Tugas Skenario a Bloks 27, Moza

13
Nama: Moza Guyanto NIM: 04111001112 Analisis Masalah 1. Jelaskan mengenai penanganan awal trauma di TKP? 1) Pemeriksaan kesadaran : Tanya nama pasien untuk menilai kesadaran Nilai cara bicara untuk assessment airway Lakukan peraba nadi (arteri radialis) sambil mengajukan pertanyaan 2) Evaluasi airway. Lakukan control serviks .Pasang neck collar, dengan terlebih dahulu mengukur dengan teknik 4 jari. Membuka atau melonggarkan pakaian pasien, tapi cegah hipotermia, lakukan inspeks cepat. 3) Breathing : Auskulatsi paru dan perkusi dada (menilai tension pneumotorak) Berikan tambahan oksigen dengan ambu bag. Needle dekompresi tension pneumotoraks dengan tahapan : Tentukan intercostales 2 dengan palpasi Lakukan desinfeksi dengan larutan antiseptik Gunakan spet yang ditusuk pada intercostals 2 4) Circulation : Lakukan pemeriksaan perdarahan ekstrenal dengan teknik body sweep

description

rugas

Transcript of Tugas Skenario a Bloks 27, Moza

Nama: Moza Guyanto

NIM: 04111001112

Analisis Masalah1. Jelaskan mengenai penanganan awal trauma di TKP?1) Pemeriksaan kesadaran :

Tanya nama pasien untuk menilai kesadaran

Nilai cara bicara untuk assessment airway

Lakukan peraba nadi (arteri radialis) sambil mengajukan pertanyaan

2) Evaluasi airway. Lakukan control serviks .Pasang neck collar, dengan terlebih dahulu mengukur dengan teknik 4 jari. Membuka atau melonggarkan pakaian pasien, tapi cegah hipotermia, lakukan inspeks cepat.

3) Breathing : Auskulatsi paru dan perkusi dada (menilai tension pneumotorak)

Berikan tambahan oksigen dengan ambu bag.

Needle dekompresi tension pneumotoraks dengan tahapan :

Tentukan intercostales 2 dengan palpasi

Lakukan desinfeksi dengan larutan antiseptik

Gunakan spet yang ditusuk pada intercostals 2

4) Circulation :

Lakukan pemeriksaan perdarahan ekstrenal dengan teknik body sweep

Bila terdapat perdarahan eksternal lakukan control dengan balut tekan dan elevasi.

5) Lakukan pembidaian femur (dengan spalek atau teknik neighbouring splint) atau traksi dengan menggunakan traction splint (penting untuk mencegah terjadinya overriding tulang femur). Sebelum dan sesudah memasang traction splint, lakukan perabaan arteri dorsalis pedis untuk menilai apakah ikatan terlalu kuat.

6) Lakukan immobilisasi pasien Persiapkan long spine board

Lakukan penggulingan korban (90) dengan teknik logroll (teknik agar tulang belakang, pelvis, dll tidak bergerak, membutuhkan min 3 orang)

7) Teknik transport pasien

Jika ada ambulance, transport pasien dengan ambulance. Jika tidak ada sebaiknya menggunankan alat transport lain untuk mencegah guncangan bila dibawa tanpa alat transpor.2. Makna klinis dari Tanda vital: Laju respirasi: 40x/menit, Nadi: 110x/menit;lemah, TD:90/50 mmHg a. Laju Respirasi

i. Nilai normal: 16-24x/menit

ii. Nilai pada kasus: 40x/menit

iii. Interpretasi: diatas normal

iv. Mekanisme abnormal:

Akibat penurunan fungsi paru:

menurunnya compliance paru yang mengalami penumothoraks ( pertukaran udara tidak adekuat(hipoxemia(hipoksia (sesak napas

Paru sebelahnya yang terdorong menyebabkan sesak napas.

