Tumbuh Kembang Kraniofasial Prenatal.docx

19
Tumbuh Kembang Kraniofasial Prenatal - modul 303 1. Bagaimana proses terbentuknya bibir intra uterin (IU)? Jelaskan proses-proses terkait dan waktu pembentukannya. dimulai pada minggu ke-3 intra uterin. Mula-mula masih terbentuk tube dan terdiri dari 3 unsur yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm/entoderm. Pertumbuhan dan perkembangan oral / mulut dimulai dengan proses invaginasi lapisan ectoderm di bagian caudal dan Processus Prontonasalis dan disebut Stomodeum = Primitive Oral Cavry. Di samping itu terjadi pula proses invaginasi pada lapisan endoderm yang disebut Primitive Digestive Tract. Selanjutnya POC dan PDT saling mendekat hingga bertemu pada membran yang tipis disebut : Membrana Bucco Pharyngeal. Membran tersebut akhirnya pecah dan terjadilah hubungan yang sempurna antara POC dan PDT. Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial Apparatus Selain proses tersebut terjadi pula pula proses pertumbuhan dan perkembangan pembentukan Branchial Apparatus, yaitu terdiri dari : A. Branchial Archess (lengkungan) B. Branchial Pouches (Konjungsi) C. Branchial Grooves (Celah) D. Branchial Membrane (Selaput) Mula-mula dibentu Branchial Arch I / Pharyngeal Arch I, kemudian dibentuk Branchial Arch I hingga IV, namun Branchial Arch V

Transcript of Tumbuh Kembang Kraniofasial Prenatal.docx

Tumbuh Kembang Kraniofasial Prenatal - modul 3031. Bagaimana proses terbentuknya bibir intra uterin (IU)? Jelaskan proses-proses terkait dan waktu pembentukannya.

dimulai pada minggu ke-3 intra uterin. Mula-mula masih terbentuk tube dan terdiri dari 3 unsur yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm/entoderm.Pertumbuhan dan perkembangan oral / mulut dimulai dengan proses invaginasi lapisan ectoderm di bagian caudal dan Processus Prontonasalis dan disebut Stomodeum = Primitive Oral Cavry. Di samping itu terjadi pula proses invaginasi pada lapisan endoderm yang disebut Primitive Digestive Tract. Selanjutnya POC dan PDT saling mendekat hingga bertemu pada membran yang tipis disebut : Membrana Bucco Pharyngeal. Membran tersebut akhirnya pecah dan terjadilah hubungan yang sempurna antara POC dan PDT.

Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial ApparatusSelain proses tersebut terjadi pula pula proses pertumbuhan dan perkembangan pembentukan Branchial Apparatus, yaitu terdiri dari :A. Branchial Archess (lengkungan)B. Branchial Pouches (Konjungsi)C. Branchial Grooves (Celah)D. Branchial Membrane (Selaput)

Mula-mula dibentu Branchial Arch I / Pharyngeal Arch I, kemudian dibentuk Branchial Arch I hingga IV, namun Branchial Arch V rudimenter / hilang sehingga Branchial Arch IV bergabung dengan Branchial IV. Dari Branchial Apparatus inilah akan dibentuk organ-organ, rahang atas, rahang bawah, lidah larynx, pharynx, os hyoid, otot-otot wajah, ligamentum, arteri, vena, nervus, dll. Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial PouchesYang pertama dibentuk adalah:Cavum tympanicaAntrum Mastoideum Telinga tengahTuba Eustachii

Lalu lapisan Endoderm berdiferensiasi membentuk Tonsila Palatina dan Fossa Supratonsilaris. Bagian Dorsal berdirensiasi membentuk glandula parathyroid inferior lalu bermigrasi kea rah dorsal glandula thyroid. Sedangkan bagian ventral berdiferensiasi membentuk primordial glandula thymus kemudian bermigrasi kea rah Caudal & Medial selanjutnya bagian kanan & kiri berfusi membentuk glandula thymus. Bagian dorsal berdirensiasi membentuk glandula parathyroid superior kemudian bermigrasi ke dorsal glandula thyroid. Bagian ventral berdiferensiasi membentuk ultimo branchial body lalu bermigrasi dan berfusi dengan glandula thyroid.

Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial Groove Branchial Groove I akan membentuk meatus acusticus externus, sedangkan Branchial Groove yang lain akan hilang sehinga leher rata.

Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial MembraneBranchial Membrane I akan membentuk membrane tympanica sedangkan branchial membrane yang lain menghilang.

Pertumbuhan dan Perkembangan Fasial (Muka)Pertumbuhan dasn perkembangan fasial (muka) berasal dari 5 buah Fasial Promordia, yaitu : Sebuah tonjolan Processus Fronto Nasalis di atas Stomodeum Sepasang tonjolan Processus Maxillaris yang berasal dari Branchial Arch I, terlet,ak di Cranio Lateral Stomodeum. Sepasang tonjolan Processus Mandibularis yang juga berasal dari Branchial Arch I, terletak di Caudal Stomodeum.

Pertumbuhan dan Perkembangan Processus Fronto Nasalis Dimulai pada minggu ke-4 i.u. sebagai dua buah penebalan ectoderm yang terletak di latero processus fronto dan di atas stomodeumm disebut Nasal Placode. Setelah embrio berumur 5 minggu i.u., terjadi lagi dua buah penonjolan yang mengelilingi Nasal Placoda yang berbentuk tapal kudas yang disebut : Processus Nasalis Medialis (medial) Processus Nasalis lateralis (lateral)

Selanjutnya Nasal Placoda akan menjadi dasar lekukan ke dalam dan membentuk Nasal Pit yang nantinya akan merupakan lubang hidung atau Nostril. Sedangkan kedua Processus nasalis medialis akan berfusi membentuk intermaxillary segment. Intermaxillary segmente akan mengalami pertumbuhan dasn pertumbuhan perkembangan dalam 2 arah yaitu : Ke arah caudal akan membentuik Phitrum Ke arah medial akan membentuk Septum nasi Palatum Primer (processus palatinus medialis) Premaxilla (yaitu tulang rahange atas bagian tengah yang menunjang gigi-gigiSedangkan processus nasalis lateralis akan membentuk Ala Nasi (yang akan dipisahkan dari processus maxillaries oleh sulcus naso lacrimalis).

Pertumbuhan dan Perkembangan Cavum Nasi Dimulai pada embrio umur kurang dari 6 minggu i.u., sebagai proses invaginasi pada nasal placode sebagai dasar lekukannya. Mula-mula dibentuk nasal pit, kemudian lekukan semakin meluas membentuk Saccus Nasalis. Soccus nasalis ini masih belum berhubungan dengan cavum oris karena masih dipisahkan oleh membrane oro nasal. Setelah embrio berusia 7 minggu itu., membrane oro nasal pecah, hingga terjadilah hubunan antara Cavum Nasi dan Cavum oris. Batas hubungan Cabum Nasi dan Cavum oris di belakang Palatum Primer disebut Primitive Choanae.5Selain proses tersebut di atas, pada dinding Cavum Nasi terbentuk pula tonjolan-tonjolan yang disebut : Concha Nasalis Superior Concha Nasalisi Medius Concha Nasalis Inferior

Dan dinding epitel atas Cavum Nasi (lapisan ectoderm) juga mengalami diferensiasi membentuk serabu-serabu syafaf N, Olfaccorlus. Setelah palatun sekunder kanan dan kiri selesai berfusi dengan septum nasi, maka terbentuklah Cavum Nasi yang sempurna. Dengan demikian batas hubungan Cavum Nasi dan Cavum Orls kini di belakang palatum sekunder dan disebut Definitive Chonchae. Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang Rahang AtasTulang rahang atas (os maxilla) berasal dari Branchial Arch I bagian atas. Disebut pula Processus Maxillaris. Pusat ossifikasi terletak pasda percabangan N. infra orbitalis menjadi N. alveolaris superior anterior dan N. alveolaris superior medius. Kemudian proses ossifikasinya berlanjut mula-mula ke arah posterior membentuk Processus Zygomaticus Ossis Maxillaris, kemudian ke arah Caudal membentuk Processus Alveolaris Ossis Maxillaris dan ke arah medial membentuk Processus Palatinus Ossis Maxillaris. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut, di bagian pusat ossifikasinya membentuk Corpus Maxillia, hingga terbentuklah Os Maxilla yang lengkap.

