Tugas Pak Syamsir s2

24

Click here to load reader

description

berguna dalam mempelajari penelitian kualitatif bagi mahasiswa pasca sarjana

Transcript of Tugas Pak Syamsir s2

Page 1: Tugas Pak Syamsir s2

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MOTIVASI

a. Arti Pentingnya Motivasi dalam Pembelajaran

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang bermakna

bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku

manusia.1 Motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan,

intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan

konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat,

konsep diri, sikap dan sebagainya. 2Para pakar psikologi motivasi melakukan

penelitian, apa yang mereka teliti ? semua teori motivasi memiliki objektif yang

sama yaitu masing-masing coba menjelaskan mengapa manusia melakukan apa

yang mereka lakukan.

Dalam proses pembelajaran dikenal adanya motivasi belajar. Motivasi

belajar merupakan motivasi yang di terapkan dalam kegiatan belajar mengajar

dengan keseluruhan pengerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan.

Motivasi belajar merupakan peranan penting dalam memberi rangsangan,

semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga mempunyai motivasi tinggi,

mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Motivasi dan pembelajaran adalah dua hal yang saling mempengaruhi.

Pembelajaran adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan

pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebgai hasil penguatan yang di landasi

untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan salah satu determainan penting

dalam proses pembelajaran, seseorang siswa tidak mempunyai motivasi untuk

belajar, maka tidak akan mungkin aktivitas belajar terlaksana dengan baik,

1 Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, 2009 ( Ciputat, Gaung Persada (GP) Press), cet.pertama, hal. 180.

2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, 2010 ( Jakarta, Rineke Cipta ), cet. Kelima, hal.170.

1

Page 2: Tugas Pak Syamsir s2

sedang bagi guru (pendidik) apabila tidak mempunyai motivasi untuk mengajar

ilmunya kepada siswa juga tidak aka nada proses pembelajaran.

Motivasi pembelajaran adalah daya pengerak dari dalam diri individu

untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan serta pengalaman. Motivasi itu timbul karena adanya keinginan

untuk bisa mengetahui dangan memahami sesuatu dan mendorong serta

mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan

termotivasi untuk mencapai prestasi.

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar

adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman

sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang di landasi untuk

mencapai tujuan. Motivasi belajar bisa timbul karena factor instrinsik atau

factor dari dalam diri manusia yang di sebabkan oleh dorongan atau keinginan

akan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita. Factor ekstrinsik juga

mempengaruhi dalam motivasi belajar. Factor ekstrinsik berupa adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang menyenangkan, dan kegiatan belajar

yang menarik.3

Ada bermacam-macam teori motivasi, salah satu teori yang terkenal

kegunaanya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang di kembangkan

oleh Maslow. Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia di bangkitkan dan

di arahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini (yang

memotivasi tingkah laku seseorang ) di bagi oleh maslow ke dalam 4 kategori

yaitu :

1. Fisiologis

Ini merupakan kebutuhan kebutuhan manusia yang paling dasar,

meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang

penting untuk mempertahankan hidup.Kebutuhan fisiologis ini

sangatlah penting dalam manusia, karena kebutuhan inilah yang akan

memberikan motivasi yang sangat berlebih buat kehidupan manusia.

3 Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, 2009 ( Ciputat, Gaung Persada (GP) Press), cet.pertama, hal. 180-181.

2

Page 3: Tugas Pak Syamsir s2

2. Rasa aman

Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan, dan lingkungan yang

dapat di ramalkan, ketidakpastian, ketidakadilan, keterancaman, akan

menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.

3. Rasa cinta

Ini merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang lain

4. Penghargaan

Ini merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, di hargai, di kagumi,

di hormati oleh orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan

kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat dan lain sebgainya.

5. Aktualisasi diri

Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri

sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang di milikinya.

6. Mengetahui dan mengerti

Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin

tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan

keterangan-keterangan, dan untuk mengerti sesuatu.

7. Kebutuhan estetik

Kebutuhan ini di manifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan,

keseimbangan, dan kelengkapan dari suatu tindakan.

