Tugas Mipki Kel Xxxii

16
Kelompok XXXII METODE ILMIAH SOAL D Disusun oleh : Martha Chirsty 150110080209 Nadya Avishina Hadi 150110080213 Imam Mukti Faizun 150110080218 Ruben Hutabarat 150110080163

Transcript of Tugas Mipki Kel Xxxii

Page 1: Tugas Mipki Kel Xxxii

Kelompok XXXII

METODE ILMIAH

SOAL D

Disusun oleh :

Martha Chirsty 150110080209

Nadya Avishina Hadi 150110080213

Imam Mukti Faizun 150110080218

Ruben Hutabarat 150110080163

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2011

Page 2: Tugas Mipki Kel Xxxii

Kumpulan Soal D

1 Secara aksiologis ilmu berbeda dengan seni. Jelaskan!

2 Apa yang dimaksud dengan berpikir berbasis empiri dan berpikir berbasis ratio!

3 Banyak sekali bukti yang menunjukan betapa akuratnya ilmu dan turunannya teknologi.

Namun pada suatu saat, pada ruang dan/ atau waktu yang berbeda akurasinya bisa saja

menjadi berkurang, atau bahkan tidak dapat diandalkan sama sekali! Coba jelaskan

dengan contoh teori cahaya!.

4 Mengapa bagan Azas Hipothetiko Deductive Verifikatif dibagi dua; Orde

Konseptuliasai dan Orde Observasi.

5 Dikatakan teknologi dapat muncul tanpa ilmu. Bagaimana mungkin? Jelaskan jawaban

kalian!

6 Beri contoh teknologi yang dapat memacu perkembangan ilmu lebih lanjut!

7 Manusia punya hati nurani, punya akal budi. Tapi mengapa ilmu selain dampak

positifnya juga mengandung dampak negatif?

8 Menurut Kuhn, kapan komunitas ilmiah menjadi gelisah?

9 Jelaskan, mengapa “bila norma metronian dijalankan secara ketat, semestinya ilmu

bebas nilai (value free) atau paling tidak bersifat netral”. Norma metronian yang mana

yang menjamin kenetralan dari Ilmu?

Page 3: Tugas Mipki Kel Xxxii

JAWABAN

1. Secara aksiologis ilmu berbeda dengan seni. Jelaskan!

Aksiologi Ilmu

Ilmu pada dasarnya harus digunakan untuk kebaikan manusia. Ilmu harus

dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan

memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan kelestarian/keseimbangan alam.

Untuk kepentingan manusia, pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun, digunakan

secara komunal dan universal. Komunal dimaksudkan bahwa ilmu merupakan

pengetahuan milik bersama dan setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut

kebutuhannya. Universal dimaksudkan bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi parokial,

seperti ras, ideologi, atau agama (Suriasumantri, 1981: 89-91).

Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa ilmu bersifat netral. Ilmu tidak mengenal

sifat baik atau buruk. Si pemiliknya sendirilah yang harus mempunyai sikap. Netralitas

ilmu hanya terletak pada dasar epistemologinya saja tanpa berpihak kepada siapa pun

selain kepada kebenaran yang nyata. Secara ontologis dan aksiologis ilmuwan harus

mampu menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Ia harus menetapkan sikap dengan

Iandasan moral.

Aksiologi Seni

Ditinjau dari segi mediumnya, suatu karya seni memiliki nilai bentuk, nilai

indrawi, nilai pengetahuan, dan nilai kehidupan. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, seni

dapat berhubungan dengan masyarakat, menunjukkan tinggi nilai seni itu kepada

pengamat, membuat orang sadar akan realita subjektif, serta pemahaman terhadap

segenap tahap kehidupan dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya.

Dalam kehidupan sehari-hari seni terapan banyak dinikmati masyarakat. Desain

terapan teknik, misalnya, menghasilkan mobil, kapal terbang, teve, dan sebagainya.

