SEISMIK DARATpro

37
SEISMIK DARAT FAJAR WASKITO TRAINEE PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS Pembimbing: Okky Hedriana, S.Si

description

belajar seismik

Transcript of SEISMIK DARATpro

Page 1: SEISMIK DARATpro

SEISMIK DARATFAJAR WASKITO

TRAINEE

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

LEMIGAS

Pembimbing: Okky Hedriana, S.Si

Page 2: SEISMIK DARATpro

Pendahuluan

Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon.

Page 3: SEISMIK DARATpro

Gelombang Seismik

Page 4: SEISMIK DARATpro

Hukum Perambatan Gelombang

Asas Fermat :

Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya.

Page 5: SEISMIK DARATpro

Perinsip Huygens:

Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik-titik pengganggu yang berada didepan muka gelombang utama akan menjadi sumber bagi terbentuknya deretan gelombang yang baru.

Page 6: SEISMIK DARATpro

Hukum Snellius:

Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada bidang batas antara dua medium yang berbeda.

Page 7: SEISMIK DARATpro

Akuisisi Seismik Darat

Akuisisi data merupakan tahap awal dalam metode seismik. Akuisisi data seismik adalah proses pengambilan data hasil rekaman seismik dilapangan.

Tujuan utama akuisisi data seismik adalah memperoleh data pengukuran gelobang seismik yang diperoleh dari sumber energy ke penerima (geophone).

Page 8: SEISMIK DARATpro

Alur Proses Akuisisi Seismik Darat

Survey Awal

Pengukuran Titik Control

Pengukuran Lintasan Seismik

Design Survey

Drilling & Preloading

Recording

Shooting

Page 9: SEISMIK DARATpro

Design Survey

Dalam pembuatan design survey dibutuhkan beberapa parameter yang menjadi acuan diantaranya:

Trace Interval : Jarak antara tiap trace/receiver

Shot Point Interval: Jarak antara satu SP dengan SP yang lainnya

Posisi Shot Point: Koordinat posisi shot point

Far Offset: Jarak antara sumber seismik dengan receiver terjauh

Near Offset: Jarak antara sumber seismik dengan receiver terdekat

Jumlah Shot Point: Banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan

Jumlah Receiver: Banyaknya receiver yang digunakan dalam satu SP

Page 10: SEISMIK DARATpro

Design Survey

Record Length: Lamanya perekaman gelombang seismic

Laju Pencuplikan: menentukan batas frekuensi maksimum yang masih dapat direkam dan direkonstruksi dengan benar sebagai data.

Fold Coverage: Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan

Panjang lintasan: panjang lintasan pada akuisisi

Ukuran Sumber: Ukuran energi yang dihasilkan oleh sumber seismik

Kedalaman Sumber: Penempatan kedalaman sumber didalam tanah

Arah Lintasan: Arah lintasan bentangan geophone

Spasi antar Lintasan: Penentuan jarak antar lintasan

Page 11: SEISMIK DARATpro

96 97 192

SourceConfigurationRecord Length Number of Channel Interval ShotInterval ReceiverSampling RateRecording Filter Low filter High FilterNear offsetFar offsetCDP SpacingCDP Fold

DynamiteSplit spread6 s192105 m 35 m 4ms-----------------------------------------10 Hz – 12 db/oct62.5 Hz – 72 db/oct± 17.5 m± 3325 m17.5 m32 (max)

Skema akuisisi seismic 2D darat

Parameter akuisisi seismic 2D darat

Page 12: SEISMIK DARATpro

Near Offset

Far Offset

Group Interval

Charge Depth

Shallow Target

Deepest Target

Source Receiver

Skema akuisisi seismic 2D darat

Page 13: SEISMIK DARATpro

Alur Proses Akuisisi Seismik Darat

Survey Awal

Pengukuran Titik Control

Pengukuran Lintasan Seismik

Design Survey

Drilling & Preloading

Recording

Shooting

Page 14: SEISMIK DARATpro
Page 15: SEISMIK DARATpro

Quality Control (QC)

Tahap Field QC data seismik merupakan kegiatan untuk mengkontrol kualitas dari perekaman data seismic yang berupa raw data.

Kualifikasi kualitas raw data adalah berupa: Good : Frekuensi sinyal dan energy tinggi, kandungan

bising (noise) yang sangat sedikit / Tidak ada. Fair : Frekuensi sinyal dan energi tidak begitu tinggi,

terdapat kandungan bising yang tidak terlalu banyak. Poor : Frekuensi sinyal dan energi rendah, kandungan

bising dominan

Page 16: SEISMIK DARATpro

Quality Control (QC)

Good raw data Fair raw data

Poor raw data

Page 17: SEISMIK DARATpro

Pengolahan Data Seismik

Pengolahan data seismik dititik beratkan pada koreksi koreksi terhadap sesuatu yang dapat mengganggu data. Tujuan utama dari pengolahan data seismik adalah untuk memerperoleh gambaran lapisan lapisan bawah bumi dari data akuisisi yang dimiliki.

Page 18: SEISMIK DARATpro

Tahapan Pengolahan Data Seismik

Secara garis besar urutan pengolahan data seismik dibagi menjadi 3, yaitu:

Pre-processing adalah tahapan awal pengolahan data seismic yang bertujuan untuk merekondisi sinyal seismic yang terekam. Terdiri dari Demultiplex, True Amplitude Recovery (TAR), Editing, Dekonvolusi, Filtering, Koreksi Statik.

Processing atau Analyzing adalah tahapan lanjut dalam pengolahan data seismic yang bertujuan untuk menganalisis kecepatan gelombang seismik yang melewati suatu reflector. Gelombang seismic yang terekam dianalisis kecepatannya dengan cara memunculkan spectrum amplitude hasil NMO dan Stacking. Kecepatan yang tepat akan menghasilkan penampang seismic yang tepat.

