UCAPAN TERIMA KASIH KRIM EKSTRAK GINSENG … · typical herb commonly used in Asia, which have...
Transcript of UCAPAN TERIMA KASIH KRIM EKSTRAK GINSENG … · typical herb commonly used in Asia, which have...
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis
yang berjudul KRIM EKSTRAK GINSENG MENGHAMBAT
PENINGKATAN EKSPRESI MMP-1 DAN PENURUNAN KOLAGEN PADA
TIKUS (Rattus Norvegicus) WISTAR YANG DIPAPAR UV-B.
Tulisan ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas akhir studi yang
dijalani Penulis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister
Program Studi Ilmu Kedokteran Biomedik, Kekhususan Anti-Aging Medicine,
Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat,
penghargaan, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, SpPD-KEMD selaku Rektor Universitas
Udayana, Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, SpS(K) sebagai Direktur
Pascasarjana Universitas Udayana, Prof.Dr.Made Budhiarsa, MA selaku Asdir
I dan Prof. Dr. Made Sudiana Mahendra, Ph selaku Asdir II yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti Pendidikan di Program
Pascasarjana.
2. Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, FAACS selaku pembimbing I dan
selaku koordinator Program Studi Ilmu Biomedik Kekhususan Anti Aging
Medicine Universitas Udayana yang telah banyak memberikan dorongan,
semangat, bimbingan dan masukan kepada penulis selama mengikuti program
magister khususnya pada saat penyusunan tesis ini.
3. Dr. dr. A. A. G. P. Wiraguna, SpKK(K),FINSDV,FAADF selaku pembimbing
II yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan
masukan kepada penulis selama mengikuti program magister khususnya
dalam penyusunan tesis ini.
4. Prof. Dr. dr. J Alex Pangkahila, Msc., Sp And selaku penguji yang telah sangat
sabar meluangkan waktunya serta memberi bimbingan dan dorongan,
semangat dan masukan dalam menyusun tesis ini dari awal sampai akhir
x
penelitian.
5. Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp. FK selaku penguji dan pembimbing
akademik yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti program magister,
khususnya dalam penyusunan tesis ini.
6. Dr.A.A.A.N. Susraini, Sp.PA (K) selaku Penguji yang telah banyak
memberikan saran ,dorongan, semangat dan masukan pada penulis dalam
menyusun tesis ini sejak awal hingga akhir
7. Dr. I Gusti Kamasan Nyoman Arijana, M.Si.Med yang telah membantu dalam
pelaksanaan pemeriksaan histologi laboratorium.
8. Bapak Angga yang banyak membantu dan menjaga tikus penelitian dari tahap
awal sampai akhir.
9. Ayahanda tercinta (H.Jamaludin) dan Ibunda tercinta (H.tin Mastini) atas
doanya yg tiada henti, dukungan, perhatian dan kasih sayang begitu tulus pada
penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
10. Keluarga, anakku tercinta : Naura dan Kayla , Kakak-kakakku : M.Masral dan
Yuli Mulyani serta adikku dan ponaanku tersayang atas doa dukungan dan
pengertiannya selama penulis menempuh pendidikan serta pada saat menyusun
tesis.
11. Sahabat-sahabat seangkatan seperjuangan khususnya dr.Marinta Sereyosephine
, dr.Eva Ratna , dr. Marina , dr . Estie nayda , dr. Muti daya Yang slalu sudi
membantu dan menyemangati , serta seluruh teman dokter seangkatan lain
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu bersama dalam suka dan
duka, memberikan motivasi dan doa.
12. Para dosen pengajar dan rekan-rekan staf yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang selalu memberikan doa dan dorongan kepada penulis.
13. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
ikut membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.
