Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

46
Tugas Pendidikan Multikultural Tugas Pendidikan Multikultural Unit 7 Unit 7 PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA Subunit 2 Subunit 2 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA Kelas 3C Kelompok 16 Niko Indrayana (2014004020) Khabibah Saniya R (2014004080)

Transcript of Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Page 1: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Tugas Pendidikan MultikulturalTugas Pendidikan MultikulturalUnit 7Unit 7

PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYAPEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYASubunit 2Subunit 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYAPENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA

Kelas 3CKelompok 16

Niko Indrayana (2014004020)

Khabibah Saniya R (2014004080)

Page 2: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Perluasan Konsepsi Teori Belajar Kultural dikaitkan dengan Pembelajaran Berbasis Budaya. Teori belajar kultural menghendaki agar dalam proses pembelajaran individu dilibatkan secara aktif dalam suatu setting sosial dan interaksi sosial. Dengan demikian, proses pembelajaran harus memberikan tempat bagi nilai-nilai budaya. Pendidikan merupakan salah satu saluran untuk mewariskan budaya pada generasi muda. Penyelenggaraan pendidikan harus berjalan dinamis mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman, tetapi tetap meneguhkan arti penting kebudayaan sebagai karakteristik bangsa.

Page 3: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Koentjoroningrat menyatakan bahwa budaya adalah ‘daya dari budi’ yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut (Sujarwa, 2010: 28). Budaya bisa diikuti secara menyeluruh oleh warga masyarakat (universe), atau hanya diikuti oleh suatu kelompok secara khusus (speciality). Ini sama halnya dengan bahwa budaya dapat dilihat dari wilayah berlakunya, yakni budaya dalam lingkup makro, dan budaya dalam lingkup mikro.

Page 4: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Budaya dalam lingkup makro, menunjuk pada budaya yang dimiliki dan dianut oleh kelompok masyarakat tertentu dalam cakupan wilayah yang luas. Wilayah disini tidak hanya mengarah pada wilayah dalam artian tempat, tetapi juga meliputi wilayah dalam artian orang-orang yang menganutnya

Page 5: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Contoh budaya dalam cakupan makro, yakni: budaya masyarakat Jawa, budaya Sumatera, budaya masyarakat urban, dan lain sebagainya. Budaya dalam lingkup mikro, menunjuk pada budaya yang dimiliki dan dianut oleh kelompok masyarakat tertentu dalam cakupan wilayah yang sempit. Misalnya budaya sekolah, yang hanya berlaku di sekolah tersebut, dimana kondisi pola hubungan, kebiasaan-kebiasaan, tata aturan yang dimiliki bisa jadi berbeda dengan sekolah yang lain.

Page 6: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Lebih sempit lagi, yakni budaya individu. Kaitannya dengan teori belajar kultural adalah prakarsa belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh individual culture (kultural individu) yang besangkutan. Individual culture terbentuk dari pola asuh dan pola didik seseorang dalam lingkungan keluarganya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor perkembangan individu

Page 7: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Pada kenyataannya, periode sekolah akan memisahkan seseorang dari komunitas budayanya, karena sekolah memiliki budaya sendiri. Di lain sisi, mata pelajaran yang diajarkan di sekolah juga memperkenalkan budaya lain (atau bahkan bertentangan) dengan tradisi budaya komunitasnya. Tidak heran, jika pada akhirnya, dampak dari proses pendidikan formal adalah siswa atau lulusan, tidak dapat menghargai bentuk pengetahuan dan kekayaan tradisional dalam komunitas budayanya. Hal ini terutama karena jarang ada sekolah atau guru yang mau atau mampu mengintegrasikan tradisi budaya siswa, dengan mata pelajaran yang diajarkannya.

Page 8: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Situasi tersebut merupakan gambaran umum yang terjadi karena, proses pendidikan formal sebagai proses pembelajaran ditempatkan terpisah dari proses akulturasi, dan terpisah dari konteks suatu komunitas budaya.

Di samping itu, banyak juga orang yang memandang mata pelajaran disekolah memiliki tempat yang tinggi (social prestige), daripada tradisi budaya lokal yang dipandang tidak berarti dan rendah (discrimination).

