tugasnya fajrin

download tugasnya fajrin

of 52

Transcript of tugasnya fajrin

abtu, 05 Februari 2011ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM

ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAMby sariono sby

PENDAHULUANAl-Quran adalah sumber Ilmu Pengetahuan sekaligus sumber ajaran Agama, yang mendorong manusia untuk berpikir dalam hal ini bisa diartikan berfilsafat.Untuk itulah penulis berusaha menggunakan al-Quran sebagai dasar penulisan ini yang diharapkan mampu menjelaskan bagaimana Ilmu pengetahuan bisa berkembang di kalangan ummat Islam dan pernah mencapai masa keemasan, walaupun sekarang tidak seperti zaman Daulah Umayyah terutama Daulah Abbasiyah yang berhasil mengembangkan Ilmu Pengetahuan secara gemilang dengan berlandaskan Islam. Ini membuktikan bahwa Islam tidak menghambat Ilmu Pengetahuan, tidak seperti yang dikatakan sebagian orientalis tentang islam yang bisa menghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak pula seperti orang-orang marjinal yang membatasi diri mempelajari Islam hanya pada leteratur tertentu saja.

PEMBAHASAN1. Pengertian IlmuIlmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab , masdar dari yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu paada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian :Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia)Science is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and testing of fact (And English readers dictionary)Science is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment (Websters super New School and Office Dictionary)dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu.

2. Kedudukan Ilmu Menurut IslamIlmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Quran yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.Didalam Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari al-Quran sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani sebagai berikut ;Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggiAllah Swt berfirman dalam al-Quran yang artinya: Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan). dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakanayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal ini sejalan dengan firman Allah: sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu).Disamping ayatayat Quran yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat istimewa, al-Quran juga mendorong umat Islam untuk berdoa agar ditambahi ilmu,dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan.dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman Allah yang pertama diturunkan yaitu surat Al-Alaq yang artinya:Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan kamu dari segummpal darah. Bacalah,dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.Ayat ayat trersebut, jelas merupakan sumber motivasi bagi umat Islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca, sehingga posisi yang tinggi dihadapan Allah akan tetap terjaga, yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amal shaleh, dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd menyebutkan bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh ini seolah menengahi antara iman dan amal .Di samping ayat ayat al-Quran, banyak juga hadis yang memberikan dorongan kuat untuk menuntut Ilmu antara lain hadis berikut::Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagisetuap muslim(hadis riwayat Baihaqi).Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut (hadist riwayat Ibnu Abdil Bar).Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu ,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa mengenal batas wilayah.

3. Klasifikasi Ilmu menurut ulama Islam.Dengan melihat uraian sebelumnya ,nampak jelas bagaimana kedudukan ilmu dalam ajaran Islam. Al-Quran telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama menempati kedudukan yang sangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan bahwa menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini timbul permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap muslim dengan hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengemuka mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini .Pertanyaan tersebut di atas nampaknya telah mendorong para ulama untuk melakukan pengelompokan (klasifikasi) ilmu menurut sudut pandang masing-masing, meskipun prinsip dasarnya sama ,bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Syech Zarnuji dalam kitab Talimu al-Mutaalim ketika menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim menyatakan :Ketahuilah bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap muslim dan muslimah menuntut segala ilmu ,tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu perbuatan (ilmu al- hal) sebagaimana diungkapkan, sebaik-baik ilmu adalah Ilmu perbuatan dan sebagus bagus amal adalah menjaga perbuatan.Kewajiban manusia adalah beribadah kepeda Allah, maka wajib bagi manusia (Muslim ,Muslimah) untuk menuntut ilmu yang terkaitkan dengan tata cara tersebut, seperti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji, mengakibatkan wajibnya menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut . Demikianlah nampaknya semangat pernyataan Syech Zarnuji ,akan tetapi sangat disayangkan bahwa beliau tidak menjelaskan tentang ilmu-ilmu selain Ilmu Hal tersebut lebih jauh di dalam kitabnya.Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu ain, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah, kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :Ilmu fardu ain . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui ilmu fardu ain. Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawiLebih jauh Al Ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu ain ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam, sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia.Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang membagi kelompok ilmu ke dalam dua kelompok yaitu :1. Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir.2. Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa disederhanakan menjadi 1). Ilmu aqliyah , dan 2). Ilmu naqliyah.Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan :Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmah dan falsafah. Yaituilmu pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam berpikirnya, yang dengan indraindra kemanusiaannya ia dapat sampai kepada objek-objeknya, persoalannya, segi-segi demonstrasinya dan aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian dan penyelidikannya itu menyampaikan kepada mana yang benar dan yang salah, sesuai dengan kedudukannya sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional (naqli dan wadli. Ilmu itu secara keseluruhannya disandarkan kepada berita dari pembuat konvensi syara.Dengan demikian bila melihat pengertian ilmu untuk kelompok pertama nampaknya mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum luas sepanjang hal itu diperoleh melalui kegiatan berpikir. Adapun untuk kelompok ilmu yang kedua Ibnu Khaldun merujuk pada ilmu yang sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al-Quran dan Sunnah Rasul.Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah ulama kelahiran India tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi ke dalam tiga kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu : 1). al-Manqulat, 2). al-Maqulat, dan 3). Al-Maksyufat. Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut :1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.2). Al maqulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting.3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatifSelain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi, empiris, konseptual, formatif aposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu pengetahuan yang suci dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang rasional akibat adanya kontak langsung dengan realitas ilahi .Meskipun demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakan A.Ghafar Khan bahwa al manqulat dan al maqulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli

4. Pengertian filsafatSecara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philo berarti cinta dan sophia yang berarti kebenaran, sementara itu menurut Ir. Pudjawijatna Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu . Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak. Menurut Sidi Gazlba Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatuyang diluar alam, yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmat

5. Pengertian Filsafat Ilmufilsat ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu, dia berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya serta bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian filsafat ilmu mencakup :1) Aspek ontologis2) Aspek epistemologis3) AxiologisAspek ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu. Dari sudut ini filosof muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu kesatuan dengan prinsip dasar nilai-nilai keislamanyang bersumebr pada Al Quran dan Sunnah Rasul.Di dalam Islam, ilmu pengetahuan mempunyai kedudukan tinggi dan istimewa di sisi Allah terbukti melalui pengiktirafan Allah terhadap ilmu melalui wahyu pertama Ilahi kepada junjungan besar Rasulullah memerintahkan baginda untuk mempelajari ilmu dan menitik beratkan kepentingan pembelajaran dalam setiap aspek kehidupan manusia.