Manusia tidak luput dari kesalahan karena tidak ada manusia yang
sempurna, untuk itu penulis berharap dengan semua kekurangan dalam tulisan
tugas akhir ini, tetap dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi, bagi
program pendidikan Magister Program Studi Ilmu Biomedik, Program
Pascasarjana Universitas Udayana, serta bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan.Akhir kata semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa
xii
KRIM EKSTRAK PANAX GINSENG MENGHAMBAT PENINGKATAN
EKSPRESI MMP-1 DAN PENURUNAN JUMLAH KOLAGEN PADA
TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR SINAR
ULTRAVIOLET B
ABSTRAK
Ultraviolet B (UVB) merupakan salah satu sumber radikal bebas yang dapat
mempercepat proses penuaan, khususnya penuaan pada kulit. Sinar UVB dapat
menembus sampai ke lapisan dermis kulit tempat kolagen berada. Paparan sinar
UVB berulang akan membentuk reactive oxygen species (ROS) yang
mengaktifkan enzim yang mendegradasi kolagen dan menghambat produksi
kolagen melalui peningkatan ekspresi MMP-1. Panax ginseng merupakan jenis
herbal yang paling sering digunakan di negara Asia, yang mempunyai efek
antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membutkikan bahwa
pemberian krim panax ginseng dapat menghambat penurunan jumlah kolagen dan
peningkatan MMP-1 pada kulit tikus Wistar yang dipapar sinar ultraviolet B.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post- test
only control group design. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30
ekor tikus (Rattus norvegicus) galur wistar jantan berusia 10-12 minggu, dengan
berat badan 160-180 gram yang terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing
berjumlah 10 ekor tikus, satu kelompok sebagai kelompok kontrol tanpa
perlakuan (P0), satu kelompok diberikan paparan sinar ultraviolet B dengan
plasebo (P1), dan kelompok terakhir diberikan paparan sinar ultraviolet B dengan
krim panax ginseng (P2). Setelah 48 jam penyinaran terakhir selama 2 minggu
seluruh tikus dianestesi kemudian diambil jaringan kulitnya untuk dibuat preparat
histologisnya dan dihitung jumlah kolagen dan eskpresi MMP-1 dermisnya sebagai
data post test.
Hasil analisis menunjukkan rerata jumlah kolagen pada kelompok kontrol tanpa
perlakuan (P0) adalah 69,38 ± 3,96 %, pada kelompok yang diberikan paparan
sinar ultraviolet B dengan plasebo (P1) adalah 62,79 ± 3,50 %, sedangkan pada
kelompok yang diberikan paparan sinar ultraviolet B dengan krim panax ginseng
(P2) adalah 80,55 ± 6,41 % (p<0,01). Selain itu didapatkan hasil penelitian rerata
ekspresi MMP-1 pada kelompok P0 adalah 15,43 ± 3,13 %, pada kelompok P1
adalah 27,99 ± 5,45 %, sedangkan pada kelompok P2 adalah 6,16 ± 2,33 %
(p<0,01).
Kesimpulan : bahwa pemberian krim panax ginseng menghambat peningkatan
ekspresi MMP-1 dan penurunan jumlah kolagen pada kulit tikus Wistar jantan
yang dipapar sinar ultraviolet B.
Kata kunci: panax ginseng, kolagen, MMP-1, UVB
xiii
PANAX GINSENG EXTRACT CREAM PREVENTED MMP-1
ELEVATION AND COLLAGEN DEPLETION AND MMP-1 IN
UVB-EXPOSED WISTAR RATS (Rattus norvegicus)
ABSTRACT
Ultraviolet B (UVB) is a source of free radicals that accelerate aging process,
especially in the skin. UVB rays can penetrate into the dermis layer of skin which
has a lot of collagen. Repeated exposure to UVB rays will form reactive oxygen
species (ROS), which activates enzymes that degrade collagen and inhibit
collagen production by inducing the expression of MMP-1. Panax ginseng is a
typical herb commonly used in Asia, which have antioxidant properties. The
purpose of this study was to prove that panax ginseng extract cream can prevent
collagen depletion and MMP-1 elevation UVB-exposed wistar rats (Rattus
norvegicus).