2. Jelaskan proses terbentuknya lidahPertumbuhan dan perkembangan lidah dimulai pada akhir minggu ke-4. Mula-mula dibentuk sebuah tonjolan di dasar pharynx, anterior foramen caecum disebut : Tuberculum Impar. Kemudian dibentuk pula 2 tonjolan di daerah lateral dari Tuberculum Impar, disebut : Tonjolan Lateral Lidah. Ketiga tonjolan tersebut berasal dari Branchial Arch I.Kemudian tonjolan lateral lidah berfusi membentuk 2/3 anterior lidah dengan garis fusi pada: Sulcus lingualis media (luar) Septum lingual (dalam)Sulkus terminalis berbentuk V, yang aspeknya adalah foramen caecum, memisahkan tubuh lidah bergerak dari akarnya yang cekat. Garis sulkus terminalis ditandai dengan 8-12 papila circumvalatate yang terbentuk pada bulan II IV IU

Pertumbuhan dan perkembangan Papilla dan Taste Buds pada Lidah Mula-mula dibentuk papilla filiformis tanpa ada induksi syaraf sehingga tidak ada taste buds. Saat umur 54 hari dibentuk Papilla Circum Vallatae, lalu Papilla Foliatae Fungiformis yang diinduksi oleh chorda tympani (N. VII). Ketiganya terdapat taste buds.

Lidah umumnya bertambah panjang, lebar, dan tebal 2 kali lipat antara lahir dan masa remaja, mencapai ukuran max pada usia 8 tahun. Pada tahap awal, pertumbuhan cenderung lebih besar dari ukuran mulut, mencerminkan peran awalnya, yaitu menghisap.

3. Jelaskan proses terbentuknya palatumPertumbuhan dan Perkembangan palatum terjadi melalui beberapa tahap :Palatum Primer (Processus Palatinus Medialis)Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa palatum primer dibentuk oleh Intermaxillary Segment (fusi dari processus nasalis medialis) yang berkembang ke arah medial dan caudal membentuk Palatum primer,septum nasi, premaxilla (tulang rahang atas yang menunjang gigi , philtrum (alur vertical pada bagian tengah bibir atas).

Palatum Sekunder (Processus palatines lateralis)Palatum sekunder (processus palatines lateralis) berasal dari processus maxillaries. Mula-mula palatum sekunder berkembang ke arah bawah karena masih adanya lidah embrional. Namun setelah rahang bawah (os mandibula) berkembang, maka ruang bertambah besar, sehingga lidah turun ke bawah. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan palatum sekunder dapat berkembang ke arah mid line dan berfusi. Selain itu septum nasi juga mengadakan fusi tangan kedua palatum sekunder (kanan dan kiri).Pertumbuhan dan Perkembangan Selanjutnya dari Paltum Sekunder1. Dorsal palatum primerTerjadi proses ossifikasi disebut : Processus Palatinus Ossis Maxillaris2. Dorsal ad.1Terjadi pula ossifikasi disebut Os Palatinum3. Dorsal ad.2Pertumbuhan dan perkembangan pada dorsal ad.2 tidak mengalami proses ossifikasi, disebut : Palatum Molle dan Uvulia

4. Bagaimana peranan gizi selama kehamilan? Jelaskan pula akibat kekurangan gizi dan vitamin selama prenatalNutrisi pentingKetika Ibu hamil, beberapa nutrisi memegang peranan yang sangat penting untuk perkembangan bayi Ibu. Di bawah, Ibu akan menemukan nutrisi-nutrisi tersebut, lengkap dengan penjelasannya dan dimana mereka bisa ditemukan.

Asam FolatAsam Folat atau Folic Acid membantu mengurangi resiko bayi lahir dengan cacat seperti kelainan tulang belakang atau spina bifida. Asam Folat dapat ditemukan di brokoli, kol, kacang-kacangan, dan jeruk. Penuhi asupan Asam Folat Ibu hingga kehamilan 12 minggu.

