Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas ‘’SUMSEL MAJU...
Transcript of Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas ‘’SUMSEL MAJU...
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 1
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas
Sesuai dengan Visi Gubernur dan Wakil Gubernur 2019 – 2023
‘’SUMSEL MAJU UNTUK SEMUA’’ dengan penjabaran:
1. Keadaan dimana terwujudnya pembangunan daerah yang
berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan dan
pembangunan maritim yang merata dan berkeadilan, dimana
hasil –hasil pembangunannya dinikmati seluruh anggota
masyarakat
2. Kondisi dimana meningkatnya kualitas SDM yang menjunjung
tinggi nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, kejujuran, integritas dan
kearifan lokal, disamping terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat
dengan dukungan anggaran pro-rakyat, pro-lingkungan dan pro-
gender yang transparan dan akuntabel
3. Kondisi tercapainya pelayanan publik yang baik dengan dukungan
pemerintahan daerah yang bersih dan bebas KKN, serta
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses penentuan
kebijakan pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
4. Terwujudnya rasa aman dan nyaman bagi kehidupan masyarakat
sehingga anggota masyarakat dapat menjalankan aktivitas
keagamaan, terciptanya kehidupan masyarakat yang menghargai
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 2
perbedaan dan masyarakat dapat menikmati kesenian yang
bermutu di pusat-pusat kebudayaan
Serta Lima (5) Misi Gubernur dan Wakil Gubernur 2019 – 2023
yaitu:
Misi Pertama: Membangun Sumsel berbasis ekonomi kerakyatan,
yang didukung sektor pertanian, industri, dan UMKM yang
tangguh untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan baik di
perkotaan maupun di perdesaan
Misi Kedua : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),
baik laki-laki maupun perempuan, yang sehat , berpendidikan,
profesional, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan,
ketaqwaan, kejujuran, dan integritas.
Misi Ketiga : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan mengedepankan
transparansi dan akuntabilitas yang didukung aparatur
pemerintahan yang jujur, berintegritas, profesional, dan responsif.
Misi Keempat : Membangun dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas infrastruktur, termasuk infrastruktur dasar guna
percepatan pembangunan wilayah pedalaman & perbatasan,
untuk memperlancar arus barang dan mobilitas penduduk, serta
mewujudkan daya saing daerah dengan mempertimbangkan
pemerataan dan keseimbangan daerah.
Misi Kelima : Meningkatkan kehidupan beragama, seni, dan
budaya untuk membangun karakter kehidupan sosial yang agamis
& berbudaya, dengan ditopang fisik yang sehat melalui kegiatan
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 3
olahraga, sedangkan pengembangan pariwisata berorientasi
pariwisata religius.
Selaras dengan Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur
2019- 2023, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan
mendukung terlaksananya misi pertama Gubernur dan Wakil Gubernur
yaitu ‘’Membangun Sumsel berbasis ekonomi kerakyatan, yang
didukung sektor pertanian, industri, dan UMKM yang tangguh untuk
mengatasi pengangguran dan kemiskinan baik di perkotaan maupun di
perdesaan’’. Panjabaran dari misi tersebut diikuti dengan tujuan
‘’Meningkatkan perekonomian yang inklusif berbasis inovasi daerah’’.
Dari tujuan Meningkatkan perekonomian yang inklusif berbasis
inovasi daerah terdapat Lima (5) sasaran yang telah ditetapkan yaitu:
1. Maju Ekonomi Kerakyatan,
2. Maju investasi, industri dan perdagangan,
3. Maju Pertanian Rakyat dan Kedaulatan Pangan,
4. Maju Kesejahteraan Masyarakat, dan
5. Maju Akses Energi.
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Perkebunan Provinsi
Sumatera Selatan Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera
Selatan Nomor 14 tahun 2016, sebagai penyelenggara urusan
pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan bidang pertanian sub urusan
Perkebunan, ikut melaksanakan dan mewujudkan sasaran ke tiga yaitu
Maju Pertanian Rakyat dan Berkedaulatan Pangan dengan strategi-
strategi melakukan:
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 4
1. Peremajaan Tanaman Yang Sudah Tua atau kurang produktif,
2. intensifikasi dan ekstensifikasi,
3. peningkatan sarana panen,
4. peningkatan kemampuan SDM petani dalam Budidaya Tanaman,
5. penanggulangan OPT,
6. meningkatkan harga jual komoditas.