Demikian pula perkembangan mode, tata busana, kebutuhan rumah tangga seperti

meubel, hiasan dinding, dan sebagainya sudah merupakan kebutuhan rohani sehari-hari

dan masyarakat. Walaupun tidak jarang orang akhirnya lebih menumpahkan perhatiannya

kepada keindahan bentuk atau rupa daripada segi etika atau pun logika.

Page 4: Tugas Mipki Kel Xxxii

Dalam upaya mencapai segi keindahan kadang-kadang orang mengorbankan

aspek moral. Nilai seni yang tidak terikat moral cenderung mudah tergelincir pada

hedonisme. Dalam hal ini, lebih mementingkan nilai pancaindera dan orang mengabaikan

nilai rohani. Penggunaan seni harus selalu dikaitkan dengan kaidah moral.

Unsur-unsur moral harus terdapat dalam setiap karya seni. Seniman sebagai

pencipta karya seni harus memahami pentingnya kegunaan moral diterapkan dalam setiap

ciptaan. Dengan seni masyarakat dapat dididik, diarahkan, dan dipengaruhi. Kunci utama

itu tampaknya terletak pada kesadaran seniman bahwa moral dan seni haruslah babu-

membahu dalam upaya membentuk watak dan moral generasi penerus.

Objek seni yang ditelaah berdasarkan pemilihan moral itu janganlah menjadi

eksperimen yang mengakibatkan nilai-nilai kemanusiaan dikesampingkan dan

direndahkan demi nilai keindahan itu sendiri. Dalam bereksperimen untuk mendapatkan

realita baru yang kreatif seharusnya nilai-nilai kemanusiaan itu dijunjung tinggi, dengan

tidak mengurangi mutu seni yang akan diwujudkannya. Keindahan adalah nilai positif,

demikian pula kebaikan dan kebenaran.

Dalam mencipta karya seni seniman harus jujur karena karya itu harus memiliki

nilai-nilai. Karya tersebut adalah baru, segar, dinamis, mengandung semangat dan nilai-

nilai moral, estetis, dan membabarkan nilai-nilai perasaan penciptanya.

2 Apa yang dimaksud dengan berpikir berbasis empiri dan berpikir berbasis ratio!

Berfikir empiris adalah berfikir berdasarkan pengalaman, pengamatan atau

percobaan yang nyata yaitu, bergantung pada bukti atau konsekuensi yang diamati

oleh indera sehingga didapatkan diverifikasi atau bukti yang dapat dianalisis secara

kuantitatif atau kualitatif amupun gabungan kuantitatif dengan kualitatif. Befikir secara

empiris ini lebih banyak dilakukan dalam ilmu-ilmu social dan pendidikan.

Dalam beberpa bidang, penelitian kuantitatif dimulai dengan sebuah pertanyaan.

Dari sebuah pertanyaan maka akan berkembag menjadi sebuah pengamatan dan akan

mendapatkan hasil yang akan diangkat menjadi sebuah hipotesis.

Page 5: Tugas Mipki Kel Xxxii

Berfikir rasio yaitu berfikir secara rasional semua pengamatan berdasarkan

pikiran penghitungan satu dengan lainnya. Berfikir rasional dihubungka dengan

Penalaran seseorang yaitu suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan

faktas-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan.

3 Banyak sekali bukti yang menunjukan betapa akuratnya ilmu dan turunannya

teknologi. Namun pada suatu saat, pada ruang dan/ atau waktu yang berbeda

akurasinya bisa saja menjadi berkurang, atau bahkan tidak dapat diandalkan

sama sekali! Coba jelaskan dengan contoh teori cahaya!

Menurut kami, hal tersebut sesuai seperti yang dikatakan Nietschze, seorang filsuf

eksentrik Jerman, “kebenaran (bacal: ilmiah) adalah kekeliruan yang tertangguhkan”.

Sebuah ilmu dan turunannya teknologi yang walaupun akurat pada masanya dapat

berubah keakuratannya bahkan menjadi tidak dapat diandalkan jika telah terbukti adanya

ilmu dan teknologi yang lebih diterima pada masa yang lainnya sesuai dengan

kebutuhannya.