6. Kegemilangan ilmu Pengetahuan dalam islamIslam menganggap hanya manusia yang dihiasi dengan ilmu pengetahuan saja, golongan yang benar-benar bertakwa kepada Allah.Jelas di sini bahawa ilmu pengetahuan dalam Islam mengandung satu arti ilmu yang menyeluruh dan berkesinambungan dan nilai yang tidak dapat dipisahkan sama sekali. Termasuk dalam konteks ini, ilmu sains dan teknologi adalah antara cabang ilmu pengetahuan yang memberi manfaat dan faedah besar kepada kelangsungan tamadun manusia.Istilah sains itu sebenarnya berasal dari kata Latin, scientia dan pada bahasa Arab yang membawa pengertian sama yaitu ilmu pengetahuan. Pada asalnya, ilmu sains ini merangkum semua cabang ilmu yang dihasilkan oleh pemikiran manusia yang ahli seperti falsafah, matematik, astronomi, geografi, geologi, fisika, kimia, pengobatan dan sebagainya. Semua cabang ilmu itu disatukan dalam ilmu sains. Kemudian, apabila cabang ilmu itu semakin berkembang dan luas pembahasannya, cabang ilmu itu mulai memisahkan diri dari ilmu sains dan mulai membentuk identitas ilmunya sendiri. Maka, lahirlah ilmu geografi, ilmu pengobatan, ilmu fisika dan lain-lain. Al-Quran sumber sains Islam, bahkan al-Quran menganjurkan umat manusia baik beriman atau tidak, supaya menyelidiki alam sebagai tanda membuktikan wujud dan kebesaran Allah.Di dalam al-Quran ada lebih 750 ayat menyuruh umatnya supaya belajar, merenung dan menggunakan akal dengan sebaik-baiknya mencari kebenaran hakiki.Kegemilangan tamadun Islam pada waktu itu melahirkan beberapa tokoh ulama yang berjasa dan memberi sesuatu yang bermakna dalam perkembangan sains kepada umat manusia . Yang lebih menarik, sumbangsih pemikiran tokoh ulama Muslim mendapat tempat dan penghargaan tinggi di kalangan sarjana dan orientalis Barat sehingga karya mereka menjadi teks rujukan utama di Universitas Eropa dan juga diterjemahkan secara besar-besaran oleh sarjana dan orientalis Barat. Yang berarti bahwa ulama sains Muslim terlebih dahulu mempelopori bidang sains dan teknologi pada zaman dahulu.Akhirnya, ilmu itu berpindah tangan ke Barat dan umat Islam tertinggal dalam bidang itu. Di antara tokoh ulama tersebut ialah Ibnu Rusd lebih terkenal sebagai ahli astronomi dengan bukunya yang banyak membahas secara sistematik geografi matematik dan astronomi di samping mengemukakan teori ahli astronomi Arab, Yunani dan India.Begitu juga, seorang ulama bernama Muslim al-Farghani adalah seorang pakar Astronomi berasal dari Farghana, Uzbekistan. Beliau mengarang kitab al-Kamil fi al-Asturlab yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa latin dengan judul Compendium sehingga menjadi rujukan utama di seluruh pelusuk Eropa.Di samping itu, muncul seorang ulama bernama Abu al-Raihan Muhammad bin Ahmad terkenal dengan al-Biruni. Di kalangan orientalis, beliau dianggap tokoh ilmuwan terbesar dan seorang experienmentalis ilmu yang tekun pada abad pertengahan Islam.Beliau menguasai dengan baik bidang matematik, kedokteran , farmasi , asronomi dan fisik. Al Biruni juga dikategorikan sebagai ahli sejarah, geografi, kronologi, bahasa serta seorang pengkaji mengenai adat istiadat dan sistem kepercayaan. Beliau juga seorang ulama Islam.Di dalam bidang pengobatan, Islam melahirkan seorang tokoh terkenal yaitu Abu Kasim al-Zahrawi sebagai seorang dokter dan ahli bedah Muslim. Beliau juga dikenal di Barat dengan nama Abulcasis. Di dalam bidang kedokteran, beliau dianggap perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnosrie) dan cara penyembuhannya (the rapeutif) penyakit telinga. Dialah juga yang merintis bedah telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran. Bukan sekadar itu, beliau juga pelopor pengembangan ilmu penyakit kulit (dermatologi).Beliau tidak ketinggalan mengarang buku ensiklopedia pengobatan yang berjudul Al-Tasrif Liman Anjaza al-Talif (Medical Vademecum) yang menerangkan dan melukiskan dengan jelas diagram tidak kurang dari 200 peralatan bedah. Beliau juga terkenal sebagai dokter gigi. Ensiklopedia itu menjadi rujukan utama pengobatan di univercity Eropa.Selain al-Zahrawi, Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Hasan Ali ibnu Sina. Beliau dikenal Barat dengan nama Aveccina. Lahir pada tahun 370 H di Afghanistan. Beliau dapat mendalami semua jenis cabang ilmu dalam usia yang muda hingga beliau dapat menguasai bidang logika, matematik, fisika, politik, kedokteran dan falsafah di samping ilmu agama.Ibnu Sina meninggal pada tahun 428 H dinobatkan sebagai Fathers of Doctors. Beliau juga mengarang lebih 276 buah buku yang meliputi pelbagai bidang ilmu seperti falsafah, geometri, kedokteran, astronomi, musik, syair, teologi, politik, matematika, fisika, kimia, sastera, kosmologi dan sebagainya.Diantara karya terbesar beliau ialah Al-Qanun fi al-Tibb himpunan segala disiplin ilmu yang beragam dan akhirnya diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul Canon of Medicine teks rujukan utama dalam bidang pengobatan. Buku lain ialah al-Syifa yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris The Book of Discovery dalam 18 jilid. Beliau pernah diberi julukan sebagai Rajanya Dokter atau Medicorum Principal.Selain diatas tokoh ulama terkenal dalam bidang pengobatan ialah Abu al Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rushd yang terkenal di Barat dengan gelar Averroce. Beliau seorang ulama, ahli falsafah ulung dan pakar dalam bidang fisika, kedokteran, biologi dan astronomi. Beliau banyak mengkaji astronomi dan pernah konsentrasi sebagai dokter dan kadi besar di Cordoba.Ibnu Rushd dikenal sebagai seorang perintis ilmu kedokteran umum serta perintis mengenai ilmu jaringan tubuh (Histologi). Beliau juga berjasa dalam bidang penelitian pembuluh darah serta penyakit cacar. Karya beliau yang berjudul Al Kulliyyah fi al-Tibb sebanyak 16 jilid, karya terbesar dan rujukan utama dalam bidang pengobatan. Kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul General Rules of Medicine.Di dalam bidang kimia, muncul seorang tokoh ulama yaitu Jabir ibnu Hayyan al Kufi (Geber). Beberapa karya terbesarnya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Perancis. Diantaranya, Kitab Dacing, Kitab Raksa Timur dan Kitab Kerajaan. Dia banyak memperkenalkan kegunaan praktik kimia seperti menyediakan keluli, mencelup kain dan kulit dan sebagainya.Tokoh kimia yaitu Muhammad Abu Bakar al-Razi lebih terkenal sebagai ahli pengobatan kimia dan ada yang menganggap beliau sebagai pengagas kimia moden. Beliau mencatat dengan terperinci lebih 20 alat besi dan kaca. Beliau juga pakar dalam praktik pengobatan dengan pendapatnya penyembuhan penyakit adalah kilas balik kimia dalam tubuh seseorang.Di dalam bidang fisik pula, al-Haitham lebih dikenal di dunia Barat sebagai Alhazen adalah tokoh optik paling terkenal dalam sejarah tamadun Islam

KESIMPULANIlmu Pengetahuan tidaklah bertentangan dengan Islam, justru Islam menyuruh penganutnya untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan bahkan mewajibkannya, termasuk di dalamnya Islam tidak melarang ummatnya berfilsafat. Hanya saja larangan itu muncul apabila ummat Islam sudah berfilsafat sebelum aqidahnya kuat, hal ini akan melahirkan penyimpangan berfikir yang bisa menyesatkan bagi dirinya dan orang lain.http://referensiagama.blogspot.comDiposkan olehReferensi agamadi00.18Label:filsafathttp://referensiagama.blogspot.com/2011/02/ilmu-pengetahuan-dalam-islam.html 15.22

