Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

55
Tugas : Bisnis Internasional Tanggal Pengumpulan : Dosen : Arief Daryanto, Ir, DipAgEc,MEc, PhD CAMPUR TANGAN PEMERINTAH DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Disusun oleh : Lily Purnama Sari P056080622.31E Minia Artpita Barus P056080632.31E

description

Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Transcript of Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Page 1: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Tugas : Bisnis Internasional Tanggal Pengumpulan :

Dosen : Arief Daryanto, Ir, DipAgEc,MEc, PhD

CAMPUR TANGAN PEMERINTAH DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Disusun oleh :

Lily Purnama Sari P056080622.31E

Minia Artpita Barus P056080632.31E

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

PENGANTAR PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perekonomian suatu negara berhubungan dengan dan dipengaruhi oleh perekonomian

Negara lain. Hubungan ini meliputi transaksi ekonomi berupa perdagangan barang-barang,

jasa-jasa dan sumber-sumber serta transaksi investasi penanaman modal dan transaksi

finansial utang-piutang.

Perekonomian internasional tersebut mempelajari 4 aspek antara lain sebagai berikut :

1. Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional adalah hubungan tukar-menukar barang atau jasa yang

saling menguntungkan antara suatu Negara dengan negara lainnya.

Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional, antara lain :

a. Perbedaan sumber daya yang dimiliki.

b. Perbedaan kualitas penduduk ditinjau dari segi pendidikan, ekonomi, sosial, dan

budaya.

c. Berkembangnya sistem komunikasi dan sarana transportasi.

d. Adanya spesialisasi produksi.

Selain itu, manfaat yang bisa diperoleh dari adanya perdagangan internasional /

antarnegara, antara lain :

a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dalam negeri

Setiap Negara tidak dapat menghasilkan semua barang-barang yang dibutuhkannya,

untuk itu diperlukan perdagangan antar Negara yang satu dengan negara yang lain.

Misalnya, negara-negara maju memerlukan hasil alam tetapi barang tersebut tidak

dapat dihasilkan di Negara-negara mereka. Maka mereka terpaksa mengimpor barang-

barang tersebut dari negara-negara di Asia Tenggara terutama dari Indonesia,

Thailand, Dan Malaysia. Sebaliknya negara-negara di Asia Tenggara belum dapat

memproduksi sendiri beberapa hasil Industri modern, seperti pesawat terbang, kapal

pengangkut minyak dan mesin-mesin industri. Maka negara-negara itu harus

mengimpor barang-barang tersebut dari negara maju.

Page 3: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

Sebab yang utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh

keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat

memproduksikan sesuatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksikan oleh

negara lain, tetapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang

tersebut dari luar negeri. Contoh: Amerika Serikat dan Jepang mempunyai

kemampuan untuk memproduksi kain. Tetapi Jepang dapat memproduksikannya

dengan lebih efisien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti ini, untuk

mempertinggi koefisien penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu

mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang.

Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh

keuntungan yang berikut:

i. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan lebih

efisien.

ii. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksikan

di dalam negeri

Pengertian keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh oleh sesuatu

Negara dari mengkhususkan kegiatannya kepada memproduksikan barang-barang

dengan efisiensi yang lebih tinggi dari Negara-negara lain.

Pengertian keuntungan berbanding adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu

Negara dari mengkhususkan (melakukan spesialisasi) dalam memproduksikan barang-

barang yang mempunyai harga relatif yang lebih rendah dari Negara lain.

c. Memperluas pasar Industri dalam negeri

Beberapa jenis industri telah dapat memenuhi permintaan dalam negeri sebelum alat-

alat produksi sepenuhnya digunakan, ini berarti bahwa industri masih dapat

menaikkan produksi dan meningkatkan keuntungannya apabila masih terdapat pasar

untuk barang-barang yang dihasilkan oleh industri itu. Karena seluruh permintaan dari

dalam negeri telah terpenuhi satu-satunya cara untuk memperoleh pasaran adalah

dengan mengekspornya keluar negeri. Apabila kapasitas dari mesin-mesin masih

Page 4: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

rendah, sehingga produksi mesin-mesin itu belum mencapai titik yang optimum,

ekspor ke luar negeri akan mempertinggi keefisienan dari mesin-mesin yang

digunakan dan mengurangi biaya produksi. Dengan demikian, untuk industri-industri

yang mempunyai sifat seperti itu, perdagangan luar negeri bukan saja akan menambah

produksi dan meningkatkan keuntungan. Tetapi juga dapat menurunkan biaya

produksi.

d. Menggunakan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas

Selanjutnya perdagangan luar negeri memungkinkan sesuatu Negara untuk

mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih

modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan negara tersebut mengimpor mesin-

mesin atau alat-alat yang lebih modern untuk melaksanakan teknik produksi dan cara

produksi yang lebih baik. Keuntungan-keuntungan ini terutama dinikmati oleh

Negara-negara berkembang. Di negara-negara tersebut kegiatan ekonomi masih

banyak yang menggunakan teknik produksi dan cara menajemen yang tradisional.

Oleh karena itu daya produktivitasnya masih rendah dan produksinya terbatas.

Dengan mengimpor teknologi yang lebih modern negara tersebut dapat menaikkan

produktivitasnya, dan ini akan mempercepat pertumbuhan produksi

Untuk melihat apakah suatu negara menikmati lebih banyak keuntungan dari

perdagangan luar negeri atau ia menimbulkan efek buruk kepada perekonomian negara,

perlulah diperhatikan perubahan-perubahan dalam syarat perdagangan negara tersebut.

2. Kebijakan Perdagangan Internasional

Meskipun jelas dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan bebas antar

negara penduduk negara-negara didunia memperoleh manfaat berupa output lebih besar,

tetapi untuk mencapai tujuan tertentu berbagai kebijakan perdagangan telah membatasi

serta merupakan penghalang spesialisasi dan perdagangan internasional hingga tidak

diperoleh manfaat sepenuhnya. Kebijakan yang merintangi perdagangan internasional

biasanya berupa tarif bea masuk dan atau kuota. Selanjutnya akan dibahas konsekuensi

ekonomi serta argument yang menyokong dan menentang. Misalnya perlukah suatu

Page 5: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

negara melindungi industri yang baru didirikan dengan mengenakan tarif, kuota atau

berbagai rintangan perdagangan internasional?

Pembela dan penyokong perdagangan bebas menyatakan secara singkat bahwa

dengan mengadakan perdagangan bebas berdasarkan prinsip keunggulan komparatif maka

perekonomian dunia akan mencapai alokasi sumber secara optimal yang memberikan

taraf hidup lebih tinggi. Hal ini karena masing-masing negara memiliki anugerah sumber-

sumber alam, tenaga kerja, akumulasi kapital serta teknologi yang berbeda baik kuantitas

maupun kualitas dan mereka harus berspesialisasi pada komoditi di mana biaya

produksinya relatif lebih rendah daripada negara-negara lain dan kemudian menukarkan.

Dengan demikian maka penduduk dunia bisa memperoleh pendapatan riel lebih tinggi

dengan menggunakan sumber-sumber yang ada dan dimilikinya. Proteksi atau rintangan

perdagangan akan mengurangi manfaat yang dapat diperoleh dari adanya spesialisasi.

Dengan pembatasan ini maka sumber-sumber tak dapat dimanfaatkan untuk penggunaan

paling efisien. Para pembela perdagangan bebas akan mencegah terbentuknya proteksi

monopoli di dalam negeri. Tanpa persaingan dari luar negeri yang diakibatkan oleh

pembatasan perdagangan, monopoli akan muncul.

3. Pasar Valuta Asing

Untuk memahami bagaimana kurs valuta asing ditentukan, kita perlu menganalisis

cara kerja pasar valuta asing. Pasar Valuta Asing adalah tempat berlangsungnya

perdagangan berbagai mata uang negara yang berbeda; disinilah nilai tukar ditentukan.

Pada umumnya, valuta asing diperdagangkan oleh bank-bank serta perusahaan-

perusahaan yang berspesialisasi pada bisnis tersebut. Pasar valuta asing yang terorganisir

seperti di New York, Tokyo, London dan Zurich memperdagangkan beratus-ratus milyar

dolar mata uang setiap harinya. Harga valuta asing / kurs valuta asing terbentuk pada saat

penawaran dan permintaan berada dalam keadaan seimbang. Penawaran dan permintaan

pound Inggris berinteraksi di pasar valuta asing. Kekuatan pasar akan menggerakkan kurs

valuta asing ke atas / ke bawah, untuk menyeimbangkan arus masuk dan arus keluar

pound; harga yang kemudian akan berlaku adalah pada saat terjadi keseimbangan kurs

valuta asing, yaitu ketika pound yang dibeli persis sama dengan yang ingin dijual.

