Tumor Abdomen

16
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR ABDOMEN DISUSUN OLEH : YAYUK INDAH LESTARI 11.02.01.0898

description

INSTEK ORIF

Transcript of Tumor Abdomen

Page 1: Tumor Abdomen

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR ABDOMEN

DISUSUN OLEH :

YAYUK INDAH LESTARI

11.02.01.0898

PRODI S-1 KEPERAWATAN & NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LAMONGAN

Page 2: Tumor Abdomen

1. Pengertian

Tumor adalah kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus

menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya serta tidak berguna

bagi tubuh (Kusuma, Budi, 2001).

Tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan

yang terbatas dan lonjong (E. Oswari, 2000).

Tumor adalah massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin,

Elizabeth J., 2009).

Tumor Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda,

yang di sebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara uotonom

lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dengan sel normal

dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat

meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena cava interior. Massa

jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bentuknya tetapi tidak

menginvasinya (Corwin, Elizabeth J., 2009).

2. Etiologi

Penyebab terjadinya tumor abdomen karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.

Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi

autonominya dalam perubahan kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan

metastasis. Banyak kondisi yang menimbulkan tumor abdomen. Secara garis besar, keadaan

tersebut dapat dikelompokkan dalam lima hal yaitu :

a. Proses peradangan bacterial – kimiawi

b. Obstruksi mekanis : seperti pada volvulus, hernia atau pelengketan.

c. Neoplasma/tumor : karsinoma, polypus atau kehamilan ektopik.

d. Kelainan vaskuler : emboli, tromboemboli, perforasi dan fibrosis.

e. Kelainan kongenital.

Adapun penyebab tumor abdomen akut :

a. Kelainan traktus gastrointestinal : nyeri nonspesifik, appendicitis, infeksi usus halus dan

usus besar, hernia strangulate, perforasi ulkus peptic, perforasi usus, diverticulitis

meckel, sindrom boerhaeve, kelainan inflamasi usus, indrom Mallory weiss,

gatroienteritis, gastritis akut, adenitis mesenterika.

b. Kelainan pancreas : pancreatitis akut.

c. Kelainan traktus urinarius : kolik renal atau ureteral, pielonefritis akut, sistisis akut,

infark renal.

d. Kelainan hati, limpa, dan traktus biliaris : kolestitisis akut kolangitis akut, abses hati,

ruptur tumor hepar ruptur spontan limpa, kolik bilier, hepatitis akut.

e. Kelainan ginekologi : kehamilan ektopik terganggu, tumor ovarium, salpingitis akut,

dismenorea, endometriosis.

f. Kelainan vaskuler : ruptur aneurisma aorta dan visceral, iskemia kilitis akut, trombosis

mesenterika.

g. Kelainan peritoneal : abses intraabdomen, peritonitis primer, peritonitis TBC.

Page 3: Tumor Abdomen

h. Kelainan retroperitoneal : perdarahan retroperitoneal.

3. Manifestasi Klinis

a. Hiperplasia.

b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.

c. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari

masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.

d. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.

e. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi epembuluh limfe.

f. Nyeri.

g. Anoreksia, mual, muntah.

h. Penurunan berat badan.

4. Patofisiologi

Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi

ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secara

abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.

Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk

oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.

Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang

membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi

dengan jalan katabolisme.

Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan

energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm

mendapatkan bahan-bahan tersebut (Kusuma, Budi, 2001).

Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi

perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan

memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah

tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase

(penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.

Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan,

namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal tetapi lebih kepada

suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa

yang (Smeltzer, Suzanne C., 2001).

Page 4: Tumor Abdomen

5. Pathway

Intake menurun

Terputusnya kontinuitas jaringan

Ansietas

Kurang informasi

Kurang pengetahuan

Polip jinak

Resiko ketidakseimbangan

cairan

Resiko infeksi

Luka pasca operasi

Obtruksi parsial usus

Diare

Intervensi pembedahan

Peningkatan produksi HCL

Masuk dalam jaringan

normal dalam kolon

Penyempitan parsial

lumen usus

Ulserasi dalam kolon

Mendesak lambung

Mual muntah

Terpajan karsinogen

Iritasi pada mukosa

Waktu peredaran makanan dalam usus besar menurun

Nyeri Akut

Terjadi terus menerus

Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Dalam jangka waktu yang lama

