tumoor otak

21
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak) dalam setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (malign), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (edulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder. 2. EPIDEMIOLOGI Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74%) dibanding perempuan (39,26%) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85%); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1%) yang dioperasi dan lainnya (26,9%) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase (sekunder). 1

description

Lp askep tumor otak

Transcript of tumoor otak

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISITumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak) dalam setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. Tumor otak adalah suatulesi ekspansifyang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (malign), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (edulla spinalis). Neoplasmapada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase)seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder.

2. EPIDEMIOLOGIPenderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74%) dibanding perempuan (39,26%) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun (31,85%); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1%) yang dioperasi dan lainnya (26,9%) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti;inoperableatau tumor metastase(sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada dilobus parietalis(18,2 persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak,suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem,cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah;Meningioma(39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.

3. ETIOLOGIPenyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, genetik, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.a. HerediterRiwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.b. Genetik Tumor susunan saraf pusat primer nerupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.c. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.d. RadiasiJaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.e. VirusBanyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

f. Substansi-substansi KarsinogenikPenyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik sepertimethylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.g. TraumaTrauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.

4. KLASIFIKASIa. Berdasarkan jenis tumor1) Jinaka) Acoustic neuromab) Meningiomac) Pituitary adenomad) Astrocytoma (grade I)2) Malignanta) Astrocytoma (grade 2,3,4)b) Oligodendrogliomac) Apendymomab. Berdasarkan lokasi1) Tumor intradurala) Ekstramedular Cleurofibroma Meningiomab) Intramedular Apendymoma Astrocytoma Oligodendroglioma Hemangioblastoma

2) Tumor ekstraduralMerupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paruparu, ginjal dan lambung.

5. GEJALA KLINIKTumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang meragukan tapi umumnya berjalan progresif.

Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa:a. Gejala serebral umumDapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.b. Nyeri KepalaDiperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.c. MuntahTerdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.d. KejangBangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:1) Kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun2) Mengalami post iktal paralisis3) Mengalami status epilepsy4) Resisten terhadap obat-obat epilepsy5) Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain6) Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasen dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada glioblastoma.e. Gejala Tekanan Tinggi IntrakranialBerupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan enurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.

Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:a. Lobus frontal1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral, kejang fokal3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasiab. Lobus parietal1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus angularismenimbulkan gejala sindrom gerstmannsc. Lobus temporal1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului dengan aura atau halusinasi2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism.d. Lobus oksipital1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosiae. Tumor di ventrikel ke IIITumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaranf. Tumor di cerebello pontin angie1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angelg. Tumor Hipotalamus1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe, dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitanh. Tumor di cerebellum1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi disertai dengan papil udem2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikali. Tumor fosa posteriorDiketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.

6. PATOFISIOLOGITumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan.

1

Tumor Intrakranial

Hialangnya fungsi sensorrik kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, diskriminasi dua titik, grafestesia, kesan posisi dan stereognosisiTumor ventrikel dan hipotalamusRisiko tinggi traumaGannguan pengelihatan dan bangkitan kejangLobus oksipitalisKelemahan pada wajah, lidah dan ibu jariUjung korteks parasentralisHemiparesetekanan pada daerah dan lintas motorik di dekat tumorKelemahan pada kaki dan ekstremitasLobus ParasentralisGejala perubahan mental, ataksia, hemhemiparesis, gangguan bicara.Tumor lobus frontalisHidrosefalusKehilangan fungdi secara akut sesuai area yang terkenaMekanisme kompensasi dari peningkatan tekanan intrakranialObstruksi cairan serebro spinalPerubahan suplai darah akibat peningkatan tekanan yang di timbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosisi jaringan otak Terbentuknya edema sekitar tumorPerubahan sirkulasi cairan serebrospinalBertambahnya massa dalam tengkorakPeningkatan tekanan intrakranialPenekanan pada jaringan otak, infiltrasi atau invansi langsung, pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuronGangguan Fokal

7. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik pada tumor otak ditemukan :Wajah tampak pucat, nyeri tekan pada kepala, tampak papiledema, gangguan bicara, hemiparesis, gangguan pergerakan, hipotonia, hiperekstensibilitas sendi.