Page 6: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Keseimbangan penawaran dan permintaan valuta asing menentukan kurs mata uang

tertentu

4. Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran internasional (International Balance Of Payment) suatu negara

merupakan lapangan keuangan negara yang bersangkutan atas semua transaksi ekonomi

dengan negara-negara lain, yang disusun secara sistematis; neracapembayaran

menghitung dan mencatat semua arus barang, jasa dan modal antara suatu negara dengan

negara-negara lain.

Neraca pembayaran luar negeri umumnya dibagi dalam empat bagian, yaitu :

a. Transaksi berjalan

b. Neraca modal

c. Penyimpangan statistik

d. Penyelesaian resmi

Tahap-tahap neraca pembayaran :

a. Negara debitur muda yang sedang tumbuh

b. Negara debitur madya

c. Negara kreditur muda

d. Negara kreditur madya

Jika pertumbuhan ekonomi suatu negara lebih cepat daripada pertumbuhan rata-rata pada

pasar ekspornya, maka hal ini akan cenderung mempercepat peningkatan impor daripada

ekspor melalui efek penyerapan.

Dalam melakukan perdagangan, dengan alasan-alasan budaya, politi, dan ekonomi maka

campur tangan pemerintah dalam arus bebas perdagangan diperlukan.

Motif campur tangan pemerintah didalam arus bebas perdagangan :

1. Motif Budaya

Negara-negara membatasi perdagangan barang dan jasa demi suatu tujuan budaya – yang

paling umum adalah untuk melindungi identitas nasional. Banyak negara memandang

kebudayaan AS sebagai ancaman terhadap kebudayaan nasionalnya sendiri karena

Page 7: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

kekuatan global perusahaan-perusahaan AS dalam barang-barag konsumen serta dalam

dunia hiburan dan media.

2. Motif Politik

Mencakup melindungi lapangan pekerjaan, menjaga keamanan nasional, menanggapi

praktek dagang yang tidak adil yang dilakukan oleh negara lain, dan mendapatkan

pengaruh atas negara-negara lain.

3. Motif Ekonomi

Melindungi industri-industri baru dari persaingan dan mendorong kebijakan perdagangan

strategis.

Alat/metoda yang paling umum digunakan oleh pemerintah untuk mendorong

perdagangan yaitu :

a. Subsidi

Subsidi adalah bantuan finansial bagi produsen domestik dalam bentuk pembayaran tunai,

pinjaman berbunga rendah, keringanan pajak, atau bentuk lainnya. Bertujuan membantu

perusahaan-perusahaan domestik mengimbangi pesaing internasional.

b. Pembiayaan Ekspor

Pemerintah seringkali mendorong ekspor dengan membantu perusahaan mendanai

kegiatan ekspornya melalui pinjaman atau jaminan pinjaman.

Sebagai contoh, dua badan khusus yang berfungsi membantu perusahaan-perusahaan AS

memperoleh pembiayaan ekspor adalah Export-Import Bank of The United States dan

Overseas Private Insurance Corporation (OPIC).

c. Zona Perdagangan Luar Negeri

Zona perdagangan luar negeri adalah suatu kawasan gegrafis tertentu dimana barang

dagang diperbolehkan masuk dengan bea cukai yang lebih rendah dan/atau prosedur

pabean yang lebih sedikit.

Page 8: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Saat ini banyak perusahaan membuat sarana-sarana di zona-zona seperti ini untuk operasi

perakitan akhir produk.

Sebagai contoh, pabrik mobil Jepang di Indiana, Kentucky, Ohio, dan Tennessee

ditetapkan sebagai zona perdagangan luar negeri yang dikelola oleh Departemen

Perdagangan AS

d. Badan Pemerintah Khusus

Badan pemerintah khusus ini seringkali didirikan untuk mendorong ekspor suatu Negara.

Badan-badan ini sangat membantu dalam memperoleh kontrak bagi usaha-usaha kecil dan

menengah yang memiliki sumberdaya finansial yang terbatas, juga dapat membantu

perusahaan-perusahaan asing menemukan lokasi yang cocok di negara tuan rumah.

Selain mendorong perdagangan, maka pemerintah juga memiliki cara-cara untuk

menghambat perdagangan, dimana secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu hambatan

tarif dan hambatan non tarif.

a. Tarif

Hambatan tarif yaitu pajak pemerintah yang dibebankan pada suatu produk yang masuk

atau meninggalkan suatu negara. Contohnya tarif ekspor, tarif transit, dan tarif impor.

Tarif impor dapat dibagi menjadi :

• Tarif ad valorem à tarif yang dibebankan sebagai suatu presentase harga yang tertera

pada suatu produk impor.

• Tarif spesifik à tarif yang dibebankan sebagai biaya spesifik pada tiap unit (diukur

oleh jumlah, berat, dll) sebuah produk impor.

• Tarif majemuk à tarif yang dihitung sebagai presentase harga yang tertera pada

sebuah produk impor, dan sebagian sebagai biaya spesifik tiap unit.

Negara membebakan tarif karena.dua alas an utama, yaitu :

1. Tarif merupaka cara melindungi produsen domestik suatu produk.

2. Tarif merupakan sumber pendapatan pemerintah.

Page 9: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

b. Non Tarif

Adapun hambatan non tarif yang diberlakukan, yaitu :

a. Kuota

Kuota yaitu pembatasan jumlah (diukur dalam unit atau berat) barang yang dapat

masuk atau keluar dari suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

Contohnya yaitu kuota impor dan kuota ekspor.

Alasan diberlakukannya kuota impor, antara lain :

Pemerintah ingin melindungi produsen domestiknya dengan membatasi jumlah

barang yang diperbolehkan masuk ke dalam suatu Negara.

Pemerintah memaksa perusahaan negara-negara lain bersaing satu sama lain untuk

sejumlah tertentu impor yang diperbolehkan.

Alasan diberlakukannya kuota ekspor, antara lain :

Pemerintah menjaga penawaran suatu produk di pasar domestik.

Pemerintah membatasi ekspor untuk membatasi penawaran di pasar dunia.

b. Embargo

Embargo yaitu larangan total perdagangan (impor dan ekspor) satu atau lebih produk

dengan negara tertentu. Embargo dapat dikenakan atas satu atau beberapa barang, atau

melarang perdagangan seluruh produk. Embargo dapat ditetapkan oleh negara-negara

secara individual atau oleh organisasi seperti PBB.

Sebagai contoh yaitu embargo Amerika Serikat terhadap Kuba mencakup semua

bidang dan bahkan tidak memperbolehkan warga negara AS berlibur di Kuba.

c. Persyaratan Kandungan Lokal

Persyaratan kandungan lokal merupakan peraturan yang mengharuskan sejumlah

tertentu barang atau jasa dipasok oleh produsen-produsen dalam pasar domestik.

Tujuan adalah untuk memaksa perusahaan-perusahaan dari negara lain menggunakan

sumberdaya lokal dala proses produksinya - terutama tenaga kerja.

Page 10: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

d. Penundaan Administratif

Penundaan administrasi merupakan ketentuan pengendali atau peraturan birokratik

yang dirancang untuk menghambat arus impor yang deras ke dalam suatu negara.

Tujuan utamanya adalah proteksionisme.

e. Pengendalian Mata Uang

Pengendalian mata uang merupakan pembatasan daya konversi suatu mata uang ke

dalam mata uang lainnya atau menetapkan nilai tukar yang tidak menguntungkan bagi

pengimpor.

Page 11: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

Lingkungan bisnis internasional dipengaruhi oleh organisasi yang bekerja untuk

mengatur dan memperluas perdagangan dan investasi dunia. Organisasi ini mempengaruhi

strategi, taktik, dan operasi sehari-hari dari perusahaan yang ikut serta dalam bisnis

internasional, terutama karena tujuan perusahaan sering kali rumit bahkan bersifat

bertentangan.

I. Umum

World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia

merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah

perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu

persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil

perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan

tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk

mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun ditandatangani

oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan

jasa, eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan. Indonesia merupakan salah

satu negara pendiri WTO dan telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO

melalui UU NO. 7/1994.

