Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

21
A. SIKAP Sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan, tantangan-tantangan, dan keyakinan-keyakinan manusia mengenai topik tertentu. Definisi lain menyebutkan Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu. Komponen utama dari sikap adalah sebagai berikut : a. Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. b. Afektif (affective) Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu. c. Konatif (conative) Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi Konsistensi Sikap Festinger menduga bahwa keinginan untuk mengurangi ketidaksesuaian akan ditentukan oleh pentingnya elemen-elemen

Transcript of Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Page 1: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

A. SIKAP

Sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-

asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan, tantangan-tantangan, dan keyakinan-keyakinan manusia

mengenai topik tertentu.

Definisi lain menyebutkan Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menyenangkan

maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan

bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu. Komponen utama dari sikap adalah sebagai

berikut :

a. Kognitif (cognitive).

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi

obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang

mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.

b. Afektif (affective)

Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara

umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.

c. Konatif (conative)

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang

berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi

Konsistensi Sikap

Festinger menduga bahwa keinginan untuk mengurangi ketidaksesuaian akan

ditentukan oleh pentingnya elemen-elemen yang menciptakan ketidaksesuaian, tingkat

pengaruh yang dimiliki oleh seorang individu terhadap elemen-elemen tersebut, dan

penghargaan yang mungkin terlibat dalam ketidaksesuaian. Apabila elemen-elemen yang

menghasilkan ketidaksesuaian relatif tidak penting, tekanan untuk memperbaiki

ketidkaseimbangan akan rendah.

Penghargaan juga mempengaruhi tingkat sampai mana individu termotivasi untuk

mengurangi ketidaksesuaian. Pengaharagaan tinggi yang menyertai ketidaksesuaian yang

tinggi cenderung mengurangi ketegangan yang melekat pada ketidaksesuaian. Penghargaan

berfungsi mengurangi ketidaksesuaian dengan cara meningkatkan sisi konsistensi dari neraca

individu.

Page 2: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Pengaruh Prilaku Terhadap Sikap

Telah ditegaskan bahwa sikap mempengaruhi perilaku. Penelitian yang sebelumnya

tentang sikap menganggap bahwa sikap mempunyai hubungan sebab akibat dengan perilaku,

yaitu, sikap yang dimiliki individu menentukan apa yang mereka lakukan. Akal sehat juga

menyatakan sebuah hubungan.

Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku,

peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku. Penelitian baru-

baru ini menunjukan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan

memperkuat keyakinna semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan

dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.

Sikap yang penting adalah sikap yang mencermnkan nilai-nilai fundamental, minat

diri, atau identifikasi dengan individu atau kelompok yang dihargai oleh seseorang. Sikap-

sikap yang dianggap penting oleh individu cenderung menunjukan hubungan yang kuat

dengan perilaku. Semakin khusus sikap tersebut dan semakin khusus perilaku tersebut,

semakin kuat hubungan antara keduanya.

Ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku kemungkinan besar muncul ketika tekanan

sosial untuk berperilaku dalam cara-cara tertentu memiliki kekuatan yang luar biasa.

Hubungan sikap-perilaku mungkin sekali menjdai lebih kuat apabila sebuah sikap merujuk

pada sesuatu dengan individu yang mempunyai pengalaman pribadi sacara langsung.

Sikap Kerja yang Utama

1. Kepuasan Kerja

Perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi

karakteristik-karakteristiknya.

2. Keterlibatan Pekerjaan

Tingkat sampai mana seseorang memihak pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di

dalamnya dan manganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri

3. Pemberian Wewenang Psikologis

Keyakinan karyawan terhadap sejauh apa mereka mempunyai lingkungan kerja mereka,

kompetensi mereka, makna pekerjaan mereka, dan otonomi dalam pekerjaan mereka.

Page 3: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

4. Komitmen Organisasional

Tingkat sampai mana seseorang karyawan memihak sebuah organisasi serat tujuan-tujuan

dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Komitmen organisasional terbagi menjadi komitmen afektif, komitmen berkelanjutan,

dan komitmen normatif.

