Tumor Medula Adrenal

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelenjar adrenal diproduksi dalam rangka untuk memproses berbagai fungsi yang terjadi dalam tubuh manusia. Kelenjar adrenal yang paling dikenal untuk mengembangkan banyak perempuan dan laki-laki hormon. Hormon-hormon ini sangat penting bagi tubuh seseorang disebabkan oleh kenyataan bahwa mereka terutama bertanggung jawab untuk memberikan tubuh dengan kortikal, yang berkaitan dengan tingkat seseorang stres. Masalah dengan kelainan kelenjar adrenal adalah bahwa mereka dapat menyebabkan seseorang kelenjar membangun terlalu sedikit jumlah hormon dan juga mungkin bagi gangguan ini menyebabkan kelenjar adrenal tubuh untuk membentuk sejumlah hormon yang mungkin terlalu banyak bagi siapa pun tubuh untuk menangani (Sapto, 1996). Berdasarkan uraian di atas maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu penyakit yang mengenai medula adrenal serta asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada psien dengan gangguan medula adrenal. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan tumor medula adrenal? 1

description

medula adrenal

Transcript of Tumor Medula Adrenal

Page 1: Tumor Medula Adrenal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelenjar adrenal diproduksi dalam rangka untuk memproses berbagai

fungsi yang terjadi dalam tubuh manusia. Kelenjar adrenal yang paling

dikenal untuk mengembangkan banyak perempuan dan laki-laki hormon.

Hormon-hormon ini sangat penting bagi tubuh seseorang disebabkan oleh

kenyataan bahwa mereka terutama bertanggung jawab untuk memberikan

tubuh dengan kortikal, yang berkaitan dengan tingkat seseorang stres. Masalah

dengan kelainan kelenjar adrenal adalah bahwa mereka dapat menyebabkan

seseorang kelenjar membangun terlalu sedikit jumlah hormon dan juga

mungkin bagi gangguan ini menyebabkan kelenjar adrenal tubuh untuk

membentuk sejumlah hormon yang mungkin terlalu banyak bagi siapa pun

tubuh untuk menangani (Sapto, 1996). Berdasarkan uraian di atas maka dalam

makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu penyakit yang

mengenai medula adrenal serta asuhan keperawatan yang dapat dilakukan

pada psien dengan gangguan medula adrenal.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan tumor medula adrenal?

b. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya tumor medula adrenal?

c. Bagaimana patofisiologi terjadinya tumor medula adrenal?

d. Bagaimana tanda dan gejala yang timbul pada masalah tumor medula

adrenal?

e. Bagaimana asuhan keperawatan yang bisa dilakukan terhadap pasien

dengan masalah tumor medula adrenal?

1

Page 2: Tumor Medula Adrenal

1.3 Tujuan

a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian tumor medula adrenal.

b. Mahasiswa mampu mengethui faktor apa saja yang menjadi

penyebab terjadinya tumor medula adrenal.

c. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi terjadinya tumor

medula adrenal.

d. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala yang timbul pada

masalah tumor medula adrenal.

e. Mahasiswa mampu mengetahuiasuhan keperawatan yang bisa

dilakukan terhadap pasien dengan masalah tumor medula adrenal.

2

Page 3: Tumor Medula Adrenal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Tumor Medula Adrenal

2.1.1 Definisi

Feokromositoma merupakan tumor yang biasanya bersifat jinak

dan berasal dari sel-sel kromafin medula adrenal, pada 80% hingga 90

% pasien tumor tersebut timbul dalam medula kelenjar adrenal,

sedangkan pada beberapa pasien terjadi dalam jaringan kromafin

ekstra adrenal yang berada di dalam atau dekat aorta, ovarium, limpa

atau organ lainnya. Feokromositoma dapat terjadi pada segala usia,

tetapi insiden puncaknya terletak pada usia 25 dan 50 tahun (Whalen,

Althausen & Daniels, 1992).

Secara etimologi Feokromositoma berasal dari bahasa Yunani.

Phios berarti kehitaman, chroma berarti warna dan cytoma berarti

tumor. Hal ini mengacu pada warna sel tumor ketika diwarnai dengan

garam kromium. Pheochromocytoma adalah tumor kelenjar adrenal

yang menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin. Hormon ini

memiliki banyak fungsi, beberapa diantaranya seperti mengatur

tekanan darah dan detak jantung. Pheochromocytoma banyak

ditemukan pada orang dewasa dengan umur 30-60 tahun.

