Tutorial 1 Hari 1
Transcript of Tutorial 1 Hari 1
1.AMALGAMAmalgam telah menjadi metode restoratif pilihan selama bertahun-tahun karena biaya rendah,
kemudahan aplikasi, kekuatan, ketahanan, dan efek bakteriostatik. Tetapi idealnya tumpatan yang kita pakai jangan menggunakan amalgam lagi. Hal ini dihubungkan dengan insiden tingkat mercuri yang ada didalam darah kita, seperti kita ketahui salah satu komponen dari tumpat amalgam dalam bahan ini menggunakan campuran dengan bahan merkuri.
Amalgam adalah jenis logam campur yang khusus mengandung merkuri sebagai salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. Proses amalgamasi modern dimulai di klinik ketika tetesan merkuri dikeluarkan dari sebuah ruang tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain yang mengandung amalgam, kedua komponen tersebut diaduk bersama dengan alat amalgamator.
Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen utamanya: likuid yaitu logam merkuri bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga.
Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih kecil. Manipulasi
a. Perbandingan alloy/mercury
Perbandingan takaran alloy dengan mercury : amalgam yang telah set hendaknya kurang dari 50%, ada 2
tehnik yang dikemukakan
Menggunakan perbandingan alloy dan mercury 5:7 atau 5:8.
Kelebihan mercury mempermudah triturasi dan dapat diperoleh hasil campuran yang plastis. Sbelum
bahan dimasukkan kdalam kavitet, kelebihan mercury diambil dengan cara memerasnya dlam kain kassa.
Minimal mercury techniques ( eames techniques ), dimana mercury dan alloy ditimbang dalam
jumlah yang sama, tidak perlu dilakukan pemerasan mercury sebelum dilakukan kondensasi. Metode
pencampuran secara mekaniss.
b. Triturasi
Pencampura manual dengan menggunakan mortar dan pastel.
Pencampuran secara mekanis
c. Kondensasi
Kondensasi adalah proses memasukkan bahan restorasi amalgam kedalam kapitas. Bahan hendaknya
dikondenasi segera mungkin setelah pencampuran.
d. Trimming dan carving
Bila kavitas diisi terlalu banyak maka bagis atas yang kaya akan mercurydapat dibuat dan tambalan
dibentuk sesuai dengan anatomisnya.amalgam yang diperbuat dari serbuk alloy yang kasar lebih sukar
mengukirnya karena kepingan alloy yang agak besar dapat tertarik oleh instrument dari permukaan.
Apabila dikehendaki pengukiran yang mudah, dapat dipergunakan alloy spheris.
e. Pemolesan
Amalgam konvensional baru dapat dipoles palng cepat 24jam setelah penambalan, yaitu setelah tambalan
cukup kuat. Amalgam yang diperbuat dari alloy kaya kuprum lebih cepat mendapatkan kekuatannya,
disebutkan bahwa bahan ini dipoles tidak lama setelah penambalan.
3.1. Sifat-sifat Amalgam
3.1.1. Sifat Fisik Amalgam
a. Creep Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara bertahap yang terjadi
ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI – ADA specification no.1 menganjurkan agar creep kurang dari 3%. Amalgam yang rendah tembaga lebih rentan mengalami kerusakan di bagian tepi, dibandingkan dengan amalgam yang tinggi kandungan tembaga. (Craig, 2000)
Kekurangan : amalgam yang memiliki tingkat creep tinggi akan mengalami kerusakan marginal dan mengakibatkan menurunnya nilai estetik. (Williams, 1979)
Solusi : meminimalkan fase gamma 2 saat setting, menambahan palladium dan indium (McCabe, 2008)b. Stabilitas Dimensional
Idealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan pada dimensinya dan kemudian tetap stabil. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi awal pada saat pengerasan dan stabilitas dimensional jangka panjang.
