TUGAS PERTANYAAN JAWABAN
-
Upload
randy-chandrana-dinata -
Category
Documents
-
view
625 -
download
13
Transcript of TUGAS PERTANYAAN JAWABAN
![Page 1: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
OLEH:
Tina Castanea
0906325004
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010
![Page 2: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Dalam persaingan bisnis yang ketat, bisnis yang hanya mengandalkan sikap
reaktif akan selalu ketinggalan, dan jauh lebih merugikan. Yang ideal adalah
sikap proaktif, yaitu berusaha sejauh mungkin untuk mencegah timbulnya
hal-hal yang merugikan kepentingan bisnis khususnya dalam jangka panjang
dan etika justru memberikan visi jangka panjang seperti itu. Pertanyaannya
adalah, jika begitu mengapa masih saja terdapat praktik-praktik bisnis yang
secara terang-terangan melanggar norma dan nilai-nilai moral?
Jawaban:
1) Merupakan hal yang manusiawi bahwa tidak ada seorangpun yang bersih dan
seratus persen etis dan bermoral dalam seluruh tindakannya. Itu berarti adalah
manusiawi juga bahwa masih akan tetap terjadi pelanggaran dalam dunia bisnis,
bahkan walaupun semua pelaku bisnis sudah menyadari betapa pentingnya
berbisnis secara etis dan baik. Tapi hal ini tidak berarti bahwa bisnis tidak
mengenal etika.
2) Secara khusus untuk bisnis di Indonesia, praktik bisnis yang tidak etis, tidak baik,
dan tidak fair yang sering kita temukan dalam dunis bisnis kita sesungguhnya
terutama disebabkan oleh adanya peluang yang diberikan oleh sistem ekonomi dan
politik kita. Artinya, dalam situasi dimana perusahaan yang menang adalah
perusahaan yang mencari jalan pintas dengan mencari monopoli, hak istimewa,
perlindungan istimewa, kolusi, dan seterusnya dari pemerintah, serta memanfaatkan
jalur-jalur nepotisme yang ada, maka akan sulit untuk bisa menegakkan praktik
bisnis yang etis dan baik. Dalam situasi seperti itu, semua pelaku bisnis yang
berkemauan baik untuk berbisnis secara baik akan dianggap gila. Bagi perusahaan
besar yang bisa kuat bertahan dengan visi moralnya, memang tidak akan menjadi
masalah yang besar. Namun bagi perusahaan lain memang akan sulit bertahan.
Karena itu, ramai-ramai pelaku bisnis berusahaan mencari koneksi, kolusi,
monopoli, dan seterusnya melalui permainan dan manipulasi kotor yang merusak
iklim dan praktik bisnis. Dengan kata lain, kesadaran mengenai pentingnya
berbisnis secara baik dan etis belum memadai kalau tidak disertai oleh sistem
ekonomi politik yang memberlakukan peraturan bisnis yang baik disertai dengan
aparat pemerintah yang siap bersikap tegas dan netral tanpa pandang bulu kepada
siapa saja yang melanggar hak dan kepentingan pihak lain. Hanya kalau pemerintah
![Page 3: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/3.jpg)
benar-benar bertindak sebagai wasit yang netral berdasarkan aturan main yang fair,
objektif, dan rasional, kesadaran mengenai pentingnya bisnis yang baik dan etis
akan terwujud dalam praktik bisnis yang memang baik dan etis, terlepas dari
kenyataan bahwa masih tetap ada juga pelanggaran di sana sini yang memang
manusiawi.
3) Ada kemungkinan lain bahwa praktik bisnis tertentu melanggar norma dan nilai
moral tertentu karena pelakunya berada dalam keadaan terpaksa. Artinya, dia sadar
betul bahwa apa yang dilakukannya jelas melanggar etka, tetapi terpaksa
dilakukannya karena alasan-alasan tertentu yang masuk akal dan dapat diterima.
Kalau ini terjadi, sesungguhnya praktik tersebut tidak perlu dikutuk melainkan
dapat dimaklumi, kendati dari segi hukum pelakunya bisa saja tetap dituntut.
2. Benturan kepentingan (conflict of interests) telah menjadi suatu topik skandal
yang ekstrim dalam beberapa kasus dimana karyawan, agen, dan para
profesional gagal untuk melakukan penilaian yang tepat untuk prinsipal
mereka. Konflik kepentingan ini sering kali menjadi sumber seseorang
bertindak tidak etis. Jelaskan gambar conflict of interest for a decision maker
berikut ini!
A decision maker (D) “has a conflict of interest if, and only if, (1) D is in a relationship with another (P) requiring D
to exercise judgement in P’s behalf and (2) D has a special interest tending to interfere with the
proper exercise of judgement in that relationship.
