Proposal Proyek WS05 Fella Ucup

download Proposal Proyek WS05 Fella Ucup

of 39

Transcript of Proposal Proyek WS05 Fella Ucup

2007Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Yusuf Purna Yudhanto (13205203) Fela Rizki Wardana (13205178) Proyek Angkatan WS 2005 1/9/2007

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Proposal Pengajuan Proyek Angkatan Divisi Workshop HME ITB Sistem Pengamanan Mobil Pribadi dengan Teknologi SMS

Abstrak Alat pengaman mobil pada umumnya menggunakan alarm yang berbunyi bila terjadi gangguan pada mobil. Sistem semacam ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu tidak dapat didengar oleh pemilik mobil yang berada pada jarak yang cukup jauh, dan sering terjadi adanya alarm karena gangguan palsu. Pada penelitian ini telah dikembangkan suatu sistem pengaman mobil yang pintar dengan menggunakan mikrokontroler jenis AVR. Untuk merealisasikan sistem ini digunakan dua buah telepon selular / HP, yang pertama adalah HP yang digunakan oleh pemilik, yang kedua adalah HP pada mobil yang di-antarmuka-kan dengan sebuah sistem mikrokontroler AVR. Sistem ini dilengkapi sensor suara dan limit switch untuk mendeteksi gangguan pada mobil, yang kondisinya selalu dipantau mikrokontroler. Bila terjadi gangguan pada mobil, maka mikrokontroler menginstruksikan kepada HP di mobil melalui perintah AT command untuk memberikan laporan ke pemilik, kemudian pemilik dapat mengirim perintah melalui SMS ke HP yang ada di mobil dan selanjutnya sistem yang ada di mobil akan melakukan pengendalian sesuai dengan perintah yang diberikan. Apabila terjadi kegagalan komunikasi antara sistem yang ada di mobil dengan pemilik dalam selang waktu tertentu, maka sistem yang ada di mobil akan melakukan pengamanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Teknologi lain yang diberikan oleh beberapa operator penyedia layanan GSM tertentu adalah penunjukkan lokasi area dimana HP sedang berada. Dengan adanya layanan seperti ini, dapat ditambahkan inovasi lain pada system pengaman mobil ini. Yaitu bila terjadi gangguan pada mobil dan system pengamanan awal pada mobil mengalami kegagalan maka HP pada mobil akan mengirimkan lokasi dimana mobil berada pada HP pemilik.

1

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerahNya, sehingga kami dapat menyusun Proposal Pengajuan Proyek Angkatan WS 2005 ini hingga selesai. Melalui laporan ini, akan dituangkan hasil penelitian kami dalam upaya mengembangkan aplikasi SMS (Short Message Service) sehingga dapat berfungsi sebagai system pengamanan untuk mobil pribadi yang dapat bekerja secara otomatis maupun terkontrol oleh pemilik. Proposal Proyek ini kami sadari masih belum sempurna, sehingga kami sangat terbuka atas segala saran dan masukan informasi yang membangun. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, terutama kepada Divisi Workshop HME ITB selaku tempat bernaung kami, kepada semua yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kami, dan kepada pihak lain yang telah turut serta memberikan dukungan. Semoga hasil dari proyek ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bandung, Agustus 2007

Tim Penyusun

2

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

BAB 1 Pendahuluan1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi saat ini telah membuat segala sesuatunya terasa lebih mudah bagi kehidupan kita. Semua pihak berlomba-lomba untuk menyediakan suatu system yang up-to-date yang dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat di era ini. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh konsumen saat ini adalah kebutuhan dalam hal system keamanan (security system). Salah satu diantara system keamanan yang paling menjanjikan adalah system yg berbasis teknologi SMS sistem ini reliable, mudah, dan dapat diakses kapan saja, dimana saja sesuai dengan kebutuhan gaya hidup masa kini. Sistem komunikasi selular mulai mencapai puncaknya pada saat

diperkenalkan teknologi GSM (Global system for Mobile Communication). Teknologi ini begitu booming dengan market share di seluruh dunia (mencapai 60%1). Salah satu fasilitas GSM yang ditawarkan dan kemudian menjadi primadona adalah SMS (Short Messaging Service) terutama di Negara-negara Asia. SMS ini memungkinkan pemakai untuk mengirimkan pesan berbasis teks kepada pemakai lainanya. SMS telah memberikan pemasukan yang cukup besar bagi penyedia layanan GSM; diperkirakan sekitar 20% dari pemasukan penyedia layanan GSM mberasal dari SMS dan 366 milyar SMS telah dikirimkan di seluruh dunia pada tahun 2002. Keunggulan SMS adalah informasi yang ditulis dalam bentuk teks, sehingga dapat disampaikan dalam waktu yang cukup singkat dan dengan biaya yang relative murah2. Bahkan dalam beberapa kasus, SMS terkadang memiliki kepantasan yang lebih tinggi dibandingkan panggilan melalui telepon. Saat ini aplikasi SMS telah berkembang pesat, dari system komunikasi antar pengguna handphone, menjadi komunikasi antara pelanggan dan penyedia informasi. Contoh aplikasi tersebut adalah layanan dari bank-bank tertentu untuk mengecek saldo rekening di bank melalui SMS. Artinya bank tersebut telah

3

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

membuka jalur akses ke database mereka agar dapat diakses melalui SMS. Untuk melakukan hal semacam itu biasanya penyedia informasi seperti bank, supermarket, dan bursa saham bekerja sama dengan operator GSM. Pengguna handphone yang memakai operator GSM tersebut akan dapat mengakses data melalui SMS. Selain transaksi keuangan, pemanfaatan teknologi SMS juga berkembang kea rah kehidupan sehari-hari permintaan informasi akademik suatu badan pendidikan, jadwal keberangkatan pesawat terbang, pemasangan iklan di koran, dan beramal. Lebih jauh lagi, SMS juga banyak digunakan untuk tujuan komersial, seperti kuis SMS yang begitu marak di TV, polling sperti yang banyak dilakukan oleh beberapa stasiun televisi swasta, pengiriman logo dan ringtones. Semua layanan ini berbasis pada teknologi yang sama, namun inovasi dalam hal pemanfaatannya yang berbeda. Dari sekian banyak layanan yang telah disebutkan diatas, ada salah satu aplikasi yang dapat ditawarkan oleh fasilitas SMS namun masih banyak yang belum menyadarinya. Aplikasi tersebut adalah aplikasi dalam hal system keamanan. Dengan menerapkan teknologi yang sama, aplikasi SMS dapat dijadikan sebuah layanan dalam bidang keamanan. Salah satu yang menjadi contoh kami adalah system keamanan kendaraan pribadi Menurut data Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, dapat terlihat bahwa indeks criminal yang berupa kasus kejahatan curanmor (pencurian kendaraan bermotor) menduduki urutan tertinggi dalam kasus kejahatan di Indonesia. Pada tahun 2004 terjadi 10.898 kasus curanmor dan meningkat sebesar 3,2% pada tahun 2005 sebanyak 11.257 kasus curanmor yang dilaporkan. Pada umumnya, alat pengaman mobil yang lazim dipakai oleh pemilik kendaraan sekarang menggunakan alarm yang berbunyi bila terjadi gangguan pada mobil. Sistem semacam ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu tidak dapat didengar oleh pemilik mobil yang berada pada jarak yang cukup jauh, dan sering terjadi adanya alarm karena gangguan palsu. Melalui proposal proyek ini kami berupaya mewujudkan suatu system keamanan yang berbasis pada teknologi GSM berupa layanan aplikasi SMS.

