Tugas Sl Gabungan Fix

14
OXYURIS VERMICULARIS ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Keluhan utama yang dinyatakan oleh pasien merupakan dasar utama untuk memulai evaluasi masalah pasien atau dapat disebut sebagai keluhan pasien yang mendorongnya untuk berobat. - Keluhan utama yaitu rasa gatal pada anus. a. Sudah sejak kapan? (untukmengetahui onset terjadinya gejala yang dikeluhkan) b. Terasa gatal pada saat kapan? Pagi, siang atau malam? (untuk membedakan rasa gatal biasa dengan rasa gatal yang disebabkan oleh cacing kremi) c. Apakah rasa gatalnya itu mengganggu tidur? (karena rasa gatal yang ditimbulkan oleh cacing kremi akan memburuk pada malam hari) d. Apakah terlihat bekas garukan padasekitar anus yang menyebabkan luka dan berwarna kemerahan? (untuk memastikan dan melakukan pemeriksaan fisik selanjutnya) e. Apakah baru-baru ini ada perubahan kebiasaan buang air kecil maupun besar? (karena rasa gatal sampai nyeri dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada waktu BAK dan BAB) f. Apakah sebelum makan dan sesudah beraktifitas, anak selalu mencuci tangan dengan sabun? (karena penularan dapat terjadi secara oral fekal. Penularan bisajuga karena tangan tadi bersentuhan dengan orang lain atau memegang bendabenda maupun pakaian) 2. Keluhan Lain a. Apakah ada keluhan lain yang dirasakan selain rasa gatal di sekitar anus? (untuk menunjang keluhan utama sebagai dasar diagnosis) b. Apakah terjadi penurunan beratbadan pada anak? (karena pada kondisi ini anak merasa tidak nyaman sehingga membuat nafsu makan berkurang) c. Apakah anak terlihat lemas dan malas beraktivitas? (cacing kremi dapat menyebabkan anemia pada anak) d. Apakah anak selalu bermain di luar rumah? Jika ya, apa menggunakan alas dan sesudah itu kemudian mencuci tangannya? (untuk mencari tahu sumber penularan dan kebersihan diri anak) e. Apakah ada riwayat alergi? Misalnya alergidebu (debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga telur yang ada di debu dapat tertelan) f. Apakah di rumah ada binatang peliharaan? Anjing atau kucing? (Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulunya)

description

sl

Transcript of Tugas Sl Gabungan Fix

OXYURIS VERMICULARISANAMNESIS 1. Keluhan Utama :Keluhan utama yang dinyatakan oleh pasien merupakan dasar utama untuk memulai evaluasi masalah pasien atau dapat disebut sebagai keluhan pasien yang mendorongnya untuk berobat. Keluhan utama yaitu rasa gatal pada anus. a. Sudah sejak kapan? (untukmengetahui onset terjadinya gejala yang dikeluhkan)b. Terasa gatal pada saat kapan? Pagi, siang atau malam? (untuk membedakan rasa gatal biasa dengan rasa gatal yang disebabkan oleh cacing kremi)c. Apakah rasa gatalnya itu mengganggu tidur? (karena rasa gatal yang ditimbulkan oleh cacing kremi akan memburuk pada malam hari)d. Apakah terlihat bekas garukan padasekitar anus yang menyebabkan luka dan berwarna kemerahan? (untuk memastikan dan melakukan pemeriksaan fisik selanjutnya)e. Apakah baru-baru ini ada perubahan kebiasaan buang air kecil maupun besar? (karena rasa gatal sampai nyeri dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada waktu BAK dan BAB)f. Apakah sebelum makan dan sesudah beraktifitas, anak selalu mencuci tangan dengan sabun? (karena penularan dapat terjadi secara oral fekal. Penularan bisajuga karena tangan tadi bersentuhan dengan orang lain atau memegang bendabendamaupun pakaian)