Phaeochromocytomas adalah tumor fungsional berasal dari sel-

sel chromaffin dari medula adrenal dan paraganglions. Sel Chromaffin

adalah sel-sel yang mensekresi katekolamin yang mempunyai

karakteristik pewarnaan coklat dengan dikromat karena kehadiran

butiran sitoplasma katekolamin. Presentasi klinis klasik adalah dengan

serangan paroksismal hipertensi disertai sakit kepala, berkeringat,

kecemasan palpitasi dan tremor.

3

Page 4: Tumor Medula Adrenal

2.1.2 Etiologi

a. Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut

sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka

terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin (misalnya kelenjar

tiroid, paratiroid dan adrenal).

b. Feokromositoma juga bisa terjadi pada penderita penyakit von

Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal

dan membentuk tumor jinak (hemangioma), dan Pada penderita

penyakit von Recklinghausen (neurofibromatosis, pertumbuhan

tumor berdaging pada saraf).

2.1.3 Patofisiologi

Feokromositoma, suatu penyebab hipertensi sekunder yang

jarang terjadi atau sangat langka, merupakan tumor medular adrenal

atau tumor rantai simpatis (paraganglioma) yang melepaskan

katekolamin dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan

dopamine) secara terus-menerus atau dengan jangka waktu.

Feokromositoma menyerang 0.1% hingga 0.5% penderita hipertensi

dan dapat menyebabkan akibat yang fatal bila tidak terdiagnosis atau

diobati. Feokromositoma dapat menyerang laki-laki dan perempuan

dalam perbandingan yang sama dan mempunyai insiden puncak antara

usia 30 dan 50 tahun.

Sekitar 90% tumor ini berasal dari sel kromafin medulla

adrenalis, dan 10% sisanya dari ekstra-adrenal yang terletak di area

retroperitoneal (organ Zuckerkandl), ganglion mesenterika dan

seliaka, dan kandung kemih. Pasien dengan neoplasia endokrin

multiple (MEN II), telah meningkatkan sekresi katekolamin dengan

manifestasi klinis feokromositoma akibat hyperplasia medulla adrenal

bilateral.

Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut

sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka

terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin (misalnya kelenjar

tiroid, paratiroid dan adrenal).

4

Page 5: Tumor Medula Adrenal

s

5

Kelainan Genetik, akibat adanya penyakit lain (von Hippel-Lindau)

Feokromositoma

Hiperplasia Medula Adrenal

Sekresi katekolamin meningkat

Norepinefrine Epinefrine

Efek metabolik Efek pada sistem organ

Glikogenolisis di hati

Menghambat sekresi insulin &

merangsang glukagon

Glukosa darah

PK : Hiperglikemi

Kontraksi jantung

Curah jantung

Vasokontriksi pembuluh darah

Resistensi pembuluh darah

otak

PK : Hipertensi

Palpitasi jantung

Takikardi

Dilatasi saluran pernafasan

Peningkatan kerja pernafasan

Sesak nafas/ terengah-engah

MK : Gangguan Pola nafas inefektif

MK : Ansietas

Aktifitas sistem pencernaaan

Suplai nutrisi ke sel terganggu

BB menurun

MK : Gangguan pemenuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Kontraksi jantung

Curah jantung

PK : Hipertensi

MK : Nyeri

Nyeri kepala

Kontraksi jantung secara terus

menerus

PK : CHF

Page 6: Tumor Medula Adrenal

6

Aktifitas sistem pencernaaan

Suplai nutrisi ke sel terganggu

Kelemahan

MK : Intoleransi aktifitas

Epinefrine

Pembesaran pupil

Penglihatan kabur

MK : Resiko Cedera

Page 7: Tumor Medula Adrenal

2.1.4 Manifestasi Klinis

a. Takikardi.

b. Diaforesis.

c. Sakit kepala.

d. Palpitasi jantung.

e. Hipertensi dan gangguan kardiovaskuler.

f. Berat badan menurun, nafsu makan normal.

g. Tremor.

h. Ansietas.

2.1.5 Pemeriksaan Diagnosis

a. Tes Darah

1) Glukosa darah meningkat.

2) Kalsium mungkin meningkat.

3) Hemoglobin meningkat karena haemoconcentration yang

disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi.

4) Katekolamin plasma dan metanephrines plasma (alkohol o

metabolit katekolamin) memiliki keduanya telah digunakan

dalam diagnosis.

b. Total katekolamin plasma (nore epinefrin dan epinefrin) di ukur

kadarnya saat pasien berbaring terlentang serta beristirahat selama

30 menit, untuk mencegah kenaikan kadar katekolamin akibat

stres yang terjadi saat penusukan jarum ke dalam pembuluh darah

vena, maka wing-needle di pasang 30 menit sebelum pengambilan

spesimen darah.