This study was a true experimental research with post-test only control group
design. The subjects used in this study was 30 rats (Rattus norvegicus), Wistar
strain male aged 10-12 weeks, weighing 160-180 grams which were divided into
3 groups with 10 rats each. A group without any treatment (P0), one group
exposed to UVB and treated with placebo (P1), and the last group exposed to
UVB and treated with panax ginseng extract cream (P2). After 48 hours of the last
radiation for the entire 2 weeks, all rats were anesthetized and then skin tissue
were collected for histological examination using Sirius red method. The
expresion of MMP-1 and the number of collagen were observed under 400 times
magnification of binocular microscopy.
Results showed the average amount of collagen in the control group without
treatment (P0) was 69.38 ± 3.96%, in the group exposed to ultraviolet B and
treated with placebo (P1) was 62.79 ± 3.50%, whereas in the group exposed to
UVB and treated with panax ginseng extract cream (P2) was 80.55 ± 6.41% (p
<0.01). In addition the study also showed a mean expression of MMP-1 in the P0
group was 15,43 ± 3,13%, the group P1 was 27,99 ± 5,45 %, while the P2 group
was 6,16 ± 2,33% ( p <0.01).
Conclusion that panax ginseng extract cream can prevented MMP-1 elevation and
collagen depletion UVB-exposed wistar rats.
Keywords: panax ginseng, collagen, MMP-1, UVB
xiv
Daftar Isi
Halaman
SAMPUL DALAM……………………………………………………………….. i
PRASYARAT GELAR…………………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………………. iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………………………….. v
UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………….. vi
ABSTRAK…………………………………………………………………………. ix
ABSTRACT……………………………………………………………………….. x
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK…………………………………………………. xv
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………… xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………... 8
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 8
1.3.1. Tujuan Umum……………………………………………… 8
1.3.2. Tujuan Khusus……………………………………………... 8
1.4. Manfaat Ilmiah..……………….……………………………………… 9
1.4.1. Manfaat Ilmiah…………………………………………….. 9
1.4.2. Manfaat Praktis…………………………………………... 9
xv
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Proses Penuaan……………………………………….………………….. 10
2.1.1. Teori Pakai dan Rusak……………………………………… 11
2.1.2. Teori Program………………………………………………. 14
2.2. Gejala Klinis Penuaan………………………………………………….. 15
2.3. Proses Penuaan Pada Kulit…………………………………………….. 17
2.3.1. Definisi Penuaan Pada Kulit………………………………… 17
2.3.2. Anatomi Kulit………………………………………………. 20
2.3.3. Lapisan Epidermis…………………………………………… 20
2.4. Kolagen dan MMP – 1………………………………………………..... 22
2.5. Sinar Ultraviolet dan Efeknya Terhadap Kulit………………………… 28
2.5.1. Efek Akut Sinar Ultraviolet…………………………………… 29
2.5.1.1 Eritema…………………………………………………… 29
2.5.1.2 Pigmentasi………………………………………………… 30
2.5.2. Efek Kronis Ultraviolet………………………………………… 30
2.5.2.1 Photoaging………………………………………………. 30
2.5.2.2 Fotokarsinogenesis……………………………………… 31
2.5.2.3 Kerusakan DNA…………………………………………. 31
2.6. Photoaging dan Mekanisme Terjadinya Photoaging………………………….. 31
2.6.1. Photoaging………………………………………………………. 31
2.6.2. Mekanisme Terjadinya Photoaging…………………………… 33
2.7. Radikal Bebas dan Antioksidan…………………………………… 36
2.7.1. Radikal Bebas……………………………………………………. 36
2.7.2. Antioksidan………………………………………………………..39
xvi
2.8. Ginseng………………………………………………………………….. 42
2.8.1. Vitamin C……………………………………………………. 47
2.8.2. Fenol…………………………………………………………… 48
2.8.3. Flavonoid……………………………………………………… 48
2.8.4. Tanin…………………………………………………………… 49
2.9. Krim……………………………………………………………………. 51
2.10. Tikus ( Rattus Norvegicus ) Galur Wistar………………………………. 51
BAB III KONSEP BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berfikir…………………………………………………….. 55
