TUGAS TAMBAHAN NILAI.docx

8
 TUGAS TAMBAHAN NILAI DASAR BUDIDAYA TANAMAN PENYEBAB LAYU BAKTERI PADA BUAH TERONG Disusun oleh: Lita Septiani (12504010011 1103) Kelas H PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Transcript of TUGAS TAMBAHAN NILAI.docx

TUGAS TAMBAHAN NILAIDASAR BUDIDAYA TANAMANPENYEBAB LAYU BAKTERI PADA BUAH TERONG

Disusun oleh:Lita Septiani(125040100111103)Kelas H

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013PENDAHULUANLatar BelakangBanyaknya permasalahan dalam menjaga kualitas dari suatu tanaman budidaya, diperlukan pengupayaan dalam mengendalikan berbagai penyakit yang menyerang pada tanaman budidaya. Salah satu contoh penyakit yang menyerang tanaman budidadaya adalah layu bakteri pada tanaman terong yang disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Penyakit layu bakteri merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman terong. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dan dapat menurunkan produksi terong sehingga menjadi kendala dalam peningkatan produktivitas terong. Ketahanan tanaman terong (Solanum melongena L.) terhadap penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum merupakan aspek penting dalam pengendalian penyakit ini. Selain itu ketidak pahaman dari seorang petani terong dalam memberantas penyakit ini juga salah satu faktor turunnya prduktivitas pada tanaman terong itu sendiri.

1. Budidaya Teronga. Penyulaman Budidaya Terong Penyulaman budidaya terong dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanmaan yang sudah terlalu tua apabila masih teru s disulam mengakibatakan pertumbuhan tidak seragam.b. Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya TerongPerempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga, dan seterusnya di atas cabang utama. Selanjutnya dilakukan perempalan pada tunas yang keluar di ketiak daun, setelah itu dilakukan pada saat tajuk tanaman terong telah menutupi seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenagi hama penyakit tanaman, perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun tua atau terserang penyakit.c. Sanitasi Lahan dan Pengairan Budidaya TerongSanitasi lahan pada budidaya terong meliputi: pengendalian gulma, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun, pencabutan tanaman terong yang terserang penyakit.Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan seminggu sekali jika tidak turun hujan. d. Pemupukan Susulan Budidaya TerongPupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputi akar dan pupuk daun. e. PanenBuah terong dapat dipanen saat tanaman terong berumur 55 hst. Buah yang dipanen adalah buah muda dimana warna buahnya belum memudar. Untuk menjaga kondisi tanaman terong agar tetap sehat pada saat pemanenan gunakan alat seperti gunting, sabit, pisau, atau sejenisnya supaya bekas potongan tidak mudah terserang penyakit terutama pada musim hujan.

