Tugas Tumbang anak.doc

download Tugas Tumbang anak.doc

of 15

Transcript of Tugas Tumbang anak.doc

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Tutorial Klinik Tumbuh KembangFakultas Kedokteran

Universitas MulawarmanPRASKRINING PERKEMBANGAN

PARENTS EVALUATION OF DEVELOPMENTAL STATUS(PEDS)

Disusun oleh:Ayu Herwan Mardatillah (0910015020)

Pembimbing:

dr. William S. Tjeng, Sp. APROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2014BAB IPENDAHULUANPerkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. Sejak dahulu masalah perkembangan anak telah mendapat perhatian. Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak. Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Untuk mengurangi pengeluaran waktu dan biaya yang tidak perlu, tahap awal skrining dapat dilakukan oleh perawat atau tenaga media terlatih dengan menggunakan kuesioner praskrining bagi orangtua, kemudian ditentukan anak mana yang membutuhkan evaluasi formal. Dikenal beberapa kuesioner yang telah terstandarisasi. Glascoe mengembangkan metode Parents Evaluation of Developmental Status (PEDS) yaitu kuesioner yang dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit, membantu dokter menggali keluhan orangtua mengenai gangguan perkembangan perilaku putra putrinya. Praskrining perkembangan dengan PEDS dapat membantu mendeteksi anak-anak yang mempunyai risiko maupun anak yang tidak berisiko adanya gangguan pertumbuhan dan tingkah lakuBAB II