Zat besi dan Vitamin CZat besi dibutuhkan untuk membawa tambahan oksigen dalam sel-sel darah merah Ibu. Ini penting untuk perkembangan otak bayi Ibu.

Kekurangan zat besi juga membuka peluang terjadinya anemia atau kurang darah. Ibu menjadi mudah lelah, lesu, dan pucat. Asupan zat besi bisa di dapat dari daging merah, ikan, telur, buah kering, biji-bijian, sereal, roti, dan sayuran berdaun hijau. Atau Ibu bisa meminta suplemen zat besi bila perlu. Jangan lupa untuk mengkonsumsi vitamin C yang membantu penyerapan zat besi oleh tubuh. Lemak Omega (omega fats) Asam lemak omega 3 penting untuk membantu perkembangan sistim syaraf bayi Ibu. Untuk Ibu, dia berguna mencegah penyakit jantung.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa konsumsi lemak omega 3 selama hamil, akan membuat bayi cerdas.

Ikan berminyak seperti sarden, mackerel dan salmon merupakan sumber asam lemak omega 3.

Jangan khawatir, selain ikan-ikan itu, biji-bijian seperti biji labu kuning dan biji bunga mataharin (kuaci) juga mengandung lemak omega 3.

Vitamin tambahan selama HamilIbu mungkin membutuhkan vitamin selama hamil. Tanyakan pada dokter vitamin tambahan apa yang aman untuk ibu konsumsi selama hamil. Vitamin Ini akan membantu memenuhi kebutuhan gizi Ibu selama kehamilan.

Vitamin-vitamin yang harus dihindari selama kehamilanVitamin A Makanan seperti hati, mungkin sumber zat besi yang baik, tapi juga mengandung konsentrasi vitamin A yang sangat tinggi yang berbahaya bagi bayi Ibu bila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Jadi, hati-hati bila mengkonsumsi suplemen vitamin dengan kandungan vitamin yang tinggi. Akan tetapi ada jenis Vitamin A atau carotene yang baik untuk kehamilan. Ini terdapat antara lain dalam cabe merah, kuning dan oranye, mangga, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.

5. Jelaskan proses terbentuknya mandibula dan sendi temporomandibularTulang rahang bawah (os mandibula) berasal dari Branchial Arch I bawah atau mandibulaj Arch dan disebut pula Processus Mandubularis. Mula-mula dibentuk tulang rawan Meckel di bagian lingual Processus Mandibularis. Pertumbuhan dan perkembangan tulang Meckel ini berada dekat dengan pembentukan N. Mandibularis. Pada saat N. Mandibularis dibentuk mencapai 1/3 dorsal tulang rawan Meckel, kemudian bercabang menjadi N. Alveolaris inferior ke arah anterior dan bercabang lagi menjadi N.Mentalis dan N. Incisivus. Di Tempat lateral percabangan inilah jaringan ikat pada fibrosa mengalami ossifikasi (minggu ke-7). Pusat ossifikasinya sekitar for. Mentale. Kemudian pertumbuhan dan perkembangan posterior membentuk rumus mandibulae hingga terbentuk mandibula hingga terbentuk mandibula yang lengkap, sedang tulang rawan Meckle menghilang.

Pertumbuhan dan Perkembangan Temoro Mandibular JointMula-mula os temporalis masih terpisah jauh dari os mandibula. Setelah pertumbuhan conovius mandibula jaringan, dibentuk jaringan ikat padat yang tipis disebut Discus Articularis. Selanjutnya Tuberculum Articulare baru tampak pada saat lahir. Bentuknya khas setelah pembentukan gigi sulung

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DARI GIGI GELIGI

1. PendahuluanPertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan prenatal dan posnatal yang kurang baik dapat meyebabkan kelainan pada struktur anatomis gigi.Keadaan ini sangat merugikan baik dari segi estetik maupun kesehatan. Fungsi gigi geligi sebagai alat pencernaan dapat terganggu sehingga dapat menggangu intake makanan dan kesehatan secara umum.Selain itu kelainan pertumbuhan dan perkembangan secara umum seperti pada down syndrome, kelainan ginjal, hipoparatiroidisme dan sebagainya juga dapat diikuti dengan kelainan pada gigi, sehingga hal ini semakin menjadi berat dan membutuhkan perhatian khusus.Mengingat pentingnya peranan gigi geligi sebagai salah satu alat pencernaan maka pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, serta kelainan-kelainan yang sering terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.

