Tugas Uts Umkm

download Tugas Uts Umkm

of 10

Transcript of Tugas Uts Umkm

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Yohanes Yannes Ujuto ( 3121074 )

ILMU EKONOMIFAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYASURABAYA 2014Mandiri Salurkan Kredit UMKM Rp46 Triliun

Metrotvnews.com, Jakarta: Senior Vice President Micro Network Development PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Tardi, mengungkapkan penyaluran pembiayaan perseroan untuk kredit mikro sebesar Rp46 triliun pada periode 2005-2012.

Penyaluran itu melalui 2.190 outlet yang terdiri dari 34 propinsi dan 366 kabupaten di Indonesia. "Total nasabah wirausahawan Mandiri telah mencapai 2 juta," katanya dalam konferensi pers Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Young Technopreneur di Jakarta, Senin (14/1).

Menurut Tardi, Bank Mandiri akan menambah 300 outlet pada 2013. Penambahan itu bertujuan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Pasar UMKM memiliki potensi, kita selaku pebisnis menyiapkan untuk penyaluran," jelasnya.

Tardi menuturkan PT Bank Mandiri Tbk melihat peluang penyaluran pembiayaan pada kategori UMKM. Melalui peningkatan manajemen keuangan. "Potensi dari UMKM menuju business banking, commercial banking, dan corporate banking," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Finance and Strategy PT Bank Mandiri, Pahala N Mansyur, mengaku komposisi pembiayaan segmen produktif perseroan telah mencapai 85%. Sisanya 14-15% merupakan pembiayaan konsumer. Perseroan memfokuskan segmen mikro dan business banking. "Pinjaman komersial kita sudah mencapai hampir 30%, business banking 15% tambah lagi ada segmen mikro 6-7% jadi kurang lebih 50-52% ke UMKM," jelasnya.

Pahala menuturkan untuk mendorong hal tersebut perseroan akan mengembangkan jumlah outlet dan produktifitas outlet yang sudah ada, meningkatkan kenyamanan di transaksi business banking, dan meningkatkan produk business banking lebih produktif lagi.

"Selain itu bagaimana mengembangkan orang (SDM) untuk lebih mampu efektif mengelola bisnis lebih baik lagi," ungkapnya.

Pahala mengungkapkan akses masyarakat ke perbankan masih minim. Padahal, dari total populasi harusnya minimal ada 2% masyarakat yang harus menerima akses ke perbankan. Hal ini bisa dilihat dari Loan to GDP yang cuma 30%.

"Saat ini kita baru 1,5%-1,6% yang baru mengakses bank, dari seluruh total populasi," ujarnya.

Penyaluran kredit, lanjut Pahala, PT Bank Mandiri Tbk mencapai Rp390 triliun pada 2012 atau tumbuh 24,1% bila dibandingkan pada 2011 lalu.

"Untuk pertumbuhan 2013, akan lebih rendah karena mengurangi laju kredit valas, dan krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa," ungkapnya. (Wibowo/OL-3)http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/14/2/122746/Mandiri-Salurkan-Kredit-UMKM-Rp46-Triliun

TANGGAPAN :Menurut saya, disini dapat dilihat bahwa sekarang UMKM di Indonesia lebih diperhatikan serta di bantu mengenai permodalannya. Di sisi lain, Bank Mandiri juga sudah menyadari akan pentingnya sektor UMKM di Indonesia yang saat ini cukup memberikan peluang bisnis yang bagus serta dapat menopang perekonomian Indonesia.

