ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI ......ABSTRAK HIJRAH NUR FAJRIN, 105960146013. Analisis...
Transcript of ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI ......ABSTRAK HIJRAH NUR FAJRIN, 105960146013. Analisis...
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI
SALAK DI DESA MASEWAI KECAMATAN DUAMPANUA
KABUPATEN PINRANG
HIJRAH NUR FAJRIN
105960146013
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI
SALAK DI DESA MASEWAI KECAMATAN DUAMPANUA
KABUPATEN PINRANG
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
HALAMAN P ENGESAHAN
Judul : Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Salak Di Desa
Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
Nama : Hijrah Nur Fajrin
Stambuk : 105960146013
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Telah diperiksa dan disetujui
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Nailah Husian, M.Si Dr. Dewi Puspitasari, SP.,
M.Si
NIDN: 0029096102 NIDN: 0924048506
Diketahui
Dekan Ketua
Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis
Dr.H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P. Dr. Sri Mardiyati, SP.,MP
NIDN: 0912066901 NIDN: 0921037003
H ALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Salak Di Desa
Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
Nama : Hijrah Nur Fajrin
Stambuk : 105960146013
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Komisi Tim Penguji
1. Ir. Nailah,M.Si …………………………………
Ketua Sidang
2. Dr. Dewi Puspitasari, SP, M.Si …………………………………
Sekretaris
3. Dr. Sri Mardiyati, SP, M.P ……………………………………
Anggota
4. Muh. Nadir, SP, M.Si. …………………………………….
Anggota
Tanggal Lulus :10 Februari 2020
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwah skripsi yang berjudul:
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SALAK DI
DESA MASEWAI KECAMATAN DUAMPANUA KABUPATEN
PINRANG
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicamtunkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
Makassar, Oktober 2019
Hijrah Nur Fajrin
ABSTRAK
HIJRAH NUR FAJRIN, 105960146013. Analisis Pendapatan dan
Kelayakan Usahatani Salak di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang, dibawah bimbingan NAILAH HUSAIN dan DEWI PUSPITASARI.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani salak dan
kelayakan usahatani salak di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang
Penelitian dilaksanakan di Desa Masewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang.Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Maret sampai
Mei 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah petani salak yang ada di Desa
Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang yang berjumlah 235 orang.
Penentuan sampel dalam penelitian ini, menggunakan metode simple random
sampling, dengan mengambil sampel 10% dari jumlah populasi, sehingga
diperolah sebanyak 23 orang petani salak sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani salak yang
diperoleh petani sebesar Rp 7.131.796/tahun. Hal ini memiliki peluang yang
sangat besar untuk mengembangkan usahatani salak. Nilai R/C ratio dari
usahatani salak adalah 5,30 sehingga R/C > 1 yang artinya usahatani ini layak
diusahakan dan menguntungkan. Jadi, usaha tani salak di Desa Massewai
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang layak diusahakan.
Kata Kunci : Pendapatan, Kelayakan, Usahatani, Salak
ABSTRACT
HIJRAH NUR FAJRIN, 105960146013. Analysis of Income and
feasibility farming of yelp in Masewai village, Duampanua District, Pinrang
Regency, Guided by NAILAH HUSAIN dan DEWI PUSPITASARI.
The research aims to determine of income and feasibility farming of yelp
in in Masewai village, Duampanua District, Pinrang Regency
The research was held in Masewai village, Duampanua District, Pinrang
Regency. The research time was conducted during the months of March to May
2019. The population in this research is yelp farmer in Masewai village of
Duampanua district of Pinrang Regency numbering 235 people. The sampling in
this study, using simple random sampling method, sampled 10% of the
population, resulting in the use of 23 Yelp farmers as samples of research.
The results showed that farmers income for farming was obtained
amounting to Rp 7.131.796/year. It has a huge opportunity to develop yelp
farming. The R/C ratio of yelp farming is 5.30 so that R/C > which means farming
is worth the effort and profit. So, yelp farm business in Masewai village,
Duampanua District, Pinrang Regency worth the effort.
Keywords: Income, Feasibility, Farming, Yelp
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat studi pada Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar,
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak terutama kepada pembimbing yakni Ir. Nailah Husain,
M.Si. dan Dr. Dewi Puspitasari, SP.,M.Si yang bersedia meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, serta kepada kedua tim penguji yang
telah memberikan kritikan dan saran dalam penyempurnaan hasil akhir laporan
penelitian ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT
membalas segala jerih payahnya, Amin. Ucapan yang sama penulis sampaikan
kepada :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta staf atas dorongan,
motivasi yang diberikan, semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang
berlipat ganda.
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar beserta staf,
semoga segala aktifitas yang dilakukan mendapat rahmat dan hidayat dari
Allah Yang Maha Kuasa.
3. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar atas bantuan kelengkapan administrasi yang
penulis butuhkan, semoga segala jerih payahnya bernilai ibadah disisi Nya.
4. Para Dosen Pertanian dengan berbagai pengetahuan yang telah diberikan
kepada Penulis, semoga segala amalan yang dilakukan, diberi pahala yang
setimpal dan mendapat rahmat dan Hidayah dalam melakukan tugas-
tugasnya.
5. Rekan-rekan mahasiswa dan rekan kerja yang membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir, semoga Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang membalasnya.
Demikian pula terkhusus kepada Ayah dan Ibundaku, adik, kakak serta
saudara-saudaraku, dan seluruh keluarga besar penulis yang memberi bantuan
materi dan spritual bagi penulis, semoga segala jerih payahnya mendapat amalan
di sisi Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pertanian di masa yang akan datang.
Makassar, Nopember 2019
Hijrah Nur Fajrin
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………………. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 7
2.1 Tanaman Salak……………………………………………………… 7
2.2 Usahatani Salak………………………………..…………………… 11
2.3 Pendapatan…………………………………………………………. 13
2.4 Kelayakan Usahatani……… ……………………………………… 16
2.7 Kerangka Pikir …………………………………………………. 18
III. METODE PENELITIAN …………………………………………….. 19
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………. 19
3.2 Teknik Penentuan Informal ……………………………………….. 19
3.3 Jenis dan Sumber Data ………………………………………. 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………. 20
3.5 Teknik Analisis Data ………………………………………….. 21
3.5 Definisi Operasional …………………………………………….. 23
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ……………………. 25
4.1 Letak Geografis ……………………………………………… 25
4.2 Kondisi Geografis ……………………………………….. 27
4.3 Kondisi Pertanian ……………………………………….. 30
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………. 31
5.1 Identitas Responden …………………………………………. 31
5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Salak……………………………… 39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 44
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 44
6.2 Saran …………………………………………………………….. 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Luas Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi Salak
di Kabupaten Pinrang ……………………………………………… 3
2. Produksi Salak di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang .......... 4
3. Jumlah Penduduk Desa Massewai Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 26
4. Keadaan Penduduk Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Berdasarkan Usia. ……………………………….. 27
5. Keadaan Penduduk Desa Massewai Berdasarkan Mata Pencaharian …. 28
6. Keadaan Penduduk Desa Massewai Berdasarkan Pendidikan …….. 29
7. Umur Petani di Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang …………………………………………………….. 31
8. Tingkat Pendidikan di Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang ……………………………………………………. 32
9. Tanggungan Keluarga Petani di Desa Massewai Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang ……………………………………… 33
10. Pengalaman Petani di Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang ……………………………………………………. 35
11. Luas Lahan Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang ………………………………………………… 36
12. Rata-rata Biaya Tetap Pada Usahatani Salak ………………………. 39
13. Rata-rata Biaya Variabel Pada Usahatani Salak …………………….. 40
14. Rata-Rata Penerimaan, Biaya Total dan Pendapatan Usahatani Salak
Tanah di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.. 42
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Skema Kerangka Pikir ………………………………………………. 18
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian ……………………............................................... 47
2. Identitas Responden ........................................................................... 50
3. Penerimaan Salak per tahun .......................................................... 51
4. Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Cangkul Usahatani Salak ............. 52
5. Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Linggis Usahatani Salak................... 53
6. Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Skop Usahatani Salak...................... 54
7. Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Sabit Usahatani Salak .................... 55
8. Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Sprayer Usahatani Salak ................ 56
9. Biaya Tetap Dalam Pajak Usahatani Salak................................................ 57
10. Total Biaya Tetap Pada Usahatani Salak ................................................ 58
11. Biaya Variabel Pada Pupuk Phonska Dalam Usahatani Salak ............... 59
12. Biaya Variabel Pada Pupuk Urea Dalam Usahatani Salak ..................... 60
13. Biaya Variabel Pada Herbisida Dalam Usahatani Salak........................... 61
14. Total Biaya Variabel Dalam Usahatani Salak .................................... 62
15. Total Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Dalam Usahatani Salak................... 63
16. Pendapatan Usahatani Salak Per Tahun ..................................................64
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian
Indonesia yang mampu memberikan pengaruh yang cukup besar pada devisa
negara. Sebagaimana tercermin dalam kontribusinya terhadap PDB (Produk
Domestik Bruto), pertanian dapat dikembangkan untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia dalam skala yang lebih luas. Selain itu, pengembangan
sektor pertanian juga dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup petani,
memperluas lapangan kerja, meningkatkan pemerataan pendapatan, meningkatkan
devisa dari ekspor hasil pertanian, mendukung dan memacu pembangunan daerah,
dan pembangunan nasional, memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber
daya alam, serta memperbaiki lingkungan hidup (Kementrian Pertanian RI, 2013).
Komoditas tanaman buah-buahan mempunyai andil besar terhadap
kesehatan manusia, karena di dalam buah-buahan banyak terkandung vitamin
dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Di sektor lain buahbuahan juga berperan
dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu komoditas hortikultura
yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial dan berorientasi
agribisnis adalah salak (Neni, dkk, 2013).
Salak merupakan jenis buah yang banyak terdapat di daerah tropis
sehingga buah salak cukup dikenal dan digemari dalam bentuk segar oleh
masyarakat. Tanaman salak dapat mulai menghasilkan buah pada awal tahun ke
empat dengan produksi 1 kg/pohon, tahun kelima 2,5 kg/pohon, tahun keenam
3,5 kg, dan tahun ketujuh sebanyak 5 kg/pohon.
Permintaan produk buah-buahan dipasar dunia cenderung terus meningkat
dari tahun ke tahun. Pola perdagangan buah-buahan internasional antara lain
ditentukan oleh tingkat konsumsi komuditas tersebut setiap negara di dunia. Pada
dasarnya, tingkat konsumsi buah-buahan di suatu negara dipengaruhi oleh empat
faktor, yaitu;jumlah penduduk dan tingkat pendidikan, pendapatan konsumen dan
pemerataan pendapatan, harga buah-buahan dan subtitusinya, serta preferensi
konsumen terhadap buah-buahan (Ardiyanta, 2011).
Prospek pengembangan agribisnis buah-buahan di Indonesia semakin
cerah, baik yang dirancang untuk komuditas eksport maupun yang ditujukan
untuk konsumsi dalam negeri. Konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia
sampai saat ini tidak banyak berubah yaitu antara 25 - 30,7 gram/ harisetiap
orang, yang berarti baru mencapai lebih kurang 56%o dari kebutuhan yang
dianjurkan, itulah sebabnya mengapa pemerintah bertekat sangat kuat untuk
meningkatkan produksi buah-buahan. Oleh karena itu jelas bahwa untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, buah-buahan merupakan salah satu sumber
vitamin dan mineral yang dibutuhkan manusia (Ardiyanta, 2011).
