UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

9
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN MAKALAH PENGUKURAN KINERJA INVESTMENT CENTERS:STUDI KASUS PADA ENAGER INDUSTRIES INC. Disusun oleh: Rizka Wulandari 144060006348 7B-STAR/29 Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Maret 2015

description

Akuntansi manajemen

Transcript of UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 1: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

TANGERANG SELATAN

MAKALAH

PENGUKURAN KINERJA INVESTMENT CENTERS:STUDI KASUS PADA ENAGER INDUSTRIES INC.

Disusun oleh:

Rizka Wulandari

144060006348

7B-STAR/29

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Maret 2015

Page 2: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rizka Wulandari

NPM : 144060006348

Kelas/No. Absen : 7B-STAR/29

menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa makalah yang berjudul

“Pengukuran Kinerja Investment Center: Studi Kasus pada Enager Industries Inc.”

adalah makalah hasil karya saya sendiri dan di dalam makalah ini tidak terdapat karya orang lain kecuali yang

secara tertulis dikutip dan telah disebutkan dalam makalah.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam makalah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, baik

sebagian maupun seluruhnya, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut yaitu dinyatakan

“TIDAK LULUS”.

Tangerang Selatan, 1 Maret 2015

Yang membuat pernyataan,

Rizka Wulandari

Page 3: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

Struktur Organisasi Enager Industries Inc.

Enager Industries, Inc. terbagi atas tiga divisi yang

berubah menjadi investment center.

penjualan. Manajer kunci dalam perusahaan jum

satunya adalah manajer keuangan, Henry Hubbard, yang bertugas untuk mereviu permohonan investasi

dengan nilai di atas $1.500.000.

Sarah McNeil, manajer Consumer Products, mengajukan proposal investasi y

Hubbard. Padahal, menurut McNeil

$390.000. Hasil investasi akan berkontribusi

pada 10 sen kenaikan EPS di tahun 1993

Data Produk Baru

Price/unit Sales

Alternatif 1 $18 100.000

Alternatif 2 21 75.0000

Alternatif 3 24 60.000

Ringkasan Balance Sheet Enager

1992

Assets $192.096

Liabilities $72.333

Owner’s Equity $119.763

Ringkasan Income Statement Enager

1992

Sales $212.193

COGS

Gross Margin

Expenses

Income before taxes

Income tax expense

Net Income

EPS

1.500.000

Pengukuran Kinerja Enager Industries Inc.

Direktur Enager, Carl Randall menetapkan

Return on Assets (RoA) =��� ����� �����

���� ������

Enager Industries Inc.

Divisi Consumer Products

oldest division

Divisi Industrial Products

BAB 1 FAKTA DAN DATA

Struktur Organisasi Enager Industries Inc.

terbagi atas tiga divisi yangsebelumnya adalah profit center, setelah tahun 1992

investment center.Ketiga divisi tersebut masing-masing berkontribusi sepertiga dari total

er kunci dalam perusahaan jumlahnya sedikit dan hanya merupakan koordinator

satunya adalah manajer keuangan, Henry Hubbard, yang bertugas untuk mereviu permohonan investasi

Sarah McNeil, manajer Consumer Products, mengajukan proposal investasi yang kemudian ditolak oleh

Hubbard. Padahal, menurut McNeil laba sebelum pajak yang bisa dicapai dari investasi ini

berkontribusi pada Earnings Per Share (EPS) 15 sen, jumlah

di tahun 1993.McNeil menjadi tidak puas atas keputusan Hubbard tersebut.

Sales Variable

cost/unit Fixed Cost Assets

100.000

$9 $510.000 $3.000.000 75.0000

60.000

1993

$192.096 $226.257

$72.333 $94.194

$119.763 $132.063

Enager

1992 1993

$212.193 $222.675

162.327 168.771

49.866 53.904

33.345 35.490

16.521 18.414

5.617 6.261

10.904 12.153

7.27

1.500.000 shares

7.37

1.650.000 shares

Pengukuran Kinerja Enager Industries Inc. dan Divisinya

Carl Randall menetapkan tiap-tiap divisi diukur kinerjanya berdasarkan:

�����

������

Enager Industries Inc.

