Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

25
TUGAS RISET KEPERAWATAN MATRIKS JURNAL oleh Tri Buana Ratna Sari NIM 132310101053

Transcript of Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

Page 1: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

TUGAS RISET KEPERAWATAN

MATRIKS JURNAL

oleh

Tri Buana Ratna Sari

NIM 132310101053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016

Page 2: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

MATRIKS JURNAL

Topik : Membahas tentang Hubungan pengetahuan keluarga dengan terjadinya katarak pada anak dan

lansia , terhadap kepatuhan perawatan pasien pasca operasi katarak

Keywoard :, Kepatuhan Perawatan, Pengetahua Keluarga, Katarak lansia, katarak congenital, jenis kelamin

No.Sumber Bacaan

Pengarang dan Tahun

Tujuan Penelitian/ Bahan

Hasil Rekomendasi

1. Jurnal

(Hubugan

Pengetahuan

Dan Sikap

Dengan

Kepatuhan

Perawatan

Pada Pasien

Post Operasi

Katarak Di

Balai

Kesehatan

Mata

Masyarakat

Sulawesi Utara)

Novita

Maloring

Adelieda

Kaawoan

Franly

Onibala

(Program

Studi Ilmu

Keperawatan

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Sam

Ratulangi

Manado)

Tahun: 2014

Tujuan: untuk

mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap

dalam perawatan pada

pasien post operasi katarak

di Balai Kesehatan Mata

masyarakat

Sulawesi utara.

Bahan:

Peneletian ini bersifat

observasional

analitik dengan desain

penelitian cross

sectional study.Penelitian

telah

dilaksanakan di Balai

Kesehatan Mata

Masyarakat Sulawesi

Utara.Peneltian ini

.Teknik pengambilan

sampel

mengunakan metode

purposive sampling.

Sampel pada penelitian ini

adalah pasien

yang melakukan

perawatan post operasi

katarak yang memenuhi

kriteria inklusi

Hasil penelitian ini

menunjukan dari 63

responden terdapat 50

responden sikap

dan kepatuhan

perawatan pasien post

operasi baik,

sedangkan terdapat 5

responden dengan

sikap kurang tetapi

memliki kepatuhan

baik. Hal ini

menunjukan sikap

baik sebagian besar

patuh perawatan post

operasi katarak.

Selanjutnya 4

responden dengan

sikap

baik dan memiliki

kepatuhan kurang

sedangkan 4

responden dengan

sikap

kurang pada kategori

kepatuhan

kurang.disebabkan

oleh sikap yang tidak

baik cenderung tidak

Page 3: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

dan eksklusi. Jumlah

sampel adalah 63

responden yang

melakukan perawatan

post operasi katarak.

dalam penelitian ini

menggunakan analisa

Univariat dan

Bivariat. Analisa univariat

dilakukan

untuk satu variable atau

pervariabel.pada

peneletian ini akan

dilakukan pada semua

variable penelitian dengan

menghitung

nilai tengah dan membuat

distribusi

frekuensi berdasarkan

kategori masingmasing.

Analisa Bivariat dilakukan

untuk

menganalisa hubungan dua

variabel.dengan uji chi

square menguji

apakah ada hubungan

antara masing –

masing variabel bebas

terhadapa variabel

terikat.

patuh terhadap

perawatan post

operasi katarak yang

dianjurkan oleh

dokter. Respon yang

mendukung bahwa

perawatan post

operasi

katarak harus

dilakukan untuk

mencegah

komplikasi pada

perawatan post

operasi

katarak maka respon

akan mematuhi

perawatan post

operasi katarak dan

melaksanakan sesuai

dengan yang

anjurkan dokter.

2. Jurnal (Faktor-

Faktor Yang

Berhubungan

Dengan

Kejadian

Penyakit

Katarak Di Poli

Mata RSUP

Astria

Mo’otapu

Sefti Rompas

Jeavery

Bawotong

(Program

Studi Ilmu

Keperawatan

Tujuan: untuk

menganalisis faktor-faktor

yang berhubungan dengan

kejadian penyakit katarak

pada pasien yang berobat

di Poli Mata RSUP

Prof.Dr. R.D Kandou

Hasil

penelitian ini sejalan

dengan Meisye S.