Sulawesi Selatan adalah propinsi yang mayoritas penduduknya bekerja di
sektor pertanian dan menggantungkan hasil pertanian sebagai sumber terbesar dari
pendapatan daerah yang terdiri dari beberapa sub sektor yaitu sub sektor tanaman
bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Sala-satu daerah di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan hasil pertanianya
adalah Kabupaten Pinrang. Daerah ini memiliki keunggulan hasil pertanian yaitu
pertanian buah-buahan dan beberapa hasil pertanian lainnya.
Tanaman salak Pinrang merupakan salah satu komuditas buah-buahan
unggul di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Masyarakat pada umumnya
mengkonsumsi buah salak sebagai buah meja karena rasanya yang manis dan
memiliki daging buah yang tebal. Sektor pertanian sangat penting peranannya
dalam perekonomian di Kabupaten Pinrang. Ketersediaan sarana dan prasarana
sangat mendukung, sehingga sangat potensial untuk pengembangan pertanian
seperti tanaman salak (Lestari, 2007).
Adapun Perkembangan komuditi salak di Kabupaten Pinrang dengan luas
tanam,Panen,Produktivitas,dan Produksi salak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi Salak di Kabupaten
Pinrang
No Tahun Jumlah/Luas
Tanam (ha)
Jumlah/Luas
Panen(ha)
Produktivitas
(Kw/Phn)
Produksi
(Ton)
1
2
3
4
5
2013
2014
2015
2016
2017
585,81
142,77
6.496.65
6.448,13
0,25
216,26
113,08
1.713,19
2.216,65
87,66
0,09
17,79
0,10
1,23
61,02
2.284,06
20.122,11
1.794,50
27.171,00
5.349,60
Sumber:Data Holtikultura Dinas Pertanian.Kabupaten Pinrang, 2018
Berdasarkan Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa hasil olahan data holtikultura
dinas pertanian dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu data luas tanam
(ha),luas Panen (ha),produktivitas,dan produksi, produksi paling tinggi yaitu pada
tahun 2013 dengan produksi 20.112,11 dengan luas lahan 113,08 dan
produktivitas 17,79. Sedangkan produksi paling rendah yaitu pada tahun 2014
dengan produksi 1.794,5 ton, luas lahan panen 1.713,19 dan produktivitas 0,105.
Kecamatan Duampanua adalah salah satu penghasil buah salak terbesar di
Kabupaten Pinrang. Buah salak merupakan produk pertanian holtikultura yang
sangat membantu dan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar untuk
pendapatan petani di Kecamatan Duampanua, dimana salak dapat dibuat menjadi
olahan makanan dan minuman seperti kripik salak, dodol salak, manisan salak,
dan sirup salak. Produksi salak dari petani tiap tahunya di daerah ini rata-rata
seorang petani salak mampu menghasilkan minimal lima karung salak dalam
sekali panen.
Hal ini dapat di lihat dari perkembangan dan produksi tanaman salak di
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang lima tahun terakhir pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Salak di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
No Tahun Jumlah/Luas yang di
Panen Produksi(Ton)
1
2
3
4
5
2013
2014
2015
2016
2017
9.800
50.001
866
110.871
4.500
98
450
69
8.884
1.708
Sumber:Data Holtikultura Dinas Pertanian Kab.Kabupaten Pinrang, 2018
Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan dengan data produksi salak di
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang selama kurun waktu lima tahun
terakhir, dari tahun ke tahun produksi buah salak tidak menentu dan pada tahun
2016 produksi salak paling tinggi yaitu 8.884 ton dengan luas yang di panen
110.871 ha.kemudian produksi salak menurun pada tahun 2017 yaitu 1.708 ton.
Hal ini di sebabkan, karena petani banyak menebang pohon salak untuk dijadikan
penanaman sayur sayuran dan tanaman lainya.
Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa ketersediaan buah salak
mengikuti musim begitu juga dengan harga di pengaruhi oleh musim ketika
musim panen yaitu bulan Desember- Februari dan Juni – Juli, ketersediaan salak
melimpah, maka harga salak berkisar antara Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per
kilogram. Ketika bukan musim panen yaitu bulan Maret-Mei dan Agustus-
November harga salak mencapai antara Rp 7.500 sampai dengan Rp 10.000 per
kilogram. Dengan demikian pendapatan petani salak di Desa Masewai, tidak
menentu,karena harga pasaran salak tidak sesuai apa yang diharapkan oleh petani,
disamping itu operasioanal usahatani salak juga tinggi.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai “Analisis Pendapatan dan Kelayakan
Usahatani Salak di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang”
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
1. Berapa besar pendapatan usahatani salak di Desa Masewai Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang?
2. Apakah usahatani salak layak diusahakan di Desa Masewai Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani salak di Desa Masewai Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang?
3. Untuk mengetahui kelayakan usahatani salak layak diusahakan di Desa
Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang?
Adapun kegunaan penelitian ini dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk menentukan kebijakan
2. Sebagai bahan informasi tentang kegiatan usahatani salak di Kabupaten
Pinrang.
3. Sebagai salah satu sumber referensi bagi pihak yang ingin mengetahui
tentang pendapatan dan kelayakan usahatani salak di Desa Masewai
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Salak
Salak merupakan salah satu jenis tanaman buah tropis asli Indonesia. Hal
ini tercermin dari ragam varietas salak yang dapat dijumpai dihampir semua
provensi di wilayah Nusantara (Rukmana,1999).
Tanaman salak seperti yang dikenal banyak orang selama ini memiliki
nama ilmiah salacca edulis yang kemudian dikoreksi menjadi salacca zalacca dan
termasuk family palmae yang serumpun dengan tanaman kelapa, kelapa sawit,
aren (enau), palem dan pakis yang bercabang rendah dan tegak. Secara alami
tanaman salak banyak ditemui di Indonesia, Tailan, dan Malaysia (Rukmana,
1999).
Tanaman salak ditanam untuk diambil buahnya, kebanyakan buah
dikonsunsi sebagai buah yang segar atau di kalengkan. Selain itu dapat pula
dibuat manisan dan selai.Biji salak yang masih mudah berwarnah transparan,
rasanya seperti buah kolang-kaling (aren) atau siwalan.Tanaman salak ditanam
juga sebagai pagar halaman atau tanaman buah-buahan lain karena durinya yang
tajam.
Pohon salak relatif pendek, batangnya pendek, dan tidak tahan lama
berdiri tegak. Kalau batang salak sudah mencapai ketinggian 50 – 75 cm, akan
roboh secara alami dan sejajar dipermukaan tanah. Sekalipun demikian tanaman
ini tidak mati karena pada bagian bawah daun tumbuh akar-akar baru, dan
kemudian bagian ujung tanaman tumbuh tegak kembali secara perlahan.Dengan
demikian seolah-olah tanaman ini telah berpinda tempat dari tempat lama (sejauh
50 – 75 cm) ketempat yang baru.Karakter tumbuhan seperti ini dapat tumbuh
selama puluhan tahun bahkan lebih dari 100 tahun.
Akar tanaman salak tidak menyebar secara ekstensif , namun terbatas pada
beberapa cm dari permukaan tanah. Daun salak berbentuk pinnate, yaitu berupah
sisir atau bulu.Namun ketika masih muda, daunya berbentuk palmate (berdaun
kipas) bagian batang tangkai daun, buah dan tepi daun salak tertutup oleh duri
yang tajam.
Bunga salak berbentuk majemuk, bertangkai, dan tertutup oleh seludang.
Panjang seludang bunga jantan hingga 50 – 100 cm, bunga betina 20 – 30 cm,
masing-masing bunga jantan terdiri dari beberapa tongkol (5 – 10 tongkol)
sedangkan bunga betina lebih sedikit, 2 – 3 tongkol. Satu ploret bunga jantan
terdiri dari korola yang bulat dengan 6 benagsari sedangkan florat bunga betina
terdiri dari tangkai bunga yang pendek, korola berbentuk tabung, katung emberio
terdiri dari tiga ruang yang masing- masing berhubungan denga satu kepala putik.
Buah salak berbentuk bulat hingga lonjong seperti kerucut warnah kulit
buah beragam, coklat, merah kuning (salak gading), hitam (salak budeng).Buah
salak biasanya mengandung 3 biji.Biji salak berwarnah coklat tua, bila satu buah
berisi tiga biji bentuknya segitiga, bila dua biji bentuknya gepeng, dan bila hanya
satu biji bentuknya bulat.
Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 700 m diatas
permukaan air laut (dpl). Keadaan tumbuh yang paling optimum untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman salak adalah dataran rendah sampai
menengah (medium) dengan ketinggian tempat 50m – 300 m dpl. Dan tipe iklim
C (Schmidt dan ferguson), bersuhu antara 200 mm – 400 mm perbulan,
kelembapan udara (rH) 40% - 70 %, dan tempatnya terbuka sampai agak
ternaungi dengan intensitas sinar matahari 40% - 50 %. Tanah yang baik untuk
tanaman salak adalah tanah gembur, subur, banyak mengandung humus, aerasidan
drainasenya baik, air tanahnya dangkal serta ber-pH 6,0 – 7,0 (Rukmana, 1999).
Cara penanaman salak yaitu pemindahan bibit salak ke kebun harus
dilakukan dengan hati-hati agar kantong polybag yang digunakan tidak rusak yang
dapat mengakibatkan sistem perakaran tanaman rusak sehingga bibit yang
ditanam mati, kemudian buat lubang tanam di tengah-tengah lubang tanam yang
tertutup tanah, lepaskan polybag dari bibit, kemudian bibit beserta tanahnya
masukan kedalam lubang dengan kedalaman sebatas akar leher akar dengan posisi
tegak lurus,selanjutnya bibit di timbun dengan tanah. Jarak tanam untuk
penanaman salak di anjurkan 2x2 m (Cahyono, 2016)
Tanaman salak muda biasanya ditanam dibawah naungan tanaman tahunan
yang lain seperti pisang, durian, nangka, rambutan, dan sebagainya.Setelah
tanaman tumbuh besar naungan dibuang karena tanaman salak yang sudah dewasa
tidak menghendaki naungan atau perlu sedikit saja.Namun demikian tanaman
salak di daerah kering masih memerlukan naungan untuk menghalangi sinar
matahari yang sangat terik yang dapat membakar daun salak.
Gangguan gulma terhadap tanaman salak hampir tidak ada. Hal ini karena
kanopi tanaman telah menutup seluruh permukaan tanah setelah berumur 1,5 – 2
tahun sejak tanam biji. Penaneman yang terencana misalnya yang telah menanam
terlebih dahulu pohon pelindung jarak tanaman yang tepat (1,5 – 2,0) x (1,5 –
2,0) meter dengan mempersiapkan lubang tanam. Pemberian pupuk kandang atau
kompos yang sesuai akan menghasilkan tanaman yang sehat dan tumbuh dengan
subur (Ashari, 1995).
Waktu pemanenan salak yaitu apabila salak yang ditanam dari biji pada
umumnya lama menghasilkan buah. Waktu berbuahnya susah diprediksi, biasanya
antar empat hingga enam tahun. Berbeda dengan tanaman biji, tanaman dari bibit
cangkokan bisa berubah jauh lebih cepat pada umur 1,5 tahun, tanaman salak
cangkok sudah mulai belajar berbuah, pada umur 2,5 tahun, tanaman salak sudah
menghasilkan buah secara optimal. Buah salak akan matang dengan sempurna dan
layak dikonsumsi pada umur enam bulan sejak mekarnya bunga salak, salak yang
di panen pada umur ini akan berasa manis (Anarsisi,1999).