Divisi Industrial Products

Divisi Professional

Services

newest division

1

sebelumnya adalah profit center, setelah tahun 1992

masing berkontribusi sepertiga dari total

hanya merupakan koordinator. Salah

satunya adalah manajer keuangan, Henry Hubbard, yang bertugas untuk mereviu permohonan investasi

ang kemudian ditolak oleh

laba sebelum pajak yang bisa dicapai dari investasi ini akan mencapai

, jumlah lebih besar dari

McNeil menjadi tidak puas atas keputusan Hubbard tersebut.

Page 4: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

2

Ukuran-ukuran lain yang ditetapkan dalam Enager:

a. Gross return on assets = ������� ������ �������� �� ���� (��� )

���� ������

b. Return on Sales (RoS) = ��� �����

�����

Metode pengukuran kinerja tersebut dianggap sebagai metode yang paling tepat karena jumlah seluruh divisi

akan sama dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Pencapaian Enager Industries Inc.

Ukuran Tahun

1991 1992 1993

ROA 5,2% 5,7% 5,4%

Gross ROA 9,3% 9,5% 9,4%

ROS N/A 5,1% 5,5%

ROE N/A 9,1% 9,2%

Target tiap divisi

Gross ROA 12%

ROI 15%

Tahun 1992, Randall menekan manajer Divisi Industrial Products untuk meningkatkan ROI nya karena dianggap

tidak berkontribusi banyak pada perusahaan. Manajer menjawab bahwa ROI divisinya akan besar jika ia

memiliki banyak aset-aset lama seperti Divisi Consumer Products.

Perhitungan Gross ROA tahun 1993

Divisi Specific Assets

Sales EBIT W/C Fxd. Alloc. Total Gross ROA

Consumer 74,3 10,8 60,8 34,6 4,6 100,0 10,8

Industrial 74,2 7,2 44,4 54,6 4,6 103,6 6,9

Professional

Services

74,2 3,3 18,0 0,0 4,6 22,6 14,6

21,3 123,2 89,2 13,8 226,2 9,4

Atas hasil pada 1992 dan 1993, Randall merasa tidak puas dengan keadaan tersebut. Kenaikan profit margin,

EPS, dan ROE serta penurunan RoI dan Return on Invested Capital dianggap membingungkan. Selain itu,

muncul ketegangan diantara ketiga manajer divisi terkait dengan kondisi serta kebijakan yang terjadi di Enager

selama dua tahun tersebut. Randall mempertimbangkan saran dari bagian Personalia, Karen Kraus, yang

menyebutkan bahwa manajer perusahaan dan manajer divisi perlu duduk bersama membahas tentang

permasalahan RoI.

Isu-isu yang dihadapi Enager Industries Inc.

1. Alasan penolakan proposal investasi yang diajukan oleh divisi Consumer Products

2. Evaluasi kinerja divisi dan perusahaan dengan menggunakan ROA

3. Anomali yang terjadi pada rasio-rasio perusahaan pada tahun 1993 (ada yang naik dan ada yang

turun)

Terkait hal-hal yang terjadi di Enager Industries Inc. tersebut, keputusan apa yang dapat disarankan kepada

Randall untuk memperbaiki kondisi di perusahaannya? Terutama tentang penilaian kinerja tiga divisi yang

berada di bawah Enager?

Page 5: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

3

BAB 2 KONSEP/TEORI YANG RELEVAN

Konsep dalam Akuntansi Manajemen yang sesuai untuk pembahasan kasus Enager ini adalah tentang

Performance Evaluation.