Bila teori maslow ini diterapkan dalam suasana pengajaran, maka pengajar akan

dapat melihat motif yang berbeda-beda yang mendasari tingkah laku masing-

masing siswanya yang wujudnya mungkin sama.4 Sebagian siswa berusaha

mencapai prestasi yang maksimal untuk mendapatkan penerimaan dari guru atau

orang tuanya.

4 Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,2010, (Jakarta, Rineka Cipta), cet.kelima, hal. 171-172

3

Page 4: Tugas Pak Syamsir s2

b. Peranan Motivasi Dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang

individu (jasmani dan rohani), kegiatan pembelajaran tidak pernah di lakukan

tanpa adanya dorongan atau motivasi yang kuat dari dalam diri individu

ataupun dari luar individu yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran, tidak ada kegiatan pembelajaran tanpa motivasi, oleh karena itu

motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam mencapai tujuan atau hasil

dari pembelajaran. Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran sebagai

berikut :

1. Peran motivasi sebagai motor pengerak atau pendorong kegiatan

pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor pengerak

utama bagi siswa untuk belajar, baik berasal dari dirinya (internal) maupun

dari luar diri(eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran.

2. Peran motivasi meperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan

suatu tujuan, tanpa adanya suatu tujuan maka tidak aka nada motivasi

seseorang. Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting dalam

mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal.

3. Peran motivasi menyelesaikan arah perbuatan. Di sini motivasi dapat

berperan menyeleksi arah perbuatan bagi siswa apa yang harus di kerjakan

guna mencapai tujuan.

4. Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan

pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa

sedangkan motivasi eksternal siswa dalam pembelajaran umumnya di

dapatkan dari guru. Jadi dua motivasi ini harus di sinergikan dalam kegiatan

pembelajaran, apabila siswa ingin meraih hasil yang baik.

5. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam pembelajaran. Seorang siswa

yang telah termotivasi untuk belajar, tentu dia akan berusaha seoptimal

mungkin untuk belajar dengan tekun. Dengan harapan mendapatkan hasil

yang baik dan lulus.

4

Page 5: Tugas Pak Syamsir s2

6. Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam

pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya

prestasi seseorang siswa selalu di hubungkan tinggi rendahnya motivasi

belajar seseorang siswa tersebut.

c. Strategi Pendidik Memotivasi Peserta Didik Untuk Belajar

Dalam proses pembelajaran motivasi belajar siswa dapat dianalogikan

sebagai bahan bakar yang dapat mengerakkan mesinya. Motivasi yang baik dan

memadai dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan dapat

meningkatkan prestasi belajar di kelas.

Beberapa strategi motivasi yang dapat di lakukan dalam pembelajaran

sebagai berikut :

1. Memberikan penghargaan dengan mengunakan kata-kata, seperti ucapan

bagus sekali, hebat dan menakjubkan.

2. Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk belajar lebih giat.

3. Menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Rasa

ingin tahu dapat di timbulkan oleh suasana yang mengejutkan atau tiba-tiba.

4. Mengadakan permainan dan mengunakan stimulus.

5. Menumbuhkan persaingan dalam diri peserta didik .

6. Memberikan contoh yang positif, artinya dalam memberikan pekerjaan

kepada siswa guru tidak di benarkan meninggalkan ruangan untuk

melaksanakan pekerjaan lainnya.

7. Penampilan guru yang menarik, bersih, rapih dan sopan serta tidak berlebih-

lebihan akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Hakikat dari motivasi dalam proses pembelajaran adalah dorongan yang

berasal dari dalam dan luar diri peserta didik yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan pada tingkah laku pada umumnya dan semangat atau

keinginan untuk belajar lebih semngat lagi.5

5 Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, 2009 ( Ciputat, Gaung Persada (GP) Press), cet.pertama, hal. 191-194

5

Page 6: Tugas Pak Syamsir s2

B. MATEMATIKA

a. Hakekat Matematika

Berbicara mengenai hakekat matematika artinya menguraikan tentang

apa matematika itu sebenarnya, apakah matematika itu ilmu induktif, ilmu

deduktif, symbol-simbol, ilmu abstrak, dan sebagainya. Dengan demikian, tanpa

mengetahui hakekat matematika kita tidak mungkin dapat memilih strategi

untuk pengajaran matematika dengan benar. Begitu pula mengetahui hakekat

matematika itu akan membantu kita memilih metode mengajar yang lebih

sesuai. Dengan kata lain, penerapan strategi dan metode mengajar itu akan

banyak arti bila kita mengetahui hakekat matematika.