2. Keluhan Lain a. Apakah ada keluhan lain yang dirasakan selain rasa gatal di sekitar anus? (untuk menunjang keluhan utama sebagai dasar diagnosis)b. Apakah terjadi penurunan beratbadan pada anak? (karena pada kondisi ini anak merasa tidak nyaman sehingga membuat nafsu makan berkurang)c. Apakah anak terlihat lemas dan malas beraktivitas? (cacing kremi dapat menyebabkan anemia pada anak)d. Apakah anak selalu bermain di luar rumah? Jika ya, apa menggunakan alas dan sesudah itu kemudian mencuci tangannya? (untuk mencari tahu sumber penularan dan kebersihan diri anak)e. Apakah ada riwayat alergi? Misalnya alergidebu (debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga telur yang ada di debu dapat tertelan) f. Apakah di rumah ada binatang peliharaan? Anjing atau kucing? (Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapidapat menjadi sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulunya)

3. Riwayat Penyakit Sekaranga. Apakah ada keluhan fisik seperti demam, batuk, atau pilek? (untuk mengetahui apakah ada gejala sistemik atau tidak)

4. Riwayat Penyakit Dahulua. Apakah dahulu pernah mengalami hal yang serupa? (untuk mengetahui apakah pernah terjadi sebelumnya atau ini merupakan pertama kalinya)b. Apakah pernah mondok di RS? Riwayat Bedah?

5. Riwayat Penyakit Keluargaa. Apakah di keluarga ada yang pernah mengalami hal serupa? (untuk mengetahui apakah ini ditularkan oleh keluarga ataupun penyebabnya jika di keluarga juga ada yang mengalami hal serupa)

6. Riwayat Pengobatana. Sebelum kedokter, apa sebelumnya diberi obat untuk mengurangi gejala yang dirasakan? (untuk mengetahui tatalaksana awal jika sudah diberikan penanganan)

7. Pertanyaan laina. Apakah anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap? (untuk mengetahui daya tahan tubuh anak terhadap penyakit-penyakit infeksi)

Pemeriksaanfisik :A. Inspeksi : Tanda bahaya umum, tanda dehidrasi, inspeksi daerah anus (Adanya iritasi didaerah anus, perineum dan vagina. Anus gatal: Gatal dapat disebabkan karena cacing betina oxyuris vermicularis mengeluarkan telur yang tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan ini dangerakan dari cacing betina yang menyebabkan rasa gatal. Gatal terjadi di anus karena cacing bermigrasi ke daerah anus dan mengeluarkan telur-telurnya di daerah perianal. Gatal sering dirasakan pada malam hari karena cacing betina bermigrasi ke anus pada malamhari. Kulit kemerahan atau luka lecet di sekitar anus: karena penggarukan Badanlemas: gatal yang sering terjadi di malam hari menyebabkan pasien terganggu tidurnya dan membuat istirahatnya menjadi kurang. Kurus/ berat badan menurun: jarangterjadi, tetapi bisa terjadi pada infksi yang berat karena nafsu makan menurun. Pemeriksaan tanda dehidrasi untuk mengetahui adanya dehidrasi atau tidak, sehingga dapat dilanjutkan dengan pemberian cairan apabila pasien mengalami dehidrasi.)

B. Auskultasi :Mendengar suara/bising usus untuk mengetahui adanya peningkatan suara usus atau tidak.

C. Perkusi :Mengetahui isi lambung dan usus.D. Palpasi :Mengetahui ada/tidaknya nyeri.*Pada infeksi Oxyuris Vermicularis, auskultasi, perkusi dan palpasi pada umumnya normal, tidak menimbulkan gejala spesifik.

E. Anal Swab :Mengetahui ada/tidaknya infeksi cacing Oxyuris Vermicularis. Pada anal swab dapat ditemukan adanya telur cacing Oxyuris Vermicularis. Cacing ini akan bermigrasi ke daerah anus untuk bertelur dan biasanya telur cacing ini akan berada di daerah perianal.