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 5
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 6
Tabel 5. T-C. 25
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 7
Untuk mencapai sasaran tersebut OPD Dinas Perkebunan
menetapkan Tujuan Dinas Perkebunan adalah untuk ‘’meningkatkan
Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan’’. Peningkatan produksi
ini dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas dan luas panen
tanaman perkebunan. Ada empat (4) Komoditas Utama Perkebunan
yang harus menjadi perhatian penting dikarenakan memiliki luasan
yang cukup besar dan dimiliki oleh masyarakat yaitu komoditas Karet,
Kelapa Sawit, Kopi dan Kelapa.
Tabel 6. Target Produktivitas komoditas perkebunan.
Pada tahun 2017 produktivitas tanaman karet rata-rata 1,33
ton/ha/tahun ditargetkan akan meningkat menijadi 1,36
ton/Ha/Tahun pada akhir tahun 2023. Begitu juga untuk komoditas
Kelapa Sawit, pada tahun 2017 rata-rata produktivitas kelapa sawit
sebesar 3,42 ton/ha/tahun ditargetkan akan meningkat menjadi 3,50
ton/ha/tahun pada tahun 2023. Untuk komoditas Kopi, pada tahun
2017 rata-rata produktivitas kopi sebesar 0,89 ton/Ha/Tahun
ditargetkan akan meningkat menjadi 0,93 ton/ha/tahun pada tahun
2023. Untuk komoditas Kelapa, pada tahun 2017 rata-rata
produktivitas kelapa sebesar 1,13 ton/ha/tahun ditargetkan menjadi
1,17 ton/ha/tahun.
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 8
a. Produktivitas Tanaman Karet Rakyat
Perkebunan karet merupakan salah satu komoditas unggulan
di Provinsi Sumatera Selatan. Di tahun 2017, total luas areal karet
di Sumatera Selatan mencapai 1.311.006 Ha yang tersebar di
seluruh 17 kabupaten/kota dan hampir sekitar 95% merupakan
tanaman rakyat dengan total produksi sekitar 1.095.711 ton
crumb rubber dengan produktivitas rata-rata 1,33 ton/Ha/Tahun
yang mayoritas produksi terbesar di Muara Enim dengan produksi
sebesar 161.439 ton dari luas areal 158.828 Ha dan Kabupaten
Musi Banyuasin sebesar 160.382 ton dari luas areal 211.933 Ha.
Peningkatan Produktivitas Produksi Perkebunan Karet dari
target Tahun 2018 1,32 ton/Ha/Tahun untuk 1,36 ton/Ha/Tahun
dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan peremajaan dan
pengembangan karet rakyat, terus melakukan pembinaan-
pembinaan dalam melakukan Good Agriculture Practices (GAP),
pengawasan peredaran benih agar benih yang beredar dan
tertanam adalah benih yang bermutu dan sesuai dengan ketentuan,
membantu penanggulangan terhadap hama dan penyakit tanaman
karet serta memberikan bantuan sarana produksi seperti pupuk.
Tabel 7. Produktivitas tanaman karet 2013 - 2017
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 9
b. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit
Komoditas Kelapa Sawit terus berkembang di Provinsi
Sumatera Selatan. Saat ini komoditas kelapa sawit merupakan
komoditas perkebunan terbesar di Sumatera Selatan setelah karet.
Di tahun 2017 komoditas kelapa sawit telah mencapai luas areal
seluas 1.179.687 Ha dengan total produksi 3.379.721 ton CPO
dan produktivitas 3,59 ton/CPO/Tahun.