Contohnya adalah perkembangan teori ttg cahaya. Teori partikel Isaac

Newton yang menyatakan dalam Hypothesis of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari

partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari sumbernya. Kemudian,

Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke semua

arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Pada

1845 Faraday menemukan bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar

tersebut masuk melewati material pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet.Ini

adalah bukti pertama kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Teori

tersebut dikukuhkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19 bahwa cahaya

adalah gelombang elektromagnetik sehingga tidak memerlukan medium untuk merambat.

Ahirnya pada awal abad ke-20 Albert Einstein menyempurnakan tiga teori yang

sebelumnya, dan menyatakan bahwa cahaya adalah partikel dan gelombang. Ini adalah

teori modern yang menjelaskan sifat-sifat cahaya, dan bahkan sifat-sifat partikel secara

umum.

Page 6: Tugas Mipki Kel Xxxii

Berdasarkan contoh tersebut, dapat dilihat bahwa teori-teori tersebut dapat

dikatakan akurat pada masanya akan tetapi menjadi tidak akurat pada masa lainnya (masa

depan) karena telah muncul teori lain yang dianggap lebih sempurna dan akurat.

4 Mengapa bagan Azas Hipothetiko Deductive Verifikatif dibagi dua; Orde

Konseptuliasai dan Orde Observasi.

Bagan Azas Hipothetiko Deductive Verifikatif

August Comte (1798-1857) membagi 3 tingkat perkembangan ilmu pengetahuan

kedalam tahap religius, metafisik, dan positif. Hal ini dimaksudkan dalam tahap pertama

maka asas religilah yang dijadikan postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan

deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto).

Dalam tahap kedua, orang mulai berspekulasi, berasumsi, atau membuat

hipotesis-hipotesis tentang metafisika (keberadaan) ujud yang menjadi objek penelaahaan

yang terbatas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan berdasarkan

postulat metafisika tersebut (hipotetico).

Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah dimana asas-asas yang

dipergunakan diuji secara positif dalam proses verivikasi yang objektif (verivikatif).

A.N. Whitehed menyatakan bahwa Sains dibentuk karena pertemuan dua orde

pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/ fakta (orde

observasi) dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta (orde

konsepsional).

5 Dikatakan teknologi dapat muncul tanpa ilmu. Bagaimana mungkin? Jelaskan

jawaban kalian!

Sebenarnya kami kurang setuju pernyataan “teknologi dapat muncul tanpa ilmu”.

Pada materi disebutkan “Dalam upayanya untuk eksis, manusia mencoba membuat

sesuatu agar dapat bertahan hidup lebih mudah dan lebih nyaman. Secara trial and error

akhirnya mereka memperoleh sesuatu cara yang dapat lebih mempermudah bekerjasama

dan atau memanipulasi alam sekitarnya untuk keuntungan mereka. Itulah yang disebut

teknologi. Dalam perkembangan berikutnya, didorong oleh rasa ingin tahu yang besar

Page 7: Tugas Mipki Kel Xxxii

(curiocity), manusia mulai mencoba memahami bagaimana evidensi alamiah (fenomena)

yang terjadi disekitarnya berproses/ bekerja. Mereka berangsur-ansgsur makin banyak

tahu bagaimana alam itu bekerja. Inilah pada dasarnya yang disebut ilmu. Dengan ilmu

itu manusia mulai belajar secara lebih terprogram bagaimana memanfaatkan alam untuk

kepentingan dirinya. Inilah yang disebut teknologi berbasis ilmu”.

Meskipun bapak menyatakan, ”Nenek moyang kita makanya bisa bertahan hidup

dan menghasilkan kalian sebagai keturunannya itu karena mereka menggunakan suatu

cara suatu metode untuk memanipulasi alam lingkungannya untuk kepentingan mereka.