Page 9: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Keadaan ini diperburuk dengan kenyataan bahwa hanya sebagian orang memiliki akses terhadap pendidikan karena berbagai kendala (sosioekonomik, geografik, waktu, kemampuan), sehingga pendidikan menjadi bersifat elit, dan disebut ivory tower. Padahal, proses pendidikan sebagai proses pembudayaan memiliki nilai hanya jika hasilnya dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang timbul dalam konteks suatu komunitas budaya, dan hanya jika lulusannya dapat berguna bagi pembangunan suatu komunitas budaya lokal, maupun nasional.

Page 10: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Proses pendidikan sebagai proses pembudayaan terjadi di mana-mana, secara formal maupun informal, dan bagi siapa saja sepanjang masa. Ini karena, pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan belajar. Budaya memberikan cara untuk mengetahui, sama seperti mata pelajaran lain memberikan cara untuk mengetahui bidang-bidang tertentu dalam kehidupan manusia. Budaya menjadi konteks tempat mata pelajaran dipelajari, serta tempat hasil pendidikan diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut. Proses pendidikan sebagai proses pembudayaan harus mampu menjadikan budaya sebagai bagian yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang ditawarkan, serta menjadikan mata pelajaran yang diperoleh siswa sebagai bagian dari budayanya, dan bagi pengembangan komunitas budayanya.

Page 11: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran (Dirjen Dikti,2004:12). Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental (mendasar dan penting) bagi pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu gagasan, dan perkembangan pengetahuan. Budaya merupakan alat yang sangat baik untuk memotivasi siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, bekerja secara kooperatif, dan mempersepsikan keterkaitan antara berbagai mata pelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya yang diintegrasikan menjadi alat bagi proses belajar.

Page 12: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Pembelajaran berbasis budaya sebagai strategi pembelajaran mendorong terjadinya proses imaginatif, metaforik, berpikir kreatif, dan juga sadar budaya.Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi sebuah metode bagi siswa untuk mentranspormasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam. Dengan demikian, siswa menciptakan makna, pemahaman, dan arti dari informasi yang diperolehnya.

Page 13: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Pengetahuan merupakan koleksi ( repertoire ) tentang pemikiran, perilaku, keterkaitan, prediksi dan perasaan, hasil transformasi dari beragam informasi yang diterimanya. Jadi, pembelajaran berbasis budaya bukan sekadar mentransfer atau menyampaikan budaya atau perwujudan budaya kepada siswa, tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan siswa mampu menciptakan makna, menembus batas imajinasi dan kretivitas untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang mata pelajaran yang dipelajarinya.

Page 14: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Pembelajaran berbasis budaya dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

1. Belajar tentang budaya Proses belajar tentang budaya sudah cukup dikenal selama ini, misalnya mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan, seni dan sastra, seni suara,melukis / menggambar, seni musik, seni drama, seni tari dan lain-lain. Mata pelajaran tersebut tidak terintegrasi dengan mata pelajaran lain, dan tidak berhubungan satu sama lain. Ada sekolah-sekolah tertentu yang menyediakan sumber belajar ( alat musik, peralatan drama dan lain-lain ) untuk mempelajari budaya sehingga sekolah tersebut akan berkembang relatif baik. Sedangkan sekolah-sekolah yang tidak memiliki sumber belajar yang memadai, pelajaran budaya menjadi mata pelajaran hafalan dari buku atau cerita guru ( yang juga belum tentu benar).

Page 15: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Dengan kondisi seperti itu, pada akhirnya, mata pelajaran budaya menjadi tidak bermakna bagi siswa, guru, sekolah, maupun pengembangan budaya dalam komunitas tempat sekolah berada. Inilah gambaran tentang ketidakberhasilan mata pelajaran budaya yang sekarang ini ada. Selanjutnya, mata pelajaran budaya, dan pengetahuan tentang budaya tidak pernah memperoleh tempat yang proporsional dalam kurikulum maupun dalam pengembangan pengetahuan secara umum. Sementara mata pelajaran lain, misalnya matematika, IPA, IPS, dianggap penting sebagai suatu bukti kemajuan negara. Maka dari itu mata pelajaran budaya menjadi semakin tersisihkan.

Page 16: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

2. Belajar dengan Budaya Terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu. Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya. Dalam belajar dengan budaya, budaya dan perwujudannya menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.