5. Dukungan Organisasional yang Dirasakan

Dukungan ini adalah tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi menghargai

kontribusi mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka

6. Keterlibatan Karyawan

Keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme individu dengan kerja yang mereka lakukan.

Pengukuran Sikap Kerja

Survei sikap yang umum memberi karyawan serangkaian pernyataan atau pertanyaan

dengan skala penilaian yang menunjukan tingkat kecocokan. Nilai sikap individual diperoleh

dengan cara menjumlahkan respon terhadap soal-soal kuesioner. Nilai-nilai ini kemudian bisa

dirata-rata untuk kelompok kerja, tim, departemen, divisi, atau organisasi secara keseluruhan.

B. KEPRIBADIAN

Definisi Kepribadian menurut Allport adalah sebuah organisasi dinamis di dalam sistem

psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.

Sedangkan menurut Pervin dan John kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri

dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.

Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type).

Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar

dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang

berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan

dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada

trait.

Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin

dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang

didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:

Page 4: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

* Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan

seseorang dari yang lain, sehingga:

o Trait relatif stabil dari waktu ke waktu

o Trait konsisten dari situasi ke situasi

* Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun

karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:

o ada proses adaptif

o adanya perbedaan kekuatan, dan

o kombinasi dari trait yang ada

Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam

menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan

sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh

resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.

Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang

mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.

Menurut Gordon Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis

individu yang menentukan cara untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap

lingkungannya. Kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi

dan berinteraksi dengan individu lain.

Faktor-Faktor Penentu Kepribadian

1. Faktor Keturunan

Keturunan merujuk psda faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,

gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan biologis adalah

krakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,

dipengaruhi oleh orang tua, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan

mereka. Pendekatan keturunan berpendapat bahwa penjelasan pokok mengenai kepribadian

seseorang adalah struktur molekul dari gen yang terdapat dalam kromosom.

2. Faktor Lingkungan

Page 5: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter kita

adalah lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman-teman,

dan kelompok sosial. Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk

kepribadian kita. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang

ditawariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi yang

seiring berjalannya waktu. Ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya

memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.

Kepribadian seseorang, meskipun pada umumnya stabil dan konsisten, dapat berubah

bergantung pada situasi yang dihadapinya. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berbeda

memunculkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu, kita tidak

boleh melihat pola-pola kepribadian secara terpisah. Faktor keturunan membekali kita dengan

sifat dan kemampuan bawaan, tetapi potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Sifat-Sifat Kepribadian

Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu,

agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakterristik-karakteristik tersebut, ketika

ditunjukan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Semakin konsisten dan

sering munculnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi, maka akan semakin

mendeskripsikan karakteristik seorang individu.

Para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses

seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan

pengembangan karier. Myers-briggs Type Indicator dan Model Lima Besar adalah dua

pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat

seseorang. Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian, yaitu :

1. Survei Mandiri

Survei yang diisii sendiri oleh individu, merupakan cara paling umum yang digunakan

untuk menilai kepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah mungkin individu

berbohong atau hanya menunjukan kesan yang baik, individu tersebut berbohong untuk

mendapatkan hasil tes terbaik guna menciptaka kesan yang baik.

2. Survei Peningkat

Page 6: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Survei ini dikembangkan untuk memberikan suatu penilaian bebas mengenai kepribadian.

Oleh karena itu, daripada dilakukan sendiri oleh individu, survei mungkin dapat

dilakukan oleh rekan kerja. Survei mandiri dan survei peningkat memberik informasi

yang unik mengenai perilaku individu di tempat kerja.

3. Ukuran Proyeksi

Beberapa contoh ukuran proyeksi adalah Rorschach Inkbolt Test dan Thematic

Apperception Test (TAT).