1. Apakah matematika itu?

Ini merupakan pertanyaan yang sangat sederhana tetapi sukar untuk

dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Matematika timbul karena

fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan

penalaran. Matematika terdiri dari 4 wawasan yang luas ialah: aritmatika,

aljabar, geometrid an analisis (analyses). Di mana dalam aritmetika

mencakup antara lain teori bilangan dan statistika. Selain itu matematika

adalah ratunya ilmu (Mathematics is the Queen of the Sciences), maksudnya

antara lain adalah bahwa matematika itu tidak bergantung kepada bidang

studi lain: bahsa dan agar dapat dipahami orang dengan tepat kita harus

mengunakan symbol dan istilah yang cermat yang di sepakati secara

bersama; ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang di dasarkan

pada observasi (induktif) tetapi generalisasinya yang didasarkan pada

pembuktian secara deduktif; ilmu tentang pola keteraturan; ilmu tentang

struktur yang terorganisasi mulai dari unsure yang tidak didefisinisikan, ke

unsure yang di defisinisikan, ke aksioma atau postulat adan akirnya ke dalil;

dan matematika adalah pelayan ilmu.

2. Abstarksi dan Generalisasi dalam Matematika

Dalam menghayati hakekat matematika ini kita harus mengerti apa

yang di maksud dengan abstraksi dan generalisasi dalam matematika.

6

Page 7: Tugas Pak Syamsir s2

Kemampuan membuat abstraksi dan generalisasi dalam belajar matematika

sangatlah penting.

Abstraksi adalah pemahaman melalui pengamatan tentang sifat-sifat bersama

yang dimiliki dan sifat-sifat yang tidak di miliki. Membuat generalisasi

adalah membuat perkiraan-perkiraan atau terkaan berdasarkan kepada

pengetahuan (pengalaman) yang di kembangkan melalui contoh-contoh

kasus.

3. Hirarki dalam belajar Matematika

Objek langsung dalam matematika adalah fakta, keterampilan, konsep

dan aturan (principal). Untuk mempelajari objek-objek langsung, ataupun

untuk mempelajari topic-topik dalam matematika tidak dapat sembarangan,

ada prasyaratnya. Di samping itu setelah anak-anak memahami fakta,

keterampilan, konsep dan aturan, objek-objek langsung itu harus di

hafalkannya pula. Ia harus hafal simbul, notasi, definisi, aturan, prosedur,

rumus, dalil, dan semua yang lain-lainnya agar penerapan pada situasi baru

lancer. Bila di umpakan memahami matematika itu seperti membangun

sebuah rumah. Bila fondasinya tidak kuat maka rumah akan ambruk. Agar

rumah itu kuat dan tahan lama, selin fondasinya, juga tiang-tiangnya harus

kuat dan harus di pelihara pula. 6

b. Pendekatan Pembelajaran Matematika

Agar mampu untuk memilih strategi belajar mengajar sebuat topic atau

sub topik matematika yang tepat antara lain yang harus di ketahui adalah

pendekatan belajar mengajar. Pendekatan belajar-mengajar dapat merupakan

suatu konsep atau prosedur yang di gunakan dalam membahas suatu bahan

pelajaran untuk mencapai tujuan belajar mengajar.

Pendekatan yang mengunakan prosedur (tata cara) tertentu untuk

membahas bahan pelajaran di antaranya sebagai berikut:

6 Rusffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA, 1991 ( Bandung, Tarsito), cet.ulang, hal. 261-268.

7

Page 8: Tugas Pak Syamsir s2

1. Pendekatan Spiral

Pengajaran matematika modern. menganut pendekatan spiral.