II. Sejarah Pembentukan

WTO secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995 tetapi sistem perdagangan

itu sendiri telah ada setengah abad yang lalu. Sejak tahun 1948, General Agreement on

Tariffs and Trade (GATT) - Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan telah

membuat aturan-aturan untuk sistem ini. Sejak tahun 1948-1994 sistem GATT memuat

peraturan-peraturan mengenai perdagangan dunia dan menghasilkan pertumbuhan

perdagangan internasional tertinggi.

Pada awalnya GATT ditujukan untuk membentuk International Trade

Organization (ITO), suatu badan khusus PBB yang merupakan bagian dari sistem

Page 12: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Bretton Woods (IMF dan bank Dunia). Meskipun Piagam ITO akhirnya disetujui

dalam UN Conference on Trade and Development di Havana pada bulan Maret 1948,

proses ratifikasi oleh lembaga-lembaga legislatif negara tidak berjalan lancar.

Tantangan paling serius berasal dari kongres Amerika Serikat, yang walaupun sebagai

pencetus, AS tidak meratifikasi Piagam Havana sehingga ITO secara efektif tidak

dapat dilaksanakan. Meskipun demikian, GATT tetap merupakan instrument

multilateral yang mengatur perdagangan internasional.

Hampir setengah abad teks legal GATT masih tetap sama sebagaimana pada

tahun 1948 dengan beberapa penambahan diantaranya bentuk persetujuan “plurilateral”

(disepakati oleh beberapa negara saja) dan upaya-upaya pengurangan tariff. Masalah-

masalah perdagangan diselesaikan melalui serangkaian perundingan multilateral yang

dikenal dengan nama “Putaran Perdagangan” (trade round), sebagai upaya untuk

mendorong liberalisasi perdagangan internasional.

III. Putaran-putaran Perundingan

Pada tahun-tahun awal, Putaran Perdagangan GATT mengkonsentrasikan

negosiasi pada upaya pengurangan tariff. Pada Putaran Kennedy (pertengahan tahun

1960-an) dibahas mengenai tariff dan Persetujuan Anti Dumping (Anti Dumping

Agreement).

Putaran Tokyo (1973-1979) meneruskan upaya GATT mengurangi tariff secara

progresif. Hasil yang diperoleh rata-rata mencakup sepertiga pemotongan dari bea

impor/ekspor terhadap 9 negara industri utama, yang mengakibatkan tariff rata-rata

atas produk industri turun menjadi 4,7%. Pengurangan tariff, yang berlangsung selama

8 tahun, mencakup unsur “harmonisasi” – yakni semakin tinggi tariff, semakin luas

pemotongannya secara proporsional. Dalam isu lainnya, Putaran Tokyo gagal

menyelesaikan masalah produk utama yang berkaitan dengan perdagangan produk

pertanian dan penetapan persetujuan baru mengenai “safeguards” (emergency import

measures). Meskipun demikian, serangkaian persetujuan mengenai hambatan non tariff

telah muncul di berbagai perundingan, yang dalam beberapa kasus menginterpretasikan

peraturan GATT yang sudah ada.

Page 13: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Selanjutnya adalah Putaran Uruguay (1986-1994) yang mengarah kepada

pembentukan WTO. Putaran Uruguay memakan waktu 7,5 tahun. Putaran tersebut

hampir mencakup semua bidang perdagangan. Pada saat itu putaran tersebut

nampaknya akan berakhir dengan kegagalan. Tetapi pada akhirnya Putaran Uruguay

membawa perubahan besar bagi sistem perdagangan dunia sejak diciptakannya GATT

pada akhir Perang Dunia II. Meskipun mengalami kesulitan dalam permulaan

pembahasan, Putaran Uruguay memberikan hasil yang nyata. Hanya dalam waktu 2

tahun, para peserta telah menyetujui suatu paket pemotongan atas bea masuk terhadap

produk-produk tropis dari negara berkembang, penyelesaian sengketa, dan

menyepakati agar para anggota memberikan laporan reguler mengenai kebijakan

perdagangan. Hal ini merupakan langkah penting bagi peningkatan transparansi aturan

perdagangan di seluruh dunia.

IV. Persetujuan-persetujuan WTO

Hasil dari Putaran Uruguay berupa the Legal Text terdiri dari sekitar 60

persetujuan, lampiran (annexes), keputusan dan kesepakatan. Persetujuan-persetujuan

dalam WTO mencakup barang, jasa, dan kekayaaan intelektual yang mengandung

prinsip-prinsip utama liberalisasi.

Struktur dasar persetujuan WTO, meliputi :

1. Barang/ goods (General Agreement on Tariff and Trade/ GATT)

2. Jasa/ services (General Agreement on Trade and Services/ GATS)

3. Kepemilikan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual Properties/ TRIPs)

4. Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements)

Persetujuan-persetujuan di atas dan annexnya berhubungan antara lain dengan sektor-

sektor di bawah ini :

Pertanian

Sanitary and Phytosanitary/SPS

Badan Pemantau Tekstil (Textiles and Clothing)

Standar Produk

Page 14: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Tindakan investasi yang terkait dengan perdagangan (TRIMs)

Tindakan anti-dumping

Penilaian Pabean (Customs Valuation Mathods)

Pemeriksaan sebelum pengapalan (Preshipment Inspection)

Ketentuan asal barang (Rules of Origin)

Lisensi Impor (Imports Licencing)

Subsidi dan Tindakan Imbalan (Subsidies and Countervailing Measures)

Tindakan Pengamanan (safeguards)

Untuk jasa (dalam Annex GATS):

Pergerakan tenaga kerja (movement of natural persons)

Transportasi udara (air transport)

Jasa keuangan (financial services)

Perkapalan (shipping)

Telekomunikasi (telecommunication)

V. Prinsip-prinsip Perdagangan Multilateral

MFN (Most-Favoured Nation): Perlakuan yang sama terhadap semua mitra

dagang

Dengan berdasarkan prinsip MFN, negara-negara anggota tidak dapat begitu saja

mendiskriminasikan mitra-mitra dagangnya. Keinginan tarif impor yang diberikan

pada produk suatu negara harus diberikan pula kepada produk impor dari mitra

dagang negara anggota lainnya.

Perlakuan Nasional (National Treatment)

Negara anggota diwajibkan untuk memberikan perlakuan sama atas barang-barang

impor dan lokal- paling tidak setelah barang impor memasuki pasar domestik

Transparansi (Transparency)

Negara anggota diwajibkan untuk bersikap terbuka/transparan terhadap berbagai

kebijakan perdagangannya sehingga memudahkan para pelaku usaha untuk

melakukan kegiatan perdagangan.

Page 15: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

VI. Persetujuan Bidang Pertanian

Persetujuan Bidang Pertanian (Agreement on Agriculture/ AoA) yang berlaku

sejak tanggal 1 Januari 1995 bertujuan untuk melakukan reformasi kebijakan

perdagangan di bidang pertanian dalam rangka menciptakan suatu sistem perdagangan

pertanian yang adil dan berorientasi pasar. Program reformasi tersebut berisi

komitmen-komitmen spesifik untuk mengurangi subsidi domestik, subsidi ekspor dan

meningkatkan akses pasar melalui penciptaan peraturan dan disiplin GATT yang kuat

dan efektif.

Persetujuan tersebut juga meliputi isu-isu di luar perdagangan seperti ketahanan

pangan, perlindungan lingkungan, perlakuan khusus dan berbeda (special and

differential treatment – S&D) bagi negara-negara berkembang, termasuk juga

perbaikan kesempatan dan persyaratan akses untuk produk-produk pertanian bagi

negara-negara tersebut.

Dalam Persetujuan Bidang Pertanian dengan mengacu pada sistem klasifikasi HS

(harmonized system of product classification), produk-produk pertanian didefinisikan

sebagai komoditi dasar pertanian (seperti beras, gandum, dll.) dan produk-produk

olahannya (seperti roti, mentega, dll.) Sedangkan, ikan dan produk hasil hutan serta

seluruh produk olahannya tidak tercakup dalam definisi produk pertanian tersebut.