Amalgam dapat memuai dan menyusut tergantung pada cara manipulasinya idealnya perubahan dimensi kecil saja. Kontraksi nya yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro dan karies sekunder. Ekspansi yang berlebihan dapat menimbulkan tekanan pada pulpa dan kepekaan paska operasi. Protrusi dari restorasi juga dapat diakibatkan oleh ekspansi yang berlebihan.
Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada seberapa banyak amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan pengukuran dimulai. Spesifikasi ADA No.1 menyebutkan bahwa amlgam dapa berkontraksi atau berekspansi lebih dari 20 µm/cm, diukur pada 30ºc , 5 menit dan 24 jam sesudah dimulainya trituasi dengan alat yang keakuratannya tidak sampai 0,5µm. (Anusavice, 2004)
Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi perubahan dimensi adalah : o komposisi alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam, maka akan lebih besar pula expansi
yang terjadi. Semakin besar jumlah tin, maka kontraksi akan lebih besar.
o rasio mercuri/alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar tingkat expansinya.
o ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran partikel menyusut, maka total area
permukaan alloy akan meningkat. Area permukaan yang lebih besar akan menghasilkan mercury
dengan kecepatan difusi ke partikel yang lebih tinggi, saat triturasi. Hal ini akan mengakibatkan
kemungkinan kontraksi lebih tinggi saat tahap pertengahan.
o waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum, semakin lama waktu triturasi, maka
expansi akan lebih kecil.
o tekanan kondensasi : jika amalgam tidak mengalami kondensasi setelah triturasi, akan terjadi kontraksi
dalam skala besar karena tidak terganggunya difusi mercury ke alloy. (Williams, 1979)
Kekurangan : dapat menyebabkan kebocoran mikro dan karies sekunder. Solusi : Menggunakan “cavity varnish” yang mengandung larutan resin alami atau sintetis dalam
pelarut yang menguap misalkan eter dan harus tahan air ( McCabe, 2008) c. Difusi termal
Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari dentin sedangkan koefisien ekspansi
termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies.
Solusi : mengisolasi dan menyekat dasar cavitas dengan semen amalgam (Koudi, 2007)
d. Abrasi
Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuah substansi / zat, biasa
disebutwear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan, yang mengakibatkan kerusakan
dan terbentuknya pecahan/puing amalgam. (Marke, 1992)
3.2.2. Sifat Mekanik Amalgam
a. Kekuatan
Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan tensile amalgam lebih rendah dibanding
kekuatan kompresif. Kekuatan kompresif ini cukup baik untuk mempertahankan kekuatan amalgam,
tetapi rendahnya kekuatan tensile yang memperbesar kemungkinan terjadinya fraktur/retakan.
Beberapa faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan amalgam :
o rasio mercury/alloy : jika mercury yang digunakan terlalu sedikit, maka partikel alloy tidak akan
terbasahi secara sempurna sehingga bagian restorasi alloy tidak akan bereaksi dengan mercury,
menyisakan peningkatan lokal porositas dan membuat amalgam menjadi lebih rapuh.
o komposisi alloy : komposisi tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan amalgam. Beberapa sumber
mengatakan amalgam yang tinggi copper dengan tipe dispersi lebih kuat dibanding alloy dengan
komposisi konvensional.
o ukuran dan bentuk partikel : kekuatan amalgam diperoleh dengan ukuran partikel yang kecil,
mendukung kecenderungan fine atau microfine particles.
o porositas : sejumlah kecil porositas pada amalgam akan mempengaruhi kekuatan. Porositas dapat
dikurangi dengan triturasi yang tepat, dan yang lebih penting adalah teknik triturasi yang baik.
