Laporan Pleno Tutorial Tuk Slide

download Laporan Pleno Tutorial Tuk Slide

of 21

Transcript of Laporan Pleno Tutorial Tuk Slide

LAPORAN PLENO TUTORIALANGKATAN 2010

SKENARIO BImunisasi

KELOMPOK TUTORIAL 3 Pembimbing : Indri Ramayanti, S.Si, M.ScNama 1.Deden Siswanto 2.Ghita Novita 3.Ike Yuni Pertiwi 4.Muhammad Merlinnando 5.Meitriana Putri MJ 6.Sigit Octariando 7.Fivin Chazna Putri U 8.Octia Yudiantin 9.Sigit Rahmad 10.Reza Tiara Putri NIM 702010006 702010010 702010013 702010015 702010017 702010040 702010047 702010048 702010056 702010058

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2011

BAB II PEMBAHASAN2.1 Data Tutorial Tutor Waktu Moderator Sekretaris Meja Rule Tutorial : Indri Ramayanti,S.Si,M.Sc : 5 dan 7 Juli 2011 : Deden Siswanto : Sigit Octariando : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan 2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat 3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.

Sekretaris Papan : Octia Yudiantin

2.2

Skenario Kasus B Mai, anak perempuan, usia 5 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan batuk yang terjadi berkali-kali dan diakhiri dengan menarik napas dalam (Whooping cough), sejak 2 bulan yang lalu. Batuk biasanya disertai muntah dengan mengeluarkan dahak. Sejak sakit Mai telah 3 kali dibawa berobat kemantri, namun tidak ada perubahan. Dokter mendiagnosis Mai menderita pertusis. Menurut ibunya, Mai sudah diimunisasi DPT pada usia 3 bulan. Tetapi pada saat akan diimunisasi DPT yang kedua Mai mengalami demam, sehingga tidak datang karena ibunya Khawatir imunisasi dapat memperparah demam. Mai juga tidak mendapat imunisasi DPT selanjutnya karena diberitahu tetangga bahwa tidak perlu mendapat imunisasi DPT yang ke-3. Riwayat imunisasi yang lainnya, BCG 1 kali skar (+), Hepatitis B 1 kali, Polio 1 kali, Campak 1 kali.

2.3

Data Seven Jump

2.3.1 Klarifikasi Istilah 1. Batuk yang terjadi berkali-kali 2. Dahak 3. Muntah 4. Pertusis 5. Mantri 6. Imunisasi 7. DPT 8. BCG 9. Hepatitis B : Ekskusi udara yang tiba-tiba sambil mengeluarkan suara dari paru-paru. : Lendir yang keluar dari kerongkongan atau dari jalan pernapasan. : Makanan atau minuman yang dikeluarkan kembali dari perut atau mulut. : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bordetella Pertussis. : Nama jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas khusus, juru rawat, pendamping dokter. : Proses membuat imun atau menjadikan imun menjadi aktif. : Jenis imunisasi yang bermanfaat mencegah penyakit difteri,pertusis dan tetanus. : Jenis imunisasi yang bermanfaat mencegah Tb berat. : Penyakit yang disebabkan oleh virus bersifat akut yang ditularkan secara parenteral tetapi juga secara oral. 10. Polio 11. Campak 12. Demam : Penyakit virus akut yang disebabkan oleh polio virus. : Jenis imunisasi yang berfungsi untuk mencegah virus campak. : Suatu keadaan suhu tubuh diatas normal yang disebabkan penyakit atau peradangan.

2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Mai, anak perempuan, usia 5 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan sejak 2 bulan yang lalu mengalami batuk yang terjadi berhari-hari yang disertai muntah dengan mengeluarkan dahak dan diakhiri dengan menarik napas dalam(Whooping cough). 2. Sejak sakit Mai telah 3 kali dibawa berobat kemantri, namun tidak ada perubahan saat dibawa kedokter, Mai didiagnosis menderita pertusis. 3. Mai sudah diimunisasi DPT pada usia 3 bulan, tetapi pada saat akan diimunisasi DPT yang kedua Mai mengalami demam, sehingga tidak datang karena ibunya khawatir imunisasi dapat memperparah demam. 4. Riwayat imunisasi : DPT 1 x BCG 1 x, skar (+) Hepatitis B 1 x Polio 1 x Campak 1 x

2.3.3 Analisis Masalah 1. Mai, anak perempuan, usia 5 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan sejak 2 bulan yang lalu mengalami batuk yang terjadi berhari -hari yang disertai muntah dengan mengeluarkan dahak dan diakhiri dengan menarik napas dalam(Whooping cough).