Pengukuran metabolit katekolamin urin dan asam

vanililmandelat atau katekolamin bebas dapat digunakan sebagai

diagnosis standar terjadinya feokromositoma. Spesimen urin 24

jam dapat dikumpulkan untuk menentukan katekolamin bebas.

Selain itu urin yang dikumpulkan selama periode 2-3 jam setelah

7

Page 8: Tumor Medula Adrenal

serangan hipertensi dapat diperiksa untuk mengukur kadar

katekolamin.

c. Tes Provokatif, tes ini jarang digunakan dalam evaluasi

diagnostik.

d. Tes supresi kolinidin dapat dilakukan jika hasil pemeriksaan urin

dan plasma tidak dapat menegakkan diagnostik.

e. Imaging

Setelah tumor dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan

biokimia, imaging diperlukan untuk menemukan tumor itu.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah menggunakan :

1) MRI dapat mencari semua tumor dalam adrenal.

2) CT kurang sensitif dan mendeteksi sekitar 85 sampai 95%

dari tumor lebih dari 1cm diameter.

3) Jika Feokromositoma dikonfirmasi biokimia tetapi CT atau

MRI tidak menunjukkan tumor, scan dengan

metaiodobenzylguanidine (MIBG) yang dilabeli dengan atau

Yodium dapat dilakukan. Struktur molekul MIBG mirip

dengan noradrenalin dan konsentrat dalam adrenal atau

ekstra- adrenal phaeochromocytomas.

4) Sebuah reseptor somatostatin analog pentetreotide disebut,

diberi label dengan Indium kurang sensitif dari MIBG tetapi

dapat digunakan untuk mendeteksi phaeochromocytomas

yang tidak berkonsentrasi MIBG.

5) Positron emisi tomografi (PET) scanning muncul

menjanjikan tetapi masih dalam tahap awal cukup penilaian.

f. Pengujian Genetik

Lokasi Tumor dan nomor, usia, jenis kelamin dan sejarah

keluarga akan menunjukkan perlunya untuk pengujian genetik.

Pengujian tersebut merupakan dasar diagnosis dini dan tindak

lanjut termasuk pengelolaan intervensi.

8

Page 9: Tumor Medula Adrenal

g. Histologi

Penilaian histologi jaringan yang diambil setelah operasi

dengan menggunakan kriteria tertentu (sistem PASS) dapat

membantu untuk membedakan, apakah jinak atau ganas. Nilai

PASS dari <4>.

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pheochromacytoma bergantung kepada kondisi

pasien, seperti:

a. Umur, kesehatan umum, dan riwayat kesehatan.

b. Tingkat penyakit.

c. Jenis penyakit.

d. Toleransi terhadap obat-obat, prosedur, dan terapi tertentu.

Hal yang bisa dilakukan antara lain :

a. Selama kejadian atau serangan hepertensi, takikardi, ansietas dan

gejala feokromositoma lainnya pasien dibaringkan di tempat tidur

dengan bagian kepala ranjang ditinggikan untuk meningkatkan

penurunan ortostatik tekanan darah.

b. Farmakoterapi : Pasien dapat dipindahkan ke ruangan intensif agar

adpat dilakukan pemantauan yang ketat terhadap perubahan EKG

dan pemberian preparat penyekat alfa-adrenergik.

c. Fenoksibenzamin, dapat digunakan setelah tekanan darah pasien

stabil untuk persiapan pembedahan.

d. Operasi (Laparoskopi adrenalectomy)

Pengobatan pada pheochromocytoma termasuk mengangkat

tumor. Namun, sebelum mengangkat tumor, sebaiknya

memberikan medikasi untuk mengontrol tekanan darah pasien.

Pada anak-anak, biasanya terdapat lebih dari satu tumor. Selain itu,

pasien juga harus di follow-up untuk mengontrol perkembangan

tumor.

9

Page 10: Tumor Medula Adrenal

Setelah operasi, koleksi urin 24 jam untuk katekolamin total,

metanephrines dan asam vanillylmandelic (VMA) diperlukan 2

minggu setelah operasi. Jika hasil normal prognosis sangat baik.

Pastikan bahwa hipertensi dikendalikan atau diselesaikan. Periksa

urin 24 jam dan BP setiap tahunnya, selama 5 tahun. Setelah

dilakukan operasi Laparoskopi adrenalectomy, tindakan selajutnya

adalah MIBG scan. Scan ini untuk mengangkat sel-sel yang

membuat adrenalin atau noradrenalin berada dalam tubuh. Hal ini

dapat menunjukkan apakah pasien memerlukan pengobatan lebih

lanjut setelah operasi Laparoskopi adrenalectomy.