(Williams, 1979)
Faktor-faktor berikut ini dapat mendorong terbentuknya suatu restorasi amalgam yang tidak kuat:o Triturasi yang tidak sempurna (under-trituration)
o Kandungan mercury yang terlalu besar
o Terlalu kecil tekanan yang diberi sewaktu kondensasi
o Kecepatan pengisian kavitet yang lamban
o Korosi (Combe, 1992)
Kekuatan tarik dari amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi tidak jauh berbeda dengan amalgam yang memiliki kandungan tembaga yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan diantaranya:o Efek Triturasi. Efek triturasi terhadap kekuatan tergantung pada jenis logam campur amalgam, waktu
triturasi, dan kecepatan amalgamator. Baik triturasi yang kurang maupun yang berlebih akan dapat
menurunkuan kekuatan dari amalgam tradisional dan amalgam dengan tembaga yang tinggi.
o Efek Kandungan Merkuri. Faktor penting dalam mengontrol kekuatan adalah kandungan merkuri dari
restorasi tersebut. Merkuri dalam jumlah yang cukup harus dicampur dengan logam campur untuk
menutupi partikel-partikel logam campur dan memungkinkan terjadinya amalgamasi yang
menyeluruh. Masing-masing partikel logam campur harus dibasahi oleh merkuri: bila tidak, akan
terbentuk adonan yang kering dan berbutir-butir. Adonan semacam itu menghasilkan permukaan yang
kasar dan berlubang-lubang yang dapat menimbulkan korosi. Setiap kelebihan merkuri yang tertinggal
pada restorasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dalam jumlah yang cukup besar.
o Efek kondensasi. Tekanan kondensasi, dan bentuk partikel logam campur, semuanya mempengaruhi
sifat amalgam. Jika digunakan teknik kondensasi tipikal dan logam campurlathe- cut, makin besar
tekanan kondensasi, makin tinggi kekuatan kompresinya, terutama kekuatan awal (misalnya pada 1
jam).
o Efek Porositas. Ruang kosong dan porus adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kompresi
dari amalgam yang sudah mengeras.
o Efek Laju Pengerasan Amalgam. Laju pengerasan amalgam penting diperhatikan oleh dokter gigi.
Karena pasien pada umumnya diperbolehkan pulang dari praktik gigi dalam waktu 20 menit setelah
triturasi amalgam. Ada kemungkinan bahwa persentase patahnya restorasi amalgam yang tinggi.
Amalgam tidak memperoleh kekuatan secepat yang kita inginkan. Spesifikasi ADA menyebutkan
kekuatan kompresi minimal adalah 80 MPa pada 1 jam. Kekuatan kompresi 1 jam dari amalgam
komposisi tunggal yang kandungan tembaganya tinggi sangatlah besar. (Anusavice, 2004)
Kelebihan : ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
3.2.3. Sifat Kimia Amalgam
a. Reaksi Elektrokimia Sel Galvanik
Korosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau alloy berkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini adalah air ludah . Besarnya arus galvanis dipengaruhi oleh lama / usia restorasi , perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dan daerah permukaan.Hubungan lama restorasi dengan besar arus galvanic berbanding terbalik .artinya semakin lama usia restorasi amalgam dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanic yang dihasilkan. (Sutouw, 2004)
Kekurangan : mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lain.Solusi : melepas tumpatan logam lain sebelum memakai tumpatan amalgam.
b. Korosi
Korosi adalah reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan degradasi struktur dan properti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi pada bagian pits dan cervical. Korosi dapat mengurangi kekuatan tumpatan sekitar 50%, serta memperpendek keawetan penggunaan. (Marke, 1992)Solusi : memoles tumpatan amalgam, meminimalkan timbulnya arus galvanis, tidak memakan makanan mengandung asam secara terus menerus.
c. Tarnish
Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta permukaan film yang terlihat dapat menyebabkan tarnish. Penyebab discoloration yang paling terkenal adalah campuran silver dan copper sulfida karena reaksi dengan sulfur dalam makanan dan minuman. (Marke, 1992)Kekurangan : gigi terlihat lebih hitam. Solusi: tidak memakan makanan mengandung sulfur berlebih.