A 1. Apa saja klasifikasi batuk ? Jawab : Batuk akut Batuk sub akut : 3-8 minggu Batuk kronis : 8 minggu Batuk berdahak Batuk kering Batuk menggonggong

-

Batuk dengan mengih Batuk mendadak Stridor Batuk malam hari dan siang hari.

A 2. Apa saja klasifikasi batuk pada kasus ini ? Jawab : Batuk rejan(Pertussis) dan batuk berdahak.

B 1. Apa saja faktor penyebab batuk ? Jawab : Imunitas menurun Inhalasai asap, debu dan benda benda asing Bakteri dan virus Alergi Asma Bahan bahan kimia.

B 2. Apa saja faktor penyebab batuk pada kasus ini? Jawab : Bakteri Bordetella pertussis (Haemophilus pertussis). Imunitas menurun.

C 1. Bagaimana patofisiologi batuk ? Jawab : Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas. Ada 4 fase mekanisme batuk, yaitu fase iritasi, fase inspirasi, fase kompresi dan fase ekspulsi/ekspirasi. Iritasi salah satu ujung saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar atau sera aferen cabang faring dari nervus glossofaringeal dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang. Rangsang pada reseptor batuk dialirkan ke pusat batuk ke medula, dari medula dikirim jawaban ke otot-otot dinding dada dan laring sehingga timbul batuk.

C 2. . Bagaimana patofisiologi batuk pada kasus ini ? Jawab : Bordetella pertusis dibantu oleh Filamentous Hemaglutinin (FHA), Lymphosisthosis Promoting Factor (LPF)/ Pertusis Toxin (PT) dan protein 69-kd memperbanyak diri menyebar ke seluruh epitel saluran nafas toxin mengganggu aliran secret Batuk berkali-kali. melekat pada silia menghasilkan

D 1. Apa saja sistem yang terlibat pada batuk ? Jawab : Sistem musculus skletal, sistem respirasi, sistem saraf, sistem imunitas.

D 2. Apa saja sistem yang terlibat pada batuk pada kasus ini ? Jawab : Sistem musculus skletal, sistem respirasi, sistem saraf, sistem imunitas.

E 1. Apa saja dampak dari batuk ? Jawab : Sesak napas, sakit dada, demam, lemah, mual, muntah.

E 2. Apa saja dampak dari batuk pada kasus ini ? Jawab : Mual, muntah, demam.

F 1. Bagaimana hubungan usia dengan batuk ? Jawab : Berpengaruh, karena pada usia dibawah 5 tahun sistem imun belum sempurna, maka anak yang berumur 1 - 5 tahun paling banyak terinfeksi.

G 1. Bagaimana mekanisme batuk dengan menarik napas dalam ? Jawab : Bordetella pertusis dibantu oleh Filamentous Hemaglutinin (FHA), Lymphosisthosis Promoting Factor (LPF)/ Pertusis Toxin (PT) dan protein 69-kd memperbanyak diri menyebar ke seluruh epitel saluran nafas toxin mengganggu aliran secret whooping cough. melekat pada silia menghasilkan

Batuk berkali-kali menarik nafas dalam

H 1. Apa saja faktor penyebab muntah ? Jawab : Infeksi atau radang Gangguan metabolisme Stimulasi taktil Bahan kimia Gangguan sistem saraf Rotasi (mis: mabuk perjalanan)

H 2. Apa saja faktor penyebab muntah pada kasus ini? Jawab : Gangguan keseimbangan elektrolit. Infeksi bakteri Bordetella pertussis

I 1. Apa saja klasifikasi muntah ? Jawab : Muntah psikogenik akibat faktor emosi Pada bayi muntah setelah menyusui (possetting) Refluk Projectile vomitting (kekenyangan)

J 1. Bagaimanan patofisiologi muntah ? Jawab : Inspirasi dalam dan penutupan glottis kontraksi diafragma menekan ke bawah ke lambung sementara secara bersamaan kontraksi otot otot perut menekan rongga abdomen meningkatkan tekanan intraabdomen dan memaksa visera abdomen bergreak ke atas. sewaktu lambung yang melemas terperas antara diafragma di atas dan rongga abdomen yang mengecil di bawah.isi lambung terdorong ke atas melalui mulut.(glottis tertutup sehingga bahan muntah tidak masuk ke saluran pernafasan.uvula jg terangkat untuk menutupi saluran hidung. J 2. Bagaimanan patofisiologi muntah dengan mengeluarkan dahak ? Jawab : Bakteri Bordetella pertussis menempel diepitel Silia, bermultifikasi dan mengeluarkan toksin, hyperplasia pada jaringan limpoid,meningkatkan jumlah mucus(mengurangi gungsinya untuk membersihkan),keluar dahak(Sputum) pada saat batuk,Mucus mengental membuat ransangan untuk muntah .