Buah salak umumnya tidak matang sekaligus. Meskipun dalam tandan
yang sama, tingkat kematangan buah yang berbeda-beda. Buah dibagian pangkal
mayang terlebih dahulu, oleh karena itu dipilih buah dibagian pangkal saat panen
pendahuluan.Buah salak dipanen saat berumur antara 6-7 bulan sejak keluarnya
bunga, tetapi jika musim hujan tiba pada saat buah salak sudah membesar (4-5
bulan), maka petani memanen buahnya lebih awal dari biasanya.Hal ini
disebabkan karena buah salak tersebut cepat membesar sehingga terjadi ketidak
seimbangan dalam membesarkan kulit dan isi mengakibatkan kulit buah pecah
sebelum mencapai umur 6-7 bulan (Santoso,2003).
Adapun ciri-ciri buah salak yang siap panen adalah susunan sisik lebih
renggang, penampilan sisik lebih mengkilap, bagian ujung buah bila dipijit terasa
lembut dan empuk, bila ditarik dari tandanya buah mudah lepas, tandan buah
menebarkan bauh khas salak.
Peralatan yang digunakan dalam pemanenan salak adalah sabit yang tajam
dengan ujung yang runcing atau geragaji potong yang digunakan untuk memotong
tandan buah salak, dan keranjang dari anyaman bambu sebagai wadah buah salak
yang dipanen.
Sebenarnya tanaman salak dapat berbunga sepanjang tahun, dengan
catatan pemeliharaanya secara intensif, namun biasanya dalam satu tahun terjadi
dua kali panen besar yakni bulan November-Januari dan bulan Mei-Juli, diluar
panen raya, terdapat panen kecil, yakni pada bulan Pebruari-April dan panen
susulan pada bulan Agustus (Sabari, 2003)
Kualitas buah salak sangat di pengaruhi oleh tingkat kematangan buah
salak oleh karena itu buah yang dipetik harus yang telah matang optimal, buah
salak yang dipetik terlalu matang rasanya kurang enak dan tidak tahan disimpan
lama, namun buah yang di petik sebelum waktunya kurang bagus mutunya rasa
manisnya pun belum maksimal panen yang paling baik dilakukan bila buah telah
matang yaitu di petik pada 6-7 bulan setelah penyerbukan atau lima 5 bulan
setelah terbentuknya bakal buah (Cahyono, 2016).
2.2 Usahatani Salak
Usahatani adalah bagaimana cara kita untuk meningkatkan produksi
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi tersebut sehingga dapat memberikan
kepuasan terhadap petani bersagkutan (Soekartawi, 2008).
Ilmu usahatani biasanya dapat di artikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada dengan efektif dan
efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya
yang mereka miliki (yang di kuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efesien bila
pemanfaatan suber daya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi
masukan (input) (Soekartawi, 1995).
Usahatani pada dasarnya terdiri dari dua unsur pokok yaitu:
1. Petani,ialah orang yang bertindak sebagai manager yang berkewajiban untuk
mengambil keputusan yang sesuai dengan mengatur penggunaan dari
sumber-sumber produksi yang ada dalam usaha taninya, secara efektif
sehingga dapat menghasilkan pendapatan seperti yang telah direncanakan.
2. Sebagai sember produksi yang digunakan untum memproduksi hasil
pertanian dan pendapatan yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut: tanah,
tenaga kerja dan modal.
Dalam melakukan analisis usaha tani ini, seseorang dapat melakukan
menurut kepentingan untuk apa analisis usaha tani yang dilakukanya. Dalam
banyak pengalaman analisis usaha tani yang dilakukan oleh petani atau produsen
memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau meneliti ( soekartawi, 1990):
a. Keunggulan komparatif
b. Kenaikan hasil yang semakin menurun
c. Substitusi
d. Pengeluaran biasa usahatani
e. Biaya yang diluangkan
f. Pemilikan cabang usaha( macam-macam tanaman lain yang dapat di
usahakan).
2.3 Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang di terima oleh penduduk atas
prestasi kerjanya selama satu priode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1) pendapatan
pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang di peroleh tanpa memberikan suatu
kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara. 2) Pendapatan disposable,
yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para
penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang
dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh
barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dalam satu
tahun (Sukirno,2006).
Pendapatan menurut Musa (2011) diartikan sebagai hasil selisih antara
penjualan dengan total pengeluaran usaha tani. Pendapatan terdiri dari pendapatan
kotor usaha tani yaitu sebagai nilai total pengeluaran usaha tani. Menurut
Soeharto Prawirokusumo (2009) untuk mengatur tingkat pendapatan petani,
beberapa konsep dapat digunakan sebagai ukuran pendapatan usaha tani antara
lain.
a. Pendapatan kotor usahatani (Gross Farm Income)
Pendapatan usahatani terdiri dari nilai produk total usahatani dalam jangka
waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.
b. Pendapatan bersih usahatani (Net Farm Income)
Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor
dengan pengeluaran kotor usahatani. Pengeluaran kotor usaha tani adalah
nilai semua masukan yang habis terpakai dalam proses produksi. Tetapi tidak
termasuk bunga modal pinjaman.
Adapun rumus pendapatan dalam usahatani (Soekartawi, 1995) adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Π = Pendapatan usahatani salak
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC= Total Biaya (Total Cost)
Biaya dalam kegiatan usahatani oleh petani di tujukan untuk menghasilkan
pendapatan yang tinggi bagi usahatani yang dikerjakan.Dengan mengeluarkan
biaya maka petani mengharapka pendapatan yang setinggi-tingginya melalui
tingkat produksi yang tinggi.Biaya produksi merupakan jumlah dari biaya tetap
yang berlangsung berkaitan dengan jumlah tanaman yang dihasilkan atas lahan,
biaya ini harus dibayar apakah menghasilkan sesuatu atau tidak, termasuk
didalamnya adalah sewa lahan, pajak lahan dan lain-lain.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang harus dikeluarkan
produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan penunjang
lainya yang akan digunakan agar produksi yang di rencanakan dapat terwujud
dengan baik (Soekartawi, 2006).
π = TR – TC
Biaya usaha tani dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya
tetap(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost):
1. Biaya tetap ( fixced cost) merupakan biaya yang relative tetap jumlahnya
dan harus dikeluarkan walaupun produk dihasilkan banyak atau sedikit.
Biaya ini meliputi pajak, penyusutan alat-alat produksi bunga pinjaman
sewa tanah dan lain.
2. Biaya tidak tetap (vaiable cost) merupakan biaya tidak tetap yang sifatnya
berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi yang dihasilkan.
Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja. Biaya variabel ini sifatnya berubah
sesuai dengan besarnya produksi.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa analisis biaya total yang dikeluarkan oleh
petani dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel dapat diketahui dengan
rumus: (Soekartawi, 2006)
Keterangan:
TC = Biaya Total
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Tidak Tetap
Penerimaan usahatani adalah perkalian anatara output yang dihasilkan
dengan harga jual, sedangkan pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan
biaya produksi dalam satu kali priode produksi (Soekartawi, 2006). Dari
penerimaan dan pendapatan suatu usaha tersebut dibutuhkan informasi tentang
biaya tetap dan biaya tidak tetap
TC = FC + VC
Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin tinggi harga
perunit produk bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan
semakain besar, sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya
rendah maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil
penerimaantotal yang di keluarkan akan memperoleh pendapatan bersih yang
merupakankeuntungan yang diperoleh. Adapun rumus dari penerimaan yaitu
(Soekartawi, 2006).
Keterangan:
TR = Total Penerimaan Usahatani Salak
Y = Produksi yang diperoleh dalam satuan usahatani salak
Py = Harga per kg (Rp/kg).
2.4 Kelayakan Usahatani
Kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha.
Gagalnya usahatani dan bisnis rumah tangga pertanian merupakan bagian dari
tidak diterapkannya studi kelayakan dengan benar. Secara teoritis, jika setiap
usahatani didahului analisis kelayakan yang benar, resiko kegagalan dan kerugian
dapat dikendalikan dan diminimalkan sekecil mungkin (Subagyo, 2007). Dalam
meninjau apakah usahatani tersebut layak atau tidak layak maka dapat dilakukan
dengan melakukan analisis keseimbangan. Analisis R/C (Return Cost Ratio)
adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penerimaan total biaya.
Maka dari itu analisis R/C merupakan perbandingan antara penerimaan dan total
biaya per usahatani. Secara teoritis dengan rasio R/C = 1, artinya tidak untung dan
TR = Y. Py
tidak rugi. Maka usahatani akan dikatakan layak apabila nilai R/C > 1. (Subagyo,
2007).
Soekartawi (2016), komponen biaya dapat dianalisis keuntungan usaha
dengan menggunakan analisis R/C. R/C adalah singkatan dari (Revenue Cost
Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui apakah usaha itu menguntungkan atau tidak dan
layak untuk dikembangkan. Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya
penerimaan/pendapatan yang diperoleh dari setiap rupiah. Menurut Suratiyah
(2015), R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya dengan
rumus sebagai berikut :
R/C =
Dimana :
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
2.5 Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teori bahwa yang ada di latar belakang dengan
tersedianya lahan yang cukup luas dan faktor alam seperti tingkat kelembaban
yang sangat mendukung yang dimiliki, maka mendorong masayarakat petani di
untuk menjalankan usahatani salak sebagai pekerjaan pokok atau sampingan.
Usahatani adalah kegiatan untuk memproduksi di lingkungan pertanian
yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang
diperoleh untuk menghitung pendapatan selama satu kali panen di Desa Masewai
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.. Adapun kerangka pikir dalam
penelitian ini dapat di lihat pada gambar 1 yaitu sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani
Salak di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang.
Biaya
1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel
Penerimaan
1. Produksi ( kg/ ha)
2. Harga Jual/kg
Usahatani Salak
Pendapatan Usahatani
Kelayakan Usahatani
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Maret sampai Mei 2019.
Lokasi penelitian di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut, karena desa tersebut merupakan salah
satu wilayah penghasil buah salak di Kabupaten Pinrang
3.2. Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani salak yang ada di Desa
Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang yang berjumlah 235 orang.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode simple
random sampling (acak sederhana) dengan mengambil sampel 10% dari jumlah
populasi,
sehingga diperolah sebanyak 23 orang petani salak sebagai
sample penelitian.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian analisis pendapatan dan
kelayakan usahatani salak yaitu data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
atau bilangan, sesuai dengan bentuknya data kuantitatif dapat diolah dan dianalisis
menggunakan teknik perhitungan statistik.
Sumber data yang digunakan yaitu data primer adalah sumber data yang
diperoleh secara langsung dari sumber aslinya berupah wawancara secara
langsung terhadap responden dengan menggunakan kuisioner, Data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan
penelitian meliputi data yang diperoleh dari kantor Desa Masewai dan Dinas
Pertanian Holtikultura Kabupaten Pinrang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu langkah dalam penelitian yang amat penting yaitu
pengumpulan data, serta data yang digunakan harus valid. Teknik pengumpulan
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data
primer dan data sekunder.
