Tutorial s.pencernaan
description
Transcript of Tutorial s.pencernaan
KASUS
Tuan AS (28 tahun) seorang buruh dirujuk ke RS dengan keluhan nyeri
hebat pada perut bagian kanan atas, tidak menjalar sejak 1 minggu yang lalu.
Perut semakin besar disertai dengan kulit yang berwarna kuning dan juga
mengeluhkan BAB cokelat kehitaman. Pasien memiliki kebiasaan minum alcohol
dengan frekuensi minimum 2x seminggu (1botol) selama 2 tahun. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan : spider nevi (+), pitting edema kedua tungkai (+),
hepatomegali dengan permukaan berbenjol-benjol, palmar eritema pada
hipothenar kedua telapak tangan, IMT : 14,7 (penurunan BB dari 57 kg menjadi
40 Kg), distensi abdomen, vena venektasi, shifting dullness (+), Hb : 7,3 gr%,
albumin : 1,9 mg/dL dan diagnosa medis : sirosis hepatis stadium dekompensata.
I. Identifikasi Istilah
1. Spider nevi
2. Hepatomegali
3. Distensi abdomen
4. Pitting edema
5. Hipotenar
6. Shifting dullness
7. Palmar eritema
8. Sirosis hepatis (sirosis hati)
9. Dekompensata
10. Vena venektasi
II. Klarifikasi Masalah
1. Spider nevi adalah pembuluh darah halus yang muncul di permukaan
kulit wajah sehingga tampak seperti sarang laba-laba.
2. Hepatomegali adalah kondisi saat hati menjadi sangat besar. (Kamus
Keperawatan, Edisi Kedua, 2013)
3. Distensi abdomen adalah kondisi pembengkakan pada perut.
4. Pitting edema adalah pembentukan lekuk atau rongga dikulit.
Penumpukan cairan yang berlebihan dalam jaringan yang akan tetap
cekung bahkan setelah penekanan ringan pada ujung ibu jari.
5. Hipotenar adalah tonjolan berotot pada telapak tangan sisi ulna.
6. Shifting dullness yaitu suara pekak yang berpindah-pindah pada saat
perfusi akibat adanya cairan bebas di dalam rongga abdomen.
7. Palmar eritema adalah kemerahan pada kulit telapak tangan yang
dihasilkan oleh kongesti pembuluh kapiler. Perubahan metabolisme
estrogen sering terlihat pada kehamilan, penyakit hati, arthiritis, dll.
8. Sirosis hepatis adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati yang
merupakan konsekuen dari penyakit kronis hati.
9. Dekompensata adalah pemisahan badan senyawa menjadi kandungan
utama.
10. Vena venektasi adalah varoksia vena, variseal atau varisifom bersifat
atau berkenaan dengan panik atau teregam secara tidak alami dan
permanen.
III. Brainstorming
1. Pertanyaan
1. Nyeri hebat pada perut bagian kanan atas
- Mengapa bisa terjadi nyeri hebat pada perut bagian kanan
atas?
- Apa tindakan untuk mengurangi nyeri hebat?
2. Perut semakin membesar disertai kulit berwarna kuning
- Apa penyebab perut membesar dan kulit berwarna kuning?
- Adakah hubungan perut semakin besar dengan kulit berwarna
kuning?
3. BAB cokelat kehitaman
- Apa faktor penyebab BAB cokelat kehitaman?
4. Palmer eritema
- Apa penyebab terjadinya palmer eritema?
5. Penurunan IMT
- Apa penyebab penurunan IMT?
6. Distensi abdomen
- Apa penyebab distensi abdomen?
7. Hb menurun
- Apa penyebab Hb mennurun?
- Apa dampak penurunan Hb?
- Berapa kadar Hb normal?
2. Jawaban
1. Nyeri hebat pada perut bagian kanan atas
- Karena gangguan organ-organ yang terletak pada bagian
kanan atas adalah gangguan pada hati, kantong empedu, usus
halus dan ginjal. Nyeri hebat itu juga dapat disebabkan oleh
permeabilitas vaskuler hati nekrosis hati.
- Untuk menggurangi nyeri hebat akan dilakukan teknik
relaksasi.
2. Perut semakin membesar disertai kulit berwarna kuning
- Sel hati nekrotik digantikan oleh jaringan fibrosa yang
mengakibatkan hati mengalami perdarahan struktur, sirkulasi
darah di dalam hati tidak normal tekanan intravaskuler
mengalami kenaikan sehingga tekanan hati tidak mampu
menampung dan mengakibatkan banyaknya cairan ke dalam
rongga abdomen lasetes.
- Karena sel darah tua diubah menjadi bilirubin dengan
frekuensi yang sangat cepat sehingga kadar bilirubin
meningkat (hemolytic factor), obstruksi bilaris, penyumbatan
saluran empedu. Penyumbatan saluran empedu sehingga
empedu masuk ke dalam darah dan volumenya naik dan
diedarkan ke perifer.