K 1. Apa saja sistem yang terlibat pada muntah ? Jawab : Sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem imun, sistem musculus sckeletal, sistem saraf.

K 2. Apa saja sistem yang terlibat pada muntah pada kasus ini ? Jawab : Sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem musculus skeletal, sistem saraf.

L 1. Apa saja dampak muntah ? Jawab : Dehidrasi, kegagalan fungsi ginjal, alkalosis metabolik, kecederaan pada kerongkongan, lemas.

L 2. Apa saja dampak muntah dengan mengeluarkan dahak? Jawab : Kecederaan pada kerongkongan.

M. Apa saja jenis bakteri yang terdapat pada saluran pernapasan ? Jawab : Bordetella pertussis, Bordetella parapertussis, B. Bronchiseptica.

N. Bagaimana kerja sistem imunitas anak pada usia 5 tahun dalam kasus ini? Jawab : Sistem imun masih rentan terkena penyakit.

2.

Sejak sakit Mai telah 3 kali dibawa berobat kemantri, namun tidak ada perubahan saat dibawa kedokter, Mai didiagnosis menderita pertusis.

a. Apa saja faktor penyebab pertusis ? Jawab : Bakteri Bordetella pertussis (Haemophilus pertussis). Adeno virus tipe 1,2 Transmisi kuman Lemahnya antibodi

b. Apa saja gejala dari penyakit pertusis? Jawab : Stadium kataralis Batuk ringan Pilek Anorexia

Stadium paroksimal Stadium konvalesensi.

c. Bagaimana patofisiologi dari pertusis ? Jawab : Bordetella pertusis dibantu oleh Filamentous Hemaglutinin (FHA), Lymphosisthosis Promoting Factor (LPF)/ Pertusis Toxin (PT) dan protein 69-kd memperbanyak diri menyebar ke seluruh epitel saluran nafas toxin mengganggu aliran secret menarik nafas dalam whooping cough. melekat pada silia menghasilkan

Batuk berkali-kali

d. Bagaimana patogenesis dari pertusis ? Jawab : Masa inkubasi 5 -21 hari Stadium kataralis Stadium paroksismal Stadium konvalesensi

e. Bagiamana prognosis dari pertusis ? Jawab : Bergantung kepada ada tidaknya komplikasi,terutama komplikasi paru dan susunan saraf yang sangat berbahaya khususnya pada bayi dan anak kecil. f. Bagaimana dampak dari pertusis ? Jawab : Pernapasan : Otitis media,emphisema Pencernaan : Hernia Saraf : Kejang-kejang, perdarahan otak.

g. Bagaimana sistem yang terlibat pada pertusis ? Jawab : Sistem imun dan psikoneuroimunologi. Sistem musculus sckeletal. Sistem respirasi Sistem pencernaan.

h. Bagaimana cara pengobatan pertusis ? Jawab : i. Antibiotik : eritromisin atau penisilin Suportif : pengenceran dahak, oksigen bila perlu. Kodein diberikan bila terdapat batuk- batuk yang hebat sekali. Simtomatik lainnya. Apa perbedaan kompetensi mantri dan dokter pada kasus ini? Jawab : Mantri Hanya mempunyai keterampilan Tidak ada kompetensi untuk mendiagnosis klinis. Tidak berkompeten.

Dokter Tingkat Kemampuan 1Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik ini dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila mengahadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.

Tingkat kemampuan 2 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: peneriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya Tingkat kemampuan 3 mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :pemeriksaan laboratorium sederhan atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat) Tingkat Kemampuan 4 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

j.

Bagaimana pandangan islam pada kasus ini ? Jawab : Bertanyalah kepada orang yang ahli, jika kamu tidak mengetahui.(H.R. Abu Daud) Allah SWT berfirman :

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ulama) jika kamu tidak mengetahui (QS. An-Nahl : 43)

3.

Mai sudah diimunisasi DPT pada usia 3 bulan, tetapi pada saat akan diimunisasi DPT yang kedua Mai mengalami demam, sehingga tidak datang karena ibunya khawatir imunisasi dapat memperparah demam. a. Apa fungsi imunisasi ? Jawab :1)

Untuk Anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan - untuk meningkatkan kekebalan tubuh. - untuk melawan penyakit. - untuk membunuh penyakit.

kemungkinan cacat atau kematian.