4

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Sistem ini berupa sebuah Handphone yang di-interface dengan sebuah system mikrokontroler. Sistem ini dilengkapi sensor suara dan limit switch untuk mendeteksi gangguan pada mobil, yang kondisinya selalu dipantau

mikrokontroler. Bila terjadi gangguan pada mobil, maka mikrokontroler menginstruksikan kepada HP di mobil melalui perintah AT command untuk memberikan laporan ke pemilik, kemudian pemilik dapat mengirim perintah melalui SMS ke HP yang ada di mobil dan selanjutnya sistem yang ada di mobil akan melakukan pengendalian sesuai dengan perintah yang diberikan. Apabila terjadi kegagalan komunikasi antara sistem yang ada di mobil dengan pemilik dalam selang waktu tertentu, maka sistem yang ada di mobil akan melakukan pengamanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu, system ini juga dapat mendeteksi dalam area mana kendaraan tersebut berada, hal ini dapat terlaksana berkat teknologi yang disediakan oleh beberapa operator layanan GSM tertentu.

1.2 Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang telah kami temukan dan mendasari pembuatan system ini adalah: a. Semakin banyak dan meningkatnya kasus curanmor yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu belakangan ini. b. Sistem pengamanan mobil yang umum digunakan oleh kebanyakan pemilik kendaraan motor yang ada sekarang ini dirasa sangat rapuh dan mudah ditembus. c. Potensi yang ada dibalik teknologi dan fasilitas layanan aplikasi SMS yang masih kurang diberdayakan oleh masyarakat, khususnya dalam bidang keamanan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu gebrakan dalam aplikasi layanan berteknologi SMS dan disandingkan dengan teknologi mikrokontroler yang telah terprogram sebagai sebuah unit system keamanan

5

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

terpadu dan mudah diaplikasikan oleh banyak masyarakat di Indonesia ini khususnya pemilik kendaraan bermotor. 1.3 Perumusan Masalah Pembuatan system keamanan ini pada dasarnya adalah: a. Bagaimana membuat koneksi antara handphone dengan mikrokontroler. b. Bagaimana membuat program yang dapat digunakan oleh mikrokontroler sehingga mikrokontroler dapat menjalankan fungsinya sebagai otak dari system keamanan rancangan kami sesuai dengan yang diinginkan, yaitu melakukan scanning keadaan mobil, mengecek bila ada gangguan pada

mobil, melakukan pengamanan bila ada gangguan, menginformasikan kondisi mobil pada pemilik, dan mengolah data berupa SMS dari pemilik. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut sebelumnya perlu dirumuskan jawaban dari pertanyaan berikut: a. Jenis handphone apa yang hendak digunakan. b. Jenis mikrokontroler apa yang hendak digunakan. c. Sensor apa saja yang mesti dipakai. d. Bagaimana cara mewujudkan koneksi (secara hardware) dari handphone ke mikrokontroler (port apa saja yang digunakan, bagaimana mensinkronkan kecepatan clock, dan bahasa pemrograman apa yang dipakai untuk saling berkomunikasi) e. Bagaimana cara mengolah data dari mikrokontroler menjadi data yang dapat diolah oleh handphone.

6

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

1.4 Tujuan Program Melalui proyek ini, penulis ingin mencoba untuk mengoptimalkan penggunaan Short Message Service dalam bidang system keamanan. Dengan proyek ini penulis harapkan agar mutu keamanan pada kendaraan bermotor di Indonesia dapat lebih meningkat. Peningkatan dalam hal system ini adalah karena system keamanan dengan menggunakan SMS ini dapat dilakukan secara timbal-balik, artinya pengguna dapat mengirimkan SMS kepada unit pengaman handphone yang terdapat di mobil untuk memberikan perintah dan handphone yang ada pada mobil pun dapat merespons perintah dari pengguna. Kami juga sangat yakin bahwa proyek ini akan mendapat tanggapan yang sangat positif dari masyarakat dikarenakan teknologi SMS yang sudah sangat familiar dan relative murah bila dibandingkan dengan teknologi lainnya.

7

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

BAB 2 Metode PendekatanDalam perancangan system ini, langkah-langkah yang kami tempuh adalah sebagai berikut: a. Menentukan blok diagram system secara keseluruhan yang terdiri atas handphone, koneksi serial via RS232 dengan mikrokontroler, program pengendali (program utama) dan database untuk mengolah data dari mikrokontroler sehingga dapat diproses oleh handphone. b. Menentukan jenis handphone, jenis mikrokontroler, bahasa pemrograman dan software pengolah data yang dipakai. c. Mempelajari arsitektur mikrokontroler yang akan dipilih, mempelajari spesifikasi, kelebihan, fungsi apa saja yang terdapat dalam mikrokontroler tersebut dan membandingkannya dengan kebutuhan system yang diinginkan oleh penulis sehingga system dapat bekerja secara efektif dan efisien. d. Mempelajari program DXP Protel sebagai program untuk merancang PCB dan hardware yang akan dibuat dalam system ini. e. Merancang program pengendali (program utama) pada mikrokontroler sebagai pusat pengolahan data pada system dalam bentuk diagram alir. f. Mempelajari perintah yang dimengerti oleh handphone berteknologi GSM, yaitu AT command. g. Mempelajari konversi data SMS dari bentuk teks ke dalam bentuk PDU dan sebaliknya sehingga dapat diolah oleh mikrokontroler. h. Mempelajari bahasa pemrograman C. Bahasa ini kami pakai karena lebih dekat dan mudah dimengerti oleh bahasa manusia. Namun bahasa ini kurang machine-friendly. Sehingga untuk beberapa akses membutuhkan kode dalam bahasa assembly. Kelebihan yang dimiliki bahasa C adalah dapat dimasukkannya kode assembly dalam kode C. i. Mempelajari program CodeVision AVR sebagai program untuk proses compiling dan downloading program ke dalam mikrokontroler.