3.2. Konsep Penelitian…………………………………………………….. 57
3.3. Hipotesis……………………………………………………………… 58
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian…………………………………………………. 59
4.2. Parameter yang Diamati………………………………………………. 60
4.3. Tempat Dan Waktu Penelitian………………………………………... 61
4.4. Pupulasi dan Sampel………………………………………………….. 61
4.4.1. Populasi…………………………………………………… 61
4.4.2. Kriteria Sampel…………………………………………… 61
4.4.2.1. Kriteria Inklusi…………………………………… 61
4.5. Besar Sampel dan Cara Penganmbilan Sampel…………………………. 62
4.6. Variabel Penelitian……………………………………………………… 62
4.6.1. Indentifikasi Variabel……………………………………… 63
xvii
4.6.2. Klasifikasi Variabel………………………………………… 63
4.6.3. Hubungan Antar Variabel…………………………………… 63
4.6.4. Definisi Opersional Variabel………………………………… 64
4.7. Alat Bahan dan Hewan Penelitian……………………………… 66
4.7.1. Bahan Penelitian……………………………………………… 66
4.7.2. Alat Penelitian………………………………………...……… 68
4.7.3. Hewan Percobaan…………………………………………….. 69
4.8. Prosedur Penelitian………………………………………………....…… 69
4.8.1. Persiapan Hewan Uji………………………………………….. 69
4.8.2. Pengamatan Hasil…………………………………………….. 75
4.8.3. Preparasi Simplisia…………………………………………… 76
4.8.4. Ekstrasi………………………………………………………… 76
4.8.5. Pembuatan Krim……………………………………………… 77
4.9. Alur Penelitian……………………………………………………..…….. 78
4.10. Analisi Data………………………………………………………………. 79
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Analisis Deskriptif……………………………………………………… 80
5.2. Uji Normalitas Data…………………………………………………….. 83
5.3. Uji Homogenitas Data………………………………………………….. 84
5.4. Uji Komparabilitas……………………………………………………... 84
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Subyek Penelitian……………………………………………………… .90
6.2. Distribusi dan Homogenitas Data Hasil Penelitian…………………….. 91
6.3. Pengaruh Pemberian Krim Panax Gingseng Terhadap Jumlah Kolagen Kulit 91
xviii
6.4. Pengaruh Pemberian Krim Panax Gingseng Terhadap Ekspresi MMP -1…. 95
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan……………………………………………………………….. 99
7.2. Saran…………………………………………………………………… 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xix
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 2.1 Kandungan Panax Ginseng……………………………………….............. 44
Tabel 2.1 Kandungan Ekstrak Panax Ginseng …………………….………………. 45
Tabel 5.1 Hasil analisis Deskriptif data Jumlah Kolagen dan Ekspresi MMP-1…….. 82
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Data……………………………………………… 82
Tabel 5.3 Hail Uji HomogenitasData Antar Kelompok…………………………… 83
Tabel 5.4 Rerata Jumlah Kolagen dan Ekspresi MMP-1 antar Kelompok………...... 84
Tabel 5.5 Analisis LSD Perbandingan Jumlah Kolagen dan Ekspresi MMP-1 antar
kelompok…………………………………………………………….... 85
Grafik 5.1 Perbandingan Rerata Jumlah Kolagen Antar Kelompok……………… 86
Grafik 5.2 perbandingan Rerata Ekspresi MMP-1 antar Kelompok……………… 86
xx
DAFTAR SINGKATAN
DNA : Deoxyribonucleic Acid
UV : Ultraviolet
ROS : Reactive Oxygen Species
MMP₅ : Matriks Metalloproteinase
TNFᴏ : Necrosis Faktor-alfa
TGF.₁ : Transforming Growth Factor
mRNA : Messenger Ribonucleic Acid
Rg : Red Ginseng
AAM : Anti-Aging Medicine
DHEA : Dehydroepiandrosterone
ODC : Ornithine Decarboxylase
RER : Rough Endoplasmic Reticulum
MED : Minimal Erythema Dose
IL : Interleukin
EGF : Epidermal Growth Factor
TNF α : Tumor necrosis Factor
HoCL : Asam Hipoklorid
AO : Antioksidan
ALA : Alfa Lipoic
CoQ₁ ₀ : Koenzim
DEJ : Dermal Epidermal Junction
PPT : Protopanaxatriol
PPD : Protopanaxadiol
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Kulit ..................................................................................... 20
Gambar 2.2 Sintesa Kolagen ................................................................................. 25
Gambar 2.3 Procollagen ........................................................................................ 25