2.1.7 Komplikasi

a. Retinopati hipertensif

b. Nefropati hipertensif

c. Miokarditis

d. Peningkatkan agregasi trombosis

e. Gagal jantung kongestif dan vaskular

f. Aritmia.

g. Stroke.

h. Gagal ginjal

10

Page 11: Tumor Medula Adrenal

BAB III

Asuhan Keperawatan

2.1.8 Pengkajian

a. Identitas klien : Feokromositoma biasa terjadi pada usia 30-60

tahun dengan perbandingan yang sama antara laki-laki dan wanita.

Selain itu penyakit ini juga bisa dipengaruhi oleh gaya hidup

seperti merokok, alkoholisme, dan lain-lain yang mana kebiasaan

diatas menjadi salah satu pemicu terjadinya kanker.

b. Keluhan Utama : pusing, sakit kepala, pucat, badan lemah, tremor,

dan lesu.

c. Riwayat Kesehatan

1) Penyakit dahulu : Adanya penyakit yang berhubungan dengan

sistem endokrinologi, atau adanya kanker pada organ tubuh

lain.

2) Penyakit keluarga : Untuk menentukan hubungan genetik perlu

diidentifikasi adanya anggota keluarga yang menderita kanker.

d. Pemeriksaan fisik :

1) Breath : nafas cepat, dipsnea, tidak ada nyeri dada, suara sonor

saat diperkusi.

2) Blood: Hipertensi, takikardi, palpitasi, diaphoresis.

3) Brain : Nyeri kepala.

4) Bladder : diuresis yang diikuti oliguria.

5) Bowel : nausea, muntah, anoreksia berat, mual, muntah, BB

menurun dengan cepat

6) Bone : turgor kulit jelek, membran mukosa kering.

11

Page 12: Tumor Medula Adrenal

7) Psikologi : ansietas.

2.1.9 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Pola nafas inefektif b.d peningkatan kerja sistem

pernafasan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d peningkatan tekanan vaskular

cerebral.

3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

penurunan aktifitas sistem pe

4. ncernaan.

5. Ansietas b.d proses penyakit.

2.1.10 Intervensi Keperawatan

1. Gangguan Pola nafas inefektif b.d peningkatan kerja sistem

pernafasan.

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1x60 menit

pola nafas efektif.

Kriteria hasil :

- RR dalam batas normal (16-24 x/menit).

- Tidak terjadi sesak nafas.

- Pasien tampak rileks dan tidak terengah-engah

dalam bernafas.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri :

Pantau frekuensi dan

kedalaman pernafasan.

Menjadi parameter dasar untuk

mengetahui sejauh mana

intervensi yang harus dilakukan.

Posisikan pasien semi fowler. Membantu mengoptimalkan

ekspansi paru.

Ajarkan pasien latihan nafas Membantu mengoptimalkan

12

Page 13: Tumor Medula Adrenal

dalam. ekspansi paru.

Pantau respon pasien terhadap

sesak.

Menjadi patokan dalam

menentukan keberhasilan

intervensi.

Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian oksigen

sesuai indikasi.

Perubahan metode untuk

memenuhi kebutuhan oksigen

pasien.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d peningkatan tekanan vaskular

cerebral.

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 4x60 menit

nyeri terkontrol/teratasi.

Kriteria hasil :

- Melaporkan nyeri terkontrol/teratasi.

- Mengungkapkan metode yang mampu

mengurangi keluhan nyeri.

- Pasien tampak rileks.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri :

Pertahankan tirah baring

selama fase akut.

Meminimalkan stimulasi/

meningkatkan relaksasi.

Lakukan manajemen nyeri. Membantu mengatasi nyeri

yang dirasakan pasien.

Anjjurkan pasien untuk

meminimalkan aktifitas

vasokontriksi yang dapat

meningkatkan nyeri kepala.

Mis : mengejan, batuk, dan

membungkuk.

Aktifitas yang meningkatkan

vasokontriksi menyebabkan

sakit kepala pada adanya

peningkatan tekanan vaskuler

cerebral.

Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian

analgesik sesuai indikasi.

Menurunkan/mengontrol nyeri

dan menurunkan rangsang saraf

13

Page 14: Tumor Medula Adrenal

simpatis.

3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

penurunan aktifitas sistem pencernaan.

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 3x24

jam nutrisi tubuh pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil :

- Antropometri = BB dalam batas normal.

- Biochemical = Albumin dalam batas normal, Hb

: 12-14 (wanita) 14-16 (laki-laki).

- Clinical= keadaan umum baik

- Diet= Frekuensi makan sebanyak 3 x/hari

dengan porsi makan 1 piring.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri :

Pantau pola makan pasien.

