Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

7
Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2 Nama : Ana Hulliyyatul Jannah NIM : 1013015042 Kelas :B Kelompok : V (lima) 1. Apa yang dimaksud dengan disolusi suatu obat? Apa bedanya dengan kelarutan obat? Jelaskan! Jawab: Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan pada suatu medium, sedangkan kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur, keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet atau kapsul. Disolusi menggambarkan efek obat terhadap tubuh, jika disolusi memenuhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat pada tubuh (Syukri, 2002). 2. Jelaskan tahap-tahap / proses absorpsi sistemik suatu produk obat! Jawab: a. Disintegrasi Merupakan proses penghancuran obat menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian diikuti dengan pelepasan molekul obat. b. Pelarutan obat dalam media aqueous.

Transcript of Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

Page 1: Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

Nama : Ana Hulliyyatul Jannah

NIM : 1013015042

Kelas : B

Kelompok : V (lima)

1. Apa yang dimaksud dengan disolusi suatu obat? Apa bedanya dengan kelarutan obat?

Jelaskan!

Jawab:

Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan

pada suatu medium, sedangkan kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat

kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Obat yang

telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur, keregasan, keseragaman bobot,

dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi,

karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet atau kapsul. Disolusi

menggambarkan efek obat terhadap tubuh, jika disolusi memenuhi syarat maka

diharapkan obat akan memberikan khasiat pada tubuh (Syukri, 2002).

2. Jelaskan tahap-tahap / proses absorpsi sistemik suatu produk obat!

Jawab:

a. Disintegrasi

Merupakan proses penghancuran obat menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian

diikuti dengan pelepasan molekul obat.

b. Pelarutan obat dalam media aqueous.

c. Absorpsi melewati membran sel menuju sirkulasi sistemik.

(Shargel, 2005)

3. Tahap apakah yang merupakan tahap penentu dalam absorbsi produk obat padat?

Jelaskan!

Jawab:

Tahap penentu: Rate limiting step, yaitu tahap yang paling lambat di dalam suatu

rangkaian proses kinetik. Tahap ini disebut juga tahap penentu kecepatan. Untuk obat-

obat yang mempunyai kelarutan kecil di dalam air, tahap pelarutan merupakan tahap

yang paling lambat, oleh karena itu tahap ini mengakibatkan terjadinya efek penentu

Page 2: Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

kecepatan terhadap bioavailabilitas obat. Sebaliknya, untuk obat-obat yang memiliki

kelarutan besar di dalam air, laju pelarutannya cepat, tapi suulit untuk menembus

membran. Oleh sebab itu, tahap absorpsi melewati membran merupakan tahap penentu

kecepatan (Shargel, 2005).

4. Mengapa uji disolusi diterapkan pada suatu produk obat? Apa gunanya?

Jawab:

Manfaat uji disolusi yaitu untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi

yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul (DEPKES

RI, 1995).

5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi uji disolusi sediaan obat!

Jawab:

a. Pengadukan (semakin besar intensitas pengadukan makin cepat laju disolusi).

b. Ukuran partikel (ukuran partikel kecil luas penampang besar laju disolusi

meningkat).

c. Polimorfisa (perbedaan polimorfisa (bentukkristal) menyebabkan perbedaan

kelarutan).

d. Pengaruh udara atau gas yang terlarut dalam media.

e. Pemasangan alat disolusi.

f. Sifat media disolusi, meliputi:

pH media disolusi

Untuk zat aktif bersifat asam lemah (HA) akan lebih mudah larut / terdisolusi

pada suasana basa karena akan berada dalam bentuk terionisasinya, sedangkan

untuk zat aktif yang bersifat basa lemah akan lebih mudah larut pada suasana

asam (dalam bentuk terionisasi).

Suhu

Viskositas

Komposisi media

6. Lihat (FI IV atau USP XXI) dan beri penjelasan uji disolusi sediaan obat tabel 1!

7. Jelaskan tabel penerimaan untuk sediaan yang ada dalam FI IV atau USP XXII dengan

mengambil contoh salah satu sediaan no. 6!

Page 3: Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

8. Jelaskan parameter – parameter uji disolusi!

Jawab:

Meliputi kecepatan pengadukan, suhu medium, pH medium dan metode uji yang dipakai.

Pengadukan mempengaruhi penyebaran partikel-partikel dan tebal lapisan difusi

sehingga memperluas permukaan partikel yang kontak dengan pelarut. Suhu medium

berpengaruh terhadap kelarutan zat aktif. Zat yang kelarutannya tidak tergantung pH,

perubahan pH medium disolusi tidak akan mempengaruhi laju disolusi. Pemilihan

kondisi pH pada percobaan in vitro penting karena kondisi pH akan berbeda pada lokasi

obat di saluran cerna sehingga akan mempengaruhi kelarutan dan laju disolusi obat.

Metode penentuan laju disolusi yang berbeda dapat menghasilkan laju disolusi yang

sama atau berbeda tergantung pada metode uji yang digunakan. (Syukri, 2002).

Page 4: Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

DAFTAR PUSTAKA

Shargel, Leon, dan Andrew B.C.YU. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.

Surabaya: Airlangga University Press.

Syukri, Y. 2002. Biofarmasetika. Yogyakarta: UII Press.

Page 5: Tugas Praktikum Farmakokinetika Percobaan 2

LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 15 Februari 2013

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan

Ainun Marfu’ Laily Ana Hulliyyatul Jannah

NIM. 0913015023 NIM. 1013015042