Post-processing adalah tahapan akhir dalam pengolahan data seismic yang terdiri dari koreksi residual static dan migrasi.

Page 19: SEISMIK DARATpro

Flow Chart

Page 20: SEISMIK DARATpro

Raw Data Input

Raw data input adalah process input data mentah dari hasil akuisisi seismik yang tersimpan didalam pita magnetik dengan format SEGY. Rekaman gelombang seismic yang terekam dalam field tape terdiri dari header dan amplitude.

Page 22: SEISMIK DARATpro

Pendefinisian Geometri

Pendefinisian geometri adalah proses memasukkan parameter lapangan kedalam dataset yang dimiliki. Hasil keluaran dari field geometry berupa stacking chart atau stacking diagram dengan geometri penembakan saat akuisisi data.

Page 23: SEISMIK DARATpro

Editing

Editing adalah proses menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan mute adalah proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal gangguan seperti ground roll, first break dan yang lainnya yg dapat mengganggu data.

Page 24: SEISMIK DARATpro

True Amplitude Recovery (TAR)

True Amplitude Recovery (TAR) adalah koreksi terhadap amlitudo gelombang seismic yang menjadikan permukaan pemantul seolah memiliki energy yang sama.

Page 25: SEISMIK DARATpro

Dekonvolusi

Dekonvolusi dilakukan untuk meningkatkan resolusi vertikal (temporal) dan meminimalisir efek multiple. Fenomena perambatan gelombang seismic yang dipakai dalam seismic eksplorasi dapat didekati dengan model konvolusi. Dekonvolusi dilakukann untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll, multiple reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise.

Konvolusi merupakan operasi forward:

Dekonvolusi merupakan keterbalikan konvolusi:

 

Sumber (t) * Koefisien Refleksi (t) = Sinyal (t)

Koefisien Refleksi (t) = sumber (t) / Sinyal (t)

Page 26: SEISMIK DARATpro

Dekonvolusi pada dasarnya berfungsi membentuk sinyal. Beberapa tipe dekonvolusi diantaranya : 

Spiking deconvolution adalah menghasilkan ideal spike signal

Predictive deconvolution adalah proses perbaikan bentuk wavelet akibat noise yang apabila di kill atau di mute akan menghilangkan sinyal yg diperlukan

Page 28: SEISMIK DARATpro

Koreksi static

Koreksi static termasuk juga koreksi ketinggian (elevasi). Efek topografi terhadap waktu rambat gelombang refleksi dapat dihilangkan dengan mengoreksi elevasinya. Koreksi ketinggian dilakukan karena posisi sumber sumber dan receiver atau geophone dipermukaan bumi memiliki ketinggian yang bervariasi. Oleh karena itu, koreksi dengan cara menghilangkan efek dekat permukaan yang bertujuan untuk menyamakan ketinggian.

Page 29: SEISMIK DARATpro

Koreksi statik

Page 30: SEISMIK DARATpro

Analisis Kecepatan

Analisis kecepatan merupakan proses untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk memperoleh staking yang terbaik dengan kata lain proses untuk memperoleh kecepatan yang tepat. Prinsip dasar analisa kecepatan pada proses staking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack yang maksimum. Semakin jauh jarak offset suatu receiver maka semakin besar waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari source untuk dapat ke receiver.

Page 31: SEISMIK DARATpro

Normal Move Out (NMO)

Normal Move Out (NMO) adalah perbedaan antara TWT (Two Way Time) pada offset tertentu dengan TWT pada zero offset.

Koreksi NMO juga bisa disebut pemilihan model kecepatan (Vrms maupun Vstack) merupakan hal yang sangat penting

Page 32: SEISMIK DARATpro

a. Sebelum koreksi NMOb. Model kecepatan yang tepatc. Model kecepatan yang rendahd. Model kecepatan yang tinggi

Page 33: SEISMIK DARATpro

Stacking

Stacking adalah proses menjumlahkan trace-trace seismik dalam satu CDP setelah koreksi NMO (Normal Move Out). Stacking bertujuan mempertinggi signal to noise ratio (S/N).

Page 34: SEISMIK DARATpro

Residual static

Residual static atau koreksi static sisa adalah proses yang dilakukan setelah analisis kecepatan, yang hanya digunakan untuk menyempurnakan koreksi static yang awal sudah dilakukan.

Residual static ini dibutuhkan karena:

Proses NMO pada CDP Gather tidak selalu cocok dengan lintasan hiperbolik

Saat melakukan koreksi static, kesalahan perkiraan penentuan kecepatan dan kedalaman berada pada wethering zone

Data uphole dan first break yang sangat buruk.

Sehingga, setelah melalui tahapan proses ini diharapkan data data yang dihasilkan sudah terkoreksi secara benar dan menghasilkan penampang seismik yang benar benar mempresentasikan keadaan bawah permukaan bumi dengan tepat.

Page 35: SEISMIK DARATpro

Migrasi

Migrasi adalah suatu proses untuk memetakan penampang menjadi penampang lain dimana even-even seismic semu pada reflector miring dikembalikan pada posisi dan waktu yang tepat. Hasil proses migrasi mampu menghilangkan efek efek sinyal terdifraksi sehingga mendapatkan gambaran bawah permukaan secara jelas.

Secara lengkap migrasi bertujuan sebagai berikut:

Memperbaiki resolusi even dalam penampang seismic.

Mengoreksi posisi reflector yang terdistorsi dengan menghilangkan difraksi hiperbola dan memfokuskan energinya pada puncak hiperbola tersebut.

Mengekstraksi koefisien refleksi dari data seismic.

Page 36: SEISMIK DARATpro
Page 37: SEISMIK DARATpro