Tugas Sarana Dan Prasarana

13
Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Pertama Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kepada publik, khususnya pelayanan untuk peserta didik yang menuntut pendidikan. Sekolah berfungsi sebagai tempat pembinaan dan pengembangan semua potensi individu terutama pengembangan potensi fisik, intelektual dan moral peserta didik. Selain guru dan peserta didik, sarana dan prasarana juga merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran. Tanpa itu, pendidikan tidak akan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan sehingga sarana dan prasarana sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah. Secara terminologi, pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan (pelaksanaan), dan pengontrolan (pengawasan) terhadap sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang lain guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

description

manajemen sarpras

Transcript of Tugas Sarana Dan Prasarana

Page 1: Tugas Sarana Dan Prasarana

Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Pertama

Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk memberikan

pelayanan kepada publik, khususnya pelayanan untuk peserta didik yang menuntut

pendidikan. Sekolah berfungsi sebagai tempat pembinaan dan pengembangan

semua potensi individu terutama pengembangan potensi fisik, intelektual dan moral

peserta didik. Selain guru dan peserta didik, sarana dan prasarana juga merupakan salah

satu faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran. Tanpa itu, pendidikan tidak

akan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan sehingga sarana dan prasarana sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti

gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,

kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah.

Secara terminologi, pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana merupakan

proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan (pelaksanaan), dan pengontrolan

(pengawasan) terhadap sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang lain

guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

1. Perencanaan

Suatu kegiatan manajemen yang baik tentu diawali dengan suatu perencanaan yang

matang dan baik. Perencanaan dilakukan demi menghindarkan terjadinya kesalahan dan

kegagalan yang tidak diinginkan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah

sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah,

baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk

mencapai tujuan tertentu. Keefektifan suatu perencanaan sarana dan prasarana sekolah

dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi

kebutuhan sarana dan prasarana sekolah dalam bentuk periode tertentu.

Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi prinsip- prinsip:

a) Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus betul-betul merupakan proses

intelektual.

b) Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan.

Page 2: Tugas Sarana Dan Prasarana

c) Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus realistis, sesuai dengan

kenyataan anggaran.

d) Visualisasi perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus jelas dan rinci, baik

jumlah, jenis, merek, dan sebagainya.

Tujuan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah demi menghindari

terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya. Perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala

prioritas kegiatan untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan

tingkat kepentingan.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 tanggal 28 Juni 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) sebagai berikut:

1. Satuan Pendidikan

a. Satu SMP/MTs memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3

rombongan dan maksimum 27 rombongan belajar.

b. Minimum satu SMP/MTs disediakan untuk satu kecamaan.

c. Seluruh SMP/MTs dalam setiap kecamatan menampung semua lulusan SD/MI

dikecamatan tersebut.

2. Lahan

a. Untuk SMP/MTs yang memiliki 15 sampai dengan 32 peserta didik

perombongan belajar, lahan memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan

terhadap peserta didik seperti:

NoBanyak

rombongan belajar

Rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik (m2/peserta didik)

Bangunan satu lantai

Bangunan dua lantai

Bangunan tiga lantai

1 3 22,9 14,3 -2 4-6 16,8 8,5 7,03 7-9 13,8 7,5 5,04 10-12 12,8 6,8 4,55 13-15 12,2 6,6 4,46 16-18 11,9 6,3 4,37 19-21 11,6 6,2 4,2

Page 3: Tugas Sarana Dan Prasarana

8 22-24 11,4 6,1 4,29 25-27 11,2 6,0 4,2

b. Untuk SMP/MTs yang memiliki kurang dari 15 peserta didik perombongan

belajar, lahan memenuhi ketentuan luas minimum seperti:

NoBanyak

rombongan belajar

Luas minimum tanah (m2)Bangunan satu

lantaiBangunan dua

lantaiBangunan tiga

lantai1 3 1420 1240 -2 4-6 1800 1310 12203 7-9 2270 1370 12604 10-12 2740 1470 13105 13-15 3240 1740 13606 16-18 3800 2050 14107 19-21 4240 2270 15208 22-24 4770 2550 17009 25-27 5240 2790 1860

c. Luas lahan yang dimaksud pada angka 1 dan 2 di atas adalah luas lahan

yang dapat digunakan secara fektif untuk membangun prasarana

sekolah/madrasah berupa bangunan dan tempat berolahraga.

d. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%.

e. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut: pencemaran air (sesudai

dengan PP RI No. 20 tahun 1990), kebisingan (sesuai dengan Kepmen

Negara KLH nomor 94/MENKLH/1992), pencemaran udara (sesuai

dengan Kepmen Negara KLH nomor 02/MENKLH/1988).

f. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam peraturan daerah

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kab/Kota.

g. Lahan memiliki status hak atas tanah.

