Tuk Teman2 Semua

1
Tuk teman2 semua, mungkin teman2 sudah tahu semua tentang DSCR (Debt Service Coverage Ratio), yaitu rasio antara saldo kas dibagi dengan hutang yang jatuh tempo. Dalam dunia Keuangan, rasio ini menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan membayar hutangnya. Semakin besar rasio DSCR yang dipunyai semakin bagus, demikian sebaliknya. Batas minimal DSCR yang harus dipunyai perusahaan adalah 1,5 kali. Artinya perusahaan yang DSCRnya diatas 1,5 diyakini mempunyai kemampuan membayar hutang yang baik. Sebaliknya jika DSCRnya dibawah 1,5 dianggap tidak mempunyai kemampuan membayar hutang. Apa implikasinya DSCR buat PLN? Untuk teman2 ketahui bersama, setiap tahun PLN harus investasi sekitar 50 Trilyun, sekitar 20 trilyun dari dana internal PLN dan sisanya PLN harus nyari keluar baik dalam bentuk hutang maupun penjualan obligasi. Nah dalam rangka mencari pendanaan untuk investasi inilah, lembaga keuangan akan melihat DSCR PLN. Apakah PLN masuk kategori Perusahaan yang mampu bayar hutang atau sebaliknya. Jika PLN DSCRnya di atas 1,5 maka tidak ada kendala buat PLN untuk mencari dana investasi, tetapi jika sebaliknya maka terancamlah investasi PLN. Jika Investasi PLN terancam, PLN tidak bisa membangun pembangkit lagi, tidak bisa perluasan jaringan dan tidak bisa pasang baru. Bisa dibayangkan betapa repotnya kita semua. Terus apa hubungannya DSCR dengan saldo piutang/tunggakan? Seperti yang saya jelaskan di atas DSCR adalah rasio saldo kas dibagi hutang. Untuk mengamankan DSCR jalan terbaik adalah memperbesar saldo kas PLN. Dan salah satu cara untuk memperbesar saldo kas adalah menjadikan saldo piutang/tunggakan menjadi uang. Maka tidak ada kata lain mari kita bersama-sama berusaha memperkecil tunggakan kita, bukan sekedar mengejar target kinerja tetapi memberikan kontribusi agar PLN yang kita cintai ini tetap dipercaya lembaga Keuangan dan lancar menjalankan investasi. Ayo kita perangi tunggakan untuk masa depan yang lebih baik.

Transcript of Tuk Teman2 Semua

Page 1: Tuk Teman2 Semua

Tuk teman2 semua, mungkin teman2 sudah tahu semua tentang DSCR (Debt Service Coverage Ratio), yaitu rasio antara saldo kas dibagi dengan hutang yang jatuh tempo.Dalam dunia Keuangan, rasio ini menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan membayar hutangnya.Semakin besar rasio DSCR yang dipunyai semakin bagus, demikian sebaliknya. Batas minimal DSCR yang harus dipunyai perusahaan adalah 1,5 kali.Artinya perusahaan yang DSCRnya diatas 1,5 diyakini mempunyai kemampuan membayar hutang yang baik. Sebaliknya jika DSCRnya dibawah 1,5 dianggap tidak mempunyaikemampuan membayar hutang.Apa implikasinya DSCR buat PLN?Untuk teman2 ketahui bersama, setiap tahun PLN harus investasi sekitar 50 Trilyun, sekitar 20 trilyun dari dana internal PLN dan sisanya PLN harus nyari keluar baik dalam bentuk hutang maupun penjualan obligasi.Nah dalam rangka mencari pendanaan untuk investasi inilah, lembaga keuangan akan melihat DSCR PLN. Apakah PLN masuk kategori Perusahaan yang mampu bayar hutang atau sebaliknya. Jika PLN DSCRnya di atas 1,5 makatidak ada kendala buat PLN untuk mencari dana investasi, tetapi jika sebaliknya maka terancamlah investasi PLN. Jika Investasi PLN terancam, PLN tidak bisa membangun pembangkit lagi, tidak bisa perluasan jaringan dan tidak bisa pasang baru. Bisa dibayangkan betapa repotnya kita semua.Terus apa hubungannya DSCR dengan saldo piutang/tunggakan?Seperti yang saya jelaskan di atas DSCR adalah rasio saldo kas dibagi hutang. Untuk mengamankan DSCR jalan terbaik adalah memperbesar saldo kas PLN. Dan salah satu cara untuk memperbesar saldo kas adalah menjadikan saldo piutang/tunggakan menjadi uang. Maka tidak ada kata lain mari kita bersama-sama berusaha memperkecil tunggakan kita, bukan sekedar mengejar target kinerja tetapi memberikan kontribusi agar PLN yang kita cintai ini tetap dipercaya lembaga Keuangan dan lancar menjalankan investasi.Ayo kita perangi tunggakan untuk masa depan yang lebih baik.