Hanok, (2014) dengan

judul Faktorfaktor

yang berhubungan

dengan

katarak di Balai

Page 4: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

Prof. Dr. R.D

Kandau

Manado)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Sam

Ratulangi

Manado)

Tahun: 2015

Manado

Bahan: penelitian dengan

menggunakan rancangan

case control

dengan menggunakan

pendekatan

retrospektif

Jumlah sampel dalam

penelitian ini

adalah 80 responden yang

memenuhi

kriteria inklusi. Analisa

data dalam penelitian ini

yaitu

analisa univariat bertujuan

untuk

menjelaskan atau

mendeskripsikan

karakteristik setiap

variabel penelitian.

Analisa bivariat dilakukan

untuk melihat ada

tidaknya hubungan antara

variabel

independen yaitu Jenis

Kelamin,Usia,dan

Kebiaasan Merokok

dengan variabel

dependen yaitu Katarak.

Uji yang digunakan

adalah uji chi square

dengan tingkat

kemaknaan 95% _ <0,05.

Dalam melakukan

penelitian, peneliti

memperhatikan masalah-

masalah etika

penelitian yang meliputi

Kesehatan Mata

Masyarakat di

Provinsi Sulawesi

Utara,

dimana ia menemukan

bahwa

responden sebagian

besar berusia 61-70

tahun berjumlah

34,3% dibandingkan

dengan usia > 70

tahun berjumlah

15,7%.

Page 5: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

informed consent

(persetujuan menjadi

responden), anonymity

(kerahasiaan), dan

confidentiality.

3. Jurnal

(Emergence

agitation after

cataract surgery

in

children: a

comparison of

midazolam,

propofol

and ketamine)

J iayao Chen

MD,

Wenxian Li

MD, Xiao Hu

MD And

Dingding

Wang MD

(Department

of

Anesthesiolo

gy, EENT

Hospital,

Fudan

University,

Shanghai,

China)

Tahun: 2011

Tujuan: : Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk

menentukan apakah

Penggunaan bersamaan

baik dari dosis

subhypnotic midazolam,

propofol atau ketamine

dengan fentanyl sebelum

penghentian tersebut

sevoflurane anestesi akan

efektif membius anak-anak

karena mereka

pulih dan secara signifikan

mengurangi insiden dan

keparahan

Munculnya agitasi dan

tidak akan menunda

kebangkitan pasien dan

melepaskan.

Bahan: kejadian agitasi

pasca operasi

dari 30% atau lebih setelah

anestesi sevoflurane

adalah

dilaporkan sebelumnya

(1,2), dan pengurangan

50% di

agitasi dianggap signifikan

secara klinis,

kami menghitung bahwa

40 pasien diperlukan

dalam setiap

kelompok (untuk tingkat

Sebanyak 120 pasien

(49 perempuan dan 71

anak laki-laki) mulai

di usia 1-7 tahun yang

terdaftar dalam

penelitian ini.

Tidak ada perbedaan

yang signifikan antara

Tidak ada perbedaan

yang signifikan secara

statistik di

skor nyeri, waktu

untuk membuka mata

atau ruang pemulihan

debit waktu antara tiga

kelompok (Tabel 3).

Ada dua episode

halusinasi atau buruk

mimpi dalam

kelompok KF-. Tidak

ada pasien yang

mengalami

mual dan muntah di

PACU. skor nyeri

yang

tidak ada perbedaan

yang signifikan antara

tiga kelompok di

yang PACU atau 2

dan 24 jam setelah

kembali ke bangsal.