Selain itu peningkatan kerja pernapasan: hipoksia(takipneu (sesak napas b. Nadi

i. Nilai normal: 60-100x/menit

ii. Nilai pada kasus: 110x/menit

iii. Interpretasi: diatas normal

iv. Mekanisme abnormal:

Tension pneumothorax(hipoksia(kompensasi tubuh ( SS simpatis(takikardia ( nadi meningkatc. Tekanan Darah

i. Nilai normal: 110-130/70-90 mmHg

ii. Nilai pada kasus: 90/50 mmHg

iii. Interpretasi: dibawah normal

iv. Mekanisme abnormal:

Tension pneumothorax ( penekanan jantung dan vena cava superior serta inferior(darah yang kembali ke jantung berkurang(cardiac output berkurang(tekanan darah turun (hipotensi akibat shock obstruktif)

3. Jenis syok apa yang dapat terjadi pada pasien dan bagaimana mekanisme nya?

Syok secara umum dapat diklasifikasikan menjadi:Syok Hipovolemik. 1.2 g Issue:

talesur

g:

a.

Syok yang disebabkan karena kondisi tubuh :

Kehilangan darah/syok hemoragik

Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan gastrointestinal

Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks

Kehilangan plasma : luka bakar

Kehilangan cairan dan elektrolit

Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih

Internal : asites, obstruksi usus

b. Syok Kardiogenik

Kegagalan kerja jantungnya sendiri. Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi jantung misalnya : aritmia, AMI (Infark Miokard Akut).

c. Syok Distributif (berkurangnya tahanan pembuluh darah perifer)

Syok Septik

Syok yang terjadi karena penyebaran atau invasi kuman dan toksinnya didalam tubuh yang berakibat vasodilatasi.

Syok Anafilaktif

Gangguan perfusi jaringan akibat adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga venous return menurun. Misalnya : reaksi tranfusi, sengatan serangga, gigitan ular berbisa

Syok Neurogenik

Pada syok neurogenik terjadi gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi sistim saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi. Misalnya : trauma pada tulang belakang, spinal syok.

d. Syok Obtruktif (gangguan kontraksi jantung akibat di luar jantung)

Ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastol sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup dan endnya curah jantung. Misalnya : tamponade kordis, koarktasio aorta, emboli paru, hipertensi pulmoner primer.Pada kasus: Syok obstruktif (tension pneumothorax) dan hipovolemik akibat hemorrhagic (perdarahan pada femur -- kemungkinan syok hemoragik grade 3)

Yang perlu diingat pada syok hemoragik akibat perdarahan adalah:

Sejumlah besar darah dapat terkumpul pada rongga abdomen atau pleura.

Perdarahan patah tulang paha (femur shaft) dapat mencapai 2 liter.

Perdarahan patah tulang panggul ( pelvis shaft) dapat melebihi 2 liter.

Setiap patahan tulang iga dapat menyebabkan perdarahan 100-150ml.

Kerangka Konsep

Sintesis

Initial Assessment

I. Perkenalan diri dan identifikasi pasien

1. Perkenalan diri

Tanya siapa nama pasien

Tanyakan apa yang terjadi

2. Jika ia dapat menjawab pertanyaan berarti ABCD bagus. Dalam kasus tertulis sopir merintih, mengeluh dada sesak, nyeri di dada dan paha kanan, dapat di simpulkan sopir bisa berbicara berarti ABCD baik

II. ABCDE

A. Airway dengan kontrol servikal1. Penilaian

Darai penilaian awal (diatas) dapat disimpulkan airway baik.

2. Pengelolaan airway

a. Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line immobilisasi b. Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat yang rigid

3. Fiksasi leher

4. Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap penderita multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas klavikula. (dalam kasus terdapat multipel trauma)

5. Evaluasi

B. Breathing dan Ventilasi-Oksigenasi

1. Penilaian

a. Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in-line immobilisasi b. Tentukan laju dan dalamnya pernapasan (dalam kasus RR 40 x/ menit)

c. Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya. (dalam kasus didapatkan gerakan dinding dada asimetris dengan dada kanan tertinggal, memar di dada kanan bawah hingga samping, trakhea bergeser ke kiri, distensi vena jugularis)

d. Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor (dalam kasus di dapatkan hipersonor pada paru kanan, dan sonor pada paru kiri)

e. Auskultasi thoraks bilateral (bunyi nafas kanan melemah, kiri jelas, jantung cept dan jelas)