Sifat Kepribadian Utama yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi

1. Evaluasi Diri Sendiri

Tingkat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah

mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa

memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka.

2. Harga Diri

Tingkat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri dan sampai

mana mereka menganggap diri mereka berharga atau tidak sebagai manusia.

3. Lokus Kendali

Tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri baik

secra internal maupun eksternal.

4. Machivellianisme

Tingkat dimana seorang individu pragmatis, mempertahan jarak emosional, dan yakin

bahwa hasil lebih pentidng daripada proses.

5. Narsisme

Kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan,

membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.

6. Pemantau Diri

Kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor

situasional eksternal.

7. Kepribadian Tipe A

Keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak

dalam waktu yang yang lebih sedikit dan bila perlu melawan upaya-upaya yang

menentang dari orang lain atau hal lain. Karakteristik Tipe A adalah :

Page 7: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

a. Selalu bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat

b. Merasa ridak sabaran

c. Berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan dua hal atau lebih pada saat

bersamaan

d. Tidak dapat menikmati waktu luang

e. Terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang

bisa mereka peroleh

8. Kepribadian Proaktif

Sikap yang cenderung oportunitis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga

berhasil mencapai berubahan yang berarti.

C. NILAI

Nilai menunjukkan alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu

lebih disukai secara rasional dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang

berlawanan”. Setiap dari kita memiliki hierarki nilai yang membentuk sistem nilai kita,

sistem ini diidentifikasikan oleh kepentingan relatif yang kita tentukan untuk nilai seperti

kebebasan, kesenangan, harga diri, kejujuran, kepatuhan, dan persamaan. Nilai cenderung

relatif stabil dan berlangsung lama.

Schwartz (1994) menjelaskan bahwa nilai adalah (1) suatu keyakinan, (2) berkaitan

dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu, (3) melampaui situasi spesifik, (4)

mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian,

serta (5) tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, terlihat kesamaan pemahaman tentang nilai,

yaitu (1) suatu keyakinan, (2) berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan akhir

tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara

bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip

atau standar dalam hidupnya.

Pemahaman tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu

terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai merupakan representasi kognitif dari tiga tipe

persyaratan hidup manusia yang universal, yaitu :

1. kebutuhan individu sebagai organisme biologis

2. persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal

Page 8: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

3. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan kelangsungan hidup

kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992, 1994).

Pentingnya Nilai

Nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi dasar

pemahaman sikap dan motivasi individu, dan karena hal tersebut berpengaruh terhadap

persepsi kita. Individu memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk

sebelumnya tentang apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya terjadi. Tentu saja,

pendapat-pendapat ini tidak bebas dari nilai. Sebaliknya, hal tersebut memuat interpretasi-

interpretasi mengenai apa yang benar dan salah. Selanjutnya, timbul implikasi bahwa

perilaku atau hasil-hasil tertentu lebih disukai dari yang lain. Akibatnya nilai menutupi

objektivitas dan rasionalitas.

Jenis-Jenis Nilai

1. Nilai Terminal

Keadaan akhir individu yang diinginkan, tujuan-tujuan yang ingin dicapai seseorang

selama masa hidupnya.

2. Nilai Instrumental

Perilaku atau cara-cara yang lebih disukai untuk mencapai nilai-nilai terminal seseorang.

D. PERSEPSI

Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan

mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah

cara kita mengubah energi – energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang

bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak

mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih

pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi

individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai

konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.

Persepsi meliputi :

Page 9: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Penginderaan ( sensasi )

Melalui alat – alat indra kita ( indra perasa, indra peraba, indra pencium, indra pengecap,

dan indra pendengar ). Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra

itu mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.penglihatan menyampaikan

pesan nonverbal ke otak untuk diinterprestasikan. Pendengaran juga menyampaikan pesan

verbal ke otak untuk ditafsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan, terkadang

memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau parfum yang menyengat, jabatan

tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai.

