ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI …

81
1 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA OI KATUPA KECAMATAN TAMBORA KABUPATEN BIMA ISMIATI 105960156814 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI …

1

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI

BAWANG MERAH DI DESA OI KATUPA KECAMATAN TAMBORA

KABUPATEN BIMA

ISMIATI

105960156814

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

2

3

4

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis

Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Bawang Merah Di Desa Oi Katupa Kecamatan

Tambora Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat. Adalah benar merupakan

hasil karia yang belum diajuhkan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari kariya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar akhir pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar,Januari2020

ISMIATI

105960156814

5

ABSTRAK

Ismiati. 105960156814. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Bawang

Merah di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima. Dibimbing oleh

Hj. Nailah Husain dan ibu Amanda Pattapari, F.

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh

dalam usahatani bawang merah di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten

Bima dan Untuk mengetahui kelayakan usahatani bawang merah di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima..

Metode penentuan sampel, populasi dalam penelitian bawang merah

berjumlah 213 orang sedangkan untuk menentukan sampel sebagai responden hanya

diambil sampel sebanyak 15 orang petani dengan metode porposive sampling atau

dengan sengaja karena dari sekian banyak populasi petani bawang merah yang layak

untuk dijadikan sampel hanya 15 orang petani bawang merah karena petani-petani

tersebut selalu membudidaya tanaman bawang merah setiap tahun.

Hasil penelitian menunjukan pendapatan usahatani bawang merah di Desa Oi

Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima rata-rata sebesar Rp.

67.349.714.17/Hektar satu kali musin tanam. Hasil analisis menunjukan Refenue Of

Cost Ratio usahatani bawang merah di peroleh sebesar 5.04 bahwa setiap

mengeluarkan Rp 1 akan menghasilkan penerimaan sebesar 5.04, dengan demikian

usahatani bawang merah di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima

layak untuk diusahakan sebap nilai ratio ˃1(Lebih dari 1).

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat, hidayah-Nya dan karunia-nya yang telah di limpah kan kepada penulis

dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini.Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajuhkan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi penulis menghadapi banyak kendala, akan tetapi

kendala itu mampu di selesaikan dengan baik berkat arahan dan bimbingan yang

senantiasa membimbing kami dan motivasinya selama penyusunan skripsi ini.

1. Ibunda Ir.Hj Nailah Husain.,M.Si Selaku pembimbing I dan IbundaAmanda

Pattapari F S.P,M.P selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu

membimbing dan mengarahkan penulis,hingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Ayahanda H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Sri Mardiyati,.S.P,.M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua Orang Tua Ayah Handa Mahfin Dan Ibunda Jaharia, Dan Kakak Dan

Adik Ku Tercinta Rahmawati, Syafrin, Hidayat, Dan Orang Yang Selalu

Mensuport Saya Hartono, danseluruh keluarga yang memberikan bantuan,baik

moril maupun material sehingga skripsidapat terselesaikan.

5. Seluruh dosen Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepadapihak pemerintah di Desa Oi Katupa KecamatanTambora

KabupatenBima Khususnya Kepada pengurus Desa yang telah mengijinkan

penulis untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan

sehingga kritikan yang kontruktif penulis sangat harapkan demi penyempurnaan

skripsi ini.

7

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga Kristal-

kristal Allah senantiasa tercurah kepada-nya. Amiin.

Makassar,Januari,2020

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian..................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Bawang Merah .................................................................................. 5

2.2 Usahatani ........................................................................................................... 6

2.3 Klasifikasi Usahatani ....................................................................................... 7

2.4 Biaya .............................................................................................................. 10

2.5 Pengertian Pendapatan .................................................................................... 11

2.6 R/C Ratio ............................................................................................. ......... 12

2.7 Penerimaan Usahatani .......................................................................... ......... 12

2.8 Kerangka Pemikiran ............................................................................. ......... 13

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. ......... 15

9

3.2 Tehnik Penentuan Sampel .................................................................... ......... 15

3.3 Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ ......... 15

3.4 Tehnik Pengumpulan Dat .................................................................... ......... 16

3.5 Tehnik Analisis Data ............................................................................ ......... 17

3.6 Definisi Opersional .............................................................................. ......... 18

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Desa ....................................................................................... ......... 20

4.2 KondisiDemografis .............................................................................. ......... 20

4.3 Agro Klimatologi ................................................................................. ...... 21

4.4 Kondisi Ekonomi.................................................................................... ...... 21

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden .............................................................................. ......... 23

5.2 Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Bawang Merah .......... ......... 29

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ ......... 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

10

DAFTAR TABEL

No teks Halaman

1 Gambaran Kondisis Ekonomi Masrakat Desa Oi Katupa Secara Umum ............. 22

2 Distribusi Petani Responden Berdasarkan Umur Pada Usahatani Bawang .......... 23

3 Distribusi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan................. ....... 24

4 Distribusi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani ....................... 26

5 Distribusi Petani Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga .............. 27

6 Distribusi Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan ..................................... 28

7 Tabel Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah....................................... 34

8 Lampiran Identitas Responden ........................................................................... 40

9 Tabel Biaya Tetap Petani Responden ................................................................ 41

10 Tabel Nilai Penyusutan Alat Sabit ..................................................................... 42

11 Tabel Nilai Penyusutan Alat Pompa Air ............................................................ 43

12 Nilai Penyusutan Mesin Semprot ....................................................................... 44

13 Biaya Tetap Pajak dan Lahan ............................................................................. 45

14 Biaya Tidak Tetap .............................................................................................. 46

15 Penggunaan Pupuk Poska .................................................................................. 47

16 Pupuk Urea48

17 Penggunaan Pupuk Cair ......................................................................................

18 Tops .................................................................................................................... 50

19 Pupuk ...................................................................................................................

20 Gandarsi ..............................................................................................................

21 Gandarsi B .......................................................................................................... 53

22 Biaya Pengolahan ................................................................................................

11

23 Penanaman ......................................................................................................... 55

24 Pemeliharan ........................................................................................................ 56

25 Panen .................................................................................................................. 57

26 Pasca Panen ........................................................................................................ 58

27 Biaya Total Biaya Variabel dan Biaya Tetap ..................................................... 59

28 Luas Lahan Petani Responden dan Penerimaan Petani Responden ................... 60

29 Luas Lahan Produksi Dan Pendapatan Petani Respondnn ................................. 61

12

DAFTAR GAMBAR

No teks Halaman

1 Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Bawang Merah .................................... 14

13

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian memegang peranan penting dalam usaha

meningkatkan kegiatan ekonomi Indonesia, hal ini ditunjukkan dari penduduknya

yang masih dominan bekerja di sektor pertanian. Lebih lanjut Mubyarto (1994 : 12).

Mengatakan bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan

perekonomian nasional yang berasal dari pertanian. Kondisi tersebut mengarahkan

tujuan pembangunan nasional pada sektor pertanian yaitu untuk meningkatkan

produksi pertanian dalam rangka memenuhi konsumsi dalam negeri dan untuk

ekspor, disamping itu untuk memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dan tetap

menjaga kelestariannya.

Beberapa provinsi yang merupakan penghasil bawang merah di Indonesia

yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,

dan Sulawesi Utara. Bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran yang

memiliki nilai ekonomi tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional,

sumber penghasilan petani, dan potensinya sebagai penghasil devisa negara. Bawang

merah digunakan sebagai bumbu masak dan bermanfaat untuk kesehatan, untuk

mengobati kanker, dan penyakit berbahaya lainnya. Bawang merah juga dapat

dijadikan sebagai sumber antioksidan yang sangat ampuh untuk memerangi radikal

bebas di dalam tubuh (Anonim, 2014).

14

Salah satu komoditas pertanian Indonesia yang cukup menguntungkan

adalah bawang merah yang merupakan salah satu sayuran dan hanya digunakan

sebagai bumbu masakan yang lebih dikenal sebagai sayuran rempah, yang berarti

hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil. Namun karena setiap orang menggemarinya

dan hampir setiap masakan memerlukannya. Jadi tidak mengherankan apabila

bawang merah memegang peranan penting dalam perdagangan.

Banyak petani yang mengusahakan komoditi bawang merah sebagai sumber

mata pencaharian utama mereka dan sudah terlihat keunggulan dari usahatani yang

sudah lama digarap ini. Petani juga cukup merasakan keuntungan dari usahatani

bawang merah karena faktor permintaan pasar yang tinggi. Dalam kegiatan usahatani

bawang merah petani juga akan mempertimbangkan antara biaya dan pendapatan

dengan cara mengalokasikan sumberdaya yang efektif dan efesien guna memperoleh

produksi, keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu dan setiap biaya yang

dikeluarkan akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh oleh petani.

Usaha tani bawang merah selain membutuhkan sumber daya manusia yang

terampil, berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, keterpaduan antara lahan secara

optimal, penggunaan pupuk dan didukung oleh tenaga kerja yang mempunyai

produktifitas tinggi sehingga kebutuhan pangan dapat dicapai dan terpenuhi secara

rasional. Juga pihak produsen sering di hadapkan pada berbagai masalah yang besar

terhadap kelangsungan hidup petani bawang merah. Harga bawang merah sering

mengalami fluktuasi. Ketika saat panen tiba hasilnya melimpah, lalu harga mendadak

15

turun dan diperparah jika hasil produksi yang telah diprediksikan jauh lebih

melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan.

Kecamatan Tambora merupakan salah satu kecamatan yang memiliki

potensial untuk usaha budidaya tanaman bawang merah. Dari 18 kecamatan yang ada

di Kabupaten Bima, salah satunya adalah Kecamatan Tambora yang mempunyai

lahan yang luas serta produksi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan

yang lainnya. Meskipun kadang dihadapkan pada persoalan harga bibit yang terlalu

tinggi. Selain itu, bawang merah merupakan tanaman yang sangat sensitif sehingga

tidak sedikit biaya yang dikeluarkan mulai dari proses pengolahan lahan, penanaman,

pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, panen, hingga pasca panen.