3. Bangunan

a. Untuk SMP/MTs yang memiliki 15 sampai dengan 32 peserta didik

perombongan belajar, bangunan memenuhi ketentuan rasio minimum luas

lantai terhadap peserta didik seperti:

NoBanyak

rombongan belajar

Rasio minimum luas lantai bangunan terhadap peserta didik (m2/peserta didik)

Bangunan satu lantai

Bangunan dua lantai

Bangunan tiga lantai

1 3 6,9 7,6 -2 4-6 4,8 5,1 5,3

Page 4: Tugas Sarana Dan Prasarana

3 7-9 4,1 4,5 4,54 10-12 3,8 4,1 4,15 13-15 3,7 3,9 1,06 16-18 3,6 3,8 3,87 19-21 3,5 1,7 3,78 22-24 3,4 3,6 3,79 25-27 3,4 3,6 3,6

b. Untuk SMP/MTs yang memiliki kurang dari 15 peserta didik perombongan

belajar, lantai bangunan memenuhi ketentuan luas minimum seperti:

NoBanyak

rombongan belajar

Luas minimum lantai bangunan (m2)Bangunan satu

lantaiBangunan dua

lantaiBangunan tiga

lantai1 3 420 480 -2 4-6 540 610 6403 7-9 680 740 7704 10-12 820 880 9105 13-15 970 1040 10706 16-18 1140 1230 12307 19-21 1270 1360 13608 22-24 1430 1530 15309 25-27 1570 1670 1670

c. Bangunan memenuhi ketentuan :

1) Koefisien dasar bangunan maksimum 30%

2) Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh

3) Mampunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan

4) Memiliki sanitasi di dalam dan di luar ruangan

5) Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan

nyaman

6) Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt

7) Pembangunan gedung atau ruang abru harus dirancang, dilaksanakan, dan

diawasi secara professional

8) Kualitas bangunan minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No.19

tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada standar PU

9) Pemeliharaan bangunan sekolah/madrasah meliputi: pemeliharaan ringan

dan pemeliharaan berat

10) Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai

Page 5: Tugas Sarana Dan Prasarana

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

4. Kelengkapan Prasarana dan Sarana di Sekolah SMP/MTs

Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

a. Ruang kelas; fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori,

praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus atau praktek dengan alat

khusus yang mudah dihadirkan, kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta

didik.

b. Ruang perpustakaan; berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru

memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,

mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.

Luas minimum ruang perpustaan sama dengan satu setengah kali luas ruang

kelas dengan lebar minimum 5 m

c. Ruang labotaorium IPA; berfungsi sebagai tempat berlangsungnyaa kegiatan

pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan perlatan khusus, luas

minimum ruang laboratorium 48 m2 dan lebar 5 m.

d. Ruang pimpinan; berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan

sekolah/madrasah, pertemuan kecil atau besar.

e. Ruang guru; berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta

menerima tamu, baik peserta didik maupun lainnya. Rasio minimum luas

ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 40 m2.

f. Ruang tata usaha; berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan

administrasi sekolah/madrasah, luas minimum 16 m2.

g. Tempat ibadah; berfungsi sebagai tempat warga sekolah melaksanakan ibadah

wajib. Luas minimum 12 m2.

h. Ruang konseling; befungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan

konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial,

belajar dan karir. Luas minimum 9 m2.

i. Ruang UKS; berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik

yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah/madrasah. Luas minimum

ruang UKS 12 m2.

j. Ruang organisasi kesiswaan; berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan

Page 6: Tugas Sarana Dan Prasarana

kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas minimum ruang

organisasi kesiswaan 9 m2.

k. WC; berfungsi sebagai tempat buang air besar/kecil. Luas minimum 1 unit

adalah 2 m2.

l. Gudang; berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan pembelajaran di luar

kelas. Luas minimum gudang 21 m2.

m. Ruang sirkulasi; berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam

bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada

saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung

dihalaman sekolah.

n. Tempat bermain/berolahraga; berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,

pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu proses penyusunan struktur

organisasi dan tersedianya sumberdaya (tenaga, keuangan, sarana dan prasarana)

dalam organisasi. Terdapat dua aspek penting dalam kegiatan pengorganisasian yaitu

pembagian kerja dan departemensasi. Pembagian tugas yang dimaksud adalah

penyesuaian tugas pekerjaan agar setiap petugas dan organisasi bertanggung jawab

melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Hasil dari pekerjaan

pengorganisasian adalah terbentuknya wadah atau satuan organisasi yang didalamnya

ada perangkat organisasi agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung

dapat terlaksana.

Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya

manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki sekolah untuk menjalankan rencana

yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan sekolah.

4. Pelaksanaan

Page 7: Tugas Sarana Dan Prasarana

Menurut Nawawi (2000) Pelaksanaan atau penggerakan yang dilakukan setelah

organisasi memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki

struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai dengan

kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk. Di antara kegiatan pelaksanaan

adalah melakukan pengarahan, bimbingan, dan komunikasi termasuk koordinasi.

Selain guru sebagai pelaksana tugas pendidikan, guru juga mempunyai andil

dalam melaksanakan kegiatan sarana dan prasarana dalam suatu sekolah. Dalam hal

ini, guru lebih banyak berhubungan dengan saranan pengajaran, yaitu alat pelajaran,

alat peraga, dan media pengajaran lainnya dibandingkan dengan keterlibatannya

dengan sarana pendidikan yang tidak langsung berhubungan.

5. Pengawasan

Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah salah satu

fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh pemimpin organisasi atau lembaga.

Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah , perlu adanya kontrol

baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan. Pengawasan terhadap sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah merupakan usaha yang ditempuh oleh pimpinan

dalam membantu personil sekolah untuk menjaga dan memelihara, dan

memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin demi

keberhasilan pembelajaran di sekolah.

Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui bahwa hasil pelaksanaan

pekerjaan sedapat mungkin sesuai dengan perencanaan. Hal ini membandingkan

antara kenyataan dengan standar yang telah ditentukan semula.

Menurut pendapat Murdick yang dikutip Fatah (2000:101) dalam Arifin (2014)

menyebutkan ada tiga pproses dasar tahapan pengawasan, yaitu: (1) menetapkan

standar pelaksanaan. (2) pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan

standar. (3) menentukan kesenjangan antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa yang dimaksud standar tersebut mencakup

kriteria yang terwujud dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif, sedang ukuran umum

itu menyangkut criteria ongkos, waktu, kualitas, fisik, pendapatan, dan standar yang

tak dapat diraba; proses ini dilakukan dengan cara observasi personal, laporan secara

Page 8: Tugas Sarana Dan Prasarana

lisan, atau tertulis. Langkah-langkah dasar proses pengawasan ini ditampilkan dalam

tabel berikut:

Maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan kunci keberhasilan

proses manajemen. Maka dari itu, pengawasan perlu dilihat secara komprehensip

seperti dalam pelaksanaan program akselerasi bisa dilakukan dengan kegiatan

penilaian yang bersifat objektif. Fungsi pengawasan ini merupakan jembatan antara

perencanaan dan pelaksanaan, dan merupakan pengamanan, pemeliharaan, dan

pengembangan.

Pengamanan bermaka bahwa rencana yang telah ditetapkan secara musyawarah itu

terlaksana dengan baik, tidak ada peyimpangan, pemborosan tenaga, waktu dan

material.

Pemeliharaan bermakna sebagai proses penyelenggaraan kerjasama antara manusia

dalam kelompok itu, yang mengarah kepada efisiensi dan efektivitas.

Pengembangan bermakna hal-hal yang positif, baik idea tau hasil pekerjaan

dikembangkan untuk mencapai tujuan program yang lebih baik, dan disamping

memperbaiki hal-hal yang kurang baik.

Sesungguhnya makna yang terpenting dari pengawasan adalah memberikan

arahan dan penilaian terhadap pekerjaan, artinya menilai tingkat efektivitas dan

efisiensi pemakai sumber daya organisasi tertentu yang dilakukan setiap personal.

DAFTAR PUSTAKA

Menetapkan standar

Mengukur prestasi

Apakah prestasi memenuhi

Ambil tindakan

Tidak berbuat

Page 9: Tugas Sarana Dan Prasarana

Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Cv. Pustaka Setia. Bandung.

E. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep strategi, dan

Implementasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ibrahim Bafadal. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan

Aplikasinya. Bumi Aksara. Jakarta.

Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Aditya Media.

Yogyakarta.

http://amrilmpunj.blogspot.co.id/2008/10/08standar-sarana-dan-prasarana.html. diakses tanggal 29 oktober 2015.

http://aneasseva.blogspot.co.id/2013/07/standarisasi-sarana-dan-prasarana.html.

diakses tanggal 29 oktober 2015.

Arifin Asep Suhendi, Proses Manajemen Pengembangan Sarana dan Prasarana

(Jawa barat:Widyaiswara LPMP, 2014). diakses tanggal 29 oktober 2015.