TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

14
TUGAS ETIKA BISNIS DAN PROFESI OLEH: Tina Castanea 0906325004 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Transcript of TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

Page 1: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

TUGAS

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

OLEH:

Tina Castanea

0906325004

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

Page 2: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

1. Dalam persaingan bisnis yang ketat, bisnis yang hanya mengandalkan sikap

reaktif akan selalu ketinggalan, dan jauh lebih merugikan. Yang ideal adalah

sikap proaktif, yaitu berusaha sejauh mungkin untuk mencegah timbulnya

hal-hal yang merugikan kepentingan bisnis khususnya dalam jangka panjang

dan etika justru memberikan visi jangka panjang seperti itu. Pertanyaannya

adalah, jika begitu mengapa masih saja terdapat praktik-praktik bisnis yang

secara terang-terangan melanggar norma dan nilai-nilai moral?

Jawaban:

1) Merupakan hal yang manusiawi bahwa tidak ada seorangpun yang bersih dan

seratus persen etis dan bermoral dalam seluruh tindakannya. Itu berarti adalah

manusiawi juga bahwa masih akan tetap terjadi pelanggaran dalam dunia bisnis,

bahkan walaupun semua pelaku bisnis sudah menyadari betapa pentingnya

berbisnis secara etis dan baik. Tapi hal ini tidak berarti bahwa bisnis tidak

mengenal etika.

2) Secara khusus untuk bisnis di Indonesia, praktik bisnis yang tidak etis, tidak baik,

dan tidak fair yang sering kita temukan dalam dunis bisnis kita sesungguhnya

terutama disebabkan oleh adanya peluang yang diberikan oleh sistem ekonomi dan

politik kita. Artinya, dalam situasi dimana perusahaan yang menang adalah

perusahaan yang mencari jalan pintas dengan mencari monopoli, hak istimewa,

perlindungan istimewa, kolusi, dan seterusnya dari pemerintah, serta memanfaatkan

jalur-jalur nepotisme yang ada, maka akan sulit untuk bisa menegakkan praktik

bisnis yang etis dan baik. Dalam situasi seperti itu, semua pelaku bisnis yang

berkemauan baik untuk berbisnis secara baik akan dianggap gila. Bagi perusahaan

besar yang bisa kuat bertahan dengan visi moralnya, memang tidak akan menjadi

masalah yang besar. Namun bagi perusahaan lain memang akan sulit bertahan.

Karena itu, ramai-ramai pelaku bisnis berusahaan mencari koneksi, kolusi,

monopoli, dan seterusnya melalui permainan dan manipulasi kotor yang merusak

iklim dan praktik bisnis. Dengan kata lain, kesadaran mengenai pentingnya

berbisnis secara baik dan etis belum memadai kalau tidak disertai oleh sistem

ekonomi politik yang memberlakukan peraturan bisnis yang baik disertai dengan

aparat pemerintah yang siap bersikap tegas dan netral tanpa pandang bulu kepada

siapa saja yang melanggar hak dan kepentingan pihak lain. Hanya kalau pemerintah

Page 3: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

benar-benar bertindak sebagai wasit yang netral berdasarkan aturan main yang fair,

objektif, dan rasional, kesadaran mengenai pentingnya bisnis yang baik dan etis

akan terwujud dalam praktik bisnis yang memang baik dan etis, terlepas dari

kenyataan bahwa masih tetap ada juga pelanggaran di sana sini yang memang

manusiawi.

3) Ada kemungkinan lain bahwa praktik bisnis tertentu melanggar norma dan nilai

moral tertentu karena pelakunya berada dalam keadaan terpaksa. Artinya, dia sadar

betul bahwa apa yang dilakukannya jelas melanggar etka, tetapi terpaksa

dilakukannya karena alasan-alasan tertentu yang masuk akal dan dapat diterima.

Kalau ini terjadi, sesungguhnya praktik tersebut tidak perlu dikutuk melainkan

dapat dimaklumi, kendati dari segi hukum pelakunya bisa saja tetap dituntut.

2. Benturan kepentingan (conflict of interests) telah menjadi suatu topik skandal

yang ekstrim dalam beberapa kasus dimana karyawan, agen, dan para

profesional gagal untuk melakukan penilaian yang tepat untuk prinsipal

mereka. Konflik kepentingan ini sering kali menjadi sumber seseorang

bertindak tidak etis. Jelaskan gambar conflict of interest for a decision maker

berikut ini!

A decision maker (D) “has a conflict of interest if, and only if, (1) D is in a relationship with another (P) requiring D

to exercise judgement in P’s behalf and (2) D has a special interest tending to interfere with the

proper exercise of judgement in that relationship.