Page 17: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Misalnya: untuk memperkenalkan bentuk bilangan (bilangan positif, bilangan negatif) dalam satu garis bilangan, digunakan garis bilangan yang menggunakan Cepot (tokoh jenaka dalam wayang Sunda). Cepot akan memandu siswa berinteraksi dengan garis bilangan dan operasi bilangan dalam pembelajaran matematika.diwujudkan ketika seorang pengajar mempergunakan sempoa (alat untuk menghitung yang biasa digunakan oleh orang Tionghoa). Pengajar dapat menunjukkan kedudukan satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya serta menunjukkan cara penambahan dan pengurangan bahkan untuk perkalian dan pembagian.

Page 18: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

seorang pengajar pada saat pelajaran fisika menggunakan angklung, calung atau berbagai bentuk dan ukuran gong untuk memperkenalkan konsep bunyi, gelombang bunyi, dan gema. Guru seni suara pun bisa menggunakan angklung itu untuk memperkenalkan nada dan mengiringi lagu.

Gambar seorang anak sedang memainkan alat musik angklung

Page 19: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Gambar berbagai macam gong dan pada getombang bunyi yang terjadi. 

Dari kedua gong di atas, permukaan gong A lebih besar daripada Permukaan gong B sehingga apabila kedua gong tersebut dipukul maka besarnya intensitas (kekuatan) bunyi yang terdengar adalah berikut ini.I adalah intensitas (kekuatan) bunyi (W/m`), P adalah daya (W), dan A adalah besarnya leas permukaan gong (m).Dari persamaan tersebut terlihat bahwa semakin kecil luas permukaan gong, akan semakin kuat intensitas bunyinya. Jadi dari kedua gong di atas maka gong B memiliki intensitas terbesar. Dengan demikian, semakin besar intensitas suatu gelombang bunyi akan semakin nyaring pulalah suara yang terdengar  

Page 20: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Dalam belajar dengan budaya maka budaya dan perwujudannya menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari. Contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.

3. Belajar melalui budaya

merupakan strategi yang memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.

 

Page 21: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Belajar melalui budaya merupakan salah satu bentuk multiple representation of learning (Dirjen Dikti, 2004: 15), atau bentuk menilaian pemahaman dalam beragam bentuk. Misalnya siswa tidak perlu mengerjakan tes untuk mengerjakan topik tentang lingkungan hidup, tetapi siswa dapat membuat poster, membuat karangan, lukisan, lagu atau puisi yang melukiskan tentang lingkungan hidup. Mereka bebas mengekspresikan lewat karyanya tentang kekeringan, banjir, hutan yang gundul, gunung yang asri dan sebagainya. Dengan menganalisis produk budaya yang diwujudkan siswa, pengajar dapat menilai sejauh mana siswa memperoleh pemahaman dalam topik lingkungan, dan bagaimana siswa menjiwai topik tersebut.

Page 22: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Belajar melalui budaya memungkinkan siswa untuk memperlihatkan kedalaman pemikirannya, penjiwaannya terhadap konsep atau prinsip yang dipelajari dalam suatu mata pelajaran, serta imajinasi kreatifnya dalam mengekspresikan pemahamannya. Belajar melalui budaya dapat dilakukan di sekolah dasar, sekolah menengah atau pun perguruan tinggi, dan dalam mata pelajaran apa pun.

4. Belajar berbudayaMerupakan bentuk mengejawantahan budaya itu dalam perilaku nyata sehari-hari siswa. Misalnya, anak dibudayakan untuk selalu menggunakan bahasa Krama Inggil pada hari Sabtu melalui Program Sabtu Budaya.

Page 23: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Bentuk dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam Bentuk dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pembelajaran Berbasis Budaya Pembelajaran Berbasis Budaya

Wujud budaya itu dapat berupa wujud idiil (adat tata kelakuan) yang abstrak yang terletak di alam pikiran masyarakat. Wujud kedua adalah sistem sosial mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sifatnya kongkrit, bisa diobservasi. Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit dan berupa benda yang dapat diraba dan dilihat. Ketiga wujud dari kebudayaan di atas dalam kenyataan kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lain.