Walaupun demikian, petani bawang merah di Desa Oi katupa Kecamatan Tambora

Kabupaten Bima tetap optimis dan antusias untuk tetap berusaha meningkatkan hasil

produksinya. Oleh karena itu aspek efisiensi harus mendapat perhatian yang serius,

sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dapat tertutupi dengan

pendapatan yang diperoleh setelah panen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pokok dalam

penelitian ini adalah :

1. Berapa besar pendapatan yang diperoleh petani bawang merah di Desa Oi

katupa Kecamatan Tambora Bima ?

2. Apakah usahatani bawang merah di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora

Kabupaten Bima layak diusahakan?

16

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh petani bawang merah di

Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima.

2. Untuk mengetahui kelayakan usahatani bawang merah di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima layak atau menguntungkan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum untuk menyelesaikan program

sarjana (SI) pada fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dapat menjadi informasi dan referensi bagi petani dan lembaga pemasaran

agar petani memperoleh pendapatan yang maksimal agar menguntungkan bagi

keduanya, khususnya untuk Desa Oi Katupa Kabupaten Bima.

17

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Bawang Merah

2.1.1 Klasifikasi Bawang Merah

Bawang merah merupakan komuditas hortikultural yang termaksud sayuran

rempah yang berguna sebagai bumbu untuk menambah cita rasa dan kenikmatan pada

masakan. Asal usul bawang merah di perkirakan berasal dari Iran, Pakistan Barat, dan

Syira. Bawang merah menyebar ke India pada tahun 6000 SM. kemudian pada abat

ke 7 tanaman ini menyebar ke eropa barat, Eropa Timur, Spanyol, dan abat

pertengahan menyebar ke Eropa utara. Sedangkan negara produsen terbesar bawang

merah yaitu Jepang, Italia, Rumania, dan Meksiko. Sementara di Indonesia sendiri

banyak di produksi di Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan lain

sebagainya.

2.1.2 Syarat Tumbuh Bawang Merah

Ada dua faktor yang perlu diperhatikan terkait syarat tumbuh bawang merah

yang pertama faktor tanah dan iklim. Berikut ini adalah faktor yang terkait dengan

syarat tumbuh tanaman bawang merah:

1.Tanah

Untuk pertumbuhan bawang merah menghendaki tanah berpasir, lempung, atau

gambut. Dengan keadaan yang subur, mengandung bahan organik tinggi, dan

dreinasenya baik. Pada jenis tanah ataupun berpasir kasar sebaiknya dihindari karena

18

dapat menghambat proses pertrumbuhan. Ph tanah yang sesuai untuk pertumbuhan

bawang merah, yaitu antara 5,5-6,5.

2. Iklim

Bawang merah berasal dari daerah yang memiliki iklim sedang. Oleh karena

itu tanaman bawang merah dapat beradaptasi dengan baik pada dataran rendah

maupun dataran rendah pada ketinggian 1000 mdpl. Suhu yang baik untuk

pertumbuhan bawang merah, yaitu sekitar 13-24C. Suhu optimum untuk pembibitan

bawang merah antara 20-25C dengan kelembapan 50-70%. Sedangkan untuk

pembentukan umbi bawang merah menghendaki suhu minimal dibawah 22C.

2.1.3 Nilai Ekonomi

Harga jual bawang merah memang cukup stabil dibandingkan harga cabai.

Bawang merah menjadi jenis666 tanaman hortikultura dengan nilai ekonomi yang

tinggi. Bawang merah hampir tidak dilewatkan untuk bumbu masakan. Mulai dari ibu

rumah tangga, pengusaha makanan, hingga pengusaha kuliner membutuhkan bawang

merah. Membudidayakan bawang merah menjadi celah suatu bisnis yang

menguntungkan. Terlebih dijaman yang moderen ini budidaya bawang merah telah

banyak mengalami kemajuan. Banyak petani yang telah memanfaatkan teknologi

moderen sehingga panen bawang merah menjadi berlimpah.

2.2 Usahatani

Usahatani (farm) adalahorganisasi dari alam (lahan), tenaga kerja, dan modal

yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi tersebut berdiri

sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang sebagai

19

pengelolanya. Dengan istilah usahatani ini maka telah mencakup pengertian yang

luas, dari bentuk yang paling sederhana sampai yang paling modern. Usahatani

adalah suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian

diselenggarakan seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik,penyakap atau

manajer yang digaji himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat

itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-

perbaikan yang dilakukan atas tanah itu,sinar matahari, bangunan-bangunan yang

didirikan di atas tanah itu dan sebagainya. Muhamad Firdaus (2009)

Menurut Soekartawi (dalam Warsana, 2007), usahatani padahakekatnya adalah

perusahaan, maka seorang petani atau produsen sebelum mengelola usahataninya

akan mempertimbangkan antara biaya dan pendapatan, dengan cara mengalokasikan

sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien, guna memperoleh keuntungan yang

tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat

mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan

dikatakan efesien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran

(output) yang melebihi masukan (input).

2.3 Klasifikasi Usahatani

2.3.1 Pola usahatani

Menurut Soeharjo (dalam Hernanto 1989). terdapat dua macam pola usahatani,

yaitu lahan basah atau sawah dan lahan kering. Pola usahatani lahan basah dikenal

variasi berdasarkan sifat pengairannya seperti: sawah pengairan teknis, setengah

teknis, dan pengairan sederhana dengan pola tanam padi satu, padi dua, dan palawija.

20

Sedangkan pola usahatani lahan kering lahannya cenderung lebih mengandalkan

kepada adanya hujan atau pemberian/penyiraman air, seperti padi tadah hujan dengan

pola tanam padi-palawija satu-palawija dua. Ada beberapa sawah yang irigasinya

dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu :

1. Sawah dengan pengairan teknis yaitu sawah yang mengunakan saluran irigasi

teknis.

2. Sawah dengan pengairan setengah teknis yaitu sawah yang memperoleh irigasi dari

irigasi setengah teknis

3. Sawah dengan pengairan sederhana yaitu lahan sawah yang memperoleh pengairan

dari irigasi sederhana yang sebagian jaringannya berupa (bendungan)

4. Sawah dengan pengairan tadah hujan yaitu sawah yang pengairanya menggunakan

air irigasi dari air hujan lahan seperti ini juga disebut lahan tegalan.

2.3.2 Tipe usahatani

Hernanto (1989). tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang

didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.Tipe

usahatani terdiri dari dua tipe yaitu :

(1) Usahatani Monokultur merupakan system pertanian yang menanam satu jenis

tanaman dalam sebidang tanah dan sama sekali tidak tercampur dengan tanaman

lain. Prinsip usahatani monokultur adalahsebagai berikut :

a. Satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan.

b. Pola ini tidak memperkenankan adanya jenis tanaman lain pada lahan yang

sama.

21

c. Pola tanam monokultur banyak dilakukan Petani sayuran yang memiliki

lahan khusus.

d. Jarang yang melakukannya di lahan yang sempit.

(2) Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua atau lebih

jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Menurut Hernanto (1989) bahwa prinsip

tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman diantaranya:

a. Tanaman yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau

lebihmempunyai umur yang tidak sama

b. Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hamper

sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda.

c. Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.

d. Tanaman mempunyai perbedaan perakaran.

Menurut Hernanto (1989) beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai

berikut:

1. Mengurangi resiko kerugian yang disebabkan fluktuasi harga pertanian

2. Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan

tanaman.

3. Meningkatkan produktivitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.

2.3.3 Corak usahatani

Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang

ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria sebagai berikut :

22

1. Nilai umum, sikap dan motivasi

2. Tujuan produksi

3. Pengambilan keputusan

4. Tingkat teknologi

5. Derajat komersialisasi dari produksi usahatani

6. Derajat komersialisasi dari input usahatani

7. Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan

8. Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat

9. Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani

10. Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi.

2.3.4 Struktur usahatani

Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditidiusahakan.Cara

pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (satu lokasi),dan campuran (dua jenis

atau lebih varietas tanaman, misal tumpangsaridan tumpang gilir).Ada pula yang

disebut dengan “Mix Farming”manakala pilihannya antara dua komoditi yang

berbeda polanya, misalnyahortikultura dan sapi perah.

2.4 Biaya

1. Biaya tetap (fixed cost FC)

Adalah biaya yang besarnya tidak ditentukan oleh besarnya folume

usahatani, sifatnya konstan untuk periode waktu tertentu. Contoh biaya sewah lahan,

biaya penyusutan, biaya traktor, biaya pajak, sewah lahan masuk kategori biaya tetap

karena harga tetap selama 1 tahun, misalnya usahatani berhasil atau tidak, biaya tetap

23

dikeluarkan. Biyaya traktor masuk sebagai biaya tetap karena untuk biaya produksi

tertentu, missal 1000 tanaman dengan 2000 tanaman itu cukup dengan 1 buah traktor.

Walaupun ada perubahan produksi 3000 tanaman 1 traktorpun masih dirasa tidak

cukup.

2. Biaya Variabel (Variable Cost VC)

Adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari volume usahatani semakin

besar lahan yang dikelolah maka semakin besar beban biayanya. Contoh: biaya benih,

biaya pestisida, biaya pupuk dan biaya upah tenaga kerja. (untuk olah tanah , tanam,

pengairan, penyulaman, penyiangan, pemupukan, penyemprotan agrocem, panen dan

angkut panen). Biaya pestisida akan meningkat volumenya pada luasan tertentu

seiring meningkatkan volume penyemprotan. Missal peningkatan serangan hama dan

penyakit

2.5 Pengertian Pendapatan

Menurut soekartawi dkk (1986), pendapatan tunai usahatani (farmnet cash

flow) adalah selisih antara penerimaan tunai usahatani denganpengeluaran tunai

usahatani.Menurut Soeharjo (dalam Astuti)Pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biayayang dikeluarkan dalam usahatani.