8

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

j.

Membuat program sesuai dengan rancangan program dari diagram alir yang telah dibuat.

k. Melakukan pengujian berulang-ulang pada system untuk mengecek dan memastikan apakah program yang telah dibuat sudah benar dan siap pakai. l. Setelah semua program sudah siap pakai, maka langkah selanjutnya adalah merangkai semua software dan hardware secara keseluruhan dan terintegrasi secara utuh (sesuai diagram blok) dan melakukan uji coba system keseluruhan yang telah dibuat. m. Melakukan analisis dan perbaikan bila terjadi kekurangan pada system yang telah dibuat secara berulang-ulang sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang kami harapkan. n. Menyusun laporan akhir system yang telah kami rancang.

9

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

BAB 3 Dasar Teori dan Tinjauan PustakaUntuk membuat system keamanan berbasis SMS ada beberapa hal yang harus terlebih dahulu dipelajari, yaitu menyangkut komunikasi antara handphone dan mikrokontroler, hardware dan software. Misalnya untuk hubungan

handphone dan mikrokontroler perlu dipelajari interkoneksi serial port dengan bahasa yang digunakan AT command. Untuk hubungan serial port antara handphone dengan program yang akan dijalankan oleh mikrokontroler perlu dipelajari arsitektur dan struktur serta fungsi apa saja yang dapat dijalankan oleh mikrokontroler. Untuk memprogram mikrokontroler juga harus dipelajari bahasa pemrograman C (dengan menggunakan program CodeVision AVR). Dan tentu saja untuk mengirimkan dan menerima SMS perlu dipelajari struktur dan bahasa SMS yakni PDU.

3. 1 Serial Port Untuk melakukan pertukaran data dalam bentuk biner, rangkaianrangkaian logika yang terdapat dalam komputer berkomunikasi dengan cara merepresentasikan data binernya dalam bentuk level tegangan, logika 0 dengan level tegangan 0 volt dan logika 1 dengan level tegangan 5 volt, atau sebaliknya. Sedangkan untuk data biner yang keluar melalui serial port untuk menjaga realibilitas data dalam pengiriman dari noise, komputer menaikkan level tegangannya. Keluaran dari serial port pada dasarnya merupakan negative logic, +3 sampai +12 volt menunjukkan ON atau 0-state (SPACE), sedangkan -3 sampai -12 volt menunjukkan OFF atau 1-state (MARK). . Oleh karena itu kita harus membalik level tegangan menjadi positive logic (logika 1 oleh 3-12 volt dan logika 0 oleh -12 - -3 volt), selain itu pengubahan level tegangan yang perlu dialakukan adalah pengubahan dari level tegangan bi-polar (memiliki level tegangan positif dan negatif) menjadi level tegangan positive uni-polar. Pengubahan level tegangan sinyal data dilakukan dalam computer sebelum sinyal

10

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

data dikeluarkan melewati serial port. Pengubahan level tegangan tersebut dapat direpresentasikan dalam grafikGambar 0.1:

Gambar 0.1 Sinyal keluaran serial port (T1OUT) dan sinyal keluaran setelah diproses oleh IC Max3232. Atau sebaliknya T1OUT adalah sinyal yang dikeluarkan oleh perangkat modem dan T1In adalah sinyal yang akan dimasukkan dalam serial port yang telah diproses oleh ICMax3232. Dalam contoh gambar diatas sinyal keluaran berkisar antara +5V dan -5V, namun dalam range tersebut terdapat dead area di antara +3 dan -3V . Dead area tersebut dirancang untuk menyerap noise dari saluran. Dalam variasi yang mirip RS232, dead area mungkin saja berbeda. Misalnya, standar V.10 memiliki dead area dari +0.3V sampai -0.3V. Sinyal kontrol memiliki polaritas yang berbalikan dengan sinyal kendali, yakni +3 sampai +12 volt menunjukkan logic 1, dan -3 sampai -12 volt menunjukkan logika 0. Bentuk fisik dari serial port ditunjukkan oleh gambar berikut:

11

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Gambar 0.2 Port RS232 beserta dengan penjelasan untuk masing-masing pin

Data akan dikirim dan diterima melalui pin 2 dan 3 dan dapat berkebalikan tergantung pada peralatan DCE (Data Communications Equipment) atau DTE (Data Terminal Equipment). Data Set Ready (DSR) merupakan tanda dari Data Set (misalnya modem) bahwa perangkat dalam keadaan on. Sama dengan itu, DTR memberi tahu Data Set bahwa DTE (Data Terminal Equipment) on. Data Carrier Detect (DCD) menunjukkan carrier yang sedang diterima dari remote modem. Pin 4 RTS (Request To Send dari komputer) dan pin 5 CTS (Clear To Send dari Data Set) digunakan untuk kontrol. Dalam situasi Asynchronous yang umum, RTS dan CTS selalu ada dalam sesi komunikasi. Walaupun demikian, jika DTE dihubungkan dengan multipoint line, RTS akan digunakan untuk mengubah carrier modem on atau off. Dalam multipoint line, sangat penting hanya satu stasiun yang mengirimkan data pada suatu waktu (karena perangkat tersebut harus membagi pasangan jalur telepon). Ketika sebuah stasiun akan mengirimkan data, tegangan RTS akan dinaikkan dan modem akan menyalakan carrier. Pada umumnya menunggu beberapa milidetik sampai carrier stabil, kemudian meningkatkan CTS. DTE akan mengirim pada saat CTS naik. Pada saat stasiun telah selesai dengan transmisi,

12

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

tegangan RTS akan diturunkan dan modem menurunkan CTS beserta carrier bersama-sama.