Persetujuan Bidang Pertanian menetapkan sejumlah peraturan pelaksanaan

tindakan-tindakan perdagangan di bidang pertanian, terutama yang menyangkut akses

pasar, subsidi domestik dan subsidi ekspor. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut,

para anggota WTO berkomitmen untuk meningkatkan akses pasar dan mengurangi

subsidi-subsidi yang mendistorsi perdagangan melalui skedul komitmen masing-

masing negara. Komitmen tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

GATT.

A. Aspek Pasar

Dilihat dari sisi akses pasar, Putaran Uruguay telah menghasilkan perubahan

sistemik yang sangat signifikan: perubahan dari situasi dimana sebelumnya

ketentuan-ketentuan non-tarif yang menghambat arus perdagangan produk

pertanian menjadi suatu rezim proteksi pasar berdasarkan pengikatan tarif beserta

Page 16: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

komitmen-komitmen pengurangan subsidinya. Aspek utama dari perubahan yang

fundamental ini adalah stimulasi terhadap investasi, produksi dan perdagangan

produk pertanian melalui: (i) akses pasar produk pertanian yang transparan,

prediktabel dan kompetitif, (ii) peningkatan hubungan antara pasar produk

pertanian nasional dengan pasar internasional, dan (iii) penekanan pada

mekanisme pasar yang mengarahkan penggunaan yang paling produktif terhadap

sumber daya yang terbatas, baik di sektor pertanian maupun perekonomian secara

luas.

Umumnya tarif merupakan satu-satunya bentuk proteksi produk pertanian

sebelum Putaran Uruguay. Pada Putaran Uruguay, yang disepakati adalah

”diikatnya” tarif pada tingkat maksimum. Namun bagi sejumlah produk tertentu,

pembatasan akses pasar juga melibatkan hambatan-hambatan non-tarif. Putaran

Uruguay bertujuan untuk menghapuskan hambatan-hambatan tersebut. Untuk itu

disepakati suatu paket ”tarifikasi” yang diantaranya mengganti kebijakan-

kebijakan non-tarif produk pertanian menjadi kebijakan tarif yang memberikan

tingkat proteksi yang sama.

Negara anggota dari kelompok negara maju sepakat untuk mengurangi tarif

mereka sebesar rata-rata 36% pada seluruh produk pertanian, dengan pengurangan

minimum 15% untuk setiap produk, dalam periode enam tahun sejak tahun 1995.

Bagi negara berkembang, pengurangannya adalah 24% dan minimum 10% untuk

setiap produk. Negara terbelakang diminta untuk mengikat seluruh tarif

pertaniannya namun tidak diharuskan untuk melakukan pengurangan tarif.

B. Subsidi Domestik

Subsidi domestik dibagi ke dalam dua kategori. Kategori pertama adalah

subsidi domestik yang tidak terpengaruh atau kalaupun ada sangat kecil

pengaruhnya terhadap distorsi perdagangan (sering disebut sebagai Green Box)

sehingga tidak perlu dikurangi. Kategori kedua adalah subsidi domestik yang

mendistorsi perdagangan (sering disebut sebagai Amber Box) sehingga harus

dikurangi sesuai komitmen.

Page 17: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Subsidi Domestik dalam sektor Pertanian :

1. Amber Box, adalah semua subsidi domestik yang dianggap mendistorsi

produksi dan perdagangan.

2. Blue Box, adalah amber box dengan persyaratan tertentu yang ditujukan untuk

mengurangi distorsi. Subsidi yang biasanya dikategorikan sebagai Amber Box

akan dimasukkan ke dalam Blue Box jika subsidi tersebut juga menuntut

dikuranginya produksi oleh para petani.

3. Green Box, adalah subsidi yang tidak berpengaruh atau kalaupun ada sangat

kecil pengaruhnya terhadap perdagangan. Subsidi tersebut harus dibiayai dari

anggaran pemerintah (tidak dengan membebani konsumen dengan harga yang

lebih tinggi) dan harus tidak melibatkan subsidi terhadap harga.

Berkaitan dengan kebijakan yang diatur dalam Green Box terdapat tiga jenis

subsidi lainnya yang dikecualikan dari komitmen penurunan subsidi yaitu

kebijakan pembangunan tertentu di negara berkembang, pembayaran langsung

pada program pembatasan produksi (blue box), dan tingkat subsidi yang disebut de

minimis

C. Subsidi Ekspor

Hak untuk memberlakukan subsidi ekspor pada saat ini dibatasi pada:

i. subsidi untuk produk-produk tertentu yang masuk dalam komitmen untuk

dikurangi dan masih dalam batas yang ditentukan oleh skedul komitmen

tersebut.

ii. kelebihan pengeluaran anggaran untuk subsidi ekspor ataupun volume ekspor

yang telah disubsidi yang melebihi batas yang ditentukan oleh skedul komitmen

tetapi diatur oleh ketentuan ”fleksibilitas hilir” (downstream flexibility).

iii. subsidi ekspor yang sesuai dengan ketentuan S&D bagi negara-negara

berkembang.

iv. Subsidi ekspor di luar skedul komitmen tetapi masih sesuai dengan ketentuan

anti-circumvention. Segala jenis subsidi ekspor di luar hal-hal di atas adalah

dilarang.

Page 18: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

VII. Putaran Doha

A. Deklarasi Doha

Sejak terbentuknya WTO awal tahun 1995 telah diselenggarakan lima kali

Konperensi Tingkat Menteri (KTM) yang merupakan forum pengambil kebijakan

tertinggi dalam WTO. KTM-WTO pertama kali diselenggarakan di Singapura

tahun 1996, kedua di Jenewa tahun 1998, ketiga di Seatlle tahun 1999 dan KTM

keempat di Doha, Qatar tahun 2001. Sementara itu KTM kelima diselenggarakan

di Cancun, Mexico tahun 2003.

KTM ke-4 (9-14 Nopember 2001) yang dihadiri oleh 142 negara.

Menghasilkan dokumen utama berupa Deklarasi Menteri (Deklarasi Doha) yang

menandai diluncurkannya putaran perundingan baru mengenai perdagangan jasa,

produk pertanian, tarif industri, lingkungan, isu-isu implementasi, Hak Atas

Kekayaan Intelektual (HAKI), penyelesaian sengketa dan peraturan WTO.

Deklarasi tersebut mengamanatkan kepada para anggota untuk mencari jalan

bagi tercapainya konsensus mengenai Singapore Issues yang mencakup isu-isu:

investasi, kebijakan kompetisi (competition policy), transparansi dalam

pengadaan pemerintah (goverment procurement), dan fasilitasi perdagangan.

Namun perundingan mengenai isu-isu tersebut ditunda hingga selesainya KTM V

WTO pada tahun 2003, jika terdapat konsensus yang jelas (explicit concensus)

dimana para anggota menyetujui dilakukannya perundingan. Deklarasi juga

memuat mandat untuk meneliti program-program kerja mengenai electronic

commerce, negara-negara kecil (small economies), serta hubungan antara

perdagangan, hutang dan alih teknologi.

Deklarasi Doha juga telah memberikan mandat kepada para anggota WTO

untuk melakukan negosiasi di berbagai bidang, termasuk isu-isu yang berkaitan

dengan pelaksanaan persetujuan yang ada. Perundingan dilaksanakan di Komite

Perundingan Perdagangan (Trade Negotiations Committee/TNC) dan badan-badan

dibawahnya (subsidiaries body). Selebihnya, dilakukan melalui program kerja

yang dilaksanakan oleh Councils dan Commitee yang ada di WTO.

Page 19: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

B. Doha Development Agenda

Keputusan-keputusan yang telah dihasilkan KTM IV ini dikenal pula dengan

sebutan ”Agenda Pembangunan Doha” (Doha Development Agenda) mengingat

didalamnya termuat isu-isu pembangunan yang menjadi kepentingan negara-

negara berkembang paling terbelakang (Least developed countries/LDCs), seperti:

kerangka kerja kegiatan bantuan teknik WTO, program kerja bagi negara-negara

terbelakang, dan program kerja untuk mengintegrasikan secara penuh negara-

negara kecil ke dalam WTO.

Mengenai perlakuan khusus dan berbeda” (special and differential

treatment), Deklarasi tersebut telah mencatat proposal negara berkembang untuk

merundingkan Persetujuan mengenai Perlakuan khusus dan berbeda (Framework

Agreement of Special and Differential Treatment/S&D), namun tidak mengusulkan

suatu tindakan konkrit mengenai isu tersebut. Para menteri setuju bahwa masalah

S&D ini akan ditinjau kembali agar lebih efektif dan operasional.