Page 6: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

signifikansi 0,05 dan

kekuatan

0,80). Umur, berat dan

durasi anestesi

dinyatakan sebagai mean ±

SD dan dianalisis

menggunakan t-test

pelajar. Data

nonparametrik

termasuk skor dari skala

RMS, skor agitasi

dari PAED dan kejadian

efek samping

dinyatakan sebagai median

dan jangkauan dan

dibandingkan dengan

menggunakan Wilcoxon

peringkat sum test.

Nilai P <0.05 dianggap

statistik

signifikan di semua

dextrose medium

Kemungkinan efek

samping pernapasan

yang mengarah ke

desaturasi konsekuen

tidak diamati dalam

hal ini

belajar. depresi

pernafasan Temporal

mudah

berhasil menggunakan

dibantu ventilasi

facemask di

100% oksigen untuk

<1 menit. Tidak ada

langkah-langkah

tambahan

yang diperlukan dan

semua pasien bernafas

spontan

seluruh tahap

pemulihan.

4. Jurnal (Effects

of clonidine on

recovery after

sevoflurane

anaesthesia in

children

undergoing

cataract

surgery)

B. GHAr, J.

RAMt, S.

CHAUHANt

J, WIG

(Department

of

Anaesthesia

and Intensive

Care, Post

Graduate

Institute of

Medical

Education

and

Research,

Tujuan: untuk menilai

efek dari dua dosis

clonidine dibandingkan

dengan plasebo pada

kualitas dan kecepatan

pemulihan

pada anak-anak

direncanakan dengan

midazolam lisan dan

dibius dengan sevoflurane

untuk operasi katarak.

Seratus dua puluh

American Society of

Anesthesiologists fisik

Status saya ke II childr-en

Hasil utama dari

penelitian kami adalah

kejadian agitasi pasca

operasi. Waktu

debit, kejadian

kardiovaskular dan

depresi pernapasan,

mual dan muntah yang

dipelajari sebagai

ukuran hasil sekunder.

Analisis statistik

Insiden agitasi pasca

operasi setelah

anestesi sevoñurane

pada anak midazolam-

Page 7: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

Chandigarh,

India

Tahun: 2010

(berusia satu sampai

enam tahun), premedikasi

dengan midazolam lisan

0,5 mg / kg dan menjalani

elektif .surgery unilateral

katarak dengan

anestesi sevoflurane

dipelajari. Anak-anak

secara acak intravenotis

clonidine 1 ¡xglkg

(kelompok Cl, n = 39),

2 ¡xglkg (kelompok C2, n

= 4I) atau normal saline

(kelompok NS, n = 40).

Klinis sukses sub-Tenon

anestesi lokal

blok adalah reqtnredfor

pasien untuk dimasukkan

dalam analisis.

Bahan: Penelitian ini

dilakukan di pusat mata

rumah sakit pendidikan

tersier dari Januari 2008

sampai.

Data demografi dianalisis

menggunakan chi square

uji. data kategori dianalisis

menggunakan

chi-square atau tes eksak

Fisher. intraoperatif

parameter hemodinamik

dan tingkat pernapasan

dianalisis dengan

menggunakan analisis dua

arah varians untuk

tindakan berulang, diikuti

dengan analisis post hoc

menggunakan uji

premedikasi

dilaporkan 39% '\

Mutlak

pengurangan sampai

10% dianggap klinis

signifikan untuk

menjamin

penambahan

clonidine intravena 1 /

ig / kg adalah

efektif untuk

mengurangi agitasi

setelah sevoflurane

anestesi dan

midazolam

premedikasi di

anak yang menjalani

operasi katarak tanpa

menyebabkan

efek samping yang

merugikan seperti

peningkatan sedasi,

hipotensi atau

bradikardi. clonidine

intravena

2 / ig / kg

dikombinasikan

dengan midazolam

lisan 0,5 mg / kg

juga efektif dan untuk

jangka waktu lama,

tapi

terkait dengan waktu

yang lebih lama untuk

debit.

Page 8: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

Bonferroni. Data ordinal

(skor) yang

dianalisis menggunakan

uji Kruskal-Wallis diikuti

oleh

uji Mann-Whitney untuk

perbandingan

berpasangan.

