Tugas Parasitik

12
Tugas Parasitik Echinococcosis (hydatid disease) DISUSUN O L E H SILVIANI ANGGRAINI 0621110069 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Transcript of Tugas Parasitik

Page 1: Tugas Parasitik

Tugas Parasitik

Echinococcosis (hydatid disease)

DISUSUN

O

L

E

H

SILVIANI ANGGRAINI

0621110069

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM

2009

Page 2: Tugas Parasitik

Echinococcus granulosus

Cacing ini termasuk cacing yang kecil dari famili Taeniidae. Cacing muda dapat menginfeksi manusia yang menyebabkan hydatidosis, yang merupakan penyakit yang serius pada orang. E. granulosus menggunakan hewan karnivora sebagao hospes definitif, sedangkan mamalia lain sebagai hospes intermedier. Jenis herbivora dapat terinfeksi karena memakan rumput yang tercemar telur cacing.

Echinococcosis (hydatid disease)Echinococcosis adalah penyakit parasistik yang disebabkan oleh infestasi kista

Echinococcus granulosus atau disebut juga cacing pita anjing. Cacing ini termasuk cacing yang kecil dari famili Taeniidae. Cacing muda dapat menginfeksi manusia yang menyebabkan hydatidosis, yang merupakan penyakit yang serius pada orang. E. granulosus menggunakan hewan karnivora sebagao hospes definitif, sedangkan mamalia lain sebagai hospes intermedier. Jenis herbivora dapat terinfeksi karena memakan rumput yang tercemar telur cacing.Host definitif

Host definitif cacing ini adalah usus anjing, serigala, anjing hutan, kucing, dan

karnivora liar.

Host intermediet / perantara

Induk semang antara cacing ini adalah domba, unta, kuda dan sapi.

Deskripsi

Cacing dewasa dari genus ini sangat kecil, hanya mempunyai beberapa segmen,

tetapi larvanya adalah kista yang sangat besar, baik berupa kista hidatida (dengan

bertunas kea rah dalam) atau kista alveolar (dengan bertunas ke arah luar). Echinococcus

granulosus terdapat di usus anjing, srigala, anjing hutan, kucing dan karnivora liar.

Cacing dewasa panjangnya hanya 2-6 mm, tetapi biasanya mereka selalu tumbuh lagi

setelah proglotida terputus. Hanya terdiri dari tiga atau kadang-kadang empat segmen

pada seluruh tubuh, yang terakhir adalah proglotida bunting dan sebelumnya adalah

proglotida matang. Rostelum mempunyai 30-60 kait dalam 2 baris, yang besar 33-40

mikron dan yang kecil panjangnya 22-34 mikron. Proglotida matang mempunyai 45-65

testes yang berada di anterior dan posterior lubang kelamin yang terdapat di dekat ujung

posterior, uterus mempunyai cabang lateral. Larva adalah suatu kista hidatida, hanya

terdapat pada ungulata, dan ditemukan dalam hati, paru-paru, kadang-kadang organ lain,

termasuk tulang. Kista hidatida tumbuh perlahan memproduksi protoskoleks setelah 1-2

Page 3: Tugas Parasitik

tahun. Jika kista pecah, kista kedua di dalamnya (kapsula anakan atau pasir hidatida)

dapat membentuk kista baru.

Morfologi

o cacing dewasa panjangnya 3-6 mm, memiliki satu proglotid imatur, satu

proglotid matur dan satu proglotid gravid.

o Skoleks bulat, memiliki empat batil isap, rostelum dengan kait-kait,

mempunyai leher.

o Telur sukar dibedakan dengan telur Taenia.

o Kista hidatid terdiri atas lapisan kutikula, lapiasan germinativum dan jaringan

hospes.

Siklus Hidup

Gambar siklus hidup echinococcosis

Periode prepatent pada induk semang berlangsung 40-50 hari. Setelah itu hanya ada

satu segmen gravid sebagai gudabg penyimpanan. Oncosphore dari cacing ini memiliki

kemampuan untuk bertahan lebih lama di luar tubuh induk semang, bertahan di tanah

selama 2 tahun. Setelah tertelan oleh host intermediet, oncosphore ini akan berpenetrasi

pada dinding usus dan berjalan melalui aliran darah menuju hati, limfa atau paru-paru.

Ada dua tempat paling utama bagi perkembangan larva cacing ini tetapi secara tiba-tiba

Page 4: Tugas Parasitik

oncosphore tersebut dapat menghilang dari system sirkulasi secara umum dan

berkembang pada organ dan jaringan tubuh.

Pertumbuhan dari fase hydatid berlangsung lambat, kematangan dicapai dalam

waktu 6-12 bulan. Di hati dan paru-paru kista dari cacing ini memiliki diameter yang

mencapai lebih dari 20 cm,tempat dimana jarang ditemukan pada lubang abdomen,

ukurannya akan menjadi lebih besar dan berisikan cairan. Kapsul dari kista berisikan

membrane luar dan epitel germinal bagian dalam tempat dimana pertumbuhan kista ini

mencapai sempurna, setiap kapsul anak berisikan sejumlah skoleks.