Page 24: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

BENTUK-BENTUK BUDAYA DAERAH ITU DAPAT BERUPA

cerita daerah (misalnya Malin Kundang, Rara Mendut, asal nama kota Banyuwangi),

Tari-tarian (Tari Kancet Papatai / Tari Perang Suku Dayak)

Tembang/lagu-lagu daerah (Ilir-ilir, Sluku-sluku bathok),

Permainan (benthik, Jamuran, dakon) Seni pertunjukan (wayang, ketoprak, reog ponorogo) Kebiasaan/tradisi setempat (tahlil, yasinan, bersih

deso, tradisi larung sesaji, sekaten) Benda-benda dan makna filosofisnya (mandau,

perisai,keris,dan benda-benda tradisional lainnya). Pakaian (setiap daerah memiliki pakaian daerah

masing-masing)

Page 25: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Gambar Tari Kancet Papatai / Tari Perang Suku Dayak)

Gambar permainan tradisonal jamuran dan dakon

Page 26: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Gambar pertunjukan wayang kulit

Gambar pertunjukan ketoprak dan reog ponorogo

Page 27: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Gambar tradisi bersih desa,larung sesaji,dan sekaten

Page 28: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Gambar perisai Gambar mandau

Gambar keris

Page 29: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Gambar Pakaian Adat Tradisional Daerah Sumatera Selatan

Gambar Pakaian AdatTradisional Daerah Bengkulu

Pakaian Adat Jawa Tengah

Page 30: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Nilai-nilai yang terdapat dalam budaya daerah sangat beragam tergantung pada bentuk yang ada. Nilai-nilai ini memiliki kearifan budaya yang dapat dikembangkan dan dilakukan upaya pembelajarannya. Sekedar contoh saja, nilai-nilai yang terdapat pada budaya daerah itu antara lain:

1. Nilai-nilai yang terdapat pada cerita daerah ◦ Kepatuhan dan penghormatan pada orang tua

(Malin Kundang) ◦ Emansipasi wanita (Rara mendut) ◦ Kesetiaan seorang istri/wanita (Banyuwangi)

Page 31: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

2. Tari ◦ - Kepahlawan, kelincahan, kegesitan, dan

semangat. (Tari Kancet Pepatay suku Dayak Kenyah, Tari Cakalele Maluku Utara).

◦ - Spiritual (Tari Kecak Bali, Tari Saman Aceh, Tari Bedhaya Ketawang)

◦ - Kesabaran ,penghormatan (Tari Makan Sirih atau tari persembahan Riau)

◦ - Sopan Santun,memuliakan orang lain (Tari Zapin Melayu)

3. Tembang/Lagu-lagu daerah ◦ - Religius (Ilir-ilir) ◦ - Kegembiraan (Sluku sluku bathok)

Page 32: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

- Mengajarkan rendah hati ,tidak sombong (gundul-gundul pacul)

- Kedisiplinan (jamuran) - Solidaritas,penghargaan terhadap alam semesta

(Padhang Rembulan) - Hormat dan santun (Jaranan)

4. Permainan ◦ - Kelenturan, kecermatan, kegesitan (benthik) ◦ - Kebersamaan/kerjasama (jamuran) ◦ - Bekerja keras (engklek atau suda manda)◦ - Kecepatan, kesabaran, dan daya pikir dalam

bertaktik.(benteng)

Page 33: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

- Kekompakan,strategi,pertahanan (gobak sodor atau galasin)

-  Kerja keras, keuletan dan sportivitas (egrang bambu) - Kekuatan atau Kecakapan ( gobag bunder, bangkat,

benthik, uncal, jelungan, obrong, tembung, bandulan, genukan)

- Melatih Pancaindra (gatheng, dhakon, macanan, sumbar suru, sumbar manuk, sumbar dulit, kubuk, adu kecik, klereng, jirak bengket, pathon, dhakepan, layang-layang)

Page 34: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

5. Seni Pertunjukan ◦- Tuntunan (ketoprak dan wayang) ◦- Ketuhanan, heroisme, keindahan (wayang)◦- Sejarah (Ludruk)

6. Kebiasaan/tradisi ◦- Religius (sekaten, tahlil, yasinan) ◦- keselarasan, keserasian dan keseimbangan

(bersih deso, larung sesaji) 7. Benda-benda dan makna filsofisnya

- Harga diri (Celurit Madura) - Kepahlawanan dan kekuatan (mandau, perisai dan

baju perang, alat musik Sampe dari Suku Dayak).