Data yang dimasukkan

dalam Microsoft Excel

2003. statistik

Analisis dilakukan dengan

menggunakan SPSS versi

13.0 for

Jendela (Chicago, IL,

USA)

5. Jurnal

(Constraints

and Supporting

Factors to

Access Free

Cataract

Surgery)

Mitha Ratna

Dewi, Siti

Farida

Ismariatun

Thajeb

Santyowibow

o, Eka Arie

Yuliyani

(Department

of

Ophthalmolo

gy, Faculty of

Medicine,

Mataram

University/W

est Nusa

Tenggara

Provincial

General

Hospital)

Tujuan: untuk

menentukan berbagai

kendala dan faktor

pendukung yang

mempengaruhi keputusan

untuk menjalani operasi

katarak. penelitian ini

adalah cross sectional studi

banding deskriptif, dengan

cluster sampling acak.

subyek

dibagi menjadi kasus

dioperasikan yang

menjalani operasi katarak

gratis dan yang tidak

mengakses operasi katarak

gratis

Bahan: Penelitian ini

merupakan penelitian

Hasil penelitian-

penelitian di atas sesuai

dengan hasil

wawancara terhadap

pasien katarak layak

operasi yang

akhirnya memutuskan

untuk tidak menjalani

operasi,

yang menunjukkan

bahwa faktor kendala

utama adalah

rasa takut pasien akibat

persepsi pasien yang

salah

mengenai operasi.

Hampir semua pasien

pada kelompok Terdapat

perbedaan bermakna

antara fungsi

penglihatan

kelompok responden

Page 9: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

Tahun: 2010 deskriptif komparatif

yaitu membandingkan

persamaan dan perbedaan

sebagai

fenomena untuk mencari

faktor-faktor apa yang

menyebabkan

timbulnya suatu peristiwa

tertentu. Subjek penelitian

adalah orang-orang yang

telah

terjaring, dalam kegiatan

screening yang menderita

penyakit katarak dan layak

operasi serta mendapatkan

bantuan menerima operasi

katarak gratis antara

Januari

2009–April 2011, di

Kabupaten Lombok Barat,

Lombok

Tengah, dan Lombok

Timur Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Data pasien didapatkan

dari puskesmas dan rumah

sakit

yang menjalankan

kegiatan screening.

Pengambilan data

dilakukan secara cross

sectional,

dengan memberikan

kuesioner pada responden-

responden

yang terpilih secara

random dengan cluster

yang mengikuti operasi

dan fungsi

penglihatan kelompok

responden yang tidak

mengikuti

operasi. Sehingga, dapat

dikatakan bahwa

perbedaan fungsi

penglihatan yang

dimiliki pasien ikut

berpengaruh terhadap

keputusan pasien untuk

mengikuti operasi

katarak gratis.

Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian

yang dilakukan

oleh Snellingen, yang

menyebutkan bahwa

sejumlah

responden tidak

menjalani operasi

karena merasa fungsi

penglihatannya masih

cukup baik.

Page 10: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

sampling.

Kuesioner yang diberikan

kepada responden telah

melalui

uji validitas dan reabilitas

sebelumnya. Responden

terbagi

menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok pasien

yang telah

mengikuti operasi katarak

gratis dan kelompok

pasien yang

tidak mengikuti operasi

katarak gratis yang

sebelumnya

telah ditawarkan kepada

mereka.

6. Jurnal

(Hubungan

Pengetahuan

Dengan

Tingkat

Kecemasan

Pada Klien Pre

Operasi

Katarak Di

Balai

Kesehatan

Mata

Masyarakat

BKMM

Manado)

Rolly

Rondonuwu,

Lucia

Moningka

dan

Ramandha

Patani

(Jurusan

Keperawatan

Poltekkes

Kemenkes

Manado)

Tahun: 2014

Tujuan:

mengetahui hubungan

pengetahuan dengan

tingkat kecemasan pada

klien pre operasi katarak.