Pada pengumpulan data primer dan sekunder, penelitian menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data antara lain:
a. Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan suatu pengamatan dan pencatatan langsung terhadap
objek penelitian secara cermat dan sistimatis, untuk memperoleh data dan
fakta tentang keadaan yang sebenarnya.
b. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi atau pembicaraan dua arah yang dilakukan
oleh pewawancara dengan responden untuk mencari informasi yang relefan
dengan tujuan penelitian. Peneliti akan mewawancarai dan melakukan Tanya
jawab langsung kepada petani salak di Desa Masewai Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang yang di anggap dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian, mengenai pendapatan dan kelayakan
usahatani Salak .
c. Kuisioner (angket)
Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang di buat untuk memperoleh
sejumlah data penelitian dimana koesioner tersebut diajukan hal-hal relevan
dengan tujuan penelitian. Peneliti akan memberikan informasi yang
dibutuhkan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
mempelajari dan menganalisa dokumen-dokumen dari instansi Dinas
Pertanian Kabupaten Pinrang, Kantor Ketahanan Pangan, dan lokasi tempat
penelitian.
3.5. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh di analisis secara tabulasi dengan analisis finansial
yang menyangkut dengan pendapatan usahatani salak di Desa Masewai
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang yaitu menghitung biaya usahatani
biaya yang di maksud dalam penelitian ini adalah biaya yang benar-benar
dikeluarkan oleh petani yang meliputi biaya pemakaian tenaga kerja luar keluarga,
pembelian pupuk bibit, dan sarana produksi lainya serta biaya pembayaran pajak
dan biaya pengangkutan hasil panen dalam satu musim tanam. Adapun rumus
untuk menghitung biaya-biaya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
TC = Biaya Total
FC = Biaya Tetap
TC = FC + VC
VC = Biaya Tidak Tetap
Menghitung penerimaan usahatani yaitu dengan mengalika jumlah
produksi per hektar (ha) dengan harga jual per satuan kg
Keterangan:
TR = Total Penerimaan Usahatani Salak
Y = Produksi yang diperoleh dalam satuan usahatani salak
Py = Harga per kg (Rp/kg).
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua
biaya (TC), dimana penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dan
harga jual, sedangkan biaya adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam
usahatani. (Soekartawi, 1995). Adapun rumus pendapatan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Π = Pendapatan usahatani salak
TR = Total Penerimaan (Total Revenue) usahatani salak
TC = Total Biaya (Total Cost) usahatani salak
Analisis kelayakan dengan rumus: (Soekartawi, 1995).
R/C ratio =
Keterangan:
TR =Total revenue (Total penerimaan)
TR = Y.Py
π = TR – TC
TC = Total cost (Total biaya)
Dengan ketentuan
R/C < 1 tidak layak
R/C > 1 layak
R/C = 1 impas
3.6. Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasinal dalam penelitian ini adalah:
1. Salak adalah tanaman yang baik di budidayakan di Desa Masewai
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Karena memiliki faktor alam
yang sangat mendukung.
2. Usahatani salak adalah budidaya tanaman salak yang dilakukan oleh petani
di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
3. Pendapatan adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh petani
salak di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
4. Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya
produksi salak di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
5. Biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan besarnya produksi
seperti bibit, pembelian pakan, pembelian sarana produksi dan lain-lain.
6. Harga adalah sejumlah nilai atau uang yang di bebankan atas suatu barang
yang di jual..
7. Penerimaan adalah perkalian antara produksi dengan harga jual usahatani
salak di Desa Masewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
8. Kelayakan usahatani adalah analisis yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan dan menilai sejauh mana
manfaat yang diperoleh dari usahatani.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Secara geografis Desa Massewai merupakan salah satu desa yang berada
diwilayah Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang yang terletak berada di
perbatasan dengan Kecamatan Patampanua. Desa Masewai adalah salah satu desa
dari 15 desa dalam wilayah Kecamatan Duampanua Desa Masewai terletak 14
KM dari jantung kota Kabupaten Pinrang kearah utara dan 10 KM dari ibu kota
Kecamatan Duampanua kearah selatan.
Adapun batas wilayah Desa Masewai adalah sebagai berikut.
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Batulappa.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Saddang (seberang Kec. Cempa)
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tapporang.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kaballangan
4.2 Kondisi Demografis
4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau
wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang
atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak
bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam segala bidang sosial,ekonomi,
politik, budaya, dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam
pembangunan fisik maupun non fisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya
sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah baik dalam skala kecil
maupun besar.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Massewai Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentase (%)
1. Laki-laki 1493 48,61
2. Perempuan 1579 51,39
Jumlah 3072 100,00
Sumber : Kantor Desa Massewai,2018
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin
wanita lebih banyak dibandingkan penduduk yang yang berjenis kelamin laki-laki
dimana jumlah penduduk perempuan sebanyak 1579 jiwa atau 51,39% dan untuk
laki-laki sebanyak 1493 jiwa atau 48,61%.
4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di suatu
tempat dalam kurun waktu yang cukup lama. Usia produktif adalah penduduk
pada kelompok usia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun seseorang masuk
dalam usia produktif jika sudah melebihi batasan minimum umur yang ditentukan
dan tidak melewati batas batas maksimum umurnya. Orang-orang yang masih
dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan suatu produk dan jasa dan masi
terikat kontrak pekerjaan pada suatu perusahaan dapat dikatakan dia adalah usia
produktif.
Tabel 4. Keadaan Penduduk Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang Berdasarkan Usia.
No. Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
0 – 9
10 – 19
20 – 29
30 – 39
40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 +
261
343
498
547
539
352
409
123
8,40
11.16
16,21
17,80
17,54
11,45
13,31
4,00
Jumlah 3072 100,00
Sumber: Kantor Desa Massewai, 2018
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa 19,56% penduduk masih berada di
bawah 20 tahun hal ini menggambarkan bahwa penduduk Desa Massewai masih
berada pada kelompok penduduk usia muda, dan pada umur 20 -29 sampai
dengan 60 – 69 tahun dapat dilihat usia produktif biasanya masyarakat sudah
dapat berfikir dengan baik karena telah memiliki pengalaman dan ilmu yang
cukup, dan pada umur 70 tahun keatas dapat dikategorikan sebagai usia non
produktif karena dimana cara bekerjanya tidak seperti lagi orang yang berusia
produktif.
4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Kondisi lingkungan dan keadaan alam yang dihuni manusia berbeda-beda.
Manusia menempati daerahnya masing-masing, antara lain di daerah
perkotaan,pedesaan, pegunungan di sekitar hutan, di sekitar pantai dan lain-lain.
Setiap manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang disebut dengan kegiatan
ekonomi.
Tabel 5: Keadaan Penduduk Desa Massewai Berdasarkan Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petani
Peternak
Pedagang
Industri
Angkutan
Jasa
PNS
TNI/POLISI
840
282
175
32
65
30
166
142
48,49
16,28
10,14
1,84
3,75
1,73
9,58
8,19
Jumlah 1732 100,00
Sumber : Kantor Desa Massewai, 2018
Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan masyarakat adalah di
bidang pertanian dimana masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani
sebanyak 840 jiwa dengan persentase 48,49% disini dapat kita lihat bahwa
masyarakat Desa Massewai masih menggunakan sumber daya alam yang ada
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
4.2.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan usahatani.
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan seorang petani disuatu desa akan
berpengaruh terhadap cara pola pikir masyarakat semakin tinggi tingkat
pendidikan masyarakat maka akan semakin bagus kualitas pola pikir masyarakat
dengan pendidikan yang tinggi manusia mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang
lebih tinggi. Berikut keadaan penduduk berdasarkan pendidikan.
Tabel 6: Keadaan Penduduk Desa Massewai Berdasarkan Pendidikan.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
D1/D2/D3
S1
S2
S3
80
105
400
750
246
410
245
86
3,44
4,5
17,22
32,29
10,59
17,65
10,55
3,70
Jumlah 2322 100
Sumber : Kantor Desa Massewai 2018.
Tabel 6 di atas menujukkan tingkat pendidikan masyarakat Desa Massewai
sudah baik dan maju karena pendidikan masyarakat ada yang sudah mencapai
sampai dengan S3 dengan jumlah persentase 3,70, dan tingkat pendidikan paling
tinggi di Desa Massewai adalah tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 750
dengan persentase 32,29%. Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi ilmu
yang diketahui dengan pendidikan tinggi masyarakat bisa berfikir secara baik-baik
untuk bagaimana meningkatkan kesejahteraan ataupun mengambil keputusan dan
menerima ilmu-ilmu teknologi yang baru.
4.3 Kondisi Pertanian
Keberhasilan sektor pertanian mengangkat perekonomian masyarakat
didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang memadai. Ketersediaan lahan
yang subur memungkinkan pengembangan berbagai komoditas, baik komoditas
tanaman pangan dan hortikuttura maupun berbagai komoditas pertanian lainnya.
Kondisi pertanian yang berada di Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang yang merupakan salah satu daerah penghasil padi di Kabupaten Pinrang,
pada tahun 2016 produksi padi sebanyak 35.052 ton yang dihasilkan dari areal
tanaman seluas 3.270 Ha. Jenis buah-buahan yang banyak diusahakan adalah
salak mangga, pepaya dan pisang. Sedangkan tanaman perkebunan yang utama
adalah kakao, serta Kecamatan Duampanua memiliki ternak sapi sebanyak 1,345
ekor, , kambing 448 ekor dan ayam ras sebanyak 45.028 ayam,
Dari seluruh hasil pertanian diatas memerlukan pengelolaan yang lebih
baik, sehingga dapat bersaing dengan hasil pertanian dunia luar. tentunya dengan
mendatangkan investor yang berminat untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitasnya
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Petani dalam mengelola usahataninya juga dapat menetapkan atau
menentukan alternatif yang ingin diusahakan pada setiap bidang lahannya. Namun
demikian pula seorang petani tidak terlepas dari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi usahataninya. Identitas petani responden meliputi: umur, tingkat
pendidikan, pengalaman berusahatani, luas lahan, dan jumlah tanggungang
keluarga.
5.1.1 Umur Petani
Umur sangat mempengaruhi aktivitas seseorang karena dikaitkan langsung
dengan kekuatan fisik dan mental, sehingga berhubungan erat dengan
pengambilan keputusan. Responden yang berumur muda relatif cenderung
mempunyai kemampuan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan responden
yang berumur tua. umur responden dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Umur Petani di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang
Umur Jumlah (orang) Persentase (%)
33 – 42 5 21,74
43 – 52 8 34,78
53 – 62 7 30,44
≥ 63 3 13,04
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
Tabel 7 diketahui bahwa umur responden pada usia 33 - 42 tahun
sebanyak 5 orang (21,74%), usia 43 – 52 tahun sebanyak 8 orang (34,78%), usia
53 – 62 tahun sebanyak 7 orang (30,44%) dan kemudian yang terendah umur 63
tahun ke atas sebanyak 3 orang (13,04%). Mengamati kelompok umur pada tabel
7 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tergolong dalam usia
produktif. Usia produktif biasanya menandakan bahwa responden mempunyai
kemampuan menerapkan usahatani salak melalui proses penyuluhan yang
diberikan penyuluh agar petani salak dapat menerapkan dengan benar anjuran
yang diberikan instansi setempat
5.1.2 Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan umumnya mempengaruhi cara berfikir serta cara
bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menjalankan
pekerjaannya. Secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang ditunjang
dengan berbagai pengalaman akan dapat mempengaruhi produktifitas dan
kemampuan kerja yang lebih baik yang nantinya akan mempengaruhi pula
peningkatan pendapatan dalam memperoleh hidup yang layak. Pendidikan formal
responden adalah pendidikan yang diperoleh responden dari bangku sekolah.
