Tutorial 1

14

Click here to load reader

Transcript of Tutorial 1

Page 1: Tutorial 1

BALADA PETAMBAK UDANG TRADISIONAL di PANTAI TIMUR

LAMPUNG

(Laporan Tutorial SAINS Dasar)

Tanggal Tutorial : 4 Oktober 2012

Tutor : Ricardo Simarmata

Oleh

Tiurma Debora Simatupang

1217011064

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012

Page 2: Tutorial 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hutan mangrove tergolong salah satu sumber daya alam yang dapat

diperbarui dan terdapat hampir di seluruh perairan Indonesia yang berpantai landai.

Sebagai salah satu ekosistem yang unik. hutan mangrove merupakan sumber daya

alam yang potensial, karena mempunyai fungsi bagi lingkungan hidup. Meskipun

demikian, hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat mudah rusak jika

terjadi perubahan pada salah satu unsur pembentuknya, sehingga dikenal sebagai

fragile ecosystem.

Pantai timur Provinsi Lampung yang mempunyai garis pantai sepanjang 270

km merupakan wilayah pesisir dengan beragam potensi yang dapat menunjang

pembangunan. Saat ini pantai timur Lampung mengalami degradasi lingkungan yang

cukup parah, terutama akibat adanya kerusakan habitat mangrove yang diperparah

dengan terjadinya abrasi pantai. Lebihdari 80% hutan mangrove telah hilang akibat

berbagai aktivitas manusia, antara lain pertambakan, pemukiman, urbanisasi,

pencemaran pesisir, pengambilan kayu mangrove untuk berbagai kepentingan, dan

lain-lain. Hal ini juga diperparah dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya hutan mangrove dan juga ditambah lagi demam tambak udang yang

muncul pada dekade 1980-an. Ribuan hutan mangrove dibabat habis menjadi lahan

pertambakkan udang. Namun memasuki pertengahan dekade 1990-an petambak

banyak merugi dan pada era milenium ketiga, praktis tidak ada lagi tambak udang

rakyat yang berproduksi. Penyebabnya bermacam-macam mulai dari faktor

lingkungan sampai faktor si udang itu sendiri. Hingga akhirnya petambak terpaksa

beralih ke budidaya perikanan non udang demi untuk menyambung hidup.

Page 3: Tutorial 1

BAB II

HASIL DISKUSI

2.1 Analisis Masalah

Dari penelitian yang dilakukan Setyawan et al. (2003 dan 2006), pemanfaatan

langsung dalam ekosistem mangrove dan penggunaan lahan di sekitarnya secara

nyata mempengaruhi kelestarian ekosistem mangrove. Beberapa aktivitas yang

mempengaruhi kehidupan mangrove secara luas adalah: konversi habitat ke

pertambakan (ikan atau udang dan garam), penebangan pohon secara berlebih untuk

diambil kayunya, sedimentasi, reklamasi, dan pembangunan akses transportasi

seperti pelabuhan dan jalan raya. Selain itu, Yudha (2007), menambahkan lebih dari

80% hutan mangrove yang ada di daerah Lampung telah digunakan untuk berbagai

aktivitas manusia, antara lain pertambakan, pemukiman, urbanisasi pengambilan

kayu mangrove untuk berbagai kepentingan yang menyebabkan hilang atau rusaknya

ekosistem mangrove tersebut.

Pada kegiatan tutorial ini telah dirumuskan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang

menjurus terhadap permasalahan dari segi hutan mangrove, udang, sampai solusi-

solusi yang dapat dijadikan refrensi. Berikut adalah pertanyaan yang menjadi bahan

yang dijadikan sebagai hasil diskusi :

1. Sebenarnya fungsi dari hutan mangrove itu apa saja?

Mangrove memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, mangrove

membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mengrove

kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik. Dengan rata-rata produksi

primer yang tinggi mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang

dan lainnya. Mangrove menyediakan tempat perkembangbiakan dan pembesaran

bagi beberapa spesies hewan khususnya udang, sehingga biasa disebut “tidak ada

mangrove tidak ada udang” (Macnae,1968).