DR. UHAR SUHARSAPUTRA MANAJEMEN MaknaManajemen Sistem InformasiManajemen ARTIKEL KemandirianMahasiswa Budaya Korupsi danPendidikan Organisasi MasaDepan MenimbangPemimpin FILSAFAT FilsafatIlmu Islam danIlmu Axiologi Ontologi Epistemologi Manusia, Berfikir danPengetahuan PENDIDIKAN InovasiPendidikan PendidikanNonformal PendidikanInformal vismispend Manajemen SDMPendidikan Pengembangan KinerjaGuru PedagogiKritis Pengawasan dan Penjaminan MutuPendidikan KEGURUAN Pengembangan Profesi Pendidik(Guru) Belajar, Mengajar danPembelajaran WISDOM 1. MahatmaGandhi KULIAHAN UTS Filsafat Ilmu Fak Hukum2013 Uas Ekonomi Pendidikan S2 Uniku2013 Soal UAS Model, Strategi Pembelajaran Ekonomi S22013 Soal UTS Metode Penelitian STAI2013 UTS Filsafat Ilmu Fakultas Ekonomi2013 UTS Metodologi Penelitian PE FKIP2013Islam danIlmuILMU DALAM PANDANGAN ISLAMUhar Suharsaputra1. Apakah Ilmu itu ?Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari alima yalamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanyadipadankandengankatascience, sedangpengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu paada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian :Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentudibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia)Science is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and testing of fact (And English readers dictionary)Science is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment (Websters super New School and Office Dictionary)dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memangmengandung arti pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu.2. Kedudukan Ilmu Menurut IslamIlmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL quran yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.Didalam Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL quransangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri pentingdariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani9(1995;; 39) sebagai berikut ;Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggiALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;an surat ALMujadalah ayat 11 yang artinya:ALLah meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakanayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang berimandan berilmuakan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ILmu ,dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan ALLah ,sehingga akan tumbuh rasakepada ALLah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal inisejalan dengan fuirman ALLah:sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28)Disamping ayat ayat Quran yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat istimewa, AL quran juga mendorong umat islam untuk berdoa agarditambahi ilmu, seprti tercantum dalam AL quran sursat Thaha ayayt 114 yang artinya dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan . dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah yang pertama diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1sampaidengan ayat 5 yang artuinya:bacalah dengan meyebutnama tuhanmu yang menciptakan. Diatelah menciptakan Kamu dari segummpal darah .Bacalah,dan tuhanmulah yang paling pemurah.Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala .Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.Ayat ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehinggaposisi yang tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa takut kepeada ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amalshaleh, dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd (1992: 130) meyebutkan bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh ini seolah menengahiantara iman dan amal .Di samping ayat ayat AL quran, banyak nyajuga hadisyang memberikan dorongan kuat untukmenuntut Ilmu antara lain hadis berikut yang dikutip dari kitab jaamiu Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, t. t :44 ) :Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagisetuap muslim(hadis riwayat Baihaqi).Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut (hadist riwayat Ibnu Abdil Bar).Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu ,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa mengenal batas wilayah,3. Klarsfikasi Ilmu menurut ulama islam.Dengan melihat uraian sebelumnya ,nampak jelas bagaimana kedudukan ilmu dalam ajaran islam . AL quran telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama menempati kedudukan yangsangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan bahwa menuntut ilmumerupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini timbul permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap muslim dengan hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengemuka mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini .Pertanyaan tersebut di atas nampaknya telah mendorong para ulama untuk melakukan pengelompokan (klasifikasi) ilmu menurut sudut pandang masing-masing, meskipun prinsip dasarnya sama ,bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Syech Zarnuji dalam kitab Taliimu AL Mutaalim (t. t. :4) ketika menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim menyatakan :Ketahuilah bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap muslim dan muslimah menuntutsegsls ilmu ,tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu perbuatan (ilmu AL hal) sebagaimana diungkapkan ,sebaik-baik ilmu adalah Ilmu perbuaytan dan sebagus bagus amal adalah menjaga perbuatan.Kewajiban manusia adalah beribadah kepeda ALLah, maka wajib bagi manusia(Muslim ,Muslimah) untuk menuntut ilmu yang terkaitkan dengan tata cara tersebut ,seprti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji ,mengakibatkan wajibnya menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut . Demikianlah nampaknya semangat pernyataan Syech Zarnuji ,akan tetapi sangat di sayangkan bahwa beliau tidak menjelaskan tentang ilmu-ilmu selain Ilmu Haltersebut lebih jauh di dalam kitabnya.Sementara itu Al Ghazali di dalam KitabnyaIhya Ulumudinmengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu ain, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah, kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :Ilmu fardu ain . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui ilmu fardu ain (1979 : 82)Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi (1979 : 84)Lebih jauhAl Ghazalimenjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu ain ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam, sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia.Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan olehIbnu Khaldunyang membagi kelompok ilmu ke dalam dua kelompok yaitu :1.Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa menemukannyakarena kegiatan berpikir.2.Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa disederhanakan menjadi 1). Ilmu aqliyah , dan2). Ilmu naqliyah.Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan :Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmmah dan falsafah. Yaituilmu pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam berpikirnya, yang dengan indraindra kemanusiaannya ia dapat sampai kepada objek-objeknya, persoalannya, segi-segi demonstrasinya dan aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian dan penyelidikannya itu menyampaikan kepada mana yang benar dan yang salah, sesuai dengan kedudukannya sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional (naqli dan wadli. Ilmu itu secara keseluruhannya disandarkan kepada berita dari pembuat konvensi syara (Nurcholis Madjid, 1984 : 310)dengan demikian bila melihatpengertian ilmu untuk kelompok pertama nampaknya mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum luas sepanjang hal itu diperoleh melalui kegiatan berpikir. Adapun untuk kelompok ilmu yang kedua Ibnu Khaldun merujuk pada ilmu yang sumberkeseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al qurandan sunnah Rasul.Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah ulama kelahiranIndia tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi ke dalam tiga kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu : 1). Al manqulat, 2). Al maqulat,dan 3). Al maksyufat. Adapun pengertiannya sebagaimana dikutif olehA Ghafar Khan dalam tulisannya yang berjudul Sifat, Sumber, Definisi dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menurut Syah Waliyullah (Al Hikmah, No. 11, 1993), adalah sebagai berikut :1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.2). Al maqulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting.3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatifSelain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi, empiris, konseptual, formatifaposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaituilmu pengetahuan yang suci dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang rasional akibat adanya kontak langsung dengan realitas ilahi .Meskipun demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakanA.Ghafar Khanbahwa al manqulatdan al maqulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli4. Apakah filsafat itu ?Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philo berarti cinta dan sophia yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu . Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya sajaFilsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalamatau cinta dengan kebijaksanaan.Ilmumengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan,filsafatmencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkanAgamamerupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak. Menurut Sidi Gazlba (1976 : 25) Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatuyang diluar alam, yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964 : 7) mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmat5. Apakah Filsafat Ilmu itu ?filsat ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu, dia berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya serta bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian filsafat ilmu mencakup :1)Aspek ontologis2)Aspek epistemologis3)AxiologisAspek ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu. Dari sudut ini folosuf muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu kesatuan dengan prinsip dasar nilai-nilai keislamanyang bersumebr pada Al Quran dan Sunnah Rasul.http://uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu/ 15.24

Kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam Islam

Kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam Islam1. Kewajiban Menuntut IlmuManusia diciptakan lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Kesempurnaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya tersebut adalah dengan dengan pemberian akal pikiran dalam penciptaannya. Akal inilah yang dapat membedakan manusia dari makhluk lainnya.Dengan akal itu Allah SWT telah memuliakan manusia, mengangkat derajatnya dengan derajat yang tinggi. Akal adalah alat untuk berpikir, Allah SWT menjadikan akal sebagai sumber tempat bermula dan dasar dari ilmu pengetahuan. Imam Ghazali mengatakan sebagaimana dikutip oleh Wahbah Az-Zuhaili, penyebutan katayang terkait dengan al-aqlu dalam Al-Quran sedikitnya ada lima puluh kali dan penyebutan Uulin-nuhaa sebanyak dua kali.[1]Allah SWT berfirman dalam S. Al-Jastiyah ayat 3-5: (3) (4) (5)Artinya:Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.[2]

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa dalam setiap ciptaan Allah terdapat ilmu pengetahuan yang akan menunjukkan tanda-tanda Kebesaran Allah kepada manusia. Untuk menggali dan mendapatkan pengetahuan itu manusia harus menggunakan akal pikiran yang telah dianugerahkan kepadanya. Dalam hal ini wahyu dan akal saling mendukung dan melengkapi untuk mendapatkan tanda-tanda Kekuasaan Allah.Agama Islam datang dengan memuliakan sekaligus mengaktifkan kerja akal serta menuntutnya kearah pemikiran Islam yangrahmatun lilalamin.[3]Manusia harus dapat menggunakan kecerdasan yang dimilikinya untuk kesejahteraan hidupnya baik di dunia maupundi akhirat.Akal sebagai dasar dari ilmu pengetahuan memberikan kemampuan kepada manusia untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk dan dapat memberikan argumen tentang kepercayaan dan keberagamaannya. Dengan kemampuan akal untuk berpikir ini manusia mampu menentukan pilihan yang terbaik untuk dirinya dan agamanya.Islam juga meluaskan cakrawala manusia mengenai potensi intelektual, psikologis dan unsur-unsur penting penghidupan lainnya.[4]Islam mengajarkan manusia untuk menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan akal yang dimilikinya manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan.Manusia harus terus menimba ilmu karena ilmu terus berkembang mengikuti zaman. Apabila manusia tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, niscaya pandangannya akan sempit yang berakibat lemahnya daya juang menghadapi jalan kehidupan yang cepat ini.[5]Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekananya terhadap Ilmu (sains). Al-Quran dan al-Sunahmengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi.[6]Allah SWT telah menjanjikan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.Allah SWT berfirman: Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (al-Mujadalah 11).[7]

Menurutal-Maraghi,tafsir dari ayat ini adalah bahwa Allah meninggikan orang-orang yang mukmin dengan mengikuti perintah-Nya dan perintah Rosul, khususnya orang-orang yang berilmu di antara mereka beberapa derajat yang banyak dalam hal pahala dan tingkat keridlaan.[8]Ayat tersebut menunjukkan betapa Allah SWT sangat memuliakan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Ayat tersebut juga memberikan gambaran kepada manusia mengenai kedudukan ilmu pengetahuan, sebagai bekal baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Ada sebuah ungkapan terkenal mengenai bagaimana orang harus menuntut Ilmu;Tuntutlah ilmu sekalipun di negeri Cina.(HR. Ibnu Adiy dan Al-Baihaqi)[9]Maksud dari ungkapan tersebut adalah; bahwa ilmu harus dicari dan dikejar walaupun berada di negeri yang sangat jauh sekalipun. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa penting dan utamanya kegiatanTalab al-ilm, hingga harus dilakukan walau dengan perjalanan ke negeri yang sangat jauh sekalipun. Kata negeri Cina di atas hanya sebagai perumpamaan negeri yang sangat jauh, karena negeri Cina adalah negeri yang sangat jauh bagi umat Islam yang berada di Timur Tengah pada waktu itu. Jadi seandainya sekarang negeri yang perekembangan ilmu pengetahuannya paling maju, berada di belahan bumi bagian barat maka kesana pula kita harus mengejar ilmu itu.Rasulullah menegaskan dengan sabda beliau: ( )Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Islam.[10])HR. Ibnu Majjah)Jelaslah dari sabda Rasul tesebut bahwasanya menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, tanpa membedakan laki-laki ataupun perempuan. Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia, karena orang beribadah kepada Allah juga harus dengan ilmu.