2) Untuk Keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. 3) Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

b. Apa saja jenis-jenis imunisasi ? Jawab : Jenis imunisasi : 1. Imunisasi Aktif Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh akan secara cepat dapat merespons.

2. Imunisasi Pasif Merupakan pemberian zat (immunoglobullin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk ke dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi dasar lengkap : BCG, Polio, DPT, Hepatitis B, Campak. Imnusasi anjuran : MMR(Measles Mumps Rubella), Hib, Varicella, Hepatitis A, pneumococus influenza, HPV.

c. Apa saja dampak tidak mendapat imunisasi ? Jawab : Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh sehingga jika tidak dilakukan imunisasi maka orang tersebut beresiko menderita penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

d. Bagaimana respon tubuh terhadap imunisasi ? Jawab: respon positif Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga apabila ia terpajan pada antigen yang serupa maka tidak terjadi penyakit. Kekebalan terbagi atas 2, kekebalan pasif yaitu kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh (pemberian vaksin inaktif), dan kekebalan aktif yaitu kekebalan yang dibuat oleh individu sendiri. Kekebalan pasif tidak akan berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh sendiri sedangkan kekebalan aktif dapat berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik. Respon imun primer adalah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respon imun primer kebanyakan adalah IgM dan IgG dengan titer yang lebih rendah dibandingkan dengan respon imun sekunder. Respon imun sekunder, antibodi yang dibentuk adalah IgG dengan titer dan afinitas yang lebih tinggi. Pada imunisasi, respon imun sekunder yang kelak diharapkan untuk memberi respon adekuat bila terpajan pada antigen yang serupa.

e. Apakah anak yang demam tidak boleh diimunisasi ? Jawab : Tidak boleh,vaksin dapat terkontaminasi oleh protein atau toksin yang tidak diinginkan atau bahkan oleh virus hidup . Sistem imun dapat terganggu ( immunocompromised ) sehingga vaksin hidup merupakan Kontraindikasi. f. Bagaimana hubungan imunisasi terhadap memperparah demam pada kasus ini ? Jawab : Apabila dilakukan imunisasi pada saat anak demam dikhawatirkan dapat memperparah demam anak (suhu badan anak meningkat).

g. Apa saja imunisasi yang dapat diberikan pada sampai anak usia 5 tahun ? Jawab : DPT Polio Campak Varicella - MMR(Measles Mumps Rubella) - Influenza - Pneumococus influenza - HPV (Human Papilioma Virus)

h. Mengapa imunisasi harus terjadwal ? Jawab : Karena memberi jarak kepada sistem imun agar tujuan imunisasi tercapai. i. Bagaimana mekanisme tubuh terhadap imunisasi terjadwal ? Jawab :Setelah divaksinasi apakah melalui suntikan atau tetesan ke mulut, tubuh akan dirangsang untuk membentuk zat anti (antibody) terhadap penyakit yang sesuai vaksin yang masuk kedalam tubuh tadi. Apabila dikemudian hari penyakit seperti tersebut tadi menyerang tubuh kita, maka langsung akan dimatikan sehingga kita tetap sehat atau kalau sakit, maka sangat ringan.

j.

Bagaimana dampak bila imunisasinya tidak lengkap ? Jawab :Yang sesuai jadwal saja, tak bisa 100 persen melindungi anak. Misalnya, 3 kali suntikan imunisasi DPT, hanya bisa memberi perlindungan 90 persen. Jadi, kalau hanya sekali saja dilakukan dan yang selebihnya tertunda, efek perlindungannya pun semakin kecil. Mungkin hanya 30 persen saja. Alhasil, kemungkinan terkena penyakitnya jadi cukup besar.Jadi, imunisasi tetap harus diberi sesuai jadwal.

k. Bagaimana hubungan hanya mendapat DPT 1 x dengan menderita pertusis pada kasus ini ? Jawab :. Jadi, kalau hanya sekali saja dilakukan dan yang selebihnya tertunda, efek perlindungannya pun semakin kecil. Mungkin hanya 30 persen saja. Alhasil, kemungkinan terkena penyakitnya jadi cukup besar.