3.2 Mikrokontroler Mikrokontroler yang kami pilih adalah mikrokontroler berjenis AVR (Alf and Vegards RISC processor). Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Hal ini terjadi karena perbedaan arsitektur yang dipakai. AVR menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) sedangkan MCS51 menggunakan arsitektur CISC (Complex Instruction Set Computing). AVR secara umum dapat dibagi menjadi empat kategori antara lain; ATtiny, AT90Sxx, ATmega, dan AT86RFxx. Yang membedakan keempat kategori diatas secara mendasar ialah ukuran memori, peripheral, dan fungsinya.Skematik sistem minimum dari AVR versi DIP (Dual Inline Package) 40 pin disajikan pada gambar dibawah ini:

13

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

3.3 Koneksi Antara Handphone dengan Komputer Kami memikirkan bahwa untuk lebih memudahkan kami dalam mensimulasikan system, maka sebelum menghubungkan antara handphone dengan mikrokontroler kami akan mencobanya terlebih dahulu dengan koneksi antara handphone dengan computer. Lalu dengan bantuan program hyperterminal kami akan dapat langsung mengetahui respon yang diberikan oleh handphone terhadap program yang kami buat. Setelah kami dapat merasa yakin bahwa program yang kami buat telah berhasil sewaktu disimulasikan dengan computer, maka kami baru akan men-download program ke mikrokontroler. Komunikasi antara handphone dengan computer juga dijalankan melalui komunikasi secara serial. Setelah keluar dari serial port komputer, agar data dapat dimasukkan ke dalam handphone, level tegangan data harus dikonversi ulang. Konversi tersebut bertujuan untuk mengubah level tegangan output dari serial port komputer (memiliki level tegangan bi-polar) ke level tegangan yang dipakai handphone (positive uni-polar). Untuk melakukan konversi level tegangan tersebut, biasa dipakai IC Max3232 atau versi yang lebih tua, Max232. Rangkaian yang digunakan untuk mengkonversi level tegangan computer agar sesuai dengan level tegangan handphone (Siemens S25 dan turunannya) ditunjukkan Gambar 0.3.

14

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Gambar 0.3 Rangkaian untuk mengubah level logic pada port RS3232 dengan IC MAX3232

Cara kerja rangkain ini adalah sebagai berikut : Sinyal yang berasal dari DTR (PIN 4), RTS (PIN 7), DSR (PIN 6) dan CTS (PIN 8) sebenarnya adalah sinyal-sinyal yang berhubungan dengan sinyal kontrol, namun pada komunikasi antara komputer dan handphone sinyal

tersebut tidak dipergunakan untuk mengatur sesi komunikasi. Pada rangkaian diatas, sinyal dari pin tersebut semuanya diubah oleh rangkaian filter dan regulator tegangan (IC78L05) menjadi arus listrik DC yang menjadi sumber arus bagi IC Max3232. IC Max3232 dapat bekerja dengan tegangan Vcc mulai dari 3,3 Volt hingga 5.5 Volt. Dioda digunakan untuk mempertajam penyearahan arus dan memberikan proteksi terhadap arus balik. Untuk menghasilkan nilai tegangan stabil sebesar 5Volt dari pin DTR, RTS, DSR dan CTS digunakan IC regulator 78L05. Sedangkan kapasitor yang dipasang paralel berguna untuk menghilangkan riak tegangan akibat noise.

15

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Pada serial port, sinyal yang benar-benar berisi data dilewatkan melaui pin 2 (RxD) dan 3 (TxD) kemudian dalam rangkaian sinyal tersebut dimasukkan dalam pin 13 dan 14 IC Max3232. Skematik IC Max3232 ditunjukan oleh Gambar 0.4.

Gambar 0.4 Skematik pin IC max3232

Sinyal yang berasal dari serial port memiliki level tegangan +3 sampai dengan +12 volt, sedangkan sinyal yang dimasukkan dalam handphone memiliki level tegangan +3 volt. Oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian level tegangan dengan IC Max3232.

Untuk menaikkan rentang level tegangan, di dalam IC Max3232 terdapat internal power supply yang memungkinkan IC Max3232 menghasilkan tegangan output +5,5 volt (doubling charge pump) dan -5,5 volt (inverting charge pump). Charge pump tersebut bekerja secara diskontinu, dan untuk tiap charge pump membutuhkan flying capacitor (C1 dan C2) dan reservoir capacitor (C3 dan C4) untuk menghasilkan V+ dan V-.

Dalam aplikasinya IC Max3232 dapat digambarkan dalam Gambar 0.5

16

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Gambar 0.5 Skematik aplikasi dasar IC Max3232

Pemilihan nilai kapasistansi C1, C2, C3 dan C4 sangat bergantung pada level tegangan Vcc. Berikut adalah nilai minimum kapasitansi yang dianjurkan untuk berbagai nilai Vcc :

Tabel 0.1 Nilai kapasistansi C1, C2, C3 dan C4 untuk berbagai nilai Vcc

Nilai tersebut adalah nilai minimum, yang dianjurkan, semakin besar nilai kapasitansi maka ripple tegangan pada V+ dan V- akan semakin kecil. Untuk mengurangi riple tegangan dan meningkatkan efisiensi penggunaan arus dari Vcc dapat digunakan kapasitor yang memiliki kapasitansi yang lebih besar untuk C2 hingga C4 tanpa harus menaikan nilai kapasitansi C1. namun apabila

17

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

nilai C1 dinaikkan maka nilai kapasitansi kapasitor yang lain harus juga dinaikkan.

3.4

AT commandAT Command merupakan standar perintah modem yang mula-mula

dikembangkan oleh Hayes untuk produknya, Smart Modem 300, yang kemudian diadopsi oleh hampir semua modem masa kini (tentunya dengan penambahan beberapa perintah baru). AT mengawali semua perintah dalam format AT Command (kecuali A/) yang dikirim ke modem. Saat ini pengendalian fungsi Mobile Equipment (ME), seperti GSM call melalui Terminal Adaptor (TA), dan GSM SMS juga menggunakan AT Command. Namun AT Command yang digunakan ME, ditambahkan awalan +C yang berarti digital cellular dalam draft rekomendasi ITU-T V.25ter. Siemens S25 beserta turunannya menggunakan AT+C command berdasarkan GSM 07.07 dan GSM 07.05. Arsitektur standar yang dikendalikan AT+C command yang terdiri dari TE dan ME beserta antarmuka TA ditunjukkan pada diagram berikut ini. Perintah AT Command menghubungkan antara TE (Terminal Equipment) dan TA, walaupun demikian sebagian besar perintah mengambil informasi dari ME dan bukannya TA.