Pendekatan ini di pakai untuk mengajarkan konsep. Dengan pendekatan

spiral suatu konsep tidak di ajarkan dari awal sampai selesai dalam sebuah

selang waktu, tetapi di berikan dalam beberapa selang waktu yang terpisah-

pisah. Di selang waktu pertama konsep itu di kenalkan secara sederhana,

misalnya dengan cara intuitif melalui benda-benda kongrit atau gambar-

gambar sesuai dengan kemampuan murid. Notasi yang di gunakan untuk

menyatakan konsep itu diberikan yang sederhana pula. Setelah selang waktu

selesai, maka pelajaran di lanjutkan dengan topic-topik lain. Di selang waktu

yang terpisah-pisah itu selanjutnya konsep tadi di ajarkan lagi makin lama

makin abstrak. Notasinya pun berubah pula, hingga akirnya mengunakan

notasi yang umum di pakai dalam matematika.

2. Pendekatan induktif

Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang dilakukan dengan

suatu cara untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum

dapat di tarik dari kasus-kasus yang bersifat individual. Tetapi dapat pula

sebaliknya, dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat

individual. Proses berfikir untuk menarik kesimpulan di atas berturut-turut di

sebut penalaran induktif dan deduktif.

Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang di adakan

atas akal (rasio) yang berhubungan dengan benda-benda pikiran yang

abstrak. Karena matematika itu ilmu deduktif, maka cara pengajaranya

seharunya mengunakan pendekatan deduktif pula. Cara demikian itu

merupakan cara tradisional sebelum program pengajaran matematika

(modern) yang sekarang digunakan. Pendekatan induktif mengunakan

penalaran induktif, hingga cara empiris bisa di terapkan. Dengan cara ini

konsep-knsep matematika yang abstrak dapat di mengerti murid melalui

benda-benda kongkret.7

7 Soedjana , Strategi Belajar Mengajar Matematika, 1986 ( Jakarta, Karunika), cet.kedua, hal. 5-7..

8

Page 9: Tugas Pak Syamsir s2

c. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Strategi Belajar Mengajar Matematika

Dalam metode mengajar yang tradisional, seorang guru matematika di

anggap sebagai sumber ilmu, guru bertindak otoriter dan mendominasi kelas.

Guru langsung mengajari matematika, membuktikan semua dalil-dalilnya dan

memberikan contohnya. Sebaliknya, murid harus duduk dengan rapih,

mendengarkan dengan tenang dan berusaha meniru cara-car guru membuktikan

dalil dan cara guru mengerjakan soal.

Dalam metode mengajar matematika yang tradisional arah kegiatan proses

belajar mengajar pada dunia guru, bukan dunia murid. Dalam pemakain metode

mengajar yang baru, suasana belajar mengajar di rubah dari pengalaman guru ke

pengalaman murid, dari guru aktif ke siswa aktif. Guru menempatkan anak

kepada pusat kegiatan belajar, berusaha membantu dan mendorong anak untuk

belajar, bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana membicarakan dan

menemukan jawaban persoalan-persoalan. Anak-anak haruslah di perlakukan

sebagai pribadi individu yang potensial dan sedang berkembang. Sifat ingin tahu

dan bertanya-tanya hruslah di manfaatkan dalam proses belajar mengajar.8

Adapun Kriteria CBSA yang minimal sehubungan dengan cara mengajar

dalam mata pelajaran matematika, di antaranya sebagai berikut:

1. Siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan interaksi belajar mengajar,

misalnya dalam bentuk interaksi siswa dengan guru, guru dengan siswa, dan

siswa dengan siswa.

2. Siswa secara bebas mengemukakan pendapatnya tanpa di minta. Siswa

secara bebas menyatakan ketidaksetujuanya. Dengan demikian diskusi di

dalam kelas menjadi hidup.

3. Metode dan bahan harus sesuai dengan perkembangan intelektual siswa dan

cocok dengan struktur kongnitif anak. Cara penyajian dan bahan yang tidak

sesuai dengan kesiapan dan kematangan siswa menyebabkan proses belajar

mengajar tidak lancer, dapat di perkirakan bahwa hasil proses tersebut akan

mengalami kegagalan.