[1]Wahbah az-Zuhaili,Al-Quran Menjawab Tantangan Zaman(Jakarta : Muttaqim, 2002), hal 112[2]Al-Quran Terjemah, (Semarang : Toha Putra, 1998), hal.1004[3]Sahirul Alim,Menguak Keterpaduan Sains Teknologi dan Islam(Yogyakarta: Titian Illahi Press,1998), hal 71[4]Abdul Hamid Mursi,SDMyang Produktif, Pendekatan al-Quran &Sains,(Jakarta: Gema Insani Press , 1997), hal.36[5]D. Qonita,Peranan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembentukan Mental Kaum Muslim,(Skripsi, fak Tarbiyah IAIN SUKA, 1995), hal.73[6]Mahdi Ghulsyani,Filsafa-Sains menurut Al-Quran,(Bandung:Mizan,1990), hal.39[7]Al-Quran Terjemah, (Semarang : Toha Putra, 1998), hal.1112[8]Ahmad Mushsthafa Al-Maraghi,Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra 1993), Juz 28, hal.25[9]Fatchurrahman,Al-Hadits al-Nabawy,(Kudus: Menara Kudus,TT), hal. 38[10]Ibid., hal. 37Diposkan olehari arkadi20.50Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebookhttp://laliumah.blogspot.com/2013/02/kedudukan-ilmu-pengetahuan-dalam-islam.html 15.26slam Dalam IlmuPengetahuanMaret 12, 2012BAB IAbstrakMakalah yang ditulis oleh penulis ini berisi tentang sejarah tokoh-tokoh Islam sebagai penemu ilmu pengetahuan, hubungan umat Islam dengan IPTEK, bagaimana hasil temuan tokoh-tokoh Islam yang dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan oleh tokoh-tokoh barat, dan juga penjelasan tentang agama Islam yang tidak memiliki pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika dan ajaran agama.didalam makalah ini dikisahkan kejayaan ilmu pengetahuan yang mulai masuk ke daerah Eropa, di Eropa pada masa itu sangat terbantu dengan datang ilmu pengetahuan yang telah ditemukan oleh tokoh-tokoh Islam. Islam tidak hanya berkembang dengan ilmu pengetahuannya tetapi juga dalam dunia militer pada dinasti Usmaniyah.Umat Islam mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir.D idalam makalah ini ada tiga upaya konkret yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Islam seperti masa lampau. Pertama, merapatkan Islam, kedua kembali kepada tradisi ilmuan agama Islam, ketiga dengan mewujudkan system berdasarkan syariah agama.

BAB IIPendahuluanSebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah-perintah agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist-hadist, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mennutut ilmu setinggi-tingginya baik itu ilmu pengetahuan dalam teknologi, social, dan agama. Sekarang ini banyak masyarakat umum yang hanya mengerti bahwa selama ini yang menemukan pengetahuan-pengetahuan tinggi adalah bangsa Eropa, tetapi sebenarnya adalah tokoh-tokoh Islam pada masa itu.Tokoh-tokoh Islam pada masa itu sangat membawa agama Islam pada masa kejayaan yang sangat tinggi. Latar belakang penulis dalam menulis makalah ini adalah untuk memberikan masyarakat informasi tentang agama Islam sebagai pelopor dalam ilmu pengetahuan pada masa itu. Pada peradaban kejayaannya Islam masuk ke Eropa, dan bangsa-bangsa Eropa sangat tertolong dengan kedatangan tokoh-tokoh Islam tersebut. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin. Pada masa Napoleon Bonaparte ke Mesir agama Islam mulai jatuh, dan ilmu pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya ditemukan oleh tokoh-tokoh Islam dilanjutkan oleh bangsa-bangsa Eropa, sehingga yang terkenal sebagai para penemu adalah bangsa Eropa. Didalam makalah ini dijelaskan bagaimana Islam dalam menyebarkan pengetahuan-pengetahuan yang telah ditemukan dan disebarkan. Tokoh yang sangat berjasa W. Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agam.Tujuan penulis dari menulis makalah ini adalah supaya umat muslim pada masa ini dapat mengerti tokoh-tokoh Islam sebagai pelopor dalam Ilmu pengetahun dunia dan umat Islam saat kini dapat termotivasi kembali untuk menegembalikan kejayaan Islam seperti masa itu dengan jalan yang di ridhai oleh Allah SWT.BAB IIIISIKaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjaditrendsettersebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah. Bangsa Arab melanglang mendatangi sumber-sumber filsafat Yunani yang abadi. Mereka tidak berhenti pada batas yang telah diperoleh berupa khazanah-khazanah ilmu pengetahuan, tetapi berusaha mengembangkannya dan membuka pintu-pintu baru bagi pengkajian alam. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella. Perpustakaan Al-Ahkam di Andalusia misalnya, merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ mencapai 400 ribu buah. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar Al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya. Namun sayangnya, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka menyerang Islam.Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi.Masa Kejayaan Islam Pertama telah menjadi bukti sejarah bahwa dengan mengamalkan ajaran Al-Quran umat Islam sendiri akan menikmati kemajuan peradaban dan kebudayaan diatas bumi ini. Pimpinan Umat Islam sesudah wafatnya nabi Muhammad saw, Abubakar, Umar, Utsman dan Ali adalah merupakan pemimpin-pemimpin duniawi dengan jabatan Khalifah, yang menganggap kedudukan mereka itu sebagai pengabdian pada umat Islam, bukan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan mutlak dan kemegahan.Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan pertengahan Islam. Dalam zaman Daulah Abbasiyah, masa meranumlah kesusasteraan dan ilmu pengetahuan, disalin ke dalam bahasa Arab, ilmu-ilmu purbakala. Lahirlah pada masa itu sekian banyak penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya. Dalam zaman ini telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu penting telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan Persia. Permulaan yang disebut serius dari penerjemahan tersebut adalah sejak abad ke-8 M, pada masa pemerintahan Al-Makmun (813 833 M) yang membangun sebuah lembaga khusus untuk tujuan itu, The House of Wisdom / Bay al-Hikmah. Dr. Mx Meyerhof yang dikutip oleh Oemar Amin Hoesin mengungkapkan tentang kejayaan Islam ini sebagai berikut: Kedokteran Islam dan ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme hingga pudar cahayanya.Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu matematika, Algoritma (logaritma). Ada Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara. Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar Medis Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadi referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun bunga dan tidak pernah 7 atau 9.Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1.Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna.Sebelum Islam datang, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahayul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila, mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan setan. Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama manzanik, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api.Lain halnya, pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah yang kekuatan militernya berhasil memperluas kekuasaan hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol dan Perancis. Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi mereka menguasai Laut Tengah.Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18. Umat Islam mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir. Saat itu Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan peralatan cetak, ditambah tenaga ahli.Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad yang menjadi pusat pemerintahannya diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Di sisi lain, tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada kekhalifahan Usmaniyah. Salah langkah diambil saat mereka mendukung Jerman dalam perang dunia pertama. Ketika Jerman kalah, secara otomatis Turki menjadi negara yang kalah perang sehingga akhirnya wilayah mereka dirampas Inggris dan Perancis. Tanggal 3 Maret 1924, khilafah Islamiyah resmi dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu tidak ada lagi negara yang secara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi gerakan sekularisasi yang dipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis Turki.Ada tiga upaya konkret yang bisa dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa lampau. Yang pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalam QS Ali Imran ayat 103 yang isinya Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai. Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam agama Islam. Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ain adalah Al-Quran, hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang sains lainnya. Sementara upaya ketiga adalah dengan mewujudkan sistem yang berdasarkan syariah Islam. Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki alias Konstantinopel diruntuhkan oleh kaki tangan Inggris keturunan Yahudi, Musthafa Kemal Attaturk yang mengeluarkan perintah untuk mengusir Khalifah Abdul Majid bin Abdul Aziz, Khalifah (pemimpin) terakhir kaum muslimin ke Swiss. Sebelumnya Kemal mengumumkan bahwa Majelis Nasional Turki telah menyetujui penghapusan Khilafah. Sejak saat itulah sampai sekarang kita tidak mempunyai pemerintahan Islam.Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan IPTEK yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan penjajahan (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang matre dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil Alamin). Bagi umat Islam, baik Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah swt,Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar [39] : 9).Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman Allah. (QS. Al-Baqoroh [2] : 269).Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Mujaadilah [58] :11)Rasulullah saw pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini. (Al-Hadits Nabi saw). Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu. (Hadis Nabi saw).Mengapa kita harus menguasai IPTEK? Terdapat tiga alasan pokok, yakni:1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini fakta, tdk bisa dipungkiri.2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.Untuk membangun sistem pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan imtak dan iptek dalam sistem pendidikan nasional kita, kita harus melihat kembali aspek-aspek pendidikan kita, terutama berkaitan dengan empat hal berikut ini, yaitu:1) Filsafat dan orientasi pendidikan (termasuk di dalamnya filsafat manusia).Berbicara filsafat pendidikan, mau tidak mau, kita harus membicarakan pula tentang filsafat manusia, karena pendidikan melibatkan manusia baik sebagai subjek maupun objek sekaligus.2) Tujuan Pendidikan.Dalam pandangan Islam, tujuan pendidikan tidak berbeda dengan tujuan hidup itu sendiri, yaitu beribadah kepada Allah swt (Q.S. Al-Dzariyat: 56). Dengan kata lain, pendidikan harus menciptakan pribadi-pribadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt yang dapat mengantar manusia meraih kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam berorientasi pada penciptaan ilmuwan (ulama) yang takut bercampur kagum kepada kebesaran Allah swt (Q.S. Fathir : 28), dan berorientasi pada penciptaan intelektual dengan kualifikasi sebagai Ulul Albab yang dapat mengembangkan kualitas pikir dan kualitas dzikir (imtaq dan iptek) sekaligus (Q.S. Ali Imran: 191-193).3) Filsafat ilmu pengetahuan (Epistemologi).Proses integrasi imtak dan iptek, dilakukan dalam tataran atau ranah metafisika keilmuan, khususnya menyangkut ontologi dan epistemologi ilmu. Ontologi ilmu menjelaskan apa saja realitas yang dapat diketahui manusia, sedang epiremologi menjelaskan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan itu dan dari mana sumbernya.4) Pendekatan dan metode pembelajaran.Pendidikan imtak pada akhirnya harus berbicara tentang pendidikan agama (Islam) di berbagai sekolah maupun perguruan tinggi. Pendidikan agama Islam disemua jenjang pendidikan tersebut harus dilakukan dengan pendekatan yang bersifat holistik, integralistik dan fungsional. Dengan pendekatan holistik, Islam harus dipahami secara utuh, tidak parsial dan partikularistik. Dengan pendekatan integralistik, pendidikan agama tidak boleh terpisah dan dipisahkan dari pendidikan sains dan teknologi. Dan secara fungsional, pendidikan agama harus berguna bagi kemaslahatan umat dan mampu menjawab tantangan dan pekembangan zaman demi kemuliaan Islam dan kaum muslim. Sementara dari segi metodologi, pendidikan dan pengajaran agama disemua jenjang pendidikan tersebut, tidak cukup dengan metode rasional dengan mengisi otak dan kecerdasan peserta didik demata-mata, sementara jiwa dan spiritualitasnya dibiarkan kosong dan hampa. Pendidikan agama perlu dilakukan dengan memberikan penekanan pada aspek afektif melalui praktik dan pembiasaan, serta melalui pengalaman langsung dan keteladanan prilaku dan amal sholeh.Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut.IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.BAB IVPENUTUPPembahasan mengenai perkembangan Islam di bidang IPTEK yang telah dijelaskan di bab II merupakan cerminan bagaimana Islam dalam sejarahnya mampu unggul tidak hanya di bidang peradabannya saja namun juga teknologi yang memadai. Islam sebagai agama hati nurani yang mementingkan pemenuhan lahir dan batin manusia tidak pernah melarang umatnya dalam menekuni ilmu pengetahuan demi mencapai masyarakat yang lebih baik. Islam juga terus mendorong umatnya untuk senantiasa belajar dari apapun disekelilingnya untuk diambil ilmu serta diterapkan dikehidupan.Masalah yang sekarang ini terjadi adalah ketika Islam mulai kehilangan pengaruhnya dibidang ilmu pengetahuan. Sebagai umat Islam dengan kemampuan yang sangat memadai seharusnya kita mampu menunjukkan sekali lagi bahwa Islam tidak hanya unggul di dalam agamanya saja, namun dibidang ilmu pengetahuan pun kita unggul dan mampu membuat sejarah dalam memperbaiki peradaban manusia. Diperlukan kekuatan yang besar dari umat Islam untuk membentuk pandangan ini dan saling bekerja sama dalam hal ilmu pengetahuan. Tantangan dari bangsa Barat tentu saja tidak mudah untuk di jawab, namun sebagai umat yang berilmu, kita harus senantiasa berjuang demi mengagungkan nama Islam itu sendiri.Terlepas dari hal tersebut, dalam terus menggali ilmu pengetahuan, umat Islam juga tidak boleh melupakan dasar-dasar ajaran Islam yang utama. Sehingga dalam penerapannya, ilmu pengetahuan dan ajaran Islam dapat berjalan secara sejajar dan beriringan. Islam selalu mendorong umatnya untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya karena Allah SWT akan meninggikan derajad orang berilmu disisi-Nya. Oleh karena itu, dalam membentuk peradaban Islam yang maju dibidang IPTEK seperti dulu, umat muslim haruslah saling bekerja sama serta tidak melupakan dasar-dasar ajaran Islam dalam menuntut ilmu.2DAFTAR PUSTAKAFarhana.Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah;Kebangkitan dan Kemajuan. Media ilmu.Uli dan Rio L.Dulu Islam Pernah Berjaya.www.swaramuslim.netSolihin, O.Sejarah Kejayaan Islam.www.gaulislam.comSaaduddin, Nadri.Proletar: Masa Kejayaan Islam Pertama.http://www.mail-archive.comTaher, Tarmizi.Umatan Wasathan.www.republika.co.idYahya, Harun. Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa.www.harunyahya.comShare this:

http://mohammadgie.wordpress.com/2012/03/12/islam-dalam-ilmu-pengetahuan/ 15.31ISLAM DAN ILMU PENGETAHUANAssalamu'alaykum Wr. Wb.

Jaman keemasan Islam yang berlangsung selama periode Abbasiyah di Baghdad (750-1258) dan Umaiyah di Spanyol (755-1492), tinggal kenangan belaka."Pada jaman orang-orang Eropa masih menyelam dalam kebiadaban yang teramat gelap, Baghdad dan Cordova, dua kota raksasa Islam telah menjadi pusat peradaban yang menerangi seluruh dunia dengan cahaya gilang gemilangnya." demikian kata Dr. Gustave Le Bone.Dalam permulaan abad pertengahan tak satu bangsapun yang lebih besar sumbangannya untuk proses kemajuan manusia selain dari bangsa Arab. Mahasiswa-mahasiswa Arab sudah asyik mempelajari Aristoteles tatkala Karel Agung bersama pembesar-pembesarnya masih asyik belajar menulis namanya. Disekitar abad X, Cordova adalah kota kebudayaan yang ternama di Eropa dengan Konstantinopel dan Baghdad merupakan kota-kota pusat kebudayaan didunia.Demikianlah sekilas pandangan bila kita mempercayai sejarah jaman keemasan Islam dimasa lampau. Ataukah sejarah tersebut telah mendustai kita ?Kepada mereka yang menjadi pekerjaannya silahkan mengadakan penelitian kembali, dan kepada mereka yang mempercayai catatan sejarah itu bangga dan bergembira hatilah. Lalu bertanyalah: Kenapa sedemikian mengagumkannya Islam dimasa itu ? Dan kenapa golongan Islam sekarang ini bisa dipecundangi oleh golongan lain sedemikian hinanya ? Sekian banyak lagi pertanyaan kita ajukan, tetapi kepada siapa ?Barangkali belum pernah Islam menghadapi bencana yang lebih besar dari apa yang mereka hadapi pada dewasa ini. Begitu besar tantangan yang yang harus dihadapinya sehingga dia dipaksa "menyerah kalah" kepada "Tuhan dunia" yang baru.*Tuhan dunia yang baru itu tak lain daripada kaum Imperialisme, Materialisme, kelompok Eksistensialis, Orientalis dan Atheis serta Skeptik. Manusia tidak lagi percaya bahwa Tuhan adalah "penyelamat bumi dan langit" yang Maha Sempurna bahkan sebagian besar orang Islam sendiri sudah tidak pula mempercayai-Nya.Mereka mencari ide-ide baru dalam rangka menyusun sistem kenegaraan yang mereka pikir sangat ideal. Mereka menggali pula "pendapat" baru untuk menata masyarakat. Dan semua golongan itu mereka temukan dalam kepada golongan yang telah disebutkan diatas. Lalu mereka memuja isi kepala (otak) penemu-penemu ide baru itu dan mereka pikir dengan demikian mereka telah menemukan tatanan baru.Satu pertanyaan:

Jika manusia telah menemukan tatanan baru yang disebut Ideal itu benar adanya, mengapa kejadiannya malah sebaliknya ?Bukan masyarakat ideal yang mereka temui tetapi malah keadaan masyarakat yang kacau balau !Diluar kawasan Islam telah terjadi konfrontasi antara ilmu dengan agama. Hal itu terjadi dalam jaman tengah dibarat. Setiap keterangan ilmu yang tidak sepaham dengan gereja segera dibatalkan oleh Kepala Gereja. Itulah yang terjadi pada Astronom Nicholas Copernicus (1507) yang menghidupkan kembali ajaran orang-orang Yunani dijaman purba yang mengatakan bahwa bukan matahari yang berputar mengelilingi bumi sebagaimana ajaran gereja dan tercantum pada Yosua 10:12-13, melainkan bumi yang berputar dan mengedari matahari.Galileo Gelilei yang membela teori tersebut pada tahun 1633 diancam hukuman bakar seandainya dia tidak mencabut kembali teori tersebut oleh Inkuisisi, yaitu organisasi yang dibentuk oleh gereja Katolik Roma yang menyelidiki ilmu klenik sehingga sikap gereja yang kaku itu telah menimbulkan tuduhan bahwa agama menjadi penghalang bagi kemerdekaan berpikir dan kemajuan ilmu.Dari keadaan demikian terjadilah berbagai pemberontakan dari dalam.Pada tahun 1517 terjadi reformasi yang dipelopori oleh Martin Luther sehingga menimbulkan kelompok Protestan.Pada tahun 1992, yaitu setelah 359 tahun kecaman kepada Galileo dilontarkan oleh pihak gereja, akhirnya gereja Katolik Roma secara resmi mengakui telah melakukan kesalahan terhadap Galileo Gelilei dan Paus Yohanes Paulus II sendiri telah merehabilitasinya.Rehabilitasi diberikan setelah Paus Paulus menerima hasil studi komisi Akademis Ilmu Pengetahuan Kepausan yang dia bentuk 13 tahun sebelumnya dengan tugas menyelidiki kasus itu. Komisi ini memberitahukan, anggota Inkuisisi yang mengecam Galileo telah berbuat kesalahan. Mereka menetapkan keputusan secara subjektif dan membebankan banyak perasaan sakit pada ilmuwan yang kini dipandang sebagai bapak Fisika Eksperimental itu."Kesalahan ini harus diakui secara jantan sebagaimana yang Bapa Suci minta", demikian kata ketua Komisi Kardinal Paul Poupard pada Paus Paulus dalam suatu upacara.Paulus Yohanes dan beberapa pendahulunya mengakui bahwa gereja melakukan kesalahan, tapi para ilmuwan mengkritik Vatican karena tidak bergerak cepat untuk meluruskan masalah itu secara resmi.Jauh sebelum Paus Yohanes Paulus II merehabilitasi Galileo, Napoleon Bonaparte seorang tokoh besar Prancis pernah menyatakan mengenai ketidak seimbangan antara iman dan akal yang telah diterapkan dalam Bible sehingga dia menjadi murtad dari agamanya tersebut dan beralih kepada Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang membuka diri terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi sebagai salah satu sarana dalam pencapaian kepada Tuhan.Selanjutnya perkembangan berpikir semakin pesat dan ilmu pengetahuan pun semakin berkembang dan melahirkan pendapat bahwa segala sesuatu itu dapat dijangkau oleh daya pikir. Segala sesuatu yang tidak masuk akal adalah nol, tidak ada. Dalam masa itu muncullah Rene Descartes (1598-1650) tampil kepanggung revolusi.Hanya buah pikiran yang terang benderang yang dapat diterima. Dia berpendapat bahwa alam itu berjalan secara mekanis. Descartes juga berpendapat bahwa hanya akallah yang menjadi sumber pengetahuan.Begitu juga dalam soal kenegaraan, Machiavelli (1469-1527) tampil mewakili pendapat baru. Dia mengobarkan pemisahan gereja dan agama serta kenegaraan harus dipisahkan.Ketika Laplace mengantarkan bukunya tentang Astronomi kepada Napoleon sebagai persembahan, Napoleon bertanya: "Mengapa saya tidak mendapatkan nama Tuhan dalam buku anda ?" Laplace menjawab : "Baginda, Dia tidak diperlukan."Memang Laplace tidak terlalu keliru jika dilihat dari batasan-batasan fisika Matematik atau Astronomi itu sendiri; mencampur adukkan teologi dengan Astronomi boleh jadi justru akan menghancurkan kedua-duanya. Persepsi yang baik dari teori ini mengatakan: "Jangan mengambil nama Tuhan agar Tuhanmu tidak gagal."Pada akhirnya tampil pula golongan Materialisme, paham mana memperkuat barisan anti agama. Golongan Atheisme kemudian mengatakan bahwa : Tuhan adalah manifestasi dari khayalan manusia, oleh karenanya agama adalah racun bagi rakyat. Demikianlah kelak yang menjadi doktrin Karl Marx.Manifestasi atau sebab dari revolusi pikiran itu kemudian melahirkan berbagai bentuk filsafat dan tatanan masyarakat "dunia baru" sebagaimana yang nampak dewasa ini. Salah satu yang jelas adalah Imperialisme. Kemudian terpisahnya agama dari gelanggang politik dan ekonomi. Agama yang tersebut diatas dianggap "tidak mampu memberikan interpretasi" atas kemajuan serta pesatnya ilmu manusia bumi, Dan terakhir tibalah jaman Individualisme.Allah Swt telah menentukan bahwa kesadaran manusia datangnya berangsur, bertahap sesuai dengan perkembangan peradaban yang Dia tetapkan lebih dahulu.Dalam hal pentafsiran kitabullah, umat Islam tidak bisa terpaku hanya kepada penafsiran atau penterjemahan AlQur'an yang sudah ada saja, sebab seiring dengan perkembangan tata bahasa dan pengertian serta perkembangan dari peradaban ilmu dan tekhnologi, maka akan banyak pula istilah-istilah yang lebih tepat didalam pengartian suatu ayat.Bahasa Arab adalah bahasa yang indah, penuh khasanah seni, makna serta arti dan sebagainya.Setiap orang boleh mengungkapkan makna kitab suci AlQur'an. Karenanya penafsiran AlQur'an bukan monopoli para imam dan mudjtahid (pemimpin agama dan pemegang wewenang tertinggi dalam bidang hukum).Islam bukanlah agama yang penuh misteri, begitupun AlQur'an sebagai kitab sucinya, yang hanya dapat dimengerti oleh sekelompok jemaah tertentu.Rasulullah Muhammad Saw tidak meninggalkan dunia yang fana ini kecuali setelah ia menyampaikan amanat dan menunaikan risalahnya. Rasulullah kemudian meminta para keluarganya, pengikutnya dan semua sahabat-sahabatnya untuk menyebarluaskan dan menyampaikan ajaran-ajaran Ilahi yang telah mereka peroleh darinya.Bahwa AlQur'an seharusnya dipandang sebagai sumber dari segala keilmuan, tidak perlu dipermasalahkan lagi bagi umat Islam. Banyak kaum intelegensia Muslim yang mengungkapkan bagaimana penemuan-penemuan ilmiah yang paling mutakhir sekalipun ada diungkapkan dengan bahasa simbolik atau juga nyata dalam AlQur'an.Secara apriori mengasosiasikan Qur-an dengan Sains modern adalah mengherankan, apalagi jika asosiasi tersebut berkenaan dengan hubungan harmonis dan bukan perselisihan antara Qur-an dan Sains. Bukankah untuk menghadapkan suatu kitab suci dengan pemikiran-pemikiran yang tidak ada hubungannya seperti ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hal yang paradoks bagi kebanyakan orang pada jaman ini ?Sesungguhnya orang yang membaca AlQur'an secara teliti dalam upaya memahami bagaimana pendiriannya terhadap Sains, ia akan mendapatkan sekumpulan ayat-ayat yang jelas, terbentang menurut empat bagian yang semua aspeknya mengarah kepada masalah ilmiah.1. Masalah-masalah yang berkaitan dengan hakikat Sains dan arah serta tujuannya mengenai apa yang dapat diketahui dengan filsafat Sains dan teori makrifat.2. Metode pengungkapan tentang hakikat-hakikat ilmiah yang bermacam-macam.3. Menampakkan sekumpulan hukum-hukum dan peraturan-peraturan dilapangan Sains yang bermacam-macam, terutama fisika, geographi dan ilmu hayat.4. Menghimbau manusia agar mempergunakan hukum-hukum dan peraturan-peraturan tersebut.Semua ayat AlQur'an itu diturunkan mengandung hal-hal yang logis, dapat dicapai oleh pikiran manusia, dan AlQur'an itu dijadikan mudah agar dapat dijadikan pelajaran atau bahan pemikiran bagi kaum yang mau memikirkan sebagaimana yang disebut dalam Surah Al-Qamar ayat 17 :"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan AlQur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?"(QS. 54:17)"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Kitab kepada mereka, Kami jelaskan dia (kitab itu) atas dasar ilmu pengetahuan; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."(QS. 7:52)Surah 3, Ali Imran ayat 7 menyatakan bahwa AlQur'an terbagi atas dua babak : Muhkamat dan Mutasyabihat."Dia-lah yang menurunkan Kitab (AlQur'an) kepada kamu. Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi AlQur'an, dan yang lain mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah /perselisihan/ dan untuk mencari-cari pengertiannya, padahal tidak ada yang mengetahui pengertiannya melainkan Allah serta orang-orang yang mendalam ilmunya. Katakanlah:"Kami beriman kepada yang semua ayat-ayatnya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang yang mau memikirkan."(QS. 3:7)Yang Muhkamat adalah petunjuk hidup yang mudah dimengerti yang terdapat didalam AlQur'an, termasuk didalamnya masalah halal-haram, perintah dan larangan serta hal-hal lainnya dimana ayat-ayat tersebut dapat dipahami oleh siapa saja secara gamblang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran-pemikiran yang berat.Sedangkan Mutasyabihat adalah hal-hal yang susah dimengerti karena berupa keterangan tentang petunjuk banyak hal yang mesti diteliti dan merangkaikan satu sama lain hingga dengan begitu terdapat pengertian khusus tentang hal yang dimaksudkan, termasuk didalamnya adalah dapat diungkapkan melalui kemajuan teknologi dan cara berpikir manusia.Seandainya AlQur'an itu seluruhnya muhkamat, pastilah akan hilang hikmah yang berupa ujian sebagai pembenaran juga sebagai usaha untuk memunculkan maknanya dan tidak adanya tempat untuk merubahnya. Berpegang pada ayat mustasyabih saja dan mengabaikan ayat Muhkamat, hanya akan menimbulkan fitnah dikalangan umat.Juga seandainya AlQur'an itu seluruhnya mutasyabihat pastilah hilang fungsinya sebagai pemberi keterangan dan petunjuk bagi umat manusia. Dan ayat ini tidak mungkin dapat diamalkan dan dijadikan sandaran bagi bangunan akidah yang benar.Akan tetapi Allah Swt dengan kebijaksanaanNya telah menjadikan sebagian tasyabuh dan sisanya mustayabihat sebagai batu ujian bagi para hamba agar menjadi jelas siapa yang imannya benar dan siapa pula yang didalam hatinya condong pada kesesatan.Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :"(AlQur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. 3:138)Pengertian harakah (gerakan) dalam Islam berbeda dengan apa yang diungkapkan sebagian doktrin dan agama lainnya. Pengertian ini timbul sebagai asas dari keselarasan antara pasangan-pasangan ini : Material dan Immaterial, fisika dan metafisika, bumi dan langit, ilmu dan iman, manusia dan Allah.Hilangnya salah satu ujung dari ujung-ujung perseimbangan ini akan memisahkan agama Allah dari kemampuan untuk bergerak dan menyebar.Disini celah-celah pembicaraan mengenai pendirian dari Sains, tampaklah kerapatan hubungan tersebut secara kokoh, yaitu kerapatan hubungan antara AlQur'an dan hakikat Sains serta sumbangsihnya.Namun ini tidak menghalang-halangi kita untuk memandang bagian-bagian yang sarat akan setiap hakikat Qur'aniah yang bersumber dari Ilahi, dan tidak bisa dinamai -secara metaphoris atau figuratif- hakikat ilmiah yang bersumber dari manusia.Karena disana ada garis pemisah dilihat dari segi berubah-ubahnya kedua sumber ini, yaitu garis pemisah yang terbentang diantara ilmu Ilahi dan ilmu Basyari (manusia).Ilmu Ilahi yang memberi kita sebagian pemberiannya dalam AlQur'an itu berisi hakikat-hakikat dan penyerahan-penyerahan yang mutlak. Sesuatu yang batil tidak datang dari depannya dan tidak pula dari belakangnya, yaitu ketika pemberian-pemberian ilmu Basyari menjadi tertahan oleh relativitasnya, kekacauannya dan perubahannya.Dalam ilmu Basyari tiada hakikat final. Para ilmuwan sendiri -setelah melalui eksperimen dengan segala perlengkapannya- berkesudahan sampai kepada hasil ini bahwa pemberian-pemberian Sains hanyalah kemungkinan-kemungkinan belaka, kadang salah kadang tepat, dan penyingkapan-penyingkapannya adalah penyifatan bagi yang tampak, bukan interpretasi baginya.Namun ini tidak berarti bahwa pintu ijtihad terhadap penafsiran ilmiah ayat-ayat al-Qur'an menjadi tertutup,dengan segala keterbatasan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada, setidaknya kita mampu membuka pemahaman yang lebih baik dari sebelumnya.Pandangan ilmiah, walau dipandang sebagai sesuatu yang sempit dan sepihak, ternyata banyak berjasa bagi umat manusia, bukan hanya dalam mengembangkan pengetahuan tentang penguasaan terhadap alam tetapi pengaruhnya terhadap bidang-bidang budaya lain pun sangat besar.Sejak jaman dahulu ajaran-ajaran pokok agama telah bercampur-aduk dengan keterangan-keterangan tentang mekanisme alam, baik yang bercorak ilmiah rancu [pseudoscientific], mitos maupun yang bersifat legendaris. Intuisi dasar manusia menyatakan bahwa semua kebenaran itu satu dan saling berkaitan satu sama lain karena itu orang mencampur-adukkan semua hal secara sembrono; fakta dicampur-aduk dan dikacaukan begitu saja dengan nilai.Orang yang meyakini kebenaran suatu agama juga disuruh percaya begitu saja kepada segala macam mitos penciptaan sehingga kebenaran agama tertutup. Sikap menentang para ilmuwan terhadap agama terutama disebabkan oleh adanya perbedaan antara ilmu pengetahuan yang telah teruji mengenai alam dengan mitos-mitos alegorik yang dipaksakan untuk diyakini sebagai [bukti-bukti] kebenaran tertulis mengenai fakta-fakta kosmologis dan historis yang ada.Jasa yang diberikan oleh Sains kepada umat manusia antara lain terdiri dari pembebasan ajaran-ajaran pokok agama dari mitos-mitos yang berselubung ilmiah. Dengan perkembangan Sains, maka hubungan antara Sains dan agama semakin jelas, sedang masalah-masalahnya juga semakin jelas perbedaannya.Pada suatu kurun waktu Sains akan mencapai titik puncak tatkala ia berhasil menjadi filsafat sebagai suprastruktur bagi keyakinan-keyakinannya yang tertinggi.Sains akan berkembang terus tanpa batas dan karena batas batas alam itu tidak ada habisnya maka penemuan tentang rahasianya pun akan bertambah terus. Namun demikian postulat-postulat Sains yang tertinggi itu dicipta sekali untuk seluruhnya, dan karenanya tidak dianggap merendahkan Sains jika teori-teori terdahulu ternyata digantikan oleh penjelasan-penjelasan lain yang lebih memuaskan sejalan dengan perkembangan observasi dan eksperimen.Allah mengajarkan bahwa isi AlQur'an itu tidak lain dari fitrah manusia, petunjuk bagi manusia untuk mengenal dirinya dan lingkungannya. Sayangnya umat Islam selama ini cenderung lari dan mengingkari kefitrahan yang dimaksudkan oleh AlQur'an itu sendiri. Kaum muslimin tidak lebih mengerti AlQur'an ketimbang orang diluar Islam sendiri. Agama Islam menjadi asing dalam lingkungannya sendiri, tepat seperti yang disabdakan oleh Rasulullah.AlQur'an mengajarkan bahwa tiada iman yang tidak diuji, karenanya kaum Muslimin harus mempersiapkan diri menghadapai ujian Allah yang sangat berat sekalipun. AlQur'an juga mengajarkan bahwa ia merupakan petunjuk yang sebaik-baiknya untuk membina kehidupan umat, itulah kewajiban kaum Muslimin untuk membuktikan kebenarannya ! Bukan kewajiban Allah untuk membuktikan kebenaran firmanNya ! Sebab firman itu benar dengan sendirinya.Dengan modal kejujuran, kita bisa membaca sikap kita selama ini: meminta, menuntut agar Allah membuktikan kebenaran firmanNya ! Karena kita tidak mengerti apa makna ajaran Allah !Coba anda belajar pada orang Jepang tentang ilmu membuat mobil dan orang Jepang akan memberikan buku serta rumus-rumusnya. Tugas anda adalah untuk membuktikan kebenaran ilmu-ilmu yang anda terima dari Jepang, dan bukan menagih agar orang Jepang membangun industri mobil di Indonesia dengan ilmu-ilmu mereka itu, serta bukan pula dengan jalan hanya menghapalkan dengan melagukan ilmu-ilmu membuat mobil itu semata dengan harapan anda akan menjadi pintar dengan sendirinya sehingga tiba-tiba anda bisa menciptakan mobil tersebut dengan sim salabim !Begitulah AlQur'an, sebagai satu sarana untuk menghadapi ujian Allah tentang keimanan, kita harus belajar, belajar, berjuang dan berjuang agar kita bisa merealisasikan kebenaran ayat-ayat itu. Memang tidak mungkin jika ilmu Allah termuat dengan rinci dalam AlQur'an, karena AlQur'an sendiri sudah mengkiaskan bahwa ilmu Allah itu tidak bisa dituliskan dengan tinta sebanyak air dilautan sekalipun.AlQur'an hanyalah satu petunjuk yang menunjukkan bahwa Ilmu Allah terdapat dimana-mana, diluar dan dalam diri manusia itu sendiri. Suatu petunjuk yang sempurna yang harus dikaji dengan otak, perasaan dan logika pengetahuan. Bukan sekedar menagih kepada Allah untuk merealisasikan janji-Nya !"