2. Mengenal Gejala Layu Bakteri pada Tanaman TerongKelayuan pada tanaman terutama pada bagian daun, tunas atau tanaman secara keseluruhan, dapat disebabkan karena hilangnya turgor pada bagian-bagian tersebut. Hilangnya turgor tersebut dapat disebabkan karena adanya gangguan di dalam berkas pembuluh/pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar, yang menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air. Penyakit layu (wilt disease) pada tanaman dapat disebabkan oleh faktor biotik yaitu bakteri sehingga disebut layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) atau oleh jamur/cendawan yang disebut penyakit layu Fusarium (Fusarium oxysporum). Selain karena penyakit biotik, kelayuan pada tanaman juga dapat disebabkan karena faktor abiotik (kekurangan air). Pengenalan gejala kelayuan pada tanaman dan ciri-ciri khususnya harus diketahui para petani, supaya dalam pengendaliannya menjadi lebih efektif dan efisien. Berikut adalah karakteristik/ciri-ciri gejala kelayuan pada tanaman, penyebabnya dan cara menanganinya.Pseudomonas solanacearum merupakan layu bakteri yang penting yang disebabkan oleh patogen pada tanaman dan banyak terjadi di seluruh dunia. Ketika tumbuh dalam media kultur biasa tanpa aerasi, bakteri ini mengalami pergeseran spontan dari besar, berlendir, menyebarkan koloni dari jenis liar kecil, slimeless, koloni butyrous varian yang avirulent.Pseudomonas solanacearummerupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau penyakit lender pada tanaman. Karakteristik bakteri ini adalah:1. Selnya berbentuk batang dan bergerak dengan satu flagel2. Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang biak pada keadaan tanah yang lembab,3. Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar tanaman melalui luka-luka karena pemindahan bibit, ketika pembumbunan, luka karena gigitan serangga, luka karena tusukan nematoda, dan ternyata bakteri ini juga dapat menginfeksi tanaman melalui luka-luka pada daun.4. Tanaman yang diserang antara lain: kentang, tomat, pisang, cabai, terung dan lebih dari 140 jenis tanaman terutama yang termasuk dalam keluarga Solanaceae.5. Patogen ini menyerang jaringan pengangkutan air sehingga mengganggu transportasi air tanaman inang, akibatnya kelihatan tanaman menjadi layu, menguning dan kerdil, dan biasanya dalam beberapa hari tanaman akan mati.6. f. Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat melarutkan dinding sel akar dan dapat menyebabkan perubahan warna pada jaringan pengangkutan yang dapat dilihat jika batang dipotong (melintang) atau dibelah. Gejala penyakit layu bakteri pada tomat dan tembakau ditandai dengan perubahan warna pada bagian berkas pembuluhnya biasanya menjadi berwarna coklat dan perubahan warna ini dapat meluas sampai ke tulang daun bahkan sampai ke empulur. dan akar tanaman yang sakit berwarna coklat.7. Umumnya pertama kali gejala terlihat pada tanaman yang berumur kurang lebih 6 minggu. Gejala yang terlihat adalah daun-daun layu, biasanya dimulai dari daun-daun muda (ujung). Terkadang kelayuan tidak terjadi dengan tiba-tiba, bahkan terjadi kelayuan sepihak, pada bagian yang layu daging daun diantara tulang-tulang daun atau di tepi daun menguning, kemudian mengering dan akhirnya seluruh daun layu dan tanaman menjadi mati.8. Bila batang tanaman yang sakit dipotong dan potongan tersebut dimasukkan ke dalam gelas/wadah berisi air, yang jernih, kemudian dibiarkan beberapa lama, akan keluar eksudat (cairan berwarna putih kotor) yang berisi jutaan bakteri.

3. Siat-sifat Bakteri PatogenPada medium Yeast Peptone Agar (YPA), bakteri patogen berbentuk koloni tidak teratur, berwarn putih dan fluidal yang merupakan ciri khas koloni P. Solanacearum (Sitepu dan Asman 1989; Radhakrishan et al. 1997; Supriadi et al. 2000; Nasrun 2005). Bakteri patogen mempunyai daya virulensi yang berbeda-beda dengan masa inkubasi 14,6039,30 hari setelah inokulasi (Nasrun 2005). Bakteri P. solanacearum mempunyai reaksi negatif terhadap hidrolisis pati, gelatin, arginin dan produksi levan, dan bereaksi positif terhadap uji katalase, oksidase, akumulasi PHB, dan denitrifikasi. Isolat bakteri patogen dapat tumbuh pada NaCl 02% dengan pH 48,50 dan suhu 1337oC, tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu 41oC. Jika bakteri ditumbuhkan pada medium YPA ditambah tetrazolium salt dan diinkubasi selama 24 jam maka akan terlihat koloni berwarna putih, fluidal dengan pusat koloni berwarna merah jambu (Nasrun 2005). Tipe koloni ini merupakan koloni P. solanacearum virulen (Hayward 1994). Dari pengecatan negatif dan setelah diuji dengan HCl terlihat bakteri berbentuk batang dan bersifat gram negatif. Berdasarkan karakterisasi bakteri patogen dengan berpedoman pada sifat- sifat bakteri dan bentuk koloni bakteri dengan mengacu pada metode Hayward (1976) dan Denny dan Hayward (2001), diketahui bahwa bakteri patogen penyebab penyakit layu bakteri pada terung adalah P. solanacearum. P. solanacearum dapat menggunakan sumber karbon dari dektrosa, manitol, sorbitol, dulsitol, trehalosa, laktosa, maltosa dan selobiosa, yang berarti bakteri ini termasuk biovar III (Hayward 1964 Denny dan Hayward 2001). Hasil uji patogenisitas pada berbagai jenis tanaman menunjukkan bahwa isolat P. solanacearum dapat menginfeksi tomat, cabai, terung, dan tembakau dengan memperlihatkan gejala layu. Sebaliknya P. solanacearum tidak menginfeksi kacang tanah lokal, jahe, pisang emas, pisang cavendish, dan heliconia (Nasrun 2005) Hasil uji kisaran inang ini menunjukkan bahwa P. Solanacearum dapat menyerang tanaman kelompok olanaceae, dan bakteri ini termasuk ke dalam ras 1 (Buddenhagen et al. 1962 dalam Hayward 1964).