8 Soedjana , Strategi Belajar Mengajar Matematika, 1986 ( Jakarta, Karunika), cet.kedua, hal. 70

9

Page 10: Tugas Pak Syamsir s2

4. Guru bukanlah seorang otoriter, sehingga memungkinkan proses belajar

mengajar berjalan dua arah.

Nampak bahwa beberapa criteria CBSA dalam metode mengajar di attas akan

berlangsung secara optimal dan dapat di laksanakan apabila kelas di bagi dalam

beberapa kelompok. Namun anggota dalam kelompok itu sebaiknya mempunyai

kebersamaan dan kemampuan, sehingga hasil dari kelompok itu dapat di

harapkan produktif.9

C. STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

Kompetensi adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan

peserta didik setelah mengalami suatu proses pembelajaran. Stndar kompetensi

lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.10 Standar Kompetensi adalah suatu ukuran

kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses dalam

satuan pendidikan tertentu. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Standar Kompetensi

Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman

penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Dalam Pasal 1 ayat 2: Standar

Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan

dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,

dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Manfaat utama SKL ini adalah:

1) Sebagai batas kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan;

2) Sebagai rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lainnya;

3) Sebagai arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan holistik pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

9 Soedjana , Strategi Belajar Mengajar Matematika, 1986 ( Jakarta, Karunika), cet.kedua, hal. 77.

10 http://hukor.kemdikbud.go.id/asbodoku/media/peruu/permen_tahun2013_nomor54.zip diakses tgl 16 nopember 2013 jam 07.00

10

Page 11: Tugas Pak Syamsir s2

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan

untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan

untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan kejuruannya.

3. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk

mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia,

memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan,

mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi

kemanusiaan.11

Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi

Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang

digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi

secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari

monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan

Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Adapun Kompetensi Lulusan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat  dilihat

dalam tabel berikut ini

11 http://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/standar-isi-si-dan-standar-kompetensi-lulusan-skl/, di akses tanggal 16 nopember 2013 jam 07.00.

11

Page 12: Tugas Pak Syamsir s2

Dimensi Lulusan Kualifikasi Kemampuan

Sikap SD/MI/SDLB/Paket A Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

orang beriman, berakhlak

mulia, berilmu, percaya

diri, dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam di lingkungan

rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

SMP/MTs/SMPLB/Paket B Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

orang beriman, berakhlak

mulia, berilmu, percaya

diri, dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya.

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/

PaketC

Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

orang beriman, berakhlak

mulia, berilmu, percaya

diri, dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

12

Page 13: Tugas Pak Syamsir s2

alam serta dalam

menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

Pengetahuan SD/MI/SDLB/Paket A Memiliki pengetahuan

faktual dan konseptual

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, dan budaya dalam

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian di

lingkungan rumah,

sekolah, dan tempat

bermain.

SMP/MTs/SMPLB/Paket B Memiliki pengetahuan

faktual, konseptual, dan

prosedural dalam ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, dan budaya dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian

yang tampak mata.

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket

C

Memiliki pengetahuan

faktual, konseptual,

prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu

13

Page 14: Tugas Pak Syamsir s2

pengetahuan, teknologi,

seni, dan budaya dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait

penyebab serta dampak

fenomena dan kejadian.

Keterampilan SD/MI/SDLB/Paket A Memiliki kemampuan

pikir dan tindak yang

produktif dan kreatif

dalam ranah abstrak dan

konkret sesuai dengan

yang ditugaskan

kepadanya.

SMP/MTs/SMPLB/Paket B Memiliki kemampuan

pikir dan tindak yang

efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret

sesuai dengan yang

dipelajari disekolah dan

sumber lain sejenis.

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/

PaketC

Memiliki kemampuan

pikir dan tindak yang

efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret

sebagai pengembangan

dari yang dipelajari di

sekolah secara mandiri. 12

12 http://hukor.kemdikbud.go.id/asbodoku/media/peruu/permen_tahun2013_nomor54.zip diakses tgl 16 nopember 2013 jam 07.00

14

Page 15: Tugas Pak Syamsir s2

15