Untuk mengetahui pendidikan formal responden dapat dilihat dalam Tabel 8.
Tabel 8 Tingkat Pendidikan di Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
SD 12 52,17
SMP 7 30,43
SMA 3 13,05
DIPLOMA 1 4,35
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden SD sebanyak
12 orang (52,17%), dan Diploma sebanyak 1 orang (4,35%). Hal ini akan
berpengaruh terhadap tingkat penerapan petani responden dalam melakukan
usahatani salak. Jika melihat kenyataan berdasarkan Tabel 7, bahwa responden
yang mempunyai tingkat pendidikan rendah yang masih menonjol pada petani
salak. Namun pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan
petani tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi, tetapi juga didukung oleh
fisik, pengalaman usahatani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga yang
mau tidak mau akan memaksa petani responden untuk berupaya dalam
meningatkan produksi dan pendapatan usahataninya.
5.1.3 Tanggungan Keluarga
Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk
melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari
petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang
berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebahagian besar petani
menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri yang secara
tidak langsung merupakan tanggung jawab kepala keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Hal ini akan berakibat pada rendahnya tingkat
kesejahteraan keluarga, karena di satu sisi sumber pendapatan yang terbatas
sebagai akibat dari keterbatasan kepemilikan sumberdaya, dan disisi lain anggota
keluarga yang ditanggung jumlahnya besar berimplikasi pada besarnya pula biaya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tabel 9 Tanggungan Keluarga Petani di Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
Tanggungan Keluarga
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1 – 2 5 21,74
3 – 4 14 60,87
5 – 6 4 17,39
Jumlah 23 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah, 2019
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani
responden terbanyak berada pada antara 3 - 4 sebanyak 14 orang (60,87%)
kemudian tanggungan keluarga 1 - 2 sebanyak 5 orang (21,74%) dan kemudian 5
– 6 sebanyak 4 orang (17,39%). Keadaan demikian sangat mempengaruhi
terhadap tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk peningkatan produksi dalam
memenuhi kebutuhannya, sehingga petani berusaha untuk menambah
pendapatannya melalui usahataninya.
5.1.4 Pengalaman Usaha Tani
Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu
usaha tani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar
pengalaman yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup besar akan
berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih
tepat untuk usahatani kacang tanah secara efektif dan efisien. Lebih jelasnya
pengalaman responden dapat disajikan pada Tabel 11 berikut ini
Tabel 10 Pengalaman Petani di Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
Pengalaman Petani (tahun)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
15 – 24 11 47,50
25 – 34 8 35,00
35 – 44 3 17,50
≥ 45 1 4,00
Jumlah 23 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah, 2019
Tabel 10 menunjukkan bahwa pengalaman petani responden tertinggi
adalah 15 – 24 tahun sebanyak 11 orang (47,50%) dan lebih dari 45 tahun
sebanyak 1 orang (4,00%). Hal ini menunjukkan bahwa umumnya responden
berpengalaman dalam berusahatani salak. Pengalaman berusahatani sangat erat
hubungannya dengan keinginan peningkatan keterampilan petani dalam
melaksanakan usahatani kacang tanah serta keinginan petani mengetahui
informasi tentang peningkatan produksi dan pendapatan salak
5.1.5 Luas Lahan
Luas lahan yang dimiliki dapat memberikan gambaran bahwa makin luas
lahan yang dimiliki, maka semakin tinggi status sosial ekonomi petani. Hal ini
disebabkan petani yang memiliki lahan yang lebih luas adalah petani yang
mempunyai kemampuan ekonomi dibanding dengan petani yang memiliki lahan
yang kurang luas. Di daerah pedesaan seorang petani yang memiliki lahan yang
luas secara otomatis memiliki status sosial yang lebih tinggi dibanding dengan
yang memiliki luas lahan yang kurang luas. Klasifikasi luas lahan responden yang
mengikuti dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Luas Lahan Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
No Luas Lahan
(ha)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 0,25 – 0,34 9 39,13
2 0,35 – 0,44 6 26,09
3 0,45 – 0,54 3 13.04
4 ≥ 0,55 5 21,74
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase responden yang mempunyai luas lahan terbesar adalah antara 0,25 – 0,34 ha ada 9 orang (39,13%), sedangkan terendah adalah antara 0,45 – 0,54 ha ada 3 orang (13,04%). Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan lahan usahatani oleh petani berbeda-beda, sehingga diharapkan
petani dapat memanfaatkan lahan secara optimal untuk meningkatkan produksi
dan pendapatan serta kesejahteraan bagi petani tersebut.
5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Salak
Produksi yang dihasilkan pada usahatani, ditentukan oleh faktor
manajemen, sarana produksi dan lingkungan pada saat itu, jika komponen sarana
produksi terpenuhi, pengelolaan usaha dengan baik, dan faktor lingkugan
menunjang maka produksi yang dihasilkan akan tinggi.
Pembiayaan usaha tani biasa kita kenal ada dua biaya yaitu biaya tetap
dan biaya tidak tetap. Biaya tetap besarnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap (variabel) adalah biaya
yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.
Biaya adalah nilai dari semua korbanan atau input ekonomis yang
diperlukan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak
faktor produksi yang digunakan (hingga batas kebutuhan batas optimum) maka
tanaman akan menghasilkan produksi yang maksimal.
Biaya biasa dipergunakan untuk mengetahui pendapatan yang diterima
petani pada usahataninya. Pada analisis ini akan hitung biaya dan pendapatan
usaha salak.
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga
nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa
yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang
di hasilkan dari suatu proses produksi.
Analisis pendapatan dalam usahtani diperlukan untuk mengetahui selisih
besarnya hasil produksi yang diperoleh dengan besarnya biaya-biaya yang
dikeluarkan selama satu tahun pemeliharaan. Melalui analisis pendapatan ini
petani dapat membuat suatu rencana berkaitan dengan pengembangan usaha yang
dikelolanya.
Untuk dapat menganalisa pendapatan dari usahatani kacang tanah maka
sebelumnya harus diketahui semua komponen pengeluaran selama proses
produksi serta penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan hasil
produksi.Semua komponen pengeluaran dan penerimaan dihitung dalam jangka
waktu satu tahun pemeliharaan (365 hari).
5.2.1 Biaya Produksi Usahatani Salak
Biaya produksi pada usahatani salak merupakan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan usaha petani selama satu tahun. Biaya produksi sangat
menentukan dari kegiatan usaha petani yang dilakukan karena hal ini
mempengaruhi hasil pendapatan yang di peroleh oleh petani. Bila biaya yang
dikeluarkan terlalu besar dan pendapatan yang kecil maka usahanya tidak
menguntungkan. Faktor biaya dalam suatu usahatani salad merupakan salah satu
faktor yang perlu mendapat perhatian bagi setiap pelaku usaha atau pelaku
ekonomi termasuk petani kacang tanah. Adapun biaya-biaya produksi yang ada
pada usaha tani salak di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang antara lain
A. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani-peternak yang
sifatnya tetap tidak tergantung dari besar kecilnya produksi atau dengan kata lain
jumlah biaya ini tidak dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan jumlah ternak
yang di produksi.
Komponen biaya tetap yang dikeluarkan pada usahatani salak di Desa
Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang terdiri dari Biaya
penyusutan peralatan dan pajak. Besar masing-masing komponen biaya tetap
dapat dilihat pada tabel 12
Tabel 12 Rata-rata Biaya Tetap Pada Usahatani Salak
No Komponen Biaya Tetap Nilai Biaya Tetap (Rp)
1 Penyusutan Peralatan
a. Cangkul
b. Linggis
c. Skop
d. Sabit
e. Sprayer
Jumlah
46.957
20.870
240.652
32.609
62.500
403.587
2 Pajak 166.957
Total Biaya Tetap (Rp) 570.543
Sumber : Data Primer diolah, 2019
a). Penyusutan Peralatan
Pada penyusutan peralatan dalam usaha tani salak diperoleh biaya rata-rata
pada penyusutan alat dalam usahatani salak Rp. 403.587,. Hal ini dikarenakan
petani menggunakan peralatan pada usaha tani sesuai dengan besar kecilnya usaha
yang dimiliki, semakin besar usaha yang dimiliki maka semakin besar pula biaya
yang dikeluarkan untuk membeli peralatan begitu pula sebaliknya.
b). Pajak
Pajak yang dikenakan pada usahatani salak dengan biaya rata-rata sebesar
Rp 166.957. Hal ini menandakan petani salak yang memiliki skala usaha yang
kecil maka jumlah pajak yang dibayar akan semakin tinggi sesuai pada
kepemilikan lahan usaha salak serta lahan yang dimiliki.
c). Total Biaya Tetap
Total biaya tetap dapat diperoleh dari biaya usaha salak di tambah dengan
keseluruhan biaya-biaya yang nilainya tetap yang dikeluarkan oleh responden
petani di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Biaya–biaya
tersebut adalah biaya penyusutan peralatan dan biaya pajak.
Berdasarkan Tabel 12. Terlihat bahwa total biaya tetap yang dikeluarkan
oleh responden petani salak yaitu Rp 570.543, Hal ini disebabkan bahwa
kepemilikan lahan usaha salak masih tergolong kecil, sehingga pajak yang
dikeluarkan tidak terlalu besar.
B. Biaya Variabel
Selain biaya tetap ada juga biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden
pada usahatani salak di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang, berupa biaya pupuk, biaya herbisida dan tenaga kerja. Biaya variabel
adalah biaya yang dikeluarkan bertalian dengan produksi yang dijalankan.
Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Rata-rata Biaya Variabel Pada Usahatani Salak
No Komponen Biaya Variabel Biaya Variabel (Rp)
1 Pupuk Phonska 104.791
2 Pupuk Urea 201.913
3 Herbisida 341.739
4 Tenaga Kerja 437.478
Total Biaya Variabel (Rp) 1.085.922
Sumber : Data Primer diolah, 2019
a. Pupuk Phonska
Pupuk phonska adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat
fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Pupuk yang digunakan petani responden di Desa Massewai jenis
phonska (Phospat dan Kalium) Total penggunaan pupuk Urea dari 23 petani
responden masing-masing 927 kg, rata-rata penggunaan pupuk Phonska/orang
yaitu 40 Kg.
b. Pupuk Urea
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,
kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Pupuk yang digunakan petani responden di Desa Massewai jenis Urea (Nitrogen)
Total penggunaan pupuk Urea dari 23 petani responden masing-masing 2580 kg,
rata-rata penggunaan pupuk Urea/orang yaitu 112 Kg..
c. Herbisida
Obat-obatan adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Obat-obatan yang
digunakan petani responden yaitu Roundup. Total penggunaan obat-obatan di
Desa Masewai sebanyak 131 liter, rata-rata/orang yaitu 6 liter
d. Tenaga Kerja
Upah rata-rata tenaga kerja merupakan balas jasa yang diterima oleh
tenaga kerja yang digunakan dalam perawatan dan pemanenan dalam hal ini
tenaga kerja yang ada dalam keluarga. Adapun upah rata-rata tenaga kerja yang
dikeluarkan pada perawatan dan pemanenan sebesar Rp 437.438.
e. Total Biaya Variabel
Pada total biaya variabel dapat diperoleh dari hasil jumlah biaya usahatani
salak. Adapun total biaya yang dikeluarkan dapat dilihat rata-rata berdasarkan
pada kepemilikan lahan yang ada yaitu sebesar Rp 1.085.922/tahun
5.2.2 Penerimaan Usaha Tani Salak
Total penerimaan pada usahatani Salak yang dilakukan oleh petani sebesar
Rp. 202.130.000-, per tahun. Sedangkan rata-rata penerimaan pada usahatani
Salak
sebesar Rp 8.788.261, per tahun. Adanya perbedaan besarnya penerimaan di
setiap skala kepemilikan lahan disebabkan oleh perbedaan besarnya populasi
salak yang ditanam oleh masing-masing petani. Hal ini menunjukkan bahwa
penerimaan setiap responden bervariasi tergantung pada jumlah populasi tanaman
salak yang dimiliki oleh setiap petani dengan menggunakan hubungan antara
penerimaan dan biaya maka dapat diketahui cabang-cabang usaha tani yang
menguntungkan untuk di usahakan.