Penelitian ini dilakukan di

Balai Kesehatan Mata

Masyarakat pada tanggal

09 Juni sampai 23 Juni

2014 dengan jumlah

populasi 75 orang dan

sampel dalam penelitian

ini berjumlah 42

responden

Bahan: Jenis penelitian ini

yang digunakan adalah

penelitian survei analitik

dengan menggunakan

Hasil penelitian

dengan

menggunnakan uji

chi-square Melalui uji

diperoleh nilai α

sebesar 0,001 yaitu

lebih kecil dari α =

0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa

terdapat hubungan

yang bermakna antara

pengetahuan dengan

tingkat kecemasan

klien pre operasi

katarak, Kesimpulan

dari penelitian ini

adalah didapatkan

bahwa responden

1. Bagi Profesi

keperawatan

diharapkan dapat

mengembangkan

pemahaman

keperawatan

tentang mengatasi

kecemasan pada

klien pre operasi

katarak.

2.Balai Kesehatan

Mata Masyrakat

(BKMM) Manado

diharapkan

sebelum

melakukan

operasi pada klien

sebaginya berikan

Page 11: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

pendekatan Cross-

Sectional. Penelitian

dilaksanakan pada tanggal

09 Juni – 23 Juni 2014,

Lokasi penelitian adalah

Balai Kesehatan Mata

Masyarakat (BKMM)

Manado. Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel

penelitian yaitu sebagai

berikut: 1. Variabel

Independen adalah

pengetahuan pada klien

pre operasi katarak 2.

Variabel dependen adalah

tingkat kecemasan pada

klien pre operasi katarak

Populasi dalam penelitian

ini adalah semua penderita

katarak yang akan

melaksanakan operasi di

Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Manado pada

bulan Desembar 2013

adalah 75 orang.

yang tidak memiliki

kecemasan dengan

Berpengetahuan baik

ada 2 orang (4,8%),

responden yang

memiliki kecemasan

ringan dengan

pengetahuan baik ada

15 orang (35,7%),

responden yang

memiliki kecemasan

sedang dengan

pengetahuan baik ada

10 orang (23,8%),

maka dapat

disimpulkan

pendidikan kesehatan

dapat menurunkan

tingkat kecemasan dan

meningkatkan

pengetahuan pada

pasien pre operasi

katarak. Profesi

keperawatan

diharapkan penelitian

ini dapat memberikan

masukan bagi profesi

dalam

mengembangkan

pemahaman

keperawatan tentang

mengatasi kecemasan

pada klien pre operasi

katarak

informasi yang

dapat mengurangi

tingkat

kecemasan klien

7. Jurnal

(Compliance

with

Postoperative

Amanda B.

Salter, MD;

Allison J.

Chen, BA;

Tujuan: untuk

mengetahui prevalensi dan

pra operasi prediktor

ketidakpatuhan dengan

Pada jurnal ini

menemukan bahwa

usia

50 tahun atau kurang

Page 12: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

Cataract

Surgery Care

in an Urban

Teaching

Hospital

)

David W.

Lee, BS; Paul

B.

Greenberg,

MD

Tahun: 2014

operasi katarak operasi

pasca

peduli di rumah sakit

pendidikan perkotaan.

Bahan: Analisis statistik

termasuk statistik

deskriptif untuk

membandingkan

prevalensi

karakteristik dasar,

menggunakan 2-sisi t-tes

untuk variabel kontinyu

dan tes chi-square untuk

variabel kategori.

regresi logistik

multivariabel digunakan

untuk mengidentifikasi

faktor-faktor

terkait dengan

ketidakpatuhan.

komorbiditas okular dan

status asuransi dikeluarkan

dalam analisis multivariat

karena multikolinearitas.

adalah prediktor kunci

dari ketidakpatuhan

untuk

pasca operasi katarak

perawatan bedah.

Penelitian lebih lanjut

perlu mengidentifikasi

potensi hambatan -

seperti pekerjaan yang

bertentangan

kewajiban - untuk

perawatan

pascaoperasi di

kelompok usia ini.