Kenaikan BBM Bersubsidi Tak Pengaruhi Kredit UMKM

Jakarta - Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh Pemerintah diyakini tidak akan berpengaruh pada kredit UMKM."(Kenaikan BBM bersubsidi, Red) tidak akan berpengaruh kredit UMKM. Itu berpengaruh pada kelas menengah dan hanya kepada orang yang punya mobil pelat hitam," kata Direktur Utama BRI, Sofyan Basir di Jakarta, Rabu (24/4).Adapun, BRI mencatat sepanjang triwulan I 2013 kredit mikro bank pelat merah itu tumbuh sebesar 22,3 persen, meningkat dari pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 16,12 persen. Dengan tingkat pertumbuhan tersebut, segmen mikro merupakan kontributor terbesar dalam portofolio kredit BRI, yaitu mencapai 31,07 persen.Sebagai catatan, kontribusi kredit mikro BRI dalam portofolio kredit BRI terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan kredit mikro BRI tidak hanya melulu menghasilkan peningkatan outstanding pinjaman, tetapi juga menghasilkan peningkatan jumlah nasabah. Hingga akhir Maret 2013, jumlah debitur mikro BRI mencapai 5,7 juta orang.http://www.beritasatu.com/ekonomi/109977-kenaikan-bbm-bersubsidi-tak-pengaruhi-kredit-umkm.htmlTANGGAPAN :Menurut saya, Disinilah satu keuntungan dari sektor UMKM yaitu tidak terlalu berdampak besar terhadap kenaikan BBM karena alat produksinya kebanyakan tidak memakai BBM yang berlebihan. Serta perlu diperhatikan bahwa kredit mikro di bank BRI terus meningkat dalam lima tahun terakhir, yang tidak hanya melulu menghasilkan peningkatan outstanding pinjaman tetapi juga menghasilkan peningkatan jumlah nasabah, ini berarti sektor umkm semakin maju serta menambah lapangan pekerjaan di Indonesia.

BRI Akan Sediakan Kartu Kredit bagi UMKM

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana akan menyediakan kartu kredit bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2014 mendatang.

General Manager Kartu Kredit BRI Mohamad Helmi mengatakan bahwa selain ingin memfasilitasi kepemilikan kartu kredit di kelas menengah ke bawah, dalam hal ini pelaku UMKM, pihaknya juga ingin merubah persepsi dalam industri perbankan tentang kepemilikan kartu kredit bagi kalangan menengah ke bawah.

"Sudah ada idenya dan sudah dikonsepkan," kata Helmi saat ditemui di sela-sela pengumuman kemitraan BRI dengan Mal Pacific Place di Jakarta, Selasa.

Helmi mengatakan telah mengkomunikasikan terkait rencana tersebut dengan pihak Bank Indonesia (BI) sebagai regulator.

BI masih belum ada regulasi mengenai kepemilikan kartu kredit di pasar menengah ke bawah. "Ya itu tantangannya, karena sampai sekarang pandangan BI kalau yang menengah ke bawah itu kan bad loan," kata Helmi.

Saat ini terdapat sekitar 550 ribu kartu kredit BRI. Dari jumlah tersebut, 30-40 persen merupakan segmen mass market. (ID/tk/ant)http://www.investor.co.id/home/bri-akan-sediakan-kartu-kredit-bagi-umkm/61764TANGGAPAN :Menurut saya, saat ini sudah terbukti bahwa sektor UMKM tidak lagi dipandang sebelah mata, itu terbukti dengan bank BRI yang memberikan kartu kredit bagi para kalangan sektor UMKM. Dengan begitu secara langsung sektor UMKM akan terbantu dan akan menjadi lebih baik kedepannya.Bank wajib kucurkan 20% kredit ke UMKM