Decision Maker(D) has a duty to
act/judge in P’s best interest
SpecialNon-P Interests
P’s Satisfaction based on
Fulfillment of P’s Interests
![Page 4: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/4.jpg)
Sumber: Brooks, Ch. 5 (2004)
Jawaban:
Dalam beberapa kasus seperti kegagalan Enron, senior officers, pengacara, dan
akuntan profesional bertindak untuk kepentingan diri sendiri daripada untuk
kepentingan pemegang saham Enron. Konflik antara kepentingan diri para pembuat
keputusan dan kepentingan para pemegang saham mengganggu penilaian yang sedang
diterapkan, menyebabkan kepentingan pemegang saham harus ditundukkan untuk
kepentingan diri dari para pengambil keputusan. Akibatnya, Enron dinyatakan pailit,
investor kehilangan savings mereka, dan pasar modal kehilangan kredibilitas dan jatuh
ke dalam kekacauan. Karena itu, kerangka kerja pemerintahan untuk perusahaan dan
akuntansi profesional telah berubah selamanya.
Konflik kepentingan terjadi ketika penilaian independen seseorang mulai goyah,
atau mungkin telah goyah, dari membuat keputusan demi kepentingan yang terbaik
bagi orang lain yang bergantung pada penilaian keputusan tersebut. Seorang eksekutif
atau karyawan diharapkan untuk membuat keputusan demi kepentingan terbaik
perusahaan. Seorang direktur secara hukum diharapkan untuk membuat keputusan yang
terbaik untuk perusahaan dan pemegang saham, dan melakukannya dengan strategis
sehingga tidak membahayakan dan mungkin diharapkan akan memperoleh keuntungan
yang akan datang untuk pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya dan kepentingan
umum. Seorang akuntan profesional diharapkan untuk membuat keputusan untuk
kepentingan umum.
Para pembuat keputusan biasanya memiliki prioritas tugas mereka yang diharapkan
untuk dipenuhi, dan konflik kepentingan membingungkan dan mengalihkan perhatian
PotentialActual
Decision Point
Non-existent Apparent
Imaginary
![Page 5: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/5.jpg)
pengambil keputusan dari tugas tersebut, yang mengakibatkan legitimasi kerugian bagi
harapan mereka yang tidak terpenuhi.
Situasi pada gambar diatas, di mana pembuat keputusan (D) "memiliki konflik
kepentingan jika, dan hanya jika, (1) D adalah dalam hubungan dengan yang lain (P)
yang meminta D untuk melakukan penilaian terhadap kepentingan P dan (2) D memiliki
kepentingan khusus yang akan mengganggu penilaian yang tepat dalam hubungan itu.
Suatu konflik kepentingan adalah berpotensi jika, dan hanya jika D belum berada dalam
situasi di mana D harus (atau, paling tidak, seharusnya) membuat keputusan itu. Suatu
konflik kepentingan adalah aktual jika, dan hanya jika, D berada dalam situasi di mana
D harus (atau, paling tidak, seharusnya) membuat keputusan itu. Kadang-kadang
konflik kepentingan yang semu digunakan, tetapi hal itu keliru karena mengacu pada
suatu situasi di mana sebenarnya tidak terdapat konflik kepentingan, meskipun sebagai
akibat dari kurangnya informasi selain D maka akan dibenarkan dalam menyimpulkan
(namun tentatif) yang dimiliki oleh D.
Sesuatu yang khusus atau konflik kepentingan bisa mencakup, “berbagai macam
kepentingan, kesetiaan, emosi, atau berbagai macam situasi yang menyebabkan
penilaian D (dalam situasi tersebut) kurang dapat diandalkan. Kepentingan masalah
keuangan dan hubungan keluarga adalah sumber yang paling umum dari timbulnya
konflik kepentingan.
Keprihatinan atas konflik kepentingan berasal dari:
• Dalam kenyataan bahwa orang-orang yang mengandalkan keputusan D mungkin
akan dirugikan jika D tidak merespon atau memberikan kompensasi
• Jika D tahu atau seharusnya tahu, tetapi tidak memberitahu P, maka D adalah
melakukan penipuan
• Jika penilaian D akan kurang dapat diandalkan daripada biasanya.
3. Sebutkan dan jelaskan serta berikan contoh ancaman dan pencegahan yang
berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi akuntan!
Jawaban:
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.
Ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
![Page 6: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/6.jpg)
1) Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat dari
kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya dari Praktisi maupun anggota
keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari Praktisi. Contoh situasi:
a) Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien atas
suatu kepentingan keuangan.
b) Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa profesional yang
diperoleh dari suatu klien.
c) Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien.
d) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien.
e) Peluang kerja yang potensial di klien.
f) Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan perikatan
assurance.
g) Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance maupun
direksi atau pejabatnya.
2) Ancaman telaah-pribadi, yaitu ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang
diberikan sebelumnya harus dievaluasi kembali oleh Praktisi yang bertanggung
jawab atas pertimbangan tersebut. Contoh situasi:
a) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali
hasil pekerjaan Praktisi.
b) Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi
dalam perancangan atau pengimplementasiannya.
c) Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk
menghasilkan catatan yang akan menjadi hal pokok (subject matter) dari
perikatan.
d) Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah menjabat,
sebagai direksi atau pejabat klien.
e) Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah
dipekerjakan, oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh
langsung dan signifikan atas hal pokok dari perikatan.