Rumus : Pd = TR – TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan Usaha Tani

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

24

Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksuddengan

pendapatan adalah semua barang, jasa dan uang yang diperoleh atauditerima oleh

seseorang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu danbiasanya diukur dalam

satu tahun yang diwujudkan dalam skup nasional(Nasional Income) dan ada kalanya

dalam skup individual yang disebutpendapatan perkapita (personal income).

2.6 R/C Ratio

Analisis R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio menurutSoekarwati

(dalam Astuti) untuk menganalisis kelayakan usahaapakah usaha tani ini memberikan

keuntungan atau tidak, secara matematik,dapat digunakan rumus sebagai berikut:

R/C Ratio= Penerimaan

Total biaya

Secara teoritis dengan R/C = 1 itu artinya petani tidak untung dantidak rugi.

Sedangkan apabila menunjukan angka diatas angka 1 maka usahatani tersebut

mendapatkan keuntungan secara ekonomi.

2.7 Penerimaan Usahatani

Hernanto (1989) Mengemukakan bahwa penerimaan usahatani (farm receipts)

yaitu penerimaan dari semua sumber usahatani yang meliputi jumlah penambahan

investaris, nilai penjualan hasil usahatani, serta nilai penggunaan rumah tangga yang

di konsumsi. Soekartawi (dalam Belinda, 2010) Mengemukakan pendapatan kotor

usahatani atau penerimaan usahatani sebagai nilai produksi total usahatani dalam

jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Untuk menaksir

komoditi atau produk yang tidak dijual, digunakan nilaiberdasarkan harga pasar yaitu

25

penerimaan didapat dengan cara mengalikanproduksi dan harga pasar. Dalam

perhitungan penerimaan juga mencakup semua perubahan nilai inventaris.Perubahan

nilai inventaris tanaman padaumumnya diabaikan karena penilainya sangat sulit dan

untuk perubahan nilai inventasinya pada umumnya dihitung.

2.8 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat tingkat penerimaan,pendapatan,

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Bawang Merah danhambatan dalam

usahatani Bawang Merah.Desa Oi Katupa merupakan salahsatu sentra penghasil

Bawang Merah.Dalam melakukan usahatani BawangMerah, para petani

membutuhkan beragam faktor-faktor produksi yangmeliputi tanah, modal, tenaga

kerja, dan pengelolaan (manajemen) yangsangat mempengaruhi hasil produksi

Bawang Merah. Petani BawangMerah di Desa Oi Katupa belum mengetahui secara

pasti berapa besarpenerimaan, pendapatan yang mereka dapat dari usahatani

BawangMerahdan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Bawang Merah.Dalam

usahatani Bawang Merah untuk menghasilkan produksiBawang Merah dibutuhkan

biaya tetap dan biaya variabel.Biaya tetapdalam usahatani yaitu luas lahan, biaya

penyusutan dan biaya variabel yaitubiaya tenaga kerja, biaya pupuk, serta biaya

benih.Untuk mengetahuipenerimaan, pendapatan, serta kelayakan usahatani

digunakan analisisusahatani sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhidilakukan analisis regresi faktor.Sehingga didapatkan hasil analisis

yangdapat direkomendasikan kepada petani yang berusahatani Bawang Merah.Untuk

26

itu dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran teoritis mengenaipermasalahan yang

diambil seperti yang terlihat pada gambar satu.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah

Usaha Tani Bawang Merah

Biaya Tetap dan Variabel Produksi Bawang Merah

Pendapatan dan Kelayakan

Usahatani Bawang Merah

Petani Bawang Bawang

Merah

Penerimaan

27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten

Bima, dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu penghasil

bawang merah, di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora. Waktu penelitian

dilaksanakan selama 2 bulan, yang dimulai pada bulan Desember sampai Januari

2019.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel, populasi petani dalam penelitian bawang merah

berjumlah 213 orang sedangkan untuk menentukan responden sebagai sampel hanya

diambil sampel sebanyak 15 orang petani dengan metode porposive sampling atau

dengan sengaja karena dari sekian banyak populasi petani bawang merah yang layak

untuk di jadikan sampel hanya 15 orang petani bawang merah karena petani-petani

tersebut selalu membudidaya tanaman bawang merah setiap tahun.

3.3 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di dapatkan melalui wawancara langsung

kepada petani bawang merah secara purposive sampling. Sedangkan sampel pada

lembaga pemasaran digunakan dengan cara snowball sampling yaitu penelusuran

28

secara bertahap berdasarkan informasai sample kemudian dicari atau digali

keterangan mengenai keberadaan sampel-sampel lain, terus demikian secara berantai.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor desa, serta instansi-

instansi terkait seperti data input dan output usahatani bawang merah, informasi harga

input dan output usahatani bawang merah. Selain itu, data sekunder yang lainnya

diperoleh melalui studi literatur dan pustaka yang relevan dengan topik yang diteliti.

Data ini bersumber dari penelitian terdahulu, jurnal, buku bacaan terkait, dan

beberapa sumber lain seperti BPS, Direktoral Jendral Hortikultura, Kementerian

Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Bima, serta penulusuran internet yang dijalan.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap sasaran-sasaran penelitian untuk mendapatkan data-data yang

berhubungan.

2. Wawancara yaitu dengn melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak tertentu

dalam hal ini petani bawang merah.

29

3. Dokumentasi, tenik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang diperlukan

baik dari responden maupun instansi terkait yang ada hubunganya dengan

penelitian ini.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima adalah metode analisis kuantitatif bertujuan

untuk menganalisis pendapatan usahatani bawang merah dan kelayakan ekonomi

usaha. Data yang dikumpulkan melalui proses verifikasi dan validasi data terlebih

dahulu. Selanjutnya data diolah menggunakan program Microsoft Excel, Microsoft

Excel digunakan untuk proses input data dan pendapatan usahatani. Untuk

mengetahui kelayakan ekonomi usahatani bawang merah di Kabupaten Bima melalui

formulasi R/C analisis dengan menggunakan.

Rumus pendapatan Π` = TR – TC

Rumus Kelayakan

R/C = TR

TC

dimana:

TR = Total Penerimaan usahatani bawang merah

TC = Total Biaya usahatani bawang merah

30

R/C ˃1 = Untung

R/C ˗ 1 = Impas

R/C <1 = Rugi

Menurut Soekartawi (2002), penampilan usahatani juga dapat dinyatakan

oleh analisis R/C rasio. Analisis R/C rasio atau return cost ratio adalah perbandingan

(nisbah) antara penerimaan dan biaya. Rasio penerimaan atas biaya juga

menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah

yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas biaya produksi

dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usahatani,

artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah suatu

usahatani menguntungkan atau tidak.

3.6 Definisi Operasional

1. Usahatani adalah, petani bawang merah yang ber usahatani di Desa Oi Katupa

dimana didalamya mencakup tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada

produksi dilapangan pertanian

2. Bawang merah adalah tanaman budidaya yang berbentuk umbi yang banyak

dibudi daya oleh petani di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima

3. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan tunai usahatani denan

pengeluaran tunai usahatani.

31

4. Penerimaan usahatani adalah penerimaan dari semua sumber usahatani yang

meliputi jumlah penambahan investaris,nilai penjuan hasil usahatani,serta nilai

penggunaan bahan rumah tangga yang dikonsumsi.

5. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak ditentukan oleh besarnya volume

usahatani, sifatnya konstan untuk periode waktu tertentu.

6. Biaya variabel Adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari volume usahatani

semakin besar lan yang dikelolah maka semakin besar beban biayanya

7. Kelayakan usahatani adalah perbandingan antara total penerimaan dengan biaya

usahatani yang dikeluarkan.

32

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Desa

Desa Oi Katupa didirikan pada tahun 2013. Hasil dari pemekaran Desa

Kawinda Toi Kecamatan Tambora Kabupaten Bima. Berawal dari keinginan

masyarakat Desa Oi Katupa ingin meningkatka kualitas public, mengingat pusat

pemerintahan Desa induk Kawinda Toi sangat jauh menempuh jarak yaitu (10 km)

dari Dusun Oi Katupa. Berdasarkan pertimbangan itulah tokoh-tokoh masyarakat

Dusun Oi Katupa berembuk untuk merencanakan pemekaran Desa. Setelah dilakukan

musyawara dengan Pemerintah Desa Kawinda Toi diajuhkan Pemekaran Desa Oi

Katupa kepada pemerintah daerah. Maka tahun 2014 Desa Oi Katupa menjadi Desa

Definitif.

4.2. Geografis

Secara geografis wilayah Desa Oi Katupa terletak disebelah utara Desa Piong

Kecamatan Sanggar. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Barat : Kecamatan Tambora

Sebelah Timur : Kecamatan Kilo

Sebelah Selatan : Kecamatan Sanggar

Sebelah Utara : Desa Piong

33

Kantor Desa Oi Katupa berada di Dusun Serakara. Desa Oi Katupa terdiri dari

2 Dusun yaitu Dusun Serakara dan Dusun Sopria. Berdasarkan registrasi

kependudukan akhir Tahun 2017, Desa Oi Katupa memiliki jumlah penduduk 600

jiwa yang menyebar pada (2) Dusun. Dalam arti ada Dusun yang jauh lebih padat

dibandingkan Dusun Oi Katupa. Mata pencaharian penduduk sebagaian besar adalah

petani, peternak, perkebunan, pedagang dan lain-lain.

4.3. Agro Klimatologi

Sebagaian besar kondisi iklim Desa Oi Katupa tidak jauh beda dengan kondisi

iklim Desa Kawinda Toi Kecamatan Tambora dan bahkan Desa Oi Katupa secara

umum dengan 2 musim yaitu musim kemarau yang berlangsung antara bulan Juni

hingga Agustus dan musim hujan dan musim hujan antara bulan September hingga

Mei dengan temperature atau suhu udara berkisar antara 22,22 derajat Celsius sampai

30,46 derajat Celsius suhu maksimal terjadi pada bulan Oktober dengan suhu 32,10

derajat Celsius serta suhu minimum 20,70 derajat Celsius terjadi pada bulan Juni.