Data tahun 2013 luas areal Kelapa Sawit seluas 928.223 Ha
meningkat pada tahun 2017 seluas 1.179.687 Ha atau meningkat
27,09%. Total produksi sedikit meningkat jika dibandingkan dengan
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 10
tahun 2013 yang produksinya sebesar 2.463.388 ton jika
dibandingkan dengan produksi tahun 2017 sebesar 3.379.721 ton
CPO atau meningkat sebesar 29,89%. Untuk produktivitas tanaman
kelapa sawit dari kondisi awal tahun 2018 sebesar 3,42
ton/CPO/Tahun diharapkan menjadi 3,50 ton/CPO tahun pada
akhir athun 2023 dapat dilakukan dengan:
1. Intensifikasi tanaman karet dengan memberikan bantuan
pupuk agar produksi per hektarnya dapat lebih meningkat
2. Meningkatkan tanaman yang telah memasuki fase tanaman
menghasilkan;
3. Menjaga serta meningkatkan stabilitas Harga komoditi
kelapa sawit. Harga Komoditi Kelapa Sawit bila
dibandingkan dengan tahun 2014 ada penurunan harga
rata-rata dari Rp. 1.774,20/kg TBS (tahun ke 10-20)
menjadi Rp.1.526,85/kg TBS pada tahun 2018 serta
penurunan harga jual CPO dari tahun 2014 Rp. 8.228,70
menjadi Rp. 7.034 pada tahun 2018. Penentuan harga
TBS dilaksanakan setiap 2 kali setiap bulannya melalui
kegiatan penetapan harga TBS. Harga yang tinggi dan
stabil dapat medorong semangat petani untuk
merawat/memelihara tanaman dengan baik sehingga dapat
meningkatkan produksi tanaman.
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 11
Tabel 8. Produktivitas tanaman kelapa sawit 2013 - 2017
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 12
Untuk terus meningkatkan produktivitas terus dilakukan
pengembangan kelapa sawit rakyat, pembinaan-pembinaan dalam
melakukan Good Agriculture Practices (GAP), melakukan
pengawasan peredaran benih/bibit kelapa sawit palsu, menjaga
kestabilan harga, memberikan bantuan benih kelapa sawit unggul
serta terus melakukan koordinasi dengan stake holder untuk
pelaksanaan kegiatan revitalisasi perkebunan dalam rangka
peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat.
Peningkatan luas areal dan produksi kelapa sawit selain
dilakukan dengan pola swadaya serta anggaran swasta dapat juga
menggunakan dana perbankan dan dana perkebunan kelapa sawit
yang dikelola oleh BPD PKS. Sampai tahun 2017 telah
dilaksanakan kegiatan Revitalisasi Perkebunan Kelapa Sawit dengan
pola Kemitraan seluas 120.504,09 Ha dengan 22.348 kk petani
yang telah dilaksanakan peremajaan serta menggunakan dana
kelapa sawit yang dikelola melalui Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Musi Banyuasin, OKI dan
Muara Enim seluas 5.207 Ha dari total 15.806 Ha yang sudah
mendapatkan rekomendasi.
c. Produktivitas Tanaman Kopi
Komoditas kopi Sumatera Selatan sebagian besar tumbuh di
daerah dataran tinggi seperti di Kota Pagar Alam, Empat Lawang,
Lahat, Muara Enim dan OKU Selatan. Saat ini Luas areal kopi
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 13
Robusta di Sumatera Selatan merupakan yang terbesar di Indonesia
dengan total 250.397 Ha di tahun 2017. Namun produksi total
yang dihasilkan belumlah optimal dikarenakan tanaman kopi yang
ada sudah banyak yang masuk fase tanaman tua dan tanaman
yang rusak.
Tabel 9. Produktivitas tanaman Kopi 2013 - 2017
Produksi perkebunan kopi dari tahun 2013 sebesar 139.754
ton dengan produktivitas 0,68 ton/Ha/Tahun mengalami
peningkatan pada tahun 2017 menjadi produksi 184.166 ton
dengan produktivitas 0,89 ton/Ha/Tahun. Namun produktivitas
tanaman kopi di Sumatera Selatan masih jauh dari standar
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 14
produksi kopi sesuai anjuran. Produktivitas kopi di Sumatera
Selatan menurut data statistik perkebunan standar produktivitas
adalah 1,3 ton/Ha/Tahun dan bahkan bisa mencapai 2
ton/Ha/Tahun.