Itu teknologi, waktu itu ilmu belum muncul! Memang teknologi berbasis ilmu (yang

muncul kemudian) jauh lebih dominan dan signifikan, katimbang teknologi berbasis trial

and error!”, menurut kelompok kami, pada proses trial and error saat manusia berusaha

memperoleh sesuatu cara yang dapat lebih mempermudah bekerjasama dan atau

memanipulasi alam sekitarnya untuk keuntungan mereka, sebelum mendapatkan

teknologinya manusia mendapatkan pemahaman akan kegunaan maupun keefektifan

suatu metode ataupun alat yang dapat mempermudah mereka. Bukankah pemahaman

tersebut dapat dikatakan ilmu? Karena wujud ilmu adalah “keterangan” tentang fenomena

alam dan sosial sebagai hasil manusia mempelajari alam (“external world”), yang dapat

ditangkap oleh indera dan diolah oleh logika/ penalaran/ patokan benar-salah). Yang baru

nantinya berkembang menjadi teknologi.

Selain itu pada perkembangannya, ilmu menghasilkan teknologi. Teknologi yang

telah berkembang ikut memacu perkembangan ilmu. Hal tersebut berulang sehingga

dapat dikatakan teknologi juga bisa menghasilkan ilmu. Apakah hal tersebut yang disebut

ilmu berbasis teknologi?

Berdasarakan hal-hal tersebut kelompok kami kurang setuju dengan pernyataan

teknologi dapat muncul tanpa ilmu karena ilmu dan teknologi saling berkaitan dan dapat

memberi perkembangan satu sama lain.

6 Beri contoh teknologi yang dapat memacu perkembangan ilmu lebih lanjut!

Contoh teknologi yang memacu perkembangan ilmu adalah lensa. Melalui lensa,

manusia dapat mengamati hal-hal yang sebelumnya tidak dapat diamati, seakan

membuka dunia baru yang belum tereksploitasi sebelumnya yang kaya akan ilmu dan

Page 8: Tugas Mipki Kel Xxxii

pengetahuan. Melalui lensa (mikroskop, teleskop, dll) yang merupakan teknologi, ilmu

dapat berkembang lebih lanjut sehingga dapat melahirkan teknologi-teknologi lainnya

yang bukan tidak mungkin dapat melahirkan ilmu-ilmu lagi, begitupun seterusnya.

Akan tetapi perlu diingat bahwa perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi

yang tidak disikapi secara bijaksana justru dapat membawa malapetaka bukan kemajuan

umat manusia.

7 Manusia punya hati nurani, punya akal budi. Tapi mengapa ilmu selain dampak

positifnya juga mengandung dampak negatif?

Ilmu tidak hanya mengandung dampak positif tapi mengandung dampak negatif

juga dimana Pada dasarnya setiap manusia diberi akal budi. Dalam ilmu jiwa, akal budi

ini merupakan unsur dari “Fungsi Luhur” yang diatur dalam satu bagian dalam otak

manusia. Fungsi luhur inilah yang dalam ilmu jiwa membedakan manusia dengan

hewan. Dalam akal budi ini dasar pondasi bangunan suara hati atau nurani terbentuk.

Hati nurani itu berkembang seiring dengan perkembangan diri dan pendidikan serta

pengalaman hidup seseorang. Namun akal budi ini tidak cukup kuat untuk

mengendalikan dorongan dari hawa nafsu dalam sistem alami manusia. Hati nurani

nurani saja tidak akan mampu menangkal kombinasi antara nafsu dan godaan dari luar.

Akal yang dimiliki manusia justru malah dapat membuat manusia merajalela karena

akal tersebut digunakan untuk memuaskan dan mengembangluaskan hawa nafsunya

belaka. Banyak contoh alat atau sarana dan prasarana pemuas nafsu yang diciptakan

oleh manusia secara kreatif yang sering disebut dengan ilmu pengetahuan. Jadi ilmu

tidak hanya berdampak positif saja seperti ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin berkembang yang membuat kita memasuki dunia modernisasi. Hidup modern

ditandai dengan era teknologi, era informasi, era digital yang semuanya berubah dengan

pesat dan membawa pengaruh yang sangat besar dan luas. Manusia memang harus

memanfaatkan teknologi, tetapi seringkali akhirnya manusia terjebak dan memiliki

ketergantungan yang amat tinggi bahkan menjadi jajahan teknologi tersebut. Fenomena

menunjukkan bahwa dalam dunia politik, ekonomi, dan sosial budaya, bahkan dalam

kehidupan beragama modernisasi bisa memberi efek samping yang mengkhawatirkan.