JAKARTA, kabarbisis.com: Guna mendorong pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Bank Indonesia (BI) akan mewajibkan seluruh perbankan di Indonesia mengalokasikan 20 persen dari total penyaluran kreditnya ke sektor UMKM.Direktur Direktorat Kredit dan UMKM BI Pandu Jayanto menyebut, ternyata selama ini, porsi penyaluran kredit perbankan di Indonesia masih cukup kecil, khususnya ke UMKM."Apalagi ternyata penyaluran kredit ke UMKM hanya terpusat di beberapa bank saja, Kita ingginya semua terlibat dalam mendorong sektor-sektor UMKM," tambahnya saat Bankers Dinner, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (23/11/2012) malam.Meskipun begitu, melihat tidak semua bank telah mempunyai kapasitas dan infrastruktur untuk meningkatkan kredit UMKM ini, Bank Sentral memberikan beberapa kelonggaran."Di tahun pertama dan kedua, perbankan dibebaskan untuk menentukan berapa kredit yang disalurkan ke UMKM," jelas dia.Namun di tahun ketiga, perbankan diharuskan telah menyalurkan kreidt UMKM sebesar lima persen, tahun keempat 10 persen. "Di tahun kelima, perbankan sudah wajib menyalurkan kredit UMKM sebesar 20 persen," tambahnya.Bagi beberapa bank yang belum memiliki infrastruktur dan pengalaman yang kuat di sektor UMKN, jelasnya, BI juga membolehkan perbankan menggaet pihak lain melalui linkage atau chanelling."Selain itu, BI juga akan memberi bantuan teknis kepada UMKM agar bisa memperoleh kredit UMKM dari bank tersebut," pungkasnya. kbc10http://www.kabarbisnis.com/read/2834823

TANGGAPAN :Menurut saya, pemerintah saat ini sudah sangat memperhatikan sektor UMKM dengan ketentuan BI tersebut, diharapkan bahwa UMKM akan semakin berkembang pesat serta menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup banya sehingga pengangguran bisa diatasi.PNM Latih 10 Ribu UMKM Demi Tekan Risiko Kredit Macet

PT Permodalan Nasional Madani (Persero), atau PNM berupaya menekan laju kredit macet pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui pembinaan dan pelatihan di tahun ini.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani, Parman Nataatmadja, menuturkan, pada tahun lalu pihaknya memberikan pembinaan kepada 7.400 debitor.

"Tahun ini akan kita menambah pembinaan dan pelatihan yang sifatnya klusterisasi, kepada 10 ribu debitor," ujar dia, Kamis (4/4/2013).

Sepanjang tahun 2012 lalu rasio non performing loan (NPL) bersih PNM mencapai 0,7%, sementara kotornya sebesar 1,99%.

"NPL kita tahun lalu net 0,7%, dan gross 1,99% dari outstanding Rp 2,8 triliun, dan penyalurannya Rp 2,6 triliun" terang Parman.

Tahun ini PNM menargetkan pembiayaan kredit mikro hingga Rp 3 triliun. Skala pembiayaan lebih besar ditambah hambatan makro ekonomi seperti kenaikan tarif tenaga listrik dan upah minimum provinsi, yang menjadi kendala tersendiri bagi penurunan kredit.

"Kan di bisnis ada yang namanya high risk high return. Yang jelas upaya turunkan risiko ini kita ingin tambahkan juga memberikan pembinaan jasa training. Kita harapkan (NPL) turun secara relatif," tukas Parman.

Direktur Bisnis PNM, Tri Suliso, mengatakan tahun lalu PNM telah memberikan pelatihan pada sejumlah kluster seperti kluster gula semut, kluster kain perca, dan kluster kripik singkong. (Est/Nur)http://bisnis.liputan6.com/read/553067/pnm-latih-10-ribu-umkm-demi-tekan-risiko-kredit-macet

TANGGAPAN :Menurut saya, langkah yang dilakukan PT permodalan usaha mandiri tersebut sangata\lah tepat. Dikarenakan masih banyaknya para pemilik UMKM yang belum mengetahui cara mengelola utangnya sehingga perlunya diadakan training kepada mereka. Dengan demikian angka kredit macet di sektor UMKM bisa dikurangi.Masih Saja Menjadi Rentenir Buat Si Kecil

Bank Indonesia kembali mengembuskan angin sejuk buat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Lewat Surat Edaran No.15/1/DPNP yang efektif berlaku Selasa pekan kemarin, bank sentral mewajibkan perbankan untuk mengumumkan suku bunga dasar kredit (SBDK) mikronya. Bank Indonesia (BI) membedakan tenggang waktu bagi bank untuk melakukan kewajiban itu berdasarkan besar kecilnya aset. Bank yang per Desember 2012 memiliki aset minimal Rp10 triliun wajib memublikasikan SDBK mikronya mulai akhir Februari tahun ini. Sementara, bank yang beraset di bawah Rp10 triliun boleh mengumumkan SBDK mikronya akhir semester I-2013.