C. Isu-isu yang disetujui untuk dirundingkan lebih lanjut

Deklarasi Doha mencanangkan segera dimulainya perundingan lebih lanjut

mengenai beberapa bidang spesifik, antara lain di bidang pertanian. Perundingan

di bidang pertanian telah dimulai sejak bulan sejak bulan Maret 2000. Sudah 126

anggota (85% dari 148 anggota) telah menyampaikan 45 proposal dan 4 dokumen

teknis mengenai bagaimana perundingan seharusnya dijalankan. Salah satu

keberhasilan besar negara-negara berkembang dan negara eksportir produk

pertanian adalah dimuatnya mandat mengenai ”pengurangan, dengan

kemungkinan penghapusan, sebagai bentuk subsidi ekspor”.

Mandat lain yang sama pentingnya adalah kemajuan dalam hal akses pasar,

pengurangan substansial dalam hal program dukungan/subsidi domestik yang

mengganggu perdagangan (trade-distorting domestic suport programs), serta

memperbaiki perlakukan khusus dan berbeda di bidang pertanian bagi negara-

negara berkembang.

Paragraf 13 dari Deklarasi KTM Doha juga menekankan mengenai

kesepakatan agar perlakuan khusus dan berbeda untuk negara berkembang akan

Page 20: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

menjadi bagian integral dari perundingan di bidang pertanian. Dicatat pula

pentingnya memperhatikan kebutuhan negara berkembang termasuk pentingnya

ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan.

VIII. Konferensi Tingkat Menteri (KTM) V WTO di Cancun, Meksiko

Konperensi Tingkat Menteri (KTM) V WTO berlangsung di Cancun, Meksiko

tanggal 10-14 September 2003. Berbeda dengan KTM IV di Doha, KTM V di Cancun

kali ini tidak mengeluarkan Deklarasi yang rinci dan substantif, karena gagal

menyepakati secara konsensus, terutama terhadap draft teks pertanian, akses pasar

produk non pertanian (MANAP) dan Singapore issues.

Perundingan untuk isu pertanian diwarnai dengan munculnya joint paper AS-UE,

proposal Group 20 (yang menentang proposal gabungan AS-UE) dan proposal Group

33 (yang memperjuangkan konsep special product dan special safeguard mechanism).

Secara singkat, joint paper AS-UE antara lain memuat proposal yang

menghendaki adanya penurunan tarif yang cukup signifikan di negara berkembang,

tetapi tidak menginginkan adanya pengurangan subsidi dan tidak secara tegas memuat

komitmen untuk menurunkan tarif tinggi (tariff peak) di negara maju.

Sebaliknya, negara berkembang yang tergabung dalam Group 20 menginginkan

adanya penurunan subsidi domestik (domestik support) dan penghapusan subsidi

ekspor pertanian di negara-negara maju, sebagaimana dimandatkan dalam Deklarasi

Doha.

Sementara itu, kelompok negara-negara berkembang lainnya yang tergabung

dalam Group 33 (group yang dimotori Indonesia dan Filipina) mengajukan proposal

yang menghendaki adanya pengecualian dari penurunan tarif, dan subsidi untuk

Special Products (SPs) serta diberlakukannya Special Safeguard Mechanism (SSM)

untuk negara-negara berkembang.

IX. Kesepakatan Juli 2004

Setelah gagalnya KTM V WTO di Cancun, Meksiko pada tahun 2003, Sidang

Dewan Umum WTO tanggal 1 Agustus 2004 berhasil menyepakati Keputusan Dewan

Umum tentang Program Kerja Doha, yang juga sering disebut sebagai Paket Juli. Pada

Page 21: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

kesempatan tersebut berhasil disepakati kerangka (framework) perundingan lebih lanjut

untuk DDA (Doha Development Agenda) bagi lima isu utama yaitu perundingan

pertanian, akses pasar produk non-pertanian (NAMA), isu-isu pembangunan dan

impelementasi, jasa, serta Trade Facilitation dan penanganan Singapore issues lainnya.

Keputusan Dewan Umum WTO melampirkan Annex A sebagai framework

perundingan lebih lanjut untuk isu pertanian. Keputusan untuk ketiga pilar perundingan

sektor pertanian (subsidi domestik, akses pasar dan subsidi ekspor) adalah :

Subsidi Domestik :

a. Negara maju harus memotong 20% dari total subsidi domestiknya pada tahun

pertama implementasi perjanjian pertanian.

b. Pemberian subsidi untuk kategori blue box akan dibatasi sebesar 5% dari total

produksi pertanian pada tahun pertama implementasi.

c. Negara berkembang dibebaskan dari keharusan untuk menurunkan subsidi dalam

kategori de minimis asalkan subsidi tersebut ditujukan untuk membantu petani kecil

dan miskin.

Subsidi Ekspor :

a. Semua subsidi ekspor akan dihapuskan dan dilakukan secara paralel dengan

penghapusan elemen subsidi program seperti kredit ekspor, garansi kredit ekspor

atau program asuransi yang mempunyai masa pembayaran melebihi 180 hari.

b. Memperketat ketentuan kredit ekspor, garansi kredit ekspor atau program asuransi

yang mempunyai masa pembayaran 180 hari atau kurang, yang mencakup

pembayaran bunga, tingkat suku bunga minimum, dan ketentuan premi minimum.

c. Implementasi penghapusan subsidi ekspor bagi negara berkembang yang lebih lama

dibandingkan dengan negara maju.

d. Hak monopoli perusahaan negara di negara berkembang yang berperan dalam

menjamin stabilitas harga konsumen dan keamanan pangan, tidak harus dihapuskan.

e. Aturan pemberian bantuan makanan (food aid) diperketat untuk menghindari

penyalahgunaannya sebagai alat untuk mengalihkan kelebihan produksi negara

maju.

Page 22: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

f. Beberapa aturan perlakuan khusus dan berbeda (S&D) untuk negara berkembang

diperkuat.

Akses Pasar :

a. Untuk alasan penyeragaman dan karena pertimbangan perbedaan dalam struktur

tarif, penurunan tarif akan menggunakan tiered formula.

b. Penurunan tarif akan dilakukan terhadap bound rate.

c. Paragraf mengenai special products (SP) dibuat lebih umum dan tidak lagi

menjamin jumlah produk yang dapat dikategorikan sebagai sensitive product.

Negara berkembang dapat menentukan jumlah produk yang dikategorikan sebagai

special products berdasarkan kriteria food security, livelihood security, dan rural

development.

Page 23: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

KASUS BISNIS # 6

UNFAIR PROTECTION OR VALID DEFENSE?

”Kanada melontarkan keberatan WTO terhadap U.S...... Meksiko memperluas tindakan

anti-dumping............ Cina memulai penyelidikan terhadap impor karet sintetik........

Permasalahan baja meningkatkan isu dari kredibilitas perdagangan bebas.....Hal itu harus

dihentikan” adalah isi sebagian headline yang beredar diseluruh dunia.

Teori-teori perdagangan internasional berargumentasi bahwa negara seharusnya

membuka pintu terhadap adanya perdagangan. Kebijakan perdagangan bebas yang

konvensional mengajarkan bahwa melalui perdagangan dengan negara lain, sebuah negara

dapat memberikan warga negaranya, jumlah yang besar dan pilihan akan barang yang

berharga murah dibandingkan jika negara tersebut menutup diri dari perdagangan. Meskipun

demikian, sesungguhnya perdagangan bebas masih belum berlaku, sebab beberapa

pemerintah negara menghalangi. Meskipun banyak usaha dari World Trade Organization

(WTO) dan kelompok-kelompok negara yang lebih kecil, namun beberapa pemerintah negara

masih terlibat permainan dalam perdagangan. Secara luas, jumlah kasus anti-dumping yang

diajukan rata-rata 234 per tahun selama 7 tahun terakhir, dengan kasus yang tertinggi

sepanjang masa tercatat terjadi pada tahun 1999 yakni, 356 kasus.