Menentukan penyebab

timbulnya masalah.

Pantau kadar albumin dan

hemoglobin pasien.

Menjadi parameter untuk

menentukan tingkat beranya

masalah yang terjadi.

Timbang berat badan

pasien tiap hari.

Menjadi parameter untuk

menentukan tingkat perubahan

status nutrisi.

Hentikan pemasukan makanan

secara oral.

Penurunan aktifitas sistem

pencernaan akan menghambat

proses absorbsi makanan.

Kolaborasi :

Pemberian pemberian

nutrisi secara parenteral.  

Memenuhi kebutuhan nutrisi

tubuh pasien.

4. Ansietas b.d proses penyakit.

14

Page 15: Tumor Medula Adrenal

Tujuan : Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas

menurun sampai tingkat dapat diatasi.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri :

Kaji tingkat ansietas, derajat

pengalaman nyeri atau

timbulnya gejala tiba-tiba dan

pengetahuan kondisi saat ini

Dapat menentukan tindakan

yang harus dilakukan terhadap

pasien.

Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan.

Dapat menurunkan rasa cemas

yang dialami pasien.

Diskusikan kemungkinan

bahwa pengawasan dan

pengobatan dapat mencegah

kehilangan penglihatan

tambahan.

Dapat menurunkan rasa cemas

yang dialami pasien.

2.1.11 Evaluasi Keperawatan

a. Pola nafas pasien normal.

b. Nyeri terkontrol/teratasi.

c. Pemenuhan nutrisi terpenuhi.

d. Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai

tingkat dapat diatasi.

15

Page 16: Tumor Medula Adrenal

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelenjar Adrenal atau Kelenjar Suprarenalis terletak diatas kedua

ginjal. Ukurannya berbeda-beda, beratnya 5-9 gram. Kelenjar adrenal ini

terbagi atas 2 bagian, yaitu korteks adrenal yang menghasilkan kortisol,

aldosteron dan androgen, dan medula adrenal yang menghasilkan

katekolamin yang mana di dalamnya terdapat epinephrine dan

nonepinephrine (Sapto, 2001).

Pemberian asuhan keperawatan penderita kelainan fungsi kelenjar

medula adrenal difokuskan pada upaya pencegahan terhadap terjadinya

komplikasi yang berlanjut selama proses pemulihan fisik klien. Penentuan

diagnosa harus akurat agar pelaksanaan asuhan keperawatan dapat diberikan

secara maksimal dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Pemberian asuhan

keperawatan kepada klien penderita kelainan fungsi kelenjar medula adrenal

secara umum bertujuan untuk menormalkan sekresi pada medula adrenal

dengan menurunkan pencetus atau tingkat stres seseorang. Oleh karena itu,

dibutuhkan kreativitas dan keahlian dalam pemberian asuhan keperawatan

dan kolaborasikan dengan tim medis lainnya yang bersangkutan (Black,

2009)

3.2 Saran

a. Bagi perawat yang akan memberikan asuhan keperawatan dengan klien

dengan gangguan fungsi sistem endokrin harus lebih memperhatikan dan

tahu pada bagian-bagian mana saja dari asuhan keperawatan pada klien

dengn gangguan ini yang perlu ditekankan.

16

Page 17: Tumor Medula Adrenal

b. Untuk pasien semestinya harus lebih tanggap terhadap pengkajian-

pengkajian yang dilakukan perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan khususnya dalam asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan fungsi sistem endokrin, karena peningkatan penyembuhan

pasien, melakukan prosedur diagnostik, pemeriksaan-pemeriksaan dan

melakukan perawatan tindak lanjut sangat penting bagi pasien maupun

perawat.

c. Hendaknya mahasiswa keperawatan dapat menerapkan dan

membandingkan ilmu yang telah didapat di kampus berupa teori dengan

kasus di ruangan, yang nantinya mahasiswa mampu mengaplikasikan

tindakan keperawatan dengan sebaik-baiknya.

17

Page 18: Tumor Medula Adrenal

DAFTAR PUSTAKA

Underwood, J.C.E. 1999.Patologi Umum dan Sistemik. Vol.2 / J.C.E, Jakarta :

EGC

Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2.

Jakarta : EGC

Hermansyah. 2011. Feokromositoma. (online) http: //tanyona. blogspot. com/2010

/12/ feokromositoma . html, diakses tanggal 26 Mei 2012 pukul 10.00

Patofisiologi Penyakit Feokromositoma http://tentangkanker. Com /search/

patofisiologi -penyakit- feokromositoma diakses tanggal 26 Mei 2012 pukul

10.00

18