3.2.4. Sifat Biologi Amalgam
a. Alergi
Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitn bernafas, pembengkakan, dan gejala lain. Dermaititis kontak atau reaksi hipersensitif tipe 4 dari Commbs mewakili efek samping fisiologis yang paling mungkin terjadi pada amalgam gigi, tetapi reaksi ini terjadi oleh kurang dari 1 % dari populasi yang di rawat. (Anusavice, 2004)
Solusi : tidak menggunakan tumpatan amalgam (tumpatan jenis lain yang dipakai).b. Toksisitas
Sejak awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari air raksa sudah mulai dipertanyakan. Kadang-kadang masih ada dugaan bahwa keracunan air raksa dari tambalan gigi adalah penyebab dari penyakit-penyakit tertentu yang diagnosisnya tidak jelas dan ada bahaya bagi dokter gigi atau asistennya. Ketika uap air raksa terhirup selama pengadukan penempatan dan pembuangan.
Tidak diragukan bahwa air raksa merembes ke dalam struktur gigi. Suatu analisis pada dentin dibawah tambalan amalgam mengungkapkan adanya air raksa yang turut berperan dalam perubahan warna gigi.
Kekurangan : merkuri adalah elemen yang beracun, baik sebagai logam bebas maupun unsur dari senyawa kimia. Raksa larut dalam lemak dan sewaktu-waktu dapat terhirup oleh paru-paru yang mana akan teroksidasi menjasi Hg2+. Kemudian ia akan ditransportasikan dari paru- paru oleh sel darah merah ke jaringan lain termasuk sistem saraf pusat. Merkuri dengan mudah menjadi senyawa metil merkuri, melewati barrier darah-otak dan juga plasenta kepada janin. Konsekuensinya, metilmerkuri dapat nerakumulasi di otak dan berefek kepada bayi yang akan dilahirkan. (Nicholson, 2002)
Debu merkuri bisa dikeluarkan ke udara selama triturasi, kondensasi atau pembuangan tunpatan amalgam yang telah lama. Tumpatan merkuri dalam proses pembedahan dapat mengakibatkan kontaminasi udara dalam jangka panjang (McCabe, 2008)Solusi : material yang mengandung raksa harus disimpan jauh dari sumber panas, menjamin adanya ventilasi yang baik pada pembedahan, pemilihan tipe lantai yang cocok, penyimpanan amalgam di bawah air atau larutan fiksatif kimia, jangan disentuh denga tangan, menggunakan masker, memakai teknik hand condenser, ruang tidak berkarpet.
3.2. Syarat Amalgam yang Baik
a. Biokompatibel terhadap rongga mulut ( tidak mengiritasi, tidak toksik, tidak allergen, stabil dalam
suhu rongga mulut, dan lain-lain)
b. Mudah dimanipulasi
c. Tahan lama ( mampu bertahan lama dalam lingkungan rongga mulut)
d. Mempunyai tensile dan compressive strength yang cukup kuat terutama untuk gigi-gigi yang memiliki
beban kunyah yang besar
3.3. Kelebihan dan Kekurangan Amalgam
3.3.1. Kelebihan
a. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan
bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah.
b. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama
kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya
kunyah dan cairan mulut.
c. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive”
bila dibandingkan dengan resin komposit.
d. Biayanya relatif lebih rendah dan dapat disimpan lebih lama jika dibandingkan dengan bahan restorasi
lainnya.
3.3.2. Kekurangan
a. Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi dan juga mudah
mengalami perubahan warna (tarnish).
b. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung
dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman.
c. Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam
bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering
mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.
d. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya
masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi
penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.
e. Adanya korosi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan porositas, penurunan integral marginal,
berkurangnya kekuatan, dan pelepasan produk-produk metal dalam lingkungan rongga mulut.
Galvanic korosi jiga bisa dapat terjadi yaitu korosi yang terjadi apabila amalgam berkontak dengan
bahan restorasi lainnya, misalnya emas, amalgam konvensional, alloy prostodonti, dan lainnya.
3.4. Aplikasi Amalgam
a. Amalgam digunakan sebagai bahan tumpatan gigi posterior, karena cenderung lebih kuat untuk
menerima beban kunyah yang besar.
b. Amalgam digunakan untuk restorasi karies pada gigi permanen untuk kelas I, II, dan V.
c. Amalgam juga digunakan untuk pembuatan die dan pengisian saluran akar.
d. Amalgam dengan fluoride digunakan untuk tumpatan gigi anak-anak.
