Tugas Sekuen Seismik

4
Sekuen Seismik Hidrokarbon (minyak dan gas) terdapat di dalam batuan sediment yang terbentuk dalam berbagai lingkungan pengendapan seperti channel sungai, sistem delta, kipas bawah laut (submarine fan), carbonate mound, dan reef. Batuan sedimen yang terbentuk pada berbagai lingkungan pengendapan tersebut dikenal dengan benda geologi. Gelombang seismik yang menembus dan terefleksikan kembali ke permukaan akan memberikan gambaran bentuk eksternal dan tekstur internal dari benda-benda geologi tersebut. Analisis bentuk eksternal dan tekstur internal benda geologi dari penampang rekaman seismik dikenal dengan analisa fasies seismik atau seismic facies analysis. Terdapat 8 jenis bentuk eksternal benda geologi: sheet, sheet drape, wedge, bank, lens, mound, fan dan fill. Gambar 1. Bentuk Eskternal Benda Geologi A. Batasan Seismik Sekuen seismik adalah sekuen pengendapan yang diidentifikasikan dari penampang refleksi seismik. ini merupakan urutan yang relatif selaras dari refleksi

description

Sekuen Seismik, Batasan Seismik, Stratigrafi

Transcript of Tugas Sekuen Seismik

Page 1: Tugas Sekuen Seismik

Sekuen Seismik

Hidrokarbon (minyak dan gas) terdapat di dalam batuan sediment yang terbentuk dalam berbagai lingkungan pengendapan seperti channel sungai, sistem delta, kipas bawah laut (submarine fan), carbonate mound, dan reef. Batuan sedimen yang terbentuk pada berbagai lingkungan pengendapan tersebut dikenal dengan benda geologi.

Gelombang seismik yang menembus dan terefleksikan kembali ke permukaan akan memberikan gambaran bentuk eksternal dan tekstur internal dari benda-benda geologi tersebut. Analisis bentuk eksternal dan tekstur internal benda geologi dari penampang rekaman seismik dikenal dengan analisa fasies seismik atau seismic facies analysis.

Terdapat 8 jenis bentuk eksternal benda geologi: sheet, sheet drape, wedge, bank, lens, mound, fan dan fill.

Gambar 1. Bentuk Eskternal Benda Geologi

A. Batasan SeismikSekuen seismik adalah sekuen pengendapan yang diidentifikasikan dari

penampang refleksi seismik. ini merupakan urutan yang relatif selaras dari refleksi seismik yang secara genetik berhubungan. Urutan ini di-batasi di bag atas dan bawahnya oleh bid ketidakselarasan atau korelasi bid selarasnya (Mitchum, 2007)

Tujuan dari analisa sikuen seismik adalah untuk menginterpretasikan sikuen-sikuen pengendapan dan sistim track pada penampang seismik, dengan cara mengidentifikasikan batas bawah suatu lapisan berdasarkan tanda-tanda dari terminasi pola refleksi.Permukaan yang dipilih untuk menentukan batas sikuen adalah stratal discontinuity yang diperlihatkan dari terminasi pola refleksi seismik (Sheriff, 1975)

Kriteria utama untuk pengenalan batas sikuen dari data refleksi seismik adalah terminasi pola refleksi. Batas-batas sikuen dicirikan oleh regional onlap dan truncation. Kontras impedansi akustik antara lapisan di atas dan di bawah suatu permukaan kronostratigrafi akan mempengaruhi ekspresi refleksi seismik.

Page 2: Tugas Sekuen Seismik

Ada dua bentuk pola terminasi refleksi, yaitu:a. Terdapat di atas bidang ketidakselarasan berupa onlap dan downlapb. Terdapat di bawah bidang ketidak selarasan yi: truncation, toplap dan

appearent truncation.c. Dari bidang perlapisan dan batas sikuen pengendapan, hubungan konkordan

dan diskordannya dapat diketahui. Hubungan konkordan dapat dilihat pada batas atas dan bawah sikuen. Hubungan diskordan merupakan kriteria utama untuk menentukan batas sikuen.

Gambar 2. Batas atas sekuen seismik (a) erosional truncation, top lap, batas bawah (b) onlap dan downlap.

Pembagian jenis diskordansi didasarkan pada pembagian terminasi lapisan terhadap batas sikuen menurut Mitchum dkk, 1977, adalah sebagai berikut :

A. Truncation adalah terminasi lateral lapisan akibat terpotong dari batas pengendapan aslinya. Erosional truncation adalah top terminasi strata diskordan (menyudut) yang lebih tua pada strata lebih muda akibat erosi. Biasanya dijumpai pada top depositional sequences dan menunjukan adanya suatu batas sikuen (SB)Erosional Truncation atau dikenal dengan unconformity (ketidakselaraasan) diakibatkan oleh peristiwa erosi karena terekspos ke permukaan.

B. Toplap adalah terminasi strata lebih tua yang kedudukan mula miring keatas kemiringannya diatas strata lebih muda yang menutupinya, yang biasanya terjadi akibat by passing (pengangkutan sedimen yang melalui daerah non deposisi) sedimen. Toplap biasanya terjadi pada top suatu depositional sequence dan menunjukan adanya suatu batas sikuen (SB). Toplap diakibatkan karena tidak adanya peristiwa sedimentasi dan tidak ada peristiwa erosi.

Page 3: Tugas Sekuen Seismik

C. Onlap adalah terminasi strata yang lebih muda ke atas kemiringan pada strata lebih tua yang kedudukan mulanya miring. Onlap biasanya terlihat pada base dari depositional sequence dan menunjukan adanya suatu sequence boundary. Marine onlap adalah terminasi progresif strata marine pada strata miring lebih tua dengan arah ke daratan atau kesuatu tinggian topografi di dalam cekungan. Coastal onlap adalah terminasi progresif endapan pantai (litoral atau non marine) ke arah daratan. Proximal onlap adalah onlap pada arah sumber sedimen dan distal downlap adalah downlap pada arah yang berlawanan dari sumber sedimen, umumnya merupakan indikasi permulaan dan akhir lateral pengendapan lapisan sedimen. Onlap pada lingkungan shelf (shelfal environment) disebabkan karena kenaikan muka air laut relatif, pada lingkungan laut dalam akibat sedimentasi yang perlahan, dan pada channel yang tererosi akibat low energy fill.

D. Downlap adalah baselap dimana lapisan yang awalnya miring terminated downdip pada bidang yang awalnya horisontal atau miring. Downlap adalah terminasi strata lebih muda yang kedudukan mula miring ke bawah kemiringan di atas strata yang lebih tua. Downlap terjadi pada alas suatu depositional sequence di dalam cekungan dan di atas maximum flooding surface, dan karena itu masing-masing menunjukan adanya suatu sequnce boundary atau maximum flooding surfaceDownlap, diakibatkan oleh sedimentasi yang cukup intensif.

Sumber : http://ilmutentangbumi.comR.M. Mitchum Jr. and P.R. Vail, 1977, Seismic stratigraphic interpretation procedure. AAPG Memoir; Seismic StratigraphyR.E. Sheriff, 1975, Factors affecting seismic amplitudes