Gambar 2.4 Skematik struktur kolagen ................................................................. 27
Gambar 2.5 Kolagen tipe 1 dengan Pewarnaan HE .............................................. 27
Gambar 2.6 Efek Sinar Ultraviolet Terhadap Kulit .............................................. 28
Gambar 2.7 Mekanisme Terjadinya Photoaging .................................................. 36
Gambar 2.8 Ginseng .............................................................................................. 42
Gambar 2.9 Mekanisme kerja panax ginseng terhadap sintesa kolagen dan MMP-
1…………………………………………………………………………………..50
Gambar 2.10 Tikus Galur Wistar...........................................................................54
Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................57
Gambar 4.1 Rancangan Post Test Only Control Group Design ............................ 59
Gambar 4.2 Hubungan Antar Variable ................................................................. 63
Gambar 4.3 Alur Penelitian ................................................................................... 78
Gambar 5.1 Histopatologi Dermis Kelompok Kontrol Tanpa Perlakuan ............. 80
Gambar 5.2 Histopatologi Dermis Kelompok UVB + Plasebo (P1).....................81
Gambar 5.3 Histopatologi Dermis Kelompok UVB + krim panax ginseng (P2)..81
Gambar 5.4 Ekspresi MMP-1 pada Jaringan Dermis Tikus dengan Pengecatan IHC................87
Gambar 5.5 Ekspresi Klangen pada Jaringan Dermis Tikus dengan Pengecatan
Picro-Sirius................................................................................................88
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Keterangan Kelaikan Etik
LAMPIRAN 2 Hasil Analisis Laboratorium
LAMPIRAN 3 Laporan Hasil Uji
LAMPIRAN 4 Hasil Penelitian
LAMPIRAN 5 Jumlah Kolagen
LAMPIRAN 6 Uji SPSS
LAMPIRAN 7 Foto Selama Penelitian
xxiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penuaan adalah proses yang akan dialami oleh setiap mahluk hidup
yang ada di muka bumi ini. Proses penuaan terjadi secara bertahap pada
seluruh organ. Terdapat dua jenis penuaan yaitu penuaan secara kronologis
dan penuaan secara biologis. Penuaan secara kronologis adalah penuaan yang
terjadi seiring waktu atau dengan kata lain bertambahnya usia, yang sampai
saat ini tidak dapat dihambat, namun ilmu Anti Aging Medicine berpendapat
bahwa penuaan yang terjadi secara biologis dapat dihambat dengan cara
mencegah berbagai penyakit yang timbul akibat penuaan.
Faktor – faktor yang menyebabkan penuaan dapat dikelompokan
menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan
proses penuaaan yang berlangsung secara alamiah yang dapat disebabkan
beberapa faktor antara lain adalah radikal bebas, berkurangnya hormon,
glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan gen.
Faktor ekstrinsik yang utama adalah gaya hidup tidak sehat kebiasaan yang
salah, polusi lingkungan, stress dan kemiskinan (Pangkahila, 2011).
Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan, sehingga orang
menjadi tua, sakit, dan akhirnya meninggal. Tetapi, kalau faktor penyebab itu
dapat dihindari, maka proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat,
bahkan mungkin dihambat, dan kualitas hidup dapat dipertahankan. Lebih
xxiv
jauh, ini berarti usia harapan hidup menjadi lebih panjang dengan kualitas
hidup yang lebih baik (Pangkahila, 2011).
Pada konsep Anti Aging Medicine yang dicetuskan pada tahun 1993,
konsep ini mengganggap dan memperlakukan penuaan seperti penyakit yang
dapat dicegah, dihindari dan diobati sehingga dapat kembali ke keadaan
semula, oleh karena itu manusia tidak lagi harus membiarkan begitu saja
dirinya menjadi tua dengan segala keluhan atau mendapatkan pengobatan atau
perawatan yang belum tentu berhasil (Pangkahila, 2007).
