Tumor Adneksa Suspect Malignancy
-
Upload
friyanti-margarettha-pandiangan -
Category
Documents
-
view
228 -
download
11
description
Transcript of Tumor Adneksa Suspect Malignancy
PENDAHULUAN
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara otonom, lepas dari
kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya.
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba
fallopi, kemudian pada uterus dan ovarium biasanya terjadi bersamaan.
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas
ovarium, atau uterus.
Peradangan yang terjadi kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun
infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra-vaginal lewat jalan darah, atau menjalar dari
jaringan-jaringan sekitarnya.
Kata anestesi diperkenalkan oleh Oliver Wendell Holmes yang menggambarkan keadaan tidak
sadar yang bersifat sementara, karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri
pembedahan. Berdasarkan analisis kata “anestesi” (an = tidak, aestesi = rasa) maka ilmu anestesi
adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk me”matikan” rasa, baik rasa
nyeri, takut dan rasa tidak nyaman yang lain sehingga pasien nyaman.
TUMOR ADNEKSA SUSPECT MALIGNANCY
Definisi
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba
fallopi kemudianovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan. Tumor adneksa
merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih sekunder berasal dari tumor ganas
ovarium atau uterus.
Epidemiologi
Tumor ganas primer di tuba sangat jarang (<0,1%), lebih sering yang sekunder berasal dari
tumor ganas ovarium, uterus, kolorektal, lambung dan payudara. Ditemukan 1 : 1000 kasus
operasi ginekologik abdominal, dapat dijumpai pada semua umur (dari 19-80 tahun), dengan
rata-rata puncaknya pada usia 52 tahun.
Etiologi
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang menjalar
ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang menyebabkan
berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal
Patologi
Hsu, Taymor dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis menurut keganasannya :
1. Jenis papiler; tumor belum mencapai otot tuba dan diferensiasi selnya masih baik; batas
daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan
2. Jenis papilo-alveolar (adenomatosa); tumor telah memasuki otot tuba dan
memperlihatkan gambaran kelenjar
3. Jenis alveo-meduler; terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel ganas ke dalam
saluran limfa tuba
Penyebaran
Pada umumnya terjadi langsung ke alat sekitar tuba fallopii, kemudian melalui pembuluh getah
bening ke abdomen, leher, daerah inguinal, vagina, tuba, ovarium, dan uterus.
Tingkat klinik keganasan
Klasifikasi menurut FIGO
Tingkat klinik Kriteria
I A Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak ada asites.
1. Tak ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
2. Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah atau kedua-
duanya
I B Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak ada asites.
1. Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh
2. Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah, atau kedua-
duanya
I C Tumor dari tingkatan klinik IA dan IB, tetapi ada asites atau cucian rongga
perut positif
II Pertumbuhan tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan perluasan ke
panggul
II A Perluasan proses dan/atau metastasis ke uterus atau ovarium
II B Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya
II C Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan asites dan/atau cucian
rongga perut positif
III Tumor melibatkan satu atau dua tuba dengan penyebaran kelenjar limfa
intraperitoneal atau kedua-duanya. Tumor terbatas pada panggul kecil dengan
bukti histologik penyebaran ke usus halus atau omentum
IV Pertumbuhan tumor melibatkan salah satu atau kedua tuba dengan metastasis
berjarakjauh. Bilamana didapatkan efusi pleural, harus ada sitologi positif
untuk menyebutnya sebagai tingkat klinik IV. Begitu pula ditemukannya
metastasis ke parenkim hati
Gambaran Klinik dan Diagnosis
Pada awal penyakit tidak menimbulkan gejala. Diagnosis sering terlambat dibuat karena letaknya
yang sangat tersembunyi. Biasanya dibuat secara tak terduga saat laparotomi dan pemeriksaan
histologik atas specimen yang dikirim. Kalau sudah ada keluhan, biasanya sudah terlambat.
Deteksi dini tumor ganas adneksa sukar diupayakan. Perlu dapat perhatian khusus bila wanita
berusia (45-55 tahun), ditemukan tumor adneksa disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina
yang semula kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan
adanya tumor ganas tuba terutama biasanya oleh karena mengalami infeksi gonokokus yang
menimbulkan peradangan tuba dan menjadi buntu. Perasaan nyeri ini dapat intermitten atau
terus-menerus dan menjalar ke pangkal paha dan punggung bagian bawah (regio sakro-
koksigeal). Rasa sakit ini yang menyebabkan penderita datang ke dokter.
Pemeriksaan sitologi usapan serviks tidak banyak membantu. Akan tetapi bilamana hasilnya sel
ganas positif, sedangkan di serviks maupun di kavum uteri dapat dinyatakan tidak ada
keganasan, maka perlu dipikirkan kemungkinan keganasan di tuba atau ovarium, lebih lebih jika
ada masa tumor pada adneksa. Histero-salpingografi (HSG) tidak dianjurkan karena dapat
berakibat meluasnya proses ganas/radang. Kuldoskopi dan laparoskopi juga tak banyak berarti
karena sulit membedakan tumor ganas tuba dari tumor radang, kecuali bilamana pemeriksaan
tersebut disertai tindakan biopsi. Transvaginal/transrektal USG dapat membantu untuk
menegakkan diagnosis.
Penanganan
Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP (Total Abdominal
Hiterektomy + Bilateral Salphingo-Oophorectomy + Omentectomy + Appendectomy). Dapat
dipertimbangkan instilasi Phosphor-32 radioaktif atau khemoterapi profilaksis. Sayatan dinding
perut harus longitudinal di linea mediana, cukup panjang untuk memungkinkan mengadakan
eksplorasi secara gentle (lembut) seluruh rongga perut dan panggul, khususnya di daerah
subdiafragmatika dan mengirimkan sampel cucian rongga perut untuk pemeriksaan sitologi
eksfoliatif. Bila perlu dapat dilakukan biopsi pada jaringan yang dicurigai.
Prognosis
Tergantung dari tingkatan klinik dan jenis histologik tumor. Karena umumnya penyakit
ditemukan terlambat maka AKH-5 tahun tidak seberapa baik (34,4%).
Menurut Sedlis, dengan menggunakan klasifikasi FIGO Angka Ketahanan Hidup 3 tahun adalah
sebagai berikut.
Tingkat klinik Ketahanan 3 tahun
I 60%
II 40%
III 10%
IV 0%