Tugas Sistem Muskuloskeletal

25
Tugas Sistem Muskuloskeletal DISUSUN OLEH: KELOMPOK V KELAS IIC Ibrahim Irwansyah Mila Parubak Muliana Musdalifah Tenriani Nirma D Nur imaya S Nurfahmi Nurhayati Genda PROGRAM DIII KEPERAWATAN AKPER YAPENAS 21 MAROS

Transcript of Tugas Sistem Muskuloskeletal

Page 1: Tugas Sistem Muskuloskeletal

Tugas Sistem Muskuloskeletal

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK V KELAS IIC

Ibrahim

Irwansyah

Mila Parubak

Muliana

Musdalifah Tenriani

Nirma D

Nur imaya S

Nurfahmi

Nurhayati Genda

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

AKPER YAPENAS 21 MAROS

TAHUN AJARAN 2010-2011

Page 2: Tugas Sistem Muskuloskeletal

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulisan makalah “ASKEP ARTHRITIS GOUT” dapat

diselesaikan dengan lancar dan sebaik-baiknya. Selain itu bahan seminar ini

juga dapat diselesaikan dengan struktur yang bagus karena adanya panduan

dari pembimbing mata kuliah yang bersangkutan. Oleh karena itu kami

mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan sekalian yang telah

membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini juga disajikan selengkap-lengkapnya sesuai dengan isi buku

pengetahuan dan beberapa sumber lain. Oleh sebab itu makalah ini

diharapkan mampu menambah pengetahuan rekan pembaca.

Meskipun makalah ini telah disajikan dengan sebaik mungkin, akan

tetapi kami sebagai penulis juga adalah manusia biasa yang tidak lepas dari

kesalahan. Maka daripada itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik

perbaikan dari pembaca demi terbentuknya suatu kesempurnaan dari

makalah kami. Terima kasih atas segalanya.

Maros, 02 Maret 2010

Tim Penulis,

Page 3: Tugas Sistem Muskuloskeletal

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II KONSEP DASAR

A. Definisi

B. Etiologi

C. Manifestasi Klinik

D. Penatalaksanaan

E. Pencegahan

BAB III KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Intervensi

D. Evaluasi

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran dan Kritik

Daftar Pustaka

Page 4: Tugas Sistem Muskuloskeletal

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asam urat sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan menjadi

salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu, penyakit ini juga

disebut “penyakit para raja” karena penyakit ini diasosiasikan dengan

kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Kini, asam

urat bisa menimpa siapa saja, terutama para penggemar makanan enak.

Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman

Yunani kuno. Pada waktu itu arthritis gout dianggap sebagai penyakit

kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur

dan seks. Sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah

diusulkan.

Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin

yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil

samping dari pemecahan sel dalam darah. Purin sendiri adalah zat yang

terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk

hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini,

lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut

berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga

terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang

terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Jika tidak diatasi gangguan asam urat ini sangat mengganggu aktivitas

Anda. Selain denga mengonsumsi obat-obatan, pengaturan pola makanan

dapat dijadikan pilihan untuk mengatasi masalah asam urat. Menu makanan

diatur sedemikian rupa agar lebih banyak makanan dengan kandungan

nukleotida purin yang rendah.

Page 5: Tugas Sistem Muskuloskeletal

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien Arthritis

Gout!

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami pengertian Arthritis Gout!

b. Mahasiswa mampu memahami etiologi Arthritis Gout!

c. Mahasiwa mampu memahami manifestasi klinik Arthritis Gout!

d. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi Arthritis Gout!

e. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan Arthritis Gout!

f. Mahasiswa mampu memahami pengkajian Arthritis Gout!

g. Mahasiswa mampu memahami diagnosa berhubungan dengan analisa

data Arthritis Gout!

h. Mahasiswa mampu memahami intervensi dari setiap diagnosa Arthritis

Gout!

i. Mahasiswa mampu memahami evaluasi Arthritis Gout!

3. Manfaat

a. Instansi

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi instansi dalam

meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang

b. Klien dan Keluarga

Klien dan keluarga diberi penjelasan tentang pentingnya pengobatan

dan perawatan untuk mencapai penyembuhan

Page 6: Tugas Sistem Muskuloskeletal

BAB II KONSEP DASAR

ARTHRITIS GOUT

A. DEFINISI

Arthritis Gout atau rematik gout atau asam urat adalah hasil dari

metabolisme tubuh oleh salah satu protein, purin dan ginjal.

Arthritis Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam

urat pada sendi dan jari (depkes, 1992).