5.2.3 Pendapatan Usaha Tani Salak
Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan dengan total biaya
yang dikeluarkan dalam melakuan suatu usaha. Pendapatan pada usahatani salak
diperoleh dari hasil penerimaan usaha salak di kurangi total biaya yang
dikeluarkan selama satu tahun.. Hal ini dinyatakan bahwa pendapatan petani
adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama
melakukan kegiatan usahanya. Adapun besarnya pendapatan petani pada usaha
tani Salak di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, dapat
dilihat pada tabel 14 berikut:
Tabel 14. Rata-Rata Penerimaan, Biaya Total dan Pendapatan Usahatani Salak
Tanah di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
No Uraian (Rp)/ per musim tanam
1. Penerimaan
Produksi(kg)
Harga(Rp)
Jumlah(Rp)
516,96
17.000
8.788.261
2 a. Biaya Variabel
Pupuk Phonska
Pupuk Urea
Herbisida
Tenaga Kerja
104.791
201.913
341.739
437.478
Jumlah Biaya Variabel 1.085.922
b. Biaya Tetap
Peralatan Pajak
403.587
166.957
Jumlah Biaya Tetap 570.543
Total Biaya (a + b) 1.656.465
3. Pendapatan (1-2) 7.131.796
4 R/C Ratio 5,30
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 14. Dapat dilihat bahwa pendapatan pada usahatani
salak diperoleh dari selisih antara hasil penerimaan dengan biaya produksi.
Pendapatan pada usahatani Salak yang sebesar rata-rata sebesar Rp 7.131.796/
tahun.
Berdasarkan Tabel 14 analisis R/C Ratio pada usahatani salak di Desa
Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang menguntungkan karena
nilai R/C Ratio pada usahatani salak sebesar Rp. 5,30. Berdasarkan kriterinya nilai
R/C Ratio lebih dari satu berarti suatu usahatani menguntungkan atau layak
dikembangkan. Nilai tersebut memberikan arti bahwa setiap pengeluaran biaya
sebesar Rp. 1 akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 5,30.
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan kegiatan penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa :
a. Rata-rata pendapatan usahatani salak yang diperoleh petani di Desa
Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang adalah sebesar Rp.
7.131.796/tahun. Hal ini memiliki peluang yang sangat besar Salam
mengembangkan usahatani salak
b. Nilai R/C ratio dari usahatani salak adalah 5,30 sehingga R/C > 1 yang
artinya usahatani ini layak diusahakan dan mengungtungkan. Jadi, usaha
tani salak di Desa Massewai Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
layak diusahakan.
6.2 Saran
a. Petani mampu meningkatkan mutu sumber Daya Manusia (SDM), yaitu
dengan mengikuti penyuluhan ataupun mengikuti pelatihan – pelatihan
karena sebagian besar pendidikan petani Tujuan dari mengikuti progam
tersebut untuk meningkatkan kualitas produksi salak karena petani
memiliki bekal pengetahuan tentang bagaimana cara memberikan dosis
pupuk yang tepat, peremajaan, pemeliharaan .
b. Petani salak sebaiknya mulai melakukan peremajaan bibit ketika pohon
salak sudah berumur 10-15 tahun karena produksi salak cenderung sudah
menurun produksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia,Forum. 2013. Peluang Usaha Prospektif Budi Daya Salak. Penerbit
Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.
Anarsis. Widji. 1999.Agribisnis Komoditas Salak, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi keempat. Cat 11:
Jogjakarta.
Ardiyanta, 2011. Analisis Usahatani Salak Ngumut Kabupaten Magelang. Jurnal
AGRO UPY Volume 3, Nomor 1, Juli 2011
Ashari, Sumeru. 1995. Holtikultura Aspek Budaya. UI-Press. Jakarta.
Cahyono, Bambang. 2016. Panen Untung dari Budidaya Salak Intensif.
Diterbitkan Lily Publisher. Yongyakarta.
Dinas Pertanian Kabupaten Pinrang (2012-2016). Perkembangan Luas
Tanam,Panen,Produktivitas dan produksi tanaman buah-buahan, Kabupaten
Pinrang
Dinas Pertanian Kabupaten Pinrang (2013-2017). Perkembangan luas
tanam,panen,dan produksi holtikultura tanaman buah-buhan per Kecamatan.
Kabupaten Pinrang.
Kementrian Pertanian, 2013. Pengembangan Aplikasi Pasca Panen. Badan
penelitian dan Pengembangan Hortikultura Departemen Pertanian. Jakarta.
Lestari, Devi. 2007. Subtitusi Bubuk Biji Salak dan Bubuk Kopi Arabika dalam
Pembuatan Bubuk Kopi. Jurnal. Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :
15-24. UNM.
Mubyarto, 2008. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Neni, W, M.Ilmi Hidayat, Muhamad Musair, 2013. Analisis Pendapatan Usaha
Tani Salak Bali (Sallacca Edulis Reinw) Di Desa Batu Nindan Kecamatan
Basarang. Jurnal ZIRAA’AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013.
Rukmana, R. 1999. Salak Prospek Aribisnis dan Teknik Usahatani. Penerbit
Kanisius. Jakarta.
Sabari, 2003. Penanganan dan Pengelolahan Buah. Penebar swadaya. Semarang.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas IndonesiaUin (UI-
press). Jakarta.
Soekartawi, 2006. Analisis Pendapatan dan Biaya Produk Usahatani. Swadaya.
Jakarta.
Santoso, 2003. Budidaya Salak. Aneka ilmu. Semarang.
Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sudarman, 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Buah Salak Bali
Kota Denpasar Provensi Bali. Jurnal. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata.
Universitas Udayana.
Yuwono,Triwibowo. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Diterbitkan oleh Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
I. Identitas Petani:
1. Nama ................................................................
2. Umur ................................................................ Tahun
3. Pendidikan …………………………………… Tahun
4. Pengalaman usahatani:...................................... Tahun
5. Tanggungan keluarga ....................................... Orang
II. Keadaan Usahatani
1. Jenis lahan yang ditanami
N
o
Bentuk
Laha
n
Luas lahan yang dikuasai (ha) Jumla
h
(ha)
Milik Sakap Sewa
1 Sawah ……
…
…
.
……
…
…
……
…
…
.
……
…
…
2 Kebun ……
…
…
.
……
…
…
.
……
…
…
.
……
…
…
Jumlah
2. Jenis alat yang dimiliki
N
o
Jenis
a
l
Juml
a
h
NIlai
b
a
r
Nilai
Sek
ara
ng
Lama
pe
ma
kai
a
t
(buah
)
u
(Rp)
(Rp) an
(Tahun)
1
2
3
4
5
6
7
8
Bajak
Cang
k
u
l
Lingg
i
s
Pacul
Skop
Paran
g
Sabit
Spray
e
r
……
…
……
…
……
…
……
…
……
…
……
…
……
…
……
…
.
………
…
.
………
…
.
………
…
.
………
…
.
………
…
.
………
…
.
………
…
.
………
…
.
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
…………
…
…
Jumlah
III. Penggunaan Sarana Produksi
1. Penggunaan Obat-obatan
No Jenis obat-obatan obat-
o
b
a
t
a
n
(kg)
Harga
(Rp)
1 ………….. ………
…
..
………
…
..
2 ………….. ………
…
..
………
…
..
3 ………….. ………
…
..
………
…
..
4 ………….. ………
…
..
………
…
..
5 ………….. ………
…
..
………
…
..
Jumlah
2. Penggunaan Pupuk
N
o
Jenis
p
u
p
u
k
Pupuk (Kg) Harga (Rp/kg) Jumlah
(Rp
)
1 Anorgan
i
k
a. Urea …………..
................................................................................................... …………..
…………..
b. Kcl ………….. ………….. …………..
c. Tsp ………….. ………….. …………..
2 Organik
………….. ………….. …………..
3. Biaya Produksi Tunai Tanaman
N
o
Jenis
Ke
gia
tan
Jumlah
(orang)
Waktu
k
e
r
j
a
(
h
a
r
i
)
Upah
k
e
r
j
a
(Rp)
Jumlah
U
p
a
h
(
R
p
)
1. Pengolaha
n
……… ……… ……… ………
lah
an
…
..
…
..
…
..
…
..
2. Penanama
n
………
…
..
………
…
..
………
…
..
………
…
..
3. Pemelihar
aa
n
………
…
..
………
…
..
………
…
..
………
…
..
4
.
Panen ………
…
..
………
…
..
………
…
..
………
…
..
Total
IV. Penerimaan Usahatani
No Jenis
tana
man
Lua
s
(ha)
Prod
u
k
s
i
(kg)
Harga/sat
ua
n
(Rp/kg)
Nilai
(Rp)
1 Salak …
…
…
……
…
.
.
…………
…
.