2.KOMPOSIT
The American Dental Association (ADA) mengindikasikan kelayakan resin komposit untuk digunakan
sebagai pit and fissura sealant, resin preventif, lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi
preparasi gigi konservatif, restorasi kelas I dan II yang berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada
tempat-tempat yang memerlukan estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap
logam.
ADA tidak mendukung penggunaan komposit pada gigi dengan tekanan oklusal yang besar, tempat
atau area yang tidak dapat diisolasi, atau pasien yang alergi atau sensitif terhadap material komposit. Jika
komposit digunakan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ADA menyatakan bahwa "ketika
digunakan dengan benar pada gigi-geligi desidui dan permanen, resin berbahan dasar komposit dapat
bertahan seumur hidup sama seperti restorasi amalgam kelas I, II, dan V.”
Kontraindikasi utama dari penggunaan resin komposit sebagai material restorasi adalah berhubungan
dengan faktor-faktor yang muncul seperti isolasi, oklusi dan operator. Jika gigi tidak dapat diisolasi dari
kontaminasi cairan mulut maka resin komposit atau bahan bonding lainnya tidak dapat digunakan. Hal ini
terjadi karena resin komposit bersifat sangat sensitif dan memerlukan ketelitian. Bila terkontaminasi
cairan mulut, kemungkinan restorasi akan lepas (Summitt dkk., 2006).
Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit sebaiknya tidak
digunakan. Hal ini karena resin komposit kekuatan menahan tekanan oklusi lebih rendah dibandingkan
amalgam. Diperlukan memperkuat sisa struktur gigi yang tidak dipreparasi dengan prosedur restorasi
komposit. Adanya perluasan restorasi hingga mencapai permukaan akar, menyebabkan adanya celah pada
pertemuan komposit dengan akar. Penggunaan liner pada area permukaaan akar dapat mengurangi
kebocoran, celah dan sekunder karies. Tumpatan menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat
rusak pada pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau bruxism, karena bahan komposit mudah
aus. Pasien dengan insidensi karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga juga dianjurkan untuk tidak
menggunakan tumpatan resin komposit (Baum, et al., 1995).
Dibawah ini merupakan beberapa keuntungan restorasi menggunakan bahan tumpatan resin komposit,
yaitu:
1. estetik
2. pengurangan struktur gigi secara konservatif (pengurangan struktur gigi minimal)
3. mudah, preparasi gigi tidak terlalu kompleks/rumit
4. ekonomis (bila dibandingkan dengan mahkota dan restorasi gigi secara tidak langsung)
5. insulasi
6. keuntungan bonding
microleakage berkurang
mengurangi terjadinya karies sekunder
mengurangi sensitifitas post operative
meningkatkan retensi
meningkatkan kekuatan struktur gigi yang tersisa
mudah dipolish
7. tidak mengalami diskolorasi
8. melekat pada permukaan gigi secara mekanis, yaitu melalui mikropit yang ada pada permukaan email
1. KERUGIAN RESTORASI RESIN KOMPOSIT
Beberapa kerugian restorasi dengan resin komposit adalah:
1. Kemungkinan besar penggunaannya terlokalisir
2. Adanya efek pengerutan polimerisasi (shrinkage polymerisation)
3. Tidak diketahuinya biokompatibilitas dari beberapa komponen
4. Membutuhkan waktu lebih untuk restorasi
5. Elastisitas rendah
6. Dapat terjadi fraktur pada marginal ridge
7. Adanya beberapa teknik yang sensitive, seperti:
etching, priming, penempatan bahan adhesif
penumpatan komposit
curing komposit
membentuk kontak proksimal
finishing dan polishing
8. Lebih mahal daripada restorasi amalgam
9. Dapat terjadi kebocoran tepi pada resin komposit Kegagalan restorasi resin komposit dapat
disebabkan oleh faktor berikut, perbedaan masing-masing koefisien termal ekspansi diantara resin
komposit, dentin dan enamel, penggunaan oklusi dan pengunyahan yang normal, dan kesulitan karena
adanya kelembaban, mikroflora yang ada, lingkungan mulut bersifat asam, maka akibat kegagalan ini
dapat terjadi kebocoran tepi pada resin komposit.