Beleid BI ini melengkapi peraturan sebelumnya terkait peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan bisnis UMKM. Pada akhir Desember tahun lalu, BI juga memberlakukan peraturan No.14/22/PBI/2012 mengenai kewajiban bank untuk menyalurkan kreditnya minimal 20% ke UMKM. Nah, peraturan itu sepertinya bisa jadi kurang efektif tanpa surat edaran tadi. Soalnya, meski porsi kredit yang wajib disediakan bank untuk UMKM terbilang besar, tapi dengan suku bunga yang tinggi, tetap saja penyerapannya akan minim. Nah, peraturan yang mewajibkan bank untuk mengumumkan SBDK mikronya, diharapkan akan memunculkan kompetisi yang berujung pada penurunan suku bunga. "SBDK mikro, selain untuk transparansi, juga untuk menurunkan suku bunga kredit mikro," kata Perry Warjiyo, Asisten Gubernur BI.

Keyakinan BI bahwa suku bunga kredit mikro bisa turun, didasarkan pada penerapan pengumuman SBDK di sektor korporasi, ritel, dan konsumsi. Berdasarkan keterangan BI, sejak peraturan mengenai SBDK diterapkan Maret 2011, hingga Juni tahun lalu telah terjadi penurunan suku bunga antara 60 hingga 70 basis poin (bps). Penurunan suku bunga juga dilakukan oleh sepuluh bank beraset terbesar. Hingga Oktober 2012, suku bunga mereka turun antara 24 hingga 65 bps, dibanding posisi akhir Desember 2011.

Jika suku bunga kredit mikro turun, tentunya akan membuat pelaku UMKM memberanikan diri untuk mengajukan kredit ke bank. Selama ini, mereka enggan mengajukan kredit karena keder dengan suku bunga yang mencekik. Bayangkan saja, perbankan rata-rata mematok suku bunga untuk UMKM di kisaran 20 hingga 30%. Jauh sekali dibanding suku bunga kredit korporasi yang berkisar antara 5,90 hingga 12,68% per tahun. "Jika bunga lebih rendah, tentu lebih banyak pelaku UMKM yang terlayani," kata Darmin Nasution.

BI berharap besarnya suku bunga kredit mikro bisa berkisar antara 12 hingga 14%. Atau paling tidak, angkanya tak lebih dari 16%. Untuk mewujudkan angka itu, memang tak bisa buru-buru. Butuh kesadaran pihak perbankan.

Lantas, apakah peraturan BI mengenai pengumuman SBDK mikro akan efektif menurunkan bunga? Djarot Kusumayakti, Direktur Bisnis UMKM BRI, bilang pengumuman SBDK mikro positif untuk masyarakat lantaran meningkatkan keterbukaan bank, juga meningkatkan kepercayaan debitur kepada perbankan. Asalkan, tidak sampai mengganggu operasional bank.

Lain pandangan Handoyo Subali, Direktur CIMB Niaga. Menurut Handoyo persoalan kredit mikro bukan pada (tingginya) bunga, tapi pada besarnya cicilan yang harus ditanggung pengusaha kecil.

Ekonom pun pesimistis bunga kredit untuk si kecil bisa turun. "Lihat saja pengalaman SBDK non-mikro. Penurunannya tidak signifikan. Belum lagi soal perilaku oligopolistik perbankan yang membuat NIM tetap tinggi," kata Lana Soelistianingsih, ekonom UI.