Teori yang mendasari teori terjadinya proses penuaan itupun
bermacam – macam antara lain wear and tear teori (pakai dan rusak”) dan
teori program. Teori pakai dan rusak meliputi kerusakan DNA, glikolisasi,
dan radikal bebas. Teori program meliputi replikasi sel, proses imun, dan teori
hormon. Pada teori pakai dan rusak prinsipnya menyatakan tubuh menjadi
lemah lalu meninggal sebagai akibat dari penggunaan dan kerusakan yang
terus-menerus. Kerusakan ini tidak hanya terjadi pada tingkat organ namun
juga terjadi pada tingkat sel. Pada teori program menganggap bahwa didalam
tubuh manusia terdapat jam biologi, mulai dari konsep konsepsi sampai ke
kematian dalam suatu model terprogram (Pangkahila, 2007).
Dari semua teori di atas yang banyak dianut adalah teori tentang
radikal bebas, karena pada radikal bebas dapat mempengaruhi secara
molekuler yang berupa serangkaian peristiwa yang dapat menyebabkan
oksidasi organik oleh oksigen molekuler, pada peristiwa ini akan
mengakibatkan fungsi seluler melalui terjadinya mutasi DNA, cleavage of
xxv
DNA dan agregasi biomolekul melalui cross-linking reaction (Pangkahila,
2011).
Radikal bebas mempunyai peranan yang besar dalam mekanisme
kerusakan kulit akibat paparan ultra violet. Ada empat cara mengurangi
kerusakan kulit dari radikal bebas akibat paparan ultraviolet, yaitu; 1)
Menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan. 2) Memakai pakaian
pelindung dari paparan sinar matahari. 3) Menggunakan tabir surya cream
atau lotion yang mengandung antioksidan. 4) Menggunakan antioksidan baik
sitemik atau topikal (Wiraguna, 2013).
Sinar Ultra violet berasal dari sinar matahari. Terdapat beberapa
macam sinar yaitu sinar UVA (ultra violet A) yang memiliki panjang
gelombang 320-400 nm, sinar UVB (Ultra violet B) yang memiliki panjang
gelombang 280-320 nm dan sinar UVC (ultra violet C) dengan panjang
gelombang 100-280 nm. Dari berbagai macam sinar UV (ultra violet) yang
ada, sinar UVB yang memiliki daya rusak sampai menembus lapisan dermis
kulit dan merusak serat - serat kolagen yang ada didalamnya (Krutmann,
2011).
Paparan sinar UVB (ultraviolet B) yang lama dan berulang dapat
menyebabkan kerusakan DNA berupa cross-linking pada basa pirimidin dan
menyebabkan terbentuknya radikal bebas yaitu reaktive oxygen species
(ROS). Sinar UVB juga terbukti meningkatkan dregradasi kolagen, karena
sinar UVB dapat menginduksi berbagai matriks mettaloproteinase (MMPs)
akibat dari ROS yang terbentuk. Sinar UV (Ultra violet) memacu sintesis
xxvi
MMP-1, MMP-3 dan MMP-9 melalui pelepasan Tumor Necroting Factor -
alfa (TNF-) oleh keratinosit dan fibroblast serta menyebabkan penurunan
Trasforming Growth Factor-beta (TGF-β) (Alam and Havey, 2010;
Krutmann, 2011).
Radiasi UV diketahui secara langsung dan tidak langsung
mengganggu integritas ekstraseluler matrik dengan cara meningkatkan
aktivitas MMP. Pada kulit manusia, MMP-1 adalah tipe yang paling
terpengaruh oleh induksi sinar UV matahari dan bertanggung jawab terhadap
pemecahan kolagen pada kulit yang mengalami photoaging (Fisher et al.,
2001). Ditemukan bahwa hanya dengan satu kali ekspos terhadap paparan
radiasi UV sinar matahari dapat mengganggu jaringan konektif dengan
menyebabkan gangguan sintesis kolagen yang hampir komplit, selama 24
jam yang kemudian diikuti dengan recovery 48-72 jam setelahnya ( Fisher et
al., 2001). Selain itu juga terjadi degradasi kolagen karena terjadi
peningkatan kadar MMP-1 yang cukup signifikan yaitu sekitar 4,4 0,2 kali
lipat jika dibandingkan dengan kulit yang tidak dipajan radiasi UV (Fisher et
al., 2001).