Kadang –kadang kista betina bisa ditemukan juga dalam kista induk atau terdapat

pada bagian luarnya. Pada akhir kasusu biasanya dibawa ke bagian lain dari tubuh dan

berybah bentuk menjadu hydatid baru.

Pada domba 70% hydatid ditemukan di paru-paru, 25 % di hati, dan sisanya pada

organ lainnya. Pada kuda dan lembu lebih dari 90 % kista ditemukan di hati. Sedikit

reaksi yang bersifat lokal ditunjukkan oleh sebagian besar hewan ketika terjadi

pertambahan hydatid, yang ditemukan muncul sebagai dinding kista yang tipis, secara

perlahan menyusup ke dalam organ. Tetapi pada kuda sebuah kapsul fibrous yang tebal

berkembang mengelilingi kista-kista tersebut bisa dalam jumlah kecil tetapi dengan

ukuran yang besar seperti bola tennis, dan tampak pada liver seperti bintik-bintik putih

kecil.

Patogenesa dan Gejala Klinis

Peneyebaran penyakit dari saluran cerna lewat aliran darah menyerang hati, paru,

tulang dan otak. Larva membentuk kista tunggal yang cepat membesar. Setelah beberapa

bulan dinding kista akan berdiferensiasi menjadi lapisan dalam (internal germinal layer)

dari kista berikutnya,akibatnya kista akan semakin besar berisi cairan dan partikel parasit

yang dikenal sebagai hydatid sand. 3% kasus echinococcosis sistemik sampai otak,

dengan kista yang seliter, besar dan lokasinya superfisial.

Page 5: Tugas Parasitik

Gejala awal biasanya adalah tekanan tinggi intracranial, gejala yang ditimbulkan

larva cacing disebabkan oleh :

o desakan kista hidatid.

o Cairan kista yang dapat menimbulkan reaksi alergi.

o Pecahnya kista, cairan kista masuk ke peredaran darah dan dapat

menimbulkan renjatan anafilaktik.

Cacing pita yang dewasa tidak bersifat patogen dan dalam jumlah ribuan mungkin

ditemukan pada anjing tanpa menunjukan gejala klinis. Pada hewan domestik, hydatid

pada hati dan paru selalu bisa ditoleransi tanpa menunjukan gejala klinis, dan infeksi

utama terjadi melalui abbotoir. Oncosphere yang dibawa melalui sostim sirkulasi ke

bebebrapa tempat seperti ginjal, pancreas, saraf pusat dan rongga tulang pada tulang

panjang, tekanan yang disebabkan oleh kista yang berkembang mungkin menyebabkan

gejala klinis yang bervariasi.

Bertolak belakang dengan hewan, pada manusia yang terinfeksi sebagai host

intermediet, dimana ditemukan hydatid pada pulmo atau hati kadang-kadang

memperlihatkan gejala pathogen yang spesifik. Salah satu atau kedua bagian paru-paru

menunjukan gejala gangguan respirasi dan jika beberapa hydatid ditemukan di hati,

mungkin akan menimbulkan gejala perubahan jarak dinding abdomen yang nyata. Jika

sebuah kista mengalami rupture, bisa menyebabkan resiko kematian dari reaksi

anafilaksis dan jika pasien bertahan akan dikeluarkan kista cacing betina sebagai hasil

perkembangannya di bagian tubuh lainnya.

Penyakit yang ditimbulkan oleh kista hydatid

Kista hydatid yang terbentuk unilocular adalah tahapan ke dua dari pertumbuhan

cacing ini yang bersifat infektif terhadap anjing dan jenis karnivora lainnya sebagai host

definitive. Dimulai dengan sebuah oncosphere dengan diameter yang kurang dari 30

mikron, larva tumbuh dengan lambat dan tidak teratur dengan ukuran beberapa cm saja.

Karena manusia di masa hidup yang lama, hydatid yang subur bisa tumbuh besar dan

diinterprestasikan dengan fungsinya yang berdekatan dengan organ dan dapat menekan

organ tersebut.

Page 6: Tugas Parasitik

Hydatid diselubungi oleh membrane tetapi biasanya tidak menyerang inang, tetapi

bisa menimbulkan peradangan pada kapsul jaringan penghubung. Ruangan yang terdapat

antara host dengan parasit biasanya berisikan sebuah masa yang terang. Setiap kapsul

berisikan banyak skoleks yang berkembang dari garis germinal epitel membentuk

lembaran membrane hydatid. Bebberapa kapsul akan ruptur dan mengeluarkan skoleks

membentuk sebuah endapan yang dinamakan dengan pasir hydatid yang berada dalam

cairan hydatid.

Diagnosa

Diagnosa ditegakkan lewat pemeriksaan darah eosinofilla dan tes intradermal

(Casoni intradermal skin test) dan tes fixasi komplemen (Weinberg).

Menemukan skoleks yang dikeluarkan dari cairan kista atau dengan reaksi Casoni.