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu keluar semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama ? dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya ?"(QS. 9:122)Islam terlahir "TIDAK dengan bermahdzab", Islam adalah satu.Tidak ada Islam Hanafi, Islam Hambali atau Islam Syafe'i.Bahkan 'Islam Muhammad' pun tidak pernah ada, apalagi Islam Ahmadiyah, Ahlussunnah serta Syiah !Islam adalah agama Allah, agama yang berdasarkan fitrah manusia dan agama yang diturunkan kepada semua Nabi dan Rasul sebelum kedatangan Muhammad Saw.Seluruh umat Islam bertanggung jawab untuk menyampaikan dan menyebarluaskan risalah Islam. Tidak ada perbedaan, kecuali perbedaan kadar dalam memahami Kitabullah dan Sunnah Rasul. Dan tidak ada seorangpun yang memperoleh izin khusus, sekalipun dia memiliki kemampuan dan pengakuan yang tertinggi dalam bertabligh untuk dapat menghalalkan yang diharamkan Allah, atau mengharamkan yang telah dihalalkanNya.Dan janganlah kamu mengatakan dusta terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu: "ini halal dan itu haram", untuk kamu ada-adakan kebohongan atas nama Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan dusta atas nama Allah tiada akan bahagia. (QS. 16:116)Kondisi umat Islam secara konvensional sekarang ini telah menunjukkan umat yang terbelakang, cara berpikir yang tidak strategis tetapi taktis, tidak mengambil prakarsa atau defensif, terbawa inisiatif kebudayaan dan apologetis yang menyebabkan umat Islam berada diluar garis perjuangan.Dalam hal pentafsiran kitabullah, memahami isi kandungannya, umat Islam tidak bisa terpaku hanya kepada penafsiran/penterjemahan serta logika orang-orang terdahulu yang yang sudah pernah ada semata, sebab seiring dengan perkembangan tata bahasa dan pengertian serta perkembangan dari peradaban ilmu dan tekhnologi, maka akan banyak pula istilah-istilah yang lebih tepat didalam pengartian suatu ayat, menganalisanya dengan Ilmu pengetahuan sekaligus memahaminya secara baik.Setiap orang boleh mengungkapkan makna kitab suci AlQur'an. Karenanya penafsiran AlQur'an bukan monopoli para imam dan mudjtahid (pemimpin agama dan pemegang wewenang tertinggi dalam bidang hukum).Islam bukanlah agama yang penuh misteri, begitupun AlQur'an sebagai kitab sucinya, yang hanya dapat dimengerti oleh sekelompok jemaah tertentu.Manusia dianjurkan oleh Allah melalui Islam supaya berpikir dan merenungkan kekuasaan serta memperhatikan alam ciptaan-Nya. Karena berpikir adalah merupakan salah satu dari fungsinya akal yang dimiliki oleh manusia. Jika akal tidak berfungsi, maka manusia telah kehilangan milik satu-satunya yang menjadikannya makhluk terbaik dan tidak dapat lagi berperan dalam kehidupan selaku manusia yang berpredikat Khalifatullah fil ardl.Para cendikiawan telah sepakat bahwa pikiran yang bebas dan akal yang kreatif adalah pangkal kemajuan umat manusia, sedangkan pikiran yang terbelenggu dan akal yang tidak berinisiatif dan hanya pandai meniru serta bertaqlid buta menjadi penghambat kemajuan individu dan umat.Oleh sebab itulah Rasulullah Saw mengisyaratkan kepada umatnya tentang fungsi dan kegunaan akal yang sebenarnya agar manusia tidak salah menempatkan derajat kemanusiaannya.Dalam salah satu Hadistnya, Rasulullah Saw bersabda: Bahwa akal itu terbagi dalam tiga bagian/fungsi. Sebagian untuk Ma'rifatullah, sebagian untuk Tha'tullah dan sebagian lagi untuk Ma'siatillah.Golongan Materialis dan sejenisnya menyimpulkan karena Tuhan itu tidak rasionil dan tidak bisa pula dibuktikan secara laboratories maka Tuhan itu tidak ada ! Mereka hanya bisa mempercayai sesuatu kalau ada buktinya, ada barangnya.Manusia dapat mempercayai atom dan pecahannya karena ia dapat dibuktikan lewat laboratorium. Begitu halnya gelombang.Lalu bagaimanakah Tuhan dapat dibuktikan ?Kenapa orang beragama dan terlebih lagi Islam percaya pada adanya Allah ?Emmanuel Kant (1724-1804) seorang filusuf besar Jerman yang masih besar pengaruhnya sampai sekarang dalam berbagai lapangan hidup pada jaman Rasionalisme abad ke-18 semboyannya ialah "Sapere Aude" => Beranikan mengunakan akalmu !Namun dalam bukunya Kritik der theoritiche vernunft ditandaskan bahwa penyelidikan dengan akal benar dapat memberikan suatu pengetahuan tentang dunia yang nampak itu, akan tetapi akal sendiri tidak sanggup memberikan kepastian-kepastian dan bahwa berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan terdalam tentang Tuhan, manusia, dunia dan akhirat akal manusia tidak mungkin memperoleh kepastian-kepastian melainkan hidup dalam pengandaian-pengandaian beragam postulat.E. Kant yang raksasa ahli pikir itu insyaf bahwa hakekat itu tidak dapat dicapai dengan akal yang terbatas ini. Baru akan bertemu bila akal dipisahkan dari diri dan dijadikan orang ketiga untuk mempertemukan si aku dan si dia, padahal itu mustahil.Untuk mengenal Allah, maka jalan satu-satunya ialah memikirkan, merenungkan dan menyelidiki makhluk ciptaan-Nya disamping mengenal sifat-sifatNya yang dapat dijadikan pegangan dan sekaligus akan melahirkan sifat atau sikap yang terpuji bagi seseorang.Tanyakanlah pada diri anda sendiri "Mengapa bumi dan langit bisa sehebat ini, bagaimanajaring-jaring kehidupan (ekologi) bisa secermat ini, apa yang membuat semilyar atom bisa berinteraksi dengan harmoni, dan dari mana hukum-hukum alam bisa seteratur ini ?".Pada masa lalu, keterbatasan pengetahuan manusia sering membuat mereka cepat lari pada "sesembahan" mereka setiap ada fenomena yang tak bisa mereka mengerti (misal petir, gerhana matahari). Kemajuan ilmu pengetahuan alam kemudian mampu mengungkap cara kerja alam, namun tetap tidak mampu memberikan jawaban, mengapa semua bisa terjadi.Ilmu alam yang pokok penyelidikannya materi, tak mampu mendapatkan jawaban itu pada alam, karena keteraturan tadi tidak melekat pada materi. Contoh yang jelas ada pada peristiwa kematian. Meski beberapa saat setelah kematian, materi pada jasad tersebut praktis belum berubah, tapi keteraturan yang membuat jasad tersebut bertahan, telah punah, sehingga jasad itu mulai membusuk.Bila di masa lalu, orang mengembalikan setiap fenomena alam pada suatu "sesembahan" (petir pada dewa petir, matahari pada dewa matahari), maka seiring dengan kemajuannya, sampailah manusia pada suatu fikiran, bahwa pasti ada "sesuatu" yang di belakang itu semua, "sesuatu" yang di belakang dewa petir, dewa laut atau dewa matahari, "sesuatu" yang di belakang semua hukum alam.Kemampuan berfikir manusia tidak mungkin mencapai zat Tuhan. Manusia hanya memiliki waktu hidup yang terhingga. Jumlah materi di alam ini juga terhingga. Dan karena jumlah kemungkinannya juga terhingga, maka manusia hanya memiliki kemampuan berfikir yang terhingga. Sedangkan zat Tuhan adalah tak terhingga (infinity).Karena itu, manusia hanya mungkin memikirkan sedikit dari "jejak-jejak" eksistensi Tuhan di alam ini. Adalah percuma, memikirkan sesuatu yang di luar "perspektif" kita.Karena itu, bila tidak Tuhan sendiri yang menyatakan atau "memperkenalkan" diri-Nya pada manusia, mustahil manusia itu bisa mengenal Tuhannya dengan benar. Ada manusia yang "disapa" Tuhan untuk dirinya sendiri, namun ada juga yang untuk dikirim kepada manusia-manusia lain. Hal ini karena kebanyakan manusia memang tidak siap untuk "disapa" oleh Tuhan.Tuhan mengirim kepada manusia utusan yang dilengkapi dengan tanda-tanda yang cuma bisa berasal dari Tuhan. Dari tanda-tanda itulah manusia bisa tahu bahwa utusan tadi memang bisa dipercaya untuk menyampaikan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin diketahuinya dari sekedar mengamati alam semesta. Karena itu perhatian yang akan kita curahkan adalah menguji, apakah tanda-tanda utusan tadi memang autentik (asli) atau tidak.Pengujian autentitas inilah yang sangat penting