Pada beberapa kasus, cacing betina gravid dapat bersarang di vagina dan tuba fallopi sehingga akan menimbulkan peradangan pada tuba fallopi (salphingitis).Akibat cacing betina gravid yang berjalan ke daerah anus dan dimana hal tersebut sering terjadi pada malam hari, muncul pula keluhan insomnia pada pasien.Adanya gejala lain yang dapat timbul adalah kurangnya nafsu makan pasien, dimana hal ini dapat disebabkan cacing dewasa muda yang bergerak ke usus halus, sampai ke lambung, esophagus maupun hidung. Pemeriksaan PenunjangA. Pemeriksaan untuk menunjang diagnosa adanya O.VermikularisDiagnosis da di lakukan berdasarkan riwayat pasien dengan gejala klinis positif . Infeksi cacing sering diduga pada anak yang menunjukkan rasa gatal di sekitar anus pada waktu malam hari. Diagnosis pasti dengan di temukannya telur dan cacing dewasa Namun tidak di kemungkinkan pada orang dewasa juga di temukan telur cacing. Diagnosa dapat di lakukan dengan pemeriksaan penunjang tinja dan anal swab dengan metode Scotch adhesive tape swab (Faust et al., 1999).Adapun pemeriksaan adanya O. vermicularis dapat dilihat dengan ditemukannya:a. Cacing dewasaPada pemeriksaan feses dapat di temukan adanya cacing dewasa. Cacing jantan dewasa setelah kopulasi mati dan keluar bersama feses. Cacing dewasa di temukan di dalam feses di cuci dalam larutan NaCl agak panas, kemudian di kocok-kocok terus, sehingga lemas. Selanjutnya di periksa dalam keadaan segar atau di matikan dengan larutan fixasi untuk mengawetkan gunakan alcohol 70% agak panas.b. Telur cacingTelur cacing O.vermicularis jarang di temukan dalam feses, hanya 5% yang positif pada orang orang yang menderita infeksi ini. Dengan metode Scotch adhesive tape swab, dapat menemukan telur yang di letakkan di daerah perianal (Faust et al., 1999). Selain itu telur cacing O.vermicularis lebih muda di temukan dengan teknik pemeriksaan yang khusus,yaitu dengan metode Mengaplikasi Graham Scotch Tape(Ganda husada,S.2006).Pada metode ini bahan yang di periksa berupa perianal swab oleh karena cacing betina yang banyak mengandung telur pada waktu malam hari melakukan migrasi kedalam perianal. Sehingga dengan pemerksaan perianal swab lebih muda di temukan telur cacing tersebut (Brown,H.W,1979).

B. Teknik Diagnosa LaboratoriumTeknik pemeriksaan cacing O.Vermicularis yaitu dengan menemukan cacing dewasa atau telur dari o. vermicularis. Adapun caranya sebagai berikut :a. Cacing Dewasai. MakroskopisCacing kremi dapat dilihat secara makroskopis atau dengan mata telanjang pada anus penderita,terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut mereka aktif bergerak.ii. MikroskopisCacing dewasa dapat ditemukan di feses, dengan syarat harus dilakukan enema terlebih dahulu, yaitu memasukan cairan kedalam rektum agar cacing dewasa keluar dari rektum. Cacing dewasa yang ditemukan dalam feses,dicuci dengan NaCl agak panas, kemudian dikocok sehingga cacing menjadi lemas, selanjutnya diperiksa dalam keadaan segar atau dimatikan dengan larutan fiksasi untuk mengawetkan. Nematoda kecil, seperti o.vermicularis dapat juga difiksasi dan diawetkan dengan alkohol 70% yang agak panas.(Brown H.W, 1983)b. Telur CacingTelur o. vermicularis jarang ditemukan di dalam feses, Telur o. vermicularis lebih mudah ditemukan dengan tehnik pemeriksaan khusus, yaitu dengan menghapus daerah sekitar rectum dengan Scotch adhesive tape swab (Soebari dan Soejoto1996).Pada metode ini bahan yang diperiksa berupa perianal swab oleh karena cacing betina yang banyak mengandung telur pada waktu malam hari melakukan migrasi ke daerah perianal. Dengan pemeriksaan perianal swab lebih banyak ditemukan telur cacing tersebut. (Soedarto. 1995)