Dimasa lalu, negara-negara terkaya di dunia akan secara khusus mengenakan biaya

pada negara berkembang yang menggunakan dumping. Tetapi hari ini, pasar yang besar juga

akan terjun dan terseret kedalam perselisihan. Cina saat ini meluncurkan sebuah keinginan

untuk menentukan apakah import karet sintetik (yang digunakan ban kendaraan dan alas kaki)

dari Jepang, Korea Selatan dan Rusia juga merupakan produk dumping. Meksiko memperluas

Page 24: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

cakupan dari Sistem Pemberitahuan Impor Otomatis. Sistem ini meminta importir (dari sebuah

daftar yang berisi beberapa negara-negara tertentu) untuk memberitahukan petugas Meksiko

jumlah barang dan harga dari suatu pengiriman, 10 hari sebelum kedatangan yang dijadwalkan

di Meksiko. Pemberitahuan 10 hari sebelum kedatangan memberikan sebuah peringatan yang

lebih baik kepada produsen domestik akan adanya produk berharga murah yang akan masuk

sehingga mereka dapat melaporkan akan adanya dumping sebelum produk tersebut masuk ke

pasar. India membentuk sebuah badan untuk menangani kasus antidumping. Bahkan,

Argentina, Indonesia, Afrika Selatan dan Thailand menggunakan ini sebagai alat yang dikenal

secara umum untuk melakukan proteksi terhadap praktek dumping.

Mengapa dumping begitu populer? Dan yang cukup mengherankan, bahwa WTO

memperbolehkannya. WTO telah membuat terobosan penting dalam penerapan tarif, potongan

tarif melalui hampir setiap kategori produk pada beberapa tahun terakhir ini. Tetapi WTO

tidak memiliki otoritas untuk memberikan sanksi kepada perusahaan, hanya kepada

pemerintah negara dimana perusahaan itu berada. Kemudian, WTO tidak dapat mengadili

perusahaan yang melakukan praktek dumping di pasar lain. WTO hanya dapat meloloskan

aturan terhadap pemerintah dari suatu negara yang mengenakan sebuah kewajiban

antidumping. Tetapi, WTO mengijinkan negara-negara untuk melakukan pembalasan

melawan negara yang produsennya dicurigai melakukan dumping ketika itu dapat

ditunjukkkan seperti (1) adanya pelanggar yang dinyatakan secara jelas merugikan produsen

domestik dan (2) harga eksport yang lebih rendah dari biaya produksi atau lebih rendah dari

harga pasar asal barang tersebut.

Alternatif untuk mengajukan kasus anti-dumping yang diajukan ke WTO, Presiden

Amerika George W. Bush menyadarkan pada pasal 201 atau ”global safeguard” penyelidikan

Page 25: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

dibawah hukum perdagangan Amerika untuk mengenakan tarif hingga 30% untuk impor baja.

Industri baja Amerika telah menderita dibawah serangan gencar baja impor dari banyak

negara yang antara lain dari Brasil, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Namun negara-negara

masih tetap mengajukan komplain tentang tindakan-tindakan tersebut sebelum keberadaan

WTO. Serupa, pada tahun 2004 pemerintah Amerika memberikan sebuah tamparan dengan

memberikan tarif sekitar 100% terhadap produk udang yang diimport dari Cina, dan Vietnam,

pembebanan biaya negara-negara tersebut dengan dumping terhadap produk udang-udangan di

pantai Amerika.

Pendukung tarif anti-dumping mengklaim bahwa mereka mencegah pelaku dumping

menjual dengan harga yang jauh lebih murah dari harga yang dikenakan oleh produsennya

dalam sebuah pasar target, yang dapat mengusir mereka agar keluar dari bisnis. Klaim lain

dalam mendukung kebijakan antidumping adalah dengan sebuah jalan terbaik

mempertahankan beberapa tindakan proteksi untuk menghadapi potensi bahaya dari

perdagangan bebas yang dijalankan sepenuhnya. Pihak yang tidak setuju dengan pengenaan

tarif antidumping berpendapat bahwa sekali tarif tersebut diterapkan maka kemungkinan kecil

bahwa kebijakan itu akan ditarik. Mereka juga mengklaim bahwa ganti rugi perusahaan dan

pemerintah sebuah kesepakatan bagus akan waktu dan uang untuk menyimpan dan

memperdebatkan kasus tersebut..

Ini juga menjadi alasan bahwa ketakutan dari pengenaan biaya lebih dengan dumping

menyebabkan pesaing Internasional untuk menjaga harga mereka lebih tinggi pada sebuah

pasar target daripada akan berbalik terkena kasus tersebut. Hal ini akan menjadi alasan dan

jalan untuk mengijinkan bagi perusahaan domestik untuk membebani produk dengan harga

Page 26: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

yang lebih tinggi dan tanpa kehilangan market share – memaksa konsumen untuk membayar

lebih untuk barang yang mereka beli.

PERTANYAAN

Soal #1 :

“Anda tidak dapat memberitahukan bahwa harga rendah yang mereka bayarkan untuk mesin

fax atau mobil adalah sesuatu yang tidak adil. Mereka tidak memperdulikan pada keuntungan

yang diterima perusahaan. Bagi mereka, hal tersebut adalah suatu penawaran yang bagus dan

mereka ingin hal tersebut berlanjut.”

Apakah anda setuju dengan pendapat ini?

Apakah anda kira orang dari budaya yang berbeda akan berpandangan berbeda

mengenai pendapat ini? Jelaskan jawaban anda.

Jawaban #1 :

Dalam konteks ini ada 2 buah jawaban yang saling kontradiksi tergantung berada di

posisi mana orang tersebut.

a. Bagi konsumen adalah tentu hal yang lumrah jika ia mengharapkan suatu produk

yang bagus, murah dan banyak alternatif pilihan.

b. Namun ketika ia sebagai karyawan suatu perusahaan, yang terancam di PHK

dikarenakan masuknya produk dari luar dengan kualitas bagus dan harga yang

lebih murah tentu ia tidak akan suka dengan kondisi ini.

Budaya memiliki peranan penting dalam mempengaruhi cara seseorang melihat suatu

permasalahan.

Sebagai contoh : Jepang sebagai suatu negara dulu dikenal dengan begitu kuatnya yang

memegang teguh budayanya yang mereka gunakan sebagai dasar bagi mereka untuk

membatasi produk-produk dari luar masuk ke dalam pasar mereka yang dikhawatirkan

akan merusak budaya mereka.

Page 27: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Beda dengan negara maju lainnya dimana isu masalah HAM ataupun lingkungan hidup

telah begitu kuat mempengaruhi mereka dalam melihat serta menilai apakah suatu

produk pantas serta etis untuk mereka terima atau tidak.

Sedangkan bagi negara yang sedang berkembang dimana kemiskinan masih menjadi

permasalahan utama, jangankan permasalahan produk dengan dumping yang masih

jadi perdebatan, sedangkan produk barang selundupanpun masih banyak ditemukan.

Soal #2 :

Seperti yang kita lihat, saat ini WTO tidak dapat ikut terlibat dalam memberikan sanksi

hukuman kepada suatu negara. Aksi ini hanya dapat ditujukan melalui pemerintah suatu

negara. Apakah anda pikir ini adalah kebijakan yang baik? Kenapa dan kenapa tidak?

Kenapa anda pikir WTO tidak diberikan wewenang untuk memberikan sanksi perusahaan

dengan dumping? Jelaskan!

Jawaban #2 :

Menurut kami ini adalah tindakan yang bijaksana. WTO seharusnya menjadi penengah

atau wasit, namun untuk sanksi memang harus diarahkan pada penyelesaian pada negara

yang terlibat. Hal ini untuk menghindari pemanfaatan WTO sebagai alat politik dari

segelintir negara untuk menekan negara lain. Hal ini akan menjadi hal yang berbahaya

dimana akan ada peluang baru untuk memanfaatkan isu ekonomi untuk kepentingan

politik suatu negara.

WTO terbentuk berdasarkan keanggotaan negara bukan perusahaan sehingga

penyelesaiannya diarahkan kepada penyelesaian antar negara dimana perusahaan yang

menjadi korban praktek dumping berada.

Soal #3 :

Identifikasilah kasus antidumping yang baru-baru ini dibawa ke WTO.

Gunakan artikel agar dapat mendiskusikan kasus tersebut.

Identifikasi negara, produk, dan sanksi potensial.

Page 28: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Anggaplah anda sebagai bagian dari anggota penyelesaian perselisihan WTO, apakah

anda akan memilih negara yang membalas melakukan dumping? Kenapa atau kenapa

tidak?????

Jawaban #3 (Kasus Antidumping) :

Indonesia sebagai negara yang melakukan perdagangan internasional dan juga anggota

dari WTO, pernah mengalami tuduhan praktek dumping pada produk kertas yang

diekspor ke Korea Selatan.