Konsumsi lemak meningkat,diet

rendah seratPolip ganas

Sekresi asam dan bakteri

anaerob

Faktor predisposisi

Page 5: Tumor Abdomen

6. Pemeriksaan Diagnostik

Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi meliputi :

a. Marker tumor

Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau oleh

tubuh dalam berespon terhadap tumor.

b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)

Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambaran

berbagai struktur tubuh.

c. CT Scan

Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan

untuk memberikan pandangan potongan melintang.

d. Flouroskopi

Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;

dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.

e. Ultrasound

Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan

untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.

f. Endoskopi

Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke dalam

rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi

dan eksisi tumor yang kecil.

g. Pencitraan kedokteran nuklir

Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti dengan

pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope (Smeltzer, Suzanne C.,

2001).

7. Penatalaksanaan

a. Pembedahan

Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau

total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.

Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus

menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus

menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan

adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis (Smeltzer, Suzanne C.,

2001).

b. Radioterapi

Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan

tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy

yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam

spektrum elektromagnetik.

Page 6: Tumor Abdomen

c. Kemoterapi

Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,

untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi

dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang

tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.

d. Bioterapi

Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker

dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody

monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin (Gale, Danielle,

2000).

Page 7: Tumor Abdomen

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Keluhan Utama

Klien merasa nyeri pada bagian abdomen.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien merasakan nyeri yang tidak tertahan pada abdomen yang mendesak lambung

dapat mengakibatkan mual muntah dan biasanya ada darah dalam feses pasien.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Mengkaji apakah pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada atau tidak yang mengalami penyakit yang

sama dengan penyakit yang di derita saat ini oleh pasien.

e. Pemeriksaan Fisik

1) Aktivitas istirahat

Gejala : kelemahan dan keletihan

2) Sirkulasi

Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.

Kebiasaan : perubahan pada TD

3) Integritas ego

Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan

Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah

4) Eliminasi

Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada

defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat

berkemih, hematuria, sering berkemih.

Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

5) Makanan/cairan

Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).

Anoreksisa, mual/muntah.

Intoleransi makanan

Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa

otot.

Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.

6) Neurosensori

Gejala : pusing, sinkope.

7) Nyeri/kenyamanan

Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan

sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

Page 8: Tumor Abdomen

8) Pernafasan

Gejala : merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesoramh yang merokok.)

Pemajanan asbes.

9) Keamanan

Gejala : pemajanan bahan kimia toksik. Karsinogen

Pemajanan matahari lama/berlebihan.

Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.

10) Seksualitas

Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada

tingkat kepuasan.

Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun

Multigravida, aktivitas seksual dini.

11) Interaksi sosial

Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung.

Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau

bantuan).

2. Diagnosa Keperawatan

a. Pre operasi

1) Nyeri akut berhubungan dengan ulserasi dalam kolon.

2) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

b. Post operasi

1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan

operasi.

2) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.

3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat.

4) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan

pembedahan.

3. Rencana Keperawatan

Pre Operasi

Tujuan & Kriteria

HasilIntervensi Rasional

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan nyeri

berkurang.

Hasil yang diharapkan :

1. Melaporkan nyeri

1. Tentukan riwayat nyeri

misalnya lokasi, durasi dan

skala.

2. Berikan tindakan kenyaman

dasar misal: massage

1. Informasi memberikan data

dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan / keefektifan

intervensi.

2. Dapat meningkatkan

relaksasi.

Page 9: Tumor Abdomen

yang dirasakan

menurun atau

menghilang.

2. Mengikuti aturan

farmakologis yang

ditentukan.

punggung dan aktivitas

hiburan misalnya music.

3. Dorong penggunaan

keterampilan penggunaan

keterampilan manajement

nyeri misalnya relaksasi

napas dalam.

4. Kolaborasi pemberian

analgetik sesuai indikasi.

3. Memungkinkan klien untuk

berpartisipasi secara aktif

dalam meningkatkan rasa

control.

4. Analgetik dapat

menghambat stimulus nyeri.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan cemas

hilang.

Hasil yang diharapkan :

1. Menunjukkan rentang

yang tepat dari

perasaan dan

berkurangnya rasa

takut

2. Tampak rileks dan

melaporkan ansietas

berkurang pada

tingkat dapat diatasi.

3. Mendemonstrasikan

penggunaan

mekanisme koping

efektif dan partisipasi

aktif dalam

pengaturan obat.

1. Dorong klien untuk

mengungkapkan pikiran

dan perasaan.