![Page 7: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/7.jpg)
f) Pemberian jasa profesional kepada klien assurance yang dapat memengaruhi
hal pokok dari perikatan assurance.
3) Ancaman advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap
atau pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya
dari Praktisi tersebut. Contoh situasi:
a) Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa (“Emiten”)
yang merupakan klien audit laporan keuangan.
b) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau
perselisihan dengan pihak ketiga.
c) Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi terlalu
bersimpati terhadap kepentingan pihak lain sebagai akibat dari kedekatan
hubungannya; dan
d) Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk
bersikap objektif.
4) Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati
terhadap kepentingan pihak lain sebagai akibat dari kedekatan hubungannya.
Contoh situasi:
a) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari direktur atau pejabat klien.
b) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh
langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan.
c) Mantan rekan KAP atau Jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau
karyawan klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan
terhadap hal pokok dari perikatan.
d) Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien,
kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan.
e) Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau
Jaringan KAP dengan klien assurance.
5) Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk
bersikap objektif. Contoh situasi:
a) Ancaman atas pemutusan perikatan atau penggantian tim perikatan.
![Page 8: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/8.jpg)
b) Ancaman atas litigasi.
c) Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan tujuan
untuk mengurangi jumlah imbalan jasa profesional.
Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan
mencakup antara lain:
a) Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi;
b) Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional berkelanjutan;
c) Peraturan tata kelola perusahaan;
d) Standar profesi;
e) Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasiprofesi atau regulator;
f) Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikankewenangan hukum atas
laporan, komunikasi, atau informasiyang dihasilkan oleh Praktisi.
2) Pencegahan dalam lingkungan kerja.
Dalam lingkungan kerja, pencegahan yang tepat sangat beragam, tergantung dari
situasinya. Pencegahan lingkungan kerja terdiri dari pencegahan pada tingkat
institusi dan pada tingkat perikatan. Setiap Praktisi harus menggunakan
pertimbangannya secara saksama untuk menentukan cara terbaik dalam
menghadapi ancaman yang telah diidentifikasi. Setiap Praktisi harus
mempertimbangkan juga dapat tidaknya pertimbangan tersebut diterima oleh pihak
ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang
relevan, termasuk pengetahuan mengenai signifikansi ancaman dan pencegahan
yang diterapkan. Pertimbangan tersebut dapat dipengaruhi oleh signifikansi
ancaman, sifat perikatan, dan struktur KAP atau Jaringan KAP.
4. Jelaskan mengenai analisis biaya-manfaat dari sudut pandang Utilitarianisme!
Model utilitarian menekankan pada konsekuensi yang mungkin ditimbulkan dari
suatu tindakan terhadap semua pihak yang terpengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung. Perspektif utilitarian menyatakan bahwa tindakan yang
benar adalah yang menunjang “kebaikan yang paling banyak bagi sebagian besar
![Page 9: TUGAS PERTANYAAN JAWABAN](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081718/5571f7e749795991698c3deb/html5/thumbnails/9.jpg)
orang”. Utilitarianisme mengharuskan bahwa analisis biaya/manfaat harus
dilakukan untuk tindakan yang memiliki maksud tertentu. Semua manfaat dan
biaya bagi semua orang yang dipengaruhi oleh tindakan tertentu perlu
dipertimbangkan untuk “mengukur derajat kemungkinan dan mengikhtisarkan hasil
neto dari semua keuntungan dikurangi semua biaya. Jika hasil neto-nya positif,
maka tindakan itu dapat diterima secara moral, jika hasilnya negatif, maka tindakan
itu tidak dapat diterima secara moral. Manfaat neto dinilai dengan memusatkan
perhatian pada serangkaian pertanyaan meliputi:
• Serangkaian tindakan apa yang dapat dilakukan?
• Apa tindakan alternatif lainnya?
• Apa kerugian dan keuantungan dari tindakan yang dapat dilakukan tersebut?
• Apakah kerugian dan keuntungan ini dapat diukur?Apakah hal itu juga dapat
dibandingkan?
• Berapa lama kerugian dan keuntungan ini dapat dirasakan?
• Kapan kerugian dan keuntungan itu terjadi?Siapa yang secara langsung
dirugikan?Siapa yang secara tidak langsung dirugikan?
• Siapa yang secara langsung diuntungkan?Siapa yang secara tidak langsung
diuntungkan?
• Apa biaya sosial dan/atau ekonomi yang terkandung pada masing-masing
tindakan alternatif itu?
• Alternatif mana yang mungkin akan memberikan keuntungan neto paling besar
bagi semua individu yang terkena dampak dari keputusan?Atau jika tidak ada
alternatif yang memberi keuntungan neto, mana yang akan memberikan
kerugian paling sedikit?
Setelah menjawab serangkaian pertanyaan tersebut, maka dapat dibuat suatu
keputusan ekonomi yang akan memberi manfaat bagi sebanyak mungkin orang.