Atensi atau perhatian

Adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi

yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif

lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang

kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat

merupakan proses sadar maupun tidak sadar.

Interpretasi

Adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara

yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal

sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).

Faktor – Faktor yang mempengaruhi Persepsi

Faktor – Faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain :

1. Faktor dalam diri si pengerti : Sikap-sikap, motif-motif, Minat-minat, pengalaman,

Harapan-harapan.

2. Faktor-Faktor dalam situasi : Waktu, keadaan kerja, Keadaan sosial.

3. Faktor-faktor dalam diri target : sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar

belakang, kedekatan, kemiripan.

Teori Hubungan ( Attribution Theory)

Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa pada dasarnya ketika mengobservasi

perilaku seseorang individu, kita berupaya untuk menentukan apakah perilaku tersebut

Page 10: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

disebabkan secara secara Internal atau Eksternal. Namun sebagian besar penentu tersebut

disebabkan oleh tiga (3) Faktor : 1. Kekhususan, 2. Konsensus, 3 Konsistensi

Perilaku yang disesbabkan secara Internal, adalah perilaku yang diyakini dipengaruhi

oleh kendali pribadi sorang individu.

Perilaku yang disebabkan secara Eksternal, adalah perilaku yang dipengaruhi oleh

sebab-sebab yang datang dari luar individu.

Teknik yang digunakan Individu dalam menilai Individu lain :

Persepsi Selaktif, mengintepretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang

berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.

Efek Hallo, membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan

sebuah karakteristik.

Efek-Efek Kontras, Evaluasi tentang karakteristik-karakteristik seseorang yang

dipengaruhi oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui, yang

mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik-karakteristik yang sama.

Proyeksi, menghubungkan karakteristik-karakteristik diri sendiri dengan orang lain

Stereotipe, Menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang kelompok dimana ia

bergabung.

Hubungan antara Persepsi dan Pembuatan keputusan Individual.

Pembuatan Keputusan individual merupaka sesuatu yang penting didalam perilaku

Organisasi. Tetapi, bagaimana individu dalam organisasi membuat berbagai keputusan dan

kualitas dari pilihan-pilihan akhir mereka sangat dipengaruhi oleh persepsi-persepsi mereka.

E. EMOSI

Emosi, adalah perasaan Intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi

berkaitan erat dengan afek, dan suasana hati. Afek sendiri diartikan sebagai ragam perasaan

yang dialami orang. Sedangkan suasana hati diartikan sebagai perasaan yang cenderung

kurang intens dibandingkan dengan emosi dan sering kali tanpa rangsang kontekstual.

Page 11: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Aspek-aspek Emosi :

a. Biologi Emosi

Semua emosi berasal dari dalam sistem limbik otak, yang kira-kira sebesar sebuah

kacang walnut dan terletak dekat batang otak. Sistem limbik setiap orang tidaklah sama,

biasanya sistem limbik seorang wanita lebih aktif bila dibandingkan dengan sistem limbik

seorang pria.

b. Intensitas

Setiap orang memberikan respon yang bebeda-beda terhadap rangsang emosi yang sama.

Setiap orang memiliki kemampuan bawaan yang bervariasi untuk mengekspresikan intensitas

emosional. Intensitas ini berkaitan dengan seberapa sering mereka menunjukkan perasaan

mereka.

c. Frekuensi dan Durasi

Frekuensi dan durasi berkaitan dengan seberapa sering dan lamanya mereka berusaha

menampilkannya.

Emosi memiliki fungsi untuk memotivasi seseorang untuk terlibat dalam tindakan-

tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat perlindungan, memilih pasangan,

menjaga diri, memprediksi perilaku manusia lain.

Suasana Hati

Penyebabnya sering kali

umum dan tidak jelas.

Bberakhir lebih lama dari

emosi.

Lebih umum

Biasanya tidak diindikasikan

dengan ekspresi yang jelas.

