Tugas Ujian THT

9
Tugas Ujian \ Anatomi Sinus Paranasal Oleh : Firdha Rosita I1A010080 Pembimbing dr.Alex S., Sp.THT-KL

description

Tugas Ujian THT

Transcript of Tugas Ujian THT

Page 1: Tugas Ujian THT

Tugas Ujian

\

Anatomi Sinus Paranasal

Oleh :

Firdha Rosita I1A010080

Pembimbing

dr.Alex S., Sp.THT-KL

SMF ILMU THT

FK UNLAM-RSUD ULIN

BANJARMASIN

Maret, 2015

Page 2: Tugas Ujian THT

Anatomi Sinus Paranasal

Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus

etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil

pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang.

Semua sinus mempunyai muara ke rongga hidung.

Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga

hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4 bulan, kecuali sinus

sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat anak

lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari dari sinus etmoid anterior pada

anak yang berusia kurang lebih 8 tahun. Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada

usia 8-10 tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung. Sinus-

sinus ini umumnya mencapai besar maksila 15-18 tahun.

Sinus Maksila

Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus

maksila bervolume 6-8 ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan

akhirnya mencapai ukuran maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa.

Sinus maksila berbentuk segitiga. Dinding anterior sinus ialah permukaan

fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah

permukaan infra-temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral

Page 3: Tugas Ujian THT

rongga hidung dinding superiornya adalah dasar orbita dan dinding inferior ialah

prosesus alveolaris dan palatum. Ostium sinus maksila berada di sebelah superior

dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infindibulum

etmoid.

Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah

1.      Dasar dari anatomi sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas,

yaitu premolar (P1 dan P2), molar (M1 dan M2), kadang-kadang juga gigi taring

(C) dan gigi molar M3, bahkan akar-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam

sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.

2.      Sinusitis maksila dapat menyebabkan komplikasi orbita.

3.      Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drainase

kurang baik, lagipula drainase juga harus melalui infundibulum yang sempit.

Infundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat

radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalangi drenase sinus maksila dan

selanjutnya menyebabkan sinusitus.

Sinus Frontal

Sinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan ke

empat fetus, berasal dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-sel infundibulum

etmoid. Sesudah lahir, sinus frontal mulai berkembang pada usia 8-10 thn dan

akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia 20 thn.

Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari

pada lainnya dan dipisahkan oleh sekret yang terletak di garis tengah. Kurang

lebih 15% orang dewasa hanya mempunyai satu sinus frontal dan kurang lebih 5%

sinus frontalnya tidak berkembang.

Ukurannya sinus frontal adalah 2.8 cm tingginya, lebarnya 2.4 cm dan

dalamnya 2 cm. Sinus frontal biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berleku-

lekuk. Tidak adanya gambaran septumn-septum atau lekuk-lekuk dinding sinus

pada foto Rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus. Sinus frontal dipisakan

Page 4: Tugas Ujian THT

oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi

dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini.

Sinus frontal berdraenase melalui ostiumnya yang terletak di resesus

frontal. Resesus frontal adalah bagian dari sinus etmoid anteroir.

Sinus Etmoid

Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhir-

akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan fokus infeksi bagi

sinus-sinus lainnya. Pada orang dewasa bentuk sinus etomid seperti piramid

dengan dasarnya di bagian posterior. Ukurannya dari anterior ke posterior 4-5 cm,

tinggi 2.4 cmn dan lebarnya 0.5 cm di bagian anterior dan 1.5 cm di bagian

posterior.

Sinus etmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai sarang

tawon, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang terletak di

antara konka media dan dinding medial orbita. Sel-sel ini jumlahnya bervariasi

antara 4-17 sel (rata-rata 9 sel). Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi

menjadi sinus etmoid anterior yang bermuara di meatus medius dan sinus etmoid

posterior yang bermuara di meatus superior. Sel-sel sinus etmoid anterior

biasanya kecil-kecil dan banyak, letaknya di bawah perlekatan konka media,

sedangkan sel-sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar dan lebih sedikit

jumlahnya dan terletak di postero-superior dari perlekatan konka media.

Di bagian terdepan sinus etmoid enterior ada bagian yang sempit, disebut

resesus frontal, yang berhubungan dengan sinus frontal. Sel etmoid yang terbesar

disebut bula etmoid. Di daerah etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang

disebut infundibulum, tempat bermuaranya ostium sinus maksila. Pembengkakan

atau peradangan di resesus frontal dapat menyebabkan sinusitis frontal dan

pembengkakan di infundibulum dapat menyebabkan sisnusitis maksila.

Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan

lamina kribosa. Dinding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis

dan membatasi sinus etmoid dari rongga orbita. Di bagian belakang sinus etmoid

posterior berbatsan dengan sinus sfenoid.

Page 5: Tugas Ujian THT

Sinus Sfenoid

Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.

Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. Ukurannya

adalag 2 cmn tingginya, dalamnya 2.3 cm dan lebarnya 1.7 cm. Volumenya

bervariasi dari 5-7.5 ml. Saat sinus berkembang, pembuluh darah dan nerbus di

bagian lateral os sfenoid akan menjadi sangat berdekatan dengan rongga sinus dan

tampak sebagai indentasi pada dinding sinus etmoid.

Batas-batasnya ialah, sebelah superior terdapat fosa serebri media dan

kelenjar hipofisa, sebelah inferiornya atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan

dengan sinus kavernosus dan a.karotis interna (sering tampak sebagai indentasi)

dan di sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah

pons.

Kompleks Ostio-Meatal

Di meatus medius, ada muara-muara saluran dari sinus maksila, sinus

frontal dan sinus etmoid anterior. Daerah ini rumit dan sempit dan dinamakan

kompleks ostio-meatal (KOM), terdiri dari infundibulum etmoid yang terdapat di

belakang prosesus unsinatus, resesus frontalis, bula etmoid dan sel-sel etmoid

anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus maksila.

Page 6: Tugas Ujian THT

DAFTAR PUSTAKA

1.      Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Dalam buku ajar ilmu kesehatan telinga

hidung tenggorok kepala dan leher. FKUI. Jakarta 2007. Hal 150-3

2.      Damayanti dan Endang. Sinus Paranasal. Dalam : Efiaty, Nurbaiti, editor. Buku

Ajar Ilmu Kedokteran THT Kepala dan Leher, ed. 5, Balai Penerbit FK UI,

Jakarta 2002, 115 – 119.

4.        Adam,Boies, Higler, Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6, EGC, Jakarta,1997

5.    Guyton,AC, Hall,JE, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997, editor: irawati

setiawan, ed. 9, 1997, Jakarta: EGC

6.        Pearce, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia,

Jakarta,2004

7.        Spanner, Spalteholz, Atlas Anatomi Manusia, Bagian ke II, edisi 16, Hipokrates,

Jakarta,1994.

8.        Soepardi, Efiaty Arsyad dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala Leher edisi 5, FK UI, 2006.