Gambar 0.6 Skema Pengiriman AT Command

18

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Jika TE dihubungkan dengan komputer, maka kita dapat mengirimkan AT Command melalui serial port. Untuk mengirimkan AT Command dapat digunakan Hyperterminal yang dapat mengakses serial port. Hyperterminal ini biasanya sudah ter-install bersama dengan Windows. Di bawah ini adalah contoh perintah AT Command yang digunakan untuk mengakses SMS. Kecuali AT+CMGR, lainnya kami gunakan dalam program pengendali. 1. Perintah untuk melakukan seting terhadap format SMS Agar SMS dibaca dalam format PDU, maka kita harus memberikan perintah AT+CMGF=0.

Tabel 0.2 AT Command untuk mengatur mode format SMS

2.

Perintah untuk membaca SMS dengan status tertentu Status SMS dapat berupa unread, read, stored unsent, atau stored sent. Kita dapat memilih apakah membaca seluruh SMS dari status tertentu atau membaca seluruh SMS yang tersimpan dalam handphone. Misalkan jika kita ingin membaca SMS yang belum dibaca maka kita harus memberikan perintah AT+CMGL=0. Keunggulan perintah ini adalah dapat membaca banyak SMS sekaligus.

19

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Tabel 0.3 AT Command untuk membaca SMS dengan status tertentu

3.

Perintah untuk membaca SMS dengan indeks tertentu Setiap SMS memiliki indeks yang unik, jumlahnya tergatung jenis handphone yang digunakan. Jika kita menuliskan AT+CMGR=3 berarti kita membaca SMS dengan indeks 3. Kekurangan perintah ini adalah hanya dapat membaca satu SMS.

20

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Tabel 0.4 AT Command untuk membaca SMS dengan indeks tertentu

4.

Perintah untuk mengirim SMS. Untuk mengirim SMS, kita perlu mengirimkan

AT+CMGS=, dengan adalah panjang PDU. Selanjutnya akan muncul tanda > di baris berikutnya; ini merupakan tempat untuk memasukkan PDU yang berisikan informasi tentang nomor yang dituju dan isi pesan (SMS) lalu akhiri dengan Esc atau Ctrl-Z.

Tabel 0.5 AT Command untuk mengirimkan SMS

21

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

5.

Perintah untuk menghapus SMS dengan indeks tertentu Setiap SMS memiliki indeks yang unik, jumlahnya tergantung jenis handphone yang digunakan. Jika kita ingin menghapus SMS dengan indeks 6 maka kita dapat menuliskan AT+CMGD=6.

Tabel 0.6 AT Command untuk menghapus SMS dengan indeks tertentu

6.

Perintah untuk mengetahui status baterai Jika handphone tersebut menggunakan baterai kita dapat mengetahui kapasitas baterai tersebut dalam persen.

Tabel 0.7 AT Command untuk memeriksa status baterai

3.5

SMS (Short Messaging Service)Pesan dalam bentuk SMS yang telah dispesifikasikan oleh Organisasi

ETSI (dokumen GSM 03.40 dan GSM 03.38), memiliki panjang pesan maksimal 140 oktet. 140 oktet ini bisa berisi 160 karakter bila menggunakan coding 7 bit, 140 karakter bila menggunakan coding 8 bit, 70 karakter bila menggunakan

22

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

coding 16 bit. Pemilihan coding yang digunakan tergantung dari jenis aplikasi yang akan digunakan. SMS ini bekerja pada signaling path, sehingga dapat dikirimkan dan diterima bersamaan dengan panggilan suara, data dan fax. Ini dimungkinkan karena SMS tidak menempati kanal radio sendiri seperti halnya panggilan suara, data dan fax selama periode panggilan. Oleh karena itu pemakai SMS jarang mendapatkan sinyal sibuk pada saat pemakaian puncak jaringan. Secara teoretis SMS akan langsung sampai ke tujuan pada saat dikirimkan, asalkan handphone penerima dalam keadaan aktif di jaringan. Namun signalling path ini tidak dirancang untuk menangani pesan sebanyak sekarang ini sehingga seringkali menyebabkan kemacetan dalam jaringan GSM; untuk mengatasi ini banyak penyedia layanan GSM memindahkan layanan SMS ke jaringan yang tidak terlalu padat sebagai overlay di jaringan IP. SMS ini merupakan layanan yang bersifat store dan forward, atau dengan kata lain SMS tidak dikirim secara langsung dari pengirim ke penerima, akan tetapi selalu melalui sebuah SMS Center (SMSC). Setiap jaringan GSM yang mendukung SMS memiliki satu atau lebih SMSC untuk menangani dan mengatur SMS. Salah satu keuntungan dari sifatnya yang store and forward adalah SMS pasti akan diterima oleh penerima meskipun kita mematikan handphone kita tentunya dalam jangka waktu tertentu yang dapat diatur.

3.6

SMS dalam Mode PDUAda dua cara untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk SMS,

yaitu dalam mode teks dan dalam mode PDU (Protocol Data Unit). Pemilihan mode SMS ini dapat diatur dengan menggunakan AT Command yakni AT+CMGF ketika pesan dibaca dalam aplikasi komputer, seperti hyperterminal. SMS dalam mode teks memiliki keuntungan terutama dalam hal kemudahan untuk membaca dan mengirimkan pesan. Namun kemudahan ini harus diimbangi dengan keterbatasan dalam hal jumlah karakter yang dapat dikirimkan. Keterbatasan lain adalah tidak semua jenis handphone mendukung mode teks ini,

23

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

misalnya jenis Siemens S35i tidak mendukung penggunaan mode teks. Oleh karena itu sebaiknya untuk kompatibilitas dengan semua jenis handphone sebaiknya gunakan mode PDU. SMS mode PDU memungkinkan untuk mengirim informasi dalam format 7 bit atau 8 bit, yang akan sangat membantu jika kita harus mengirim data terkompresi, data biner, atau kita ingin membangun coding karakter sendiri. Misalnya dengan menggunakan coding Fernschreiber, maka hanya dibutuhkan 5 bit untuk merepresentasikan teks alphanumerik, sehingga kita bisa mendapatkan 224 karakter di samping 160 karakter dalam mode teks 7 bit. Penggunaan mode PDU walaupun memiliki banyak kelebihan, memiliki keterbatasan akan adanya keharusan untuk membuat suatu encoder dan decoder untuk mengubah teks ke PDU dan sebaliknya. Untuk mempelajari SMS dalam mode PDU, kita harus mempelajari bagaimana merepresentasikan karakter dalam format PDU dan harus mempelajari bahasa (struktur) PDU yang akan dikirim atau diterima.