2. OdontogenesisOdontogenesis adalah proses terbentuknya jaringan gigi. Proses ini tidak terjadi pada waktu yang bersamaan untuk semua gigi.Gigi dibentuk dari lapisan ektoderm, yaitu dari jaringan ektomesenkim. Ektomesenkim ini dibentuk dari neural crest cells. Sel ini terdapat pada sepanjang sisi lateral dari neural plate.Perkembangan gigi dimulai dengan pembentukan primary dental lamina, yang menebal dan meluas sepanjang daerah yang akan menjadi tepi oklusal dari mandibula dan maksila dimana gigi akan erupsi. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan ke mesenchyme di bawahnya. Bersamaan dengan perkembangan dari primary dental lamina , pada 10 tempat di dalam mandibular arch and pada 10 tempat di dalam maxillary arch, beberapa sel dari dental lamina memperbanyak diri pada laju yang lebih cepat daripada yang berada di sekitar sel, dan 10 tonjolan kecil dari sel-sel epithel terbentuk pada dental lamina dalam tiap rahang.

Secara singkat pertumbuhan dan perkembangan dari gigi dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Proses odontogenesisA.Tahapan Dental lamina invaginasi dari oral epithelium ke dalam jaringan pengubung di bawahnya (mesenchyme).B.Tahapan enamel organ awal pembentukan tunas dari epithelium dari dental lamina.C.Tahapan kuman gigi enamel organ, dental papilia, dental sacD.Inisiasi dari pembentukan dentin dan enamel di dalam gigi.E.Tahapan enamel organ & bantalan akar yang direduksi.F.Tahapan erupsi aktif pemecahan dari bantalan akar (root sheath) dan mulai pembentukan cementum.G. Tahapan epithelium darurat dan gabungan - enamel epithelium yang direduksi menjadi epithelium gabungan dan gigi masuk rongga mulut.H. Tahapan bidang occlusal gigi dalam posisis fungsional.

3. Pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung dan gigi tetapPertumbuhan dan perkembangan dari gigi geligi seperti halnya organ lainnya telah dimulai sejak 4 5 bulan dalam kandungan. Pada waktu lahir, maksila dan mandibwula merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan. Tulang alveolar hanya dilapisi oleh mucoperiosteum yang merupakan bantalan dari gusi.Pada saat lahir, tulang maksila dan mandibula terlihat mahkota gigi-gigi sulung telah terbentuk dan mengalami kalsifikasi, sedangkan benih gigi-gigi tetap masih berupa tonjolan epitel.Pada umur 6 7 bulan telah terjadi erupsi dari gigi sulung dan pada umur 12 bulan gigi insisif pada maksila dan mandibula telah erupsi. Pada umur 2 - 3 tahun semua gigi sulung telah erupsi dan email gigi-gigi sulung telah terbentuk sempuna.Pertumbuhan dan perkembangan gigi ini terlihat pada tabel berikut ini :

GIGI SULUNGRahang Gigi Pembentukan Erupsi Akar lengkap

Atas Insisif pertama 4 bl inutero 7 bl 1 th Insisif kedua 4 bl inutero 9 bl 2 thCaninus 5 bl inutero 18 bl 3 thMolar pertama 5 bl inutero 14 bl 2 thMolar kedua 6 bl inutero 24 bl 3 thBawah Insisif pertama 4 bl inutero 7 bl 1 thInsisif kedua 4 bl inutero 7 bl 1 thCaninus 5 bl inutero 16 bl 3 thMolar pertama 3 bl inutero 12 bl 2 thMolar kedua 6 bl inutero 20 bl 3 th