2. Berikan lingkungan terbuka

dimana klien merasa aman

untuk mendiskusikan

perasaannya.

3. Pertahankan kontak

sesering mungkin dengan

klien.

4. Bantu klien/keluarga dalam

mengenali dan

mengklasifikasikan rasa

takut untuk memulai

mengembangkan strategi

koping.

5. Berikan informasi yang

akurat.

1. Memberikan kesempatan

untuk memeriksa takut

realistis serta kesalahan

konsep tentang diagnosis.

2. Membantu klien untuk

merasa diterima pada

adanya kondisi tanpa

perasaan dihakimi dan

meningkatkan rasa

terhormat.

3. Memberikan keyakinan

bahwa klien tidak sendiri

atau ditolak.

4. Dukungan dan konseling

sesering diperlukan untuk

memungkinkan individu

mengenal dan menghadapi

rasa takut.

5. Dapat menurunkan ansietas.

Post Operasi

Tujuan & Kriteria

HasilIntervensi Rasional

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan nyeri

berkurang dengan

kriteria : Klien

mengungkapkan nyeri

berkurang dan ekspresi

1. Kaji karakteristik nyeri.

2. Ukur tanda-tanda vital.

1. Mengetahui tingkat nyeri

yang dirasakan oleh klien

sebagai acuan untuk

intervensi selanjutnya.

2. Mengetahui kemajuan atau

penyimpangan dari hasil

yang diharapkan.

Page 10: Tumor Abdomen

wajah normal. 3. Ajarkan tehnik relaksasi.

4. Ajarkan nafas dalam dan

batuk yang efektif.

5. Penatalaksanaan pemberian

obat analgetik.

3. Untuk merelaksasi otot

sehingga mengurangi rasa

nyeri.

4. Dengan nafas dalam dan

batuk yang efektif dapat

mengurangi tekanan darah

pada abdomen yang dapat

menimbulkan rangsangan

nyeri.

5. Obat analgetik dapat

mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan tidak terjadi

resiko infeksi dengan

kriteria : Luka sembuh

dengan baik, verband

tidak basah dan tidak ada

tanda-tanda infeksi

(kalor, dolor, rubor,

tumor).

1. Kaji tanda-tanda infeksi dan

vital sign.

2. Gunakan teknik septik dan

antiseptik.

3. Ganti verband.

4. Berikan penyuluhan tentang

cara pencegahan infeksi.

5. Penatalaksanaan pemberian

obat antibiotik.

1. Mengetahui tanda-tanda

infeksi dan menentukan

intervensi selanjutnya.

2. Dapat mencegah terjadinya

kontaminasi dengan kuman

penyebab infeksi.

3. Verban yang basah dan

kotor dapat menjadi tempat

berkembang biaknya kuman

penyebab infeksi.

4. Memberikan pengertian

kepada klien agar dapat

mengetahui tentang

perawatan luka.

5. Obat antibiotik dapat

membunuh kuman

penyebab infeksi.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan asupan

nutrisi dapat meningkat

dengan kriteria : Klien

mengungkapkan nafsu

makan baik, badan tidak

lemah, dan HB normal.

1. Kaji intake dan out put

klien.

2. Timbang berat badan sesuai

indikasi.

3. Identifikasi

kesukaan/ketidak sukaan

diet dari pasien. Anjurkan

pilihan makanan tinggi

protein dan vitamin C.

1. Untuk mengetahui

kebutuhan nutrisi dan

merupakan asupan dalam

tindakan selanjutnya.

2. Mengidentifikasi status

cairan serta memastikan

kebutuhan metabolic.

3. Meningkatkan kerja sama

pasien dengan aturan diet.

Protein/ vitamin C adalah

contributor utama unatuka

pemeliharaan jaringan dan

Page 11: Tumor Abdomen

4. Berikan cairan IV.

5. Beriakan obat-obat sesuai

indikasi.

perbaikan.

4. Memperbaiki keseimbangan

cairan elektrolit.

Kehilangan plasma;

penurunan albumin serum

(edema) dan dapat

memperpanjang

penyembuhan luka.

5. Mencegah muntah dan

menetralkan atau

menurunkan prmbentukan

asam untuk mencegah erosi

mukosa.

Page 12: Tumor Abdomen

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC.

E, Oswari. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

Gale, Danielle. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.

Kusuma, Budi. 2001. Ilmu Patologi. Jakarta : EGC.

Marrilyn, E. Doengoes. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. Jakarta : EGC.