Metode PemeriksaanDalam pelaksanaan diagnosis terdapat bermacam-macam metode pada cara pengambilan spesimen :a. Metode N-I-H (National Institude of Heatlh)Pengambilan spesimen menggunakan kertas selofan yang di dibungkuskan pada ujung batang gelas dan diikat dengan karet gelang pada bagian sisi kertas selofan. Kemudian batang gelas p pada ujung lainnya dimasukkan kedalam tutup karet yang sudahada lubang dibagian tengahnya. Bagian batang gelas yang mengandung selofan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang kemudian ditutup karet. Hal ini dimaksudkan agar bahan pemeriksaan tidak hilang dan tidak mudah terkontaminasi.(Hadidjaja P. 1994)b. Metode pita plastik perekat (cellophane tape atau adhesive tape)(Brooke & Melvin,1969)Pengambilan spesimen menggunakan alat berupa spatel lidahatau batang gelas yang ujungnya dilekatkan adhesive tape,kemudian ditempelkan di daerah perianal. Adhesive tape diratakan dikaca objek dan bagian yang berperekat menghadap kebawah. Pada waktu pemeriksaan mikroskopis, salah satu ujung adhesive tape ditambahkan sedikit toluol atau xylen pada perbesaran rendah dan cahayanya di kurangi (Gracia &Brackner,1996)c. Metode anal swab (Melvin & Brooke,1974)Pengambilan spesimen menggunakan swab yang pada ujungnya terdapat kapas yang telah dicelupkan pada campuran minyak dengan parafin yanng telah dipanaskan hingga cair. Kemudian swab disimpan dalam tabung berukuran 100x13 mm dan disimpan dalam lemari es. Jika akan di gunakan untuk pengambilan spesimen, swab diusapkan didaerah permukaan dan lipatan perianal, swab diletakkan kembali dalam tabung.Pada saat pemeriksaan, tabung yang berisi swab diisi dengan xylen dan dibiarkan 3 5 menit, kemudian di centripuge pada kecepatan 500 rpm selama 1 menit. Ambil sedimen lalu periksa dalam mikroskop (Gracia & Brackner, 1996)d. Graham Scotch tapeAlat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya dilekatkan adhesive tape (Gandahusada S, 1998). Teknik penggunaan alat ini ditemukan oleh Graham (1941). Teknik alat ini termasuk sederhana dalam penggunaannya. Untuk pengambilan spesimen dilakukkan sebelum pasien defekasi atau mandi, pengambilan spesimen dapat dilakukan di rumah. Sedangkan untuk membantu dalam pemeriksaan di laboratorium di gunakan mikroskop dan sedikit penambahan toluen atau xylen (Craig & Fausts,1970).

Dapus :1. Faust EC. & russel P.F. Clinical parasitology , Leo & Febeger Philadelphia 19992. Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FK UI; 2000. 3. Brown, H.W., Neva, F.A. 199. Basic Clinical Parasitology th ed. Norwalk, connecticut4. Garcia, L.S. & Bruckner, D.A. 1997. Diagnostic Medical Parasitology 3th ed. ASM PRESS. Washington, D.C5. Hadijaja Pinardi. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. Jakarta : FKUI, 1994.6. Soebari dan Soejoto. Parasitologi Medik Jilid I, Protozologi dan Helmintologi, 1996.7. Soedarto. Helmintologi Kedokteran. Cetakan 2. Jakarta : EGC, 1995.8. Craig and Fausts. Clinical Parasitology. Eighth Edition. LEA & FEBIGER. Philadelphia.