Kelembapan udara berkisar antara 81,58%, kelembapan udara maksimum terjadi pada

bulan Maret dan Nofember sebesar 86,00% sedangkan kelembapan minimum terjadi

pada bulan September dan Agustus sebesar 77,00%.

4.4. Kondisi Ekonomi

Keadaan ekonomi masyarakat Oi Katupa ada yang kategori kaya 19 KK dan

yang kategoti miskin ada 500 KK dengan mayoritas mata pencaharian penduduk

sebagai petani.

34

Tabel :1 gambaran kondisi ekonomi masyarakat Desa Oi Katupa secara umum

berdasarkan

No Kondisi Keluarga Jumlah

1. Pra Sejahtera 7

2. Keluarga Sejahtera 1 10

3. Keluarga Sejahtera 2 12

4. Keluarga Sejahtera 3 11

5. Keluarga Sejahtera 3 Plus 19

Sumber: Data Sekunder 2019

Pada tabel 1 menunjukan kondisi ekonomi masyarakat desa Oi Katupa secara

umum menunjukan bahwa kondisi keluarga pra sejahtera berjumlah 7 orang

kemudian keluarga sejahtera 1 berjumlah 10 orang, dan keluarga sejahtera 2

berjumlah 12 orang, kemudian keluarga sejahtera 3 berjumlah 11 orang, dan keluarga

sejahtera 3 plus-plu berjumlah 19 orang.

35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Responden merupakan objek atau petani bawang merahyang dijadikan

sebagaai objek penelitian mengenai masalah dan tujuan yang erat kaitanya dengan

hasil penelitian sehingga dengan mengetahui secara jelas dari identitas responden,

maka kita lebih mudah mengetahui keuntungan yang didapatkan dari seorang

responden dalam berusaha tani bawang merah.

5.1.1 Umur Petani Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja dan

produktivitas seseorang. Seseorang akan mengalami peningkatan kemampuan kerja

seiring dengan meningkatnya umur, akan tetapi selanjutnya akan mengalami

penurunan kemampuan kerja pada titik umur tertentu. Umur mempunyai pengaruh.

Tabel 4 : Distribusi Petani Responden Berdasarkan Umur Pada Usahatani Bawang

Merah di Desa Oi Katupa.

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase %

21-30 5 33,34

33-40 4 26,66

42-50 6 40,00

Total : 15 100

Sumber : Data Prime, 2019

Pada tabel 4 menjelaskan bahwa umur petani bawang merah di Desa Oi

Katupa 21 – 30 jumlah 5 orang dengan presentase sebesar (33,34 %), sedangkan yang

36

umur 33 – 40 tahun berjumlah 4 orang dengaan presentase (26,66%), dan yang

berumur 45 – 50 tahun berjumlah 6 orang dengan persentase (40,00%).

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan petani dala menerima

inovasi dan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang petani semakin

mudah untuk memahami dan menerima inovasi-inovasi baru yang disampaikan

kepada mereka. Pendidikan juga dapat dianggap sebagaisarana investasi karena

dianggap mampu membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian

tenaga kerja sebagai modal untuk dapat bekerja lebih produktif sehingga dapat

meningkatkan penghasilannya dimasa yang akan datang. Selain pendidikan

formal,pendidikan non formal juga membantu seseorang/petani dalam

mengembangkan usahanya karena pendidikan non formal biasanya dapat membantu

pola berfikir dan keterampilan teknis seorang petani.

Tabel 5 : Distribusi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

Usahatani Bawang Merah di Desa Oi Katupa.

Tingkat Pendidikan Jumlah (org) Persentase (%)

TIDAK TAMAT SD 2 13,33

SD 2 13,33

SMP 4 26,67

SMA 5 33,34

SARJANA 2 13,33

Total : 15 100

Sumber : Data Primer, 2019

37

Tabel 5 menjelaskan tingkat pendidikan petani bawang merah di Desa Oi

Katupa bahwa sebagian besar petani yang tidak tama SD berjumlah 2 orang dengan

presentase (13,33 %) sedangkan yang tamatan SD sebanyak 2 orang dengan

persentase (13,33%) yang tamaatan SMP sebanyak 4 orang dengan persentase (26,67

%) kemudian yang tamatan pendidikan SMA sebanyak 5 orang dengan persentase

(33,34 %), begitupun yang tamatan pendidikan S1 berjumlah 2 orang dengan

presentase (13,33%). Tingkatpendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

dalam menerimapengetahuan, dalam mengadopsiteknologi baru yang bermanfaat

bagiperbaikan kegiatan usahanya.

5.1.3 Pengalaman Usahatani Bawang Merah

Pengalaman usahatani bawang merah adalah lamanya petani responden

menggeluti usahatani bawang merah yang dinyatakan dalam tahun. Pengalaman

merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu usahatani. Ada

kecenderungan bahwa semakin lama mengelola suatu usahatani, maka seorang petani

akan semakin banyak tahu tentang baik buruknya atau cocok tidaknya usahatani yang

dilakukan dan juga akan mengadopsi teknolog yang digunakan pada usahatani yang

dilakukannya.

38

Tabel 6 : Distribusi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Pada

Usahatani Bawang Merah di Desa Oi Katupa

Pengalaman usaha tani (Thn) Jumlah (org) Persentase (%)

2-4 7 46,66

6-7 3 20

8-9 5 33,33

Total : 15 100

Sumber : Data Primer, 2019

Tabel 6 menjelaskan distribusi petani berdasarkan pengalaman usahatani

bawang merah di Desa Oi Katupa menunjukan pengalam petani dalam ber usahatani

baawang merah menunjukan pengalaman ada yang mengusahakan 2 – 4 tahun

sebanyak 7 orang dengan persentase (46,66%), sedangkan yang 6 – 7 tahun sebanyak

3 orang dengan persentase sebanyak (20%), dan 8 – 9 tahun sebanyak 5 orang dengan

persentase (33,33%). Halini menunjukkan bahwa petani responden memiliki

pengalaman yang cukup lama dalam berusahatani bawang merah. Bekal pengalaman

yang cukup akan memudahkan menerima dan memilihinovasi atau teknologi yang

sesuai dan tepat untuk digunakan pada usahataninya.

5.1.4 Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga dalam suatu rumahtangga menunjukkan besarnya

beban tanggungan yang dipikul oleh kepala keluarga. Selain itu, jumlah anggota

39

keluarga juga dapat membantu ekonomi keluarga karena dapat dimanfaatkan pada

berbagai jenis aktifitas seperti pada aktifitas usahatani bawang merah.

Jumlah tanggungan keluarga merupakan jumlah seluruh orang yang berada

dalam satu rumah yang menjadi tanggungan kepala keluarga, jumlah tanggungan

keluarga dapat dilihat pada table 7.

Tabel 7 : Distribusi Petani Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pada

Usahatani Bawang Merah di Desa Oi Katupa.

Jumlah Anggota

Keluarga (Orang) Jumlah (Oraang) Persentase (%)

3-4 7 46.66

5-6 3 20

7-11 5 33.33

Total : 15 100

Sumber : Data Primer, 2019

Tabel 7 menunjukan distribusi petani berdasarkan jumlah anggota keluarga

usahatani bawang merah Di Desa Oi Katupa. Jumlah anggota keluarga umumnya

petaani atau responden 3-4 memiliki jumlah 7 orang petani bawang merah dengan

jumlah persentase (46,66 %).Sedangkan 5-6 sebanyak 3 orang dengan peresentase

sebanyak (20%), kemudian 7-11 sebanyak 5 orang dengan persentase (33,33%).

Besarnya jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja

dalam keluarga untuk kepentingan usahatani. Jumlah anggota keluarga akan

40

berpengaruh terhadap perekonomian keluarga, semakin banyak jumlah anggota

keluarga maka akan semakin meningkat pula kebutuhan keluarga hal ini akan

membuat biaya hidup meningkat.

5.1.5 Luas Lahan Usahatani

Lahan merupakan salah satu faktor produksi utama untuk mengelola

usahatani. Luas lahan usahatani yang dimaksud adalah luas lahan yang dikuasai oleh

petani responden. Luas lahan usahatani menentukan pendapatan taraf hidup dan

derajat kesejahteraan rumah tangga petani. Luas penguasaan lahan akan berpengaruh

terhadap adopsi inovasi, karena semakin luas lahan usahatani maka akan semakin

tinggi hasil produksi sehingga turut meningkatkan pendapatan petani. Adapun luas

lahan usahatani bawang merah dapat dilihat pada table 8.

Tabel 8 : Distribusi Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani petani

Usahatani Bawang Merah di Desa Oi Katupa.

Luas Lahan

Yang Dikuasai (Ha) Jumlah Orang Persentase %

0,2- 0,3 6 40

0,4 -0,5 2 13,33

0,6-0,7 7 46,66

Total : 15 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 8 menunjukan luas lahan petani bawang merah di Desa Oi Katupa. Luas

lahan yang dikuasai 0,2–0,3 Ha dimiliki oleh 6 orang petani dengan

persentase(40%), kemudian 0,4-0,5 Ha dimiliki oleh 2 petani dengan persentase

(13,33%), kemudian lahan 0,6-0,7 Ha dimiliki 7 petani dengan persentase

41

(46,66%),. Dengan ini menunjukan bahwa luaslahan yang dikuasai petani bawang

merah semakin lama semakin sempit.

5.2. Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Bawang Merah

5.2.1 Input Usahatani

a. Luas lahan

Luas lahan petani respondendalam usahatani bawang merah mempengaruhi

produktivitas seorang petani. Luas area usahatani akan membuka kesempatan bagi

seorang petani untuk berproduksi banyak, karena tidak menutup kemungkinan petani

dapat mengusahakan jenis tanaman yang lebih beragam, yang dapat menutup

kegagalan usahatani lainya bila terjadi semua yang tidak diinginkan.