GIGI TETAPRahang Gigi Mulai terbentuk Erupsi Akar lengkap

Atas Insisif pertama 3 - 4 bl 7 8 th 10 tahunInsisif kedua 10 - 12 bl 8 9 th 11 tahunCaninus 4 5 bl 11 12 th 13 15 thPremolar pertama 18-21 bl 10 12 th 12 14 thPremolar kedua 3033 bl 10 12 th 12 14 thMolar pertama 0 3 bl 6 7 th 9 10 thMolar kedua 27 36 bl 12 13 th 14 16 thMolar ketiga 7 9 th 17 21 th 18 25 thBawah Insisif pertama 3 4 bl 6 7 th 9 thInsisif kedua 3 4 bl 7 8 th 10 thCaninus 4 6 bl 9 10 th 12 14 thPremolar pertama 18 24 bl 10 12 th 12 13 thPremolar kedua 24 30 bl 11 12 th 13 14 thMolar pertama 0 3 bl 6 7 th 9 10 thMolar kedua 2 3 th 11 13 th 14 15 thMolar ketiga 8 10 th 17 21 th 18 25 th

3. Kelainan-kelainan Erupsi Gigi3.1 Neonatal teethKadang-kadang satu atau lebih gigi-gigi telah erupsi pada waktu kelahiran dikenal sebagai neonatal teeth. Keadaan ini biasanya merupakan rangkaian yang normal bukan merupakan gigi supernumerari, emailnya biasanya hipoplastik dan karena tidak terdapatnya pembentukan akar maka gigi tersebut biasanya hanya melekat saja dan tidak kencang.Keadaan ini juga dapat terjadi pada beberapa kelainan sistemik dan sindrome berikut ini (Poole, Redford-Badwal, 1991) :

1.Ellis-van Creveld syndrome2.Hallermann-Streiff syndrome3.Pachyonychia congenita syndrome

3.2 TEETHING (pertumbuhan gigi)Erupsi gigi geligi biasanya dimulai pada usia 5 atau 6 bulan. Tumbuhnya gigi pertama kali ditunggu dengan antusias oleh orang tua, karena hal ini merupakan awal dari perkembangan yang panjang. Pada kebanyakan kasus, erupsi gigi tidak menyebabkan anak maupun orang tua panik, tetapi kadang-kadang proses tersebut menyebabkan adanya iritasi lokal, yang biasanya ringan tetapi dapat cukup parah untuk mengganggu tidur anak. Insisivus susu yang kecil biasanya dapat erupsi tanpa kesulitan ; masalah teething biasanya muncul dengan erupsi gigi-gigi molar yang relatif lebih besar.Gejala-gejala teething dapat terlihat baik secara lokal (Seward, 1971) dan secara sistemik (Seward, 1972a).Lokal : Kemerahan atau pembengkakan gingiva pada regio yang akan erupsi.Bercak eritema pada pipi.Sistemik : gelisah dan menangisKehilangan nafsu makanTidak dapat tidurMeningkatnya saliva dan saliva tersebut terus menetesNafsu makan berkurangRasa haus meningkatKemerahan pada tepi mulut(Circum oral rash).

3.3 KISTA ERUPSIKista erupsi dapat berkembang dalam hubungan dengan gigi susu yang sedang erupsi. Rongga folikular yang normal di sekitar mahkota mengembang karena pengumpulan cairan jaringan atau darah, membentuk sejenis kista dentigerous (Shafer, Hine dan Levy, 1974 ; Shear, 1983). Kista erupsi terjadi paling sering pada permukaan oklusal yang lebar di gigi-gigi molar susu. Mula-mula terdapat daerah kebiru-biruan pada gigi yang sedang erupsi, dan kemudian terjadi kemerahan dan pembengkakan mukosa. Pembesaran kista menyebabkan tergigit oleh gigi-gigi lawannya, dan hal ini menambah rasa tidak enak pada anak.