OBATObat untuk Cacing Kremi, antara lain :1. Mebendazole : memiliki khasiat yang luas terhadap minimal 5 jenis cacing, efeknya ringan karena penyerapan ke dalam darah hanya sedekit. Diare, nyeri perut kadang terjadi, juga reaksi hipersensitif. Dosis : Dewasa dan anak dia atas 2 tahun : 1 tablet (100mg), setelah 14 hari diulang 1 tablet lagi untuk mematikan cacing yang menetas dari telur yang belum di musnahkan2. Pirantel pamoatDosis dewasa : 2-3 tablet 250 mgAnsk: - 2 tablet 125mg

3. LevamisolDosis dewasa diatas 16 tahun : 3 tablet 50 mg setelah makan selama 2 hariAnak 5-15 tahun : 2 tablet 50 mg1-5 tahun : 1 tablet 50 mg4. Tiabendazole : 1 tablet mebendazole 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.5. AlbendazoleDosis untuk anak diatas 2 tahun-dewasa 400 mg sehari, di berikan sekaligus dosis tunggal, sehabis makan.

Cara kerja obat1. Mebendazole : merupakan obat cacing yang paling luas spektrumnya. Obat ini tidak larut dalam air, tidak bersifat higroskopis sehingga stabil dalam keadaan terbuka. Mebendazole efektif terhadap cacing . obat ini berefek pada hambatan pemasukan glukosa ke dalam cacing secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan glikongen terhadap cacing. Mebendazole juga dapat menyebabkan kerusakan struktur subseluler dan menghambat sekresi asetilkolinesterasecacing2. Pirantel pamoat : digunakan dosis tunggal, cara kerjanya dengan melumpuhkan cacing , cacing yang lumpuh akan mudah terbawa keluar tinja. Setelah keluar dari tubuh, cacing akan segera mati.3. Tiabendazole, merupakan suatu benzimidazole sintetik berbeda, efektif terhadap strongilodiasis yang di sebabkan strongyloides stercoralis (cacing benang), larva migrans pada kulit (atau erupsi menjalar)obat ini juga mengganggu agregasi mikrotubular 4. Albendazole cara kerjanya membunuh cacing, menghancurkan telur dan larva cacing, menghambat pengambilan glukosa oleh cacing sehingga produksi ATP sebagai sumber energy untuk mempertahankan hidup cacing berkurang, hal ini mengakibatkan kematian pada cacing karena berkurangnya energy.

RESEP

ASCARIS LUMBRICOIDES

ANAMNESIS1. Keluhan utama untuk mengetahui hal apa yang benar-benar menganggu pasien sehingga datang berobat. Keluhan utama ini merupakan informasi awal untuk kita memikirkan ke arah penyakit apa.Biasanya datang dengan mengeluhkan diare. Kemudian tanyakan SOCRATES; contohnya : Sudah sejak kapan keluhan ini dirasakan untuk mengetahui onset penyakit (akut / kronis) Berapa kali BAB dalam sehari untuk mengetahui frekuensi BAB. (dikatakan diare bila >4x) Seperti apa BABnya, apakah lembek atau cair ? warnanya bagaimana? untuk mengetahui karakteristiknya Seberapa banyak BABnya jika banyak kemungkinan dehidrasi lebih besar

2. Keluhan penyerta untuk lebih mempersempit kemungkinan diagnosis.Keluhan-keluhan yang lain bisa dilihat dilembar berikutnya. Untuk keluhan-keluhan penyerta juga ditanyakan onset, karakteristik, frekuensi, durasi seperlunya saja untuk mengetahui betul gejala yang dialami pasien mengetahui khasnya penyakit ini mempersempit diagnosis.