……
…
…
Jumlah
Lampiran 2. Identitas Responden Desa Massewai Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
No Nama
umur
(thn)
luas
lahan
(ha)
Pendidikan
(thn)
Pengalaman
(thn)
Tanggungan
(org)
1 Rukayya 50 0.25 SD 20 4
2 Abdullah 65 0.35 SD 30 3
3 syamsir 57 0.50 SD 32 3
4 Rahmat 70 0.60 SD 46 4
5 Hasbi Baba 52 0.25 SMP 20 6
6 Ammang 53 0.30 SMP 25 3
7 Mustafah 50 0.30 SMP 25 4
8 Zainal 45 0.25 SMP 20 4
9 Tama 40 0.50 SMP 20 4
10 Sulaeman 55 0.40 SD 30 4
11 Salman 55 0.25 SD 30 4
12 Julianto 42 0.25 SMA 20 3
13 Razak 55 0.50 SMA 30 3
14 Malawang 58 0.35 SD 35 4
15 Juharang 63 0.30 SD 42 6
16 Natsir 44 0.40 Diploma 20 2
17 Jali 52 0.50 SD 27 2
18 Hairun 40 0.35 SD 18 2
19 Tadaruddin 35 0.25 SMA 15 1
20 Rajab 46 0.60 SMP 26 3
21 Temba 50 0.55 SD 38 5
22 Rajuddin 33 0.25 SMP 15 1
23 Supardi 56 0.65 SD 38 5
Lampiran 3. Penerimaan Salak Per Tahun Desa Massewai Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang
Responden
Luas Lahan
(ha)
Jumlah
Pohon (btg)
Produksi
(kg)
Harga
(Rp/kg)
Penerimaan
(Rp)
1 0,25 72 370 17.000 6.290.000
2 0,35 90 480 17.000 8.160.000
3 0,50 134 685 17.000 11.645.000
4 0,60 148 745 17.000 12.665.000
5 0,25 76 390 17.000 6.630.000
6 0,30 95 490 17.000 8.330.000
7 0,30 88 430 17.000 7.310.000
8 0,25 70 340 17.000 5.780.000
9 0,50 130 640 17.000 10.880.000
10 0,40 110 530 17.000 9.010.000
11 0,25 74 350 17.000 5.950.000
12 0,25 70 330 17.000 5.610.000
13 0,50 137 660 17.000 11.220.000
14 0,35 90 440 17.000 7.480.000
15 0,30 88 400 17.000 6.800.000
16 0,40 120 560 17.000 9.520.000
17 0,50 140 680 17.000 11.560.000
18 0,35 88 435 17.000 7.395.000
19 0,25 68 330 17.000 5.610.000
20 0,60 150 740 17.000 12.580.000
21 0,55 142 690 17.000 11.730.000
22 0,25 72 355 17.000 6.035.000
23 0,65 170 820 17.000 13.940.000
Jumlah 8,9 2422 11.890 391.000 202.130.000
Rerata 17,55 105,30 516,96 17.000 8.788.261
Lampiran 4 Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Cangkul Usahatani Salak
Responden Luas
Lahan (ha)
Jumlah
(unit)
Nilai
Baru (Rp)
Nilai
sekarang
(Rp)
Umur
Ekonomis
(thn)
NPA (Rp)
Rukayya 0,25 2 168000 88000 4 40.000
Abdullah 0,35 2 168000 88000 4 40.000
syamsir 0,50 3 252000 132000 4 60.000
Rahmat 0,60 3 252000 132000 4 60.000
Hasbi Baba 0,25 2 168000 88000 4 40.000
Ammang 0,30 2 168000 88000 4 40.000
Mustafah 0,30 2 168000 88000 4 40.000
Zainal 0,25 2 168000 88000 4 40.000
Tama 0,50 3 252000 132000 4 60.000
Sulaeman 0,40 2 168000 88000 4 40.000
Salman 0,25 2 168000 88000 4 40.000
Julianto 0,25 2 168000 88000 4 40.000
Razak 0,50 3 252000 132000 4 60.000
Malawang 0,35 2 168000 88000 4 40.000
Juharang 0,30 2 168000 88000 4 40.000
Natsir 0,40 2 168000 88000 4 40.000
Jali 0,50 3 252000 132000 4 60.000
Hairun 0,35 2 168000 88000 4 40.000
Tadaruddin 0,25 2 168000 88000 4 40.000
Rajab 0,60 3 252000 132000 4 60.000
Temba 0,55 3 252000 132000 4 60.000
Rajuddin 0,25 2 168000 88000 4 40.000
Supardi 0,65 3 252000 132000 4 60.000
Jumlah 8,90 54 4536000 2376000 92 1.080.000
Rerata 0,39 2,35 197217 103304 4 46.957
Lampiran 5 Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Linggis Usahatani Salak
Responden Luas
Lahan
(ha)
Jumlah
(unit)
Nilai Baru
(Rp)
Nilai
sekarang
(Rp)
Umur
Ekonomis
(thn)
NPA
(Rp)
Rukayya 0,25 1 50000 20000 2 15.000
Abdullah 0,35 1 50000 20000 2 15.000
syamsir 0,50 2 100000 40000 2 30.000
Rahmat 0,60 2 100000 40000 2 30.000
Hasbi Baba 0,25 1 50000 20000 2 15.000
Ammang 0,30 1 50000 20000 2 15.000
Mustafah 0,30 1 50000 20000 2 15.000
Zainal 0,25 1 50000 20000 2 15.000
Tama 0,50 2 100000 40000 2 30.000
Sulaeman 0,40 1 50000 20000 2 15.000
Salman 0,25 1 50000 20000 2 15.000
Julianto 0,25 1 50000 20000 2 15.000
Razak 0,50 2 100000 40000 2 30.000
Malawang 0,35 1 50000 20000 2 15.000
Juharang 0,30 1 50000 20000 2 15.000
Natsir 0,40 1 50000 20000 2 15.000
Jali 0,50 2 100000 40000 2 30.000
Hairun 0,35 2 100000 40000 2 30.000
Tadaruddin 0,25 1 50000 20000 2 15.000
Rajab 0,60 2 100000 40000 2 30.000
Temba 0,55 2 100000 40000 2 30.000
Rajuddin 0,25 1 50000 20000 2 15.000
Supardi 0,65 2 100000 40000 2 30.000
Jumlah 8,90 32 1600000 640000 46 480.000
Rerata 0,39 1,39 69565 27826 2 20.870
Lampiran 6. Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Skop Usahatani Salak
Responden Luas
Lahan (ha)
Jumlah skop
(unit)
Nilai
Baru (Rp)
Nilai
sekarang
(Rp)
Umur
Ekonomis
(thn)
NPA (Rp)
Rukayya 0,25 2 300000 120000 2 180.000
Abdullah 0,35 2 300000 120000 2 180.000
syamsir 0,50 2 450000 180000 2 270.000
Rahmat 0,60 3 450000 180000 2 405.000
Hasbi Baba 0,25 2 300000 120000 2 180.000
Ammang 0,30 2 300000 120000 2 180.000
Mustafah 0,30 2 300000 120000 2 180.000
Zainal 0,25 2 300000 120000 2 180.000
Tama 0,50 2 450000 180000 2 270.000
Sulaeman 0,40 2 300000 120000 2 180.000
Salman 0,25 2 300000 120000 2 180.000
Julianto 0,25 2 300000 120000 2 180.000
Razak 0,50 3 450000 180000 2 405.000
Malawang 0,35 2 300000 120000 2 180.000
Juharang 0,30 2 300000 120000 2 180.000
Natsir 0,40 2 300000 120000 2 180.000
Jali 0,50 3 450000 180000 2 405.000
Hairun 0,35 2 300000 120000 2 180.000
Tadaruddin 0,25 2 300000 120000 2 180.000
Rajab 0,60 3 450000 180000 2 405.000
Temba 0,55 2 450000 180000 2 270.000
Rajuddin 0,25 2 300000 120000 2 180.000
Supardi 0,65 3 450000 180000 2 405.000
Jumlah 8,90 51 8.100.000 3.240.000 46 5.535.000
Rerata 0,39 2,22 352.174 140.870 2 240.652
Lampiran 7. Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Sabit Usahatani Salak
Responden Luas
Lahan
(ha)
Jumlah
Sabit (unit)
Nilai Baru
(Rp)
Nilai sekarang
(Rp)
Umur
Ekonomis
(thn)
NPA
(Rp)
Rukayya 0,25 1 40000 10000 2 15.000
Abdullah 0,35 1 40000 10000 2 15.000
syamsir 0,50 2 80000 20000 2 60.000
Rahmat 0,60 2 80000 20000 2 60.000
Hasbi Baba 0,25 1 40000 10000 2 15.000
Ammang 0,30 1 40000 10000 2 15.000
Mustafah 0,30 1 40000 10000 2 15.000
Zainal 0,25 1 40000 10000 2 15.000
Tama 0,50 2 80000 20000 2 60.000
Sulaeman 0,40 1 40000 10000 2 15.000
Salman 0,25 1 40000 10000 2 15.000
Julianto 0,25 1 40000 10000 2 15.000
Razak 0,50 2 80000 20000 2 60.000
Malawang 0,35 1 40000 10000 2 15.000
Juharang 0,30 1 40000 10000 2 15.000
Natsir 0,40 1 40000 10000 2 15.000
Jali 0,50 2 80000 20000 2 60.000
Hairun 0,35 2 80000 20000 2 60.000
Tadaruddin 0,25 1 40000 10000 2 15.000
Rajab 0,60 2 80000 20000 2 60.000
Temba 0,55 2 80000 20000 2 60.000
Rajuddin 0,25 1 40000 10000 2 15.000
Supardi 0,65 2 80000 20000 2 60.000
Jumlah 8,90 32 1.280.000 320.000 46 750.000
Rerata 0,39 1,39 55.652 13.913 2 32.609
Lampiran 8 Biaya Tetap Dalam Penyusutan Alat Sprayer Usahatani Salak
Responden Luas
Lahan (ha)
Jumlah
Sprayer
(unit)
Nilai Baru
(Rp)
Nilai
sekarang
(Rp)
Umur
Ekonomis
(thn)
NPA (Rp)
Rukayya 0,25 1 400000 150000 4 62.500
Abdullah 0,35 1 400000 150000 4 62.500
syamsir 0,50 1 400000 150000 4 62.500
Rahmat 0,60 1 400000 150000 4 62.500
Hasbi Baba 0,25 1 400000 150000 4 62.500
Ammang 0,30 1 400000 150000 4 62.500
Mustafah 0,30 1 400000 150000 4 62.500
Zainal 0,25 1 400000 150000 4 62.500
Tama 0,50 1 400000 150000 4 62.500
Sulaeman 0,40 1 400000 150000 4 62.500
Salman 0,25 1 400000 150000 4 62.500
Julianto 0,25 1 400000 150000 4 62.500
Razak 0,50 1 400000 150000 4 62.500
Malawang 0,35 1 400000 150000 4 62.500
Juharang 0,30 1 400000 150000 4 62.500
Natsir 0,40 1 400000 150000 4 62.500
Jali 0,50 1 400000 150000 4 62.500
Hairun 0,35 1 400000 150000 4 62.500
Tadaruddin 0,25 1 400000 150000 4 62.500
Rajab 0,60 1 400000 150000 4 62.500
Temba 0,55 1 400000 150000 4 62.500
Rajuddin 0,25 1 400000 150000 4 62.500
Supardi 0,65 1 400000 150000 4 62.500
Jumlah 8,90 23 450000 3450000 92 1.437.500
Rerata 0,39 1,00 450000 150000 4 62.500
Lampiran 9 Biaya Tetap Berupa Pajak Usahatani Salak Per Tahun
Responden Luas Lahan (ha) Pajak (Rp/tahun)
Rukayya 0.25 160.000
Abdullah 0.35 160.000
syamsir 0.50 180.000
Rahmat 0.60 180.000
Hasbi Baba 0.25 160.000
Ammang 0.30 160.000
Mustafah 0.30 160.000
Zainal 0.25 160.000
Tama 0.50 180.000
Sulaeman 0.40 160.000
Salman 0.25 160.000
Julianto 0.25 160.000
Razak 0.50 180.000
Malawang 0.35 160.000
Juharang 0.30 160.000
Natsir 0.40 160.000
Jali 0.50 180.000
Hairun 0.35 160.000
Tadaruddin 0.25 160.000
Rajab 0.60 180.000
Temba 0.55 180.000
Rajuddin 0.25 160.000
Supardi 0.65 180.000
Jumlah 8.90 3.840.000
Rerata 0.39 166.957
Lampiran 10. Total Biaya Tetap Pada Usahatani Salak
Responden Cangkul Linggis Skop Sabit Sprayer Pajak Jumlah
Rukayya 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Abdullah 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
syamsir 60000 30000 270000 60000 62500 180000 662.500
Rahmat 60000 30000 405000 60000 62500 180000 797.500
Hasbi Baba 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Ammang 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Mustafah 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Zainal 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Tama 60000 30000 270000 60000 62500 180000 662.500