MMP-1 adalah mediator utama terhadap timbulnya degradasi kolagen
pada kulit yang mengalami photoaging. Enzim MMP-1 kolagenolitik
mendegradasi fibril kolagen dan elastin, yang penting untuk kekuatan dan
elastisitas kulit. Aktivitas MMP-1 di kulit akan meningkat walaupun hanya
dengan radiasi UV yang singkat, yang akan menyebabkan timbulnya kerutan
pada kulit, yang menjadi tanda photoaging (Yaar and Gilchrest, 2008).
xxvii
Dengan demikian , hambatan terhadap MMP-1 adalah satu cara mencegah
kerusakan kulit akibat paparan UV.
Selain itu radiasi ultraviolet menghasilkan reactive oxygen species/
ROS (Lee et al., 2004; Yaar and Gilchrest, 2007), bersama dengan aktivasi
berbagai ROS- sensitive signaling pathways, yang selanjutnya akan
mempengaruhi berbagai macam fungsi selular termasuk menyebabkan
fragmentasi kolagen dan sekresi MMP-1 (Yaar and Gilchrest, 2008; Helfich
et al., 2008). Stress oksidatif berpengaruh besar dalam proses photoaging dan
fotokarsinogenesis dan juga dalam patogenesis fotodermatosis (Stahl et al.,
2006).
Kulit merupakan organ kompleks dan dinamis dan menunjukan tanda
penuaan secara nyata. Kulit berhubungan langsung dengan lingkungan
sekitar oleh karena itu proses penuaan yang terjadi pada kulit adalah
konsekuensi dari kerusakan oleh lingkungan (Gilchrest and Krutmann, 2006).
Penuaan kulit kronologis meliputi segala perubahan yang terjadi pada kulit
akibat dari perjalanan waktu saja. Perubahan perubahan ini sebagai bagian
dari hasil akumulasi kerusakan endogen dan pembentukan ROS (rective
oxygen species) secara terus menerus yang terbentuk selama metabolisme
oksidasi seluler (Gilchrest and Krutmann, 2006).
Penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu proses penurunan
fungsi biologis dari usia kronologis seseorang. Penuaan tidak dapat
dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda dari susunan genetik
seseorang, lingkungan dan gaya hidup sehinggga proses penuaan seseorang
xxviii
dapat terjadi lebih dini atau lebih tergantung kesehatan individu masing-
masing (Flower, 2003).
Kolagen adalah salah satu komponen serat yang paling dominan pada
lapisan dermis kulit. Serat kolagen ini berperan pada kekenyalan dan
kekompakan kulit, kolagen adalah protein yang sangat labil, ada banyak
faktor yang mempengaruhinya dalam proses Pembentukan maupun dalam
proses degradasinya (Uito et al., 2008).
Pada Photoaging, kolagen akan mengalami kerusakan dimana kolagen
akan mengalami glikasi, yaitu reaksi non enzimatik yang melibatkan
penambahan gula pereduksi molekul matrik ekstrakseluler kolagen dan
protein. Kolagen yang mengalami glikasi akan kehilangan kelenturannya dan
tidak dapat mengalami remodeling. Kolagen yang terpapar berulang oleh
sinar UVB akan mengalami degradasi dan penghambatan pertumbuhan
prokolagen. Degradasi kolagen menjadi tidak lengkap dan terjadi akumulasi
fragmentasi kolagen yang mengurangi integritas struktural dermis (Yaar and
Gilchreas, 2007; Brugman and Sagrhari, 2009).