10. Sifat iritasinya terhadap jaringan pulpa serta adaptasi yang tidak baik terhadap dinding kavitas.
3.SEMEN PEREKAT
Definisi : Bhn non logam kegunaan u restorasi jangka panjang, Bahan yang digunakan sebagai base, lhuting dan lining pada penyemenan gigi, Setiap bahan yang menjadi massa keras setelah dicampur airSebagai bahan tambal mempunyai tekanan lebih rendah dari pada amalgam, Bahan tambal yang merekat pada struktur gigi, Bahan tambal non logamyg digunakan untuk restorasi gigidalam jangka panjang maupun pendek serta melekatkan gigi tiruan.
Fungsi- Merekatkan gigi tiruan & peralatan orthodontic,serta meratakan post dan pasak untuk retensi restorasi- Sebagai kavitas lining- Untuk pengisi saluran akar- Restorasi gigi susu- Restorasi estetik pada gigi depan- Penutup fissure- Pelapik kavitas- Untuk melindungi pulpa terhadap traumaJenis :
*Seng Fosfat *Ionomer Kaca
*Ionomer Kaca modifikasi Logam *Kalsium Hidroksida
*Resin *Silikofosfat
*Seng Oksida Eugenol *Polikarboksilat
*Silikat
Syarat
*tidak menimbulkan reaksi alergik *tidak mutagenik
*Tidak larut saliva dan cairan mulut *Hrs tdk bersifat racun*Tdk mengiritasi jar.pulpa dan lainnya *Perlindungan jar.pulpa terhadap pengaruh restorasi
-sifat mekanis harus memenuhi persyaratan untuk tujuan penggunaan bahan tersebut,misalnya semen
untuk cavity lining haruslah menghasilkan kekuatan yang cukup dalam waktu cepat untuk memungkinkan bahan tambal dimasukkan kedalam cavitas-bersifat bakteriositas bila dimasukkan kedalam cavitas yang masih mengandung sisa karies-Biokompatibilitas-sifat adhesive terhadap gigi dan material restorasi-menyerupai sifat optis jar. Gigi dan mempunyai sifat reologi-mempunyai penyegel(kekuatan tepi) untuk mencegah kebocoran marginal-memounyai sifat optic yaitu, menyerupai sifat optis jaringan gigi-mempunyai ikatan dengan email dan dentin dan dpt melekat dengan email dan dentin-mempunyai sifat anti karies karena melepaskan flour
Faktor kegagalan
-Perbandingan bubuk dan air tidak tepat-Cara pengadukan-Cara pengerasan (contoh pada bracket)-Kontaminasi bahan lain-Adanya kontaminasi atau penambahan air pada saat penambahan adonan sehingga mempercepat reaksi pengerasan ,jadi waktu manipulasi cepat.-jika email tidak ada resiko untuk bocor sangat besar-kebocoran miko pada foramen ,menyebabkan cairan masuk, jaringan periapikal sepanjang interfacial antara bahan pengisi saluran akar-karna kurangnya daya adhesi antara bahan semen dan gigi
Seng Fosfat
Fungsi :Bahan perekat untuk Restorasi dan Peralatan Ortodontik, sebagai basis tambalan
Manipulasi :
Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan,
campurkan sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat
aduk dengan putaran melawan jarum jam
tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis
waktu pengerasan yang memadai adalah 5-9 menit, buang kelebihan tumpatan
Komposisi : Oksida seng 90% dan magnesium 10 %
Sifat : Daya larut relatif rendah di dalam air Keasamanan semen cukup tinggi
Seng Oksida Eugenol
Fungsi :Bahn perekat smntara dan permanen restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik, bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada perawatan pulpotomi
restorasi sementara dan menengah
bahan perekat/pengikat sementara dan permanen untuk restorasi
Klasifikasi : empat jenis OSE ,semen OSETipe1 digunakan untukn semen sementara.Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di luar mulut.Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas
Manipulasi : Dicampur antara bubuk dengan liquid dan bubuk / pasta dan pasta dengan komposisi seimbang agar didapat adonan berbentuk dempul
Komposisi : Oksida seng dan eugenol
Kekurangan dan Kelebihan :
Kekurangan : mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
Kelebihan : daya antibakteri, kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran micro, memberikan perlindungan terhadap pulpa
Sifat :
PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit mengiritasi