Sulaeman 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Salman 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Julianto 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Razak 60000 30000 405000 60000 62500 180000 797.500
Malawang 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Juharang 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Natsir 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Jali 60000 30000 405000 60000 62500 180000 797.500
Hairun 40000 30000 180000 60000 62500 160000 532.500
Tadaruddin 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Rajab 60000 30000 405000 60000 62500 180000 797.500
Temba 60000 30000 270000 60000 62500 180000 662.500
Rajuddin 40000 15000 180000 15000 62500 160000 472.500
Supardi 60000 30000 405000 60000 62500 180000 797.500
Jumlah 1080000 480.000 5535000 750.000 1437500 3840000 13.122.500
Rerata 46.957 20.870 240.652 32.609 62.500 166.957 570.543
Lampiran 11 Biaya Variabel Pada Pupuk Phonska Dalam Usahatani Salak
Responden Luas Lahan (ha) Phonska(kg) Harga (Rp/kg) Nilai (Rp)
Rukayya 0,25 30 2600 78.000
Abdullah 0,35 38 2600 98.800
Syamsir 0,50 45 2600 117.000
Rahmat 0,60 55 2600 143.000
Hasbi Baba 0,25 28 2600 72.800
Ammang 0,30 32 2600 83.200
Mustafah 0,30 34 2600 88.400
Zainal 0,25 30 2600 78.000
Tama 0,50 48 2600 124.800
Sulaeman 0,40 42 2600 109.200
Salman 0,25 28 2600 72.800
Julianto 0,25 30 2600 78.000
Razak 0,50 45 2600 117.000
Malawang 0,35 38 2600 98.800
Juharang 0,30 32 2600 83.200
Natsir 0,40 40 2600 104.000
Jali 0,50 54 2600 140.400
Hairun 0,35 30 2600 78.000
Tadaruddin 0,25 28 2600 72.800
Rajab 0,60 64 2600 166.400
Temba 0,55 58 2600 150.800
Rajuddin 0,25 28 2600 72.800
Supardi 0,65 70 2600 182.000
Jumlah 8,90 927 59800 2.410.200
Rerata 0,39 40 2600 104791
Lampiran 11 Biaya Variabel Pada Pupuk Urea Dalam Usahatani Salak
Responden Luas Lahan (ha) Urea(kg) Harga (Rp/kg) Nilai (Rp)
Rukayya 0.25 60 1800 108.000
Abdullah 0.35 100 1800 180.000
syamsir 0.50 150 1800 270.000
Rahmat 0.60 160 1800 288.000
Hasbi Baba 0.25 65 1800 117.000
Ammang 0.30 110 1800 198.000
Mustafah 0.30 100 1800 180.000
Zainal 0.25 70 1800 126.000
Tama 0.50 150 1800 270.000
Sulaeman 0.40 120 1800 216.000
Salman 0.25 60 1800 108.000
Julianto 0.25 70 1800 126.000
Razak 0.50 155 1800 279.000
Malawang 0.35 110 1800 198.000
Juharang 0.30 90 1800 162.000
Natsir 0.40 125 1800 225.000
Jali 0.50 160 1800 288.000
Hairun 0.35 110 1800 198.000
Tadaruddin 0.25 65 1800 117.000
Rajab 0.60 160 1800 288.000
Temba 0.55 160 1800 288.000
Rajuddin 0.25 60 1800 108.000
Supardi 0.65 170 1800 306.000
Jumlah 8.90 2580 41.400 4.644.000
Rerata 0.39 112 1.800 201.913
Lampiran 12 Biaya Variabel Pada Herbisida Dalam Usahatani Salak
Responden Luas Lahan (ha) Roundup (ltr) Harga (Rp/ltr) Nilai (Rp)
Rukayya 0.25 3 60000 180.000
Abdullah 0.35 5 60000 300.000
syamsir 0.50 7 60000 420.000
Rahmat 0.60 10 60000 600.000
Hasbi Baba 0.25 3 60000 180.000
Ammang 0.30 6 60000 360.000
Mustafah 0.30 5 60000 300.000
Zainal 0.25 3 60000 180.000
Tama 0.50 8 60000 480.000
Sulaeman 0.40 4 60000 240.000
Salman 0.25 3 60000 180.000
Julianto 0.25 4 60000 240.000
Razak 0.50 8 60000 480.000
Malawang 0.35 5 60000 300.000
Juharang 0.30 6 60000 360.000
Natsir 0.40 4 60000 240.000
Jali 0.50 8 60000 480.000
Hairun 0.35 4 60000 240.000
Tadaruddin 0.25 3 60000 180.000
Rajab 0.60 10 60000 600.000
Temba 0.55 9 60000 540.000
Rajuddin 0.25 3 60000 180.000
Supardi 0.65 10 60000 600.000
Jumlah 8.90 131 1.380.000 7.860.000
Rerata 0.39 6 60.000 341.739
Lampiran 13 Biaya Variabel Pada Tenaga Kerja Usahatani Salak
Responden
Luas Lahan
(ha)
Tenaga
kerja(org) Hari Kerja Upah (Rp)/hari Nilai (Rp)
1 0,25 2 6 18000 216.000
2 0,35 2 8 18000 288.000
3 0,50 4 10 18000 720.000
4 0,60 4 12 18000 864.000
5 0,25 2 6 18000 216.000
6 0,30 2 8 18000 288.000
7 0,30 2 8 18000 288.000
8 0,25 2 7 18000 252.000
9 0,50 3 10 18000 540.000
10 0,40 2 8 18000 288.000
11 0,25 2 6 18000 216.000
12 0,25 2 6 18000 216.000
13 0,50 3 10 18000 540.000
14 0,35 2 8 18000 288.000
15 0,30 2 5 18000 180.000
16 0,40 3 9 18000 486.000
17 0,50 4 12 18000 864.000
18 0,35 2 7 18000 252.000
19 0,25 2 5 18000 180.000
20 0,60 4 12 18000 864.000
21 0,55 4 10 18000 720.000
22 0,25 2 6 18000 216.000
23 0,65 5 12 18000 1.080.000
Jumlah 8,90 62 191 414.000 10.062.000
Rerata 0,39 3 8 18.000 437.478
Lampiran 14 Total Biaya Variabel Dalam Usahatani Salak
Responden Pupuk
Phonska
(Rp)
Pupuk Urea
(Rp)
Herbisida
(Rp)
Tenaga
Kerja (Rp)
Jumlah
(Rp)
Rukayya 78000 108000 180000 216000 582.000
Abdullah 98800 180000 300000 288000 866.800
syamsir 117000 270000 420000 720000 1.527.000
Rahmat 143000 288000 600000 864000 1.895.000
Hasbi Baba 72800 117000 180000 216000 585.800
Ammang 83200 198000 360000 288000 929.200
Mustafah 88400 180000 300000 288000 856.400
Zainal 78000 126000 180000 252000 636.000
Tama 124800 270000 480000 540000 1.414.800
Sulaeman 109200 216000 240000 288000 853.200
Salman 72800 108000 180000 216000 576.800
Julianto 78000 126000 240000 216000 660.000
Razak 117000 279000 480000 540000 1.416.000
Malawang 98800 198000 300000 288000 884.800
Juharang 83200 162000 360000 180000 785.200
Natsir 104000 225000 240000 486000 1.055.000
Jali 140400 288000 480000 864000 1.772.400
Hairun 78000 198000 240000 252000 768.000
Tadaruddin 72800 117000 180000 180000 549.800
Rajab 166400 288000 600000 864000 1.918.400
Temba 150800 288000 540000 720000 1.698.800
Rajuddin 72800 108000 180000 216000 576.800
Supardi 182000 306000 600000 1080000 2.168.000
Jumlah 2.410.200 4.644.000 7.860.000 10.062.000 24.976.200
Rerata 104.791 201.913 341.739 437.478 1.085.922
Lampiran 14 Total Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Dalam Usahatani Salak
Responden Luas Lahan (ha)
Total Biaya
Tetap (Rp)
Total Biaya
Variabel (Rp)
Total biaya
(Rp)
Rukayya 0.25 472500 582000 1.054.500
Abdullah 0.35 472500 866800 1.339.300
syamsir 0.50 662500 1527000 2..189.500
Rahmat 0.60 797500 1895000 2.692.500
Hasbi Baba 0.25 472500 585800 1.058.300
Ammang 0.30 472500 929200 1.401.700
Mustafah 0.30 472500 856400 1.328.900
Zainal 0.25 472500 636000 1.108.500
Tama 0.50 662500 1414800 2.077.300
Sulaeman 0.40 472500 853200 1.325.700
Salman 0.25 472500 576800 1.049.300
Julianto 0.25 472500 660000 1.132.500
Razak 0.50 797500 1416000 2.213.500
Malawang 0.35 472500 884800 1.357.300
Juharang 0.30 472500 785200 1.257.700
Natsir 0.40 472500 1055000 1.527.500
Jali 0.50 797500 1772400 2.569.900
Hairun 0.35 532500 768000 1.300.500
Tadaruddin 0.25 472500 549800 1.022.300
Rajab 0.60 797500 1918400 2.715.900
Temba 0.55 662500 1698800 2.361.300
Rajuddin 0.25 472500 576800 1.049.300
Supardi 0.65 797500 2168000 2.965.500
Jumlah 8.90 13.122.500 24.976.200 38.098.700
Rerata 0.39 570.543,5 1.085.922 1.656.465
Lampiran 12 Pendapatan Usahatani Salak Per Tahun
Responden Luas Lahan (ha) Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)
Rukayya 0.25 6.290.000 1.054.500 5.235.500
Abdullah 0.35 8.160.000 1.339.300 6.820.700
syamsir 0.50 11.645.000 2.189.500 9.455.500
Rahmat 0.60 12.665.000 2.692.500 9.972.500
Hasbi Baba 0.25 6.630.000 1.058.300 5.571.700
Ammang 0.30 8.330.000 1.401.700 6.928.300
Mustafah 0.30 7.310.000 1.328.900 5.981.100
Zainal 0.25 5.780.000 1.108.500 4.671.500
Tama 0.50 10.880.000 2.077.300 8.802.700
Sulaeman 0.40 9.010.000 1.325.700 7.684.300
Salman 0.25 5.950.000 1.049.300 4.900.700
Julianto 0.25 5.610.000 1.132.500 4.477.500
Razak 0.50 11.220.000 2.213.500 9.006.500
Malawang 0.35 7.480.000 1.357.300 6.122.700
Juharang 0.30 6.800.000 1.257.700 5.542.300
Natsir 0.40 9.520.000 1.527.500 7.992.500
Jali 0.50 11.560.000 2.569.900 8.990.100
Hairun 0.35 7.395.000 1.300.500 6.094.500
Tadaruddin 0.25 5.610.000 1.022.300 4.587.700
Rajab 0.60 12.580.000 2.715.900 9.864.100
Temba 0.55 11.730.000 2.361.300 9.368.700
Rajuddin 0.25 6.035.000 1.049.300 4.985.700
Supardi 0.65 13.940.000 2.965.500 10.974.500
Jumlah 8.90 202.130.000 38.098.700 164.031.300
Rerata 0.39 8.788.261 1.656.465 7.131.796
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
Hijrah Nur Fajrin, lahir pada tanggal 12 Mei 1995 di Pinrang
Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Anak kedua dari lima
bersaudara dari pasangan Baharuddin dan Hartini
Pendidikan formal SD Negeri 2 Bou pada tahun 2001 dan
tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke
MTS Syekh Yusuf dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis
melanjutkan ke pendidikan ke Madrasah Aliyah Syekh Yusuf, dan tamat pada
tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan studi dan diterima sebagai
mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.