Secara biologi fungsi dari pada hutan mangrove antara lain sebagai daerah

asuhan (nursery ground) bagi biota yang hidup pada ekosisitem mengrove, fungsi

yang lain sebagai daerah mencari makan (feeding ground) karena mangrove

merupakan produsen primer yang mampu menghasilkan sejumlah besar detritus dari

Page 4: Tutorial 1

daun dan dahan pohon mangrove dimana dari sana tersedia banyak makanan bagi

biota-biota yang mencari makan pada ekosistem mangrove tersebut, dan fungsi yang

ketiga adalah sebagai daerah pemijahan (spawning ground) bagi ikan-ikan tertentu

agar terlindungi dari ikan predator, sekaligus mencari lingkungan yang optimal untuk

memisah dan membesarkan anaknya. Selain itupun merupakan pemasok larva udang,

ikan dan biota lainnya. (Claridge dan Burnett,1993)

Secara fisik mangrove berfungsi dalam peredam angin badai dan gelombang,

pelindung dari abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen.

Ekosistem mangrove mampu menghasilkan zat-zat nutrient (organik dan anorganik)

yang mampu menyuburkan perairan laut. Selain itupun ekosisitem mangrove

berperan dalam siklus karbon, nitrogen dan sulfur.

Secara ekonomi mangrove mampu memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi

masyarakat, baik itu penyediaan benih bagi industri perikanan, selain itu kayu dari

tumbuhan mangrove dapat dimanfaatkan untuk sebagai kayu bakar, bahan kertas,

bahan konstruksi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dan juga saat ini

ekosistem mangrove sedang dikembangkan sebagai wahana untuk sarana rekreasi

atau tempat pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan negara.

Page 5: Tutorial 1

2. Mengapa lahan pantai yang ditumbuhi bakau lebih diminati untuk dibuat

tambak udang?

Tambak itu selalu dibuat di tepi pantai (daerah eustaria) yang merupakan lokasi

mangrove, sebab untuk pengairannya diperlukan air laut bercampur dengan air tawar

agar bersifat payau (agak asin). Berdasarkan survei bersama Direktorat Jenderal

Perikanan dan Pusat Penelitian Perikanan (1985), luas lahan dataran pantai yang

berpotensi untuk dibuat tambak,khususnya yang terdiri dari hutan bakau ada kurang

lebih 4,3 juta Ha. Tidak semua hutan bakau itu dapat diubah menjadi tambak,

melainkan dicadangkan 10-20% saja yang berarti seluas 420.000-840.00 Ha.

3. Parameter seperti apa yang menunjukkan baik atau tidaknya suatu tambak

udang?

Pada awal penelitian untuk memilih lokasi tambak hendaknya air yang akan

dijadikan sumber pengairan tambak diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi

bahan-bahan berbahaya . Pada tabel 6 disajikan parameter kualitas air yang baik

untuk pengairan tambak udang. Sedangkan pada tabel 7 disajikan kualitas tanah

untuk tambak.

Page 6: Tutorial 1

4. Nutrisi serta bahan-bahan apa yang dibutuhkan udang untuk menjadi udang

dengan kualitas yang baik?

Pakan buatan dengan komposisi tertentu terutama

kandungan asam lemak olefinic (HUFA) dapat melengkapi pakan segar, dan dapat

meningkatkan perkawinan, sehingga dapat digunakan sebagai pakan alternatif atau

pelengkap bagi udang.

Dan juga uji coba yang dilakukan oleh Coutteau et al (2000) menunjukkan adanya

beberapa keuntungan dengan penggantian 50% dari pakan segar yang diberikan

Page 7: Tutorial 1

dengan pakan pellet untuk induk yaitu, menurunkan mortalitas harian baik induk

jantan maupun betina, menstabilkan frekuensi mating, fekunditas dan fertilisasi sama

dan menghilangkan efek penyerapan telur kembali.

5. Apakah peran dari mangrove yang menguntungkan bagi udang?

Hutan mangrove mempunyai manfaat ganda dan merupakan mata rantai yang sangat

penting dalam memelihara keseimbangan biologi di suatu perairan. Selain itu hutan

mangrove merupakan suatu kawasan yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi.

Tingginya produktivitas ini karena memperoleh bantuan energi berupa zat-zat

makanan yang diangkut melalui gerakan pasang surut. Hutan mangrove sebagai

pendaur zat hara, karena dapat memproduksi sejumlah besar bahan organik yang

semula terdiri dari daun, ranting dan lainnya. Kemudian jatuh dan perlahan-lahan

menjadi serasah dan akhirnya menjadi detritus. Proses ini berjalan lambat namun

pasti dan terus menerus sehingga hasil proses pembusukan ini merupakan bahan

suplai makanan biota air.

6. Kenapa terjadi penurunan produksi serta kualitas udang di pertambakkan

pada lahan mangrove?