Arthritis Gout atau orang awam bilang “asam urat” adalah suatu kondisi

dimana tubuh tidak dapat mengontrol  asam urat, sehingga kristal asam urat

yang berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh.

Yang dimaksud dengan arthritis gout adalah sisa metabolisme zat

purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan

hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.

B. ETIOLOGI

Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat

regenerasi sel. Beberapa penyebabnya yaitu:

1. Genetik

2. Jenis kelamin, tetapi umumnya banyak dialami oleh pria

3. Nutrisi (peminum alkohol, obesitas)

4. Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama

(diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.

5. Hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan

makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau

kelainan herediter.

Page 7: Tugas Sistem Muskuloskeletal

C. MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinik yang dapat terjadi padam klien dengan arthritis gout adalah:

1. Kesemutan dan linu

2. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan

nyeri luar biasa pada malam dan pagi. . Persendian yang sering terkena

adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain

yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari

tangan, dan siku

3. Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal.

4. Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak

nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar

jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat

ditemukan juga  pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang

pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi).

D. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan arthritis gout yaitu:

1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar

normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.

2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.

3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat

membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.

Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol.

Gejala-gejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan.

Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk

didalamnya adalah:

Page 8: Tugas Sistem Muskuloskeletal

1. NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan

untuk mengobati serangan berat dan mendadak, obat ini bisasanya

menurunkan peradangan dan nyeri dalam beberapa jam.

2. Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat

menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja menurunkan peradangan.

Steroid dapat di suntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena

atau diminum dalam bentuk pil.

3. Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada

penyakit gout.

4. Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan

produksi asam urat. Obat ini bekerja pada metabolisme asam urat

dengan mencegah perubahan zat purine dalam makanan menjadi

asam urat. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi

ginjal yang kurang, selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti

kemerahan dan kerusakan hati.

E. PENCEGAHAN

Penyakitnya ini sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor

pencetusnya bisa dihindari (misalnya alkohol, makanan kaya protein). Untuk

mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air dan beberapa

menghindari makanan yang dapat menimbulkan penyakit ini:

1. Pembatasan purin

Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan

asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir

semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein maka

hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah

membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal

biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). Makan-makanan

Page 9: Tugas Sistem Muskuloskeletal

yang mengandung purin antara lain: jeroan (jantung, hati, lidah ginjal,

usus), sarden, kerang, kacang-kacangan, bayam, udang, daun melinjo.

2. Kalori sesuai kebutuhan

Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh

berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat

yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan

tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori.

3. Tinggi karbohidrat

Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik

dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat

kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat

sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan

sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam

urat dalam darah.

4. Rendah protein

Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar

asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein

hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan

limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam

urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.

Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari

susu, keju dan telur.

5. Rendah lemak

Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan

yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya

dihindari.

Page 10: Tugas Sistem Muskuloskeletal

6. Tinggi cairan

Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat

melalui urin. Karena itu, disarankan untuk menghabiskan minum minimal

sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih

masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui

buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang

disarankan adalah semangka, melon, nanas, belimbing manis, dan jambu

air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh

dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-

buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena

keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

7. Tanpa alcohol

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang

mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak

mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan

asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam

urat dari tubuh.

Page 11: Tugas Sistem Muskuloskeletal

BAB III KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Subyektif

a. Pada episode akut keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari

kaki atau sendi lain.

b. Tanyakan pada pasien tentang pencegahan penyerangan dan

bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.

c. Adakah peningkatan berat badan?

d. Adakah riwayat gout artritis di dalam keluarga?

e. Apakah pasien memakai obat untuk mengatasi gout?

2. Data obyektif

a. Pasien tidak tahan terhadap sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah

sendi yang terkena.

b. Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal,

pergelangan kaki, lutut atau siku).

c. Adanya peningkatan suhu tubuh.

d. Adanya penpembengkakan nodul mungkin terilhat di jaringan sub

kutan di daerah sendi atau pada tulang rawan di helix telinga

3. Data psikososial

Gout sering menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat nyeri

yang timbul pada persendian. Cemas dan takut untuk melakukan gerakan

atau aktifitas. Merasakan dirinya tidak melakukan mobilitas seperti

sebelum sakit.

4. Pemeriksaan Diagnostik:

a. Peningkatan kadar asam urat serum (hiperuricemia)

b. Peningkatan kadar asam urat pada urine 24 jam

b. Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.

c. Kecepatan waktu pengendapan

Page 12: Tugas Sistem Muskuloskeletal

d. Pemeriksan sinar X menampakakan perkembangan jaringan lunak

e. Pemeriksaan sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat

(selama fase akut)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian

3. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah

C. INTERVENSI

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan: nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil:

a. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian nyeri

a. Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang

b. Ekspresi wajah rileks

Intervensi:

a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10).