3.6.1 PDU Penerimaan (SMS-Deliver) SMS Penerimaan (SMS-Deliver) adalah pesan yang diterima oleh terminal dari SMSC dalam bentuk PDU. PDU SMS-Penerimaan memiliki format seperti pada Gambar 1. Pada PDU ini, terdapat beberapa meta-informasi yang dibawa, antara lain: 1. SCA (Service Centre Address), Berisi informasi SMS-centre. 2. Tipe PDU (PDU Type), Berisi informasi jenis dari PDU tersebut 3. OA (Originating Address) Berisi informasi nomor pengirim. 4. PID (Protocol Identifier) Berisi informasi Identifikasi Protokol yang digunakan. 5. DCS (Data Coding Scheme) Berisi informasi skema pengkodean data yang digunakan. 6. SCTS (Service Center Time Stamp) Berisi informasi waktu. 7. UDL (User Data Length) Berisi informasi panjang dari data yang dibawa. 8. UD (User Data) Berisi informasi data-data utama yang dibawa.

24

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Gambar 1. Format PDU penerimaan

Gambar 2. Format PDU pengiriman

3.6.2 PDU Pengiriman (SMS-Submit) PDU Pengiriman memiliki informasi-informasi yang sama dengan PDU Penerimaan, sementara yang berbeda adalah berupa informasi (lihat Gambar 2): 1. MR (Message Reference), Parameter yang mengindikasikan nomor referensi SMS-Pengiriman. 2. DA (Destination Address), Berisi informasi nomor alamat yang dituju. 3. VP (Validity Period), Berisi informasi jangka waktu validitas pesan pada jaringan.

3.6.3 Contoh-contoh Berikut ini contoh struktur SMS-Submit dan SMS-Deliver yang harus diubah menjadi teks atau PDU. Contoh berikut ini menjadi dasar untuk membuat sistem penyedia informasi berbasis SMS. SMS-Submit Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana cara untuk mengirim pesan "hellohello" dalam mode PDU :

AT+CMGF = 0 AT+CSMS = 0

//Set PDU mode //Untuk mengecek apakah modem tersebut mendukung untuk perintah SMS

25

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

AT+CMGS = 23

//Send message, 23 oktets (tidak mencakup 2 inisial 00)

>0011000B6258260204 670000AA0AE8329BFD4697D9EC37

Ada 23 oktet (46 'karakter') dalam pesan yang dikirim; oktet yang pertama ("00") tidak dihitung, itu hanya mengindikasikan panjang dari informasi SMSC yang disediakan (0). Deskripsi masing-masing field adalah sebagai berikut

Oktet

Deskripsi Panjang dari informasi SMSC. Di sini panjangnya 0, yang berarti

00

SMSC yang disimpan dalam Mobile Station harus digunakan. Oktet pertama dari pesan SMS-SUBMIT. 11h = 00010001b (konversi dari heksadesimal ke biner) berarti RP = 0, UDHI = 0, SRR = 0, VPF =

11

10, RD = 0, MTI = 01. Dari informasi ini didapat bahwa Validity Period bernilai relatif terhadap waktu tiba di SMSC. Message-Reference. Harga "00" disini akan membiarkan handphone

00

yang akan menentukan sendiri message reference number-nya. Address-Length. Panjang dari nomor telepon (0Bh = 11d) Type-of-Address. (91 mengindikasikan format internasional dari nomor

0B

91

telepon). Nomor telepon ini dalam representasi semi-oktet (+8562200476). Jika panjang dari nomor telepon tersebut adalah ganjil, maka penambahan

58 26 02 F diperlukan, seolah-oleh nomor telepon tersebut adalah 04 67 XXXXXXXXXXXF". Jika panjang dari nomor telepon sudah genap maka penulisannya telah memenuhi kaidah semi-oktet. Protocol Identifier. Berarti PDU harus diperlakukan sebagai Short 00 Message.

26

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Data Coding Scheme. Pesan ini menggunakan coding 7 bit (default 00 alphabet). Validity Period. AAh = 170d (konversi dari heksadesimal ke desimal), AA berarti 170 - 166 = 4 hari. User Data Length. Karena dalam Data Coding Scheme didefinisikan 0A bahwa coding yang digunakan adalah 7 bit, maka panjang pesan yang dikirimkan adalah 0Ah = 10d karakter. E8329BF D4697D9 User Data. Oktet ini berisi pesan yang berisi "hellohello". EC37 Tabel 0.8 Penjelasan mode PDU untuk SMS-Submit

Mengubah Representasi dari Septet Menjadi Oktet Pesan hellohello terdiri dari 10 karakter yang menggunakan representasi alphanumerik (7 bit). Septet ini harus ditransformasikan menjadi oktet untuk dikirimkan lewat SMS.

h ASCII 104 101

e 108

l 108

l 111

o

h 104 101

e 108

l 108

l 111

o

Septet 1101000 1100101 1101100 1101100 1101111 1101000 1100101 1101100 1101100 1101111 Septet 1101000 1100101 1101100 1101100 1101111 1101000 1100101 1101100 1101100 1101111 Tabel 0.9 Konversi septet ke oktet (1) Septet pertama (h) ditransformasikan menjadi oktet dengan

menambahkan bit paling kanan (LSB) dari septet kedua. Bit ini dimasukkan ke paling kiri (MSB) dari septet pertama, sehingga dihasilkan 1 & 1101000 = 11101000b (E8h). Bit paling kanan dari septet kedua telah digunakan untuk

27

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

membentuk oktet pertama, maka septet kedua membutuhkan 2 bit dari septet ketiga untuk membentuk oktet kedua dengan lengkap. Proses ini berlanjut terusmenerus dan menghasilkan:

11101000 00110010 10011011 11111101 01000110 10010111 11011001 E8 32 9B FD 46 97 D9

11101100 110111 EC 37

Tabel 0.10 Konversi septet ke oktet (2) Maka 9 oktet dari helolhelo adalah E8 32 9B FD 46 97 D9 EC 37

SMS-Deliver Contoh mode PDU dalam penerimaan pesan yang berisi "hellohello" adalah sebagai berikut :

076285050000F0040BC87238880900F10000993092516195800AE8329BFD469 7D9EC37

Deskripsi sebelumnya adalah Oktet 07

untuk

masing-masing

field

seperti

yang

didefinisikan

Deskripsi Panjang dari pesan dalam SMS tersebut (dalam hal ini 7 oktet) Type-of-address dari pesan SMS. (91 berarti format internasional

91

dari nomor telepon) Service Center Number (dalam desimal semi-oktets). Panjang dari