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKa. Arterigrafi atau Ventricolugram: untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan cisterna.b. CT-SCAN: dasar dalam menentukan diagnosa.c. MRI: untuk menghasilkan deteksi jejas kecil dan membantu dalam mendeteksi tumor di dalam batang otak dan daerah hipofisisd. Radiogram: memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.e. Elektroensefalogram (EEG): memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.f. Ekoensefalogram : memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.g. Sidik otak radioaktif: memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.h. Biopsi stereotaktik: gunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalami. Anglografi serebral: memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral

9. PENATALAKSANAANa. Pembedahan (kraniotomi)Digunakan untuk mengobati pasien meningroma, neuorma akuistik, astrositoma, kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ketiga, tumor kongenital seperi kista demoid dan beberapa glanuloma. Untuk pasien dengan glioma maligna, pengangkatan tumor secara menyeluruh dan pengobatan tidak mungkin tetapi dilakukan dengan tujuan pengurangan TIK mengangkat jaringan nekrotik dan mengurnagi bagian yang besar dari tumor yang dapat meninggalkan sedikit sel yang tertinggal atau resisten terhadap radiasi atau kemoterapib. Pendekatan stereotaktikPenggunaan kerangak tiga dimensi yang mengikuti lokasi tumor yang sangat tepat dengan melepaskan laser atau radiasi dengan tujuan memiminalkan pengaruh apda jaringan otak disekitarnya.c. Penggunaan pisau gammaDilakukan pada bedah radio yang tidak memerlukan insisi pembedahan tetapi memerlukan waktu yang lambat diantara pengobatan dan hasil yang diharapkan.d. Kemoterapi dan tepat sinar radiasi eksternal tujuannya menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap.

e. Transplantasi sumsum tulang autolog intravena dilakukan sebelum kemoterapi untuk menolong pasien dari keracunan akibat dosis tinggi kemoterapi dan radiasif. Kortikosteroid

10. KOMPLIKASIAdapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :a. Gangguan fisik neurologistb. Gangguan kognitiFc. Gangguan tidur dan moodd. Disfungsi seksual

11. PROGNOSISPrognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%. Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIANa. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan1) Riwayat keluarga denga tumor2) Terpapar radiasi berlebih.3) Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia4) Kecanduan Alkohol, perokok berat5) Terjadi perasaan abnormal6) Gangguan kepribadian / halusinasib. Pola nutrisi metabolic1) Riwayat epilepsy2) Nafsu makan hilang3) Adanya mual, muntah selama fase akut4) Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan5) Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)c. Pola eliminasi1) Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)2) Bising usus negatived. Pola aktifitas dan latihan1) Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaraN2) Resiko trauma karena epilepsy3) Hamiparase, ataksia4) Gangguan penglihatan5) Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)e. Pola tidur dan istirahatSusah untuk beristirahat dan atau mudah tertidurf. Pola persepsi kognitif dan sensori1) Sakit kepala2) Kelemahan3) Tinitus4) Afasia motoric5) Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral6) Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan7) Penurunan memori, pemecahan masalah8) kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual9) Penurunan kesadaran sampai dengan koma.10) Tidak mampu merekam gambar11) Tidak mampu membedakan kanan/kirig. Pola persepsi dan konsep diri1) Perasaan tidak berdaya dan putus asa2) Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikanh. Pola peran dan hubungan dengan sesame1) Masalah bicara2) Ketidakmampuan dalam berkomunikasi (kehilangan komunikasi verbal/ bicara pelo)i. Reproduksi dan seksualitas1) Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas2) Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitasj. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress1) Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah2) Mekanisme koping yang biasa digunakan3) Perasaan tidak berdaya, putus asa4) Respon emosional klien terhadap status saat ini5) Orang yang membantu dalam pemecahan masalah6) Mudah tersinggungk. Sistem kepercayaanAgama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu

2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker.b. Nyeri kepala b.d proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak otak.c. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan.d. Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan sirkulasi serebral.e. Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri.f. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit b.d kurangnya informasig. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan.

3. INTERVENSI KEPERAWATANNo.Dx KeperawatanTujuanIntervensiRasional

1Nyeri kepala b.d proses pertumbu-han sel-sel kanker pada otak atau mendesak otak.

Setelah dilakukan asuhan kepera-watan selama 2x24 jam diharap-kan nyeri berku-rang dg KH: klien melaporkan nyeri berkurang, pasien tidak meringis.1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekuensi.

2. Kaji faktor pe-nyebab timbul nyeri (takut, marah, cemas).

3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam.4. Kolaborasi dengan dokter untuk pembe-rian analgetik.1. Mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya.2. Dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri.3. Tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri.4. Analgetik efektif untuk mengatasi nyeri.

2Perubahan nutrisi kurang dari keb. tubuh b.d mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kankerSetelah dilakukan asuhan kepera-watan selama 2x24 jam diharap-kan keb. nutrisi pasien dapat terpenuhi dg KH: nafsu makan pasien meningkat, mual berkurang.

1. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN2. EVALUASI KEPERAWATAN