2. Pengelolaan

Menghilangkan tension pneumothorax dengan niddle compresi pada ISC 2, linea midclavikularis3. Evaluasi

C. Circulation dengan kontrol perdarahan

1. Penilaian

a. Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal

b. Mengetahui sumber perdarahan internal (dalam kasus kemungkinan ada perdarahan pada paha kanan)

c. Periksa nadi ( dalam kasus di dapatkan nadi 110x/menit, lemah)

d. Periksa warna kulit, ( sianosis pada bibir/ sianosis sentral)

e. Periksa tekanan darah ( dalam kasus 90/50 mmHG)

2. Pengelolaan

Pasang bidai untuk mengontrol fraktur agar tidak terjadi perdarahan eksterna

3. Evaluasi

D. Disability

1. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS/PTS (dalam kasus GCS 13)

2. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-tanda lateralisasi

3. Evaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.

E. Exposure/Environment

1. Buka pakaian penderita

2. Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang cukup hangat.

PRIMARY SURVEY:

Trauma yang mengancam hidup, dimulai dari penilaian jalan nafas (Airway) dan ventilasi (Breathing) :

1. AIRWAY

Trauma pada jalan nafas harus dikenali dan diketahui selama fase Primary Survey dengan:

Mendengarkan gerakan udara pada hidung, mulut dan daerah dada

meneliti daerah orofaring karena sumbatan oleh benda asing

mengawasi retraksi otot-otot interkostal dan supraklavikular

Ada trauma pada jalan nafas, ditandai dengan:

Stridor (Sumbatan jalan nafas atas)

Perubahan kualitas suara (Bila pasien masih bisa bicara)

Terabanya defek pada regio sendi sternoklavikular ( Trauma luas pada dasar leher)

Penanganan jalan nafas :

Bersihkan jalan nafas bagian atas

Lakukan pemeliharaan jalan nafas dengan manuver jaw-trust atau chin-lift , dimana posisi cervical spine pada posisi alami pada satu garis.

Yang terbaik menstabilkan jalan nafas dengan Intubasi endotracheal.

2. BREATHING

Penilaian kualitas pernafasan dengan cara :

Inspeksi : Ada luka, Perhatikan keseragaman gerak kedua sisi dada saat akhir inspirasi atau ekspirasi

Palpasi : Ada kripitasi, Nyeri tekan

Perkusi: Bunyi sonor, hipersonor, pekak, timpani

Auscultasi : bising nafas, bising abnormal

Tanda gangguan pernafasan :

Pernafasan: < 12 atau > 20 kali/menit: berikan oksigen

Pernafasan : < 10 atau > 30 kali /menit : Bantu pernafasan bila perlu

3. CIRCULATION

Denyut nadi harus dinilai:

Kualitas

Frekuensi

Regular/iregular

Denyut nadi radialis dan arteri dorsalis pedis tidak teraba: Hipovolemia?

Lakukan inspeksi dan palpasi:

Tekanan darah

Tekanan nadi

Sirkulasi perifer, warna dan temperatur

Pasang monitor jantung : Disritmia / PVC ? Trauma Miocard

Pasang pulse oximeter : hipoksia / asidosis ?

Daftar Pustaka

American Chollage of Surgeon Committe on Trauma. 2004. Advance Trauma Life Support for Doctors.

Anderson SP, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid 1, ed 4.1995. Jakarta: EGC.

Udara memenuhi cavitas pleuralis kanan

Luka lecet pada dahi dan pelipis kanan

Trauma tumpul

Sopir terlempar dan mengenai bagian mobil

Gaya dialirkan ke badan sopir

Mobil menabrak tiang dengan kecepatan tinggi

Pleura parietal ataupun visceralis kanan robek

Tension pneumothoraks

Fraktur Os femur

Memar dan fraktur iga pada thoraks

Tanda syok hipovolemik

Perdarahan

Penenkanan mediastinum

CO hipoperfusi O2 dan nutrisi ke jaringan