Potensi keterbatasan

penelitian ini meliputi

retrospec nya desain

tive dan fokus pada

mengidentifikasi

pasien berisiko

sebelum operasi, yang

menghalangi menilai

dampak komplikasi

bedah dan visi pasca

operasi pada

kepatuhan

dengan perawatan

pascaoperasi. Selain

itu, kami tidak

mengevaluasi

Dampak dari

karakteristik

penduduk seperti

komunikasi penelitian

ini menunjukkan

bahwa pasien yang

lebih muda

beresiko khususnya

Page 13: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

bagi yang melanggar

dengan pasca operas

perawatan bedah di

rumah sakit

pendidikan perkotaan

dan bahwa upaya-

upaya

untuk meningkatkan

kepatuhan harus

menargetkan kohort

pasien

8. Jurnal (Health

Needs

Management

among Patients

Undergoing

Day Case

Cataract

Surgery: A

Proposed

Protocol)

Soad M.

Hegazy,Mar

wa M.

Ragheb,

Seham G.

Ragheb,

Nessrin O.

El-Sayed,

Mohamed A.

Rashad

(

Departmentof

Medical -

Surgical

Nursing and

Community

Health

Nursing,

Faculty of

Nursing, Ain

Shams

University

and 2 Benha

University,

Ophthalmic

Surgery,

Faculty of

Sebuah desain eksploratif

deskriptif adalah

dimanfaatkan untuk

melakukan penelitian ini

yang dilakukan di

Kedokteran Klinik Rawat

Jalan dan ruang tunggu

bedah

unit mata, di Rumah Sakit

Universitas Ain Shams

dan Rumah Sakit Benha

Universitas

. Contoh: Sebuah sampel

purposive

terdiri dari 160 pasien

yang menjalani operasi

katarak, dewasa dan usia

tua, dari kedua jenis

kelamin dan direkrut

dari pengaturan yang

disebutkan di atas.

alat:

1) Pasien 'wawancara

kuesioner, untuk

menentukan pasien'

kebutuhan

mengenai kasus operasi

Ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kebutuhan kesehatan pasien bedah pre / post,ditambahkan ke lebih dari setengah dari pasien yang diteliti telah kecemasan berat pra - operasi, dibandingkan dengan pasca - operasi. Bahkan,berarti persen dari perawatan yang tidak memuaskan itu lebih tinggi pada hari operasi.

Berdasarkan

Temuan dari

penelitian ini,

dapat disarankan

bahwa, protokol

yang diusulkan

dari kebutuhan

kesehatan pasien

manajemen itu

bukti -

berdasarkan harus

dilaksanakan dan

dievaluasi dalam

kaitannya dengan

kejadian katarak

komplikasi

operasi.

Page 14: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

Medicine,

Ain Shams

University )

Tahun: 2012

katarak hari (tes pra /

post), 2) Sebuah checklist

observasi

untuk menilai perawatan

yang diberikan untuk

dipelajari

pasien pada hari bedah dan

3) Hamilton Anxiety

Rating Scale

untuk menentukan tingkat

pasien kecemasan (pre /

tes post)

9. Jurnal (Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan

Lansia Berobat

Katarak Di

Poliklinik Mata

RSUD. PROF.

DR. H. ALOEI

SABOE

KOTA

Gorontalo)

Nurain R.

Lantu, Hj.

Suwarly

Mobiliu

S.Kp, M.Kep,

dr. Sitti

Rahma,

M.Kes

(Jurusan

Keperawatan

Universitas

Negeri

Gorontalo)

Tahun: 2014

Tujuan: untuk

mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi

kepatuhan lansia berobat

katarak di Poliklinik Mata

RSUD.Prof.DR. H.Aloei

Saboe Kota Gorontalo

Bahan: Gorontalo.Jenis

Penelitian yang digunakan

adalah penelitian

deskriptif.Sampel yang

digunakan berjumlah 40

yang didapatkan dengan

menggunakan Accidental

Sampling.Tehnik analisis

data yang digunakan

adalah analisis deskriptif

untuk melihat presentase

setiap variabel yang diolah

menggunakan program

SPSS.