Padahal, pasar kredit mikro tergolong menggiurkan. Dari total UMKM yang mencapai 51,3 juta unit, lebih dari 60% belum terhubung pada layanan perbankan. Sayangnya, perbankan menganggap sektor UMKM masih berisiko tinggi sehingga membutuhkan pembiayaan yang tinggi pula. Bank pun masih saja bak rentenir buat si kecil.http://www.sindoweekly-magz.com/artikel/47/i/24-30-januari-2013/business/140/masih-saja-menjadi-rentenir-buat-si-kecil

TANGGAPAN :Menurut saya, kebijakan yang di lakukan oleh BANK INDONESIA ini akan sangat membantu sektor UMKM. Dimana bank umum lainnya harus menurunkan bunga pinjaman kepada sektor UMKM sehingga para UMKM dapat berani meminjam dana untuk mengembangkan UMKM mereka agar lebih besar sehingga dapat lebih memajukan perekonomian indonesia.

Harus Ditagih, Kredit Macet Kredit UMKM BJB Naik

JAKARTA - Pertumbuhan kredit mikro PT Bank Jawa Barat & Banten Tbk (BJBR) melonjak hingga 65,4 persen di kuartal I-2013. Meski demikian, pertumbuhan tersebut masih dibayangi rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tinggi mencapai 5,7 persen di kuartal I-2013 atau naik dua persen.

Direktur Utama BJB Bien Subiantoro mengatakan, naiknya rasio NPL ini di satu sisi disebabkan permasalahan collection (penghimpunan kredit dari nasabah). Bien menyebutkan, nasabah mikro ini perilakunya unik. Dalam melakukan collection umumnya bank harus jemput bola. Hanya saja sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan ini masih minim.

"Nasabah mikro ini umumnya untuk membayar harus kita kunjungi sehingga bukan berarti nasabah tidak mau bayar tapi tidak sempat bayar. Begitu kita datang mereka pasti bayar, sebagian besar penyebabnya itu," ujar Bien usai 'Paparan Kinerja & Analyst Meeting Triwulan I-2013 BJB', di Jakarta, Jumat (19/4/2013).

Oleh karena itu, kata Bien, mulai dua bulan terakhir BJB terus menambah SDM untuk mikro dari 87 orang menjadi 280 orang. "NPL mikro dari sisi collection harus diperbaiki. Dengan naiknya collection, NPL di kuartal 2 harus di bawah lima persen," tambahnya.

Menurut Bien, keberadaan cabang mikro bank yang disebut dengan 'Waroeng BJB' merupakan tahap awal dan akan terus diefektifkan fungsinya. Bien mengatakan saat, ini jumlah Waroeng BJB mencapai 430 dan akan ditambah mencapai 150 unit.

"Kita harus efektifkan dulu unit yang lama sebelum buka yang baru. Keberadaan Warung ini tahap awalnya untuk marketing, sales diperbesar dan keberadaannya diketahui nasabah. Setelah itu ekspansi dan tingkatkan collection," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, posisi kredit mikro BJB tumbuh 65,4 persen dari Rp3,06 triliun menjadi Rp5,1 triliun di akhir kuartal I-2013. Adapun rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) kredit mikro mencapai 5,7 persen namun secara total bank, NPL gross terjaga di level 2,1 persen.http://terkini.bbc.web.id/artikel/read/2013/04/19/457/794317/harus-ditagih-kredit-macet-kredit-umkm-bjb-naikTANGGAPAN :Menurut saya, langakah yang dilakukan bank dengan melakukan penagihan terhadap sektor UMKM sudah tepat. Karena seperti yang disebutkan didalam artikel nasabah UMKM sebenarnya sanggup membayar tagihan kredit tersebut akan tetapi kebanyakan mereka lupa untuk membayar dikarenakan banyak hal. Disini juga perlu diperhatikan bahwa para pemilik sektor UMKM perlu diberikan informasi dan pengetahuan tentang pembayaran utangnya di bank karena kebanyakan di sektor UMKM mereka masih belum mengerti tentang cara pembayarannya.