4. Gambar Pengamatan

5. Cara Menangani Layu Bakteri Pada TerongLangkah-langkah pengendalian berikut diberlakukan di Eropa: penghancuran semua tanaman kultivar yang terinfeksi dengan membakaratau penguburan yang mendalam. disinfestations rumah kaca yang terkontaminasi (kompartemen),mesin, peralatan dan tingkat higenis. resmi dikendalikan pengiriman semua berpotensi terinfeksibanyak, setelah pengujian, untuk pasar lokal saja. menelusuri semua pembibitan. pengambilan sampel dan pengujian dari semua tanaman Pelargonium padaterkontaminasi pembibitan dan persemaian menerima menyebarkanbahan dari Kenya. larangan untuk menggunakan air permukaan untuk irigasi tidak hanyaUntuk terung kentang dan tomat, tetapi juga untuk Pelargonium.Selain penganagn di atas terdapat juga penganan yang lain yaitu:1. Penanaman varietas tahan. Contohnya untuk tanaman terung, bisa menggunakan viarietas terung yang tahan layu P. Solanacearum.2. Pemakaian fungisida. Menurut hasil percobaan pencelupan akar ke dalam Benomil 1000 ppm memberikan hasil yang baik, asal fungisida tersebut diberikan sebelum terjadi infeksi.3. Mencegah infeksi tanah. Alat pertanian yang habis dipakai di lahan yang terinfeksi dapat didesinfeksi dengan formalin 5%. Diusahakan agar tidak menanam bibit (beserta tanah) dari persemaian yang terinfeksi. Selain itu tidak menanam benih (biji) yang diambil dari buah yang sakit.4. Perlakuan tanah. Untuk membebaskan tanaj dariP. solanacearumdapat dilakukan perlakuan tanah (soil treatment), misalnya dengan uap panas atau fumigasi dengan metilbromida, kloropikrin, atau metamnatrium (metham-sodium).5. Mengendalikan populasi nematoda.P. solanacearum dapat membantu infeksi bahkan dapat mengurangi ketahanan varietas tahan, sehingga populasinya di tanah perlu dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKAAgrios, G. N. (1988),Plant pathology, 3ndEd, Academic Press, New York, 215, 245, 256-258.Aisyah, Imas. 2012. Mengenal Gejala Penyakit Layu pada Tanaman dan Cara Menanganinya. Artikel. Widyaiswara PPPPTK, Cianjur.Badalucco, L. and P.J. Kulkman. 2001. Mineralization and immobilization in the rhizosphere. In R. Pinton, Z. Varanini, and P. Nannipieri (Eds.). The Rhizosphere, Biochemistry and Organic Substance at the Soil-Plant Interface. Marcel Dekker, Inc. New York-Basel. 411 pp.Hayward, A.C. 1964. Characteristics of Pseudomonas solanacearum. J. Appl. Bacterial 27(2): 265277.Hayward, A.C. 1976. Systematic and relationship of Pseudomonas solanacearum. p. 613.In L. Sequeira and A. Kelman (Eds.). Proc. First International Conference on Bacterial Wilt Disease Caused by Pseudomonas solanacearum. North Carolina.Hayward, A.C. 1994. Systematic and phylogeny of Pseudomonas solanacearum and related bacteria. p. 123135. In A.C. Hayward and G.L. Hartman (Eds.). Bacterial Wilt. The disease and its causative agent, Pseudomonas solanacearum. CAB International.Huang, Y. And L. Sequeira. 1990. Identivication of a Locus that Regulates Multiple Functions in Pseudomonas Solanacearum. Jurnal of Bacteriology.Kumiati, Novik. 2013. Budidaya Tanaman Terong termasuk Budidaya Holtikultura Murah tetapi Bernilai ekonomis Tinggi. Nasrun. 2005. Studi Pengendalian Hayati Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) Nilam dengan Pseudomonas fluorescens. Disertasi Doktor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.