Sifat fisik , rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan
Kekuatannya berkisar 3 – 55 Mpa, tergantung kegunaanya
Polikarboksilat
Fungsi :Bahn perekat smntara dan permanen restorasi
Manipulasi :
Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan,
campurkan sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat
aduk dengan putaran melawan jarum jam
tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis
waktu pengerasan yang memadai adalah 2,5-5 menit, buang kelebihan tumpatan
Komposisi :
Cairan : larutan air dari asam poliakrilat dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misal asam itakonik
Bubuk : oksida seng dengan ejumlah oksida magnesium
Kekurangan dan Kelebihan :
Kelebihan : Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
Kekurangan : tidak sekaku semen fosfat, modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat
Sifat :
tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan menurangi kekentalan semen
waktu pengerasan lebih pendek ketimbang seng fosfat yaitu sekitar 2,5 menit
daya larut rendah
pH cairan sekitar 1,7 tetapi dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya
Silikat
Fungsi : Restorasi gigi anterior
Komposisi : Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), senyawa fluorida,beberapa garam kalsium
Kekurangan dan Kelebihan :
Kelebihan : Warnanya sesuai ngan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior
Kekurangan :
kekuatan tensilnya kurang baik
mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya
Sifat :
terikat secara kimiawi dengan struktur gigi(kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin)
Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan 5 menit untuk seng fosfat
Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55Mpa
Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen seng fosfat
Sifat biologi , pH kurang dari 3 pada dimasukan dalam kavitas, dan tetap barada dibawah 7
Daya larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar
Silikofosfat
Fungsi :
Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan tambalan gigi desidui, bahan perekat fixed restoration, bahan band orthodontics, juga sebagai bahan pembuatan die
Manipulasi : manual diatas glass lab maupun secara mekanis dengan menggunakan amalgamator
Komposisi : campuran/ kombinasi antara bubuk seng oksida dan silikat
Sifat :
mekanis, flsis, kimia, adhesif dan biologis yang cukup baik.
strength yang tinggi, kelarutan yang rendah dalam rongga mulut, serta memiliki kandungan fiuorida yang bertujuan untuk mencegah terjadinya karies sekunder dan dapat meremineralisasi email dan dentin
Ionomer Kaca
Fungsi :
Bahan perekat restorasi & restorasi gigi anterior
Kaping pulpa dan pengisis saluran akar
Perekatan alat Ortodontik
Perantara gigi dengan tambalan komposit
Sebagai bahan reparasi sekeliling pinggir restorasi lama
Klasifikasi :
Tipe I (konvensional) sebagai bahan perekat restorasi
Tipe II sebagai bahan restorasi
Ada 4 :
Ionomer Kaca konvensional
Ionomer Kaca hybrid
Kaca tricure
Ionomer Kaca metal
Komposisi :
Liquid : Terdapat cairan asam tartaric yang dapat meningkatkan stabilitas material,poliakrilik acid
Powder : Kaca kalsium fluoro aluminosilikat yang larut dalam asam (poliakrilik acid)
Manipulasi :
Ada 2 : Mekanis : Menggunakan amalgamator
Manual : Ada 3 cara ( sircular motion , figure eight, fold and press motion )
Menggunakan alat (semen spatel(untuk mengaduk), plastis instrument(untuk memasukkan ke dalam cavitas))
Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik
Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak boleh hingga buram
Cara Pengerasan :
Menggunakan sinar
Didiamkan
Kelebihan dan Kekurangan :
KELEBIHAN
#Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air #Kemampuan berikatan dengan email dan dentin
#Memiliki angka retensi gigi #Biokompabilitas
#Estetika (penambahan radio opak untuk penyamaan warna dengan gigi) #Bersifat adhesi.
#Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi. # Tidak iritatif.
#Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk mencegah karies lebih lanjut.
#Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit. #Daya larut yang rendah.
#Bersifat translusent atau tembus cahaya.
#Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.
#Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat bikompabilitas, yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap koloni streptococcus mutant (mount, 1995).
KEKURANGAN
#Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar # Tidak tahan terhadap keausan
#Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin #Setelah restorasi butuh proteksi
#Kekerasan kurang baik # Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasan
#Dapat larut dalam asam dan air
Sifat :
Mampu melepaskan fluor,tetapi belum banyak digunakan sebagai siller(perekat,berwarna hitam,bersifat getas) saluran akar
Hampir sama dengan semen silikat (kekuatan,transparan,kandungan fluoride semen nya lebih unggul dari semen jenis Zinc Okside)
Mempunyai sifat adesif
Sebagai insulator terhadap thermal shock(perubahan suhu mendadak)
Mempunyai sifat flow
Ionomer Kaca modifikasi Logam
Fungsi : Untuk restorasi gigi posterior sebagai alternatif amalgam, restoratif konserfatif kelas 1
Klasifikasi :
Metode 1 : mencampur bubuk logam amalgam yang berpartikel sfersis dengan bubuk ionomer tipe II sering disebut semen gabungan logam campur perak
Metode 2 : mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengn pemanasan tinggi sering disebut cermet
Komposisi : Kaca ionomer dan partikel logam
Sifat :
Peningkatan ketahanan terhadap keausan
Waktu pengerasanya cepat
Potensi adhesi dan gaya tahanya terhadap karies
Resin
Fungsi : kegunaan khusus dan umum
#Bahan perekat untuk restorasi dan peralatan ortodontik #Bracket ortodontik
#Sebagai jembatan berikatan resin #Restorasi kaca keramik
Manipulasi :
Tardapat 2 macam , yaitu bubuk – liquid, pasta – pasta
Campurkan dengan ratio secukupnya
Kedua komponen diaduk diatas kertas aduk khusus selama 20 – 30 detik
Saat pembuangan kelebihan semen saat yang kritis, jika kelebihan semen dibuang pada keadaan karet akan mengakibatkan semen tertarik keluar dan mengakibatkan karies sekunder. Yang terbaik saat membuang kelebihan semen segera setelah restorasi dipsang dengan benar. Pada sementasi untuk inlay, mahkota dan jembatan yang seluruhnya keramik. Untuk mendapatkan retensi yang terbaik, permukaan bawah dari restorasi kaca-keramik biasanya dietsa dan dioles lapisan silane sebelum disemen.
Komposisi : Matriks resin dengan bahan pengisi anorganik yang telah diproses dengan silane, organofosfonat hidroksietil metakrilat (HEMA), 4-metakrilat trimellitik anhidrat
Kekurangan dan Kelebihan :
Kekurangan : Mengiritasi pulpa
Sifat : Tidak mudah larut dalam cairan mulut
Kalsium Hidroksida
Fungsi : Untuk bahan penutup pulpa dan basis penahan panas
manipulasi
Ada 2 :a. Mekanis : Menggunakan amalgamatorb. Manual :Ada 3 cara ( sircular motion , figure eight, fold and press motion )Menggunakan alat (semen spatel(untuk mengaduk), plastis instrument(untuk memasukkan ke dalam cavitas))Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrikPencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak boleh hingga buram
Cara Pengerasan :a. Menggunakan sinarb. Didiamkan