3.4 ERUPSI TERTUNDA DARI GIGI-GIGI TETAPData perkembangan gigi yang diberikan pada tabel 11.2 tidak memperlihatkan bahwa terdapat variasi normal yang nyata diantara setiap anak. Walaupun keterlambatan erupsi gigi dapat dihubungkan dengan keadaan tertentu (misal sindroma down), kebanyakan kasus keterlambatan yang terlihat berada dalam batas-batas normal. Para orang tua harus diberi keyakinan, dan perkembangan oklusi harus diperiksa ulang. Bagaimanapun juga, karena gigi-gigi kontra lateralnya biasanya erupsi bersamaan, penundaan erupsi gigi lebih dari satu atau dua bulan memerlukan perhatian.Keterlambatan erupsi yang terlokalisir lebih sering pada gigi geligi tetap dibandingkan pada gigi geligi susu; beberapa penyebabnya diberikan di bawah ini.Insisivus: Resorpsi yang terlambat pada insisivus susu setelah trauma dan kematian pulpa.DilaserasiGigi-gigi kelebihan (supernumerary teeth)Kehilangan gigi susu yang sangat dini, diikuti oleh perkembangan tulang dalam soket gigiKaninus : jalur erupsi kaninus rahang atas tidak sebagaimana mestinyaPremolar : Impaksi ke arah gigi-gigi lain disebabkan karena angulasi abnormal atau berjejal-jejal.Resorpsi terhambat pada molar susu.Molar susu terpendamMolar : Impaksi ke arah gigi-gigi lain ; khususnya mengenai molar ketiga.

Keadaan-keadaan lain seperti kista dentigerous, dapat mengenai setiap gigi.

4. KELAINAN-KELAINAN PADA STRUKTUR GIGIJaringan-jaringan gigi dibentuk dalam dua tahap, mula-mula diendapkan matriks organik dan kemudian mineralisasi terjadi. Gangguan pada salah satu dari tahap-tahap ini dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada struktur gigi yang penting, khususnya email.Gangguan pengendapan matriks menyebabkan hipoplasia, ditandai oleh adanya email yang tidak teratur ketebalannya atau strukturnya tidak sempurna.Gangguan pada tahap kedua perkembangan menyebabkan hipomineralisasi, walaupun email mempunyai ketebalan normal, setidak-tidaknya sebagian dari padanya mempunyai mineralisasi yang buruk.

4.1 Hipoplasia dan Hipomineralisasi yang disebabkan faktor LokalPerkembangan gigi-gigi tetap dapat rusak oleh karena trauma atau infeksi yang berhubungan dengan gigi susu.Intrusi atau pergeseran insisivus susu yang parah akibat trauma dapat mempengaruhi insisivus tetap yang sedang berkembang. Makin besar trauma yang mengenai muka anak pada waktu terkena kecelakaan, makin besar kemungkinan email gigi tetap akan menjadi hipoplastik. Jika kecelakaan terjadi setelah usia 4 tahun, hipomineralisasi lebih sering terjadi dari pada hipoplasia, yang tampak sebagai bercak-bercak putih atau kecoklatan pada permukaan labial.Trauma karena pencabutan gigi molar susu dapat merusakkan premolar yang sedang berkembang, khususnya sewaktu anak berusia dibawah 4 5 tahun, pada saat perkembangan premolar pada tahap awal.Hal yang sama macam kerusakan yang dapat disebabkan oleh infeksi gigi sulung tergantung pada tahap perkembangan gigi tetap penggantinya.

4.2 Hipoplasia dan hipomineralisasi yang disebabkan faktor sistemikSampai saat kelahiran semua gigi sulung terlindung dari semua gangguan sistemik yang paling parah, oleh karena itu email prenatal biasanya mempunyai struktur yang homogen. Kelainan pada email postnatal biasanya dihubungkan dengan kelainan sistemik pada waktu kelahiran atau selama perkembangan postnatal. Faktor-faktor tersebut antara lain adala amelogenesis imperfekta (genetis), kelainan metabolisme, seperti fenil ketonurea, hipokalsemia, anemia hemolitik, endokrinopati seperti hipoparatiroidisme, nefropati, penyakit hepar, penyakit gastro intestinal yang menyebabkan gangguan penyerapan fluor.