3. Riwayat pengobatan untuk mempertimbangkan pengobatan selanjutnya yang akan diberikan. Apakah sejak timbul gejala-gejala tersebut sudah pernah berobat atau minum obat? Kalau iya, minum obat apa?

4. Riwayat penyakit dahulu : Apakah sebelumnya sudah pernah mengalami gejala yang sama seperti ini ? Apakah dulu pasien pernah mondok? Atau sakit yang cukup serius?

5. Riwayat penyakit keluarga : Apakah di keluarga / orang serumah ada yang mengalami gejala yang sama seperti pasien ? untuk mencari tahu apakah keluarga juga mengalami infeksi yang sama.

6. Life style untuk mencari sumber infeksi Sebelum timbul gejala ini, si anak makan apa? Apakah jajan? Sebelum makan apakah anak selalu mencuci tangan? (bila anak sudah bisa makan sendiri) Apakah anak ada kebiasaan memasukkan tangan ke dalam mulut? Apakah anak sering bermain di tanah?

PEMERIKSAAN FISIKTahapan terjadi ascariasis dibagi menjadi 2 yaitu fase awal/fase larva dan faselanjut.Pemeriksaan terhadap pasien dengan ascariasis harus dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dimana jika infeksi masih dalam tahapan awal pemeriksaan dikaitkan terutama dengan sistem respirasi sedangkan jika infeksi sudah dalam tahap lanjut maka pemeriksaannya harus dengan pendekatan sistem gastrointestinal.Pada fase awal atau pada saat cacing masuk ke tubuh dan melakukan migrasi ke paru-paru, dapat terlihat:1. Inspeksi napas mengi yang terjadi karena paru terasa penuh, terisi oleh darah akibat kerusakan jaringan oleh cacing2. Palpasi terasa nyeri akibat destruksi saccus alveolus pada paru-paru3. Perkusi bisa terdengar pekak yang berarti terdapat darah dan larva dalam paru-paru.4. Auskultasi tidak ada penemuan yang khas

Pada fase lanjut saat infeksi di sistem gastrointestinal bisa ditemukan :1. Inspeksia. Pasien terlihat lemah karena tidak ada nutrisi yang diserap tubuh melainkan diserap cacing . Hal itu terjadi akibat sifat Ascaris lumbricoides yang merusak usus dengan cara memakan protein-proteinb. Bisa tampak massa di perut bagian kanan atas karena terjadi penumpukan cacing dan infeksi hepatobilier.c. Pasien tampak nyeri karena obstruksi saluran cerna sehingga menimbulkan sakit perut akibat terjadinya penumpukan cacing dalam usus yang pada dasarnya disebabkan oleh daur hidup larva dalam usus mengalami perkembangbiakan cacing sebanyak 20 sampai 20.0002. Auskultasi terdengar peningkatan suara peristaltik usus karena Ascaris lumbricoides sedang melakukan kerusakan usus

3. Perkusia. Pada saat diperkusi pasien merasa nyeri di bagian perut atas kanan karena terdapat reaksi inflamasi.b. Pada perkusi terdengar pekak karena ada penumpukan cacing di saluran gastrointestinal.

4. Palpasia. Pada palpasi perut bagian kanan dapat teraba massa yang merupakan bolus cacingb. Perut teraba tegang akibat obstruksi saluran gastro intestinal dan sepsisc. Perut kanan atas teraba nyeri saat ditekan karena reaksi inflamasi dan obstruksi saluran gastro intestinal.

