel yan terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas. Untuk mencegahterjadinya infeksi dapat diberikan antibiotika spektrum luas seperti neosporin, kloramfenikoldan sufasetamid tetes. Akibat rangsangan yang mengakibatkan spasme siliar maka dapat diberikan sikloplegik aksi-pendek seperti tropikamida.Untuk mengurangi rangsangan cahaya dan membuat rasa nyaman pada pasien, maka bisadiberikan bebat tekan pada pasien minimal 24 jam.b. Erosi kornea rekurenErosi rekuren biasanya terjadi akibat cedera yang merusak membran basal atau tukakmetaherpetik. Epitel akan sukar menutup dikarenakan terjadinya pelepasan membran basalepitel kornea sebagai sebagai tempat duduknya sel basal epitel kornea.PenatalaksanaanPengobatan terutama bertujuan melumas permukaan kornea sehingga regenerasiepitel tidak cepat terlepas untuk membentuk membran basal kornea.Pemberian siklopegik bertujuan untuk mengurangi rasa sakit ataupun untuk mengurangigejala radang uvea yang mungkn timbul.Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk tetes dan mata ditutup untuk mempercepatpertumbuhan epitel baru dan mencegah infeksi skunder. Dapat digunakan lensa kontak lembek pada pasien dengan erosi rekuren pada kornea denganmaksud untuk mempertahankan epitel berada ditempatnya

Sumber : Bruce, Chris, dan Anthony. 2006. Lecture Notes : Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta :Penerbit Erlangga

3. Mengapa terjadi middilatasi pada mata yang terkena trauma?Ukuran pupil tergantung beberapa faktor antara lain umur, tingkat kesadaran, kuatnya penyinaran, dan tingkat akomodasi. Perubahan diameter pupil dipengaruhi oleh aktifitas jaras eferen serabut simpatis dan parasimpatis.Fungsi saraf simpatik adalah dilatasi pupil dengan efek yang kurang bermakna pada otot siliaris sedangkan fungsi saraf parasimpatik untuk miosis pupil dengan efek terhadap kontraksi M.siliaris serta efek akomodasi. Jadi diameter pupil ditentukan oleh aksi antagonistik antara M.sfingter pupiliae dan M.dilator pupiliae. Otot kedua ini peranannya kecil.Apabila terjadi gangguan pada iris akibat taruma atau peradangan, maka akan mengganggu dari fungsi otot otot yang ada disitu.Sumber : Ilmu penyakit mata, sidharta ilyas4. Bagaimana mekanismenya trauma ini bisa menyebabkan kebutaan ?Trauma tumpul pada wajah sering mengenai area orbita dengan segala akibatnya, mulai dari sekedar memar di pelpebra hingga kerusakan bagian dalam bola mata yang dapat berakhir pada kebutaan.Trauma tumpul pada mata dapat menyebabkan kerusakan pada bola mata yang paling belakang, karena tekanan gaya dari bola mata bagian depan diteruskan ke segala arah sehingga dapat mengakibatkan kerusakan di semua arah. Trauma tumpul pada mata dapat mengakibatkan kebutaan jika trauma yang terjadi cukup kuat untuk merusak struktur-struktur yang penting dalam proses penglihatan, yaitu kornea, lensa, retina dan koroid serta jaringan penyangganya. KEBUTAANetiologi dari kebutaan?a. Kongenital Pendarahan retina pada waktu lahirpada bayi yang lahir sulit mis.vacum,tang forceps menekan kepalaperdarahan otak perdarahn mata Refraksi anomali dioptri meningkat pada 1 mata Katarak kongenital karena cahaya tidak masuk ke macula lutea amblyopiakalau sudah terjadi nistagmus diperbaiki pun percuma Strabismus, kalau juling lama-lama terjadi strabismus amblyopia Nistagmus retina tidak bisa berfungsi dengan baik amblyopia nistagmusb. Obat / bahan kimia Obat malaria Quinine bisa menyebabkan visus 0 Methyl alkohol visus turun drastis Ethambutol (obat anti TB)c. Kebutaan simulasi kebutaan semu umumnya pada remaja putri yang minta perhatiand. Penyakit sistemik : meningitis, ensefalitis,hipertensi,DM,tumor intra craniale. Penyakit mata : trachoma,trauma fisis,chemis,tajam,catarak,glaukoma

klasifikasi kebutaan menurut WHO?Buta menurut WHO: kategori 1 : rabun atau penglihatan