Di dalam buku Managerial Accounting edisi 8 karya Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen halaman 431-

439, pengukuran kinerja divisi yang berperan sebagaiinvestment center dapat dilakukan dengan menggunakan

3 cara yaitu:

1. Return of Investment (ROI)

Mengukur kinerja investment center dengan menggunakan ROI merupakan hal yang paling umum

dilakukan oleh perusahaan. ROI merupakan laba yang dihasilkan setiap dollar dari investasi. Kelemahan

yang terjadi dengan penggunaan ROI ini adalah:

a. ROI menyebabkan manajer hanya mengutamakan investasi yang menguntungkan divisinya dari pada

melihat keuntungan bagi perusahaan secara keseluruhan.

b. Manajer akan fokus pada keuntungan jangka pendek, bukan jangka panjang.

2. Residual Income

Cara kedua adalah dengan menggunakan residual income, yaitu perbedaan antara operating income dan

jumlah minimal pengembalian atas operating aset perusahaan, yang tergambar pada rumus berikut:

Residual income =Operating income - (Minimumrate of return x Average operating assets)

Hasil RI:

a. Jika RI >0 maka divisi menghasilkan laba lebih dari minimum requires rate of return

b. Jika RI <0 maka divisi menghasilkan laba kurang dari minimum requires rate of return

c. Jika RI=0 maka divisi menghasilkan laba sama denganminimum required rate of return

Kelemahan dalam mengukur kinerja menggunakan RI adalah

a. Manajer hanya fokus pada kebijakan jangka pendek

b. Ukuran utama yang digunakan adalah laba/profit sehingga perbandingan dua/lebih divisi akan lebih

sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda-beda.

3. Economic Value Added (EVA)

Cara ketiga adalah dengan menggunakan Economic Value Added. EVA merupakan cara yang lebih spesifik

dalam menghitung residual income.

Pada dasarnya, EVA adalah residual income dengan cost of capital sama dengan actual cost of capital

untuk operasi perusahaan secara keseluruhan. Jika EVA positif maka perusahaan untung dan jika EVA

negatif maka perusahaan rugi.

EVA membantu perusahaan menentukan apakah uang yang didapat lebih besar dari pada uang yang

dikeluarkan untuk menghasilkan uang tersebut. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan yang dapat

membuat modal/wealth yang dapat bertahan.

Sebagai bentuk dari RI, EVA merupakan ukuran dollar. EVA ditekankan pada laba setelah pajak dan actual

cost of capital. Investor lebih senang dengan ukuran ini karena berhubungan dengan laba dan sumber

daya yang diperlukan untuk mencapai laba tersebut.

EVA = After-tax operating income - (Actual percentage cost of capital x Total capital employed)

Fokus yang dimiliki EVA ini adalah EVA menghitung berdasarkan nilai cost of capital yang sesungguhnya

(the true cost of capital) karena dalam suatu proses produksi tidak semua barang modal dipakai

sepenuhnya. Suatu barang modal mungkin hanya dipakai sekian persn dari kapasitasnya atau bahkan tidak

dipakai sama sekali. Dengan mengurangi cost of capital yang tidak terpakai ini, hasil yang diperoleh dapat

mendekati akurat.

Page 6: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

4

BAB 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Permasalahan utama yang terjadi di Enager Industries, Inc. adalah mengenai pengukuran kinerja divisinya

dengan menggunakan ROI. ROI umum digunakan untuk menghitung kinerja dari divisi yang bersifat investment

center. Penggunaan ROI ini menghasilkan data yang bagus pada tahun pertama (1992) dan menurun pada

tahun kedua (1993).

1. Investasi yang diajukan McNeil ditolak kenapa? Padahal dianggap menguntungkan perusahaan

keseluruhan?

ROI = net income / operating assets

Perhitungan ROI produk baru

Alternatif Price/

unit Sales Variable cost Fixed Cost

Net

Income Assets ROI

1 $18 S1.800.000 $900.000 $510.000 $390.000 $3.000.000 13%

2 21 1.575.0000 675.000 $510.000 390.000 $3.000.000 13%

3 24 1.440.000 540.000 $510.000 390.000 $3.000.000 13%

Karena nilai ROI nya kurang dari 15% seperti yang disyaratkan oleh Hubbard, maka proposal ini ditolak.