Hasil penelitian

diperoleh bahwa

dukungan keluarga

terhadap kepatuhan

lansia berobat katarak

dengan kriteria

mendukung 36

(90,0%), kriteria tidak

mendukung 4

(10,0%), pengetahuan

lansia tentang katarak

kriteria baik 18

(45,0%) kriteria

kurang 22 responden

(55,0%) dan motivasi

lansia terhadap

kepatuhan berobat

katarak dengan

kriteria baik 35

(87,5%) sedangkan

kriteria kurang 5

(12,5%). Maka dapat

disimpulkan bahwa

faktor dukungan

keluarga,pengetahuan,

dan motivasi

1. Bagi

Petugas

Kesehatan

terutama

perawat

Untuk lebih

meningkatkan

pengetahuan

lansia tentang

katarak dan

tentang

pentingnya

berobat katarak.

2. Bagi

Peneliti

Selanjutnya

pada peneliti

selanjutnya

kiranya dapat

menambah

variabel-variabel

lain seperti

dukungan sosial,

ekonomi, fasilitas,

lingkungan, dan

penelitian ini

Page 15: Tugas Riset Keperawatan Tri Buana Ratna Sari (13-53)

mempengaruhi

kepatuhan lansia

berobat

katarak.Diharapkan

bagi lansia dapat

meningkatkan

kepatuhan dalam

berobat katarak.

dapat dijadikan

sebagai suatu

referensi ataupun

acuan dalam

melakukan

penelitian tentang

katarak

10. Jurnal

(Hubungan

Umur Dan

Jenis Kelamin

Dengan

Kejadian

Katarak Di

Instalansi

Rawat Jalan

(Poli Mata)

Rumah Sakit

DR. SOBIRIN

Kabupaten

Musi Rawas )

Imelda

Erman, Yeni

Elviani,

Bambang

Soewito

(Dosen Prodi

Keperawatan

Lubuklingga

u Politeknik

Kesehatan

Palembang)

Tahun: 20145

Tujuan: Tujuan penelitian Untuk mengetahui Hubungan Umur, dan Jenis Kelamin, Terhadap kejadianKatarak di Instalasi Rawat Jalan (Poli Mata) RS dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014. Bahan: Penelitian ini

menggunakan metode

penelitian survey analitik

dengan pendekatan Cross

Sectional

dengan populasi responden

yang berkunjung ke Poli

Mata dengan

menggunakan data

sekunder dan alat

ukur checklist jumlah

sampel 48 responden. Dari

hasil analisis univariat

dilihat bahwa penderita

katarak

untuk kriteria Umur yang

beresiko sebanyak 25

orang (93%),sedangkan

pada Jenis Kelamin

perempuan

sebanyak 18 responden

(67%).

Dari hasil uji statistik

p value = 0.065 (p <

0.05) untuk umur dan

p value = 0.441 (p <

0.05) untuk

jenis kelamin dengan

demikian tidak ada

hubungan yang

bermakna antara

Umur dan Jenis

Kelamin dengan

kejadian katarak. di

Instalansi Rawat Jalan

(Poli Mata) Rumah

Sakit dr.Sobirin

Kabupaten Musi

Rawas

Tahun 2014.

Disarankan bagi

RS.dr.Sobirin

Kabupaten Musi

Rawas

penatalaksanaan atau

penanganan

penyakit katarak

secara intensif untuk

mengurangi angka

kesakitan terutama

pada usia lanjut.

Hasil penelitian

ini diharapakan

dapat

dijadikan sebagai

acuan bagi

penelitian

selanjutnya untuk

meneliti

hubungan, faktor

lain yang

mempengaruhi

terjadinya

penyakit

katarak. Serta

dengan

menambah

jumlah

sampel penelitian

yang lebih banyak

dengan

nilai tingkat

kesalahan SE