Tugas Terstruktur Paper Kelompok

4
PAPER KELOMPOK BIOLOGI DASAR II PATOGEN CURVULARIA Disusun oleh : 1) Nofiana B1J011015 2) Ummul Fadilah B1J011059 3) Dina Serepina B1J011061 4) Ainis Nurlaila B1J011085 5) Nurul Kusuma W B1J011087 6) Triningsih B1J007125 Kelas : A Kelompok : 2 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI PURWOKERTO 2012

Transcript of Tugas Terstruktur Paper Kelompok

PAPER KELOMPOK BIOLOGI DASAR II PATOGEN CURVULARIA

Disusun oleh :

1) Nofiana 2) Ummul Fadilah 3) Dina Serepina 4) Ainis Nurlaila 5) Nurul Kusuma W 6) Triningsih Kelas Kelompok

B1J011015 B1J011059 B1J011061 B1J011085 B1J011087 B1J007125 :A :2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI PURWOKERTO 2012

A. Definisi

Curvularia adalah salah satu genus jamur yang berasal dari daerah tropis dan subtropis. Meskipun, beberapa spesies hidup di daerah beriklim sedang. Jamur ini berperan sebagai patogen tumbuhan, karena mereka dapat menyebabkan kerusakan parah pada berbagai tanaman. Disamping itu, jamur ini juga dapat hidup di bagian dalam jaringan

tanaman inang tanpa menyebabkan gejala eksternal atau sebagai endofitik (berkembang biak di dalam tubuh). Sebagai contoh, Curvularia protuberata adalah spesies jamur dalam keluarga Pleosporaceae yang dapat membentuk hubungan

mutualistik dengan Dichanthelium lanuginosum (rumput panik), hanya ketika dirinya terinfeksi oleh virus Curvularia toleransi termal (CThTV). Sehingga, rumput yang berisi jamur endofit ini dapat tumbuh di dekat sumber air panas dan mampu mentolerir suhu tanah hingga 65 C (149 F) selama beberapa hari.

B. Pembahasan Rumput Dichanthelium lanuginosum tumbuh di tanah panas dan rumah bagi jamur dari genus Curvularia. Regina Redman, dari Montana State University, dan rekan-rekannya melakukan percobaan lapangan untuk menguji dampak Curvularia pada toleransi panas rumput ini. Rumput pertama tumbuh tanpa (E) dan rumput kedua dengan (E) endofitik Curvularia, dalam tanah yang berbeda suhu dan massa, lalu mereka mencatat massa tanaman dan jumlah tunas baru yang dihasilkan.

Kurva Dampak Patogen Curvularia pada Toleransi Panas Rumput Dichanthelium languinosum30 Massa Tumbuhan 25 20 15 10 5 0 E30 C E+ E35 C Suhu ( 0 C ) E+ E40 C E+ E45 C E+ 8.8 0 16.2 22.8 21.7 28.4 22.2 15.1

Berdasarkan kurva diatas dapat dianalisis, 1. Pada tanah bersuhu 30 C, rumput yang tumbuh tanpa kehadiran Curvularia memiliki massa 16,2 gram, sedangkan yang tumbuh dengan kehadiran Curvularia memiliki massa 22,8 gram. 2. Pada tanah bersuhu 35 C, rumput yang tumbuh tanpa kehadiran Curvularia memiliki massa 21,7 gram, sedangkan yang tumbuh dengan kehadiran Curvularia memiliki massa 28,4 gram. 3. Pada tanah yang bersuhu 40 C, rumput yang tumbuh tanpa kehadiran Curvularia memiliki massa 8,8 gram, sedangkan yang tumbuh dengan kehadiran Curvularia memiliki massa 22,2 gram. 4. Pada tanah bersuhu 45 C, rumput yang tumbuh tanpa kehadiran Curvularia memiliki massa 0 gram, sedangkan yang tumbuh dengan kehadiran Curvularia memiliki masaa 15,1 gram.

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan mutualistik antara Dichanthelium lanuginosum (rumput panik) dengan Curvularia yang terinfeksi virus, dapat memberikan toleransi thermal yang memungkinkan rumput untuk tumbuh di tanah yang jauh lebih panas (misal 40 C dan 45 C) dan seharusnya dapat mematikan rumput itu sendiri. Bahkan pada suhu yang tergolong optimal untuk pertumbuhan rumput, misal 30 C dan 35 C, kehadiran Curvularia dapat menyebabkan massa dari rumput Dichanthelium lanuginosum lebih tinggi dibanding yang tidak ditumbuhi jenis jamur ini.