Sel fibroblast bertanggung jawab terhadap produksi kolagen, serat
retikulin, serat elastik dan jaringan penyangga dari dermis. Selain itu
fibroblast juga dapat menghilangkan serat-serat tersebut dengan
mensekresikan enzim seperti collagenase (Matriks Metalloproteinase-1 atau
MMP-1) dan elastase (Junqueira et al., 1997; Obagi, 2000).
xxix
Proses perubahan kolagen III menjadi I yang terjadi di dalam dermis
dikontrol oleh interaksi yang melibatkan sintesis kolagen yang baru dengan
melisiskan kolagen. Proses perubahan ini dipengaruhi oleh enzim
metalloproteinase- 1 terutama kolagenase. Peningkatan MMP mempengaruhi
sintesis kolagen, dimana dengan bertambahnya umur maka level MMP-1, 2,
9, dan 12 akan makin bertambah sementara ekspresi procollagen mRNA
lebih rendah dibanding saat masih berusia muda (Chung et al., 2004).
Panax ginseng merupakan jenis herbal yang paling banyak digunakan
di negara Asia, yang mempunyai efek anti oksidan yang mempunyai efek
mekanisme meningkatkan Type-1 procollagen and protein expression,
prevent MMP-9 gene induction, and elongated the fibrillin -1 fiber length,
increase of expression of procollagen type I and decrease MMP-1 (cho et al.,
2009), anti inflamasi, menghasilkan anti tumor dan mempunyai potensi
terhadap anti-aging. Ada beberapa macam tipe ginseng tergantung dari
metode pembuatannya, termasuk fresh ginseng, white ginseng, red ginseng.
Fresh ginseng adalah ginseng yang utuh dan akarnya yang tidak kering. Akar
ginseng yang kering karena udara disebut white ginseng. Red ginseng adalah
ginseng yang di steam 980C-100
0 C dan dried ginseng root (Kim, 2000).
Penelitian tentang Krim ekstrak panax ginseng dapat menghambat
peningkatan ekspresi MMP-1 dan penurunan jumlah kolagen pada tikus
(Rattus norvegicus) wistar jantan yang dipapar UV-B yang dilakukan oleh
Liliana (2016) pada penelitian pendahuluan dengan dosis krim panax ginseng
5%, 10%, dan 20% lalu didapatkan dosis yang yang efektif untuk
xxx
menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 dan jumlah kolagen adalah 20%.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka dilakukan
penelitian untuk membuktikan bahwa pemberian krim ekstrak panax ginseng
20% dapat mencegah peningkatan ekspresi matrix metalloproteinase-1 dan
penurunan kolagen pada tikus wistar yang dipapar sinar ultraviolet-B.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dibuat rumusan
masalah seperti berikut :
1. Apakah krim panax ginseng 20% dapat menghambat peningkatan ekspresi
MMP-1 pada kulit tikus Wistar jantan yang dipapar sinar ultraviolet B ?
2. Apakah krim panax ginseng 20% dapat menghambat penurunan jumlah
kolagen pada kulit tikus Wistar jantan yang dipapar sinar ultraviolet B ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Penelitian dilakukan untuk membuktikan pemberian krim ekstrak
panax ginseng dapat menghambat penuaan kulit.
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan secara khusus dari penelitian adalah :
1. Untuk membuktikan pemberian panax ginseng 20% dapat menghambat
peningkatan ekspresi MMP-1 pada kulit tikus wistar jantan yang dipapar
sinar UVB.
xxxi
2. Untuk membuktikan pemberian panax ginseng 20% dapat menghambat
penurunan jumlah kolagen pada kulit tikus wistar jantan yang dipapar sinar
UVB.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat ilmiah
Dapat menambah wawasan dan memberi informasi ilmiah baru
tentang panax ginseng dapat menghambat peningkatan ekspresi MMP-1
dan penurunan jumlah kolagen pada lapisan kulit sehingga diharapkan
dapat menjadi salah satu alternatif terbaik dalam penanganan menghambat
penuaan kulit secara bertahap dan aman dengan hasil yang maksimal.
1.4.2 Manfaat Praktis
Sebagai dasar untuk digunakan sebagai penelitian lebih lanjut pada manusia.