ISI2.1 Aspek Perkembangan Anak

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda beda, namun demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tertentu. Adanya patokan tersebut dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu itu perlu dilatih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Ada 4 aspek yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak, yaitu: 1. Perkembangan motorik kasar dan motorik halusYang dimaksud gerakan (motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh seluruh tubuh. Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh, dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik anak. Pada anak, gerakan ini dapat secara lebih jelas dibedakan antara gerakan motorik kasar dan halus. Disebut motorik kasar bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot otot yang lebih besar. Contohnya gerakan telungkup, gerakan berjalan, gerakan berlari. Disebut motorik halus bila hanya melibatkan bagian bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga. Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya gerakan mengambil benda dengan hanya ibu jari dan telunjuk, gerakan memasukkan benda kecil ke dalam lubang, membuat prakarya. Melalui latihan latihan yang tepat gerakan gerakan kasar dan halus ini dapat ditingkatkan dalam hal keluwesan, kecepatan dan kecermatan. Sehingga secara bertahap seorang anak akan bertambah terampil dan mahir melakukan gerakan gerakan yang diperlukan guna penyesuaian dirinya. 2. Komunikasi aktif dan pasifSebagai mahluk sosial anak akan selalu berada diantara atau bersama orang lain, agar dicapai saling pengertian maka diperlukan kemampuan berkomunikasi. Pada bayi kemampuan berkata kata atau komunikasi aktif ini belum dapat dilakukan, ia menyatakan perasaan dan keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Meskipun demikian, komunikasi dengan orang lain tetap dapat terjadi karena ia mengerti ucapan ucapan orang lain. Kesanggupan mengerti dan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh orang lain disebut sebagai komunikasi pasif. Komunikasi aktif dan komunikasi pasif perlu dikembangkan secara bertahap, anak dilatih untuk mau dan mampu berkomunikasi aktif (berbicara, mengucapkan kalimat kalimat, bernyanyi dan bentuk ucapan lisan lainnya) dan komunikasi pasif (anak mampu mengerti orang lain). 3. Perkembangan kecerdasan (kognisi)Pada balita kemampuan berfikir mula mula berkembang melalui kelima indra, misalnya melihat warna warna, mendengar suara atau bernyanyi, mengenal rasa. Melalui kata kata yang didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada namanya. Daya fikir dan pengertian mula mula terbatas pada apa saja yang konkrit, yang dapat dilihat, dipegang atau dimainkan. Melalui bermain main serta latihan latihan yang diberikan oleh orang tua atau orang lain, setahap demi setahap anak akan mengenal, mengerti lingkungannya dan memiliki kemampuan merencanakan persoalan. Semua konsep atau pengertian ini kemudian meningkat sehingga memungkinkan anak untuk melakukan pemikiran pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi, lebih abstrak, dan lebih majemuk, misalnya mengerti dan menggunakan konsep sama berbeda, bertambah berkurang, sebab akibat dan lain-lain.4. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri dan tingkah laku sosialPada awal kehidupannya seorang anak bergantung pada orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya (misalnya makanan, pakaian, kesehatan, kasih sayang, pengertian rasa aman dan kebutuhan akan perangsangan mental, sosial dan emosional). Kebutuhan-kebutuhan anak berubah dalam jumlah maupun derajat kualitasnya sesuai dengan bertambahnya umur anak. Dengan makin mampunya anak melakukan gerakan motorik, anak terdorong melakukan sendiri berbagai hal dan terdorong untuk bergaul dengan orang lain selain anggota keluarganya sendiri. Orang tua harus melatih usaha mandiri anak, mula mula dalam hal menolong kebutuhan anak itu sendiri sehari hari, misalnya makan minum, buang air kecil dan sebagainya. Kemampuan-kemampuan ini makin ditingkatkan sesuai dengan bertambahnya usia, anak perlu berkawan, luas pergaulan harus dikembangkan pula, dan anak perlu diajar untuk aturan aturan disiplin, sopan santun dan sebagainya agar tidak canggung dalam memasuki lingkungan baru. Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu: Faktor InternalYaitu faktor faktor yang ada pada diri anak itu sendiri baik faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh, termasuk disini antara lain:1. Hal hal yang diturunkan dari orang tua, kakek nenek atau generasi sebelumnya. Misalnya warna rambut dan bentuk tubuh.2. Unsur berfikir dan kemampuan intelektual. Misalnya kecepatan berfikir.3. Keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh. Misalnya: kekurangan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.4. Emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu. Misalnya: pemalu, pemarah, tertutup, dan lain lain. Faktor luara. KeluargaSikap dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak, hubungan antara saudara, dan lain-lain.b. GiziKekurangan gizi dalam makanan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya.c. Budaya setempatAsuhan dan kebiasaan dari suatu masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Misalnya kebersihan lingkungan, kesehatan, pendidikan.d. Teman bermain dan sekolahAda tidaknya teman bermain. Tempat dan alat bermain, kesempatan pendidikan disekolah, akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak2.2 Skrining Perkembangan AnakSkrining perkembangan merupakan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi anak yang harus mendapatkan penilaian yang lebih intensif. Skrining digunakan untuk mendeteksi deviasi yang tak terduga dari perkembangan normal yang tidak seharusnya ada. Tujuan utama dari skrining adalah untuk mengidentifikasikan secepatnya disabilitas perkembangan pada anak yang beresiko tinggi sehingga penanganan dapat dilakukan pada usia dini dimana penanganan paling efektif. Skrining bukan merupakan tes yang hanya dilakukan pada satu waktu, tetapi lebih merupakan proses dan prosedur yang digunakan pada periode waktu tertentu.Tes skrining yang ideal harus mempunyai sensitivitas (mendeteksi hampir semua masalah pada anak) dan spesifitas (dapat mendeteksi anak dengan keterlambatan) yang tinggi. Tes tersebut juga harus dapat mengukur apa yang seharusnya terukur (validitas), memberikan hasil yang sama pada penggunaan berulang oleh pemeriksa yang berbeda, murah dan cepat digunakan. Skrining perkembangan yang ideal tidak sepenuhnya ada. Perlu dipisahkan antara skrining perkembangan, penilaian perkembangan maupun survailans perkembangan.Terdapat tiga pendekatan pada proses skrining, yaitu skrining perkembangan informal, skrining perkembangan rutin dan skrining perkembangan terfokus. Skrining perkembangan informal berdasarkan observasi pada saat pemeriksaan rutin anak dan menanyakan orang tua mengenai perhatian mereka terhadap perkembangan anaknya. Ahli anak, bagaimanapun juga perlu membiasakan diri dengan berbagai variasi milestone perkembangan anak pada berbagai tingkat usia. Hal ini bukanlah tugas mudah untuk para klinisi umum. Nilai batas atas normal telah dipergunakan sebagai panduan untuk mengidentifikasikan keterlambatan. Sebagai tambahan, beberapa penelitian juga melaporkan bahwa ahli anak seringkali tidak akurat dalam memprediksikan status perkembangan anak. Hampir setengah dari keterlambatan perkembangan tidak teridentifikasi oleh ahli anak. Terlebih lagi, pengetahuan orang tua mengenai perkembangan anak sangat mempengaruhi, dikarenakan orang tua tidak mengindahkan pentingnya keterlambatan perkembangan. Daya ingat orang tua dari milestone perkembangan seringkali tidak akurat dan telah dilaporkan bahwa orang tua terlihat terlalu berlebihan dalam menilai perkembangan bahasa dari anak dan tidak mengindahkan kemampuan motorik halus dari anak. Didalam permasalahan ini seorang ahli penyakit anak tidak mungkin mampu mengidentifikasi secara benar anak yang mempunyai keterlambatan perkembangan pada mayoritas anak dengan keterlambatan perkembangan melalui metode skrining informal.Skrining perkembangan yang terfokus melibatkan dua kelompok anak, yaitu (a) anak dengan orang tua yang memberi perhatian yang lebih pada perkembangan anak dan guru atau dokter yang mencurigai adanya masalah, (b) neonatus dengan kondisi resiko tinggi untuk terjadinya keterlambatan perkembangan, contohnya: BBLR (