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan
kopi, maka perlu terus dilakukan :
a) Peremajaan tanaman kopi dengan cara rejuvinasi (sambung
pucuk) dengan entres yang merupakan klon unggul;
b) Penggunaan bibit kopi unggul pada penanaman baru;
c) Melakukan intensifikasi tanaman kopi.
Meningkatkan produksi dan produktivitas kopi dapat
dilaksanakan peremajaan kopi rakyat dengan cara sambung pucuk
(rejuvinasi). Selain cepat menghasilkan, peremajaan sambung pucuk
juga dapat meningkatkan produksi kopi hampir 2 (dua) kali lipat
dari tanaman kopi biasa. Selain itu masih banyak banyaknya
tanaman kopi rakyat yang sudah mengalami fase tua/ rusak
(9.039 Ha), kondisi yang tidak terawat dengan baik sehingga
produksinya menjadi tidak maksimal. Untuk itu perkebunan Kopi
perlu extra perhatian agar kedepan lebih fokus dalam pembuatan
kebun induk/entres yang nanti bias digunakan untuk peremajaan
serta terus melakukan intensifikasi (pemberian pupuk dsb) agar
produksi dan produktivtas dapat ditingkatkan.
d. Produktivitas Tanaman Kelapa
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 15
Komoditas kelapa tidak seperti komoditas karet dan kelapa
sawit yang diusahakan dalam skala perkebunan besar. Banyak
tanaman kelapa yang hanya merupakan tanaman perkarangan
sehingga produksinya tidak terdata dengan baik dan tidak begitu
optimal. Luas areal kelapa terbesar ada di Kabupaten Banyuasin
dengan luas areal 47.287 Ha dari total luas areal kelapa di
Sumatera Selatan yang sebesar 65.878 Ha. Tanaman kelapa yang
umumunya tersebar sehingga minim penggunaan pupuk untuk
meningkatkan produksi. Namun yang perlu menjadi perhatian
banyaknya tanaman kelapa yang sudah tua yang nantinya akan
menurunkan produktivitas dari tanaman kelapa.
Upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas
perkebunan kelapa perlu terus dilakukan dengan memberikan :
a) Bantuan bibit kelapa yang unggul
b) Pengalokasian pupuk bersubsidi yang lebih besar untuk
perawatan/ pemeliharaan pada komoditi kelapa tersebut.
Tabel 10. Produktivitas tanaman Kelapa 2013 - 2017
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 16
Jika dibandingkan dengan tahun 2013 - 2017 Produktivitas
Perkebunan kelapa mengalami fluktuasi bahkan cenderung
menurun dari 1,17 ton/Ha/Tahun pada tahun 2013 menjadi 1,13
ton/Ha/Tahun di Tahun 2017. Permasalahan masih banyak
tanaman kelapa yang sudah tua sedangkan belum adanya Blok
Penghasil Tinggi (BPT) yang bisa dijadikan kebun induk penghasil
benih kelapa sangatlah menghambat untuk peremajaan tanaman
kelapa. Selain itu, tanaman kelapa banyak yang hanya merupakan
tanaman perkarangan sehingga kurang dalam perawatan yang
mengakibatkan produksinya tidak begitu optimal. Peningkatan
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 17
produksi dapat terus dilakukan dengan memberikan bantuan pupuk
serta melakukan peremajaan kelapa yang telah tua diharapkan
dapat meningkatkan produksi mendatang.
Selain dari itu, terus melakukan pembinaan-pembinaan
dalam melakukan Good Agriculture Practices (GAP) serta
memberikan bantuan saprodi seperti pupuk untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas tanaman kelapa.
RENSTRA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2019 – 2023 18