R/ Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan

keefektifan program.

b. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan

diberikan bantalan.

R/ Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi

pergerakan pada sendi yang sakit. Bantalan yang empuk/lembut akan

mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat .

c. Berikan kompres hangat atau dingin.

Page 13: Tugas Sistem Muskuloskeletal

R/ Pemberian kompres hangat dapat memberikan efek vasodilatasi

yang membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat

impuls-impuls nyeri.

d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari

penggunaan sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras.

R/ Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat

tofi yang pecah maka rawatlah secara steril dan juga perawatan drain

yang dipasang pada luka.

e. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di

tempat tidur, sokong sendi yang sakit, hindari gerakan yang

menyentak.

R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.

f. Berikan masase lembut.

R/ Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.

g. Kolaborasi pemberian obat-obat analgetik

R/ untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian

Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktifitas sesuai kemampuan

Kriteria Hasil:

a. Pasien dapat mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya

pembatasan kontraktur

b. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan

fungsi dari kokompensasi bagian tubuh

c. Pasien dapat mendemonstrasikan tehnik atau perilaku yang

memungkinkan melakukan aktfitas

Intervensi:

a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.

Page 14: Tugas Sistem Muskuloskeletal

R/ Tingkat aktifitas/latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi

dan proses inflamasi.

b. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

R/ Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase

penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan

kekuatan.

c. Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan

tongkat atau "walker", dan berikan lingkungan yang aman misalnya

menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.

R/ Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.

d. Laukan latihan secara hati-hati pada sendi yang terkena gout jika

memungkinkan.

R/ Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot

dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan

kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.

e. Kolaborasi,konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi .

R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang

berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam mengidentifikasi

mobilisasi.

3. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah

Tujuan: Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan

perawatan dirumah

Kriteria Hasil:

a. Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang kondisi

prognosis dan perawatan

Page 15: Tugas Sistem Muskuloskeletal

b. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi

gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan

aktifitas

Intervensi:

a. Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit.

R/ Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat

menghindari terjadinya serangan berulang.

b. Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis,

tujuan dan efek samping.

R/ Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran

pasien terhadap pengobatan yang teratur.

c. Diskusikan pentingnya diet yang terkontrol misal dengan menghindari

makanan tinggi purin sepertl hati, ginjal, sarden, memenuhi intake

cairan yang cukup dan output antara 2000-3000 ml perhari

R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi

sendiri/jaringan lain untuk mempetahankanfungsi sendi dan mencegah

deformitas dan meningkatkan perasaan sehat umum serta untuk

perbaikan.jaringan.

d. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.

R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan

memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam

aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.

e. Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar dalam setiap

melakukan aktifitas.

R/ Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup

pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.

Page 16: Tugas Sistem Muskuloskeletal

E. EVALUASI

1. nyeri hilang atau berkurang

2. Pasien dapat meningkatkan aktifitas sesuai kemampuan

3. Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan

dirumah

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Arthritis Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam

urat pada sendi dan jari (depkes, 1992).

2. Beberapa penyebabnya yaitu: genetik, jenis kelamin, nutrisi, penurunan

fungsi renal, hiperusemia.

3. Manifestasi klinik yang dapat terjadi padam klien dengan arthritis gout

adalah: kesemutan dan linu, sendi yang terkena asam urat terlihat

bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi,

pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal

dan kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak

nyeri disekitar sendi) di luar persendian.

4. Solusi Mengatasi Asam Urat yaitu melakukan pengobatan hingga kadar

asam urat kembali normal, kontrol makanan yang dikonsumsi dan banyak

minum air putih.

5. Penyakitnya ini sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor

pencetusnya bisa dihindari (misalnya alkohol, makanan kaya protein).

Untuk mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air dan

beberapa menghindari makanan yang dapat menimbulkan penyakit ini.

6. Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu:

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit

Page 17: Tugas Sistem Muskuloskeletal

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian

c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah

B. SARAN DAN KRITIK

a. Untuk instansi

Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal

sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara

berkesinambungan.

b. Untuk klien dan keluarga

Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena

bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna

maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu

adanya penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta

pentingnya kesehatan

Page 18: Tugas Sistem Muskuloskeletal

Daftar Pustaka

http://www.indosiar.com/ragam/80719/mengatasi-asam-urat

http://ged3kert4.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-dengan-

diagnosa-gout.html

http://pirang.wordpress.com/2009/07/19/askep-gouty-artritis/