2. Randall mengatakan bahwa ROI Divisi Industrial Products rendah dan tidak dianggap berkontribusi dalam

perusahaan. Manajer membantah dan menyebutkan bahwa ROI nya akan tinggi jika asetnya banyak yang

baru seperti milik Divisi Consumers. Hal ini terjadi karena ROI dihitung dengan membagi net income

dengan nilai operating aset.Bisa dibayangkan jika nilai aset di Divisi Industrial Product semua merupakan

aset baru, maka total operating asetnya pasti sangat besar. Meskipun incomenya sama seperti milik Divisi

Consumer, nilai ROI pasti lebih kecil karena angka pembaginya lebih besar.

Misalkan, net income dua divisi tersebut masing-masing $4.000, operating aset Industrial (yang semuanya

baru) $103,6 dan operating aset Consumer hanya $100. Tentu saja ROI Divisi Industrial lebih kecil dari ROI

Divisi Consumer. Semakin lama aset yang dimiliki, nilai buku aset tersebut akan semakin kecil karena

dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan aset yang bersangkutan. Aset baru yang belum pernah

disusutkan akan memiliki nilai yang sangat besar.

Jika kinerja divisi dilihat dari nilai ROA saja, maka Divisi yang banyak memiliki aset baru akan diurugikan

dengan sistem ini sebab ROA nya selalu kecil dan mungkin tidak akan mencapau target perusahaan

sebesar 12%. Jika hal ini dibiarkan terjadi terus-menerus, maka manajer divisi yang bersangkutan akan

merasa dirugikan dan kinerjanya tidak dihargai oleh perusahaan sebab berapapun besar income yang

diperoleh, selama operating asetnya masih tergolong baru, ROA nya akan selalu kecil.

3. Perubahan rasio-rasio yang membingungkan Randall

Net Income 1992 1993 % perubahan

Sales $212.193 $222.675 4,9

COGS 162.327 168.771 4,0

Gross Margin 49.866 53.904 8,1

Expenses 33.345 35.490 6,4

Income before taxes 16.521 18.414 11,5

Income tax expense 5.617 6.261 11,5

Net Income 10.904 12.153 11,5

EPS 7.27 (1.500.000 shares) 7.37 (1.650.000 shares)

Balance Sheet 1992 1993 % perubahan

Assets $192.096 $226.257 17,8

Liabilities $72.333 $94.194 30,2

Owner’s Equity $119.763 $132.063 10,3

a. Penurunan ROA sebesar 0,3% terjadi karena kenaikan persentase kenaikan net income lebih kecil

daripada persentase kenaikan aset sehingga ROA turun.

Page 7: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

5

b. Penurunan Gross ROA sebesar 0,1% karena kenaikan persentase kenaikan income before taxes lebih

kecil daripada persentase kenaikan aset sehingga nilai gross ROA turun.

c. Kenaikan ROS sebesar 0,4% karena kenaikan persentase kenaikan net income lebih besar daripada

persentase kenaikan sales sehingga ROS mengalami kenaikan.

d. Kenaikan ROE sebesar 0,1% karena kenaikan persentase kenaikan net income lebih besar daripada

persentase kenaikan owner’s equity sehingga nilai ROE meningkat.

Nilai aset dari tahun 1992 ke 1993 mengalami kenaikan yang cukup besar, yaitu 17,8%. Jika perusahaan

menggunakan aset sebagai dasar penilaian kinerja, maka hasilnya akan menurun karena persentase

kenaikan net income maupun EBIT tidak sebesar kenaikan aset.