Luas lahan yang dimiliki dapat memberikan gambaran bahwa makin luas

lahan yang dimiliki, maka semakin tinggi status ekonomi petani yang mempengaruhi

kemampuan ekonomi di banding petani yang memiliki lahan yang kurang luas .

Luas lahan petani akan mempengaruhi efisiensi atau tidaknya usahatani.

Karena erat kaitanya dengan biaya yang di keluarkan biasanya tidak seimbang dengan

produksi yang diperoleh.

Total lahan petani yang dikelolah petani responden yaitu 6,7 Ha, sehingga

rata-rata luas lahan/orang yaitu 0.44 Ha dengan status lahan milik sendiri sehingga

petani hanya membayar pajak untuk biaya tetap.

b. Benih

42

Benih adalah jenis varietas yang dianggap bagus dengan kriteria tertentu

untuk di tanam serta bisa menghasilkan produksi yang baiksaat panen. Hasil

pertanian menunjukan bahwa petani responden umumnya menggunakan benih yaitu

dengan menggunakan benih unggul.

Benih yang digunakan petani responden yaitu varietas bawang bima. Total

benih yang digunakan secara keseluruhan sebanyak 2,531 kg dengan rata-rata/orang

sebanyak 168 kg dan rata-rata/Ha sebanyak 16,873 kg.

c. Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik kimia

atau biologis tanah sehingga menjadi lebih baik untuk pertumbuhan tanaman. Ada 8

jenis pupuk yang dugunakan petani yaitu terdoiri dari pupuk padat dan cair

Pupuk padat terdiridari pupuk poska dan urea. Penggunaan pupuk poska yang

digunakan oleh petani bawang merah adalah sebanyak 1,420 kg dengan rata-

rata/orang sebanyak 94,6 kg dan rata-rata/Ha sebanyak 9,466 kg. Sedangkan pupuk

urea sebanyak1,325 kg dengan rata-rata 88,333 kg dan rata-rata/Ha sebanyak 8,833

kg.

Pupuk cair. Terdiri dari 5 yaitu pupuk antrako, topsi, arjuna, gandarsi D, dan

gandarsi B. Penggunaan pupuk antrako yaitu sebanyak 30 kg dengan rata-rata/orang

sebanyak 2 kg dan rata-rata/Ha sebanyak 200 kg. Topsi digunakan dalam

usahataninya sebanyak, 27 kg dengan rata-rata/orang sebanyak 1.8 kg dan rata-

43

rata/Ha sebanyak 180 kg. Arjuna digunakan dalam usahataninya yaitu sebanyak 23

kg dengan rata-rata/orang sebanyak 1,53 kg dan rata-rata/Ha sebanyak 153 kg

gandarsi D digunakan dalam usahataninya yaitu sebanyak 143 kg dengan rata-

rata/orang sebanyak 9,53 kg dan rata-rata/Ha sebanyak 953 kg. Sedangkan

penggunaan pupuk cair gandarsi B yaitu sebanyak 174 kg dengan rata-rata/orang

sebanyak 11,6 dan rata-rata/Ha sebanyak 1,160 kg.

d. Tenaga Kerja

1. Pengolahan Lahan

Dalam persiapan lahan petani menggunakan tenaga kerja untuk

membersihkan lahan yang akan ditanami bawang merah biaya yang di keluarkan oleh

petani untuk mengupah tenaga kerja/harinya yaitu Rp, 60.000/hari.

2. Tenaga Kerja Penanaman

Total tenaga kerja yang digunakan petani responden di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima yaitu 92 orang, rata-rata/orang sebanyak 6,13

orang, rata-rata/Ha yaitu 613 orang, total waktu kerja petani responden yaitu 15/hari,

rata-rata/orang 1 hari, rata-rata/Ha 100/ hari.

3. Tenaga Kerja Pemeliharaan

Total pemeliharaan yang dilakukan petani responden yaitu 67 orang, rata-

rata/orang yaitu 4,46 orang, rata-tata/Ha yaitu 446 orang. Total waktu kerja petani

responden yaitu 22 hari, rata-rata/orang yaitu 1,46 hari, dan rata-rata/Ha sebanyak

146 hari.

44

4. Tenaga Kerja Panen

Total tenaga kerja panen yang digunakan petani di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima yaitu 82 orang, dengan rata-rata/orang yaitu

5,46 orang, rata-tata/Ha yaitu 546 orang. Total waktu kerja petani responden yaitu 25

hari, rata-rata/orang yaitu 1,66 hari, dan rata-rata/Ha yaitu 166 hari.

5. Tenaga Kerja Pasca Panen

Total tenaga kerja pasca panen yang di gunakan petani di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima yaitu sebanyak 74 orang, rata-rata/orang yaitu

4,93 orang, rata-rata/Ha yaitu 493 orang. Total waktu kerja petani responden yaitu 32

hari, rata-rata/orang yaitu 2,13 hari, rata-rata/Ha yaitu 213 hari.

5.2.2 Pendapatan Usahatani Bawang Merah

Berusahatani sebagai suatu kegiatan memproduksi lapangan pertanian yang

pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang

diperoleh. Dalam hal tersebut dalam usaha peningkatan pendapatan petani, maka

analisis usahatani merupakan hal yang perlu dilakukan.

Tujuan dari usahatani bawang merah atau komunitas petani lainya adalah

untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Setiap usaha tentu ada resiko

untuk itu di perlukan juga analisis kelayakan untuk mngetahui apakah usahatani yang

ingin dijalankan layak untuk diusahakan atau tidak. Analisis ekonomi perlu dilakukan

dalam setiap usaha yang akan dikerjakan, hal ini perlu untuk memberikan gambaran

45

bahwa usahatani bawang merah yang dilakukan di Desa Oi Katupa Kecamatan

Tambora Kabupaten Bima apakah memberikan keuntungan atau sebaliknya.

Tingkatan pendapatan petani yang ditentukan oleh jumlah satuan fisisk

produksi yang dihasilkan dan nilai produksi satuan fisik penerimaan yang tinggi tidak

mutlak menunjukan pendapatan yang tinggi oleh karena itu pengeluaran perlu dirinci

dengan baik.

Analisis pendapatan meliputi produksi, biaya tetap, biaya variabel, dan

keuntungan atau pendapatan. Produksi yang di maksudkan adalah banyaknya hasil

yang diperoleh dari usahatani bawang merah yang dikelolah setiap tahunya oleh

responden.

46

Tabel 11 : analisis pendapatan usahatani bawang merah rata-rata/Ha di Desa Oi

Katupa Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima tahun 2019.

No Uraian Nilai (Rp)

1. Penerimaan

Produksi Kg

Harga

Total Penerimaan

16.803.03

5.000

84.015.151.51

2. Biaya Produksi

a. Biaya variabel

1. Benih Bawang Bima

2. Pupuk

Poska

Urea

3. Pupuk cair

Antrako

Arjuna

Topsi

Gandarsi D

Gandarsi B 4. Tenaga Kerja

Pengolahan Lahan

Penanaman

Pemeliharaan

Panen

Pasca Panen

7.700.000

430.303.02

431.818.18

285.606.06

522.727.27

122.727.27

390.000

474.545.45

836.363..64

845.454.54

945.454.54

1.218.181.82

1.354.545.45

3. b. Biaya Tetap

Cangkul

Sabit

Pompa Air

Mesin semprot

Pajak lahan

23.022.2

11.888.88

231.666.67

267.888

573.244.44

Total Biaya

Pendapatan (TR-TC)

16.665.437.34

67.349.714.17

Sumber Data Primer Setelah Diolah 2019

47

Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa

komponen yaitu jumlah produksi, harga jual dan biaya-biaya yang dikeluarkan petani

dalam pertanianya.

Aanalisis pendapatan petani responden di gunakan untuk mempengaruhi

berapa besar pendapatan petani bawang merah. Dengan mengurangi penerimaan

dengan total biaya atau pengeluaran.

Rata-rata penerimaan per Ha yang diperoleh petani di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima, sebesar Rp 84.015.151.51 nilai tersebut

diperoleh dari rata-rata produksi per Ha sebanyak 16.803.03 kg dikali dengan harga

produksi Rp 5.000 kg. Sedangkan rata-rata biaya/Ha yang dikeluarkan petani sebesar

Rp 16.665.437.34 dan rata-rata pendapatan/Hektar yang diterima petani responden

dari penerimaan dikurangi dengan total biaya yaitu sebesar Rp 67.349.714.17.

5.2.3 Pendapatan

Pendapatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus π. Untuk mengetahui

berapa besar pendapatan yang diperoleh petani Bawang Merah di Desa Oi Katupa

dapat menggunakan analisis sebagai berikut:

84.015.151.51 – 16.665.437.34 = 67.349.714.17

48

5.2.5 Kelayakan

Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan R/C rasio, untuk

mengetahui apakah usahatani padi dengan sistem dapat memberikan keuntungan

(layak) atau tidak, adapun analisis keuntungan diperoleh:

= 84.015.151.51

16.665.437.34

R/C Ratio = 5.04

Berdasarkan perhitungan diatas bahwa nilai R/C Ratio dari sistem tanam

adalah 5.04 bahwa setiap mengeluarkan Rp 1 akan menghasilkan penerimaan sebesar

5.04. Berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio dengan demikian usahatani bawang

merah pada sistem tanam di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima

layak untuk dikembangkan karena nilai R/C Ratio ˃1.

49

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil analisis pendapatan menunjukan bahwa:

1. pendapatan usahatani bawang merah untuk sekali musi tanam di Desa Oi

Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima sebesar Rp. 67.349714.17/Ha

satu kali musin tanam.

2. Hasil analisis menunjukan R/C Ratio usahatani bawang merah di peroleh

sebesar 5.04 dengan demikian usahatani bawang merah di Desa Oi Katupa

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima layak untuk diusahakan sebap nilai

ratio ˃1.