58 05 00 00 FO

nomor telepon ini adalah ganjil (9), maka pada akhir barisan ditambahkan F untuk memperoleh kembali barisan oktet. Setiap oktet penulisannya dibalik. Untuk contoh ini, nomor telepon dari

28

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

service center ini adalah "+85 50 00 00 0". Oktet pertama dari SMS-DELIVER message ini. 04h = 00000100b, sehingga RP = 0, UDHI = 0, SRI = 0, MMS = 1, MTI 04 = 00. Dari oktet ini dapat diartikan bahwa tidak ada pesan lagi yang tersimpan dalam SMSC yang harus dikirimkan ke Mobile Station. Address-Length. Panjang dari nomor telepon pengirim (0Bh = 0B 10d) Type-of-address dari nomor telepon pengirim

91

58 26 02 40 67 Sender Number, dalam contoh ini adalah +8562200476 Protocol Identifier. PDU harus diperlakukan sebagai Short 00 Message Data Coding Scheme. Artinya pesan menggunakan coding 7 bit 00 (default alphabet) Service Center Time Stamp. Dari oktet ini dapat dibaca 29 Maret

99 30 92

51 61 95 80 1999 15:16:59 dengan time zone GMT+2 (8 * 15 menit = 2 jam). User Data Length, panjang dari pesan yang dikirim. Karena Data 0A Coding Scheme mengindikasikan 7 bit data, jadi panjangnya di sini adalah 10 septet (= 10 karakter). E8329BFD469 User Data. Isi pesan hellohello dala representasi 7 bit. 7D9EC37 Tabel 0.11 Penjelasan mode PDU pada penerimaan pesan SMS

29

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Mengubah Field UD dari Oktet Menjadi Septet Untuk mengubah pesan yang sudah tersimpan dalam bentuk oktet menjadi septet (ASCII), langkah pertama kita harus mengubah mengubah setiap pasangan heksadesimal ke dalam bentuk biner.

Penjelasan Oktet 1 Heksa Oktet Oktet 2 Oktet 3 Oktet 4 Oktet 5 Oktet 6 Oktet 7 Oktet 8

Oktet 9 37

E8

32

9B

FD

46

97

D9

EC

11101000 00110010 10011011 11111101 01000110 10010111 11011001 11101100 110111 Tabel 0.12 Konversi dari oktet ke septet (1) Selanjutnya adalah memindahkan MSB dari oktet pertama ke LSB oktet kedua sehingga terbentuk septet pertama. Oktet kedua akan kelebihan 2 bit untuk menjadi septet sehingga 2 bit paling kiri dari oktet kedua dipindahkan ke paling kanan oktet ketiga sehingga didapat oktet kedua. Proses ini terus berulang sehingga menjadi:

1101000 1100101 1101100 1101100 1101111 1101000 1100101 1101100 1101100 1101111 104 h 101 e 108 l 108 l 111 o 104 h 101 e 108 l 108 l 111 o

Tabel 0.13 Konversi dari oktet ke septet (2)

3.7

Bahasa Pemrograman CBahasa pemrograman C adalah salah satu bahasa pemrograman komputer.

Dibuat pada tahun 1970-an untuk Sistem Operasi Linux oleh Bell Labs (Ken Thompson dan Dennis M. Ritchie). Merupakan kelanjutan dari bahasa BCPL. Bahasa Pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrograman yang paling

30

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

sering dipakai oleh pemrogram di seluruh dunia, terutama karena C memperbolehkan pengaksesan memori secara manual. C telah mempengaruhi bahasa-bahasa pemrograman yang lain, terutama C++. Bahkan C seringkali dipakai untuk membuat bahasa-bahasa pemrograman yang lain. Umumnya C dipakai untuk membuat program sistem dan jaringan, walaupun tidak jarang juga dipakai untuk membuat program aplikasi.

3.8

CodeVision AVR C CompilerPada Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) bahasa pemrograman yang

umum dipakai ialah bahasa C. Bahasa ini dipakai karena lebih dekat dan mudah dimengerti oleh manusia. Namun bahasa ini kurang machine friendly. Sehingga untuk beberapa akses membutuhkan code dalam bahasa assembly. Kelebihan yang dimiliki bahasa C adalah dapat dimasukkannya code assembly dalam code C. Program CodeVisionAVR ini tidaklah gratis. Namun banyak versi evaluasi yang tersedia. Versi evaluasi ini hanya mengijinkan sebagian kecil code dari total code yang bisa di burn ke dalam mikrokontroler. Misal kapasitas flash mikrokontroler sebesar 8KB maka total code yang bisa di compile sekitar 1 KB. Sebenarnya terdapat alternatif lain untuk pemrograman dalam bahasa C dengan menggunakan software WinAVR yang gratis. Penulis menggunakan program CodeVisionAVR C Compiler v1.24.7e karena fitur-fitur yang dimiliki CodeVisionAVR terbilang lengkap. Program ini menyediakan interface hyperterminal didalamnya. Hyperterminal ini dapat digunakan untuk berkomunikasi antara mikrokontroler dengan komputer. Untuk proses pembakaran atau pengisian program ke dalam mikrokontroler terdapat tool tersendiri. Untuk proses debugger program ini akan menyediakan link pada AVR studio 4 yang memang telah memiliki fitur tersebut. Atau jika ingin, sesudah program C di compile oleh CodeVisionAVR maka akan dihasilkan file *.cof yang dapat disimulasikan langsung di AVR studio 4.

31

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

BAB 4 Sistem Kerja Alat4.1 Kerja Sistem Pengendali Dalam perancangan sistem kendali jarak jauh ini, terdapat beberapa komponen yang memiliki fungsi penting dalam proses pengendalian. Gambar 3 merupakan gambaran komponen-komponen dan proses kerja dari sistem pengendali ini. Komponen-komponen tersebut diantaranya: 1. User Terminal, yang merupakan peralatan Mobile Station yang berupa telepon selular yang berfungsi untuk melakukan pengiriman dan penerimaan pesan pendek (Short Message Service). 2. GSM Network, merupakan operator penyedia jaringan GSM yang mendukung layanan pengiriman pesan pendek (Short Message Service). 3. Base Terminal, juga merupakan peralatan Mobile Station yang berupa telepon seluler yang mampu melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan pesan-pesan pendek melewati gerbang kabel data serial dengan menggunakan mode PDU (Protocol Data Unit). 4. Microcontroller System, merupakan perangkat keras yang terdiri dari sebuah mikrokontroler yang dilengkapi dengan perangkat lunak dan beberapa komponen tambahan yang berfungsi untuk melakukan pembacaan dan pengolahan data PDU yang diterima dari Base Terminal, serta melakukan pengendalian. 5. Controlled Object, merupakan perangkat-perangkat yang akan dikendalikan oleh system pengendali jarak jauh ini. Sistem pengendali ini dirancang untuk memiliki proses kerja sebagai berikut: 1. User mengetikkan perintah-perintah berupa teks pada User Terminal. 2. Pesan perintah dalam bentuk SMS dikirimkan dari terminal pengguna (User Terminal) menuju ke terminal utama (Base Terminal) melewati jaringan GSM. 3. Pesan yang diterima oleh terminal utama (Base Terminal) yang berupa PDU SMS langsung diberitahukan ke sistem mikrokontroler dan dibaca. 4. Sistem mikrokontroler menterjemahkan pesan pada PDU SMS.32