Modernisasi memang perlu, tetapi ketika modernisasi menjajah hidup dan kehidupan,

Page 9: Tugas Mipki Kel Xxxii

mengakibatkan hidup penuh dengan kegelisahan, kecemasan menghadapi tantangan,

takut menghadapi masa depan, ini adalah indikasi bahwa di samping dampak positif,

modernisasi juga membawa efek samping yang bisa meruwetkan kehidupan.

8 Menurut Kuhn, kapan komunitas ilmiah menjadi gelisah?

Kuhn melihat sejarah ilmu pengetahuan ditentukan oleh penemuan fakta-fakta baru

dan teori baru yang menjelaskan fakta-fakta baru tersebut. Bahkan ia melihat sebagai

tugas utama filsafat ilmu pengetahuan untuk menjelaskan proses dinamis tersebut,

bagaimana perubahan paradigma terjadi, serta bagimana teori dan fakta-fakta baru

memainkan perannya dalam dinamika perubahan paradigma.

Tetapi gagasan tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan sekitar dinamika ilmu

pengetahuan: bagaimana kita bisa menjelaskan munculnya fakta-fakta dan teori-teori

baru dalam ilmu pengetahuan? Bagaimana hubungan antara penemuan fakta dan teori

baru dan paradigma? Bagi Kuhn pertanyaan-pertanyaan ini bukanlah pertanyaan logika.

Mengenai perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan, Kuhn membedakan

dengan tegas antara penemuan fakta-fakta baru dan penemuan teori-teori baru. Penemuan

fakta baru selalu diikuti dengan kesadaran akan adanya anomali. Yang dimaksud dengan

anomali di sini adalah situasi di mana ilmu pengetahuan normal sudah tidak dapat

menjelaskan lagi fakta-fakta dan persoalan-persoalan baru. Situasi ini menuntut

penelitian yang terus menerus menyangkut bidang-bidang anomali. Namun, semakin

penelitian tersebut dilakukan, semakin jelas juga bahwa anomali tidak dapat dihindari.

Anomali menunjukkan bahwa teori-teori yang ada sudah tidak mampu lagi menjelaskan

fakta-fakta baru, dengan kata lain bahwa fakta-fakta tersebut tidak sesuai lagi dengan

kerangka paradigma yang ada.

Page 10: Tugas Mipki Kel Xxxii

9 Jelaskan, mengapa “bila norma metronian dijalankan secara ketat, semestinya

ilmu bebas nilai (value free) atau paling tidak bersifat netral”. Norma metronian

yang mana yang menjamin kenetralan dari Ilmu?

Menurut kelompok kami, norma metronian yang menjamin kenetralan ilmu adalah

Disinterestedness.” Disinterestedness mengacu pada idea bahwa kerja keilmuan melibatkan

minat yang mendalam namun tidak memihak dalam memecahkan masalah-masalah dunia, (dan

ini) menjadi dasar pengukuhan bahwa ilmu secara etis bebas nilai. “.

Walaupun begitu, norma tersebut masih dapat dipatahkan dengan adanya teori

Epistemologis HS yang intinya menyatakan bahwa kepastian kebenaran ilmu hanya yg berasal

dari Yang Maha Benar. Sedangkan ilmu yang berdasarkan pemikiran sendiri (proposisi awal)

walaupun diakui banyak orang, tetapi masih belum terjamin kebenarannya karena tidak ada yang

menjamin. Sehingga kemungkinan ilmu tersebut salah akan selalu ada.

Karena itulah norma metronian tidak akan pernah terjalankan 100%.