Decision Maker(D) has a duty to

act/judge in P’s best interest

SpecialNon-P Interests

P’s Satisfaction based on

Fulfillment of P’s Interests

Page 4: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

Sumber: Brooks, Ch. 5 (2004)

Jawaban:

Dalam beberapa kasus seperti kegagalan Enron, senior officers, pengacara, dan

akuntan profesional bertindak untuk kepentingan diri sendiri daripada untuk

kepentingan pemegang saham Enron. Konflik antara kepentingan diri para pembuat

keputusan dan kepentingan para pemegang saham mengganggu penilaian yang sedang

diterapkan, menyebabkan kepentingan pemegang saham harus ditundukkan untuk

kepentingan diri dari para pengambil keputusan. Akibatnya, Enron dinyatakan pailit,

investor kehilangan savings mereka, dan pasar modal kehilangan kredibilitas dan jatuh

ke dalam kekacauan. Karena itu, kerangka kerja pemerintahan untuk perusahaan dan

akuntansi profesional telah berubah selamanya.

Konflik kepentingan terjadi ketika penilaian independen seseorang mulai goyah,

atau mungkin telah goyah, dari membuat keputusan demi kepentingan yang terbaik

bagi orang lain yang bergantung pada penilaian keputusan tersebut. Seorang eksekutif

atau karyawan diharapkan untuk membuat keputusan demi kepentingan terbaik

perusahaan. Seorang direktur secara hukum diharapkan untuk membuat keputusan yang

terbaik untuk perusahaan dan pemegang saham, dan melakukannya dengan strategis

sehingga tidak membahayakan dan mungkin diharapkan akan memperoleh keuntungan

yang akan datang untuk pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya dan kepentingan

umum. Seorang akuntan profesional diharapkan untuk membuat keputusan untuk

kepentingan umum.

Para pembuat keputusan biasanya memiliki prioritas tugas mereka yang diharapkan

untuk dipenuhi, dan konflik kepentingan membingungkan dan mengalihkan perhatian

PotentialActual

Decision Point

Non-existent Apparent

Imaginary

Page 5: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

pengambil keputusan dari tugas tersebut, yang mengakibatkan legitimasi kerugian bagi

harapan mereka yang tidak terpenuhi.

Situasi pada gambar diatas, di mana pembuat keputusan (D) "memiliki konflik

kepentingan jika, dan hanya jika, (1) D adalah dalam hubungan dengan yang lain (P)

yang meminta D untuk melakukan penilaian terhadap kepentingan P dan (2) D memiliki

kepentingan khusus yang akan mengganggu penilaian yang tepat dalam hubungan itu.

Suatu konflik kepentingan adalah berpotensi jika, dan hanya jika D belum berada dalam

situasi di mana D harus (atau, paling tidak, seharusnya) membuat keputusan itu. Suatu

konflik kepentingan adalah aktual jika, dan hanya jika, D berada dalam situasi di mana

D harus (atau, paling tidak, seharusnya) membuat keputusan itu. Kadang-kadang

konflik kepentingan yang semu digunakan, tetapi hal itu keliru karena mengacu pada

suatu situasi di mana sebenarnya tidak terdapat konflik kepentingan, meskipun sebagai

akibat dari kurangnya informasi selain D maka akan dibenarkan dalam menyimpulkan

(namun tentatif) yang dimiliki oleh D.

Sesuatu yang khusus atau konflik kepentingan bisa mencakup, “berbagai macam

kepentingan, kesetiaan, emosi, atau berbagai macam situasi yang menyebabkan

penilaian D (dalam situasi tersebut) kurang dapat diandalkan. Kepentingan masalah

keuangan dan hubungan keluarga adalah sumber yang paling umum dari timbulnya

konflik kepentingan.

Keprihatinan atas konflik kepentingan berasal dari:

• Dalam kenyataan bahwa orang-orang yang mengandalkan keputusan D mungkin

akan dirugikan jika D tidak merespon atau memberikan kompensasi

• Jika D tahu atau seharusnya tahu, tetapi tidak memberitahu P, maka D adalah

melakukan penipuan

• Jika penilaian D akan kurang dapat diandalkan daripada biasanya.

3. Sebutkan dan jelaskan serta berikan contoh ancaman dan pencegahan yang

berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi akuntan!

Jawaban:

Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.

Ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Page 6: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

1) Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat dari

kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya dari Praktisi maupun anggota

keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari Praktisi. Contoh situasi:

a) Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien atas

suatu kepentingan keuangan.

b) Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa profesional yang

diperoleh dari suatu klien.

c) Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien.

d) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien.

e) Peluang kerja yang potensial di klien.

f) Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan perikatan

assurance.

g) Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance maupun

direksi atau pejabatnya.

2) Ancaman telaah-pribadi, yaitu ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang

diberikan sebelumnya harus dievaluasi kembali oleh Praktisi yang bertanggung

jawab atas pertimbangan tersebut. Contoh situasi:

a) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali

hasil pekerjaan Praktisi.

b) Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi

dalam perancangan atau pengimplementasiannya.

c) Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk

menghasilkan catatan yang akan menjadi hal pokok (subject matter) dari

perikatan.

d) Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah menjabat,

sebagai direksi atau pejabat klien.

e) Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah

dipekerjakan, oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh

langsung dan signifikan atas hal pokok dari perikatan.