6.2 Saran

Dalam Upaya Peningkatan usahatani bawang merah yang lebih intensif,

hendaknya petani diharapkan dapat lebih meningkatkan dan mengoptimalkan faktor p

roduksi seperti luas lahan dan benih, sehingga dapat meningkatkan produksi

usahatani bawang merah serta dukungan dari Pemerintah berupa modal dan

penyediaan sarana produksi untuk meningkatkan produksi usahataninya masih sangat

dibutuhkan.

50

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. 7 Manfaat Bawang Merah serta Risiko Kesehatannya.

http://manfaat.co.id/manfaatbawang merah. Diakses, 20 Juli 2015.

Anonim, 2012. Teori Biaya. http://shinjiblack. blogspot.com/2012/06/teoribiaya.

html. Diakses 20 Juli 2015.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2011. Produksi Bawang Merah [internet].

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bima. 2016. Luas

Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah. Bima.

Hermanto, Fadholi. 1999. Ilmu Usaha Tani, Penebar Swadaya. Jakarta.

Ismiati.2018

Jakarta. [diunduh 10 Mei 2014]. Tersedia pada: www.litbang.deptan.go.id.

Juliana. 1999. Analisis Pendapatan Usaha Tani Bawang Merah di Desa Batunnoni

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Skripsi tidak diterbitkan : FE

UNM.

Kartosapoetra. A. G. 2006. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. P.T. Bina

Aksara. Jakarta.

Riyanti, L. 2011. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

pada Usahatani Bawang Merah Varietas Bima di Kabupaten Brebes. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sahariah.2009. Analisis Pendapatan Usaha Tani Jagung Kuning diKelurahan Bajeng

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.Skipsi tidak

diterbitkan.Makassar : FE UNM.

Soekartawi, 2005.Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Jakarta. Dalam Putri Kurnia Astuti, 2016. Analisis Kelayakan Usahatani

Sayuran Dataran Rendah di Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Skripsi,

Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setyono, B., dan Suradai. 2006. Kelayakan Usahatani Bawang Merah di Lahan Pasir

Pantai denganTeknologi Ameliorasi di Kabupaten Bantu Provinsi Daerah

IstimewaYogyakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Yogyakarta, Karangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

51

LAMPIRAN 1 IDENTITAS RESPONDEN

Tabel 1: Identitas petani responden di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora

Kabupaten Bima

No Nama

Responden

Umur

(Tahun)

Pendidikan Luas

Lahan

Tanggungan

Keluarga

Pengalaman

Beusahatani

1. Kalisom 33 SMA 0,5 3 2

2. Fadli 21 SD 0,2 6 6

3. Aminah 30 SD 0,2 4 8

4. Siti 40 SMA 0,4 3 9

5. Yali 42 SMA 0,3 11 7

6. Atikah 50 SMP 0,6 7 4

7. Arhama 50 SMA 0,6 4 2

8. Iskandar 40 SMP 0,7 3 4

9. Kisman 33 TDK SD 0,7 10 8

10. M. Yasin 42 SMP 0,2 8 4

11. Amirudin 40 S1 0,2 5 9

12. Sukardin 30 SMA 0,2 7 2

13. Sri muliani 33 S1 0,6 3 2

14

15.

Ariya

Hartati

Jumlah

Rata-rata

21

21

526

SMP

TDK SD

0,6

0,7

6,7

3

6

88

8

6

81

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

52

LAMPIRAN 2 BIAYA TETAP

Tabel 2: Biaya Tetap (fixed cost) Petani Responden di Desa Oi Katupa Kecamatan

Tambora Kabupaten Bima

a.). Nilai Penyusutan Alat Cangkuh

No Nama

Responden

Nilai

Baru

(Rp)

Nilai

Sekaarang

(Rp)

Lama

Pemakaian

(Tahn)

Jumlah

(unit)

NPA

(Rp)

1. Kalisom 120.000 80.000 2 1 20.000

2. Fadlin 120.000 70.000 4 1 12.500

3. Aminah 120.000 80.000 2 1 20.000

4. Siti 115.000 80.000 2 2 35.000

5. Yali 100.000 60.000 4 2 20.000

6. Atikah 120.000 60.000 5 2 30.000

7. Arhama 100.000 80.000 1 1 20.000

8. Iskandar 100.000 80.000 2 2 20.000

9. Kisman 110.000 80.000 2 2 30.000

10. M. Yasin 120.000 60,000 5 1 12.000

11. Amirudin 120.000 70.000 4 1 12.500

12. Sukardin 120.000 80.000 3 1 13.333

13. Sri muliani 120.000 80.000 2 1 20.000

14 Ariya 125.000 70.000 2 2 55.000

15. Hartati 120.000 70.000 4 2 25..000

Jumlah

Rata-rata/orng

1,730

115

1,100.000

73.33

44

2,9

22

1.4

345.333

23.022.2

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

53

b). Nilai Penyusutan Alat Sabit

No Nama

Responde

Nilai

sekarang

(Rp)

Nilai Baru

(Rp)

Lama

pemakaian

Jumlah

(Unit)

NPA

(Rp)

1. Kalisom 50.000 60.000 2 2 10.000

2. Fadli 40.000 60.000 4 2 10.000

3. Aminah 50.000 70.000 3 2 13.333.,33

4. Siti 50.000 70.000 2 2 20.000

5. Yali 30.000 70.000 4 1 10.000

6. Atikah 30.000 50.000 4 2 20.000

7. Arhama 50.000 70.000 3 2 13.333.33

8. Iskandar 50.000 60.000 3 1 3333.33

9. Kisma 50.000 60.000 3 2 6666.67

10. M. yasin 50.000 70.000 3 2 13.333.33

11. Amirudin 40.000 70.000 4 2 15.000

12. Sukardin 50.000 70.000 3 2 13.333.33

13. Sri muliani 40.000 60.000 4 2 10.000

14. Ariya 50.000 70.000 3 1 6.666.67

15. Hartati 50.000 70.000 3 2 13.333.33

Jumlah

Rata-rata/org

680.000

45.33

980.000

65.3

48

3,2

27

1,8

178.,333.32

11.888.888

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

54

c). Nilai Penyusutan Pompa Air

No Nama

Responde

Nilai Baru

(Rp)

NilaiSekar

ang

(Rp)

Lama

Pemakaian

Jumlah

Unit

NPA

(Rp)

1. Kalisom 2.000.000 1.000.000 5 1 200.000

2. Fadlin 2.000.000 1.000.000 5 1 200.000

3. Aminah 2.500.000 1.500.000 3 1 333.333

4. Siti 3.000.000 2.000.000 4 1 250.000

5. Yali 3.000.000 2.000.000 4 1 250.000

6. Atikah 2.000.000 1.500.000 5 1 100.000

7. Arhama 3.000.000 2.500.000 2 1 250.000

8. Iskandar 3.000.000 2.000.000 3 1 333.333.33

9. Kisman 3.000.000 2.000.000 3 1 333.333.33

10. M. yasin 3.000.000 2.000.000 3 1 333.333.33

11. Amirudin 3.000.000 1.500.000 4 1 375.000

12. Sukardin 3.000.000 2.500.000 4 1 125.000

13. Sri muliani 3.000.000 2.500.000 4 1 125.000

14. Ariya 3.000.000 2.500.000 5 1 100.000

15. Hartati 3.000.000 2.500.000 3 1 166.666.67

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

41.500,000

2.766

29,000.00

1.933

57

3,8

15

1

3.474.999.99

231.666.67

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

55

d). Nilai penyusunan mesin semprot

No Nama

Responden

Nilai

Baru

Nilai

Sekarang

Lama

Pemakai

an

Jumlah

Unit

NPA

(Rp)

1. Kalisom 1.700.000 1.000.000 3 1 233.333.33

2. Fadli 1.700.000 1.300.000 2 1 200.000

3. Aminah 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

4. Siti 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

5. Yali 1.500.000 1.000.000 4 1 125.000

6. Atikah 1.500.000 1.000.000 4 1 125.000

7. Arhama 1.500.000 1.200.000 2 1 150.000

8. Iskandar 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

9. Kisman 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

10. M yasin 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

11. Amirudin 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

12. Sukardi 1.300.000 1.000.000 5 1 60.000

13. Sri muliyani 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

14. Ariya 1.700.000 1.500.000 1 1 200.000

15. Hartati 1.700.000 1.000.000 2 1 350.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

22.817.000

1,521

16,000.000

1.066

37

2.466

15

1

4.018.333.33

267.888

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

56

e). Biaya tetap (pajak dan NPA)

No Nama

Responden

Luas lahan

(Ha)

Pajak lahan

(Rp)

NPA Total biaya

(Biaya tetap)

1. Kalisom 0,5 50.000 463.333.33 513.333.33

2. Fadli 0,2 20.000 422.500 442.500

3. Aminah 0,2 20.000 723.333.33 763.333.33

4. Siti 0,4 40.000 655.000 695.000

5. Yali 0,3 30.000 405.000 435.000

6. Atikah 0,6 60.000 275.000 335.000

7. Arhama 0,6 60.000 433.333.33 493.333.33

8. Iskandar 0,7 70.000 706.666.66 776.666.66

9. Kisman 0,7 70.000 720.000 790.000

10. M yasin 0,2 20.000 708.666.66 728..666.67

11. Amirudin 0,2 20.000 752.500 772.500

12. Sukardi 0,3 30.000 211.666.66 241.666.67

13. Sri muliyani 0,6 60.000 505.000 565.000

14. Ariya 0,6 60.000 361.666.66 421.666.67

15. Hartati 0,7 70.000 555.000 625.000

Jumlah

Rata-rata/orng

6,7

0.44

680.000

45,33

6.830.666.63

455.377.77

8,598.666.66

573.244.444

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

57

Biaya Variabel

Tabel 14 : Biaya tidak tetap (variablecost) diDesa Oi Katupa Kecamatan Tambora

Kabupaten Bima

a). Penggunaan bibit varietas bawang bima

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(kg)