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

5. Sistem mikrokontroler membaca perintah-perintah teks yang ada dan menterjemahkan perintah tersebut menjadi suatu tindakan pengendalian.

4.2

Sistem Mikrokontroler Sistem mikrokontroler ini berupa modul perangkat keras (hardware) yang

dilengkapi dengan perangkat lunak (software) serta beberapa perangkat tambahan sedemikian hingga modul ini dapat melakukan beberapa fungsi. Fungsi-fungsi yang dilakukan modul tersebut antara lain: 1. Berkomunikasi dengan terminal utama (Base Terminal) melalui gerbang serial yang dimilikinya untuk melakukan proses penerimaan dan pengiriman SMS. 2. Mampu mengolah data (PDU SMS) yang diterima dari terminal utama dan menterjemahkannya menjadi suatu tindakan kendali. 3. Memiliki beberapa gerbang masukan dan keluaran yang akan dihubungkan dengan sistem yang akan dikendalikan atau dipantau. Sistem mikrokontroler ini merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai pusat pengendalian sistem. Rangkaian ini memiliki komponen utama berupa mikrokontroler yang didukung oleh beberapa komponen tambahan seperti, memori eksternal, serial EEPROM, gerbang-gerbang pengunci

Input/output dan antarmuka komunikasi serial. Dalam sistem kendali ini digunakan mikrokontroler jenis AVR ATMega 32 dari Atmel yang memiliki kapasitas penyimpanan kode program sebesar 32 Kbyte. Mikrokontroler tersebut memiliki fungsi utama dalam pengendalian sistem, diantaranya mendeteksi konektivitas terhadap Base Terminal (ponsel), mendeteksi adanya pesan SMS yang datang dari terminal, mengolah PDU SMS menjadi informasi teks dan atau mengolah informasi teks menjadi PDU SMS serta mampu membaca dan mengontrol beberapa jalur input/output.

Gambar 3. Arsitektur sistem pengendali.33

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

. Gambar 4. Bagian-bagian sistem mikrokontroler.

Pada Gambar 4 diperlihatkan diagram dari komponen-komponen perangkat keras system mikrokontroler, antara lain: 1. Power Supply, merupakan perangkat yang memberikan sumber tegangan catu daya terhadap mikrokontroler dan beberapa komponen yang ada. 2. Mikrokontroler, merupakan pusat pengendali yang berupa sebuah IC mikrokontroler jenis AVR ATMega 32. 3. Serial EEPROM, merupakan sebuah IC memori berjenis EEPROM serial AT24C08 yang akan digunakan untuk menyimpan data-data secara permanen, seperti data kata sandi (password). 4. Unit penyangga (buffer), merupakan rangkaian antarmuka (interface) mikrokontroler terhadap obyek-obyek yang akan dikendalikan. 5. Serial Interface, merupakan rangkaian antarmuka yang akan menghubungkan mikrokontroler dengan telepon seluler (Base Terminal). Memori Eksternal, terdiri dari sebuah IC memori statik seri UT6264 yang memiliki kapasitas penyimpanan data sebesar 8 kbyte. Memori ini akan digunakan sebagai tempat pengolahan data-data PDU (Protocol Data Unit).

34

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Timeline Pengerjaan ProyekNo Bulan Kegiatan 1 Perencanaan Pencarian Bahan 2 Perancangan Pengujian Simulasi 3 Realisasi Alat Pengujian 1 Perbaikan Pengujian 2 Perbaikan Pengujian 3 Perbaikan Final September 1 2 3 4 1 Oktober 2 3 L I B U R L E B A R A N 4 November 1 2 3 4

M A S A U T S I

35

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

Rencana Anggaran Pengeluaran Proyek

Pemasukan : Divisi Workshop HME ITB Rp. 1.400.000,-

Pengeluaran Pembelian komponen o Handset 2nd o Mikrokontroler ATMEGA 32 o Sismik o Kabel data dan kabel lain Pulsa Biaya Administrasi o Pembuatan Proposal o Dokumentasi o Publikasi Ongkos peneliti

1 buah 2 buah 2 set 2 set

-

Rp. 300.000,Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 50.000,Rp. 400.000,Rp. 50.000,Rp. 30.000,Rp. 20.000,Rp. 400.000,Rp. 1.400.000,-

-

2 orang Total

36

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

37

Proposal Proyek Angkatan Kru Workshop HME ITB 2005 Sistem Pengamanan Mobil dengan Teknologi SMS

DAFTAR PUSTAKA1. Atmel,2003.ATMEGA32. www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2518.pdf (didownload 1 September 2007) 2. Bodic, G.U., 2002. Mobile Messaging: SMS, EMS, and MMS, IEEE Vehicular Technology Society News, November, pp 13-21. 3. ETSI, 1996, Technical Realization of the Short Message Service (SMS) Pont-to-Pont (PP) (GSM 03.40). (Didownload 1 September 2007) 4. Gupta, P., 2003. Short Message Service: What, How and Where? (didownload 1 September 2007) 5. Istiyanto, J.E., 1995. The Application of Architectural Synthesis to the Reconfiguration of FPGA-based Special Purpose Hardware, Ph.D Thesis Department of Electronic Systems Engineering, University of Essex, U.K. 6. Siemens Mobile Phones, 2000. AT Command Set Reference Manual for S35i, C35i, M35i. http://amber.feld.cvut.cz/user/pokorny/bpdp/S35_ATC.pdf (didownload 31 Agustus 2007) 7. Wardhana, Lingga. Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535. Penerbit ANDI. 2006 8. WAVECOM, 2000, An introduction to the SMS in PDU mode GSM Recommendation phase2+. (Didownload 1 September 2007)

38