Page 35: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

- Kehormatan, keberanian dan ketuhanan (Rencong Aceh) - Kebersamaan, kerukunan dan harmoni (rumah Gadang) - Kehormatan, kedewasaan, keperkasaan dan nilai spiritual

(Keris) - Jati diri,mistik (Batik)

8. Pakaian

Pakaian adalah kulit sosial dari kebudayaan kita. Pakaian adalah perpanjangan tubuh yang menghubungkan sekaligus memisahkan antara tubuh dan dunia luar.

Page 36: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Nilai –nilai yang terkandung dari sebuah pakaian :

◦- identitas, status, hierarki, gender dan ekspresi cara hidup (pakaian adat semua daerah)

◦- ekspresi cara hidup tertentu (koteka). ◦- hubungan kekuasaan (pakaian

pengantin/pakaian raja) ◦- Perbedaan dalam pandangan sosial, politik

dan religius (pakaian umroh,jilbab)

Page 37: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Nilai-nilai yang terdapat dalam budaya daerah : - Kepatuhan dan penghormatan pada orang tua - Emansipasi wanita - Kesetiaan seorang istri/wanita - Kepahlawan, kelincahan, kegesitan, dan semangat. - Religius - Kegembiraan - Kelenturan, kecermatan, kegesitan - Kebersamaan/kerjasama - Tuntunan/petuah - Ketuhanan, heroisme, keindahan

Page 38: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

- Keselarasan, keserasian dan keseimbangan - Kepahlawanan dan kekuatan - Kebersamaan, kerukunan dan harmoni - Kehormatan, keberanian dan ketuhanan

Page 39: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Model Pembelajaran berbasis budaya1)Model Pembelajaran berbasis berbasis budaya melalui permainan tradisional dan lagu-lagu daerah.

Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional dan lagu-lagu daerah (demokrasi, pendidikan, kepribadian, keberanian, kesehatan,persatuan, moral)

.

Page 40: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Contoh-contoh permainan tradisional :

dhakon(congklak),gobag sodor,benteng, egrang bambu,engklak,bandhulan,genukan(kelereng),jamuran,benthik,galasin(gangsing).

Gambar beberapa permainan tradisional

Page 41: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

2) Model Pembelajaran berbasis budaya melalui cerita rakyat. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyatdemokrasi, pendidikan,kepribadian, keberanian, kesehatan, persatuan, moral. Contoh-contoh cerita rakyat : Malin Kundang,Roro Jonggrang,Timun Mas,Keong Mas,Danau Toba,Sangkuriang,Cindelaras,Lutung Kasarung,Bawang Merah dan Bawang Putih

Gambar cerita rakyat danau toba

Page 42: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

3) Model Pembelajaran berbasis budaya melalui penggunaan alat-alat tradisional Nilai-nilai yang terkandung dalam penggunaan alat-alat tradisional (demokrasi, pendidikan, kepribadian, keberanian, kesehatan, persatuan, moral)

Contoh-contoh penggunaan alat-alat tradisional (pakaian, senjata, perabotan -dsb.).

Gambar Rencong senjata tradisional Aceh

Page 43: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Pakaian adat ulos Sumatera Utara

Perabotan tradisional indonesia

Page 44: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Pembelajaran berbasis budaya yang berlandaskan pada konstruktivisme memerlukan beragam bentuk pengukuran untuk penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar tidak semata-mata diperoleh dari siswa mengerjakan tes akhir atau tes hasil belajar yang berbentuk uraian ( terbatas ) atau obyektif saja. Konsep penilaian hasil belajar dalam pembelajaran budaya adalah beragam perwujudan (multiple representation ). Hal ini berarti hasil belajar siswa dinilai melalui beragam cara dan perwujudan; guru menggunakan beragam teknik dan alat ukur, siswa mengekspresikan keberhasilannya dalam beragam bentuk.

Page 45: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt

Teknik dan alat ukur yang digunakan adalah teknik dan alat ukur yang memungkinkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain itu, hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui cara alternatif apabila siswa memiliki keterbatasan dalam mengerjakan tes-tes tertentu. Siswa takut mengerjakan tes, tetapi sangat baik jika diminta untuk mengarang atau menulis puisi tentang hal-hal yang sudah dipelajarinya. Dengan demikian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil belajarnya dalam beragam bentuk berdasarkan karakteristiknya masing-masing.

Page 46: Tugas Pendidikan Multikultural.ppt