Harga

(Rp/kg)

Nilai Biaya

(Rp)

1. Kalisom 0,5 200 20.000 4.000.000

2. Fadli 0,2 40 20.000 800.000

3. Aminah 0,2 41 20.000 820.000

4. Siti 0,4 90 20.000 1.800.000

5. Yali 0,3 50 20.000 1.000.000

6. Atikah 0,6 220 20.000 4.400.000

7. Arhama 0,6 220 20.000 4.400.000

8. Iskandar 0,7 300 20.000 6.000.000

9. Kisman 0,7 310 20.000 6.200.000

10. M yasin 0,2 55 20.000 1.100.000

11. Amirudin 0,2 45 20.000 900.000

12. Srimuliani 0,6 225 20.000 4.500.000

13. Ariya 0,6 300 20.000 6.000.000

14. Hartati 0,7 400 20.000 8.000.000

15. Sukardin 0,3 45 20.000 900.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0,44

6.600

440

300.000

20.000

50.820.000

3,388.000

7.700.000

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

58

b). Penggunaan pupuk poska

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Nilai Biaya

(Rp)

1. Kalisom 0,5 100 2000 200.000

2. Fadlin 0,2 30 2000 60.000

3. Aminah 0,2 30 2000 60.000

4. Siti 0,4 100 2000 200.000

5. Yali 0,3 50 2000 100.000

6. Atikah 0,6 150 2000 300.000

7. Arhama 0,6 130 2000 260.00

8. Iskandar 0,7 150 2000 300.000

9. Kisman 0,7 150 2000 300.000

10. M yasin 0,2 30 2000 60.000

11. Amirudin 0,2 30 2000 60.000

12. Sukardin 0,3 40 2000 80.000

13. Srimuliani 0,6 110 2000 220.000

14. Ariya 0,6 120 2000 240.000

15. Hariati 0,7 200 2000 400.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0,44

1,420

94,6

30,000

2.00

2,840.000

189.333.333

430.303.02

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

59

c). Pupuk urea

No Nama

Responden

Luas Lahan

(Ha)

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Nilai biaya

1. Kalisom 0,5 100 2000 200.000

2. Fadlin 0,2 25 2000 50.000

3. Aminah 0,2 50 2000 100.000

4. Siti 0,4 100 2000 200.000

5. Yali 0,3 50 2000 100.000

6. Atikah 0,6 150 2000 300.000

7. Arhama 0,6 130 2000 260.000

8. Iskandar 0,7 150 2000 300.000

9. Kisman 0,7 150 2000 300.000

10. M yasin 0,2 30 2000 60.000

11. Amirudin 0,2 30 2000 60.000

12. Sukardin 0,3 40 2000 80,000

13. Srimuliani 0,6 110 2000 220.000

14. Ariya 0,6 110 2000 220.000

15. Hartati 0,7 200 2000 400.000

Jumlah

Rata-rata/orang

Rata-rata/Ha

6,7

0,44

1,325.000

88.333

8.833

30.000

2.0

200

2,850,000

190.000

431.818.18

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

60

d). Penggunaan Pupuk Cair (Antrako)

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(Kg)

Harga

(Kg/Rp)

Jumlah

Biaya

1. Kalisom 0,5 2 65.000 130.000

2. Fadlin 0,2 1 65.000 65.000

3. Aminah 0,2 1 65.000 65.000

4. Siti 0,4 1 65.000 65.000

5. Yali 0,3 1 65.000 65.000

6. Atikah 0,6 3 65.000 195.000

7. Arhama 0,6 3 65.000 195.000

8. Iskandar 0,7 3 65.000 195.000

9. Kisman 0,7 3 65.000 195.000

10. M yasim 0,2 1 65.000 65.000

11. Amirudin 0,2 1 65.000 65.000

12. Sukardin 0,3 2 65.000 130.000

13. Srimuliani 0,6 2 65.000 130.000

14. Ariya 0,6 2 65.000 130.000

15. Hartati 0,7 3 65.000 195.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

38,33

30

2

200

975

65

6.500

1,885,000

125.666.67

285.606.06

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

61

e). Topsi

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Jumlah

Biaya

1. Kalisom 0,5 2 30.000 60.000

2. Fadli 0,2 1 30.000 30.000

3. Aminah 0,2 1 30.000 30.000

4. Siti 0,4 2 30.000 60.000

5. Yali 0,3 1 30.000 30.000

6. Atikah 0,6 2 30.000 60.000

7. Arhama 0,6 2 30.000 60.000

8. Iskandar 0,7 3 30.000 90.000

9. Kisman 0,7 3 30.000 90.000

10. M yasin 0,2 1 30.000 30.000

11. Amirudin 0,2 1 30.000 30.000

12. Sukardin 0,3 1 30.000 30.000

13. Sri muliani 0,6 2 30.000 60.000

14. Ariya 0,6 2 30.000 60.000

15. Hariyati 0,7 3 30.000 90.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

38,33

27

1.8

450

30.00

3.00

810,000

54,000

122.727.27

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

62

f). Arjuna

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(Kg)

Harga

(Kg/Rp)

Jumlah

Biaya

1. Kalisom 0,5 1 150.000 150.000

2. Fadlin 0,2 1 150.000 150.000

3. Aminah 0,2 1 150.000 150.000

4. Siti 0,4 1 150.000 150.000

5. Yali 0,3 1 150.000 150.000

6. Atikah 0,6 2 150.000 300.000

7. Arhama 0,6 2 150.000 300.000

8. Iskandar 0,7 2 150.000 300.000

9. Kisman 0,7 2 150.000 300.000

10. M yasin 0,2 1 150.000 150.000

11. Amirudin 0,2 1 150.000 150.000

12. Sukardin 0,3 1 150.000 150.000

13. Sri muliani 0,6 2 150.000 300.000

14. Ariya 0,6 2 150.000 300.000

15. Hartati 0,7 3 150.000 450.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

38,33

23

1,53

153

2,250,000

150

15.000

3,450,000

230.000

522.727.27

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

63

g). Gandarsi D

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Jumlah

Biaya

1. Kalisom 0,5 10 18.000 180.000

2. Fadli 0,2 6 18.000 108.000

3. Aminah 0,2 6 18.000 108.000

4. Siti 0,4 5 18.000 90.000

5. Yali 0,3 5 18.000 90.000

6. Atikah 0,6 16 18.000 288.000

7. Arhama 0,6 16 18.000 288.000

8. Iskandar 0,7 16 18.000 288.000

9. Kisman 0,7 16 18.000 288.000

10. M yasin 0,2 5 `18.000 90.000

11. Amirudin 0,2 5 18.000 90.000

12. Sukardin 0,3 5 18.000 90.000

13. Sri muliani 0,6 10 18.000 180.000

14. Ariya 0,6 10 18.000 180.000

15. Hartati 0,7 12 18.000 216.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

38,33

143

9,53

953

270

18

1.800

2,574,000

171,600

390.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

64

h). Gandas B (Untuk Biji)

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(Kg)

Harga

(kg/Rp)

Jumlah

Biaya

1. Kalisom 0,5 10 18.000 180.000

2. Fadlin 0,2 9 18.000 162.000

3. Aminah 0,2 9 18.000 162.000

4. Siti 0,4 10 18.000 180.000

5. Yali 0,3 9 18.000 162.000

6. Atikah 0,6 13 18.000 234.000

7. Arhama 0,6 13 18.000 234.000

8. Iskandar 0,7 15 18.000 270.000

9. Kisman 0,7 15 18.000 270.000

10. M yasin 0,2 10 18.000 180.000

11. Amirudin 0,2 10 18.000 180.000

12. Sukardin 0,3 10 18.000 180.000

13. Sri muliani 0.6 13 18.000 234.000

14. Ariya 0,6 13 18.000 234.000

15. Hartati 0,7 15 18.000 270.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0,44

174

11,6

1,160

270

18

1.800

3,132,000

208,800

474.545.45

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

65

Biaya Tenaga Kerja

a). Pengolahan Lahan

No Nama

Responden

Jumlah

(Orang )

Luas

Lahan

(Ha)

HOK

(Orang)

Upah Kerja

(Rp/hari)

Nilai Biaya

(Rp)

1. Kalisom 7 0,5 1 60.000 420.000

2. Fadli 3 0,2 1 60.000 180.000

3. Aminah 4 0,2 1 60.000 240.000

4. Siti 4 0,4 1 60.000 240.000

5. Yali 4 0,3 1 60.000 240.000

6. Atikah 5 0,6 1 60.000 300.000

7. Arhama 7 0,6 1 60.000 420.000

8.. Iskandar 7 0,7 1 60.000 420.000

9. Kisman 7 0,7 1 60.000 420.000

10. M yasin 5 0,2 1 60.000 300.000

11. Amirudin 5 0,2 1 60.000 300.000

12 Sukardin 4 0,2 1 60.000 240.000

13. Srimuliani 10 0,6 1 60.000 600.000

14. Ariya 10 0,6 1 60.000 600.000

15. Hartati 10 0,7 1 60.000 600.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

92

6,13

613

6,7

38,33

15

1

100

900.000

60

6,000

5.520.000

368.000

836.363.64

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

66

b). Penanaman

No Nama

Responden

Luas

Lahan

Jumlah

(Orang)

HOK

(Orang)

Upah Kerja

(Rp/orang)

Nilai Biaya

(Rp)