Kasus ini bermula ketika industri kertas Korea Selatan mengajukan petisi anti-dumping

terhadap produk kertas Indonesia kepada Korean Trade Commission (KTC) pada 30

September 2002.

Perusahaan yang dikenakan tuduhan dumping adalah PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk,

PT. Pindo Deli Pulp & Mills, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan April Pine Paper

Trading Pte Ltd.

Fakta – Fakta Hukum

Para Pihak

a. Penggugat : Indonesia

b. Tergugat : Korea Selatan

Objek Sengketa

Produk kertas Indonesia yang dikenai tuduhan dumping mencakup 16 jenis produk,

tergolong dalam kelompok uncoated paper and paper board used for writing, printing, or

other graphic purpose serta carbon paper, self copy paper and other copying atau

transfer paper.

Kronologis Kasus

Korea Selatan mengajukan petisi anti-dumping terhadap produk kertas Indonesia kepada

Korean Trade Commission (KTC) pada 30 September 2002.

Page 29: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Perusahaan yang dikenakan tuduhan dumping adalah PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk,

PT. Pindo Deli Pulp & Mills, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan April Pine Paper

Trading Pte Ltd.

Pada Mei 2003 Korea Selatan memberlakukan BM (bea masuk) anti dumping atas produk

kertas Indonesia, namun pada November 2003 mereka menurunkan BM anti dumping

terhadap produk kertas Indonesia ke Korsel.

Tepatnya pada 9 Mei 2003 KTC mengenai Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD)

sementara dengan besaran untuk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk sebesar 51,61 persen,

PT Pindo Deli 11,65 persen, PT Indah Kiat 0,52 persen, April Pine dan lainnya sebesar

2,80 persen.

Kemudian Pada 7 November 2003, KPC menurunkan BMAD untuk PT Pabrik Kertas

Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli dan PT Indah Kiat masingmasing sebesar 8,22 persen,

serta untuk April Pine dan lainnya 2,8 persen.

Pada 4 Juli 2004, Indonesia dan Korea Selatan mengadakan konsultasi bilateral akan

tetapi tidak mencapai kesepakatan.

27 September 2004, Disputes Settlement Body WTO membentuk Panel. Pihak yang

berpartisipasi diantaranya Amerika Serikat, Eropa, Jepang, China dan Kanada.

1-2 Februari 2005, diselenggarakan Sidang Panel kesatu

30 Maret 2005, diselenggarakan Sidang Panel kedua

28 Oktober 2005, Panel Report

Gugatan Indonesia Terhadap Pemerintah Korea yaitu :

Gugatan Indonesia bahwa pemerintah Korea melakukan berbagai pelanggaran terhadap

ketentuan agreement on anti dumping WTO dalam tindakan anti dumping terhadap

produk kertas Indonesia.

Hasil Panel Report

1. KTC telah melanggar ketentuan WTO dalam hal penentuan margin dumping bagi

beberapa perusahaan Indonesia.

2. Korea Selatan telah melanggar ketentuan WTO dengan menolak data dari perusahaan

kertas Indonesia.

Page 30: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

3. Dalam hal ini, Panel hanya memeriksa kasus hukum ekonomi berdasarkan klaim utama

yang diajukan oleh Indonesia.

4. Panel menolak permohonan Indonesia agar Panel membatalkan tindakan antidumping

yang dilakukan oleh Korea Selatan.

Sanksi yang dikenakan

Dalam kasus dumping kertas yang dituduhkan oleh Korea Selatan terhadap Indonesia

pada perusahaan eksportir produk kertas tersebut diatas, Indonesia berhasil

memenangkan sengketa anti-dumping ini.

Indonesia telah menggunakan haknya dan kemanfaatan dari mekanisme dan prinsip-

prinsip multilateralisme sistem perdagangan WTO terutama prinsip transparansi.

Indonesia untuk pertama kalinya memperoleh manfaat dari mekanisme penyelesaian

sengketa atau Dispute Settlement Mechanism (DSM) sebagai pihakpenggugat utama (main

complainant) yang merasa dirugikan atas penerapan peraturan perdagangan yang

diterapkan oleh negara anggota WTO lain.

Indonesia mengajukan keberatan atas pemberlakuan kebijakan anti-dumping Korea ke

DSM dalam kasus Anti-Dumping untuk Korea-Certain Paper Products.

Pada tanggal 4 Juni 2004, Indonesia membawa Korea Selatan untuk melakukan konsultasi

penyelesaian sengketa atas pengenaan tindakan anti-dumping Korea Selatan terhadap

impor produk kertas asal Indonesia.

Hasil konsultasi tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan kedua belah pihak.

Indonesia kemudian mengajukan permintaan ke DSB WTO agar Korea Selatan mencabut

tindakan anti dumpingnya yang melanggar kewajibannya di WTO dan menyalahi

beberapa pasal dalam ketentuan Anti-Dumping.

Pada tanggal 28 Oktober 2005, DSB WTO menyampaikan Panel Report ke seluruh

anggota dan menyatakan bahwa tindakan anti-dumping Korea Selatan tidak konsisten dan

telah menyalahi ketentuan Persetujuan Anti-Dumping. Kedua belah pihak yang

bersengketa pada akhirnya mencapai kesepakatan bahwa Korea harus

mengimplementasikan rekomendasi DSB dan menentukan jadwal waktu bagi pelaksanaan

rekomendasi DSB tersebut (reasonable period of time/RPT).

Page 31: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Namun sangat disayangkan hingga kini Korea Selatan belum juga mematuhi keputusan

DSB, meskipun telah dinyatakan salah menerapkan bea masuk antidumping (BMAD)

terhadap produk kertas dari Indonesia, karena belum juga mencabut pengenaan bea masuk

anti-dumping tersebut. Padahal Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement

Body/DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah menyatakan Korea Selatan

melakukan kesalahan prosedur dalam penyelidikan antidumping kertas Indonesia pada

2003. Untuk itu DSB meminta Korea Selatan segera menjalankan keputusan ini.

Jika kami bagian dari WTO’s Dispute Settlement Body…..

Tindakan membalas melakukan dumping oleh suatu negara terhadap negara lain yang

melakukan praktek dumping adalah hal yang sah selama hal tersebut benar didasarkan

fakta dan bukan berdasarkan asumsi dan kecurigaan semata.

Negara yang melakukan antidumping harus bisa menunjukkan bahwa dumping benar-

benar terjadi, dapat menghitung kerugiannya terhadap perusahaan dalam negerinya

sendiri, dan dapat menunjukan bahwa kerugian yang dialaminya nyata.

Karena free trade itu juga harus memenuhi prinsip Fair trade, adalah merupakan

kewajiban dari pemerintah suatu negara untuk melindungi kepentingan nasional, apalagi

yang bersifat strategis, yang menguasai hajat hidup rakyatnya seperti sektor pangan,

pertahanan dan keamanan, sektor migas, dll.

Hal ini ditujukan untuk menghindari atau meminimalisir ketergantungan sektor tersebut

dari negara lain yang mungkin pada kondisi normal atau damai tidak akan memberikan

persoalan yang berarti. Namun apabila dalam kondisi konflik atau perang, maka hal ini

akan menimbulkan permasalahan yang tidak sederhana.

PRESENTASI BISNIS INTERNASIONAL

ANGKATAN E-31, MB-IPB

Page 32: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Kelompok : V

Anggota : - Lily Purnama Sari (P056080622.31E)

- Minia Artpita Barus (P056080623.31E)

Topik/Judul : Unfair Protection or Valid Defense?

Dosen Pengasuh : Arief Daryanto, Ir, DipAgEc,MEc, PhD.

Pertanyaan/Tanggapan:

1. Nama : Bambang Ismono (P056080432.31E)

Pertanyaan :

WTO belum sepakat mengenai dumping dan anti dumping. USA adalah sebuah

negara yang besar, dan kita susah untuk melawan mereka. Paha ayam merupakan bagian

yang banyak mengandung kolesterol sehingga di USA tidak banyak peminatnya dan

harganya menjadi rendah. Harga tersebut kemudian dialihkan ke dada ayam, sehingga

akhirnya harga paha ayam murah dan dada ayam menjadi mahal. Menurut kelompok

Anda apakah hal tersebut merupakan contoh dumping atau tidak? Bagaimana pendapat

Anda mengenai fenomena ini, apalagi hal tersebut berputar terus menerus?.