Adanya hydatid sebagai gambaran klinis jarang ditemukan pada hewan domestic

dan diagnosa spesifik tidak pernah bisa dilakukan. Pada manusia metode yang paling

umum digunakan adalah Test Serologis seperti tes fiksasi. Komplemen atau

immunoelektrophoresis. Teknologi scanning uga bisa diterapkan untuk menemukan

tempat dimana terdapatnya kista.

Diagnosa dari anjing yang terinfeksi cacing yang belum dewasa sulit dilakukan

karena segmen-segmen yang terbentuk kecil. Jika ditemukan identifikasi didasarkan pada

ukuran yang mencapai 2-3 mm, berbentuk ovoid dan memiliki lubang kelamin tunggal.

Di beberapa Negara control penyakit terhadap serangan cacing dilakukan dengan

antelmetik purgative seperti arecoline hidroclorida, dengan demikian semua cacing pita

yang terdapat dalam mucus dan bisa ditemukan dalam feses. Jika nekropsi usus kecil

dibuka dan di irigasi dengan air, maka cacing pita akan ditemukan dalam bentuk

lembaran papilla yang kecil.

Terapi

Pembedahan biasanya tidak berhasil. Pembedahan hanya berhasil pada penderita

dengan kista unilokuler di tempat yang dapat dioperasi. Pengangkatan kista saat operasi

harus hati-hati, karena bila pecah akan menyebarkan kista karena dalam kista terdapat

larva hydatid hidup. Tulang tengkorak dan vertebrata dapat rusak oleh adanya kista dan

saat operasi kista sulit diangkat secara utuh.

Page 7: Tugas Parasitik

Echinococcus lebih sulit diobati dibandingkan dengan taenia, tetapi beberapa obat

yang masih termasuk golongan praziquantel sekarang telah tersedia dengan tingkat

keefektifan yang tinggi. Setelah pengobatan disarankan untuk mengamati anjing tersebut

selama 48 jam untuk pengkoleksian dan pembuangan feses-feses dari hewan yang

terinfeksi.

Pada manusia hydatid dapat dikeluarkan dengan cara bedah walaupun obat-obat

seperti memendazole, albendazole dan praziquantel telah dilaporkan efektif untuk

pengobatan terhadap cacing ini.

Preventif

Kista hidatida pada domba dan kambing dapat ditanggulangi dengan mengobati

anjing-anjing yang terinfeksi. Selain itu anjing dan domba harus dipisahkan, hal ini tidak

mungkin dilakukan jika anjing-anjing dipakai untuk mengawal domba. Namun demikian

anjing seharusnya jangan dibiarkan makan isi perut domba. Penyemblihan domba atau

kambing di tempat-tempat yang dilengkapi fasilitas pemeriksaan dan pengapkiran daging,

dapat menolong mencegah penyebaran penyakit ini.

Pada dasarnya pengobatan yang teratur pada anjing untuk mengurangi cacing pita

yang masih muda dan pencegahan infeksi pada anjing dengan cara pengeluaran materi-

materi dari makanan diet yang berisikan hydatid. Pencegahan juga bisa dilakukan dengan

menghindarkan anjing kontak dengan abbotoir yang tercemar dan jika memungkinkan

dengan cara menyediakan tempat khusus bagi karkas di peternakan. Di beberapa Negara

tindakan preventif didukung dengan adanya undang-undang dimana pelanggaran akan

dikenakan sangsi.

Di negara dengan jalan kasus hydatid yang tidak terlalu banyak dari control

keluarnya hydatid ditemukan adanya infeksi accidental dari penghancuran potongan

anjing yang terinfeksi control rabies merupakan upaya yang baik untuk mengurangi

insiden infeksi hydatid pada manusia.

Pencegahan juga bisa dilakukan dengan memutuskan siklus hidupnya dengan

pengobatan pada host definitive baik manusia terinfeksi ataupun hewan terinfeksi. Dapat

juga dengan menghancurkan jaringan dari host intermediet yang berisikan hydatid atau

memutuskan siklus pada fase telur dari definitive ke host intermediet.

Page 8: Tugas Parasitik

DAFTAR PUSTAKA

Barger JR. The acquired immunideficiency syndrome, in Neuroimaging a companion

to Adam’s and Victor’s principles of neurology. 1st ed. New York :

McGraw Hill, 1995:p 413-434

Cameron ML, Durack DT. Helmintic Infections of the central nervous system, in

Scheld (ed.). Infections of the central nervous system. New York :

Raven Press, 1991:p. 825-58

De Almeida Magalhaes AC. Viral and nonviral Infections of the central nervous

system, in Neuroimaging a companion to Adam’s and Victor’s principles

of neurology. 1st ed. New York : McGraw Hill, 1995:p. 385-411

Levine, Norman D. 1994. Parasitologi Veteriner. Gajah Mada University Press : Yokyakarta

Martz. RD, Hoff JT. Parasitic and fungal disease of the central nervous system, in

JR (ed). Neurological surgery. 3rd ed. Vol. 9. Philadelpia : WB

Saunders, 1990:p. 3742-51

Prianto, juni dkk. 2006. Atlas Parasitologo Veteriner. Gramedia Utama : Jakarta