Pemeriksaan Fisik lainnyaPemeriksaan berat badanBerat badan berkurang terjadi karena hubungan antara anoreksia, BAB cair dan sakit perut yang menimbulkan nafsu makan berkurangPemeriksaan Suhu dengan thermometerPada ascariasis biasanya menimbulkan gejala klinis berupa demam. Demam atau febris merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi dari suhu tubuh normal (>37,2oC). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya zat toksin (mikroorganisme, yaitu cacing Ascaris lumbricoides) kedalam tubuh kita. Mikroorganisme (MO) yang masuk kedalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengeluarkan senjata, berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat dapat keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin dibantu oleh enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/menggigil. Adanya proses mengigil (pergerakan otot rangka) ini ditujukan untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak dan terjadilah demam.PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium1. Prinsip PemeriksaanDiagnosa secara laboratorium penyakit yang disebabkan oleh infeksi Ascaris lumbricoides diperlukan tinja sebagai sampelnya. Cara menyiapkan sediaan tinja untuk pemeriksaan tergantung pada kebutuhan yaitu untuk mencari cacing dewasa, larva atau telurnya.a. Cacing dewasaCacing dewasa yang ditemukan dalam tinja dicuci dalam larutan Nacl agak panas dan kemudian dikocok terus sehingga menjadi lemas, kemudian diperiksa dalam keadaan segar atau dimatikan dalam larutan fiktatif untuk mengawetkan keseluruhan atau dipotong-potong.b. Telur dan larva cacingPemeriksaan telur dan larva cacing dapat dilakukan dengan bahan yang segar atau dengan sediaan, yang telah dipulas dengan pewarnaan tertentu. Dalam tinja encer, dipilih lendir yang berdarah atau bintikbintik jaringan yang kecil sekali dalam tinja yang dapat dikerok dari permukaan beberapa bagian gumpalan tinja.2. Macam-macam pemeriksaanPemeriksaan telur cacing dalam tinja dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan sediaan langsung (sediaan basah ) dan sediaan tidak langsung (konsentrasi).a. Pemeriksaan tinja secara langsung (sediaan basah )1) Pemeriksaan makroskopis meliputi :Warna tinja : kuning, putih, hijau atau hitam.Bau tinja : amis, busuk atau khas.Konsentrasi tinja : padat, lembek atau cair. Adanya lendir, darah, jaringan patogen, sisa makanan yang belumdicerna atau sisa bahan pengobatan zat besi, minyak, magnesium, barium dan lain-lain.2) Pemeriksaan mikroskopisPrinsip : untuk mengetahui telur cacing pada tinja secara langsung dengan menggunakan larutan eosin 2% (dengan menggunakan kaca penutup ) dan pemeriksaan dilakukan dibawah mikroskop.b. Pemeriksaan tinja secara tidak langsung ( konsentrasi )1) Metode sedimentasi atau pengendapanPrinsip : Dengan adanya gaya sentrifugal dapat memisahkan antara suspensi dan supernatannya sehingga telur cacing dapat terendapkan. Metode sedimetasi kurang efisien dibandingkan dengan metode flotasi dalam mencari kista protozoa dan banyak macam telur cacing.2) Metode flotasiFlotasi adalah suatu metode yang dirancang untuk memisahkan telur cacing dari organisme protozoa melalui perbedaan berat jenis, dalam hal ini yang dijadikan dasar pemeriksaan konsentrasi dengan cara flotasi (Gaicia L. S, 1996)3) Cara pemusinganCentrifuge adalah suatu alat yang digunakan untuk memisahkan zat cair dengan zat padat dalam bentuk butir halus meninggalkan arah poros putaran, tetapi ada tabung maka butiran halus akan terkumpul didasar tabung. Fungsi centrifugasi adalah untuk memisahkan antara suspense dan supernatan sehingga telur cacing akan mengendap. Centrifugasi dikatakan positif : apabila dalam sediaan ditemukan telur Ascaris lumbricoides, sedangkan centrifugasi dikatakan negatif : apabila dalam sediaan tidak ditemukan telur cacing dan cacing Ascaris lumbricoides.