4. Alternatif lain menghitung kinerja:

a. Menggunakan Residual Income

RI = Operating Income – (Minimumrate of return x Average operating assets)

= $16.521 – (15% x $192.096)

= -$12.293,4 (tahun 1992)

RI = Operating Income – (Minimumrate of return x Average operating assets)

= $18.414 – (15% x $226.257)

=-$15.524,55 (tahun 1993)

Hasil penilaian kinerja dengan menggunakan residual income ternyata menghasilkan nilai negatif,

artinya perusahaan menghasilkan laba kurang dari minimum requires rate of return pada tahun 1992

dan 1993.

b. Menggunakan Economic Value Added

EVA =After-tax operating income - (Actual percentage cost of capital x Total capital employed)

= $10.904 – ( 0,05* x 192.096)

= $1.299,2

EVA =After-tax operating income - (Actual percentage cost of capital x Total capital employed)

= $12.153 – ( 0,05* x 226.257)

= $840,15

*Asumsi: Actual percentage cost of capital sebesar 5%

Dengan menggunakan EVA, hasil penilaian kinerja cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan dua

metode sebelumnya, yaitu ROA dan RI. Nilai tambah yang dimiliki EVA ini adalah EVA menghitung

berdasarkan nilai cost of capital yang sesungguhnya (the true cost of capital) karena dalam suatu

proses produksi tidak semua barang modal dipakai sepenuhnya. Suatu barang modal mungkin hanya

dipakai sekian persen dari kapasitasnya atau bahkan tidak dipakai sama sekali. Dengan

mengurangicost of capital yang tidak terpakai ini, hasil yang diperoleh dapat mendekati akurat.

Page 8: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

6

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN/TINDAK LANJUT

Simpulan:

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Semakin lama aset yang dimiliki sebuah divisi, nilai buku semakin kecil, sehingga dapat menghasilkan

perhitungan Return on Assets(ROA)divisi yang besar. Kondisi sebaliknya akan terjadi jika divisi memiliki

banyak aset baru, nilai buku aset masih besar dan nilai ROA divisi akan kecil. Oleh sebab itu, penggunaan

ROA sebagai dasar penilaian kinerja divisi kurang tepat karena tidak dapat menggambarkan kinerja yang

sebenarnya. Seperti Divisi Industrial Products yang memiliki ROA kecil dibandingkan dengan divisi lain

karena divisi ini mempunyai banyak aset yang masih baru.

2. Penggunaan rasio-rasio untuk menilai kinerja divisi atau perusahaan keseluruhan akan menghasilkan nilai

yang bervariasi antara rasio satu dengan yang lain, dapat naik atau turun tergantung kondisi yang sedang

dihadapi oleh perusahaan. Jika nilai sebuah rasio naik, maka tidak berarti nilai rasio yang lain juga naik.

Seperti Enager yang mengalami penurunan Return on Assets tetapi mengalami kenaikan Return on Sales.

3. Kinerja divisi dapat dinilai dengan menggunakan tiga alternatif, yaitu Return on Investment, Residual

Income dan Economic Value Added. Di antara tiga alternatif tersebut, yang cukup masuk akal dan

mendekati akurat adalah dengan menggunakan EVA. Hal ini disebabkan oleh titik berat EVA untuk menilai

hanya dengan aset yang benar-benar digunakan dalam proses produksi, bukan dengan keseluruhan aset.

Meskipun untuk menentukan actual percentage cost of capital perlu melakukan studi lebih lanjut.

Saran:

Sebaiknya Randall mengubah cara penilaian kinerja divisi di perusahaannya untuk menghilangkan ketegangan

yang terjadi antara dirinya dan para manajer divisi. Mengenai caranya, dapat dipertimbangan bersama dengan

Hubbard apakah tetap menggunakan ROI tetapi membedakan perhitungan untuk aset lama dan aset baru

sehingga nilai operating asetnya merupakan perbandingan yang setara (apple to apple) atau menggantinya

dengan menggunakan EVA seperti simulasi perhitungan pada bab 3.

Page 9: UAS AKUNTANSI MANAJEMEN

7

Daftar Referensi

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2007. Managerial Accounting, Eighth Edition. United States of

America: Thomson Southwestern.