1. Kalisom 0,5 5 1 60.000 300.000

2. Fadlib 0,2 3 1 60.0000 180.000

3. Aminah 0,2 3 1 60.000 180.000

4. Siti 0,4 5 1 60.000 300.000

5. Yali 0,3 5 1 60.000 300.000

6. Atikah 0,6 7 1 60.000 420.000

7. Arhama 0,6 5 1 60.000 300.000

8. Iskandar 0,7 7 1 60.000 420.000

9. Kisman 0,7 10 1 60.000 600.000

10. M yasin 0,2 5 1 60.000 300.000

11. Amirudin 0,2 4 1 60.000 240.000

12. Sukardin 0,3 6 1 60.000 360.000

13. Srimuliani 0,6 10 1 60.000 600.000

14. Ariya 0,6 8 1 60.000 480.000

15. Hartati 0,7 10 1 60.000 600.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0.44

93

6,2

620

15

1

100

900.000

60

600

5,580,000

372.000

845.454.54

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

67

c). Pemeliharaan

No Nama

Responden

Luas

Lahan

(Ha)

Jumlah

(Orang)

HOK

(Orang)

Upah Kerja

(Rp/Hari)

Nilai Biaya

(Rp)

1. Kalisom 0,5 4 2 60.000 480.000

2. Fadli 0,2 4 1 60.000 240.000

3. Aminah 0,2 4 1 60.000 240.000

4. Siti 0,4 4 1 60.000 240.000

5. Yali 0,3 2 1 60.000 120.000

6. Atikah 0,6 5 2 60.000 600.000

7. Arhama 0,6 5 2 60.000 600.000

8. Iskandar 0,7 8 1 60.000 480.000

9. Kisman 0,7 5 2 60.000 600.000

10. M yasin 0,2 2 1 60.000 120.000

11. Amirudin 0,2 2 1 60.000 120.000

12. Sukardin 0,3 4 1 60.000 240.000

13. Srimuliani 0,6 7 2 60.000 840.000

14. Ariya 0,6 6 2 60.000 720.000

15. Hartati 0,7 5 2 60.000 600.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0,44

67

4,46

446

22

1,46

146

900.000

60

600

6.240.000

416.000

945.454.54

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

68

d). Panen

No Nama

Responden

Luas

Lahan

(Ha)

Jumlah

(Orang)

HOK

(Orang)

Upah Kerja

(Rp)

Nilai Biaya

(Rp)

1. Kalisom 0,5 10 1 60.000 600.000

2. Fadlin 0,2 5 1 60.000 300.000

3. Aminah 0,2 5 1 60.000 300.000

4. Siti 0,4 4 2 60.000 480.000

5. Yali 0,3 5 1 60.000 300.000

6. Atikah 0,6 5 2 60.000 600.000

7. Arhama 0,6 5 2 60.000 600.000

8. Iskandar 0,7 6 2 60.000 720.000

9. Kisman 0,7 6 2 60.000 720.000

10. M yasin 0,2 5 1 60.000 300.000

11. Amirudin 0,2 5 1 60.000 300.000

12. Sukardin 0,3 5 2 60.000 600.000

13. Srimuliani 0,6 5 2 60.000 600.000

14. Ariya 0,6 5 3 60.000 900.000

15. Hartati 0,7 6 2 60.000 720.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0,44

82

5,46

546

25

1,66

166

900.000

60

600

8.040.000

536.000

1.218181.82

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

69

e). Pasca Panen

No Nama

Responden

Luas

Lahan

(Ha)

Jumlah

(Orang)

HOK

(Orang)

Upah Kerja

(Rp/Orang)

Jumlah

Biaya

(Rp)

1. Kalisom 0,5 6 2 60.000 720.000

2. Fadlin 0,2 5 2 60.000 600.000

3. Aminah 0,2 6 1 60.000 360.000

4. Siti 0,4 8 1 60.000 480.000

5. Yali 0,3 4 2 60.000 480.000

6. Atikah 0,6 4 3 60.000 720.000

7. Arhama 0,6 6 2 60.000 720.000

8. Iskandar 0,7 4 3 60.000 720.000

9. Kisman 0,7 5 3 60.000 900.000

10. M Yasin 0,2 4 1 60.000 240.000

11. Amirudin 0,2 3 1 60.000 180.000

12. Sukardin 0,3 5 2 60.000 600.000

13. Srimuliani 0,6 5 3 60.000 900.000

14. Ariya 0,6 4 3 60.000 720.000

15. Hartati 0,7 5 2 60.000 600.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

38,33

74

4,93

493

32

2,13

213

900.000

60

600

8,940.000

596.000

1.354.545.45

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

70

Lampiran 15 : Biaya Total (Biaya Variabel Dan Biaya Tetap) Dari Petani Responden

Di Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima Tahun 2018

Nama

responden

Luas Lahan

(Ha)

Biaya Variabel

(Rp)

Biaya Tetap

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

Kalisom 0,5 7.620.000 976.666.66 8.596.666.66

Fadlin

0,2 2.745.000 865.000 3.610.000

Aminah 0,2 2.815.000 1.479.999.66 4.294.999.66

Siti 0,4 4.345.000 1.350,000 5.695.000

Yali 0,3 3.237.000 1.370.000 4.607.000

Atikah 0,6 8.517.000 610.000 9.127.000

Arhama 0,6 8.677.000 926.666.66 9.603.666.66

Iskandar 0,7 10.463.000 1.813.332.99 12.276.332.99

Kisman 0,7 11.183.000 2.170.00 13.353.000

M yasin 0,5 2,995.000 1.437.333.33 4.432.333.33

Amirudin 0,5 2.675.000 1.525.000 4.200.000

Sukardin 0,5 3.680.000 453.333 4.133.333

Srimuliani 0,6 9.384.000 1.067.000 10.451.000

Ariya 0,6 10.784.000 783.333.34 11.567.333.34

Hartati 0,7 11.941.000 1.180.000 13.121.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0,44

101.061.000

6.737.400

15.312.272.72

18.002.665.64

1.200.177.70

2.727.676.59

119.068.665.64

7.937.911

18.040.706.81

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

71

Lampiran 16 : Luas Lahan Produksi Dan Penerimaan Petani Responden Di Desa Oi

Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima Tahun 2019

Nama

Responden

Luas Lahan

(Ha)

Produksi

bawang

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Penerimaan

(Rp)

Kalisom 0,5 10.000 5.000 50.000.000

Fadlin 0,2 2.200 5.000 11.000.000

Aminah 0,2 2.000 5.000 10.000.000

Siti 0,4 8.000 5.000 40.000.000

Yali 0,3 5.000 5.000 25.000.000

Atikah 0,6 10.000 5.000 50.000.000

Arhama 0,6 9.800 5.000 49.000.000

Iskandar 0,7 11.000 5.000 55.000.000

Kisman 0,7 7.500 5.000 37.500.000

M yasin 0,2 4.000 5.000 20.000.000

Amirudin 0,2 5.200 5.000 26.000.000

Sukardin 0,2 5.000 5.000 25.000.000

Sri muliani 0,6 11.300 5.000 56.500.000

Ariya 0,6 12.900 5.000 64.500.000

Hartati 0,7 7.000 5.000 35.000.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6.7

0.44

110.900

7,393.333

739

75.000

5.000

25

554.500.000

36.966.666

83.786.36

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

72

Lampiran 17 : luas lahan produksi dan pendapatan petani responden di Desa Oi

Katupa Kecamatan Tambora Kabupaten Bima

Nama

Responden

Luas Lahan

(Ha)

Penerimaan

(Rp)

Biaya Total

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Kalisom 0,5 50.000.000 8.596.666.66 41.404.333.34

Fadlin 0,2 11.000.000 3.610.000 7.390.000

Aminah 0,2 10.000.000 4.294.999.66 5.705.000.34

Siti 0,4 40.000.000 5.695.000 34.305.000

Yali 0,3 25.000.000 4.607.000 20.393.000

Atikah 0,6 50.000.000 9.127.000 40.873.000

Arhama 0,6 49.000.000 9.603.666.66 39.396.333.34

Iskandar 0,7 55.000.000 12.276.332.99 42.723.667.01

Kisman 0,7 37.500.000 13.353.000 24.147.000

M yasin 0,2 20.000.000 4.432.333.33 15.567.666.67

Amirudin 0,2 26.000.000 4.200.000 21.800.000

Sukardin 0,3 25.000.000 4.133.333 20.866.667

Sri Muliani 0,6 56.500.000 10.451.000 46.049.000

Ariya 0,6 64.500.000 11.567.333.34 52.932.666.66

Hartati 0,7 35.000.000 13.121.000 21.879.000

Jumlah

Rata-rata/orng

Rata-rata/Ha

6,7

0.44

553.000.000

36.866.666

83.787.877.27

119.068.665.64

7.937.911

18.040.706.81

435.434.334.36

29.028.955.624

65.974.899.14

Sumber Data Primer Setelah Diolah

73

DAFTAR KUESIONER

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG

MERAH DI DESA OI KATUPA KECAMATAN TAMBORA KABUPATEN

BIMA

NAMA :ISMIATI

NIM: 105960156814

Kode/No.Sampel:…………………Tanggal Wawancara:……………………

Dusun/RT/RW:……………………Desa :……………………………………

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendiddikan terakhir :

4. Pekerjaan pokok :

5. Pekerjaan sampingan :

6. Pengalaman bertani bawang merah :

7. Luas lahan :

8. Jumlah tanggungan keluarga :

74

Biyaya variabel

Uraian Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total

1. Pupuk Urea

2. Pupuk ZA

3. KCL

4. TSP

Uraian Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total

1. Gramoson

2. Basmala

3. Gandarsi B

4. Gandarsi D

Uraian Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total

1

2

75

Penggunaan Tenaga Kerja

Uraian Jumlah /hari Upah /gaji Total

1. Pengolahan

lahan

2. Penanaman

3. Perawatan

4. Panen

5. Pasca panen

Biyaya Tetap

Uraian H,Dulu H, Sekarang Penyusutan Total

1. Cangkul

2. Pompa air

3. Timba air

4. Sabit

5. Mesin

Semprot

Uraian Luas lahan Jumlah Total

1. Pajak Tanah

2. Pajak Air

76

DOKUMENTASI

Bawang Merah Umur 2 Bulan

Mewawancarai Petani

77

Lahan Petani Bawang Merah

Bawang Berumur 10 Minggu

78

79

80

81