1.Ascariasispneumonitis: uji sputum untuk larva ascaris biasanya berguna. Ditemukan larva pada lambung atau saluran pernafasan pada penyakit paru.2.Ascariasisusus: pemeriksaan telur pada fesesa.Direct fecal film: simpel dan efektif. Telur mudah ditemukan dengan menggunakan cara ini karen jumlah oviposition betina yang besar, yaitu 240.000 telur cacing perhari. Sehingga metoda ini merupakan metoda utama.b.Metoda brine floatation.Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja.c.Recovery cacing dewasa, jika ditemukan cacing dewasa dan adolescent pada feses, muntah dan organ manusia yang diinfeksi ascariasi, diagnosa bisa ditegakkan.3.Abdominal x-ray Endoscopic retrograde cholangiopancreatography(ERCP) memiliki sensitivitas 90% dalam membantu mendiagnosisbiliary ascariasis.

4.USG atau foto perut Ultrasonographymemiliki sensitivitas 50% untuk membantu membuat diagnosisbiliary ascariasis.5.Comlpete blood count Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.6.Pemeriksaan kadar eosinofil dalam darah. Pada pemeriksaan darah detemukan periferal eosinofilia.Eosinofiliaadalah tingginya rasioeosinofildi dalamplasma darah. Eosinofilia bukan merupakan suatupenyakit, tetapi merupakan respon terhadap suatu penyakit. Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah dipicusekresiinterleukin-5olehsel T,mastositdan makrofag, biasanya menunjukkan respon yang tepat terhadap sel-selabnormal,parasitatau bahan-bahan penyebabreaksialergi(alergen).Pada awalnya eosinofil terjadi pada sumsum tulang. Tetapi setelah dibuat di dalamsumsumtulang, eosinofil akan memasuki aliran darah dan tinggal dalam darah hanya beberapa jam, kemudian masuk ke dalamjaringandi seluruhtubuh. Jika suatu bahanasingmasuk ke dalam tubuh, akan terdeteksi olehlimfositdanneutrofil, yang akan melepaskan bahan untuk menarik eosinofil ke daerah ini. Eosinofil kemudian melepaskan bahanracunyang dapat membunuh parasit dan menghancurkansel-selyang abnormal.OBAT

STRONGYLOIDES STERCORALIS ( STRONGILOIDIASIS )ANAMNESIS :1. Keluhan Umum2. Keluhan Penyerta Adanya mual, muntah, diare, konstipasi (SOCRATES) untuk mengetahui apakah ada kelainan spesifik pada traktus digestivus pasien, menduga ada tidaknyai nfeksi cacing. Adakah nyeri pada regio abdomen pada strongiloidiasis akan terdapat nyeri pada region epigastrium dan tidak menjalar. Ada/tidaknya gatal-gatal pada kulit pada strongiloidiasis akan terdapat gatal-gatal pada kulit dan kelainan kulit yang disebabkan oleh larva filariform dar strongyloides stercoralis yang menembus kulit. Kelainan kulit ini disebut dengan Creeping Eruption. Ada/tidaknya kelainan padatinja pasien (lendir, darah, telurcacing) untuk menegakkan diagnosis, menyingkirkan differential diagnosis misalnyaDisentri. Ada/tidaknya batuk untuk mengetahui sejauh mana penyebaran larva. Apakah sampai ke paru-paru?PEMERIKSAAN FISIK :Inspeksi :gangguan kulit creeping eruptionAuskultasi :menilai suara/bising usus apakah ada/tidaknya peningkatan suara/bising ususPerkusi :Mengetahui isi lambung, usus, ada/tidaknya kelainan pada organ-organ rongga abdomenPalpasi :Mengetahui ada/tidaknya nyeri pada abdomenPEMERIKSAAN PENUNJANG :Biakan tinja, aspirasi duodenum untuk mengetahui ada/tidaknya larva cacing strongyloidesstercoralisPemeriksaan apusan darah tepiuntuk mengetahui ada/tidaknya kelainan seperti misalnya hipereosinofiliaTERAPI :Albendazol 400 mg. 1-2 kali sehari selama 3 hari, atauMebendazol 100 mg. 3 kali sehari selama 2 atau 4 minggu