4. Riwayat Imunisasi : DPT 1 x, BCG 1 x, skar(+), Hepatitis B 1 x, Polio 1 x, Campak 1 x. a. Apa saja manfaat dari imunisasi DPT ? Jawab : Mencegah penyakit dipteri, pertusis, dan tetanus. b. Bagaimana jadwal imunisasi DPT ? Jawab : DPT : 3 x => usia 2,3, dan 4 bulan, booster 3 x usia 1 tahun, 5 tahun, dan 12 tahun. c. Bagaimana prosedur imunisasi DPT ? Jawab : Disuntik di intramuskuler dipaha. d. Bagaiamana efek samping imunisasi DPT ? Jawab : DemamNyeri Bengkak pada permukaan kulit

e. Bagaiamana dampak melakukan DPT hanya satu kali sampai usia 5 tahun ? Jawab :kalau hanya sekali saja dilakukan dan yang selebihnya tertunda, efek perlindungannya pun semakin kecil. Mungkin hanya 30 persen saja. Alhasil, kemungkinan terkena penyakitnya jadi cukup besar.Jadi, imunisasi tetap harus diberi sesuai jadwal.

f. Apa saja manfaat dari imunisasi BCG ? Jawab : Menurunkan kejadian Tuberculosis berat pada anak (meningitis, TB miller), mencegah kematian akibat TB g. Bagaimana jadwal imunisasi BCG ? Jawab : BCG : 1 x => sejak lahir sampai 3 bulan.

h. Bagaimana prosedur imunisasi BCG ? Jawab : Disuntik di intrakutan (kulit) dilengan kanan. i. Bagaiamana efek samping imunisasi BCG ? Jawab : perubahan warna kulit pada tempat penyuntikan yang akan berubah menjadi pustula kemudian pecah menjadi ulkus, dan akhirnya menyembuh spontan dalam waktu 8 12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut(skar). j. Apa saja manfaat dari imunisasi Hepatitis B ? Jawab : Mencegah penyakit akibat virus Hepatitis B k. Bagaimana jadwal imunisasi Hepatitis B ? Hepatitis B : 3 x => sejak lahir, 2 bulan, 3-6 bulan. l. Bagaimana prosedur imunisasi Hepatitis B ? Jawab : Disuntik intarmuskuler dipaha. m. Bagaiamana efek samping imunisasi Hepatitis B ? Jawab :Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (jarang) berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun rekasi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.

n. Bagaiamana dampak melakukan Hepatitis B hanya satu kali sampai usia 5 tahun ? Jawab : Berisiko menderita penyakit Hepatitis B, karena imunisasi polio harus dilakukan 3 x.

o. Apa saja manfaat dari imunisasi Polio ? Jawab : Mencegah penyakit poliomyelitis. p. Bagaimana jadwal imunisasi Polio ? Polio : 4 x => sejak lahir, 2,3 dan 4 bulan, booster 2 x => 1 tahun, 5 tahun. q. Bagaimana prosedur imunisasi Polio ? Jawab : Diteteskan dimulut. r. Bagaiamana efek samping imunisasi Polio ? Jawab : Terjadi sangat minimal dapat berupa kejang-kejang dan dapat timbul demam. s. Bagaiamana dampak melakukan Polio hanya satu kali sampai usia 5 tahun ? Jawab : Berisiko menderita penyakit poliomyelitis, karena imunisasi polio harus dilakukan 4 x. t. Apa saja manfaat dari imunisasi Campak ? Jawab : Mencegah penyakit akibat virus campak. u. Bagaimana jadwal imunisasi Campak ? Jawab : Campak : 1 x => 9 bulan, booster 1 x => 6 tahun. v. Bagaimana prosedur imunisasi Campak ? Jawab : Disuntik di subkutan dipaha.

w. Bagaiamana efek samping imunisasi Campak ? Jawab : Bekas suntikan dapat timbul kemerahan

2.3.4 Analisis Masalah Pokok (Main Problem) Sejak sakit Mai telah 3 kali dibawa berobat kemantri, namun tidak ada perubahan saat dibawa kedokter, Mai didiagnosis menderita pertusis.

2.3.5 Hipotesis Mai, anak perempuan, 5 tahun menderita pertusis akibat infeksi Bordetella pertussis yang dikarenakan rendahnya sistem imun mai.

2.3.6 Kerangka Konsep

Sejak 2 bulan yang lalu

Mai , anak perempuan, 5 tahun kedokter dengan keluhan batu berkali-kali,diakhiri dengannapas dalam, disertai muntah dengan mengeluarkan dahak.

Imunisasi tidak lengkap polio 1 x DPT 1 x Hep 1 x BCG 1 x campak 1 x Dokter mendiagnosis Mai menderita pertusis.

Sistem imun rendah

Infeksi Bordetella pertussis

2.3.7 Learning Issue 1. Pertusis 2. Imunisasi 3. Batuk 4. Muntah 5. Dahak 6. Sistem Imunitas 7. Demam 8. Pandangan Islam

9. DPT 10. BCG 11.Hepatitis B 12. Polio 13. Campak 14. Bakteri pada saluran pernapasan 15. Kompetensi dokter dan mantri.