Jawaban/Tanggapan:

Menurut kami hal tersebut bukan merupakan praktik dumping, karena balik ke

pengertian dumping adalah eksportir menjual dengan harga ekspor lebih murah dari harga

bila dijual di pasar negara asal barang. Jadi, pertama kali kita harus membandingkan nilai

jual paha ayam tersebut ke pasar luar negeri dengan harga jual di pasar dalam negeri. Bila

harga jual ke pasar luar negeri tidak lebih tinggi/sama dibandingkan dengan harga jual di

pasar dalam negeri maka berarti tidak terjadi potik dumping.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada teori awal perdagangan internasional,

bahwa setiap Negara memiliki budaya yang berbeda, dimana warga Negara USA

memiliki kesadaran yang cukup tinggi akan pentingnya kesehatan yang berimbas pada

perilaku yang menghindari makanan berkolesterol tinggi. Perusahaan yang melihat

peluang bisnis, akan mencari celah untuk menarik keuntungan yang besar dari kondisi ini.

Kecenderungan ekonomi yang berlaku umum yaitu “Semakin berkualitas barang maka

akan tinggi pula harga barang tersebut”. Jika dilihat dari hal ini, maka dada ayam yang

tingkat kesehatannya lebih tinggi dibandingkan paha ayam wajar untuk diberi harga yang

Page 33: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

lebih mahal di USA. Sedangkan untuk paha ayam yang harganya lebih murah, selain

dijual di dalam negeri yang peminatnya sangat sedikit maka perusahaan akan mencoba

mencari pelanggan baru. Salah satunya adalah menjual barang keluar negeri yang tingkat

kehidupannya rendah dan belum begitu memperhatikan pentingnya kesehatan.

Memang hal ini akan merugikan produsen dalam negeri Negara yang dimasuki

oleh perusahaan pengekspor namun untuk mengurangi tingkat kerugian dari produsen,

pemerintah dapat membuat kebijakan tariff bea masuk dan memberikan subsidi kepada

produsen untuk mampu bersaing. Pemerintah berhak campur tangan dalam urusan

perdagangan internasional ini mengingat hal-hal seperti ini sering terjadi.

2. Nama : Askin Tohari (P056080662.31E)

Pertanyaan :

Indonesia sebagai negara anggota WTO berarti ikut serta dalam perdagangan

bebas, dan harus membuka diri terhadap barang luar negeri. Namun banyak negara-negara

yang melakukan subsidi, sehingga harga produk-produknya menjadi rendah dan produk

kita menjadi kalah bersaing. Menurut kelompok Anda apakah kita masih perlu ikut serta

dalam WTO?

Jawaban/Tanggapan:

Ada untung rugi bila ikut WTO, namun perlu dilakukan riset dahulu sebelum

memutuskan akan ikut atau keluar dari WTO. China saja sebagai sebuah negara yang

besar melakukan riset selama 5 tahun sebelum akhirnya memutuskan bergabung dengan

WTO. Memang selama ini negara-negara shareholder WTO seperti USA dan Uni Eropa

banyak mementingkan kepentingan dalam negerinya. Dan negara-negara berkembang

seperti Indonesia, Australia, Selandia Baru kurang diberikan pengetahuan (transfer

knowledge) dari mereka sehingga bila kita keluar dari WTO pun secara prinsipal kita

memang belum siap. Jadi untuk saat ini, posisi kita sulit untuk keluar dari WTO.

Jika Indonesia keluar dari WTO berarti kita tidak akan bisa melakukan ekspor

keluar negeri, yang berarti juga bahwa terjadi pengurangan pendapatan devisa negara.

Mengapa kita tidak bisa mengikuti perdagangan internasional jika keluar dari WTO?

Salah satunya adalah kita tidak akan tahu persyaratan apa yang harus dipenuhi untuk

melakukan ekspor dan kita tidak tahu peraturan tariff terbaru yang telah ditetapkan. Untuk

Page 34: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

mengantisipasi hal ini, maka salah satunya adalah membaca dengan teliti dokumen

perjanjian kerjasama perdagangan bebas antara dua negara. Apabila isi perjanjian tidak

akan dapat kita penuhi dimana hanya akan membawa erugian bagi negara kita dimana kita

akan mengalami kesulitan untuk mengekspor barang-barang dalam negeri, maka lebih

baiik perjanjian kerjasama tersebut dibatalkan / tidak ditandatangani. Walaupun ini salah

satu alternatif, tetapi seiring dengan itu, negara kita harus segera membenahi diri dengan

mulai menggunakan tekhnologi yag lebih baik untuk menghasilkan barang yang lebih

berkualitas yang dapat bersaing dengan produsen dari negara lain.

3. Nama : Bambang Bimo Ajie (P056080712.31E)

Pertanyaan :

Dalam kasus tuntutan mengenai dumping kertas antara Indonesia dan Korea,

terlihat bahwa WTO yang seharusnya mempunyai peran sebagai penengah dan wasit dari

sengketa yang terjadi, tidak terlihat perannya secara nyata dalam penyelesaian masalah

sengketa antara kedua negara tersebut, dan kasus tersebut terlihat berputar-putar. Lalu

mengapa suatu negara harus melakukan pembalasan dumping apalagi bila terbukti tidak

ada dumping?

Jawaban/Tanggapan:

Seperti yang diketahui dan diterangkan sebelumnya bahwa untuk pembentukan

WTO pun banyak terjadi pertemuan-pertemuan yang berakhir pada kegagalan dalam

kesepakatan. Hal ini dikarenakan masing-masing negara mempertimbangkan usulan

kebijakan tersebut dengan kepentingan pribadi negaranya. WTO membuat aturan-aturan

perdagangan internasional namun karena yang bersengketa adalah perusahaan dari

masing-masing negara maka yang berhak menyelesaikan adalah perusahaan tersebut

melalui bantuan pemerintah. WTO sebagai wasit hanya memberitahukan hasil bahwa

perusahaan tersebut apakah benar telah melakukan hal-hal yang melanggar aturan yang

ditetapkan oleh WTO, berdasarkan tuntutan dan fakta yang ada. Memang seharusnya

WTO memiliki suatu kekuatan untuk menghukum negara atau perusahaan yang tidak mau

menjalankan hasil keputusan WTO, sehingga perusahaan /negara tidak mudah

menentukan suatu perbuatan perusahaan sebagai dumping tanpa bukti yang jelas.

Page 35: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

Dalam kasus sengketa antara Indonesia dan Korea memang terlihat bahwa peran

WTO tidak terlalu nyata, dimana pada akhirnya melalui proses yang panjang, perusahaan

Korea belum mengindahkan hasil keputusan WTO.

Menanggapi masalah melakukan dumping kembali, Maksud disini bukan

melakukan kembali dumping untuk membalas dumping yang dilakukan oleh negara lain

tetapi melakukan anti dumping dengan mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD)

yang besarnya adalah margin dumping yaitu selisih antara harga jual di pasar domestik

dengan harga jual ke pasar internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Page 36: Tugas+BI+(Lily+dan+Minia)

WTO. 2003. Understanding the WTO. World Trade Organization

Direktorat Perdagangan dan Perindustrian Multilateral, Persetujuan Bidang Pertanian, Terjemaha,n Ditjen Multilateral Ekubang, Deplu. 2004.

Direktorat Perdagangan dan Perindustrian Multilateral, Sekilas WTO. World Trade Organization, Ditjen Multilateral Ekubang, Deplu. 2003.

WTO. The Legal Text, The Results of the Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, 2002.

Alan M. Rugman, Donald J. Lecraw, Laurence D. Booth, Bisnis Internasional 2, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1993

Hidayat, Mochamad Slamet, dkk. 2006. Sekilas Tentang WTO (World Trade Organization). Jakarta : Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan HKI, Direktorat Jendral Multilateral Departemen Luar Negeri.

Kartadjoemena, H.S. 1996. “GATT dan WTO” Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Widayanto, Sulistyo, 2007. Buletin Departemen Perdagangan Ditjen KPI Negosiasi untuk Mengamankan Kepentingan Nasional di Bidang Perdagangan. Jakarta.

Rafianti, Laina, 2005. Unpad Journal of International Law : Tindakan Anti Dumping Dalam Kegiatan Perdagangan Internasional. Bandung

Ratya Anindita dan Michael R. Reed, 2008, Bisnis dan Perdagangan Internasional, Penerbit

ANDI, Yogyakarta