Bersifat Kognitif.

Emosi

Disebabkan oleh kejadian

spesifik

Sangat cepat dalam durasi

Bersifat spesifik dan banyak (

marah, rasa takut, rasa jijik,

rasa terkejut)

Biasanya disertai ekspresi

wajah.

Bersifat berorientasi tindakan

Afek

Didefiniskan sebagai ragam perasaan yang dialami orang.

Efek dapat dialami dalam bentuk Emosi atau suasana hati.

Page 12: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Emosi dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

- Emosi Positif, seperti rasa gembira, bahagia, senang, rasa syukur

- Emosi Negatif, seperti rasa marah, sedih, benci

Sumber-sumber yang mempengaruhi Emosi :

a. Kepribadian,

Sebagian besar orang mempunyai kecenderungan tetap untuk mengalami suasana hati

dan emosi tertentu lebih sering dibandingkan orang lain.

b. Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari

Berkaitan dengan aktifitas ataupun kegiatan-kegiatan apa saja yang kita lakukan dalam

waktu tersebut. Semakin banyak hal yang menyenangkan maka akan membentuk suatu emosi

positif, begitu juga sebaliknya bahwa hal yang tidak menyenangkan akan membentuk emosi

negatif.

c. Cuaca

Faktor cuaca dapat mempengaruhi Emosi seseorang seperti panas, dingin, hujan.

d. Stress

Stress dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi seseorang. Suasana emosi sangat

dipengaruhi oleh seberapa tingkat stress yang dihadapi seseorang.

e. Aktivitas Sosial

Bagi sebagian besar orang, aktivitas sosial dapat meningkatkan suasana hati positif dan

memiliki pengaruh sedikit terhadap suasana hati negatif.

f. Olahraga

Penelitian yang dilakukan secara konsisten menunjukkan bahwa Olahraga dapat

meningkatkan suasana hati yang positif.

g. Usia

faktor usia sangat mempengaruhi kondisi emosi seseorang. Menurut penelitian emosi

negatif tampaknya smakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang. Pengalaman-

pengalaman emosional cenderung membaik bersama bertambahnya usia, sehingga seiring

bertambahnya usia, kita mengalami lebih sedikit emosi negatif.

h. Gender

Pria dan wanita memiliki karakteristik emosi yang berbeda, biasanya seorang wanita

cenderung lebih emosional dibandingkan pria karena wanita lebih menggunakan perasaan

mereka bila dibandingkan dengan pria.

Page 13: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Kerja Emosional

Dalam perilaku organisasi setiap Karywan mengeluarkan usaha fisik dan mental ketika

mereka menempatkan kapabilitas tubuh dan kognitif mereka, berturut-turut, ke dalam

pekerjaan mereka. Tetapi pekerjaan juga membutuhkan kerja emosional (Emotional Labor).

Kerja Emosional adalah ekspresi seorang karyawan dari emosi-emosi yang diinginkan secara

organisasional selama interaksi antarpersonal di tempat kerja.

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengelola petunjuk-

petunjuk dan informasi emosioanal. Kecerdasan emosional terdiri dari lima (5) dimensi,

yaitu :

Kesadaran diri – sadar atas apa yang sedang dirasakan

Manajemen diri – kemampuan mengelola emosi dan dorongan-dorongan dari dalam

diri.

Motivasi diri – kemampuan bertahan dalam menghadapi kemunduran dan kegagalan.

Empati – kemampuan merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain.

Keterampilan Sosial – kemampuan menangani emosi-emosi orang lain.

Page 14: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

Rangkuman Sikap, Kepribadian, Nilai, Persepsi, dan Emosi

(Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Psikologi Organisasi)

Disusun oleh:

Anandya Ikhwan M

10050007153

FAKULTAS PSIKOLOGI

Page 15: Sikap, Kepribadian, EMosi, Persepsi , Dan Nilai.docx

U N I V E R S I T A S I S L A M B A N D U N G

2011