Kegagalan budidaya udang dengan wadah pemeliharaan berupa tambak utamanya

disebabkan oleh menurunnya kualitas air. Penurunan kualitas air ini dapat disebakan

oleh tercemarnya air dan kepadatan tebar benih yang terlalu tinggi. Kedua hal ini

dapat menjadi pemicu munculnya penyakit yang pada akhirnya nanti dapat membuat

daya dukung tambak tidak mampu lagi mempertahankan tingkat hasil produksi yang

ekonomis.

Penyakit secara umum didefinisikan sebagai ketidaknormalan terhadap fungsi

sebagian atau seluruh organ tubuh dikarenakan adanya gangguan faktor-faktor

abiotik / non-infectious disease (kualitas air, makanan dan lainnya) dan faktor biotik /

infectoius disease (organisme penyebab penyakit atau patogen). Beberapa penyakit

udang yang sering ditemukan di lapangan dapat disebabkan oleh patogen virus,

bakteri, parasit ataupun jamur.

Terdapatnya logam-logam berat seperti Pb dan Cu yang terus terakumulasi seiring

menghilangnya mangrove yang berfungsi sebagai penyerap bahan-bahan organik dan

inorganik yang berasal dari tambak maupun laut.

Page 8: Tutorial 1

7. Bagaimana solusi yang bijak untuk mengatasi masalah tambak dan

menghilangnya hutan mangrove?

a. Rehabilitasi Mangrove

Rehabilitasi mangrove ini diawali dari keinginan petambak yang memiliki

lahan dekat pantai. Kegiatan studi banding nampaknya memunculkan

keinginan untuk menanam kembali mangrove di wilayah pantai desa. Masalah

yang harus dihadapi untuk penanaman mangrove tersebut adalah adanya

tambak-tambak yang berada tepat di tepi pantai. Untuk itu, perlu dilaksanakan

penentuan batas lahan tambak yang dapat direlakan oleh petambak untuk

ditanami bakau.

b. Pendidikan Lingkungan

Hilangnya hutan mangrove dan terjadinya abrasi di wilayah pantai timur

disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman mengenai ekosistem hutan mangrove

dan manfaatnya bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.

c. Pengelolaan Tambak Ramah Lingkungan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat satu model tambak ramah

lingkungan yang dapat digunakan sebagai sarana belajar bersama bagi para petambak

mengenai proses-proses yang terjadi selama masa pemeliharaan udang. Dalam

pengelolaan tambak ramah lingkungan ini diupayakan untuk

mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang diperkirakan dapat

menurunkan kesuburan lahan. Selain itu diupayakan pula pengelolaan kualitas

air sesuai kondisi setempat dimana tidak tersedia sumber air tawar dan salinitas

yang tinggi.

d. Menggunakan produk – produk bioteknologi

Apabila digunakan secara tepat guna, produk ini dapat meningkatkan nilai survival

rate udang. Selain itu, laju pertumbuhan udang akan menjadi lebih cepat sehingga

masa produksi dapat dipersingkat, kualitas air menjadi lebih stabil dan populasi

bakteri patogen juga dapat lebih terkontrol.

Page 9: Tutorial 1

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa

pernyataan yaitu :

1. Hutan mangrove memilki banyak seklai peranan baik bagi manusia, lingkungan,

maupun hewan.

2. Kerusakan mangrove di pesisir pantai timur Lampung terjadi karena kurangnya

pengetahuan petambak dan kurangnya sosialisasi yang seharusnya digalakkan

pemerintah.

3. Kegagalan pertambakkan udang terjadi karena beberapa hal yaitu dari faktor

lingkungan sampai pada faktor pengetahuan petambak yang terbilang sangat minim.

4. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi mangrove dan

tambak yaitu rehabilitasi mangrove, pendidikan lingkungan, pengelolaan tambak

ramah lingkungan,dan menggunakan produk – produk bioteknologi.

Page 10: Tutorial 1

DAFTAR PUSTAKA

Claridge, D. and Burnett, J. 1993, Mangroves in Focus.Wetpaper Publications,

Ashmore.

Macnae, W. 1968. A general account of the fauna and flora of mangrove swamps and

forests in the Indo-West-Pacific region. Adv. Mar. Biol.

Setyawan D., Gilkes R. J., Jasper D. A., Tongway D. J., Hindley N. (2003). Nutrient

cycling index in relation to organic matter and soil respiration of rehabilitated

mine sites in Kelian, 754 755 East Kalimantan. Proceedings of the International

Seminar on The Organic Farming and Sustainable Agriculture in The Tropics

and Subtropics: Science, Technology, Management and Social Welfare.

Palembang October 8-9, 2003, Vol. I, 123-126.

Yudha, I..G. 2007. KERUSAKAN WILAYAH PESISIR PANTAI

TIMUR LAMPUNG (Makalah). Scribd.