Page 7: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

f) Pemberian jasa profesional kepada klien assurance yang dapat memengaruhi

hal pokok dari perikatan assurance.

3) Ancaman advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap

atau pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya

dari Praktisi tersebut. Contoh situasi:

a) Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa (“Emiten”)

yang merupakan klien audit laporan keuangan.

b) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau

perselisihan dengan pihak ketiga.

c) Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi terlalu

bersimpati terhadap kepentingan pihak lain sebagai akibat dari kedekatan

hubungannya; dan

d) Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk

bersikap objektif.

4) Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati

terhadap kepentingan pihak lain sebagai akibat dari kedekatan hubungannya.

Contoh situasi:

a) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota

keluarga dekat dari direktur atau pejabat klien.

b) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota

keluarga dekat dari karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh

langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan.

c) Mantan rekan KAP atau Jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau

karyawan klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan

terhadap hal pokok dari perikatan.

d) Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien,

kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan.

e) Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau

Jaringan KAP dengan klien assurance.

5) Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk

bersikap objektif. Contoh situasi:

a) Ancaman atas pemutusan perikatan atau penggantian tim perikatan.

Page 8: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

b) Ancaman atas litigasi.

c) Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan tujuan

untuk mengurangi jumlah imbalan jasa profesional.

Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke

tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan

mencakup antara lain:

a) Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi;

b) Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional berkelanjutan;

c) Peraturan tata kelola perusahaan;

d) Standar profesi;

e) Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasiprofesi atau regulator;

f) Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikankewenangan hukum atas

laporan, komunikasi, atau informasiyang dihasilkan oleh Praktisi.

2) Pencegahan dalam lingkungan kerja.

Dalam lingkungan kerja, pencegahan yang tepat sangat beragam, tergantung dari

situasinya. Pencegahan lingkungan kerja terdiri dari pencegahan pada tingkat

institusi dan pada tingkat perikatan. Setiap Praktisi harus menggunakan

pertimbangannya secara saksama untuk menentukan cara terbaik dalam

menghadapi ancaman yang telah diidentifikasi. Setiap Praktisi harus

mempertimbangkan juga dapat tidaknya pertimbangan tersebut diterima oleh pihak

ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang

relevan, termasuk pengetahuan mengenai signifikansi ancaman dan pencegahan

yang diterapkan. Pertimbangan tersebut dapat dipengaruhi oleh signifikansi

ancaman, sifat perikatan, dan struktur KAP atau Jaringan KAP.

4. Jelaskan mengenai analisis biaya-manfaat dari sudut pandang Utilitarianisme!

Model utilitarian menekankan pada konsekuensi yang mungkin ditimbulkan dari

suatu tindakan terhadap semua pihak yang terpengaruh baik secara langsung

maupun tidak langsung. Perspektif utilitarian menyatakan bahwa tindakan yang

benar adalah yang menunjang “kebaikan yang paling banyak bagi sebagian besar

Page 9: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN

orang”. Utilitarianisme mengharuskan bahwa analisis biaya/manfaat harus

dilakukan untuk tindakan yang memiliki maksud tertentu. Semua manfaat dan

biaya bagi semua orang yang dipengaruhi oleh tindakan tertentu perlu

dipertimbangkan untuk “mengukur derajat kemungkinan dan mengikhtisarkan hasil

neto dari semua keuntungan dikurangi semua biaya. Jika hasil neto-nya positif,

maka tindakan itu dapat diterima secara moral, jika hasilnya negatif, maka tindakan

itu tidak dapat diterima secara moral. Manfaat neto dinilai dengan memusatkan

perhatian pada serangkaian pertanyaan meliputi:

• Serangkaian tindakan apa yang dapat dilakukan?

• Apa tindakan alternatif lainnya?

• Apa kerugian dan keuantungan dari tindakan yang dapat dilakukan tersebut?

• Apakah kerugian dan keuntungan ini dapat diukur?Apakah hal itu juga dapat

dibandingkan?

• Berapa lama kerugian dan keuntungan ini dapat dirasakan?

• Kapan kerugian dan keuntungan itu terjadi?Siapa yang secara langsung

dirugikan?Siapa yang secara tidak langsung dirugikan?

• Siapa yang secara langsung diuntungkan?Siapa yang secara tidak langsung

diuntungkan?

• Apa biaya sosial dan/atau ekonomi yang terkandung pada masing-masing

tindakan alternatif itu?

• Alternatif mana yang mungkin akan memberikan keuntungan neto paling besar

bagi semua individu yang terkena dampak dari keputusan?Atau jika tidak ada

alternatif yang memberi keuntungan neto, mana yang akan memberikan

kerugian paling sedikit?

Setelah menjawab serangkaian pertanyaan tersebut, maka dapat dibuat suatu

keputusan ekonomi yang akan memberi manfaat bagi sebanyak mungkin orang.