3. BAB cokelat kehitaman
- Factor penyebab BAB cokelat kehitaman adalah sekresi
pigmen empedu rendah, sterkobilinogen tidak terserap oleh
darah sehingga di dalam usus akan diubah menjadi sterkobilin
yaitu suatu pigmen yang menyebabkan feses cokelat
kehitaman.
4. Palmer eritema
- Penyebab terjadinya palmer eritema adalah idiopatik dan
konsumsi alcohol berlebihan.
5. Penurunan IMT
- Penyebab penurunan IMT yaitu karena terganggunya
metabolisme dan absorpsi lemak karena garam empedu tidak
disekresikan dengan baik ke dalam duodenum. Karena hati
mengalami mikrosis atau pun terjadi obstruksi pada saluran
konaliktuli kolealuktus atau saluran empedu.
6. Distensi abdomen
- Penyebab terjadinya distensi abdomen karena adanya ascites.
7. Hb menurun
- Penyebab Hb menurun karena penurunan nutrisi, zat besi,
B12 atau asamfolat dll.
- Dampak penurunan Hb menurun adalah stress bagian otak
(menurunnya konsentrasi). Anemia (pucat, lemah, lesu).
- Kadar Hb normal :
Hb : 13,5 – 18 gr% (normal laki-laki)
Hb : ≥ 12 gr%
12-16 gr% (normal Perempuan
3. Patoflow
Multifactor penyebab : Malnutrisi dan alcohol.
Sirosis Hepatis
Kelainan jaringan parenkim hati
Fungsi hati terganggu
Inflamasi Akut Nyeri
Kronis Ggn metabolisme
bilirubin
Ggn metabolisme
protein
Asam amino relative (albumin globulin
Bilirubin tak terkunjugasi
Ggn sintesis vitamin K
Factor pembekuan darah terganggu
sintesis prosumber terganggu
Resiko perdarahan
Ggn metabolisme zat besi
Pruritas
Ggn asam folat
Penurunan produk eritrosit (anemia)
Kerusakan integritas kulit
Urin gelap
Feses pucat
Ikterik
Ggn citra tubuh
Penumpukan garam empedu dibawah kulit
AnsietasHipertensi portal
Varises esofagus
Peningkatan tekanan
hidrostatik peningkatan permeabilitas
vaskuler
Perdarahan gastrointestinal hematemesis
melena
Filtrasi cairan keruang ketiga
Hipoklemia anemia
Asites & edema perifer
Ketidakefektifan perfusi jaringan
periferMetabolic ensefalopati Kelebihan
volume cairanEkspansi paru
terganggu
Alkalosis
Ketidakefektifan pola nafas
Koma
(Reverensi Nanda NIC-NOC 2013, Jilid 2, halaman 522)
Sintesis A, B complex, B12, melalui hati
menurun
Ggn metabolisme vitamin
Ggn pembentukan empedu
Intoleransi aktifitas
Kelemahan Ketidakmampuan koping
keluargaKematian
Lemak tidak dapat diemulsikan dan tidak
diserap oleh ususu halus
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Resiko ketidakseimbangan elektrolit
Diare
Peningkatan peristaltic usus
IV. Analisa Data
Data Etiologi masalah
Ds: Nyeri hebat pada perut
bagian atas , tidak
menjalar sejak 1 minggu
yang lalu
Do : Hepatomegali dengan
permukaan berbenjol-
benjol
Sirosis Hepatis
Inflamasi Akut
Nyeri
Nyeri akut
Do : IMT : 14.7
(penurunan BB dari 57 kg
menjadi 40 kg)
Sirosis Hepatis
Kelainan jariangan parenkim hati
Fungsi hati terganggu
Ggn pembentukan empedu
Lemak tidak dapat diemulsikan dan tidak
diserap oleh ususu halus
Tidak mampu mengabsorpsi nutrient.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ds : Perut semakin besar
besertai dengan kulit
berwarna kuning
Do : pitting edema kedua
tungkai (+)
Distensi abdomen
Shifting dullness (+)
Kelainan jariangan parenkim hati
Hipertensi portal
Varises esofagus
Peningkatan tekanan hidrostatik peningkatan permeabilitas vaskuler
Filtrasi cairan keruang ketiga
Kelebihan volume
cairan
Asites & edema perifer
Kelebihan volume cairan
Ds : Nyeri hebat pada
bagian kanan atas ,Tidak
menjalar sejak 1 minggu
yang lalu
Do : Hb 7.3 gr %
Asites & edema perifer
Ekspansi paru terganggu
Ketidakefektifan pola nafas
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Ds : BAB coklet
kehitaman
Do : Sider nevi (+)
Plama eritema pada
hipotethenar kedua telapak
tangan
Vena Venektasi
Albumin:1.9Mg/dl
Fungsi hati terganggu
Ggn metabolisme bilirubin
Bilirubin tak terkunjugasi
Urin gelap
Penumpukan garam empedu dibawah kulit
Pruritas
Kerusakan integritas kulit
Kerusakan integritas
kulit
V. Prioritas Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kelebihan volume cairan
4. Intoleransi aktivitas
5. Kerusakan integritas kulit
VI. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d inflamasi hepar.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrient.
3. Kelebihan volume cairan b/d asites dan edema.
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum.
5. Kerusakan integritas kulit b/d perubahan pigmentasi.
VII. Intervensi
Diagnosa : Nyeri akut b/d inflamasi hepar
Tujuan (NOC) : Pain Level
Pain control
Comfort level
Criteria hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan).
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi (NIC) Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi.
2. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
3. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
1. Untuk menentukan tindakan
dalam penanganan nyeri sesuai
dengan respon nyeri yang
diderita pasien.
2. Untuk menggali informasi
yang sebenar-benarnya
mengenai nyeri yang dialami
pasien.
3. Agar pasien merasa tenang dan
tidak mengalami distress dan
kebisingan.
4. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal).
5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi.
6. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil.
respon nyeri yang bertambah
akibat dari suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
ruangan.
4. Gunakan terlebih dahulu
teknik nonfarmakologi seperti
distraksi, relaksasi dan
massage untuk mengurangi
efek samping yang terjadi jika
dibandingkan dengan
pengobatan farmakologi.
5. Untuk mengetahui prekusor
nyeri sehingga tepat dalam
memberikan penanganan
nyeri.
6. Berkolaborasi dengan dokter
dalam penanganan nyeri yeng
berhubungan dengan tindakan
farmakologi.
Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien.
Tujuan (NOC) : Nutritional Status
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Nutritional Status : nutrient Intake
Weight control
Criteria Hasil :
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
4. Tidak ada tanda-tanda malanutrisi.
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Intervensi (NIC) Rasional
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
2. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi).
3. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
4. Monitor adanya penurunan berat
badan.
5. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi.
6. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik, papilla lidah dan
cavitas oral.
1. Untuk memberikan intake
serta diet pada psien.
2. Agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian makanan
yang akan menimbulkan reaksi
penolakan tubuh yang
berhubungan dengan penyakit
pasien.
3. Untuk memberikan intake
nutrisi dan kalori yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
4. Untuk mengetahui adanya
indikasi kekurangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
5. Untuk mengetahui adanya
indikasi kelebihan bilirubin,
pigmen empedu dalam darah.
6. Untuk mengetahui
kemampuan pasien dalam
menelan, mengunyah yang
berhubungan dengan intake
nutrient.
Diagnosa : Kelebihan volume cairan b/d asites dan edema.
Tujuan (NOC) : Electrolit and acid base balance
Fluid balance
Hydration
Criteria Hasil :
1. Terbebas dari edema, efusi, dan anaskara.
2. Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output
jantung dan vital sign dalam batas normal.
3. Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan.
4. Menjelaskan indicator kelebihan cairan.
Intervensi (NIC) Rasional
1. Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat.
2. Monitor vital sign.
3. Monitor indikasi retensi atau
kelebihan cairan (cracles CVP,
edema, distensi vena leher,
asites)
4. Kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebih muncul
memburuk.
1. Agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian intake cairan
pada pasien.
2. Untuk mengetahui perubahan
TTV dalam rentang normal.
3. ?
4. Untuk melakukan tindakan
lanjutan mengenai penanganan
cairan yang berlebih dalam
tubuh.
Diagnosa : Intoleransi aktivitas b/d kelelahan umum.
Tujuan (NOC) : Energy conservation
Activity tolerance
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR.
2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ALDs) secara mandiri.
3. Tanda-tanda vital normal.
4. Energy psikomotor
5. Level kelemahan
6. Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat.
7. Status kardiopulmonari adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat
Intervensi (NIC) Rasional
1. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan.
2. Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan.
3. Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
1. Untuk memudahkan klien
melakukan aktivitsnya.
2. Agar tidak memperparah
sakitnya pasien.
3. Untuk membantu aktivitas
pasien.
4. Agar pasien merasa yakin
untuk sembuh dari
penyakitnya.
roda, dan krek.
4. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan.
5. Monitor respon fisik, emosi,
social dan spiritual.
5. Untuk mengetahui perubahan
yang terjadi pada pasien
terhadap tindakan yang telah
dilakukan.
Diagnosa : Kerusakan integritas kulit b/d perubahan pigmentasi.
Tujuan (NOC) : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Hemodyalis akses
Kriteria Hasil :
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperature, hidrasi, dan pigmentasi).
2. Tidak ada luka atau lesi pada kulit.
3. Perfusi jaringan baik.
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera berulang.
5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit
dan perawatan alami.
Intervensi (NIC) Rasional
1. Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
longgar.
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap
bersih dan kering.
3. Monitor kulit akan adanya
kemerahan.
4. Monitor status nutrisi pasien.
1. Agar tidak terjadi tekanan
pada kulit yang menyebabkan
penguapan pada kulit
terhambat dan terjadi turgor
pada kulit.
2. Agar tidak terjadi invasi dan
infeksi pada kulit.
3. Mengetahui terjadinya
kongesti pada kapiler atau
pecahnya trombosit ke lapisan
kulit.
4. Agar tidak terjadi kekurangan
nutrisi terutama protein yang
berguna sebagai regenerasi
sel-sel.